Login
Latest topics
» Ada apa di balik serangan terhadap Muslim Burma?by Dejjakh Sun Mar 29, 2015 9:56 am
» Diduga sekelompok muslim bersenjata menyerang umat kristen
by jaya Wed Nov 27, 2013 12:30 am
» Sekitar 6.000 orang perempuan di Suriah diperkosa
by jaya Wed Nov 27, 2013 12:19 am
» Muhammad mengaku kalau dirinya nabi palsu
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:53 pm
» Hina Islam dan Presiden, Satiris Mesir Ditangkap
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:50 pm
» Ratusan warga Eropa jihad di Suriah
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:48 pm
» Krisis Suriah, 6.000 tewas di bulan Maret
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:46 pm
» Kumpulan Hadis Aneh!!
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:43 pm
» Jihad seksual ala islam!
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:40 pm
Most active topics
Social bookmarking
Bookmark and share the address of Akal Budi Islam on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of on your social bookmarking website
Pencarian
Most Viewed Topics
Statistics
Total 40 user terdaftarUser terdaftar terakhir adalah tutunkasep
Total 1142 kiriman artikel dari user in 639 subjects
Top posting users this month
No user |
User Yang Sedang Online
Total 82 uses online :: 0 Terdaftar, 0 Tersembunyi dan 82 Tamu Tidak ada
User online terbanyak adalah 101 pada Fri Nov 15, 2024 3:57 am
Kisruh buku tafsir Al-Quran
:: Debat Islam :: Alquran
Halaman 1 dari 1
Kisruh buku tafsir Al-Quran
Terbaru 2 Mei 2011 - 21:18 WIB
Terjemahan Al-Quran kementerian agama disusun pertama kali dan beredar tahun 1965. Kementrian agama Indonesia membantah tuduhan yang menyebut terjemahan Al-Quran buatan mereka memicu aksi terorisme. Majelis Mujahidin, organisasi yang pernah dipimpin tersangka kasus terorisme Abubakar Ba'asyir, sebelumnya menganggap ada beberapa ayat yang diterjemahkan secara salah, antara lain beberapa ayat tentang jihad sehingga berkontribusi besar menyemai bibit terorisme.
Majelis Mujahidin mengatakan terjemahan Al-Quran tersebut di cetak dibawah pengawasan departemen agama.
Dalam jumpa pers hari Senin (2/5), kementrian agama menyatakan tidak ada yang salah dalam terjemahan Al Quran itu. Kepala Bidang Pengkajian Al-Quran Kementrian Agama Doktor Mukhlis Hanafi juga menyatakan, tuduhan bahwa terjemahan ini memicu aksi terorisme, tidak terbukti karena dua alasan.
"Yang pertama, mengingkari keterbatasan yang ada pada terjemahan. Yang kedua, asumsi itu juga keliru karena bertentangan dengan sejumlah fakta," kata Mukhlis.
Pemahaman sempit
Lebih lanjut dia menjelaskan fakta yang dimaksud. "Tapi yang salah adalah orang yang tidak mampu memahami Al-Quran, kemudian dia dengan cara yang tidak tepat memahami Al-Quran sepotong-potongmaka kemudian jadilah dia seorang teroris"
Ali Mustofa Yaqub
"Mayoritas bangsa Indonesia ini saya kira banyak mengandalkan terjemahan dalam memahami Al-Quran, kalau begitu kalau betul asumsi itu, jumlah teroris di Indonesia ini pasti lebih banyak dari yang ada sekarang. Faktanya, kelompok teroris itu jumlah hanya sedikit sekali, bisa dihitung jari," tambahnya.
Dalam berbagai kesempatan, sejumlah pimpinan Majelis Mujahidin menyebut terjemahan produk pemerintah itu terlalu harfiah, tidak jelas sehingga mengundang salah tafsir.
Tuduhan ini dimuat media massa, dan belakangan muncul lagi setelah organisasi itu mengkaitkannya dengan merebaknya kasus bom yang melibatkan anak-anak muda.
Di sinilah mereka menyebut kesalahan terjemahan itu berkontribusi besar menyemai bibit terorisme, utamanya terkait terjemahan ayat-ayat soal jihad.
Ahli tafsir Al-Quran yang juga Imam Masjid Istiqlal Jakarta Kiai Haji Ali Mustofa Yaqub mengatakan pemahaman yang sempit terhadap teks-teks keagamaan merupakan penyebab tindak kekerasan, dan bukan soal bagaimana penerjemahan kitab suci.
"Tapi yang salah adalah orang yang tidak mampu memahami Al-Quran, kemudian dia dengan cara yang tidak tepat memahami Al-Quran sepotong-potong maka kemudian jadilah dia seorang teroris," jelas Ali Mustofa Yaqub.
Terjemahan Al-Quran kementrian agama, yang melibatkan para ahli , disusun pertama kali dan beredar tahun 1965, dan beberapa kali disempurnakan.
Mayoritas umat Islam Indonesia disebutkan lebih banyak memahami Al-Quran melalui terjemahan, dan terjemahan yang paling banyak digunakan adalah yang dipublikasikan departemen agama.
Terjemahan Al-Quran kementerian agama disusun pertama kali dan beredar tahun 1965. Kementrian agama Indonesia membantah tuduhan yang menyebut terjemahan Al-Quran buatan mereka memicu aksi terorisme. Majelis Mujahidin, organisasi yang pernah dipimpin tersangka kasus terorisme Abubakar Ba'asyir, sebelumnya menganggap ada beberapa ayat yang diterjemahkan secara salah, antara lain beberapa ayat tentang jihad sehingga berkontribusi besar menyemai bibit terorisme.
Majelis Mujahidin mengatakan terjemahan Al-Quran tersebut di cetak dibawah pengawasan departemen agama.
Dalam jumpa pers hari Senin (2/5), kementrian agama menyatakan tidak ada yang salah dalam terjemahan Al Quran itu. Kepala Bidang Pengkajian Al-Quran Kementrian Agama Doktor Mukhlis Hanafi juga menyatakan, tuduhan bahwa terjemahan ini memicu aksi terorisme, tidak terbukti karena dua alasan.
"Yang pertama, mengingkari keterbatasan yang ada pada terjemahan. Yang kedua, asumsi itu juga keliru karena bertentangan dengan sejumlah fakta," kata Mukhlis.
Pemahaman sempit
Lebih lanjut dia menjelaskan fakta yang dimaksud. "Tapi yang salah adalah orang yang tidak mampu memahami Al-Quran, kemudian dia dengan cara yang tidak tepat memahami Al-Quran sepotong-potongmaka kemudian jadilah dia seorang teroris"
Ali Mustofa Yaqub
"Mayoritas bangsa Indonesia ini saya kira banyak mengandalkan terjemahan dalam memahami Al-Quran, kalau begitu kalau betul asumsi itu, jumlah teroris di Indonesia ini pasti lebih banyak dari yang ada sekarang. Faktanya, kelompok teroris itu jumlah hanya sedikit sekali, bisa dihitung jari," tambahnya.
Dalam berbagai kesempatan, sejumlah pimpinan Majelis Mujahidin menyebut terjemahan produk pemerintah itu terlalu harfiah, tidak jelas sehingga mengundang salah tafsir.
Tuduhan ini dimuat media massa, dan belakangan muncul lagi setelah organisasi itu mengkaitkannya dengan merebaknya kasus bom yang melibatkan anak-anak muda.
Di sinilah mereka menyebut kesalahan terjemahan itu berkontribusi besar menyemai bibit terorisme, utamanya terkait terjemahan ayat-ayat soal jihad.
Ahli tafsir Al-Quran yang juga Imam Masjid Istiqlal Jakarta Kiai Haji Ali Mustofa Yaqub mengatakan pemahaman yang sempit terhadap teks-teks keagamaan merupakan penyebab tindak kekerasan, dan bukan soal bagaimana penerjemahan kitab suci.
"Tapi yang salah adalah orang yang tidak mampu memahami Al-Quran, kemudian dia dengan cara yang tidak tepat memahami Al-Quran sepotong-potong maka kemudian jadilah dia seorang teroris," jelas Ali Mustofa Yaqub.
Terjemahan Al-Quran kementrian agama, yang melibatkan para ahli , disusun pertama kali dan beredar tahun 1965, dan beberapa kali disempurnakan.
Mayoritas umat Islam Indonesia disebutkan lebih banyak memahami Al-Quran melalui terjemahan, dan terjemahan yang paling banyak digunakan adalah yang dipublikasikan departemen agama.
H. Affan- Tamu
Similar topics
» Tantangan Muhammad Dalam Surat Semisal Quran Malah Membuktikan Kepalsuan Al Quran
» Tantangan Muhammad Dalam Surat Semisal Quran Malah Membuktikan Kepalsuan Al Quran
» Buku: Hidup Dari Ujung Tombakku
» Antikristus: Mesias yang dinantikan Islam
» Dualisme Dalam Quran
» Tantangan Muhammad Dalam Surat Semisal Quran Malah Membuktikan Kepalsuan Al Quran
» Buku: Hidup Dari Ujung Tombakku
» Antikristus: Mesias yang dinantikan Islam
» Dualisme Dalam Quran
:: Debat Islam :: Alquran
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik