Login
Latest topics
» Ada apa di balik serangan terhadap Muslim Burma?by Dejjakh Sun Mar 29, 2015 9:56 am
» Diduga sekelompok muslim bersenjata menyerang umat kristen
by jaya Wed Nov 27, 2013 12:30 am
» Sekitar 6.000 orang perempuan di Suriah diperkosa
by jaya Wed Nov 27, 2013 12:19 am
» Muhammad mengaku kalau dirinya nabi palsu
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:53 pm
» Hina Islam dan Presiden, Satiris Mesir Ditangkap
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:50 pm
» Ratusan warga Eropa jihad di Suriah
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:48 pm
» Krisis Suriah, 6.000 tewas di bulan Maret
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:46 pm
» Kumpulan Hadis Aneh!!
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:43 pm
» Jihad seksual ala islam!
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:40 pm
Most active topics
Social bookmarking
Bookmark and share the address of Akal Budi Islam on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of on your social bookmarking website
Pencarian
Most Viewed Topics
Statistics
Total 40 user terdaftarUser terdaftar terakhir adalah tutunkasep
Total 1142 kiriman artikel dari user in 639 subjects
Top posting users this month
No user |
User Yang Sedang Online
Total 14 uses online :: 0 Terdaftar, 0 Tersembunyi dan 14 Tamu Tidak ada
User online terbanyak adalah 97 pada Tue Oct 22, 2024 12:34 pm
Yesus Sehakikat Dengan Allah
:: Debat non-Islam :: Unitarian
Halaman 1 dari 1
Yesus Sehakikat Dengan Allah
PENGANTAR
“Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu (2Tim 2:7) Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keingina duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.” (Titus 2:12-14),
Karangan pendek ini lebih dimaksudkan untuk menjelaskan doktrin ke-Allah-an Yesus. Ada dua hal yang mendorong kami untuk menjelaskan doktrin ke-Allah-an Yesus. Pertama, umat umumnya percaya dan menginami bahwa Yesus adalah Manusia serentak Allah; menjelaskan Yesus adalah Manusia tidak terlalu sulit, tetapi bagaimana menjelaskan Yesus adalah Allah, tidak mudah, selalu mengalami kesulitan. Lebih sulit lagi ketika mereka berhadapan dengan orang-orang yang tidak seiman serentak menuduh mereka kafir karena menjadikan Yesus Allah, atau Tuhan. Kedua, banyaknya buku-buku anti iman Kristen yang beredar di masyarakat dalam kurung waktu lima hingga sepuluh tahun terakhir ini.
Dalam tulisan ini, kami lebih menyoroti buku yang berjudul Menjawab Doktrin Tritunggal: Perihal Ke-allah-an Yesus karangan Frans Donal, terbitan Borobudur Indonesia Publishing tahun 2007, cetakan kedua.
Pada dasarnya kata “Allah Putera” merupakan konsep yang paling maksimal untuk menjelaskan “apa Yesus”, “orang apakah Dia” itu (Matius 8:27). Alkitab sendiri tidak selalu terang menjelaskannya. Pada suatu kesempatan, Yesus bertanya kepada para muridNya: “Apa katamu, siapakah Aku ini?” (Mat 16:15). Petrus menjawab: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup” (Mat 16:16). Jawaban Petrus dikomentari oleh Yesus. “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di sorga” (Mat 16:17)
Kaum unitarian dan para pengikut lainnya memberi jawaban lain lagi. “Engkau adalah suatu allah, allah kecil, bukan Allah sejati. Engkau adalah manusia biasa.” Mereka lalu menyanggah teks Alkitab yang menekankan ke-Allah-an Yesus dengan memakai teks yang memperlihatkan kemanusiaan Yesus. Demikianlah kaum unitarian menolak kodrat unik dari Yesus: serentak Allah dan Manusia.
Teks-teks yang dipakai oleh kaum unitarian untuk menyangkal ke-Allah-an Yesus itulah yang akan diterangkan dalam buku kecil ini. Kami juga mengetengahkan teks-teks yang membuktikan bahwa Yesus adalah Allah karena SEHAKIKAT dengan Bapa. Tujuan utamanya untuk meneguhkan iman umat Kristiani bahwa Yesus benar-benar Allah karena SEHAKIKAT dengan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus.
Dumai, 1 Mei 2008
Pesta Kenaikan Allah Putera
Eriks Ng. Oba
“Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu (2Tim 2:7) Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keingina duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.” (Titus 2:12-14),
Karangan pendek ini lebih dimaksudkan untuk menjelaskan doktrin ke-Allah-an Yesus. Ada dua hal yang mendorong kami untuk menjelaskan doktrin ke-Allah-an Yesus. Pertama, umat umumnya percaya dan menginami bahwa Yesus adalah Manusia serentak Allah; menjelaskan Yesus adalah Manusia tidak terlalu sulit, tetapi bagaimana menjelaskan Yesus adalah Allah, tidak mudah, selalu mengalami kesulitan. Lebih sulit lagi ketika mereka berhadapan dengan orang-orang yang tidak seiman serentak menuduh mereka kafir karena menjadikan Yesus Allah, atau Tuhan. Kedua, banyaknya buku-buku anti iman Kristen yang beredar di masyarakat dalam kurung waktu lima hingga sepuluh tahun terakhir ini.
Dalam tulisan ini, kami lebih menyoroti buku yang berjudul Menjawab Doktrin Tritunggal: Perihal Ke-allah-an Yesus karangan Frans Donal, terbitan Borobudur Indonesia Publishing tahun 2007, cetakan kedua.
Pada dasarnya kata “Allah Putera” merupakan konsep yang paling maksimal untuk menjelaskan “apa Yesus”, “orang apakah Dia” itu (Matius 8:27). Alkitab sendiri tidak selalu terang menjelaskannya. Pada suatu kesempatan, Yesus bertanya kepada para muridNya: “Apa katamu, siapakah Aku ini?” (Mat 16:15). Petrus menjawab: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup” (Mat 16:16). Jawaban Petrus dikomentari oleh Yesus. “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di sorga” (Mat 16:17)
Kaum unitarian dan para pengikut lainnya memberi jawaban lain lagi. “Engkau adalah suatu allah, allah kecil, bukan Allah sejati. Engkau adalah manusia biasa.” Mereka lalu menyanggah teks Alkitab yang menekankan ke-Allah-an Yesus dengan memakai teks yang memperlihatkan kemanusiaan Yesus. Demikianlah kaum unitarian menolak kodrat unik dari Yesus: serentak Allah dan Manusia.
Teks-teks yang dipakai oleh kaum unitarian untuk menyangkal ke-Allah-an Yesus itulah yang akan diterangkan dalam buku kecil ini. Kami juga mengetengahkan teks-teks yang membuktikan bahwa Yesus adalah Allah karena SEHAKIKAT dengan Bapa. Tujuan utamanya untuk meneguhkan iman umat Kristiani bahwa Yesus benar-benar Allah karena SEHAKIKAT dengan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus.
Dumai, 1 Mei 2008
Pesta Kenaikan Allah Putera
Eriks Ng. Oba
Duel- Jumlah posting : 86
Join date : 18.04.11
Daftar Isi.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. YESUS SEHAKIKAT DENGAN ALLAH
1. Teks Yohanes 1:1
2. Teks Ulangan 6:4
3. Teks Filipi 2:5-11
4. Teks Yohanes 10:30
5. Teks Yohanes 17:11
6. Teks Yohanes 17:21
7. Teks Yohanes 20:31
8. Teks Yohanes 16:12-15
9. Teks Injil Matius 28:19
10 Teks 1 Yohanes 5:7
11 Teks Kejadian 1:26
12. Teks Matius 28:18; Yohanes 1:3.10; 5:19
Kisah Para Rasul 2:2; 1Tim 2:5, 1Yoh 2:1b
12.a. Teks Matius 28:18
12.b. Teks Yohanes 1:3.10.
12.c Teks Yohanes 5:19
12.d. Teks Kisah Para Rasul 2:22
12.e. Teks 1Kor 8:6
12.f. Teks “1Tim 2:5
12.g. Teks 1Yohanes 2:1b
13. Teks Roma 9:5
14. Teks Yohanes 20:28
15. Teks Kolose 1:19, 2:9 bandingkan Efesus 3:19
16. Teks Yesaya 63:8-9.
17. Teks Yesaya 9:5-6
B. PERSPEKTIF YANG SAMA
1. MELIHAT YESUS IDENTIK MELIHAT ALLAH
2. PENYEMBAHAN YESUS
3. KEMAHATAHUAN DAN KUASA YESUS MEMBUAT MUKJIZAT
4. MUKJIZAT-MUKJIZAT
5. PENGAMPUNAN DOSA
7. GELAR ALFA DAN OMEGA
8. ANAK ALLAH
9. KEBANGKITAN YESUS
C. TEKS-TEKS KEALLAHAN YESUS
D. PENGAKUAN IMAN GEREJA
1. Pengakuan Iman Apostolik
2. Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. YESUS SEHAKIKAT DENGAN ALLAH
1. Teks Yohanes 1:1
2. Teks Ulangan 6:4
3. Teks Filipi 2:5-11
4. Teks Yohanes 10:30
5. Teks Yohanes 17:11
6. Teks Yohanes 17:21
7. Teks Yohanes 20:31
8. Teks Yohanes 16:12-15
9. Teks Injil Matius 28:19
10 Teks 1 Yohanes 5:7
11 Teks Kejadian 1:26
12. Teks Matius 28:18; Yohanes 1:3.10; 5:19
Kisah Para Rasul 2:2; 1Tim 2:5, 1Yoh 2:1b
12.a. Teks Matius 28:18
12.b. Teks Yohanes 1:3.10.
12.c Teks Yohanes 5:19
12.d. Teks Kisah Para Rasul 2:22
12.e. Teks 1Kor 8:6
12.f. Teks “1Tim 2:5
12.g. Teks 1Yohanes 2:1b
13. Teks Roma 9:5
14. Teks Yohanes 20:28
15. Teks Kolose 1:19, 2:9 bandingkan Efesus 3:19
16. Teks Yesaya 63:8-9.
17. Teks Yesaya 9:5-6
B. PERSPEKTIF YANG SAMA
1. MELIHAT YESUS IDENTIK MELIHAT ALLAH
2. PENYEMBAHAN YESUS
3. KEMAHATAHUAN DAN KUASA YESUS MEMBUAT MUKJIZAT
4. MUKJIZAT-MUKJIZAT
5. PENGAMPUNAN DOSA
7. GELAR ALFA DAN OMEGA
8. ANAK ALLAH
9. KEBANGKITAN YESUS
C. TEKS-TEKS KEALLAHAN YESUS
D. PENGAKUAN IMAN GEREJA
1. Pengakuan Iman Apostolik
2. Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel
Duel- Jumlah posting : 86
Join date : 18.04.11
Yesus Sehakikat Dengan Allah: Membahas Persoalan Yang Dikemukakan Oleh Kaum Unitarian
Kaum unitarian menolak ke-Allah-an Yesus. Bagi mereka, Allah hanya memiliki satu Pribadi Ilahi. Karena itu, Yesus dan Roh Kudus tidak sama dengan Allah. Yesus dan Roh Kudus tidak SEHAKIKAT dengan Allah. Yesus hanya manusia biasa tok, dan Roh Kudus tidak lebih dari tenaga/kuasa Allah. Menurut kaum unitarian, banyak teks Alkitab yang justru menyangkal ke-Allah-an Yesus. Tak ada satu pun teks yang menyatakan bahwa Yesus adalah Allah. Mereka berpandangan bahwa teks-teks Alkitab yang dipakai oleh orang Kristen sebagai dasar biblis tentang doktrin Allah Tritunggal tidak dapat dipertahankan. Bagi kaum unitarian Yohanes 1:1, Ulangan 6:4, Filipi 2:5-11, Yohanes 10:30, Yohanes 20:31, Matius 28:19, 1Yohanes 5:7, Kejadian 1:26, Matius 28:18, Yohanes 1:3.10; Yohanes 5:9, Kisah Para Rasul 2:2, 1Timotius 2:5, 1Yohanes 2:1b, Roma 9:5, Yohanes 20:28, Kolose 1:19, Efesus 3:19, Yesaya 63:8-9, dan Yesaya 9:5-6 TIDAK DAPAT dipakai untuk mempertahankan ke-Allah-an Yesus dan Roh Kudus, sebaliknya teks-teks tersebut justru menyangkal ke-Allah-an Yesus dan Roh Kudus.
Benarkah teks-teks tersebut MENYANGKAL ke-Allah-an Yesus dan Roh Kudus? Benarkah teks-teks tersebut tidak dapat dipakai sebagai dasar biblis doktrin Allah Tritunggal?
Benarkah teks-teks tersebut MENYANGKAL ke-Allah-an Yesus dan Roh Kudus? Benarkah teks-teks tersebut tidak dapat dipakai sebagai dasar biblis doktrin Allah Tritunggal?
Duel- Jumlah posting : 86
Join date : 18.04.11
Yesus Sehakikat Dengan Allah: Teks Yohanes 1:1
1. Teks Yohanes 1:1
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”
Kaum unitarian memberi komentar atas teks ini sebagai berikut:
“Firman itu adalah Allah” di dalam Yohanes 1:1c tidak bermakna bahwa Yesus itu adalah Allah sejati. Yohanes 1:1 tidaklah tepat untuk dijadikan dasar ayat guna membuktikan seolah-olah Yesus itu adalah Allah sejati (The True God) seperti klaim Trinitarian. Yohanes 1:1 sama sekali tidak menerangkan bahwa Yesus itu Allah sejati/The true God. “Firman itu adalah Allah” (kai theos en ho logos) hanya akan tepat dipahami sebagai “sang firman itu adalah suatu allah/makhluk yang bersifat ilahi”
Jawab
a. Pendapat tersebut tidak benar. Teks Yohanes 1:1 “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan firman itu adalah Allah”. Penginjil berbicara tentang Firman Allah, dan belum menyamakan dengan Yesus. Tentu saja Firman Allah menunjuk asal, lingkup, cakupan dan suasana Allah. Firman itu seluruhnya Allah. Sama halnya dengan “sabda manusia” menunjuk asal, lingkup, cakupan dan suasana manusia. Sabda itu seluruhnya bersifat manusiawi. Mustahillah kalau kita katakan bahwa “sabda manusia” tidak berasal dari manusia, dan tidak berada dalam lingkup, cakupan dan suasana manusia, sebaliknya kita malah mengatakan bahwa “sabda manusia’ itu berasal dari binatang, berada dalam lingkup, cakupan dan suasana binatang, atau dunia material lainnya.
b. Yohanes 1:1 tidak dapat sepenuhnya dimengerti tanpa dikaitkan dengan Yohanes 1:2. “Ia (Firman) pada mulanya bersama-sama dengan Allah.”. Di satu pihak ada Firman, di pihak lain ada Allah, Firman dan Allah bersama-sama. Itulah “pada mulanya”. “Pada mulanya” menunjuk asal-muasal Firman, asalinya yakni Allah.
c. Jika Yohanes 1:1 dihubungkan dengan Yohanes 1:14, maka “pada mulanya” adalah Firman, dan kini “Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita”. Firman itu masuk dalam peredaran waktu, masuk dalam sejarah manusia. Pada mula-asalinya adalah Sabda, pada akhirnya/sesudahnya [yakni masuk dalam sejarah manusia] adalah daging. “Pada mulanya” bersama-sama dengan Allah, tetapi “pada akhirnya/sesudahnya” bersama-sama dengan manusia. Pada mulanya adalah Firman dan Firman itu adalah Allah, dan ketika masuk dalam sejarah dunia Firman itu adalah seorang manusia. Allah menjadi manusia. Yesus adalah Allah yang menyejarah.
d. Jika dalam Yohanes 1:1-2, Firman masih dalam bentuk suatu pernyataan “adalah Allah”, atau menurut kaum unitarian “suatu allah”, maka kita perlu menyelidikinya untuk memastikan apakah Firman itu Allah atau suatu allah (manusia super yang bersifat ilahi, ciptaan)?.
e. Perhatikan Yohanes 1:3! “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia [Firman] dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan”. Dari teks ini kita mendapat kepastian bahwa segala sesuatu dijadikan oleh Firman. Itu berarti Firman tidak termasuk dalam “segala sesuatu yang dijadikan”. Firman itu adalah “Penjadi, Penyebab terjadinya sesuatu”. “Tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Artinya, segala yang dijadikan tergantung pada Firman. Firman itu tidak dijadikan, jadi Firman itu bukan ciptaan.
f. Firman itu tidak termasuk dalam “segala sesuatu yang telah dijadikan”. Namun Dia bukan Allah?! Bukankah di dalam Dia ada hidup, dan hidup itu adalah terang manusia?, jika demikian, maka Dia apa? Adakah “sesuatu yang tidak dijadikan” tetapi dia itu bukan Allah? Kaum unitarian harus jujur menjawabnya. Bagi kita, Firman itu adalah “Tuhan dan Allah” (Yohanes 20:28)
g. Alkitab memberi kesaksian bahwa Firman adalah Pencipta segala sesuatu dan alam semesta. “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia (Kolose 1:15-17).
h. Alkitab juga berkata: 2Petrus 3:5 mencatat: “Mereka sengaja tidak mau tahu bahwa oleh FIRMAN Allah langit telah ada sejak dahulu”. (2Petrus 3:5). Hal tersebut di dukung oleh Pemazmur, ”Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN. Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya” (Mazmur 33:4-6). Dilengkapi dalam Ibrani 11:3 “Karena iman, kita mengerti bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat. “
i. Jika Firman itu bukan Allah tetapi suatu allah, lalu mengapa dan ada apa dengan dia? Bukankah “Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan olehnya, tetapi dunia tidak mengenalnya”? (Yohanes 1:10). Kesulitan akan menjadi lebih besar lagi. Mengapa “semua orang yang menerimanya diberinya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namanya” (Yohanes 1:12). Sanggupkah seorang makhluk ciptaan memberi kuasa kepada makhluk lainnya sehingga dia yang diberi kuasa menjadi anak-anak Allah? Jika Yesus adalah melulu manusia biasa seperti kita, suatu makhluk, mengapa harus dikatakan “Firman itu telah menjadi manusia”? Dapatkah saya katakan kepada Anda: “Anda telah menjadi manusia”, lha memang Anda manusia kog. Anda dapat dikatakan “telah menjadi manusia” mengandaikan Anda sebelumnya bukan manusia. Demikian juga, Firman dapat dikatakan “telah menjadi manusia” mengandaikan firman itu tadinya bukan manusia. Firman itu tadinya memang bukan manusia, melainkan “Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” (Yohanes 1:1).
j. Yohanes 1:18 menolong kita untuk mengetahui Firman itu. “Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya”. Teks ini jelas menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah. Mengingat kaum unitarian berpendapat bahwa teks asli Alkitab tidak mengenal tanda baca dan semuanya ditulis dengan huruf besar, maka Yohanes 1:18 dapat ditulis: “Anak Tunggal, Allah yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya, ATAU Anak Tunggal, Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya”. Jadi, Anak Tunggal itu benar-benar Allah.
k. Jika Firman itu bukan Allah, maka bagaimana kita dapat mengerti bahwa “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemulianNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yohanes 1:14). Di sini Firman disamakan dengan Manusia Yesus. (Firman yang menjadi manusia). Padahal kita tahu bahwa Firman itu tetap teguh di sorga. “Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, FIRMANMU TETAP TEGUH DI SORGA. KesetiaanMu dari keturunan ke keturunan; Engkau menegakkan bumi sehingga tetap ada” (Mazmur 119:89-90). Dapatkah suatu “allah kecil” dan “manusia biasa” bereksistensi bilokasi: serentak sorga dan dunia?
Kaum unitarian juga berpendapat:
“Siapa bilang tidak ada yang ilahi selain Allah. Kita bisa bandingkan dengan surat 2 Petrus 1:3-4 “
Jawab
a. Kita lebih baik mengutip 2 Petrus 1:1-4 secara lengkap. “1:1. Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. 1:2 Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita. 1:3 Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. 1:4 Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.”
b. Bagi kita teks 2Petrus 1:1-4 sama sekali tidak menegaskan bahwa manusia bersifat ilahi. Teks berbicara:
Pertama, “Karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Jadi, Yesus adalah Allah”. (2Petrus 1:1).
Kedua, pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita. Jadi Allah dan Yesus adalah TUHAN kita (2Petrus 1:2).
Ketiga, Yesus karena kuasa ilahiNya telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu dapat “mengambil bagian dalam kodrat ilahi” (2Petrus 1:4). Pernyataan ini mengandaikan bahwa manusia tidak memiliki kodrat ilahi. Itulah sebabnya Yesus menganugerahkan janji-janji yang besar dan berharga agar kita dapat mengambil bagian dalam kodrat ilahi. Kalau sudah dari sononya kita memiliki kodrat ilahi, maka untuk apalagi anda mengambil bagian dalam kodrat ilahi? Jadi, pernyataan 2 Petrus 1:3-4 justeru menjadi bukti bahwa manusia tidak memiliki kodrat ilahi.
c. Selain 2 Petrus 1:3-4, kaum unitarian juga memakai teks 1Tim 6:11 “Manusia Allah”. Menurut mereka manusia Allah berarti “manusia berkodrat ilahi”. Kaum unitarian menyamakan begitu saja antara “kodrat ilahi” dan “tindakan ilahi”. Seekor anjing dapat “bertindak manusiawi” tetapi anjing tidak berkodrat manusiawi. Manusia dapat “bertindak ilahi” tetapi tidak serta-merta berarti manusia berkodrat ilahi. Yesus tidak hanya dapat bertindak ilahi tetapi juga berkodrat ilahi. Yesus tidak hanya dapat bertindak manusiawi, tetapi juga berkodrat manusia. Tindakan ilahi manusia tidak dapat disamakan begitu saja sebagai kodrat ilahi. Tindakan ilahi manusia: kasih, setia, adil, jujur, benar dsb tidak dapat disamakan begitu saja bahwa manusia berkodrat ilahi.
d. Kodrat ilahi adalah khas Allah, sedangkan manusia hanya dapat bertindak mirip kodrat ilahi, dan kemiripan itu hanya dapat dipahami secara ANALOG. Artinya, manusia tidak pernah dapat bertindak dan berkodrat ilahi, sebagaimana Allah dan bertindak dan berkodrat ilahi. Jadi, benarlah kalau dikatakan: “Tidak ada yang ilahi selain Allah, atau HANYA Allah saja yang serentak berkodrat dan bertindak ilahi”. Seluruh ciptaan lainnya berkodrat dan bertindak ilahi HANYA dalam pengertian analog dengan kodrat dan tindakan ilahi Allah. Karena Yesus memenuhi seluruh kriteria kodrat dan tindakan ilahi, maka kita tahu Yesus adalah Allah Yang Mahabesar.
“Dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus yang telah menyerahkan diriNya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diriNya suatu umat, kepunyaanNya sendiri, yang rajin berbuatbaik”. (Titus 2:13-14).
Karena Yesus memenuhi seluruh kodrat dan tindakan manusiawi (kecuali dalam hal dosa), maka Yesus adalah Manusia. Sebagai manusia, Yesus tidak memiliki kodrat ilahi dan sebagai Allah, ia tidak memiliki kodrat manusiawi, tetapi karena Yesus unik: memiliki serentak kodrat ilahi dan manusia, Yesus adalah Allah Yang Mahakuasa, “sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan” (Kolose 2:9).
***
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”
Kaum unitarian memberi komentar atas teks ini sebagai berikut:
“Firman itu adalah Allah” di dalam Yohanes 1:1c tidak bermakna bahwa Yesus itu adalah Allah sejati. Yohanes 1:1 tidaklah tepat untuk dijadikan dasar ayat guna membuktikan seolah-olah Yesus itu adalah Allah sejati (The True God) seperti klaim Trinitarian. Yohanes 1:1 sama sekali tidak menerangkan bahwa Yesus itu Allah sejati/The true God. “Firman itu adalah Allah” (kai theos en ho logos) hanya akan tepat dipahami sebagai “sang firman itu adalah suatu allah/makhluk yang bersifat ilahi”
Jawab
a. Pendapat tersebut tidak benar. Teks Yohanes 1:1 “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan firman itu adalah Allah”. Penginjil berbicara tentang Firman Allah, dan belum menyamakan dengan Yesus. Tentu saja Firman Allah menunjuk asal, lingkup, cakupan dan suasana Allah. Firman itu seluruhnya Allah. Sama halnya dengan “sabda manusia” menunjuk asal, lingkup, cakupan dan suasana manusia. Sabda itu seluruhnya bersifat manusiawi. Mustahillah kalau kita katakan bahwa “sabda manusia” tidak berasal dari manusia, dan tidak berada dalam lingkup, cakupan dan suasana manusia, sebaliknya kita malah mengatakan bahwa “sabda manusia’ itu berasal dari binatang, berada dalam lingkup, cakupan dan suasana binatang, atau dunia material lainnya.
b. Yohanes 1:1 tidak dapat sepenuhnya dimengerti tanpa dikaitkan dengan Yohanes 1:2. “Ia (Firman) pada mulanya bersama-sama dengan Allah.”. Di satu pihak ada Firman, di pihak lain ada Allah, Firman dan Allah bersama-sama. Itulah “pada mulanya”. “Pada mulanya” menunjuk asal-muasal Firman, asalinya yakni Allah.
c. Jika Yohanes 1:1 dihubungkan dengan Yohanes 1:14, maka “pada mulanya” adalah Firman, dan kini “Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita”. Firman itu masuk dalam peredaran waktu, masuk dalam sejarah manusia. Pada mula-asalinya adalah Sabda, pada akhirnya/sesudahnya [yakni masuk dalam sejarah manusia] adalah daging. “Pada mulanya” bersama-sama dengan Allah, tetapi “pada akhirnya/sesudahnya” bersama-sama dengan manusia. Pada mulanya adalah Firman dan Firman itu adalah Allah, dan ketika masuk dalam sejarah dunia Firman itu adalah seorang manusia. Allah menjadi manusia. Yesus adalah Allah yang menyejarah.
d. Jika dalam Yohanes 1:1-2, Firman masih dalam bentuk suatu pernyataan “adalah Allah”, atau menurut kaum unitarian “suatu allah”, maka kita perlu menyelidikinya untuk memastikan apakah Firman itu Allah atau suatu allah (manusia super yang bersifat ilahi, ciptaan)?.
e. Perhatikan Yohanes 1:3! “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia [Firman] dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan”. Dari teks ini kita mendapat kepastian bahwa segala sesuatu dijadikan oleh Firman. Itu berarti Firman tidak termasuk dalam “segala sesuatu yang dijadikan”. Firman itu adalah “Penjadi, Penyebab terjadinya sesuatu”. “Tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Artinya, segala yang dijadikan tergantung pada Firman. Firman itu tidak dijadikan, jadi Firman itu bukan ciptaan.
f. Firman itu tidak termasuk dalam “segala sesuatu yang telah dijadikan”. Namun Dia bukan Allah?! Bukankah di dalam Dia ada hidup, dan hidup itu adalah terang manusia?, jika demikian, maka Dia apa? Adakah “sesuatu yang tidak dijadikan” tetapi dia itu bukan Allah? Kaum unitarian harus jujur menjawabnya. Bagi kita, Firman itu adalah “Tuhan dan Allah” (Yohanes 20:28)
g. Alkitab memberi kesaksian bahwa Firman adalah Pencipta segala sesuatu dan alam semesta. “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia (Kolose 1:15-17).
h. Alkitab juga berkata: 2Petrus 3:5 mencatat: “Mereka sengaja tidak mau tahu bahwa oleh FIRMAN Allah langit telah ada sejak dahulu”. (2Petrus 3:5). Hal tersebut di dukung oleh Pemazmur, ”Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN. Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya” (Mazmur 33:4-6). Dilengkapi dalam Ibrani 11:3 “Karena iman, kita mengerti bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat. “
i. Jika Firman itu bukan Allah tetapi suatu allah, lalu mengapa dan ada apa dengan dia? Bukankah “Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan olehnya, tetapi dunia tidak mengenalnya”? (Yohanes 1:10). Kesulitan akan menjadi lebih besar lagi. Mengapa “semua orang yang menerimanya diberinya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namanya” (Yohanes 1:12). Sanggupkah seorang makhluk ciptaan memberi kuasa kepada makhluk lainnya sehingga dia yang diberi kuasa menjadi anak-anak Allah? Jika Yesus adalah melulu manusia biasa seperti kita, suatu makhluk, mengapa harus dikatakan “Firman itu telah menjadi manusia”? Dapatkah saya katakan kepada Anda: “Anda telah menjadi manusia”, lha memang Anda manusia kog. Anda dapat dikatakan “telah menjadi manusia” mengandaikan Anda sebelumnya bukan manusia. Demikian juga, Firman dapat dikatakan “telah menjadi manusia” mengandaikan firman itu tadinya bukan manusia. Firman itu tadinya memang bukan manusia, melainkan “Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” (Yohanes 1:1).
j. Yohanes 1:18 menolong kita untuk mengetahui Firman itu. “Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya”. Teks ini jelas menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah. Mengingat kaum unitarian berpendapat bahwa teks asli Alkitab tidak mengenal tanda baca dan semuanya ditulis dengan huruf besar, maka Yohanes 1:18 dapat ditulis: “Anak Tunggal, Allah yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya, ATAU Anak Tunggal, Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya”. Jadi, Anak Tunggal itu benar-benar Allah.
k. Jika Firman itu bukan Allah, maka bagaimana kita dapat mengerti bahwa “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemulianNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yohanes 1:14). Di sini Firman disamakan dengan Manusia Yesus. (Firman yang menjadi manusia). Padahal kita tahu bahwa Firman itu tetap teguh di sorga. “Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, FIRMANMU TETAP TEGUH DI SORGA. KesetiaanMu dari keturunan ke keturunan; Engkau menegakkan bumi sehingga tetap ada” (Mazmur 119:89-90). Dapatkah suatu “allah kecil” dan “manusia biasa” bereksistensi bilokasi: serentak sorga dan dunia?
Kaum unitarian juga berpendapat:
“Siapa bilang tidak ada yang ilahi selain Allah. Kita bisa bandingkan dengan surat 2 Petrus 1:3-4 “
Jawab
a. Kita lebih baik mengutip 2 Petrus 1:1-4 secara lengkap. “1:1. Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. 1:2 Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita. 1:3 Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. 1:4 Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.”
b. Bagi kita teks 2Petrus 1:1-4 sama sekali tidak menegaskan bahwa manusia bersifat ilahi. Teks berbicara:
Pertama, “Karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Jadi, Yesus adalah Allah”. (2Petrus 1:1).
Kedua, pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita. Jadi Allah dan Yesus adalah TUHAN kita (2Petrus 1:2).
Ketiga, Yesus karena kuasa ilahiNya telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu dapat “mengambil bagian dalam kodrat ilahi” (2Petrus 1:4). Pernyataan ini mengandaikan bahwa manusia tidak memiliki kodrat ilahi. Itulah sebabnya Yesus menganugerahkan janji-janji yang besar dan berharga agar kita dapat mengambil bagian dalam kodrat ilahi. Kalau sudah dari sononya kita memiliki kodrat ilahi, maka untuk apalagi anda mengambil bagian dalam kodrat ilahi? Jadi, pernyataan 2 Petrus 1:3-4 justeru menjadi bukti bahwa manusia tidak memiliki kodrat ilahi.
c. Selain 2 Petrus 1:3-4, kaum unitarian juga memakai teks 1Tim 6:11 “Manusia Allah”. Menurut mereka manusia Allah berarti “manusia berkodrat ilahi”. Kaum unitarian menyamakan begitu saja antara “kodrat ilahi” dan “tindakan ilahi”. Seekor anjing dapat “bertindak manusiawi” tetapi anjing tidak berkodrat manusiawi. Manusia dapat “bertindak ilahi” tetapi tidak serta-merta berarti manusia berkodrat ilahi. Yesus tidak hanya dapat bertindak ilahi tetapi juga berkodrat ilahi. Yesus tidak hanya dapat bertindak manusiawi, tetapi juga berkodrat manusia. Tindakan ilahi manusia tidak dapat disamakan begitu saja sebagai kodrat ilahi. Tindakan ilahi manusia: kasih, setia, adil, jujur, benar dsb tidak dapat disamakan begitu saja bahwa manusia berkodrat ilahi.
d. Kodrat ilahi adalah khas Allah, sedangkan manusia hanya dapat bertindak mirip kodrat ilahi, dan kemiripan itu hanya dapat dipahami secara ANALOG. Artinya, manusia tidak pernah dapat bertindak dan berkodrat ilahi, sebagaimana Allah dan bertindak dan berkodrat ilahi. Jadi, benarlah kalau dikatakan: “Tidak ada yang ilahi selain Allah, atau HANYA Allah saja yang serentak berkodrat dan bertindak ilahi”. Seluruh ciptaan lainnya berkodrat dan bertindak ilahi HANYA dalam pengertian analog dengan kodrat dan tindakan ilahi Allah. Karena Yesus memenuhi seluruh kriteria kodrat dan tindakan ilahi, maka kita tahu Yesus adalah Allah Yang Mahabesar.
“Dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus yang telah menyerahkan diriNya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diriNya suatu umat, kepunyaanNya sendiri, yang rajin berbuatbaik”. (Titus 2:13-14).
Karena Yesus memenuhi seluruh kodrat dan tindakan manusiawi (kecuali dalam hal dosa), maka Yesus adalah Manusia. Sebagai manusia, Yesus tidak memiliki kodrat ilahi dan sebagai Allah, ia tidak memiliki kodrat manusiawi, tetapi karena Yesus unik: memiliki serentak kodrat ilahi dan manusia, Yesus adalah Allah Yang Mahakuasa, “sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan” (Kolose 2:9).
***
Duel- Jumlah posting : 86
Join date : 18.04.11
Yesus Sehakikat Dengan Allah: Teks Ulangan 6:4
2. Teks Ulangan 6:4
“Dengarlah hai orang Israel, Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa”
Menurut kaum unitarian:
“Kata ‘Esa’ (echad) berarti satu numerik, hanya satu (only), sendiri (alone), satu-satunya (one single), tunggal (undivined)”. Sebagai pembanding, kelompok ini mengambil sejumlah teks Alkitab yang menggunakan kata echad; antara lain “satu raja” (Yosua 12:9-24) “satu tempat” (Kej 1:9), “satu ayah” (Kej 42:13), “satu gembala” (Yeh 37:24). Menurut kaum unitarian, semua keterangan tersebut mengetengahkan “satu/echad” adalah “satu” secara numerik/bilangan matematis. Mereka kemudian menyimpulkan: “Allah benar-benar “SATU” dalam pengertian numerik/bilangan matematik dan bukan jamak. Karena Allah satu, maka Yesus bukan Allah melainkan suatu allah, allah kecil dan manusia biasa.”
Jawab
a. Kesimpulan kaum unitarian di atas tidak selalu terang juga. Apa persisnya “Allah satu” dalam pengertian numerik itu. Ada bahaya bahwa Allah ditempatkan secara matematika, seolah-olah dapat dihitung. Tak cukup kalau hanya dikatakan “satu” secara numerik seperti yang mereka yakini. Mustahillah Allah “Satu” dalam kerangkeng matematis ala kaum unitarian sebab Allah adalah Allah Yang Maha segalanya, menembus ruang dan waktu, menembus segala konsep manusiawi. Walaupun demikian, kesimpulan tersebut tidak harus ditolak mentah-mentah. Perlu dicerna secara proporsional.
b. Jika kata ‘esa’ hanya dimengerti secara numerik/bilangan matematik, maka harus disimpulkan bahwa Allah tersebut dapat dihitung. Nilai penting dari suatu bilangan (1, 2, 3…) terletak pada fungsinya untuk menghitung. Bilangan ‘1’ tidak mungkin ada tanpa ada bilangan lainnya, 2..3…4…5 dstnya. Tidak mungkin pula dapat kita katakan “satu raja” tanpa kemungkinan adanya raja yang lain, “satu ayah” tanpa kemungkinan adanya ayah yang lainnya, “satu tempat” tanpa kemungkinan adanya tempat-tempat yang lainnya, “satu gembala” tanpa kemungkinan adanya gembala-gembala yang lainnya sehingga suatu waktu kita dapat menghitung 2…3….4…raja, ayah, tempat, gembala dstnya. Apa yang dapat dihitung bukanlah hakikatnya (yakni ke-benda-annya, atau kemanusiaannya, atau kebinatangannya) tetapi ‘diri/jenis’ atau diri/pribadinya.
c. Hal-hal di mana hakikat/kodrat dari sesuatu berlainan, maka hal-hal itu tidak dapat dihitung. Misalnya, Andy (manusia) + Kucing (binatang). Karena hakikat Andy dan kucing berlainan, maka pribadi/jenis Andy dan Kucing tidak dapat hitung dalam deret yang sama. Andy dan Kucing hanya dapat dihitung dalam deret hakikatnya masing-masing. Andy hanya dapat dihitung dalam deret ‘pribadi’ manusia, sedangkan kucing dalam deret ‘jenis’ binatang. Jadi, jika hakikat sesuatu sama, maka jenis/pribadi-nya dapat dihitung dalam deret jenis/pribadi yang sama. Sebaliknya, jika hakikat sesuatu berbeda, maka otomatis diri/pribadi beda dan karena itu tidak dapat dihitung dalam deret jenis/pribadi yang sama. Apa yang dihitung, bukan hakikatnya tetapi jenis/pribadinya. Kita tidak mungkin menghitung 1… 2… 3…4 manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dstnya. Kita dapat menghitung 31 raja karena diri/pribadi masing-masing raja berbeda, tetapi hakikat mereka sama yakni manusia (kemanusiaan). Misalnya, ada 31 raja yang masing-masing bernama Raja Andy, Raja Jony, Raja Abdullah dstnya. Apa yang kita hitung adalah diri/pribadi Andy, Jony dan Abdullah; di mana ketiga orang itu memegang jabatan raja; dan hakikat dari semua mereka itu sama yaitu manusia. Atau kata ‘raja’ menunjuk pada diri/pribadi sehingga diri itulah yang dijumlahkan dan diwakilkan oleh angka 1, 2, 3 …dstnya. Angka 1…2…3…tidak mewakili hakikat.
d. Selanjutnya, jika hakikat sama, tetapi jenis berlainan, maka juga tidak dapat dihitung. Misalnya, Kerbau + Kuda. Kerbau dan Kuda sehakikat yakni binatang, tetapi keduanya tidak dapat dihitung dalam deret yang sama (misalnya dalam deret kuda) sebab keduanya berlainan jenis. Kerbau dapat dihitung dalam deret jenis yang sama yakni kerbau, dan kuda dalam deret jenis kuda. Jadi, sesuatu yang hakikatnya sama, tetapi jenis/pribadi berlainan, juga tidak dapat dihitung dalam deret yang sama
e. Kalau kelompok unitarian mengatakan bahwa TUHAN itu “satu/esa (echad) secara numerik/bilangan matematis, maka perlulah “Esa” itu mewakili satu Diri/Pribadi yang lain, yang berhakikat Allah/ke-Allah-an. Mengapa? Kata “satu/esa/echad (1)” berfungsi sebagai “bilangan/hitungan; menghitung/menjumlahkan” “jenis, diri/pribadi” dan BUKAN menghitung hakikat. Secara numerik, kita tidak dapat menghitung substansi manusia/kemanusiaan, kebinatangan, Allah/ke-Allah-an, padat/kepadatan, indah/keindahan, cair, dstnya. Bilangan numerik, sesuai dengan fungsinya, berguna untuk menghitung “jenis, diri/pribadi” yang diwakili oleh nama-nama; misalnya satu Andy, satu Anjing, satu batu, satu gelas air.
f. Demikian juga kalau “TUHAN itu Esa” dimengerti secara numerik, maka haruslah disimpulkan bahwa “TUHAN yang Esa” itu ber-Pribadi, sebab secara numerik, angka ‘1’, atau kata ‘satu’ berfungsi untuk menghitung Diri/Pribadi dan bukan untuk menghitung “Ke-Allah-an”.
g. Jika Pribadi Allah disebut esa/satu/echad, maka hal itu mengandaikan adanya Pribadi Allah yang kedua, Pribadi Allah yang ketiga dstnya; dimana Pribadi kedua, Pribadi ketiga tersebut haruslah dari hakikat yang sama (ke-Allah-an) dan ber-Pribadi sama (yang masing-masing berdiri sendiri sehingga terbedakan, tidak terpisahkan). Jadi, pernyataan “Allah itu satu/esa/echad” mengandung visi adanya Pribadi Allah Yang Lain, yang sehakikat dengan Pribadi Allah yang Satu itu. Allah itu satu/esa/echad, atau satu Allah tidak dapat dibayangkan secara numerik sebagai Pribadi Allah yang satu tanpa adanya Pribadi Allah Yang Lain. Jika tidak demikian, maka cukup dikatakan: “Allah” saja, tidak perlu pakai embel-embel ‘satu/esa/echad.’
h. Karena Ulangan 6:4 berkata “Allah itu Satu”, maka itu berarti substansi dari kalimat itu mengandung visi Pribadi TUHAN Yang Lain dari Pribadi TUHAN yang satu itu. Siapakah, Pribadi Tuhan Yang Lain itu, yang sehakikat dengan Pribadi Tuhan yang Satu dalam Ulangan 6:4?. Dia adalah Pribadi Allah Putera dan Pribadi Allah Roh Kudus yang SEHAKIKAT dengan Pribadi TUHAN yang Satu itu.
i. Jika kaum unitarian gigih mempertahankan bahwa Allah itu Satu/Esa (1) secara numerik, maka otomatis Allah itu terbatas, berpribadi dan dapat dihitung pula secara numerik. Sesuatu yang dapat dihitung secara numerik selalu mengandaikan dia terbatas yakni dapat dihitung secara numerik. Hal tersebut hanya dapat kita mengerti dalam doktrin Allah Tritunggal (Satu HAKIKAT dalam Tiga Pribadi). Secara numerik, Pribadi Allah Tiga. Amat terbatas, memang tidak sampai 4…5…6…dstnya. Apa yang dapat dihitung, bukan ke-Allah-an, SubstansiNya, tetapi PribadiNya: Pribadi Tritunggal. Jadi, dalam Ulangan 6:4 terkandung visi Pribadi Allah Tritunggal (Bapa dan Putera dan Roh Kudus).
j. Akhirnya Ulangan 6:4 mengantar kita untuk mengerti Allah secara lebih baik. Kata “TUHAN itu Esa” membuktikan TUHAN “terbatas” sebab hanya dapat dipahami, dilihat, dikenal dan dialami sebagai Allah Tritunggal (SEHAKIKAT dalam Tiga Pribadi: Bapa dan Putera dan Roh Kudus). Kita tidak dapat memahaminya secara lain lain lagi. Di luar gagasan Allah Tritunggal kita tidak lagi dapat memahami “TUHAN yang Esa” itu. Kita tidak lagi memahami Tuhan Maha Segala-galanya; dengan pikiran bahwa Dia jahat, bahwa Dia penipu, bahwa Dia haus darah, Pembunuh, bahwa Dia Pendosa. Dalam pengenalan akan Allah Tritunggal kita tahu bahwa “Allah yang Esa” itu Satu, Baik, Benar dan Indah. Dia tidak jahat, atau suka menipu. Dia tidak menciptakan manusia untuk menjadi penghuni neraka. Allah Tritunggal adalah Kasih (1Yohanes 4:16), dan oleh KasihNya, Ia mengutus AnakNya ke dunia agar kita beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16). “TUHAN itu Esa” mengandung visi bahwa Allah harus dan hanya dipahami sebagai Allah Tritunggal. Dia tidak dapat berdosa (Yohanes 8:46), Dia tidak dapat berdusta (Titus 1:2); bahkan lebih tegas lagi Allah tidak mungkin berdusta, (Ibrani 6:18) dan Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya." (2:Tim 2:13).
“Dengarlah hai orang Israel, Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa”
Menurut kaum unitarian:
“Kata ‘Esa’ (echad) berarti satu numerik, hanya satu (only), sendiri (alone), satu-satunya (one single), tunggal (undivined)”. Sebagai pembanding, kelompok ini mengambil sejumlah teks Alkitab yang menggunakan kata echad; antara lain “satu raja” (Yosua 12:9-24) “satu tempat” (Kej 1:9), “satu ayah” (Kej 42:13), “satu gembala” (Yeh 37:24). Menurut kaum unitarian, semua keterangan tersebut mengetengahkan “satu/echad” adalah “satu” secara numerik/bilangan matematis. Mereka kemudian menyimpulkan: “Allah benar-benar “SATU” dalam pengertian numerik/bilangan matematik dan bukan jamak. Karena Allah satu, maka Yesus bukan Allah melainkan suatu allah, allah kecil dan manusia biasa.”
Jawab
a. Kesimpulan kaum unitarian di atas tidak selalu terang juga. Apa persisnya “Allah satu” dalam pengertian numerik itu. Ada bahaya bahwa Allah ditempatkan secara matematika, seolah-olah dapat dihitung. Tak cukup kalau hanya dikatakan “satu” secara numerik seperti yang mereka yakini. Mustahillah Allah “Satu” dalam kerangkeng matematis ala kaum unitarian sebab Allah adalah Allah Yang Maha segalanya, menembus ruang dan waktu, menembus segala konsep manusiawi. Walaupun demikian, kesimpulan tersebut tidak harus ditolak mentah-mentah. Perlu dicerna secara proporsional.
b. Jika kata ‘esa’ hanya dimengerti secara numerik/bilangan matematik, maka harus disimpulkan bahwa Allah tersebut dapat dihitung. Nilai penting dari suatu bilangan (1, 2, 3…) terletak pada fungsinya untuk menghitung. Bilangan ‘1’ tidak mungkin ada tanpa ada bilangan lainnya, 2..3…4…5 dstnya. Tidak mungkin pula dapat kita katakan “satu raja” tanpa kemungkinan adanya raja yang lain, “satu ayah” tanpa kemungkinan adanya ayah yang lainnya, “satu tempat” tanpa kemungkinan adanya tempat-tempat yang lainnya, “satu gembala” tanpa kemungkinan adanya gembala-gembala yang lainnya sehingga suatu waktu kita dapat menghitung 2…3….4…raja, ayah, tempat, gembala dstnya. Apa yang dapat dihitung bukanlah hakikatnya (yakni ke-benda-annya, atau kemanusiaannya, atau kebinatangannya) tetapi ‘diri/jenis’ atau diri/pribadinya.
c. Hal-hal di mana hakikat/kodrat dari sesuatu berlainan, maka hal-hal itu tidak dapat dihitung. Misalnya, Andy (manusia) + Kucing (binatang). Karena hakikat Andy dan kucing berlainan, maka pribadi/jenis Andy dan Kucing tidak dapat hitung dalam deret yang sama. Andy dan Kucing hanya dapat dihitung dalam deret hakikatnya masing-masing. Andy hanya dapat dihitung dalam deret ‘pribadi’ manusia, sedangkan kucing dalam deret ‘jenis’ binatang. Jadi, jika hakikat sesuatu sama, maka jenis/pribadi-nya dapat dihitung dalam deret jenis/pribadi yang sama. Sebaliknya, jika hakikat sesuatu berbeda, maka otomatis diri/pribadi beda dan karena itu tidak dapat dihitung dalam deret jenis/pribadi yang sama. Apa yang dihitung, bukan hakikatnya tetapi jenis/pribadinya. Kita tidak mungkin menghitung 1… 2… 3…4 manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dstnya. Kita dapat menghitung 31 raja karena diri/pribadi masing-masing raja berbeda, tetapi hakikat mereka sama yakni manusia (kemanusiaan). Misalnya, ada 31 raja yang masing-masing bernama Raja Andy, Raja Jony, Raja Abdullah dstnya. Apa yang kita hitung adalah diri/pribadi Andy, Jony dan Abdullah; di mana ketiga orang itu memegang jabatan raja; dan hakikat dari semua mereka itu sama yaitu manusia. Atau kata ‘raja’ menunjuk pada diri/pribadi sehingga diri itulah yang dijumlahkan dan diwakilkan oleh angka 1, 2, 3 …dstnya. Angka 1…2…3…tidak mewakili hakikat.
d. Selanjutnya, jika hakikat sama, tetapi jenis berlainan, maka juga tidak dapat dihitung. Misalnya, Kerbau + Kuda. Kerbau dan Kuda sehakikat yakni binatang, tetapi keduanya tidak dapat dihitung dalam deret yang sama (misalnya dalam deret kuda) sebab keduanya berlainan jenis. Kerbau dapat dihitung dalam deret jenis yang sama yakni kerbau, dan kuda dalam deret jenis kuda. Jadi, sesuatu yang hakikatnya sama, tetapi jenis/pribadi berlainan, juga tidak dapat dihitung dalam deret yang sama
e. Kalau kelompok unitarian mengatakan bahwa TUHAN itu “satu/esa (echad) secara numerik/bilangan matematis, maka perlulah “Esa” itu mewakili satu Diri/Pribadi yang lain, yang berhakikat Allah/ke-Allah-an. Mengapa? Kata “satu/esa/echad (1)” berfungsi sebagai “bilangan/hitungan; menghitung/menjumlahkan” “jenis, diri/pribadi” dan BUKAN menghitung hakikat. Secara numerik, kita tidak dapat menghitung substansi manusia/kemanusiaan, kebinatangan, Allah/ke-Allah-an, padat/kepadatan, indah/keindahan, cair, dstnya. Bilangan numerik, sesuai dengan fungsinya, berguna untuk menghitung “jenis, diri/pribadi” yang diwakili oleh nama-nama; misalnya satu Andy, satu Anjing, satu batu, satu gelas air.
f. Demikian juga kalau “TUHAN itu Esa” dimengerti secara numerik, maka haruslah disimpulkan bahwa “TUHAN yang Esa” itu ber-Pribadi, sebab secara numerik, angka ‘1’, atau kata ‘satu’ berfungsi untuk menghitung Diri/Pribadi dan bukan untuk menghitung “Ke-Allah-an”.
g. Jika Pribadi Allah disebut esa/satu/echad, maka hal itu mengandaikan adanya Pribadi Allah yang kedua, Pribadi Allah yang ketiga dstnya; dimana Pribadi kedua, Pribadi ketiga tersebut haruslah dari hakikat yang sama (ke-Allah-an) dan ber-Pribadi sama (yang masing-masing berdiri sendiri sehingga terbedakan, tidak terpisahkan). Jadi, pernyataan “Allah itu satu/esa/echad” mengandung visi adanya Pribadi Allah Yang Lain, yang sehakikat dengan Pribadi Allah yang Satu itu. Allah itu satu/esa/echad, atau satu Allah tidak dapat dibayangkan secara numerik sebagai Pribadi Allah yang satu tanpa adanya Pribadi Allah Yang Lain. Jika tidak demikian, maka cukup dikatakan: “Allah” saja, tidak perlu pakai embel-embel ‘satu/esa/echad.’
h. Karena Ulangan 6:4 berkata “Allah itu Satu”, maka itu berarti substansi dari kalimat itu mengandung visi Pribadi TUHAN Yang Lain dari Pribadi TUHAN yang satu itu. Siapakah, Pribadi Tuhan Yang Lain itu, yang sehakikat dengan Pribadi Tuhan yang Satu dalam Ulangan 6:4?. Dia adalah Pribadi Allah Putera dan Pribadi Allah Roh Kudus yang SEHAKIKAT dengan Pribadi TUHAN yang Satu itu.
i. Jika kaum unitarian gigih mempertahankan bahwa Allah itu Satu/Esa (1) secara numerik, maka otomatis Allah itu terbatas, berpribadi dan dapat dihitung pula secara numerik. Sesuatu yang dapat dihitung secara numerik selalu mengandaikan dia terbatas yakni dapat dihitung secara numerik. Hal tersebut hanya dapat kita mengerti dalam doktrin Allah Tritunggal (Satu HAKIKAT dalam Tiga Pribadi). Secara numerik, Pribadi Allah Tiga. Amat terbatas, memang tidak sampai 4…5…6…dstnya. Apa yang dapat dihitung, bukan ke-Allah-an, SubstansiNya, tetapi PribadiNya: Pribadi Tritunggal. Jadi, dalam Ulangan 6:4 terkandung visi Pribadi Allah Tritunggal (Bapa dan Putera dan Roh Kudus).
j. Akhirnya Ulangan 6:4 mengantar kita untuk mengerti Allah secara lebih baik. Kata “TUHAN itu Esa” membuktikan TUHAN “terbatas” sebab hanya dapat dipahami, dilihat, dikenal dan dialami sebagai Allah Tritunggal (SEHAKIKAT dalam Tiga Pribadi: Bapa dan Putera dan Roh Kudus). Kita tidak dapat memahaminya secara lain lain lagi. Di luar gagasan Allah Tritunggal kita tidak lagi dapat memahami “TUHAN yang Esa” itu. Kita tidak lagi memahami Tuhan Maha Segala-galanya; dengan pikiran bahwa Dia jahat, bahwa Dia penipu, bahwa Dia haus darah, Pembunuh, bahwa Dia Pendosa. Dalam pengenalan akan Allah Tritunggal kita tahu bahwa “Allah yang Esa” itu Satu, Baik, Benar dan Indah. Dia tidak jahat, atau suka menipu. Dia tidak menciptakan manusia untuk menjadi penghuni neraka. Allah Tritunggal adalah Kasih (1Yohanes 4:16), dan oleh KasihNya, Ia mengutus AnakNya ke dunia agar kita beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16). “TUHAN itu Esa” mengandung visi bahwa Allah harus dan hanya dipahami sebagai Allah Tritunggal. Dia tidak dapat berdosa (Yohanes 8:46), Dia tidak dapat berdusta (Titus 1:2); bahkan lebih tegas lagi Allah tidak mungkin berdusta, (Ibrani 6:18) dan Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya." (2:Tim 2:13).
Duel- Jumlah posting : 86
Join date : 18.04.11
Yesus Sehakikat Dengan Allah: Teks Filipi 2; 5-11
3. Teks Filipi 2:5-11
“2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Kaum unitarian umumnya mengkontraskan perkataan Paulus (Filipi 2:5-11) ini dengan perkataan Paulus dalam 1Kor 8:6. “namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup”.
Menurut kaum unitarian,
Dalam Filipi 2:5-11 Allah dan Kristus memang serupa, tetapi itu tidak berarti Yesus sehakikat dengan Allah sebab “hanya ada satu Allah saja” (1Kor 8:6).
Jawab
a. Dalam “rupa Allah” (Filipi 2:6) artinya apa? Paulus berpikir bahwa Kristus adalah wujud, bentuk yang dapat diraba, dilihat, yang tampak dari Allah (Allah yang menjadi daging) di hadapan manusia (Kol 1:15). Melalui Kristus manusia dapat mengenal, meraba, melihat Allah dan berbicara dengan Dia sebab Allah telah menyatakan diriNya dalam rupa manusia. (1Tim 3:16). Jadi, ada sesuatu yang dapat dilihat, yang tampak secara lahiriah dari Allah yaitu Pribadi Yesus. Mengenal Yesus berarti mengenal rahasia Allah (Kolose 2:2). Allah yang tampak adalah Yesus. Pribadi Yesus adalah rupa Allah. Ternyata Allah tidak semata-mata bersifat tak terjangkau, tetapi juga teraba, terasa, terlihat, terjangkau, dekat dan ada di sini. (Lihat Yeremia 23:23). Kita dapat mengalami Allah dalam dan melalui wujud Yesus, Allah yang berbicara kepada manusia. (Lihat Ibr 1:2)
b. Apa artinya “kesetaraan dengan Allah” (Filipi 2:6)?. Bagi Paulus Kristus itu sejajar, sama tinggi dan kedudukannya, sepadan dengan Allah, (Kolose 3:1) Bapa; tetapi Kristus dan Allah/Bapa tetap beda yakni dua pribadi yang setara. Ketika Paulus mengatakan bahwa Kristus tidak menganggap “kesetaraan” dengan Bapa sebagai milik yang harus dipertahankan, maka secara implisit Paulus mengakui adanya “Dua Pribadi” Pribadi Allah dan Pribadi Kristus. Artinya Allah dan Yesus sama-sama ber-Pribadi; bukan Pribadi yang gradual (yang satu lebih tinggi dari yang lainnya) tetapi Pribadi yang setara. Dalam terang Filipi 2:6 ini kita mengerti apa yangdikatakan oleh Alkitab “Pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi “(Ibrani 1:2-3).
c. Paulus berkata: “Hanya ada satu Allah saja yaitu Bapa (1Kor 8:6)”. Pernyataan ini mau menerangkan bahwa Bapa berkodrat ilahi (ke-Allah-an). Bapa yang disebut-sebut oleh Yesus adalah berkodrat ilahi, Yahwe, Allah Yang Mahakuasa. Tetapi pernyataan “Satu Allah” tidak mungkin untuk mengatakan “kodrat Allah adalah satu”. Mustahillah kodrat Allah yang adalah Maha, memenuhi segala ruang dan waktu, serentak melampaui ruang dan waktu, melampaui segala bahasa manusia dikatakan “Satu”. Kata “satu” hanya mungkin untuk menunjuk pada salah satu Pribadi Allah yaitu Bapa. Allah yang berpribadi Bapa. Mengatakan “Satu Pribadi” mengandaikan adanya “Pribadi Yang Lain” yaitu Pribadi Yesus dan Pribadi Roh Kudus.
d. Paulus mengatakan “walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap keseteraan dengan Allah itu (Filipi 2:6)”. Pernyataan ini jelas menunjuk pada HAKIKAT Yesus yang setara, sebanding, sejajar, setingkat, sama kedudukannya dengan hakikat Bapa. Kalau tidak sehakikat, mengapa dikatakan ‘dalam rupa Allah ‘ dan ‘tidak menganggap kesetaraan dengan Allah’? Jadi, Yesus SEHAKIKAT dengan Bapa. Allah dalam keseluruhanNya tidaklah sama dan identik dengan Yesus. Bapa bukan Yesus, tetapi Yesus adalah Bapa. Dengan lain kata Allah adalah Allah dan Yesus adalah Yesus. Apa makasudnya kalau dikatakan: “Yesus adalah Allah” tidak lain Yesus SEHAKIKAT dengan Bapa dalam ke-Allah-an. Yesus setara dengan Bapa dalam ke-Allah-an. Hakikat ke-Allah-an Yesus identik, setara dengan ke-Allah-an Bapa. Yesus sebagai manusia tentu tidak setara dan identik dengan Bapa. Sebagai manusia, lebih kecil, ciptaan dan utusan Bapa. Allah menjadi manusia adalah ciptaan. Menjadi manusia yang diutus oleh Bapa. Yesus bukan ke-Allah-an melulu yang dengannya identik dengan Pribadi Bapa, tetapi manusia Yesus Kristus. Sebaliknya, Yesus tidaklah manusia melulu sebab Dia SEHAKIKAT dengan Allah.
e. Menarik untuk dicermati Filipi 2:9-11! “ 2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!”. Dalam teks di atas “Nama Yesus di atas Segala Nama (Filipi 2:9)” Artinya, Nama Allah pun berada di bawah nama Yesus. Nama Yesus di atas Nama Allah. “Nama” menunjuk kepada “Pribadi/Diri” seseorang; Pribadi Allah lebih rendah daripada Pribadi Yesus, atau Pribadi Yesus di atas Pribadi Allah. Itu tidak mungkin, bukan?! Jadi, secara tidak langsung Paulus menegaskan bahwa HAKIKAT Yesus adalah Allah, (Yesus SEHAKIKAT dengan Bapa) bagi kemuliaan Bapa (maksudnya untuk keagungan, kemuliaan Allah yang berpribadi Bapa. Tidak dikatakan: “bagi kemuliaan satu Allah”). Allah sendirilah yang menunjukkan keagungan dan kemuliaanNya kepada umat manusia, bukan manusia.
f. “Dalam Nama Yesus bertekuk lutut SEGALA yang ada di langit, yang ada di atas bumi, dan yang ada di bawah bumi (Filipi 2:10)” Jika benar bahwa Allah Maha segala-galanya dan ada di mana-mana (maka Dia berada juga di langit) maka secara tidak langsung pula Paulus menegaskan bahwa Allah pun bertekuk lutut pada Nama Yesus. “SEGALA lidah mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan”. Karena Allah juga memiliki “lidah” (Yes 30:27), maka lidah Allah pun mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Jika Yesus hanya manusia biasa, maka tidaklah mungkin Allah bertekuk lutut pada nama Yesus, tidak mungkin lidah Allah mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan, atau bahkan tidak mungkin Allah mengakui Yesus adalah Tuan (Tuan hanya diberikan kepada sosok yang lebih tinggi). Kesimpulan satu-satunya yakni Yesus adalah SEHAKIKAT dengan Allah.
g. Jika kaum unitarian berpendapat bahwa teks ( Filipi dan Korintus) tidak tegas-tegas mengatakan bahwa Yesus adalah Allah, maka hal yang sama dapat dikatakan sebaliknya. Paulus juga dalam ayat-ayat tersebut tidak mengatakan bahwa Yesus bukan Allah, atau Yesus tidak berkodrat Allah.
***
“2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Kaum unitarian umumnya mengkontraskan perkataan Paulus (Filipi 2:5-11) ini dengan perkataan Paulus dalam 1Kor 8:6. “namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup”.
Menurut kaum unitarian,
Dalam Filipi 2:5-11 Allah dan Kristus memang serupa, tetapi itu tidak berarti Yesus sehakikat dengan Allah sebab “hanya ada satu Allah saja” (1Kor 8:6).
Jawab
a. Dalam “rupa Allah” (Filipi 2:6) artinya apa? Paulus berpikir bahwa Kristus adalah wujud, bentuk yang dapat diraba, dilihat, yang tampak dari Allah (Allah yang menjadi daging) di hadapan manusia (Kol 1:15). Melalui Kristus manusia dapat mengenal, meraba, melihat Allah dan berbicara dengan Dia sebab Allah telah menyatakan diriNya dalam rupa manusia. (1Tim 3:16). Jadi, ada sesuatu yang dapat dilihat, yang tampak secara lahiriah dari Allah yaitu Pribadi Yesus. Mengenal Yesus berarti mengenal rahasia Allah (Kolose 2:2). Allah yang tampak adalah Yesus. Pribadi Yesus adalah rupa Allah. Ternyata Allah tidak semata-mata bersifat tak terjangkau, tetapi juga teraba, terasa, terlihat, terjangkau, dekat dan ada di sini. (Lihat Yeremia 23:23). Kita dapat mengalami Allah dalam dan melalui wujud Yesus, Allah yang berbicara kepada manusia. (Lihat Ibr 1:2)
b. Apa artinya “kesetaraan dengan Allah” (Filipi 2:6)?. Bagi Paulus Kristus itu sejajar, sama tinggi dan kedudukannya, sepadan dengan Allah, (Kolose 3:1) Bapa; tetapi Kristus dan Allah/Bapa tetap beda yakni dua pribadi yang setara. Ketika Paulus mengatakan bahwa Kristus tidak menganggap “kesetaraan” dengan Bapa sebagai milik yang harus dipertahankan, maka secara implisit Paulus mengakui adanya “Dua Pribadi” Pribadi Allah dan Pribadi Kristus. Artinya Allah dan Yesus sama-sama ber-Pribadi; bukan Pribadi yang gradual (yang satu lebih tinggi dari yang lainnya) tetapi Pribadi yang setara. Dalam terang Filipi 2:6 ini kita mengerti apa yangdikatakan oleh Alkitab “Pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi “(Ibrani 1:2-3).
c. Paulus berkata: “Hanya ada satu Allah saja yaitu Bapa (1Kor 8:6)”. Pernyataan ini mau menerangkan bahwa Bapa berkodrat ilahi (ke-Allah-an). Bapa yang disebut-sebut oleh Yesus adalah berkodrat ilahi, Yahwe, Allah Yang Mahakuasa. Tetapi pernyataan “Satu Allah” tidak mungkin untuk mengatakan “kodrat Allah adalah satu”. Mustahillah kodrat Allah yang adalah Maha, memenuhi segala ruang dan waktu, serentak melampaui ruang dan waktu, melampaui segala bahasa manusia dikatakan “Satu”. Kata “satu” hanya mungkin untuk menunjuk pada salah satu Pribadi Allah yaitu Bapa. Allah yang berpribadi Bapa. Mengatakan “Satu Pribadi” mengandaikan adanya “Pribadi Yang Lain” yaitu Pribadi Yesus dan Pribadi Roh Kudus.
d. Paulus mengatakan “walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap keseteraan dengan Allah itu (Filipi 2:6)”. Pernyataan ini jelas menunjuk pada HAKIKAT Yesus yang setara, sebanding, sejajar, setingkat, sama kedudukannya dengan hakikat Bapa. Kalau tidak sehakikat, mengapa dikatakan ‘dalam rupa Allah ‘ dan ‘tidak menganggap kesetaraan dengan Allah’? Jadi, Yesus SEHAKIKAT dengan Bapa. Allah dalam keseluruhanNya tidaklah sama dan identik dengan Yesus. Bapa bukan Yesus, tetapi Yesus adalah Bapa. Dengan lain kata Allah adalah Allah dan Yesus adalah Yesus. Apa makasudnya kalau dikatakan: “Yesus adalah Allah” tidak lain Yesus SEHAKIKAT dengan Bapa dalam ke-Allah-an. Yesus setara dengan Bapa dalam ke-Allah-an. Hakikat ke-Allah-an Yesus identik, setara dengan ke-Allah-an Bapa. Yesus sebagai manusia tentu tidak setara dan identik dengan Bapa. Sebagai manusia, lebih kecil, ciptaan dan utusan Bapa. Allah menjadi manusia adalah ciptaan. Menjadi manusia yang diutus oleh Bapa. Yesus bukan ke-Allah-an melulu yang dengannya identik dengan Pribadi Bapa, tetapi manusia Yesus Kristus. Sebaliknya, Yesus tidaklah manusia melulu sebab Dia SEHAKIKAT dengan Allah.
e. Menarik untuk dicermati Filipi 2:9-11! “ 2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!”. Dalam teks di atas “Nama Yesus di atas Segala Nama (Filipi 2:9)” Artinya, Nama Allah pun berada di bawah nama Yesus. Nama Yesus di atas Nama Allah. “Nama” menunjuk kepada “Pribadi/Diri” seseorang; Pribadi Allah lebih rendah daripada Pribadi Yesus, atau Pribadi Yesus di atas Pribadi Allah. Itu tidak mungkin, bukan?! Jadi, secara tidak langsung Paulus menegaskan bahwa HAKIKAT Yesus adalah Allah, (Yesus SEHAKIKAT dengan Bapa) bagi kemuliaan Bapa (maksudnya untuk keagungan, kemuliaan Allah yang berpribadi Bapa. Tidak dikatakan: “bagi kemuliaan satu Allah”). Allah sendirilah yang menunjukkan keagungan dan kemuliaanNya kepada umat manusia, bukan manusia.
f. “Dalam Nama Yesus bertekuk lutut SEGALA yang ada di langit, yang ada di atas bumi, dan yang ada di bawah bumi (Filipi 2:10)” Jika benar bahwa Allah Maha segala-galanya dan ada di mana-mana (maka Dia berada juga di langit) maka secara tidak langsung pula Paulus menegaskan bahwa Allah pun bertekuk lutut pada Nama Yesus. “SEGALA lidah mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan”. Karena Allah juga memiliki “lidah” (Yes 30:27), maka lidah Allah pun mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Jika Yesus hanya manusia biasa, maka tidaklah mungkin Allah bertekuk lutut pada nama Yesus, tidak mungkin lidah Allah mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan, atau bahkan tidak mungkin Allah mengakui Yesus adalah Tuan (Tuan hanya diberikan kepada sosok yang lebih tinggi). Kesimpulan satu-satunya yakni Yesus adalah SEHAKIKAT dengan Allah.
g. Jika kaum unitarian berpendapat bahwa teks ( Filipi dan Korintus) tidak tegas-tegas mengatakan bahwa Yesus adalah Allah, maka hal yang sama dapat dikatakan sebaliknya. Paulus juga dalam ayat-ayat tersebut tidak mengatakan bahwa Yesus bukan Allah, atau Yesus tidak berkodrat Allah.
***
Duel- Jumlah posting : 86
Join date : 18.04.11
Yesus Sehakikat Dengan Allah: Teks Yohanes 10;30
4. Teks Yohanes 10:30
“Aku dan Bapa adalah Satu”
Menurut kaum unitarian:
“Aku dan Bapa adalah satu” artinya Yesus bersatu dengan Bapa dan bukan sama dengan Bapa. Kata ‘satu’ tersebut juga sama halnya ketika Yesus memohon pada Bapa dalam Yohanes 17:11 “…Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita” Yohanes 17:21 “supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita…” Yohanes 17:22-23 “… supaya mereka menjadi satu sama seperti kita adalah satu. Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu …” “Ber-satu”, satu pekerjaan (Yohanes 10:25), satu visi, satu spirit, satu hati satu pikir bukan satu hakikat! Karena kalau diartikan sebagai satu hakikat, apakah ini berarti orang-orang percaya yang juga hidup bersatu “di dalam Yesus dan di dalam Bapa mereka menjadi satu esensi pula dengan Allah dan mereka menjadi Allah semua?! Tentu tidak. Bersatu dengan Yesus bukan menjadi Yesus, bersatu dengan Allah, bukan menjadi Allah sejati”!
Jawab
a. Teks Yohanes 10:30 Aku dan Bapa adalah satu. Teks sendiri mengatakan bahwa Yesus dan Bapa ADAlah Satu, BUKAN “Yesus BERSATU dengan Bapa”. Siapakah yang bertentangan dengan Alkitab: “Kristen” atau “kaum unitarian”? Tentu saja kaum unitarian sebab mereka mengubah perkataan Yesus: “Aku dan Bapa adalah satu” menjadi “Yesus bersatu dengan Bapa”. Bandingkan perkata Yahwe berikut ini: “AKU ADALAH AKU” (Kel 3:14). Jika kita mengikuti logika kaum unitarian, maka perkataan itu menjadi: “Aku bersatu dengan Aku; atau Allah bersatu dengan Allah”. Mustahil, bukan? Kata adalah merupakan gabungan dari kata ‘ada’ dan partikel ‘lah’. Kata ‘ada’ berarti hadir, telah sedia, benar. Partikel ‘lah’ berarti kata yang dipergunakan untuk menekankan makna kata yang berada di depannya. Manakala kedua kata itu digabung, maka berarti identik dengan…, sama maknanya dengan….
b. Jika dikatakan “Aku dan Bapa adalah satu”, maka berarti Pertama; “Aku dan Bapa” telah benar-benar hadir Satu. Faktanya, Bapa tidak dapat dilihat, tetapi dinyatakan telah hadir. Itu berarti Allah adalah Dia yang hadir (Dia yang dilihat, Dia yang berbicara). Kedua, “Aku” identik dengan “Bapa”. Ketiga “Aku” sama maknanya dengan “Bapa”. Ketiga arti itu bermakna “Bapa” identik dengan “Aku”; “Bapa” sama maknanya dengan “Aku”. Jadi, Yesus identik dengan Bapa, Yesus sama makna/artinya dengan Bapa. Yesus adalah Bapa. Karena Bapa adalah Allah, maka Yesus adalah Allah. Bandingkan dengan Yohanes 10:33 “Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah." Perhatikan! Yesus dilempar dengan batu bukan karena suatu pekerjaan baik (satu visi, satu spirit, satu hati satu pikir), atau bahkan bukan karena SATU HAKIKAT SAJA; tetapi karena Yesus MENYAMAKAN DIRINYA dengan ALLAH. Dalam hal apa Yesus menyamakan DiriNya dengan Allah? Kaum unitarian akan menjawab dalam hal satu pekerjaan, satu spirit, satu visi, satu hati satu pikir, atau dalam hal satu hakikat saja. Faktanya teks tidak menyatakan demikian. Yang benar adalah dalam haul SEMUANYA (satu pekerjaan, satu visi, satu spirit, satu hati satu pikir dan satu hakikat) sebagai konsekwensi logis dari pernyataan: “menyamakan diri dengan Allah”. Karena Bapa tetaplah Bapa dan Yesus tetaplah Yesus (Dua Pribadi yang masing-masing dapat dibedakan, namun tak terpisahkan), maka “Aku dan Bapa adalah Satu” mengandung visi hakikat satu (sama/identik), namun Pribadi berbeda. Satu Allah dalam Tiga Pribadi (Bapa dan Putera dan Roh Kudus)
“Aku dan Bapa adalah Satu”
Menurut kaum unitarian:
“Aku dan Bapa adalah satu” artinya Yesus bersatu dengan Bapa dan bukan sama dengan Bapa. Kata ‘satu’ tersebut juga sama halnya ketika Yesus memohon pada Bapa dalam Yohanes 17:11 “…Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita” Yohanes 17:21 “supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita…” Yohanes 17:22-23 “… supaya mereka menjadi satu sama seperti kita adalah satu. Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu …” “Ber-satu”, satu pekerjaan (Yohanes 10:25), satu visi, satu spirit, satu hati satu pikir bukan satu hakikat! Karena kalau diartikan sebagai satu hakikat, apakah ini berarti orang-orang percaya yang juga hidup bersatu “di dalam Yesus dan di dalam Bapa mereka menjadi satu esensi pula dengan Allah dan mereka menjadi Allah semua?! Tentu tidak. Bersatu dengan Yesus bukan menjadi Yesus, bersatu dengan Allah, bukan menjadi Allah sejati”!
Jawab
a. Teks Yohanes 10:30 Aku dan Bapa adalah satu. Teks sendiri mengatakan bahwa Yesus dan Bapa ADAlah Satu, BUKAN “Yesus BERSATU dengan Bapa”. Siapakah yang bertentangan dengan Alkitab: “Kristen” atau “kaum unitarian”? Tentu saja kaum unitarian sebab mereka mengubah perkataan Yesus: “Aku dan Bapa adalah satu” menjadi “Yesus bersatu dengan Bapa”. Bandingkan perkata Yahwe berikut ini: “AKU ADALAH AKU” (Kel 3:14). Jika kita mengikuti logika kaum unitarian, maka perkataan itu menjadi: “Aku bersatu dengan Aku; atau Allah bersatu dengan Allah”. Mustahil, bukan? Kata adalah merupakan gabungan dari kata ‘ada’ dan partikel ‘lah’. Kata ‘ada’ berarti hadir, telah sedia, benar. Partikel ‘lah’ berarti kata yang dipergunakan untuk menekankan makna kata yang berada di depannya. Manakala kedua kata itu digabung, maka berarti identik dengan…, sama maknanya dengan….
b. Jika dikatakan “Aku dan Bapa adalah satu”, maka berarti Pertama; “Aku dan Bapa” telah benar-benar hadir Satu. Faktanya, Bapa tidak dapat dilihat, tetapi dinyatakan telah hadir. Itu berarti Allah adalah Dia yang hadir (Dia yang dilihat, Dia yang berbicara). Kedua, “Aku” identik dengan “Bapa”. Ketiga “Aku” sama maknanya dengan “Bapa”. Ketiga arti itu bermakna “Bapa” identik dengan “Aku”; “Bapa” sama maknanya dengan “Aku”. Jadi, Yesus identik dengan Bapa, Yesus sama makna/artinya dengan Bapa. Yesus adalah Bapa. Karena Bapa adalah Allah, maka Yesus adalah Allah. Bandingkan dengan Yohanes 10:33 “Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah." Perhatikan! Yesus dilempar dengan batu bukan karena suatu pekerjaan baik (satu visi, satu spirit, satu hati satu pikir), atau bahkan bukan karena SATU HAKIKAT SAJA; tetapi karena Yesus MENYAMAKAN DIRINYA dengan ALLAH. Dalam hal apa Yesus menyamakan DiriNya dengan Allah? Kaum unitarian akan menjawab dalam hal satu pekerjaan, satu spirit, satu visi, satu hati satu pikir, atau dalam hal satu hakikat saja. Faktanya teks tidak menyatakan demikian. Yang benar adalah dalam haul SEMUANYA (satu pekerjaan, satu visi, satu spirit, satu hati satu pikir dan satu hakikat) sebagai konsekwensi logis dari pernyataan: “menyamakan diri dengan Allah”. Karena Bapa tetaplah Bapa dan Yesus tetaplah Yesus (Dua Pribadi yang masing-masing dapat dibedakan, namun tak terpisahkan), maka “Aku dan Bapa adalah Satu” mengandung visi hakikat satu (sama/identik), namun Pribadi berbeda. Satu Allah dalam Tiga Pribadi (Bapa dan Putera dan Roh Kudus)
Duel- Jumlah posting : 86
Join date : 18.04.11
Yesus Sehakikat Dengan Allah: Teks Yohanes 17;11
5. Teks Yohanes 17:11
“…Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita”
a. Pemahaman atas teks itu: Pertama, teks tidak dapat dijadikan bukti bahwa Yesus tidak SEHAKIKAT dengan Bapa”. Teks tersebut justeru membuktikan dan menegaskan tentang kedalaman pengetahuan Yesus. Yesus tahu bahwa setiap orang percaya dipelihara; ditebus, diselamatkan, dijadikan sahabat hanya kerena hakikat dari setiap orang yang percaya itu sama sebagai manusia. Apakah hakikat dari orang yang percaya yang bernama Andy, berbeda dengan hakikat dari orang percaya yang bernama Merry? Tentu tidak, bukan? Andy dan Merry sama-sama dimohonkan agar dipelihara oleh Bapa hanya karena hakikat kedua orang itu sama yakni sama-sama manusia. Kedua orang itu tidak mungkin dimohonkan agar dipelihara, kalau salah satu dari keduanya yang bernama Mery ternyata hakikatnya adalah binatang (misalnya ternyata Anjing yang diberi nama Merry) Kedua, kalimat “peliharalah mereka dalam namaMu” diberi keterangan, yaitu Nama yang telah Engkau berikan kepadaKu. Apa arti keterangan itu?. “Nama” itu telah dinyatakan, diwahyukan, yang selama ini tersamar dalam pemberitaan para nabi Israel.
b. “NamaMu telah DINYATAKAN/DIWAHYUKAN”. Apa artinya? “NamaMu” kini dapat dilihat secara konkret, nyata, real, esksis dan dapat diinderawi. Nama Allah tidak lain dari “AKU ADALAH AKU”. “Kata” adalah simbol yang menandakan apa “yang dikatakan”. Kata/kalimat: “Aku Adalah Aku” adalah simbol yang menandakan apa yang dikatakan (AKU ADALAH AKU) yaitu BEING (SANG ADA), Pengada, Pencipta. SANG ADA itu kini menjadi nyata, konkrit dan tidak lagi dalam bentuk simbol (kata). Manakalah sebuah Nama dinyatakan dan diwahyukan masih sebatas simbolisasi (kata), maka itu bukan PEWAHYUAN, juga bukan PENYATAAN. Kalau Nama Allah masih dalam bentuk simbol berupa kata dan karya atau pribadi tertentu, maka Nama Allah masih tersembunyi dan bukan Dia yang disimbolkan. Jadi, makna NamaMu diberikan kepadaKu masih dalam bentuk simbol belaka. Bagi kita, “NamaMu telah diberikan” berarti Allah telah “hadir di sini saat ini, sekarang, riil, nyata, Allah itu sendiri”, bukan dalam pemikiran dan bayangan, bukan dalam pengharapan belaka. Allah telah menjadi daging, Allah telah dapat dilihat dengan mata daging kita. Allah bukan lagi slogan belaka seberapa pun akbarnya slogan itu. Kita tidak lagi berteriak memanggilnya, Allah yang Mahabesar, atau Allah yang terbesar sebab Dia sudah tinggal di antara kita. “Barangsiapa telah melihat Aku, telah melihat Bapa” (Yohanes 14:9). Siapa telah melihat Yesus telah melihat Allah sebab Yesus dan Allah adalah Satu (Yoahnes 10:30). Jika kita diberikan roti, tentu benda ‘roti’ itu yang kita lihat dan bukan kata ‘roti’. Jika “Nama Allah” diberikan kepada Yesus, tentu Allah itu yang Dia dapatkan, bukan kata “nama Allah”. Nama sebagai kumpulan huruf tentu tidak ada gunanya. Allah yangmemberi tidak sama dengan manusia yang memberi. Jika seorang ibu memberi nama kepada anaknya, tentu “nama” yang terdiri dari huruf-huruflah yang dia berikan. Prinsip seperti itu tidak berlaku untuk Allah. Jika Allah berfirman, “jadilah gunung” maka gununglah yang tejadi. Jika Allah berfirman, Engkau adalah Allah, maka Allahlah yang terjadi. “Tetapi tentang Anak Ia berkata: “TahtaMu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya dan tongkat kerajaanMu adalah tongkat kebenaran” (Ibrani 1:.
c. Kalau Yesus diutus ke dunia mewakili Allah, dan Nama Allah telah diberikan kepada Yesus, maka bagaimana mungkin Yesus dapat menyandang nama Allah? Lagi pula, perutusan tidak berarti “dia yang mengutus” lebih manusia daripada “dia yang diutus”, tidak berarti Allah yang mengutus lebih Allah daripada Yesus yang diutus. Kalau benar bahwa Yesus hanya manusia dan tidak sehakikat dengan Allah, maka dapatkah seorang manusia biasa menyandang Nama Allah dan menyandang seluruh kepenuhan ke-Allah-an? (Kolose 2:9). Bukankah nama Allah itu ajaib? (Hak 13:18). Dapatkah sesuatu yang ajaib disandang oleh manusia biasa dan tidak ajaib? Siapakah yang berhak dan patut, dan tepat menyandang Nama Allah yang ajaib kalau bukan Allah yang ajaib itu sendiri? Bukankah Dia akan cemburu jika NamaNya dipakai oleh orang lain. (Keluaran 34:14). Jika Sang Ada bernama Allah dan nama itu diberikan kepada Yesus, maka nama Yesus adalah Allah, bukan? Jika seorang yang melulu berkodrat manusia menyandang nama Allah, maka hal itu akan melanggar kekudusan nama itu (Imamat 18:21) sebab manusia cenderung kepada dosa, padahal Nama Tuhan mulia dan dasyat (Ulangan 28:58). Jika nama Yesus adalah nama Allah (Allah), tetapi ternyata Yesus hanya manusia biasa, maka kita bertanya: untuk apa Allah memberikan namaNya kepada Yesus? Bukankah itu berarti Allah berbohong? Padahal kita tahu bahwa Allah tidak dapat berdusta? (Ibr 6:18)
d. Anda mungkin dapat berpikir naif seperti ini: Apakah tidak mungkin nama Anjing Herder diberikan (menyandang) nama manusia (misalnya Andy)? Pemakaian ‘nama’ sebagai ‘nama’, selalu mungkin, tetapi untuk apa? Pertanyaan kami selanjutnya: Apakah mungkin Si Andy (Anjing Herder) dapat diutus mewakili Andy (manusia, pemilik nama sesungguhnya) untuk menyelesaikan karya-karya besar, yang seharusnya dilakukan oleh Andy (manusia) sendiri di Amerika? Impossible!! Jadi, jangan pernah Anda mengutus Anjing ke Amerika mewailiki diri Anda, sekalipun Anjing itu menyandang nama Anda. Dalam konteks perutusan (atau bahkan dalam konteks apa pun) Nama manusia hanya dapat diberikan kepada dia yang diutus adalah manusia.
e. Demikian juga Nama Allah hanya dapat diberikan kepada Allah. Hanya Allahlah yang dapat menyandang NamaNya, sedangkan manusia yang bukan Allah tidak dapat menyandang NamaNya. Nama Allah (BEING, ADA MUTLAK) tidak lain AKU ADALAH AKU”. “Nama yang telah Engkau berikan kepadaKu” karena Engkau tahu (Maha Tahu) bahwa Aku (Yesus) SEHAKIKAT dengan Engkau. “Sekiranya kamu mengenal Aku, kamu juga mengenal BapaKu. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia…Tuhan tunjukkanlah Bapa itu kepada kami itu sudah cukup bagi kami…engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa…Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diriKu sendiri, tetapi Bapa yang diam di dalam Aku. Dialah yang melakukan pekerjaanNya. Percayalah kepadaKu bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku… (Yohanes 14:7.8.9.10-11). Untuk apa NamaMu (Allah) “telah Engkau berikan kepadaKu (Yesus)” supaya mereka menjadi satu sama seperti kita”
f. Yesus mengutus para muridNya, tetapi Yesus tidak pernah memberikan namaNya kepada mereka. Para murid justeru diperintahkan untuk berkata dan bertindak dalam Nama Yesus (Matius 28:19, Kisah Para Rasul 4:8-12). Mengapa harus bertindak dalam Nama Yesus? Jawabannya sangat terang benderang: “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa juga selain di dalam Dia [Yesus] sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kisah Para Rasul 4:12). Manusia hanya selamat dalam Nama Yesus. Kalau para murid bertindak dalam nama Yesus, maka hal itu tidak berarti Yesus memberikan namaNya. Para murid dapat berkuasa hanya karena dalam Nama Yesus.
***
“…Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita”
a. Pemahaman atas teks itu: Pertama, teks tidak dapat dijadikan bukti bahwa Yesus tidak SEHAKIKAT dengan Bapa”. Teks tersebut justeru membuktikan dan menegaskan tentang kedalaman pengetahuan Yesus. Yesus tahu bahwa setiap orang percaya dipelihara; ditebus, diselamatkan, dijadikan sahabat hanya kerena hakikat dari setiap orang yang percaya itu sama sebagai manusia. Apakah hakikat dari orang yang percaya yang bernama Andy, berbeda dengan hakikat dari orang percaya yang bernama Merry? Tentu tidak, bukan? Andy dan Merry sama-sama dimohonkan agar dipelihara oleh Bapa hanya karena hakikat kedua orang itu sama yakni sama-sama manusia. Kedua orang itu tidak mungkin dimohonkan agar dipelihara, kalau salah satu dari keduanya yang bernama Mery ternyata hakikatnya adalah binatang (misalnya ternyata Anjing yang diberi nama Merry) Kedua, kalimat “peliharalah mereka dalam namaMu” diberi keterangan, yaitu Nama yang telah Engkau berikan kepadaKu. Apa arti keterangan itu?. “Nama” itu telah dinyatakan, diwahyukan, yang selama ini tersamar dalam pemberitaan para nabi Israel.
b. “NamaMu telah DINYATAKAN/DIWAHYUKAN”. Apa artinya? “NamaMu” kini dapat dilihat secara konkret, nyata, real, esksis dan dapat diinderawi. Nama Allah tidak lain dari “AKU ADALAH AKU”. “Kata” adalah simbol yang menandakan apa “yang dikatakan”. Kata/kalimat: “Aku Adalah Aku” adalah simbol yang menandakan apa yang dikatakan (AKU ADALAH AKU) yaitu BEING (SANG ADA), Pengada, Pencipta. SANG ADA itu kini menjadi nyata, konkrit dan tidak lagi dalam bentuk simbol (kata). Manakalah sebuah Nama dinyatakan dan diwahyukan masih sebatas simbolisasi (kata), maka itu bukan PEWAHYUAN, juga bukan PENYATAAN. Kalau Nama Allah masih dalam bentuk simbol berupa kata dan karya atau pribadi tertentu, maka Nama Allah masih tersembunyi dan bukan Dia yang disimbolkan. Jadi, makna NamaMu diberikan kepadaKu masih dalam bentuk simbol belaka. Bagi kita, “NamaMu telah diberikan” berarti Allah telah “hadir di sini saat ini, sekarang, riil, nyata, Allah itu sendiri”, bukan dalam pemikiran dan bayangan, bukan dalam pengharapan belaka. Allah telah menjadi daging, Allah telah dapat dilihat dengan mata daging kita. Allah bukan lagi slogan belaka seberapa pun akbarnya slogan itu. Kita tidak lagi berteriak memanggilnya, Allah yang Mahabesar, atau Allah yang terbesar sebab Dia sudah tinggal di antara kita. “Barangsiapa telah melihat Aku, telah melihat Bapa” (Yohanes 14:9). Siapa telah melihat Yesus telah melihat Allah sebab Yesus dan Allah adalah Satu (Yoahnes 10:30). Jika kita diberikan roti, tentu benda ‘roti’ itu yang kita lihat dan bukan kata ‘roti’. Jika “Nama Allah” diberikan kepada Yesus, tentu Allah itu yang Dia dapatkan, bukan kata “nama Allah”. Nama sebagai kumpulan huruf tentu tidak ada gunanya. Allah yangmemberi tidak sama dengan manusia yang memberi. Jika seorang ibu memberi nama kepada anaknya, tentu “nama” yang terdiri dari huruf-huruflah yang dia berikan. Prinsip seperti itu tidak berlaku untuk Allah. Jika Allah berfirman, “jadilah gunung” maka gununglah yang tejadi. Jika Allah berfirman, Engkau adalah Allah, maka Allahlah yang terjadi. “Tetapi tentang Anak Ia berkata: “TahtaMu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya dan tongkat kerajaanMu adalah tongkat kebenaran” (Ibrani 1:.
c. Kalau Yesus diutus ke dunia mewakili Allah, dan Nama Allah telah diberikan kepada Yesus, maka bagaimana mungkin Yesus dapat menyandang nama Allah? Lagi pula, perutusan tidak berarti “dia yang mengutus” lebih manusia daripada “dia yang diutus”, tidak berarti Allah yang mengutus lebih Allah daripada Yesus yang diutus. Kalau benar bahwa Yesus hanya manusia dan tidak sehakikat dengan Allah, maka dapatkah seorang manusia biasa menyandang Nama Allah dan menyandang seluruh kepenuhan ke-Allah-an? (Kolose 2:9). Bukankah nama Allah itu ajaib? (Hak 13:18). Dapatkah sesuatu yang ajaib disandang oleh manusia biasa dan tidak ajaib? Siapakah yang berhak dan patut, dan tepat menyandang Nama Allah yang ajaib kalau bukan Allah yang ajaib itu sendiri? Bukankah Dia akan cemburu jika NamaNya dipakai oleh orang lain. (Keluaran 34:14). Jika Sang Ada bernama Allah dan nama itu diberikan kepada Yesus, maka nama Yesus adalah Allah, bukan? Jika seorang yang melulu berkodrat manusia menyandang nama Allah, maka hal itu akan melanggar kekudusan nama itu (Imamat 18:21) sebab manusia cenderung kepada dosa, padahal Nama Tuhan mulia dan dasyat (Ulangan 28:58). Jika nama Yesus adalah nama Allah (Allah), tetapi ternyata Yesus hanya manusia biasa, maka kita bertanya: untuk apa Allah memberikan namaNya kepada Yesus? Bukankah itu berarti Allah berbohong? Padahal kita tahu bahwa Allah tidak dapat berdusta? (Ibr 6:18)
d. Anda mungkin dapat berpikir naif seperti ini: Apakah tidak mungkin nama Anjing Herder diberikan (menyandang) nama manusia (misalnya Andy)? Pemakaian ‘nama’ sebagai ‘nama’, selalu mungkin, tetapi untuk apa? Pertanyaan kami selanjutnya: Apakah mungkin Si Andy (Anjing Herder) dapat diutus mewakili Andy (manusia, pemilik nama sesungguhnya) untuk menyelesaikan karya-karya besar, yang seharusnya dilakukan oleh Andy (manusia) sendiri di Amerika? Impossible!! Jadi, jangan pernah Anda mengutus Anjing ke Amerika mewailiki diri Anda, sekalipun Anjing itu menyandang nama Anda. Dalam konteks perutusan (atau bahkan dalam konteks apa pun) Nama manusia hanya dapat diberikan kepada dia yang diutus adalah manusia.
e. Demikian juga Nama Allah hanya dapat diberikan kepada Allah. Hanya Allahlah yang dapat menyandang NamaNya, sedangkan manusia yang bukan Allah tidak dapat menyandang NamaNya. Nama Allah (BEING, ADA MUTLAK) tidak lain AKU ADALAH AKU”. “Nama yang telah Engkau berikan kepadaKu” karena Engkau tahu (Maha Tahu) bahwa Aku (Yesus) SEHAKIKAT dengan Engkau. “Sekiranya kamu mengenal Aku, kamu juga mengenal BapaKu. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia…Tuhan tunjukkanlah Bapa itu kepada kami itu sudah cukup bagi kami…engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa…Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diriKu sendiri, tetapi Bapa yang diam di dalam Aku. Dialah yang melakukan pekerjaanNya. Percayalah kepadaKu bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku… (Yohanes 14:7.8.9.10-11). Untuk apa NamaMu (Allah) “telah Engkau berikan kepadaKu (Yesus)” supaya mereka menjadi satu sama seperti kita”
f. Yesus mengutus para muridNya, tetapi Yesus tidak pernah memberikan namaNya kepada mereka. Para murid justeru diperintahkan untuk berkata dan bertindak dalam Nama Yesus (Matius 28:19, Kisah Para Rasul 4:8-12). Mengapa harus bertindak dalam Nama Yesus? Jawabannya sangat terang benderang: “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa juga selain di dalam Dia [Yesus] sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kisah Para Rasul 4:12). Manusia hanya selamat dalam Nama Yesus. Kalau para murid bertindak dalam nama Yesus, maka hal itu tidak berarti Yesus memberikan namaNya. Para murid dapat berkuasa hanya karena dalam Nama Yesus.
***
Duel- Jumlah posting : 86
Join date : 18.04.11
Yesus Sehakikat Dengan Allah: Teks Yohanes 17;21
6. Teks Yohanes 17:21
“Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, …”
Kaum unitarian mengomentari teks ini:
“Bukan satu hakikat! Karena kalau diartikan satu hakikat, apakah ini berarti orang-orang percaya yang juga hidup bersatu “di dalam Yesus dan di dalam Bapa” mereka menjadi satu esensi pula dengan Allah dan mereka menjadi Allah semua?! Tentu tidak. Bersatu dengan Yesus bukan menjadi Yesus. Bersatu dengan Allah, bukan menjadi Allah”
Jawab
a. Kita harus memperhatin teks secara cermat. Yesus berdoa, “supaya mereka semua menjadi satu” Ingat! Kata menjadi satu sama maknanya dengan bersatu tetapi berbeda dengan “mereka semua adalah satu”. Yesus tahu bahwa hakikat para muridNya adalah satu, yakni manusia. Kalimat “menjadi satu” mengandung proses tertentu di dalamnya. Dari tidak bersatu, atau dari kurang bersatu menjadi bersatu. Jadi, doa Yesus tidak dimaksudkan supaya “mereka satu dalam hakikatnya”; tetapi supaya mereka bersatu dalam pekerjaan, bersatu dalam pikiran dan hati. Yesus juga tidak berdoa supaya hakikat mereka identik dengan hakikat Allah, lalu “mereka” adalah Allah semua. Yesus tidak berkata: “mereka dan Kita adalah satu”. Yesus juga tidak berkata: “mereka juga satu di dalam Kita”. Yesus HANYA mengatakan: “supaya mereka semua menjadi satu…agar mereka juga di dalam kita” Syarat supaya seseorang (mereka) di dalam Allah (mereka juga di dalam Kita) ialah harus ‘mereka semua menjadi satu’. Teks “sama seperti Engkau ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau”. Bagi kita dalam teks ini Yesus tidak hanya berbicara tentang ke-satu-an karya, pikiran, visi, hatiNya dengan BapaNya, tetapi sekaligus hakikatNya identik dengan BapaNya. (Yoh 10: 30; Yoh 14: 11) Mengapa demikian? Alasannya: karena pekerjaan, visi, spirit, hati dan pikiran Yesus IDENTIK dengan Bapa, juga karena kita tidak menemukan orang yang pekerjaan, visi, spirit, hati dan pikirannya identik dengan Bapa, selain Yesus; maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Yesus SEHAKEKAT dengan Bapa. Jadi, Yesus adalah Allah. “Engkau, ya Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau.”
b. Menurut kaum unitarian, kalau dalam kalimat tersebut, terkandung pengertian ke-satu-an pekerjaan, visi, spirit, satu hati satu pikir” dan HAKIKAT yang identik antara Allah dan Bapa, maka kalimat “mereka juga di dalam Kita” terkandung pengertian yang sama. Namun bagi kita, tidak harus disimpulkan demikian. Yesus tidak hanya mengatakan “Engkau ya Bapa di dalam Aku”, TETAPI juga “Aku di dalam Engkau” dan “Aku dan Bapa adalah Satu”. Sementara untuk “mereka (para murid)” HANYA dikatakan “MEREKA DI DALAM KITA”. Di dalam teks itu tidak dikatakan “KITA DI DALAM MEREKA” sebab Yesus tahu bahwa mereka TIDAK SEHAKIKAT dengan ‘Kita’ (Bapa dan Yesus). Sekalipun dikatakan “Mereka di dalam Kita”, tetapi tidak dikatakan “Kita dan Mereka adalah Satu”.
c. Alkitab bahkan berkata: “Kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita” (1Yohanes 4:13) dan “Barangsiapa mengaku bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah” (1Yohanes 4:15). Walaupun demikian, dalam kedua perikopa itu tidak dikatakan “Kita (pengikut Yesus) dan Allah adalah Satu”, juga tidak dikatakan: “Allah dan dia (seorang pengikut Yesus) adalah Satu”. Segala ciptaan berawal mula dari YANG SATU dan akan kembali kepada YANG SATU. Itulah artinya “mereka di dalam Kita (Bapa dan Putera)”. Manusia mengarahkan seluruh perjuangan dan tujuan hidupnya kepada Allah (Filipi 3:14).
d. “Allah di dalam kita (pengikut Yesus)”, artinya menyangkut dua hal. Pertama, menuruti segala perintah Allah. “Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita. (1Yohanes 3:24). Kedua, tetap berada di dalam kasih. “ Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia”. (1Yohanes 4:16). Jika kedua hal itu dipenuhi, maka Allah hadir dalam peziarahan hidup kita, bersama kita menuju Dia. Dia mengarahkan firmanNya, perhatianNya, kasihNya, penyelamatanNya, pengampunanNya, rahmatNya kepada manusia. Ia ada di tengah-tengah kita (Wahyu 21:3). Semua itu untuk kita, menetap di dalam hati kita, menghidupi kita dari dalam dengan RohNya sendiri. Demikianlah kita tahu bahwa Allah menyertai murid-muridNya. (Matius 28:20). Sekalipun Allah di dalam manusia, itu tidak berarti bahwa “Allah adalah manusia seperti kita dan manusia adalah Allah” sebab manusia adalah ciptaan, dan Allah adalah Pencipta. Manusia berbeda dengan Yesus. Yesus adalah Pencipta, “segala sesuatu dicipta oleh Dia” (Kolose 1:16). Yesus sendiri bukan ciptaan. Itulah sebabnya “Allah di dalam kita” tidak serta-merta sama artinya dengan “Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku (Yohanes 14:10). Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku menunjukan bahwa antara Bapa dan Yesus memiliki satu kesamaan yang unik yakni Allah dan Putera Satu yakni SEHAKIKAT, sedangkan “Allah di dalam kita” berarti Allah “bersatu” dan bersama kita (bukan: Allah dan kita Satu), Allah menyertai kita (Matius 1:23).
e. Kalau Yesus menyadari DiriNya bukan Allah, maka ucapanNya adalah suatu penghojatan terhadap Allah, sebab Ia mensejajarkan diriNya dengan Allah. Faktanya Yesus mensejajarkan/menyamakan diriNya dengan Allah: “Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah” (Yohanes 5:18), “Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari engkau, melainkan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diriMu dengan Allah” (Yohanes 10:33), “Siapa melihat Aku melihat Allah” (Yohanes 14:9), “Aku dan Bapa adalah Satu” (Yohanes 10:30) maka kesimpulannya Yesus SEHAKIKAT dengan ALLAH.
f. Oleh karena Yesus SEHAKIKAT dengan Allah (Aku dan Bapa adalah Satu), maka Dia berkata: “Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang MENYATAKANNYA”. (Yohanes 1:18). “Dialah yang menyatakannya” maksudnya: Yesuslah yang mewahyukan kodratNya, menyingkapkanNya, membuka selubung keajaibanNya, menjelaskan rahasia kehendakNya untuk menyelamatkan manusia. Yesuslah yang melihat Allah. Dalam teks di atas, Yesus menjelaskan terutama hakikat Bapa dan DiriNya.
g. “Tidak seorang pun” (Yohanes 1:18) artinya tidak ada pribadi (manusia) yang melihat Allah”. Kalau Yesus hanya manusia, maka Dia tidak termasuk orang yang melihat Allah. Tetapi kalimat berikutnya: “tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya (melihat Allah). “Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa” (Yohanes 6:46). Yesus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan (Kolose 1:15). Kita tidak mengenal Allah bahkan rupaNya pun tidak kita kenal (Yohanes 5:37), tetapi siapa yang melihat Yesus, ia telah melihat Bapa (Yohanes 12:45 dan Yohanes 14:9) sebab “Aku dan Bapa adalah Satu” (Yohanes 10:30).
h. “Melihatnya Yesus” berarti menyingkapkan hakikat Allah, Yesus adalah penyataan Allah (Yohanes 1:14 Allah yang menjadi manusia), Yesus adalah Allah yang tadinya ajaib, transenden menjadi terlihat, terjangkau, imanen, masuk dalam sejarah manusiawi kita. Allah masuk dalam peredaran waktu. Yesus adalah Allah yang konkrit (riil) dari Allah yang Mahakuasa, yang tak terjangkau dan tak terhampiri. Yesus adalah Allah beserta kita sekarang dan di sini. “Melihatnya” Yesus berarti Penghadiran Allah. Allah hadir menjadi manusia. (Yohanes 1:14)
i. Alkitab berkata: “Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah” (1Yohanes 4:12), “Seorang pun tak pernah melihat Dia, memang manusia tidak dapat melihat Dia” (1Timotius 6:16). Jika kita mengikuti logika tulisan Yohanes ini, maka Yesus pun tidak pernah melihat Allah dan bahkan Allah pun tidak melihat DiriNya. Walaupun demikian, sangat jelas dari kalimat itu “tidak ada seorang pun”; maksudnya tidak ada seorang pun manusia yang telah melihat Allah. Kata tersebut menunjuk pada diri manusia. Jika Yesus melulu seorang manusia, maka dia juga tidak pernah melihat Allah. Karena Yesus tidak melulu manusia, tetapi SEHAKIKAT dengan Allah, maka Yesus benar ketika bersabda: “Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya” (Yohanes 1:18), “Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang melihat Bapa” (Yohanes 6:46). Yesus tidak sekadar memandang/melihat Allah sebagaimana Yakub melihat Allah (Kej 32:30; Musa, Harun dan tua-tua Israel yang melihat Allah dan jejakNya Kel 24:10), tetapi Yesus benar-benar ber-HAKIKAT Allah. Dia yang berhakikat Allah tentu dapat melihat diriNya.
j. Yesus mengatakan “Kita”. Anda mungkin berkata: “kalau demikian Allah orang Kristen “Jamak”. Tergantung apa yang anda maksud dengan “Jamak”. Jika maksudnya substansi Allah lebih dari satu, maka itu salah. Tetapi jika maksudnya, Pribadi Allah lebih dari satu, maka itu benar. Pribadi Allah memang jamak. Pribadi manusia juga jamak. Binatang juga jamak. Kita dicipta oleh Dia yang Pribadi Jamak, tetapi substansi ke-Allah-anNya tunggal. Apa yang jamak dalam Allah adalah PribadiNya (Bapa, dan Putera dan Roh Kudus), tetapi hakikatnya tunggal (sebenarnya “tak terbahasakan”). Manusia juga jamak (Andy, Jhon, Merry dll), bahkan di dalam diri Andy, Jhon dan Merry (yang untuk masing-masing mereka, kita sebut seorang) terkandung kejamakan juga. Ada tubuh, ada jiwa, dan ada roh; toh kita katakan Andy seorang (satu orang ).
k. Kaum unitarian barangkali akan menyangkal sejumlah pengertian yang telah dibahas di atas dengan mengambil teks lainnya. “ Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu” (Yoh 15: 4a) dan “…Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak…” (Yoh 15: 5b). Teks Yoh 15:a tidak berbicara tentang hakikat Yesus, tetapi firman Yesus dan buah dari firman Yesus itu. Tinggal di dalam Yesus berarti hidup menurut ajaran Yesus. Ini terbukti dari keterangan ayat 4b-c, “Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku” Demikian juga dengan teks Yohanes 15:5b tidak berbicara tentang kesetaraan hakikat Yesus dengan kamu (para murid), tetapi tentang firman Yesus. Ini terbukti dari Yohanes 15:7 “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firmanKu tinggal di dalam kamu… ”. Jadi, jelaslah bahwa arti dari ‘Aku di dalam kamu’ ialah “firman Yesus di dalam ‘kamu’ (para murid) dan para murid di dalam firman Yesus”. Arti “di dalam” adalah “menuruti segala perintah”. “Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita. (1 Yohanes 3:24) Sekalipun demikian, tidaklah salah kalau Yesus tinggal di dalam para murid sebab Dia adalah Allah. Dia dapat tinggal di mana saja sesuai dengan kehendakNya. Para murid bukan Allah karena tidak dikatakan Yesus dan para murid adalah satu, atau “Aku dan kamu (para murid) adalah Satu”.
l. Yohanes 21:22-23. “Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu. Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.” Teks ini tidak dapat dipakai untuk menyangkal kesamaan hakikat Yesus dengan Allah. Pada dasarnya Yesus adalah Firman Allah (atau Roh Allah). Firman itu ada sejak kekal, bersamaan dengan kekekalan Allah dan Sang Firman berfirman untuk kesatuan para murid. Firman dari Sang Firman tersebut tentu saja dapat berada dalam para murid. Firman dari Sang Firman itu berdaya efektif, dapat membuat para murid menjadi satu spirit, satu hati dan pikiran, satu pekerjaan, satu visi dengan sesama para murid (mereka ber-satu) dan oleh firman dari Sang Firman tersebut para murid dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan Sang Firman. Tentu saja hakikat Sang Firman tidak identik dengan hakikat manusia yang berasal dari tanah.
m. Ada yang unik dalam ungkapan-ungkapan Yesus dalam teks-teks yang kita bahas ini. 1)Yesus berkata: “supaya mereka menjadii satu”. (Yoh 17:11) 2)supaya mereka menjadi satu” (Yoh 21), 3)”mereka sempurna menjadi satu. Yesus tidak pernah mengatakan: 1)“Kita (Yesus dan para murid) adalah satu. 2) Yesus juga tidak berkata: Kita (Bapa dan Yesus) dan mereka (para murid) adalah satu. 3)Yesus juga tidak berkata: ‘Mereka (para murid)dan Kita adalah satu. 4)Yesus juga tidak berkata: “Mereka juga adalah Kita” 5)Yesus juga tidak berkata: “Kita di dalam mereka, tetapi “Mereka juga di dalam kita” (sama seperti Yesus di dalam Bapa dan Bapa di dalam Yesus). 6)Yesus pernah berkata: “Aku di dalam kamu dan kamu di dalam Aku (Yesus)” Tetapi Dia tidak berkata: “Kita di dalam mereka dan mereka di dalam Kita”.
n. Ketika Yesus berberbicara tentang ber-“satu”nya para murid, Ia selalu memakai kata “MENJADI” a)Mereka menjadi satu (Yoh 17:11). 2)Mereka semua menjadi satu. 3)Mereka menjadi satu” (Yoh 17:22). 4)Mereka sempurna menjadi satu (Yoh 17:23). Jadi, Yesus selalu memakai kata MENJADI, bukan ADALAH. Yesus tidak berkata: ‘mereka adalah satu’ dan juga tidak ‘mereka semua adalah satu’. Sebaliknya ketika Yesus berbicara “satu”nya Dia dan Bapa selalu memakai kata ADALAH/DALAM dan tidak pernah memakai kata MENJADI. Jika Yesus adalah ciptaan dan tidak sehakikat dengan Allah tentu Dia harus memakai kata “menjadi”. Kenyataannya: 1)Aku dan Bapa adalah satu (Yoh 10: 30). 2) ”Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa…Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku) (14: 9.10). 3)”sama seperti Engkau ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau” (Yoh 17: 21). 4) “Kita adalah satu” (Yoh 17: 22). Dengan demikian, kita dapat mengetahui bahwa Yesus menyatakan sesuatu yang unik dengan BapaNya: Yesus dan Bapa adalah satu; Yesus adalah Allah. Artinya Yesus sehakikat dengan Bapa, walaupun terbedakan dalam kepribadian.
***
“Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, …”
Kaum unitarian mengomentari teks ini:
“Bukan satu hakikat! Karena kalau diartikan satu hakikat, apakah ini berarti orang-orang percaya yang juga hidup bersatu “di dalam Yesus dan di dalam Bapa” mereka menjadi satu esensi pula dengan Allah dan mereka menjadi Allah semua?! Tentu tidak. Bersatu dengan Yesus bukan menjadi Yesus. Bersatu dengan Allah, bukan menjadi Allah”
Jawab
a. Kita harus memperhatin teks secara cermat. Yesus berdoa, “supaya mereka semua menjadi satu” Ingat! Kata menjadi satu sama maknanya dengan bersatu tetapi berbeda dengan “mereka semua adalah satu”. Yesus tahu bahwa hakikat para muridNya adalah satu, yakni manusia. Kalimat “menjadi satu” mengandung proses tertentu di dalamnya. Dari tidak bersatu, atau dari kurang bersatu menjadi bersatu. Jadi, doa Yesus tidak dimaksudkan supaya “mereka satu dalam hakikatnya”; tetapi supaya mereka bersatu dalam pekerjaan, bersatu dalam pikiran dan hati. Yesus juga tidak berdoa supaya hakikat mereka identik dengan hakikat Allah, lalu “mereka” adalah Allah semua. Yesus tidak berkata: “mereka dan Kita adalah satu”. Yesus juga tidak berkata: “mereka juga satu di dalam Kita”. Yesus HANYA mengatakan: “supaya mereka semua menjadi satu…agar mereka juga di dalam kita” Syarat supaya seseorang (mereka) di dalam Allah (mereka juga di dalam Kita) ialah harus ‘mereka semua menjadi satu’. Teks “sama seperti Engkau ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau”. Bagi kita dalam teks ini Yesus tidak hanya berbicara tentang ke-satu-an karya, pikiran, visi, hatiNya dengan BapaNya, tetapi sekaligus hakikatNya identik dengan BapaNya. (Yoh 10: 30; Yoh 14: 11) Mengapa demikian? Alasannya: karena pekerjaan, visi, spirit, hati dan pikiran Yesus IDENTIK dengan Bapa, juga karena kita tidak menemukan orang yang pekerjaan, visi, spirit, hati dan pikirannya identik dengan Bapa, selain Yesus; maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Yesus SEHAKEKAT dengan Bapa. Jadi, Yesus adalah Allah. “Engkau, ya Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau.”
b. Menurut kaum unitarian, kalau dalam kalimat tersebut, terkandung pengertian ke-satu-an pekerjaan, visi, spirit, satu hati satu pikir” dan HAKIKAT yang identik antara Allah dan Bapa, maka kalimat “mereka juga di dalam Kita” terkandung pengertian yang sama. Namun bagi kita, tidak harus disimpulkan demikian. Yesus tidak hanya mengatakan “Engkau ya Bapa di dalam Aku”, TETAPI juga “Aku di dalam Engkau” dan “Aku dan Bapa adalah Satu”. Sementara untuk “mereka (para murid)” HANYA dikatakan “MEREKA DI DALAM KITA”. Di dalam teks itu tidak dikatakan “KITA DI DALAM MEREKA” sebab Yesus tahu bahwa mereka TIDAK SEHAKIKAT dengan ‘Kita’ (Bapa dan Yesus). Sekalipun dikatakan “Mereka di dalam Kita”, tetapi tidak dikatakan “Kita dan Mereka adalah Satu”.
c. Alkitab bahkan berkata: “Kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita” (1Yohanes 4:13) dan “Barangsiapa mengaku bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah” (1Yohanes 4:15). Walaupun demikian, dalam kedua perikopa itu tidak dikatakan “Kita (pengikut Yesus) dan Allah adalah Satu”, juga tidak dikatakan: “Allah dan dia (seorang pengikut Yesus) adalah Satu”. Segala ciptaan berawal mula dari YANG SATU dan akan kembali kepada YANG SATU. Itulah artinya “mereka di dalam Kita (Bapa dan Putera)”. Manusia mengarahkan seluruh perjuangan dan tujuan hidupnya kepada Allah (Filipi 3:14).
d. “Allah di dalam kita (pengikut Yesus)”, artinya menyangkut dua hal. Pertama, menuruti segala perintah Allah. “Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita. (1Yohanes 3:24). Kedua, tetap berada di dalam kasih. “ Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia”. (1Yohanes 4:16). Jika kedua hal itu dipenuhi, maka Allah hadir dalam peziarahan hidup kita, bersama kita menuju Dia. Dia mengarahkan firmanNya, perhatianNya, kasihNya, penyelamatanNya, pengampunanNya, rahmatNya kepada manusia. Ia ada di tengah-tengah kita (Wahyu 21:3). Semua itu untuk kita, menetap di dalam hati kita, menghidupi kita dari dalam dengan RohNya sendiri. Demikianlah kita tahu bahwa Allah menyertai murid-muridNya. (Matius 28:20). Sekalipun Allah di dalam manusia, itu tidak berarti bahwa “Allah adalah manusia seperti kita dan manusia adalah Allah” sebab manusia adalah ciptaan, dan Allah adalah Pencipta. Manusia berbeda dengan Yesus. Yesus adalah Pencipta, “segala sesuatu dicipta oleh Dia” (Kolose 1:16). Yesus sendiri bukan ciptaan. Itulah sebabnya “Allah di dalam kita” tidak serta-merta sama artinya dengan “Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku (Yohanes 14:10). Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku menunjukan bahwa antara Bapa dan Yesus memiliki satu kesamaan yang unik yakni Allah dan Putera Satu yakni SEHAKIKAT, sedangkan “Allah di dalam kita” berarti Allah “bersatu” dan bersama kita (bukan: Allah dan kita Satu), Allah menyertai kita (Matius 1:23).
e. Kalau Yesus menyadari DiriNya bukan Allah, maka ucapanNya adalah suatu penghojatan terhadap Allah, sebab Ia mensejajarkan diriNya dengan Allah. Faktanya Yesus mensejajarkan/menyamakan diriNya dengan Allah: “Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah” (Yohanes 5:18), “Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari engkau, melainkan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diriMu dengan Allah” (Yohanes 10:33), “Siapa melihat Aku melihat Allah” (Yohanes 14:9), “Aku dan Bapa adalah Satu” (Yohanes 10:30) maka kesimpulannya Yesus SEHAKIKAT dengan ALLAH.
f. Oleh karena Yesus SEHAKIKAT dengan Allah (Aku dan Bapa adalah Satu), maka Dia berkata: “Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang MENYATAKANNYA”. (Yohanes 1:18). “Dialah yang menyatakannya” maksudnya: Yesuslah yang mewahyukan kodratNya, menyingkapkanNya, membuka selubung keajaibanNya, menjelaskan rahasia kehendakNya untuk menyelamatkan manusia. Yesuslah yang melihat Allah. Dalam teks di atas, Yesus menjelaskan terutama hakikat Bapa dan DiriNya.
g. “Tidak seorang pun” (Yohanes 1:18) artinya tidak ada pribadi (manusia) yang melihat Allah”. Kalau Yesus hanya manusia, maka Dia tidak termasuk orang yang melihat Allah. Tetapi kalimat berikutnya: “tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya (melihat Allah). “Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa” (Yohanes 6:46). Yesus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan (Kolose 1:15). Kita tidak mengenal Allah bahkan rupaNya pun tidak kita kenal (Yohanes 5:37), tetapi siapa yang melihat Yesus, ia telah melihat Bapa (Yohanes 12:45 dan Yohanes 14:9) sebab “Aku dan Bapa adalah Satu” (Yohanes 10:30).
h. “Melihatnya Yesus” berarti menyingkapkan hakikat Allah, Yesus adalah penyataan Allah (Yohanes 1:14 Allah yang menjadi manusia), Yesus adalah Allah yang tadinya ajaib, transenden menjadi terlihat, terjangkau, imanen, masuk dalam sejarah manusiawi kita. Allah masuk dalam peredaran waktu. Yesus adalah Allah yang konkrit (riil) dari Allah yang Mahakuasa, yang tak terjangkau dan tak terhampiri. Yesus adalah Allah beserta kita sekarang dan di sini. “Melihatnya” Yesus berarti Penghadiran Allah. Allah hadir menjadi manusia. (Yohanes 1:14)
i. Alkitab berkata: “Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah” (1Yohanes 4:12), “Seorang pun tak pernah melihat Dia, memang manusia tidak dapat melihat Dia” (1Timotius 6:16). Jika kita mengikuti logika tulisan Yohanes ini, maka Yesus pun tidak pernah melihat Allah dan bahkan Allah pun tidak melihat DiriNya. Walaupun demikian, sangat jelas dari kalimat itu “tidak ada seorang pun”; maksudnya tidak ada seorang pun manusia yang telah melihat Allah. Kata tersebut menunjuk pada diri manusia. Jika Yesus melulu seorang manusia, maka dia juga tidak pernah melihat Allah. Karena Yesus tidak melulu manusia, tetapi SEHAKIKAT dengan Allah, maka Yesus benar ketika bersabda: “Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya” (Yohanes 1:18), “Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang melihat Bapa” (Yohanes 6:46). Yesus tidak sekadar memandang/melihat Allah sebagaimana Yakub melihat Allah (Kej 32:30; Musa, Harun dan tua-tua Israel yang melihat Allah dan jejakNya Kel 24:10), tetapi Yesus benar-benar ber-HAKIKAT Allah. Dia yang berhakikat Allah tentu dapat melihat diriNya.
j. Yesus mengatakan “Kita”. Anda mungkin berkata: “kalau demikian Allah orang Kristen “Jamak”. Tergantung apa yang anda maksud dengan “Jamak”. Jika maksudnya substansi Allah lebih dari satu, maka itu salah. Tetapi jika maksudnya, Pribadi Allah lebih dari satu, maka itu benar. Pribadi Allah memang jamak. Pribadi manusia juga jamak. Binatang juga jamak. Kita dicipta oleh Dia yang Pribadi Jamak, tetapi substansi ke-Allah-anNya tunggal. Apa yang jamak dalam Allah adalah PribadiNya (Bapa, dan Putera dan Roh Kudus), tetapi hakikatnya tunggal (sebenarnya “tak terbahasakan”). Manusia juga jamak (Andy, Jhon, Merry dll), bahkan di dalam diri Andy, Jhon dan Merry (yang untuk masing-masing mereka, kita sebut seorang) terkandung kejamakan juga. Ada tubuh, ada jiwa, dan ada roh; toh kita katakan Andy seorang (satu orang ).
k. Kaum unitarian barangkali akan menyangkal sejumlah pengertian yang telah dibahas di atas dengan mengambil teks lainnya. “ Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu” (Yoh 15: 4a) dan “…Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak…” (Yoh 15: 5b). Teks Yoh 15:a tidak berbicara tentang hakikat Yesus, tetapi firman Yesus dan buah dari firman Yesus itu. Tinggal di dalam Yesus berarti hidup menurut ajaran Yesus. Ini terbukti dari keterangan ayat 4b-c, “Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku” Demikian juga dengan teks Yohanes 15:5b tidak berbicara tentang kesetaraan hakikat Yesus dengan kamu (para murid), tetapi tentang firman Yesus. Ini terbukti dari Yohanes 15:7 “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firmanKu tinggal di dalam kamu… ”. Jadi, jelaslah bahwa arti dari ‘Aku di dalam kamu’ ialah “firman Yesus di dalam ‘kamu’ (para murid) dan para murid di dalam firman Yesus”. Arti “di dalam” adalah “menuruti segala perintah”. “Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita. (1 Yohanes 3:24) Sekalipun demikian, tidaklah salah kalau Yesus tinggal di dalam para murid sebab Dia adalah Allah. Dia dapat tinggal di mana saja sesuai dengan kehendakNya. Para murid bukan Allah karena tidak dikatakan Yesus dan para murid adalah satu, atau “Aku dan kamu (para murid) adalah Satu”.
l. Yohanes 21:22-23. “Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu. Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.” Teks ini tidak dapat dipakai untuk menyangkal kesamaan hakikat Yesus dengan Allah. Pada dasarnya Yesus adalah Firman Allah (atau Roh Allah). Firman itu ada sejak kekal, bersamaan dengan kekekalan Allah dan Sang Firman berfirman untuk kesatuan para murid. Firman dari Sang Firman tersebut tentu saja dapat berada dalam para murid. Firman dari Sang Firman itu berdaya efektif, dapat membuat para murid menjadi satu spirit, satu hati dan pikiran, satu pekerjaan, satu visi dengan sesama para murid (mereka ber-satu) dan oleh firman dari Sang Firman tersebut para murid dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan Sang Firman. Tentu saja hakikat Sang Firman tidak identik dengan hakikat manusia yang berasal dari tanah.
m. Ada yang unik dalam ungkapan-ungkapan Yesus dalam teks-teks yang kita bahas ini. 1)Yesus berkata: “supaya mereka menjadii satu”. (Yoh 17:11) 2)supaya mereka menjadi satu” (Yoh 21), 3)”mereka sempurna menjadi satu. Yesus tidak pernah mengatakan: 1)“Kita (Yesus dan para murid) adalah satu. 2) Yesus juga tidak berkata: Kita (Bapa dan Yesus) dan mereka (para murid) adalah satu. 3)Yesus juga tidak berkata: ‘Mereka (para murid)dan Kita adalah satu. 4)Yesus juga tidak berkata: “Mereka juga adalah Kita” 5)Yesus juga tidak berkata: “Kita di dalam mereka, tetapi “Mereka juga di dalam kita” (sama seperti Yesus di dalam Bapa dan Bapa di dalam Yesus). 6)Yesus pernah berkata: “Aku di dalam kamu dan kamu di dalam Aku (Yesus)” Tetapi Dia tidak berkata: “Kita di dalam mereka dan mereka di dalam Kita”.
n. Ketika Yesus berberbicara tentang ber-“satu”nya para murid, Ia selalu memakai kata “MENJADI” a)Mereka menjadi satu (Yoh 17:11). 2)Mereka semua menjadi satu. 3)Mereka menjadi satu” (Yoh 17:22). 4)Mereka sempurna menjadi satu (Yoh 17:23). Jadi, Yesus selalu memakai kata MENJADI, bukan ADALAH. Yesus tidak berkata: ‘mereka adalah satu’ dan juga tidak ‘mereka semua adalah satu’. Sebaliknya ketika Yesus berbicara “satu”nya Dia dan Bapa selalu memakai kata ADALAH/DALAM dan tidak pernah memakai kata MENJADI. Jika Yesus adalah ciptaan dan tidak sehakikat dengan Allah tentu Dia harus memakai kata “menjadi”. Kenyataannya: 1)Aku dan Bapa adalah satu (Yoh 10: 30). 2) ”Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa…Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku) (14: 9.10). 3)”sama seperti Engkau ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau” (Yoh 17: 21). 4) “Kita adalah satu” (Yoh 17: 22). Dengan demikian, kita dapat mengetahui bahwa Yesus menyatakan sesuatu yang unik dengan BapaNya: Yesus dan Bapa adalah satu; Yesus adalah Allah. Artinya Yesus sehakikat dengan Bapa, walaupun terbedakan dalam kepribadian.
***
Duel- Jumlah posting : 86
Join date : 18.04.11
Yesus Sehakikat Dengan Allah: Teks Yohanes 20;32
7. Teks Yohanes 20:31
“SEMUA yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya”.
Kaum unitarian mengomentari teks ini sebagai berikut:
“Semua hal yang dicatat dalam Injil Yohanes adalah supaya orang percaya bahwa Yesus adalah MESIAS, Anak Allah, dan BUKAN supaya orang percaya bahwa Yesus adalah Allah sejati, atau sebagai bagian dari Allah Trinitas/Tritunggal. Tidak! Injil Yohanes tegas tidak mengatakan: Yesus sebagai Allah/ Allah sejati sebagaimana klaim Trinitarian, melainkan Yesus adalah Mesias [yang diurapi oleh Allah/utusan Allah]. Anak Allah dan bukan Allah Anak!”.
Jawab
a. Komentar kita yang paling sederhana adalah Yohanes juga TIDAK mengatakan bahwa YESUS BUKAN ALLAH, tidak! atau YESUS BUKAN ALLAH ANAK, tidak!. Kaum unitarianlah yang mengatakan bahwa Yesus adalah “Mesias, bukan Allah Anak”. Sekali lagi, Penginjil Yohanes sama sekali tidak pernah mengatakan bahwa Yesus bukan Allah, atau Yesus bukan Allah Putera. Bagi Yohanes, Yesus adalah Firman Allah. Firman itu bersama-sama dengan Allah. Firman itu adalah Allah. (Yohanes 1:1). Walaupun di sana-sini dikatakan “Bapa lebih besar dari Aku”; “Aku diutus oleh Bapa” “Yesus adalah Anak Manusia” atau “Yesus adalah Nabi”. Bandingkan dengan ilustrasi berikut ini: “Jony, Anak Paijo”. Di kemudian hari Jony mungkin akan berkata: 1)“Paijo lebih besar dari aku (Jony)” 2)“Aku berasal dari bapa (Paijo)” 3)“Aku diutus/disuruh oleh bapa (Paijo)”, 4)“Siapa yang melihat aku, melihat Paijo” 5)“Aku (Jony) dan bapa (Paijo) adalah satu”, 6)“Aku mengerjakan pekerjaan bapa” (Paijo). 7)Paijo lebih berkuasa daripada aku (Jony). Jony meminta sesuatu kepada Paijo. Perkataan Jony tersebut memberi kesan bahwa Jony dan Paijo tidak sehakikat. Kesan tersebut tampak masuk akal tetapi tidak benar, sebab utamanya, Jony tidak mengatakan demikian. Faktanya, Jony dan Paijo sehakikat. Keduanya setara/sehakikat yakni sama-sama manusia. Jony juga tidak mengatakan “Aku dan Paijo beda”
1. Paijo lebih besar dari aku. Dalam hal apa? Tentu dalam hal bentuk badan (besar keci, tinggi-rendah), jabatan, fungsi/tanggungjawab. Ungkapan itu juga lebih menunjuk pada tata krama, kepatuhan, kerendahan, sopan-santun, tanda hormat, penghargaan dan cinta kasih yang dalam dan utuh Jony pada ayahnya. Walaupun demikian, hakikat Jony dan Paijo setara/sama yakni sama-ama manusia.
2. Aku/Jony berasal (lahir) dari Paijo. Kalau Paijo melahirkan anak, Paijo tidak bermaksud untuk melahirkan seorang anak yang berbeda dengan hakikatnya; misalnya anak itu menjadi binatang: anjing, babi dll. Sebaliknya Jony lahir/berasal dari Paijo justeru menegaskan bahwa Jony dan Paijo sehakikat.
3. Aku (Jony) diutus/disuruh oleh bapa (Paijo). Pengutusan tidak membuktikan bahwa pengutus berbeda hakikatnya dengan yang diutus. Seorang ayah seringkali diutus/disuruh oleh anaknya untuk meneriman raport kenaikan kelas di sekolah. Seorang ibu seringkali disuruh oleh anaknya untuk mengambil sesuatu di rumah tetangga. Itu tidak berarti bahwa hakikat anak berbeda dari orang tuanya. Pengutusan adalah tanda kepercayaan dan kesetaraan. Sangat mungkin pengutus tidak mampu, lalu dicarikan penggantinya (utusan).
4. Siapa melihat aku (Jony) melihat Paijo. Ini sangat jelas membuktikan bahwa Jony dan Paijo adalah sehakikat. Mengapa, sebab penilaian kita terhadap Paijo hanya mungkin melalui Jony. Kalau kita katakan Paijo manusia, maka apakah Jony yang kita lihat manusia? Kalau Jony ternyata seorang manusia, maka pasti Paijo juga seorang manusia.
5. Aku mengerjakan pekerjaan bapa (Paijo). Kenyataan ini tidak dapat dijadikan bukti bahwa hakikat Jony dan Paijo berlainan. Mungkin Anda akan mengajukan keberatan: “Apakah seekor anjing yang mengerjakan pekerjaan manusia, dapat berarti sehakikat dengan manusia? Tentu saja tidak! Perbuatan tidak serentak menunjuk hakikat. Apakah anjing tersebut memiliki kesadaran bahwa dirinya adalah manusia dan dapat berkata-kata layaknya manusia, misalnya berkata: “Aku dan Jony adalah satu?”
6. Jony meminta sesuatu kepada Paijo (bapa). Kenyataan ini tidak dapat dipakai untuk menolak bahwa hakikat Jony dan paijo adalah setara/sama yakni sama-sama manusia. Permintaan itu justeru membuktikan keduanya sehakikat, yakni sama-sama manusia. Seseorang (manusia) tidak mungkin meminta sesuatu kepada anjing, layaknya seseorang (manusia) yang meminta coklat kepada seorang teman kelasnya di SD.
7. Aku (Jony) dan bapa (Paijo) adalah satu. Pernyataan ini jelas menunjukkan bahwa hakikat Jony dan bapanya adalah sama/setara/satu. Hakikat Jony dan Paijo sama/setara yaitu manusia, bukan binatang dan lain sebagainya. Selain itu, jabatan, pekerjaan, hati, pikiran satu; jabatan manusiawi, pekerjaan manusiawi, hati dan pikiran manusia dan seterusnya membuktikan Jony dan Paijo adalah sehakikat.
b. Nah, persoalan “Yesus adalah Allah” adalah persoalan hakikat, dan bukan melulu pribadi, atau pekerjaan, jabatan, fungsi, tanggungjawab dan lain sebagainya. Karena hakikat Yesus sama/setara/identik dengan Bapa, maka kita mengimani bahwa Yesus adalah Allah. Allah benar dari Allah benar. Yang khas dari Allah sehingga terbedakan dengan manusia adalah HAKIKATNYA, Esensi DzatNya, Substansi ke-Allah-anNya. Allah bertindak sesuai dengan hakikatNya dan Dia tidak dapat bertindak menyangkal hakikatNya. (2 Timotius 2:13). “Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini” (Yohanes 20: 30). Orang Kristen sadar betul bahwa Alkitab tidak memuat kata Tritunggal, tetapi isi dari ungkapan itu termuat dalam Alkitab. Kata ‘Tritunggal” adalah rumusan teologis yang paling maksimal untuk mengungkapkan isi iman Kristen. Kata yang kita pakai untuk merumuskan isi iman Alkitabiah tidak harus terdapat juga dalam Alkitab.
c. Pengarang Yohanes sadar betul akan hal itu. “Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu (Yoh 21:25).
***
“SEMUA yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya”.
Kaum unitarian mengomentari teks ini sebagai berikut:
“Semua hal yang dicatat dalam Injil Yohanes adalah supaya orang percaya bahwa Yesus adalah MESIAS, Anak Allah, dan BUKAN supaya orang percaya bahwa Yesus adalah Allah sejati, atau sebagai bagian dari Allah Trinitas/Tritunggal. Tidak! Injil Yohanes tegas tidak mengatakan: Yesus sebagai Allah/ Allah sejati sebagaimana klaim Trinitarian, melainkan Yesus adalah Mesias [yang diurapi oleh Allah/utusan Allah]. Anak Allah dan bukan Allah Anak!”.
Jawab
a. Komentar kita yang paling sederhana adalah Yohanes juga TIDAK mengatakan bahwa YESUS BUKAN ALLAH, tidak! atau YESUS BUKAN ALLAH ANAK, tidak!. Kaum unitarianlah yang mengatakan bahwa Yesus adalah “Mesias, bukan Allah Anak”. Sekali lagi, Penginjil Yohanes sama sekali tidak pernah mengatakan bahwa Yesus bukan Allah, atau Yesus bukan Allah Putera. Bagi Yohanes, Yesus adalah Firman Allah. Firman itu bersama-sama dengan Allah. Firman itu adalah Allah. (Yohanes 1:1). Walaupun di sana-sini dikatakan “Bapa lebih besar dari Aku”; “Aku diutus oleh Bapa” “Yesus adalah Anak Manusia” atau “Yesus adalah Nabi”. Bandingkan dengan ilustrasi berikut ini: “Jony, Anak Paijo”. Di kemudian hari Jony mungkin akan berkata: 1)“Paijo lebih besar dari aku (Jony)” 2)“Aku berasal dari bapa (Paijo)” 3)“Aku diutus/disuruh oleh bapa (Paijo)”, 4)“Siapa yang melihat aku, melihat Paijo” 5)“Aku (Jony) dan bapa (Paijo) adalah satu”, 6)“Aku mengerjakan pekerjaan bapa” (Paijo). 7)Paijo lebih berkuasa daripada aku (Jony). Jony meminta sesuatu kepada Paijo. Perkataan Jony tersebut memberi kesan bahwa Jony dan Paijo tidak sehakikat. Kesan tersebut tampak masuk akal tetapi tidak benar, sebab utamanya, Jony tidak mengatakan demikian. Faktanya, Jony dan Paijo sehakikat. Keduanya setara/sehakikat yakni sama-sama manusia. Jony juga tidak mengatakan “Aku dan Paijo beda”
1. Paijo lebih besar dari aku. Dalam hal apa? Tentu dalam hal bentuk badan (besar keci, tinggi-rendah), jabatan, fungsi/tanggungjawab. Ungkapan itu juga lebih menunjuk pada tata krama, kepatuhan, kerendahan, sopan-santun, tanda hormat, penghargaan dan cinta kasih yang dalam dan utuh Jony pada ayahnya. Walaupun demikian, hakikat Jony dan Paijo setara/sama yakni sama-ama manusia.
2. Aku/Jony berasal (lahir) dari Paijo. Kalau Paijo melahirkan anak, Paijo tidak bermaksud untuk melahirkan seorang anak yang berbeda dengan hakikatnya; misalnya anak itu menjadi binatang: anjing, babi dll. Sebaliknya Jony lahir/berasal dari Paijo justeru menegaskan bahwa Jony dan Paijo sehakikat.
3. Aku (Jony) diutus/disuruh oleh bapa (Paijo). Pengutusan tidak membuktikan bahwa pengutus berbeda hakikatnya dengan yang diutus. Seorang ayah seringkali diutus/disuruh oleh anaknya untuk meneriman raport kenaikan kelas di sekolah. Seorang ibu seringkali disuruh oleh anaknya untuk mengambil sesuatu di rumah tetangga. Itu tidak berarti bahwa hakikat anak berbeda dari orang tuanya. Pengutusan adalah tanda kepercayaan dan kesetaraan. Sangat mungkin pengutus tidak mampu, lalu dicarikan penggantinya (utusan).
4. Siapa melihat aku (Jony) melihat Paijo. Ini sangat jelas membuktikan bahwa Jony dan Paijo adalah sehakikat. Mengapa, sebab penilaian kita terhadap Paijo hanya mungkin melalui Jony. Kalau kita katakan Paijo manusia, maka apakah Jony yang kita lihat manusia? Kalau Jony ternyata seorang manusia, maka pasti Paijo juga seorang manusia.
5. Aku mengerjakan pekerjaan bapa (Paijo). Kenyataan ini tidak dapat dijadikan bukti bahwa hakikat Jony dan Paijo berlainan. Mungkin Anda akan mengajukan keberatan: “Apakah seekor anjing yang mengerjakan pekerjaan manusia, dapat berarti sehakikat dengan manusia? Tentu saja tidak! Perbuatan tidak serentak menunjuk hakikat. Apakah anjing tersebut memiliki kesadaran bahwa dirinya adalah manusia dan dapat berkata-kata layaknya manusia, misalnya berkata: “Aku dan Jony adalah satu?”
6. Jony meminta sesuatu kepada Paijo (bapa). Kenyataan ini tidak dapat dipakai untuk menolak bahwa hakikat Jony dan paijo adalah setara/sama yakni sama-sama manusia. Permintaan itu justeru membuktikan keduanya sehakikat, yakni sama-sama manusia. Seseorang (manusia) tidak mungkin meminta sesuatu kepada anjing, layaknya seseorang (manusia) yang meminta coklat kepada seorang teman kelasnya di SD.
7. Aku (Jony) dan bapa (Paijo) adalah satu. Pernyataan ini jelas menunjukkan bahwa hakikat Jony dan bapanya adalah sama/setara/satu. Hakikat Jony dan Paijo sama/setara yaitu manusia, bukan binatang dan lain sebagainya. Selain itu, jabatan, pekerjaan, hati, pikiran satu; jabatan manusiawi, pekerjaan manusiawi, hati dan pikiran manusia dan seterusnya membuktikan Jony dan Paijo adalah sehakikat.
b. Nah, persoalan “Yesus adalah Allah” adalah persoalan hakikat, dan bukan melulu pribadi, atau pekerjaan, jabatan, fungsi, tanggungjawab dan lain sebagainya. Karena hakikat Yesus sama/setara/identik dengan Bapa, maka kita mengimani bahwa Yesus adalah Allah. Allah benar dari Allah benar. Yang khas dari Allah sehingga terbedakan dengan manusia adalah HAKIKATNYA, Esensi DzatNya, Substansi ke-Allah-anNya. Allah bertindak sesuai dengan hakikatNya dan Dia tidak dapat bertindak menyangkal hakikatNya. (2 Timotius 2:13). “Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini” (Yohanes 20: 30). Orang Kristen sadar betul bahwa Alkitab tidak memuat kata Tritunggal, tetapi isi dari ungkapan itu termuat dalam Alkitab. Kata ‘Tritunggal” adalah rumusan teologis yang paling maksimal untuk mengungkapkan isi iman Kristen. Kata yang kita pakai untuk merumuskan isi iman Alkitabiah tidak harus terdapat juga dalam Alkitab.
c. Pengarang Yohanes sadar betul akan hal itu. “Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu (Yoh 21:25).
***
Duel- Jumlah posting : 86
Join date : 18.04.11
Yesus Sehakikat Dengan Allah: Teks Yohanes 16;12-15
8. Teks Yohanes 16:12-15
“16:12 Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. 16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. 16:14 Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. 16:15 Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."
Berdasarkan Injil Yohanes 16:12-15 di atas, kita mengajukan sejumlah pertanyaan kepada kaum unitarian. Kita berharap mereka memberikan jawaban yang jujur.
a) Untuk ayat 12: Hal manakah sebagai “sesuatu yang harus Kukatakan…tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya” (“sekarang” maksudnya pada waktu Yesus menyampaikan sabda itu kepada para rasul dan ketika Ia masih hidup bersama mereka di Galilea)?
“Sesuatu yang harus dikatakan”!
Kaum Unitarian…..??!
Kita [Kristen] dapat menjawabnya: Allah Tritunggal.
“Sekarang kamu belum dapat menanggungnya”, apa itu?
Kaum Unitarian….??!
Kita dapat menjawabnya: Allah Tritunggal.
Mengapa para murid belum dapat menanggungnya?
Kaum Unitarian…??!
Kita dapat menjawabnya: Roh Kudus belum dicurahkan kepada mereka. Roh Kuduslah yang nantinya membuka hati dan pikiran para murid untuk memahami seluruh kebenaran. Selain itu, semua para rasul Yesus tidak dapat menanggung (memahami) Wahyu Allah dalam pengertian “Allah Tritunggal” sebab mereka berlatarbelakang keagamaan Yahudi dan dididik menurut ‘konsep monoteis’ lama/sempit.
b) Untuk ayat 13: “Seluruh kebenaran manakah yang dikatakan oleh Yesus?”.
Kaum Unitarian…??!
Kita dapat menjawabnya: Allah Tritunggal. Satu kodrat Tiga Pribadi (Bapa dan Putera dan Roh Kudus). Seluruh kebenaran Kristiani terletak pada pengakuan iman yang mendalam pada Allah Tritunggal dan pemahaman yang benar kepadaNya. “Seluruh kebenaran” tidak berarti ada banyak kebenaran, tetapi maksudnya adalah “kebenaran sejati” satu-satunya kebenaran, tidak ada lain selain kebenaran itu. “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, PASTI kamu juga mengenal BapaKu. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan telah melihat Dia.” (Yoahanes). Lagi-lagi perkataan Yesus ini belum dapat dipahami oleh para murid sebagai wahyu Allah Tritunggal; Yesus yang SEHAKIKAT dengan Allah Bapa dalam Tiga Pribadi (Bapa dan Putera dan Roh Kudus).
c) Untuk ayat “dan Ia (Roh Kudus) akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang (yang pada zaman para rasul belum terungkap/masih tersembunyi”.
Yang manakah “hal-hal yang akan datang itu?”
Kaum Unitarian…??!
Kita dapat menjawabnya: Allah Tritunggal. Pemahaman ini sama sekali baru. Muncul setelah berlalunya zaman para Rasul. Allah Tritunggal: Satu HAKIKAT dalam Tiga Pribadi. Pribadi Yesus terbedakan dari Pribadi Bapa dan Putera, tetapi ketiganya SATU HAKIKAT: ALLAH.
d) Jika Yesus hanya manusia biasa, bagaimana mungkin Ia dapat berkata: Segala sesuatu yang Bapa (Yahwe) punya, adalah Aku (Yesus) punya..” Ingat!! “Segala sesuatu” artinya “termasuk esensi dan eksistensi” keseluruhan yang memungkinkan Bapa adalah Bapa, atau Allah adalah Allah.
e) Jika Yesus hanya manusia biasa, bagaimana mungkin Ia dapat berkata: “Bapa punya adalah Aku punya”. Ciri khas kepunyaan Allah terletak dalam kodrat ke-Allah-anNya. Hanya Pribadi yang berkodrat Allah saja yang dapat menyatakan hal sedemikian luar biasa. Jadi, Yesus SEHAKIKAT dengan Allah. Yesus adalah Tuahn-ku dan Allah-ku (Yoh. 20:28)
***
“16:12 Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. 16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. 16:14 Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. 16:15 Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."
Berdasarkan Injil Yohanes 16:12-15 di atas, kita mengajukan sejumlah pertanyaan kepada kaum unitarian. Kita berharap mereka memberikan jawaban yang jujur.
a) Untuk ayat 12: Hal manakah sebagai “sesuatu yang harus Kukatakan…tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya” (“sekarang” maksudnya pada waktu Yesus menyampaikan sabda itu kepada para rasul dan ketika Ia masih hidup bersama mereka di Galilea)?
“Sesuatu yang harus dikatakan”!
Kaum Unitarian…..??!
Kita [Kristen] dapat menjawabnya: Allah Tritunggal.
“Sekarang kamu belum dapat menanggungnya”, apa itu?
Kaum Unitarian….??!
Kita dapat menjawabnya: Allah Tritunggal.
Mengapa para murid belum dapat menanggungnya?
Kaum Unitarian…??!
Kita dapat menjawabnya: Roh Kudus belum dicurahkan kepada mereka. Roh Kuduslah yang nantinya membuka hati dan pikiran para murid untuk memahami seluruh kebenaran. Selain itu, semua para rasul Yesus tidak dapat menanggung (memahami) Wahyu Allah dalam pengertian “Allah Tritunggal” sebab mereka berlatarbelakang keagamaan Yahudi dan dididik menurut ‘konsep monoteis’ lama/sempit.
b) Untuk ayat 13: “Seluruh kebenaran manakah yang dikatakan oleh Yesus?”.
Kaum Unitarian…??!
Kita dapat menjawabnya: Allah Tritunggal. Satu kodrat Tiga Pribadi (Bapa dan Putera dan Roh Kudus). Seluruh kebenaran Kristiani terletak pada pengakuan iman yang mendalam pada Allah Tritunggal dan pemahaman yang benar kepadaNya. “Seluruh kebenaran” tidak berarti ada banyak kebenaran, tetapi maksudnya adalah “kebenaran sejati” satu-satunya kebenaran, tidak ada lain selain kebenaran itu. “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, PASTI kamu juga mengenal BapaKu. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan telah melihat Dia.” (Yoahanes). Lagi-lagi perkataan Yesus ini belum dapat dipahami oleh para murid sebagai wahyu Allah Tritunggal; Yesus yang SEHAKIKAT dengan Allah Bapa dalam Tiga Pribadi (Bapa dan Putera dan Roh Kudus).
c) Untuk ayat “dan Ia (Roh Kudus) akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang (yang pada zaman para rasul belum terungkap/masih tersembunyi”.
Yang manakah “hal-hal yang akan datang itu?”
Kaum Unitarian…??!
Kita dapat menjawabnya: Allah Tritunggal. Pemahaman ini sama sekali baru. Muncul setelah berlalunya zaman para Rasul. Allah Tritunggal: Satu HAKIKAT dalam Tiga Pribadi. Pribadi Yesus terbedakan dari Pribadi Bapa dan Putera, tetapi ketiganya SATU HAKIKAT: ALLAH.
d) Jika Yesus hanya manusia biasa, bagaimana mungkin Ia dapat berkata: Segala sesuatu yang Bapa (Yahwe) punya, adalah Aku (Yesus) punya..” Ingat!! “Segala sesuatu” artinya “termasuk esensi dan eksistensi” keseluruhan yang memungkinkan Bapa adalah Bapa, atau Allah adalah Allah.
e) Jika Yesus hanya manusia biasa, bagaimana mungkin Ia dapat berkata: “Bapa punya adalah Aku punya”. Ciri khas kepunyaan Allah terletak dalam kodrat ke-Allah-anNya. Hanya Pribadi yang berkodrat Allah saja yang dapat menyatakan hal sedemikian luar biasa. Jadi, Yesus SEHAKIKAT dengan Allah. Yesus adalah Tuahn-ku dan Allah-ku (Yoh. 20:28)
***
Duel- Jumlah posting : 86
Join date : 18.04.11
Yesus Sehakikat Dengan Allah: Teks Matius 28;19
9. Teks Injil Matius 28:19
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”
Kaum unitarian mengomentari teks ini sebagai berikut:
“Memang ayat itu menyebutkan Bapa dan Anak dan Roh Kudus, tetapi sama sekali tidak mengatakan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Jadi, jelas sekali, tanpa ditambahi embel-embel kata ‘Allah’, ayat itu sama sekali tidak menerangkan tentang adanya tiga Pribadi Allah/ Trinitas. Mengapa baptisan dilakukan ‘dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus’ dapat dipahami sebagai: Tentu saja orang-orang percaya yang bertobat berkomitmen untuk hidup dalam kebenaran musti percaya pada satu-satunya yang benar, yaitu Bapa (Yoh 17:3). Dan percaya pada AnakNya yang diutus Bapa, yaitu Yesus. Serta percaya pada kuasa (Roh) Allah yang sanggup membimbing kehidupan orang-orang percaya. Matius 28:19 sama sekali tidak berbicara soal tiga pribadi Allah atau Tritunggal. Menafsirkan Matius 28:19 “…Bapa, Anak dan Roh Kudus berbicara sebagai mengacu pada doktrin “Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus” merupakan tafsiran yang terlalu melompat dari kitab suci”.
Jawab
a. Pendapat kaum unitarian itu tidak benar. Ayat itu sama sekali tidak berkata: “…orang-orang percaya…musti percaya pada satu-satunya yang benar, yaitu Bapa (Yoh 17: 3). Dan percaya pada AnakNya…serta percaya pada kuasa (Roh) Allah…”, sebagaimana diklaim oleh kaum unitarian. Yang benar adalah ‘baptislah mereka dalam NAMA Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Matius 28:19-20).
b. Kaum unitarian menolak penambahan kata “Allah” pada setiap NAMA itu. Mereka berkata: “Sama sekali tidak mengatakan Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus”. Pendapat itu benar, sebab kalau ditambah kata ‘Allah’ pada setiap nama itu, (nama Bapa, nama Anak dan nama Roh Kudus), maka akan dipahami menjadi “TIGA Allah”. Trinitas tidak identik (sama) dengan Tiga Allah. Trinitas adalah SATU HAKIKAT DALAM TIGA PRIBADI (Bapa dan Putera dan Roh Kudus)
c. Jika Yesus melulu bermaksud untuk menyatakan ‘satu-satunya yang benar, yaitu Bapa” (Yoh 17: 3), sebagaimana diklaim oleh kaum unitarian, maka mengapa Yesus berkata: “Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup” (Yohanes 14:6)?, mengapa pula Yesus tidak langsung saja katakan: ‘baptislah mereka dalam Nama Allah (Bapa) sebagai satu-satunya yang benar? Mengapa Yesus memerintahkan ‘baptislah mereka dalam ‘NAMA’ (tunggal, dan bukan jamak NAMA-NAMA)?. Nama adalah identitas hakikat dan pribadi/diri seseorang/sesuatu. Karena Yesus menyebut kata NAMA hanya sekali, lalu dikuti ‘Bapa dan Anak dan Roh Kudus’ maka itu artinya ada Tiga Pribadi dengan SATU (HAKIKAT) Nama. Jadi, konsekwensi logis dari perkataan Yesus adalah SATU HAKIKAT dalam Tiga Pribadi (Bapa, dan Anak dan Roh Kudus).
d. Perhatikan ilustrasi berikut ini: “Baptislah mereka dalam Nama Andy dan Jhon dan Lukas” dan BUKAN “Baptislah mereka dalam nama Andy, dalam “nama Jhon” dan dalam “nama Lukas” karena hakikat ketiganya sama/setara/ identik yaitu sama-sama manusia. Kalau hakikat sama /setara/identik, maka tidak perlu lagi ‘nama Andy’, ‘nama Jhon’ dan ‘nama Lukas’. “Nama” menyatakan HAKIKAT SATU, sedangkan kata “Andy” “Jhon” dan “Lukas” menyatakan pribadi masing-masing. Bandingkan pernyataan berikut ini: “Baptislah mereka dalam nama Andy dan dalam “nama Anjing” dan dalam “nama Bulan” dan TIDAK DAPAT dikatakan “baptislah mereka dalam nama Andy, dan Anjing dan Bulan” karena ketiganya bukan hanya pribadi yang berbeda, tetapi juga hakikat mereka berlain-lainan. Ada tiga nama dengan hakikat dan pribadi yang berbeda. Bandingkan pula bedanya kalau dikatakan: “Baptislah mereka dalam nama Andy”; kalimat ini jelas mengacu pada manusia yang bernama Andy.
e. “Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” berarti hakikat antara Bapa dan Anak dan Roh Kudus adalah identik yaitu Allah (ke-Allah-han/Ilahi) dalam TIGA Pribadi (Bapa dan Anak dan Roh Kudus)
f. Matius 28:19 sama sekali tidak berbicara melulu soal hakikat dan pribadi Allah SATU; tetapi pada dasarnya HAKIKAT ALLAH SATU dalam TIGA PRIBADI (Bapa dan Putera dan Roh Kudus). Menafsirkan Matius 28:19 sebagai mutlak Allah Yang Esa (Kodrat dan PribadiNya SATU) merupakan tafsiran di luar konteks dan terlalu sembrono.
***
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”
Kaum unitarian mengomentari teks ini sebagai berikut:
“Memang ayat itu menyebutkan Bapa dan Anak dan Roh Kudus, tetapi sama sekali tidak mengatakan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Jadi, jelas sekali, tanpa ditambahi embel-embel kata ‘Allah’, ayat itu sama sekali tidak menerangkan tentang adanya tiga Pribadi Allah/ Trinitas. Mengapa baptisan dilakukan ‘dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus’ dapat dipahami sebagai: Tentu saja orang-orang percaya yang bertobat berkomitmen untuk hidup dalam kebenaran musti percaya pada satu-satunya yang benar, yaitu Bapa (Yoh 17:3). Dan percaya pada AnakNya yang diutus Bapa, yaitu Yesus. Serta percaya pada kuasa (Roh) Allah yang sanggup membimbing kehidupan orang-orang percaya. Matius 28:19 sama sekali tidak berbicara soal tiga pribadi Allah atau Tritunggal. Menafsirkan Matius 28:19 “…Bapa, Anak dan Roh Kudus berbicara sebagai mengacu pada doktrin “Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus” merupakan tafsiran yang terlalu melompat dari kitab suci”.
Jawab
a. Pendapat kaum unitarian itu tidak benar. Ayat itu sama sekali tidak berkata: “…orang-orang percaya…musti percaya pada satu-satunya yang benar, yaitu Bapa (Yoh 17: 3). Dan percaya pada AnakNya…serta percaya pada kuasa (Roh) Allah…”, sebagaimana diklaim oleh kaum unitarian. Yang benar adalah ‘baptislah mereka dalam NAMA Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Matius 28:19-20).
b. Kaum unitarian menolak penambahan kata “Allah” pada setiap NAMA itu. Mereka berkata: “Sama sekali tidak mengatakan Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus”. Pendapat itu benar, sebab kalau ditambah kata ‘Allah’ pada setiap nama itu, (nama Bapa, nama Anak dan nama Roh Kudus), maka akan dipahami menjadi “TIGA Allah”. Trinitas tidak identik (sama) dengan Tiga Allah. Trinitas adalah SATU HAKIKAT DALAM TIGA PRIBADI (Bapa dan Putera dan Roh Kudus)
c. Jika Yesus melulu bermaksud untuk menyatakan ‘satu-satunya yang benar, yaitu Bapa” (Yoh 17: 3), sebagaimana diklaim oleh kaum unitarian, maka mengapa Yesus berkata: “Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup” (Yohanes 14:6)?, mengapa pula Yesus tidak langsung saja katakan: ‘baptislah mereka dalam Nama Allah (Bapa) sebagai satu-satunya yang benar? Mengapa Yesus memerintahkan ‘baptislah mereka dalam ‘NAMA’ (tunggal, dan bukan jamak NAMA-NAMA)?. Nama adalah identitas hakikat dan pribadi/diri seseorang/sesuatu. Karena Yesus menyebut kata NAMA hanya sekali, lalu dikuti ‘Bapa dan Anak dan Roh Kudus’ maka itu artinya ada Tiga Pribadi dengan SATU (HAKIKAT) Nama. Jadi, konsekwensi logis dari perkataan Yesus adalah SATU HAKIKAT dalam Tiga Pribadi (Bapa, dan Anak dan Roh Kudus).
d. Perhatikan ilustrasi berikut ini: “Baptislah mereka dalam Nama Andy dan Jhon dan Lukas” dan BUKAN “Baptislah mereka dalam nama Andy, dalam “nama Jhon” dan dalam “nama Lukas” karena hakikat ketiganya sama/setara/ identik yaitu sama-sama manusia. Kalau hakikat sama /setara/identik, maka tidak perlu lagi ‘nama Andy’, ‘nama Jhon’ dan ‘nama Lukas’. “Nama” menyatakan HAKIKAT SATU, sedangkan kata “Andy” “Jhon” dan “Lukas” menyatakan pribadi masing-masing. Bandingkan pernyataan berikut ini: “Baptislah mereka dalam nama Andy dan dalam “nama Anjing” dan dalam “nama Bulan” dan TIDAK DAPAT dikatakan “baptislah mereka dalam nama Andy, dan Anjing dan Bulan” karena ketiganya bukan hanya pribadi yang berbeda, tetapi juga hakikat mereka berlain-lainan. Ada tiga nama dengan hakikat dan pribadi yang berbeda. Bandingkan pula bedanya kalau dikatakan: “Baptislah mereka dalam nama Andy”; kalimat ini jelas mengacu pada manusia yang bernama Andy.
e. “Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” berarti hakikat antara Bapa dan Anak dan Roh Kudus adalah identik yaitu Allah (ke-Allah-han/Ilahi) dalam TIGA Pribadi (Bapa dan Anak dan Roh Kudus)
f. Matius 28:19 sama sekali tidak berbicara melulu soal hakikat dan pribadi Allah SATU; tetapi pada dasarnya HAKIKAT ALLAH SATU dalam TIGA PRIBADI (Bapa dan Putera dan Roh Kudus). Menafsirkan Matius 28:19 sebagai mutlak Allah Yang Esa (Kodrat dan PribadiNya SATU) merupakan tafsiran di luar konteks dan terlalu sembrono.
***
Duel- Jumlah posting : 86
Join date : 18.04.11
Yesus Sehakikat Dengan Allah: Teks 1 Yohanes 5;7
10 Teks 1 Yohanes 5:7
“Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu”
Kaum unitarian mengomentari ayat ini sebagai berikut:
“Memang seolah-olah ayat itu ingin menegaskan bahwa di sorga ada 3 pribadi ke-Allah-an alias Trinitas. Tetapi setelah diselidiki, ternyata ayat itu adalah ayat sisipan (tambahan) yang ditambahkan oleh oknum-oknum yang tampaknya berupaya mengajarkan doktrin Trinitas. Padahal sebenarnya pada naskah yang terpercaya ayat tersebut tidak ada!”.
Jawab
a. Memang seolah-olah kaum unitarian ingin menegaskan bahwa di sorga tidak ada 3 Pribadi ke-Allah-an, atau tidak ada Trinitas. Tetapi setelah diselidki, ternyata penegasan kaum unitarian adalah upaya mencabut ayat-ayat Alkitab dan tampaknya mereka berupaya mengajarkan doktrin Unitas dalam menggantikan doktrin Trinitas yang mendalam. Padahal sebenarnya doktrin Trinitas telah ada dalam Alkitab”
b. Jawaban di atas (a) seolah dibuat-buat sekenanya saja untuk membantah kaum unitarian. Namun pada dasarnya benar. Kita dapat menyetujui penolakan kaum unitarian, jika mereka dapat membuktikan : siapakah ‘oknum-oknum’ yang berupaya memasukan 1 Yohanes 5:7 ke dalam Alkitab. Kalau tidak dapat dibuktikan, mereka dapat dituduh sebagai pendusta, atau penyebar berita bohong.
c. Karena menurut Kaum unutarian, semua hal harus tertulis dulu dalam Alkitab baru percaya, maka tunjukan kepada saya dimanakah ayat yang mengatakan bahwa 1Yohanes 5:7 adalah ayat sisipan (tambahan) yang ditambahkan oleh oknum-oknum yang tampaknya berupaya mengajarkan doktrin Trinitas? Jika kaum unitarian tidak mampu menunjukkan ayatnya (dan memang tidak ada), maka kaum unitarian adalah pendusta, alias pembohong; mereka tidak hanya melompat, tetapi juga lari terbirit-birit jauh dari Alkitab, terlebih lagi Alkitab menjauh mereka.
d. Pendapat sekelas Tom Yacobs dan Hortensius F. Mandaru, Edward Gibbon dan Richard Porson, sebagaimana dijagokan oleh kaum unitarian, dapat kita pahami. Pendapat mereka adalah pendapat pribadi, yang juga tidak Alkitabiah. Jika mereka menuduh bahwa Gerejalah yang memasukan 1Yohanes 5:7 ke dalam Alkitab, maka pertanyaan kami: Gereja yang mana, dan lebih lagi siapakah orangnya?! Selanjutnya, kami bertanya siapakah yang berhak mengatakan bahwa keseluruhan Alkitab (minus 1Yohanes 5:7) adalah wahyu ilahi dan otentik; sedangkan 1Yohanes 5:7 tidak otentik? Sekali kita menuduh Gereja bertindak curang, maka keseluruhan pendapat kita adalah curang. Ketika kaum unitarian mengatakan bahwa Injil Matius otentik, sedangkan 1Yohanes 5:7 adalah sisipan (tambahan/palsu), maka pertanyaan kami: Atas otoritas siapakah kaum unitarian berkata demikian? Bagaimana kita dapat percaya/yakin bahwa perkataan kaum unitarian otentik/benar, padahal tidak Alkitabiah?
e. Alkitab merupakan refleksi iman orang beriman atas perjumpaan mereka dengan Allah. Allah sendirilah, yakni Roh Kudus yang menerangi para pengarang Alkitab. Allah sendirilah yang menerangi orang yang menulis 1Yohanes 5:7. Jika kaum unitarian bertanya, bagaimana kita tahu bahwa penulis itu diterangi oleh Allah sendiri? Pertanyaan seperti itu tidak ada gunanya, sebab akan muncul pertanyaan lain lagi: bagaimana kita tahu bahwa penulis itu TIDAK diterangi oleh Allah sendiri? Atas otoritas siapa kita mengatakan TIDAK? Persoalannya, apakah kita percaya bahwa penulis (entah siapa pun orangnya) 1Yohanes 5:7 diterangi oleh Allah atau tidak? Sama halnya, apakah kita percaya bahwa pengarang Injil Matius diterangi oleh Allah sendiri? Atas otoritas siapakah kita dapat menerima bahwa kitab ini diterangi Roh Kudus, sedangkan kitab itu tidak? Tidak lain adalah Gereja. Gereja telah menetapkan bahwa 1 Yohanes 5:7 ditulis dalam bimbingan Roh Kudus, maka kita harus menerimanya dengan hati yang diliputi ketaatan iman, bukan dengan akal yang pongah. Perhatikan nasihat Paulus berikut ini: “Berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis”. (2Tesalonika 2:15).
***
“Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu”
Kaum unitarian mengomentari ayat ini sebagai berikut:
“Memang seolah-olah ayat itu ingin menegaskan bahwa di sorga ada 3 pribadi ke-Allah-an alias Trinitas. Tetapi setelah diselidiki, ternyata ayat itu adalah ayat sisipan (tambahan) yang ditambahkan oleh oknum-oknum yang tampaknya berupaya mengajarkan doktrin Trinitas. Padahal sebenarnya pada naskah yang terpercaya ayat tersebut tidak ada!”.
Jawab
a. Memang seolah-olah kaum unitarian ingin menegaskan bahwa di sorga tidak ada 3 Pribadi ke-Allah-an, atau tidak ada Trinitas. Tetapi setelah diselidki, ternyata penegasan kaum unitarian adalah upaya mencabut ayat-ayat Alkitab dan tampaknya mereka berupaya mengajarkan doktrin Unitas dalam menggantikan doktrin Trinitas yang mendalam. Padahal sebenarnya doktrin Trinitas telah ada dalam Alkitab”
b. Jawaban di atas (a) seolah dibuat-buat sekenanya saja untuk membantah kaum unitarian. Namun pada dasarnya benar. Kita dapat menyetujui penolakan kaum unitarian, jika mereka dapat membuktikan : siapakah ‘oknum-oknum’ yang berupaya memasukan 1 Yohanes 5:7 ke dalam Alkitab. Kalau tidak dapat dibuktikan, mereka dapat dituduh sebagai pendusta, atau penyebar berita bohong.
c. Karena menurut Kaum unutarian, semua hal harus tertulis dulu dalam Alkitab baru percaya, maka tunjukan kepada saya dimanakah ayat yang mengatakan bahwa 1Yohanes 5:7 adalah ayat sisipan (tambahan) yang ditambahkan oleh oknum-oknum yang tampaknya berupaya mengajarkan doktrin Trinitas? Jika kaum unitarian tidak mampu menunjukkan ayatnya (dan memang tidak ada), maka kaum unitarian adalah pendusta, alias pembohong; mereka tidak hanya melompat, tetapi juga lari terbirit-birit jauh dari Alkitab, terlebih lagi Alkitab menjauh mereka.
d. Pendapat sekelas Tom Yacobs dan Hortensius F. Mandaru, Edward Gibbon dan Richard Porson, sebagaimana dijagokan oleh kaum unitarian, dapat kita pahami. Pendapat mereka adalah pendapat pribadi, yang juga tidak Alkitabiah. Jika mereka menuduh bahwa Gerejalah yang memasukan 1Yohanes 5:7 ke dalam Alkitab, maka pertanyaan kami: Gereja yang mana, dan lebih lagi siapakah orangnya?! Selanjutnya, kami bertanya siapakah yang berhak mengatakan bahwa keseluruhan Alkitab (minus 1Yohanes 5:7) adalah wahyu ilahi dan otentik; sedangkan 1Yohanes 5:7 tidak otentik? Sekali kita menuduh Gereja bertindak curang, maka keseluruhan pendapat kita adalah curang. Ketika kaum unitarian mengatakan bahwa Injil Matius otentik, sedangkan 1Yohanes 5:7 adalah sisipan (tambahan/palsu), maka pertanyaan kami: Atas otoritas siapakah kaum unitarian berkata demikian? Bagaimana kita dapat percaya/yakin bahwa perkataan kaum unitarian otentik/benar, padahal tidak Alkitabiah?
e. Alkitab merupakan refleksi iman orang beriman atas perjumpaan mereka dengan Allah. Allah sendirilah, yakni Roh Kudus yang menerangi para pengarang Alkitab. Allah sendirilah yang menerangi orang yang menulis 1Yohanes 5:7. Jika kaum unitarian bertanya, bagaimana kita tahu bahwa penulis itu diterangi oleh Allah sendiri? Pertanyaan seperti itu tidak ada gunanya, sebab akan muncul pertanyaan lain lagi: bagaimana kita tahu bahwa penulis itu TIDAK diterangi oleh Allah sendiri? Atas otoritas siapa kita mengatakan TIDAK? Persoalannya, apakah kita percaya bahwa penulis (entah siapa pun orangnya) 1Yohanes 5:7 diterangi oleh Allah atau tidak? Sama halnya, apakah kita percaya bahwa pengarang Injil Matius diterangi oleh Allah sendiri? Atas otoritas siapakah kita dapat menerima bahwa kitab ini diterangi Roh Kudus, sedangkan kitab itu tidak? Tidak lain adalah Gereja. Gereja telah menetapkan bahwa 1 Yohanes 5:7 ditulis dalam bimbingan Roh Kudus, maka kita harus menerimanya dengan hati yang diliputi ketaatan iman, bukan dengan akal yang pongah. Perhatikan nasihat Paulus berikut ini: “Berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis”. (2Tesalonika 2:15).
***
Duel- Jumlah posting : 86
Join date : 18.04.11
Yesus Sehakikat Dengan Allah: Teks Kejadian 1;26
11 Teks Kejadian 1:26
“Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Kaum unitarian mengomentari teks ini sebagai berikut:
”Kata ‘Kita’ di ayat tersebut tidaklah berarti bahwa Allah yang sejati itu lebih dari satu pribadi. Mengapa di ayat itu muncul kata “Kita”? Allah yang sejati [Yahweh/Bapa] MEMANG TIDAK SEORANG DIRI ketika menciptakan langit dan bumi. Kita bisa bandingkan Amsal 8:27 dimana Hikmat (Hikmat: gelar untuk Yesus, 1Kor 1:24) berkata: “Ketika Ia [Allah] mempersiapkan langit, aku di sana, ketika Ia menggaris kaki langit…aku ada sertaNya sebagai anak kesayangan, serta setiap hari aku menjadi kesenanganNya dan senantiasa bermain-main di hadapanNya” Anak (pra eksistensi manusia Yesus memang ikut aktif dalam peristiwa penciptaan, bahkan Allah menciptakan segala sesuatu melalui perantaraan Anak….. Meskipun peran Anak begitu penting dan besar dalam proses penciptaan, tetapi hal ini tidak berarti dengan sendirinya bahwa Anak adalah setara dengan Bapa. Bapa tetap lebih besar daripada Yesus (Yoh 14: 28).”
Kaum unitarian memperkuat pendapatnya dengan mengutip Yohanes 1: 3, Kolose 1:15-17 dan Ibrani 1:2. Kita teliti sejumlah teks yang mereka kutip itu.
Jawab
a. Teks Yohanes 1: 3 “SEGALA SESUATU dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.”
Pertanyaannya: Apakah Yesus termasuk dalam “segala sesuatu” itu? Apakah Yesus termasuk segala sesuatu yang dijadikan? Padahal “tanpa Dia TIDAK ADA suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.” Jadi, Yesus TIDAK DIJADIKAN, TETAPI PENYEBAB PERTAMA terjadinya segala sesuatu. Nah, siapakah Penyebab Pertama itu? Dia adalah Allah. Jadi, jika penyebab pertama adalah Allah, pada hal penyebab pertama adalah Yesus, maka Yesus adalah Allah.
b. Teks Kolose 1:15-17. “ Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, 1:16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. 1:17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.
Problem utama dari teks ini, yang harus dijelaskan oleh kaum Unitarian, adalah ‘segala sesuatu diciptakan oleh Dia’. Jika segala sesuatu diciptakan oleh Dia, tentu saja Dia tidak termasuk ‘sesuatu yang diciptakan, diciptakan oleh Allah sekalipun. Yesus BUKAN CIPTAAN. Kesimpulannya Dia (Yesus) adalah Pencipta yang tidak diciptakan, sebab segala sesuatu diciptakan oleh Dia.
c. Teks Ibrani 1:2-3 “Maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi”.
Hal pokok yang harus disadari oleh kaum unitarian mengenai teks ini adalah YESUS MENOPANG SEGALA YANG ADA DENGAN FIRMANNYA. Allah termasuk dalam SEGALA YANG ADA”. Bagaimana mungkin Allah ditopang oleh Firman Yesus? Kesimpulannya Yesus adalah Allah. Yesus adalah SANG ADA, PENOPANG segala YANG ADA. Yesus adalah PENGADA yang tidak diadakan.
d. Lalu mengapa Allah dalam Kej 1:26 memakai kata “Kita”?
Karena Allah tahu bahwa Dia SATU HAKIKAT DALAM TIGA PRIBADI (Bapa, dan Anak dan Roh Kudus)” Jadi, Allah MEMANG TIDAK SEORANG DIRI, TETAPI TIGA DIRI/PRIBADI, SATU HAKIKAT. ALLAH dengan sendirinya SETARA dan SERUPA DENGAN ANAK DAN ROH KUDUS. Dalam terang pemahaman itulah kita dapat membaca Amsal 8:27 dengan baik. Kalau Yesus hanya manusia biasa, bukankah manusia baru dicipta pada hari keenam?Kaum untarian harus menjelaskan bagaimana Allah menciptakan manusia seumumnya dan manusia Yesus Kristus pada khususnya.
e. Teks Amsal 8:22-31.
“8:22 TUHAN telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala. 8:23 Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada.8:24 Sebelum air samudera raya ada, aku telah lahir, sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air. 8:25 Sebelum gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir; 8:26 sebelum Ia membuat bumi dengan padang-padangnya atau debu dataran yang pertama. 8:27 Ketika Ia mempersiapkan langit, aku di sana, ketika Ia menggaris kaki langit pada permukaan air samudera raya, 8:28 ketika Ia menetapkan awan-awan di atas, dan mata air samudera raya meluap dengan deras, 8:29 ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi, 8:30 aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya; 8:31 aku bermain-main di atas muka bumi-Nya dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku”
Menurut kaum unitarian,
“Anak (pra eksistensi manusia Yesus memang ikut aktif dalam peristiwa penciptaan, bahkan Allah menciptakan segala sesuatu melalui perantaraan Anak…..” Teks Amsal di atas berbicara tentang Allah yang menciptakan segala sesuatu bersama Yesus (Yesus ikut aktif di dalamnya)”. “Allah telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaanNya”, Yesus adalah ciptaan sebagai konsekwensi dari kata “mencipta” “dibentuk” “lahir” dan “ada sertaNya”
Jawab
Hadirnya kata “ADA SERTANYA” meyakinkan kita bahwa apa yang diklaim oleh kaum unitarian di atas tidaklah tepat. Mengapa?
Pertama, bagaimana mungkin aku yang “ada sertaNya” dapat dikatakan “TUHAN menciptakan aku” padahal “aku ada sertaNya, setiap hari menjadi kesenanganNya, senantiasa bermain-main di hadapanNya?” Adakah hari, ada saat dimana aku tidak menjadi kesenanganNya, ada saat aku tidak bermain-main di hadapanNya? Bukankah Allah mencipta dari yang tidak ada menjadi ada, sedangkan “aku ada sertanya?”. Kalau Allah mencipta dari yang sudah “ada sertaNya” menjadi ada, maka Dia bukanlah Allah.
Kedua, Bagaimana mungkin “aku yang ada sertaNya” dapat dikatakan “dibentuk pada mulanya sebelum bumi ada” bukankah “aku ada sertanya”? Apa artinya “aku ada sertaNya” kalau “adanya aku” tidak sama kekalnya dengan “adanya Allah”? “Aku ada sertaNya” mengandaikan “aku tidak pernah tidak ada sertaNya” sebab “aku ada sertaNya”. Apakah “aku yang ada sertaNya” dicipta dengan tidak berbentuk sehingga harus dibentuk lagi? Apakah dalam membentuk “aku yang ada sertaNya” harus dibentuk berulang–ulang sebagaimana seorang tukang periuk membentuk periuknya berkali-kali?
Ketiga, bagaimana mungkin “aku ada sertaNya” dikatakan “aku telah lahir” bukankah “aku ada sertaNya?. Bayangkan! Seorang anak yang selama ini “ada serta Anda”, tetapi dikatakan lahir dari Anda? Anak yang lahir dari Anda mengandaikan ia pernah tidak bersama Anda sebelumnya. Teks Amsal di atas tidak berbicara “Allah pernah seorang diri” dimana tak ada apa pun dan siapa pun yang ada sertaNya. Teks Amsal justeru menegaskan bahwa “aku ada sertaNya”.
Keempat, ”Aku ada sertaNya” berarti “Aku ada sejak Dia ada”. Oleh karena begitu banyak keberatan yang dapat diajukan terhadap teks Amsal ini, maka kata “mencipta” kata “dibentuk” kata “telah lahir” tidak boleh ditafsirkan dalam pengertian “DARI TIDAK ADA MENJADI ADA”. Hal itu diperkuat dengan pemakaian kata Ibrani “mencipta” “dibentuk” “telah lahir” itu sendiri.
Kelima, kata “mencipta” berasal dari kata “QANAH”. Kata itu memiliki banyak pengertian: a)mencipta, b)mendapatkan, c)menegakkan, d)mendirikan e)membeli f)memiliki. Kata yang benar-benar berarti “mencipta” (dari tidak ada menjadi ada) adalah BARA (Kej 1:1). Mengapa tidak langsung saja memakai kata “BARA?”. Nah, Amsal 8:22 dapat diterjemahkan: “TUHAN telah mendapatkan aku”, atau “TUHAN telah memiliki aku”. Ini cocok sebab relasi antara Bapa dan Anak adalah relasi kasih yang saling mendapatkan (Yohanes 16:15 “SEGALA SESUATU YANG BAPA PUNYA ADALAH AKU PUNYA) dan saling memiliki. Yesus berkata: SEGALA MILIKKU ADALAH MILIKMU DAN MILIKMU ADALAH MILIKKU” (Yohanes 17:10).
Keenam, kata Ibrani “aku dibentuk” adalah NISSAKTI yang artinya “aku ditentukan/ditetapkan”. Jadi, Amsal 8:23 seharusnya berbunyi: “8:23 Sudah pada zaman purbakala aku telah ditetapkan, pada mula pertama, sebelum bumi ada. Amsal 8:24 Sebelum air samudera raya ada, aku telah lahir, sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air. Ini jelas menunjuk pada kehidupan pra-eksistensi Yesus untuk menegaskan bahwa Yesus ada sejak kekal bersama Allah.
Ketujuh, teks Kebijaksanaan Salomo Bab 9 dan 10 dapat membantu kita untuk memahami Amsal 8 yang berbicara tentang Hikmat Kebijaksanaan. Kitab Kebijaksanaan Salomo melukiskan Kebijaksanaan berhakikat unik: ilahi dan manusiawi. Di sini kami hanya mencantumkan ayat-ayat yang menekankan keilahian dari Hikmat Kebijaksanaan.
1. 9:1 Segala sesuatu dijadikan dengan firman
2. 9:2 Manusia dibentuk dengan kebijaksanaan
3. 9:4 Kebijaksanaan, Teman setahta Allah
4. 9:6 Kebijaksanaan berasal dari Allah
5. 9:9 Kebijaksanaan ada pada Allah
6. 9:9 Kebijaksanaan mengenal pekerjaan Allah
7. 9:9 Kebijaksanaan ada tatkala dunia semesta dijadikan Allah
8. 9:9 Kebijaksanaan mengetahui apa yang diperkenankan Allah
9. 9:10 Kebijaksanaan dari sorga suci
10. 9:10 Kebijaksanaan diutus dari tahta kemuliaan Allah
11. 9:11 Kebijaksanaan mengetahui dan memahami segala-galanya
12. 9:11 Kebijaksanaan bijak memimpin/menjaga dengan kemuliannya
13. 9:17 Kebijaksanaan dan Roh Kudus Allah
14. 9:18 Kebijaksanaan menyelamatkan manusia
15. 10:1 Kebijaksanaan melindungi
16. 10:1 Kebijaksanaan menyelamatkan manusia
17. 10:2 Kebjaksanaan memberi kekuatan
18. 10:3 Binasa kalau meninggalkan kebijaksanaan
19. 10:4 Kebijaksanaan menyelamatkan bumi
20. 10:5 Kebijaksanaan mengenal orang benar dan menjaganya
21. 10:6 Kebijaksanaan menyelamatkan orang benar
22. 10:9 Orang yang melayani kebijaksanaan diselamatkan
23. 10:9 Kebijaksanaan menuntun orang benar
24. 10:10 Kebijaksanaan memperlihatkan Kerajaan Allah kepada manusia
25. 10:10 Kebijaksanaan memberi manusia pengetahuan
26. 10:12 Kebijaksanaan melindungi
27. 10:12 Kebijaksanaan memberi hadiah kemenangan
28. 10:13 Kebijaksanaan tidak meninggalkan orang benar
29. 10:14 Kebijaksananaan adalah saksi
Kita katakan bahwa Sang Kebijaksanaan adalah Pribadi, Teman setahta Allah, berasal dari Allah, ada pada Allah, mengenal pekerjaan Allah, ada tatkala dunia semesta dijadikan Allah, mengetahui apa yang diperkenankan Allah, dari sorga suci, diutus dari tahta kemuliaan Allah, mengetahui dan memahami segala-galanya, memimpin/menjaga manusia dengan kemuliaannya, bersama Roh Kudus diutus dari atas (sorga), menyertai (melindungi, menyelamatkan, memberi kekuatan, menuntun), dilayani, memperlihatkan Kerajaan Allah. Kata-kata tersebut membuktikan bahwa Sang Kebijaksaan kekal ada bersama adanya Allah, yang tidak lain adalah Yesus Kristus (1Kor 1:24), Firman Allah (Yohanes 1:1). JADI, KATA “KITA” DALAM KEJADIAN 1:26 MERUJUK SECARA PASTI KEPADA ALLAH TRITUNGGAL: BAPA DAN PUTERA DAN ROH KUDUS
***
“Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Kaum unitarian mengomentari teks ini sebagai berikut:
”Kata ‘Kita’ di ayat tersebut tidaklah berarti bahwa Allah yang sejati itu lebih dari satu pribadi. Mengapa di ayat itu muncul kata “Kita”? Allah yang sejati [Yahweh/Bapa] MEMANG TIDAK SEORANG DIRI ketika menciptakan langit dan bumi. Kita bisa bandingkan Amsal 8:27 dimana Hikmat (Hikmat: gelar untuk Yesus, 1Kor 1:24) berkata: “Ketika Ia [Allah] mempersiapkan langit, aku di sana, ketika Ia menggaris kaki langit…aku ada sertaNya sebagai anak kesayangan, serta setiap hari aku menjadi kesenanganNya dan senantiasa bermain-main di hadapanNya” Anak (pra eksistensi manusia Yesus memang ikut aktif dalam peristiwa penciptaan, bahkan Allah menciptakan segala sesuatu melalui perantaraan Anak….. Meskipun peran Anak begitu penting dan besar dalam proses penciptaan, tetapi hal ini tidak berarti dengan sendirinya bahwa Anak adalah setara dengan Bapa. Bapa tetap lebih besar daripada Yesus (Yoh 14: 28).”
Kaum unitarian memperkuat pendapatnya dengan mengutip Yohanes 1: 3, Kolose 1:15-17 dan Ibrani 1:2. Kita teliti sejumlah teks yang mereka kutip itu.
Jawab
a. Teks Yohanes 1: 3 “SEGALA SESUATU dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.”
Pertanyaannya: Apakah Yesus termasuk dalam “segala sesuatu” itu? Apakah Yesus termasuk segala sesuatu yang dijadikan? Padahal “tanpa Dia TIDAK ADA suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.” Jadi, Yesus TIDAK DIJADIKAN, TETAPI PENYEBAB PERTAMA terjadinya segala sesuatu. Nah, siapakah Penyebab Pertama itu? Dia adalah Allah. Jadi, jika penyebab pertama adalah Allah, pada hal penyebab pertama adalah Yesus, maka Yesus adalah Allah.
b. Teks Kolose 1:15-17. “ Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, 1:16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. 1:17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.
Problem utama dari teks ini, yang harus dijelaskan oleh kaum Unitarian, adalah ‘segala sesuatu diciptakan oleh Dia’. Jika segala sesuatu diciptakan oleh Dia, tentu saja Dia tidak termasuk ‘sesuatu yang diciptakan, diciptakan oleh Allah sekalipun. Yesus BUKAN CIPTAAN. Kesimpulannya Dia (Yesus) adalah Pencipta yang tidak diciptakan, sebab segala sesuatu diciptakan oleh Dia.
c. Teks Ibrani 1:2-3 “Maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi”.
Hal pokok yang harus disadari oleh kaum unitarian mengenai teks ini adalah YESUS MENOPANG SEGALA YANG ADA DENGAN FIRMANNYA. Allah termasuk dalam SEGALA YANG ADA”. Bagaimana mungkin Allah ditopang oleh Firman Yesus? Kesimpulannya Yesus adalah Allah. Yesus adalah SANG ADA, PENOPANG segala YANG ADA. Yesus adalah PENGADA yang tidak diadakan.
d. Lalu mengapa Allah dalam Kej 1:26 memakai kata “Kita”?
Karena Allah tahu bahwa Dia SATU HAKIKAT DALAM TIGA PRIBADI (Bapa, dan Anak dan Roh Kudus)” Jadi, Allah MEMANG TIDAK SEORANG DIRI, TETAPI TIGA DIRI/PRIBADI, SATU HAKIKAT. ALLAH dengan sendirinya SETARA dan SERUPA DENGAN ANAK DAN ROH KUDUS. Dalam terang pemahaman itulah kita dapat membaca Amsal 8:27 dengan baik. Kalau Yesus hanya manusia biasa, bukankah manusia baru dicipta pada hari keenam?Kaum untarian harus menjelaskan bagaimana Allah menciptakan manusia seumumnya dan manusia Yesus Kristus pada khususnya.
e. Teks Amsal 8:22-31.
“8:22 TUHAN telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala. 8:23 Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada.8:24 Sebelum air samudera raya ada, aku telah lahir, sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air. 8:25 Sebelum gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir; 8:26 sebelum Ia membuat bumi dengan padang-padangnya atau debu dataran yang pertama. 8:27 Ketika Ia mempersiapkan langit, aku di sana, ketika Ia menggaris kaki langit pada permukaan air samudera raya, 8:28 ketika Ia menetapkan awan-awan di atas, dan mata air samudera raya meluap dengan deras, 8:29 ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi, 8:30 aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya; 8:31 aku bermain-main di atas muka bumi-Nya dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku”
Menurut kaum unitarian,
“Anak (pra eksistensi manusia Yesus memang ikut aktif dalam peristiwa penciptaan, bahkan Allah menciptakan segala sesuatu melalui perantaraan Anak…..” Teks Amsal di atas berbicara tentang Allah yang menciptakan segala sesuatu bersama Yesus (Yesus ikut aktif di dalamnya)”. “Allah telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaanNya”, Yesus adalah ciptaan sebagai konsekwensi dari kata “mencipta” “dibentuk” “lahir” dan “ada sertaNya”
Jawab
Hadirnya kata “ADA SERTANYA” meyakinkan kita bahwa apa yang diklaim oleh kaum unitarian di atas tidaklah tepat. Mengapa?
Pertama, bagaimana mungkin aku yang “ada sertaNya” dapat dikatakan “TUHAN menciptakan aku” padahal “aku ada sertaNya, setiap hari menjadi kesenanganNya, senantiasa bermain-main di hadapanNya?” Adakah hari, ada saat dimana aku tidak menjadi kesenanganNya, ada saat aku tidak bermain-main di hadapanNya? Bukankah Allah mencipta dari yang tidak ada menjadi ada, sedangkan “aku ada sertanya?”. Kalau Allah mencipta dari yang sudah “ada sertaNya” menjadi ada, maka Dia bukanlah Allah.
Kedua, Bagaimana mungkin “aku yang ada sertaNya” dapat dikatakan “dibentuk pada mulanya sebelum bumi ada” bukankah “aku ada sertanya”? Apa artinya “aku ada sertaNya” kalau “adanya aku” tidak sama kekalnya dengan “adanya Allah”? “Aku ada sertaNya” mengandaikan “aku tidak pernah tidak ada sertaNya” sebab “aku ada sertaNya”. Apakah “aku yang ada sertaNya” dicipta dengan tidak berbentuk sehingga harus dibentuk lagi? Apakah dalam membentuk “aku yang ada sertaNya” harus dibentuk berulang–ulang sebagaimana seorang tukang periuk membentuk periuknya berkali-kali?
Ketiga, bagaimana mungkin “aku ada sertaNya” dikatakan “aku telah lahir” bukankah “aku ada sertaNya?. Bayangkan! Seorang anak yang selama ini “ada serta Anda”, tetapi dikatakan lahir dari Anda? Anak yang lahir dari Anda mengandaikan ia pernah tidak bersama Anda sebelumnya. Teks Amsal di atas tidak berbicara “Allah pernah seorang diri” dimana tak ada apa pun dan siapa pun yang ada sertaNya. Teks Amsal justeru menegaskan bahwa “aku ada sertaNya”.
Keempat, ”Aku ada sertaNya” berarti “Aku ada sejak Dia ada”. Oleh karena begitu banyak keberatan yang dapat diajukan terhadap teks Amsal ini, maka kata “mencipta” kata “dibentuk” kata “telah lahir” tidak boleh ditafsirkan dalam pengertian “DARI TIDAK ADA MENJADI ADA”. Hal itu diperkuat dengan pemakaian kata Ibrani “mencipta” “dibentuk” “telah lahir” itu sendiri.
Kelima, kata “mencipta” berasal dari kata “QANAH”. Kata itu memiliki banyak pengertian: a)mencipta, b)mendapatkan, c)menegakkan, d)mendirikan e)membeli f)memiliki. Kata yang benar-benar berarti “mencipta” (dari tidak ada menjadi ada) adalah BARA (Kej 1:1). Mengapa tidak langsung saja memakai kata “BARA?”. Nah, Amsal 8:22 dapat diterjemahkan: “TUHAN telah mendapatkan aku”, atau “TUHAN telah memiliki aku”. Ini cocok sebab relasi antara Bapa dan Anak adalah relasi kasih yang saling mendapatkan (Yohanes 16:15 “SEGALA SESUATU YANG BAPA PUNYA ADALAH AKU PUNYA) dan saling memiliki. Yesus berkata: SEGALA MILIKKU ADALAH MILIKMU DAN MILIKMU ADALAH MILIKKU” (Yohanes 17:10).
Keenam, kata Ibrani “aku dibentuk” adalah NISSAKTI yang artinya “aku ditentukan/ditetapkan”. Jadi, Amsal 8:23 seharusnya berbunyi: “8:23 Sudah pada zaman purbakala aku telah ditetapkan, pada mula pertama, sebelum bumi ada. Amsal 8:24 Sebelum air samudera raya ada, aku telah lahir, sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air. Ini jelas menunjuk pada kehidupan pra-eksistensi Yesus untuk menegaskan bahwa Yesus ada sejak kekal bersama Allah.
Ketujuh, teks Kebijaksanaan Salomo Bab 9 dan 10 dapat membantu kita untuk memahami Amsal 8 yang berbicara tentang Hikmat Kebijaksanaan. Kitab Kebijaksanaan Salomo melukiskan Kebijaksanaan berhakikat unik: ilahi dan manusiawi. Di sini kami hanya mencantumkan ayat-ayat yang menekankan keilahian dari Hikmat Kebijaksanaan.
1. 9:1 Segala sesuatu dijadikan dengan firman
2. 9:2 Manusia dibentuk dengan kebijaksanaan
3. 9:4 Kebijaksanaan, Teman setahta Allah
4. 9:6 Kebijaksanaan berasal dari Allah
5. 9:9 Kebijaksanaan ada pada Allah
6. 9:9 Kebijaksanaan mengenal pekerjaan Allah
7. 9:9 Kebijaksanaan ada tatkala dunia semesta dijadikan Allah
8. 9:9 Kebijaksanaan mengetahui apa yang diperkenankan Allah
9. 9:10 Kebijaksanaan dari sorga suci
10. 9:10 Kebijaksanaan diutus dari tahta kemuliaan Allah
11. 9:11 Kebijaksanaan mengetahui dan memahami segala-galanya
12. 9:11 Kebijaksanaan bijak memimpin/menjaga dengan kemuliannya
13. 9:17 Kebijaksanaan dan Roh Kudus Allah
14. 9:18 Kebijaksanaan menyelamatkan manusia
15. 10:1 Kebijaksanaan melindungi
16. 10:1 Kebijaksanaan menyelamatkan manusia
17. 10:2 Kebjaksanaan memberi kekuatan
18. 10:3 Binasa kalau meninggalkan kebijaksanaan
19. 10:4 Kebijaksanaan menyelamatkan bumi
20. 10:5 Kebijaksanaan mengenal orang benar dan menjaganya
21. 10:6 Kebijaksanaan menyelamatkan orang benar
22. 10:9 Orang yang melayani kebijaksanaan diselamatkan
23. 10:9 Kebijaksanaan menuntun orang benar
24. 10:10 Kebijaksanaan memperlihatkan Kerajaan Allah kepada manusia
25. 10:10 Kebijaksanaan memberi manusia pengetahuan
26. 10:12 Kebijaksanaan melindungi
27. 10:12 Kebijaksanaan memberi hadiah kemenangan
28. 10:13 Kebijaksanaan tidak meninggalkan orang benar
29. 10:14 Kebijaksananaan adalah saksi
Kita katakan bahwa Sang Kebijaksanaan adalah Pribadi, Teman setahta Allah, berasal dari Allah, ada pada Allah, mengenal pekerjaan Allah, ada tatkala dunia semesta dijadikan Allah, mengetahui apa yang diperkenankan Allah, dari sorga suci, diutus dari tahta kemuliaan Allah, mengetahui dan memahami segala-galanya, memimpin/menjaga manusia dengan kemuliaannya, bersama Roh Kudus diutus dari atas (sorga), menyertai (melindungi, menyelamatkan, memberi kekuatan, menuntun), dilayani, memperlihatkan Kerajaan Allah. Kata-kata tersebut membuktikan bahwa Sang Kebijaksaan kekal ada bersama adanya Allah, yang tidak lain adalah Yesus Kristus (1Kor 1:24), Firman Allah (Yohanes 1:1). JADI, KATA “KITA” DALAM KEJADIAN 1:26 MERUJUK SECARA PASTI KEPADA ALLAH TRITUNGGAL: BAPA DAN PUTERA DAN ROH KUDUS
***
Duel- Jumlah posting : 86
Join date : 18.04.11
Yesus Sehakikat Dengan Allah: Teks Matius 28:18; Yohanes 1:3.10; 5:19 Kisah Para Rasul 2:2; 1Tim 2:5, 1Yoh 2:1b
12. Teks Matius 28:18;
Yohanes 1:3.10; 5:19
Kisah Para Rasul 2:2;
1Tim 2:5, 1Yoh 2:1b
Kaum unitarian mengomentari ayat-ayat di atas sebagai berikut:
“Yesus pencipta alam semesta, langit dan bumi serta manusia? Itu benar. Yesus memang adalah pencipta manusia langit dan bumi, tapi tunggu dulu! Jangan keburu disimpulkan Yesus sebagai Allah sejati”.
Untuk menyokong pendapat tersebut, biasanya kaum unitarian menafsirkan Alkitab secara bebas. Salah satu teks yang biasanya mereka pakai untuk menolak ke-Allah-an Yesus adalah Wahyu 3:14 . "Dan tuliskanlah kepada jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah”
Jawab
a. Teks Wahyu 3:14 . "Dan tuliskanlah kepada jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah” tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk menolak ke-Allah-an Yesus.
b. Siapakah yang menjadi SAKSI YANG SETIA, PERMULAAN DARI CIPTAAN ALLAH dalam teks itu? Jawabannya jelas: firman
c. Siapakah yang berFIRMAN?. Jawabannya jelas: AMIN
d. Siapakah “AMIN” ITU? YESUS KRISTUS.
e. Berdasarkan teks berikut ini, Yesus bukaan ciptaan, tetapi Allah.
Perhatikan teks-teks Wahyu berikut ini:
Wahyu 1:7-8
“1:7 Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin. 1:8 "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa." Dalam ayat 7, Yohanes berceritera pasti tentang Yesus, “mereka yang telah menikam Dia”. Allah Bapa tidak pernah ditikam oleh siapa pun, kecuali Yesus. Yesus ditikam oleh prajurit “Ketika mereka sampai kepada Yesus…seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air…Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam." (Yohanes 19:33-34.37).
Dalam Ayat 8, “Aku adalah Alfa dan Omega” Firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang Yang Mahakuasa. “Yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang” tidak dapat dipakai untuk menerangkan Allah (Bapa). “Yang ada” menunjukan dan menyatakan keber-ADA-an keilahian pra eksistensi Yesus; “yang sudah ada” menunjukkan dan menyatakan keber-ADA-daan manusiawiNya (Eksistensi Yesus di dunia), atau keberadaan manusiawi Yesus; “yang akan datang” menunjukkan dan menyatakan kedatangan Yesus untuk keduakalinya. Yesus yang demikian adalah Yang Mahakuasa.
Wahyu 21:1-8; khususnya ayat 5-7:
“21:5 Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "TULISKANLAH, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar." 21:6 Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan. 21:7 Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku”.
Siapakah yang menyuruh Yohanes menulis kitab Wahyu? Tidak lain adalah Yesus dan Dia yang mewahyukan diriNya kepada Yohanes tidak lain adalah Yesus. Apa yang harus ditulis oleh Yohanes adalah firman dari Sang Firman (Yesus): “Aku akan menjadi Allahnya (orang yang percaya) dan ia akan menjadi anakKu”. Jika gelar “Alfa dan Omega” adalah gelar Allah (Bapa), maka amat mengherankan (tentu untuk kaum unitarian) bahwa gelar yang sama dikenakan pula kepada Yesus: “Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir." (Why 22:12-13) Bagi kita tidak mengherankan sebab Yesus adalah Allah.
Wahyu 3:14 "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar,…”
Maksudnya, a)Teks ini dapat dimengerti begini: Amin adalah Saksi yang setia. Tetapi juga FIRMAN dari Amin adalah saksi yang setia. Pada kenyataannya Yesus tidak dapat lagi kita lihat dengan mata kepala kita, dan dipanggil sebagai saksi, tetapi firmanNya dapat kita baca, dapat menjadi saksi: yang membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Kita dapat memakai Firman dari Amin sebagai tolak-ukur kebenaran. b). Yesus adalah saksi yang benar, yang telah melihat segala sesuatu yang kita buat di dunia sehingga Ia dapat mengadili kita dengan adil.
Wahyu 4:13 "Dan tuliskanlah kepada jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin,…permulaan dari ciptaan Allah”
Teks ini justeru menegaskan bahwa Yesus adalah Allah. Firman/sabda/kata yang ke luar dari mulut Yesus adalah permulaan ciptaanNya. Karena kita sepakat bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Yesus, baik ciptaan yang ada di sorga maupun yang ada di bumi dan di bawah bumi. Karena segala sesuatu diciptakan oleh Yesus (Kolose 1:15-17), maka Yesus tidak termasuk ciptaan. Lalu apa artinya firman dari Amin, permulaan dari ciptaan Allah? Pernyataan itu bermaksud permulaan dari ciptaan Yesus sebagai Allah adalah firman yang keluar dari mulut Yessu. Hanya sebagai Allah saja Ia dapat mencipta hanya dengan berfirman saja, sedangkan sebagai manusia Yesus tidak dapat mencipta dengan berfirman. Jadi, Wahyu 21:1-8 menegaskan bahwa Yesus adalah Allah.
Mari kita teliti teks-teks yang dikemukakan oleh kaum unitarian satu persatu berikut ini.
12.a. Teks Matius 28:18
“Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi”.
Pernyataan Yesus ini tidak dapat dimengerti tanpa mengaitkannya dengan hakikat ke-Allah-anNya. Dalam teks ini Yesus, yang karena HAKIKATNYA setara dengan Allah, dapat bertindak sebagaimana Allah berkuasa dan bertindak. Kita dapat saja terjebak dalam pemikiran bahwa Allah [Yahwelah) yang memberi kuasa kepada Yesus. Kesan semacam itu dapat dimengerti. Akan tetapi teks Mat 28:18 tidak memberi petunjuk tegas bahwa Allah memberikan kuasaNya kepada Yesus sebab “Subyek tersembunyi”. Boleh jadi ‘Subyek yang tersembunyi’ itu adalah Yahwe Bapa, tetapi itu bukan kata teks. Jika kita hanya mengerti bahwa: Yesus diberikan kuasa oleh Bapa (Yahwe), tetapi menolak untuk memahami juga bahwa Yesus sehakikat dengan Bapa, maka bagaimana mungkin Yesus memerintahkan para murid untuk membaptis orang dalam ‘Nama Bapa’; padahal Bapa sudah tidak berkuasa lagi (sudah diberikan kepada Yesus)? Seharusnya Yesus cukup dengan mengatakan: “dalam Nama Anak” sebab pada kenyataannya “SEGALA KUASA DI SORGA DAN DI BUMI” telah diberikan Yahwe kepadaNya. Dengan kata lain, TIDAK ADA LAGI YANG BERKUASA di sorga dan di bumi, Bapa pun tidak!, kecuali Yesus. Ibarat seorang presiden yang lengser dari kekuasaannya, maka ia tidak berkuasa lagi untuk mengurus negara. Apakah benar Bapa tidak berkuasa lagi? Kalau Bapa tidak berkuasa lagi, maka Dia bukan Allah. Tetapi sebenarnya pernyataan “KepadaKu telah diberikan kuasa di sorga dan di bumi” merupakan pengakuan bahwa “Bapa tetap berkuasa” serentak “Anak juga berkuasa”. Bapa dan Anak sama-sama berkuasa karena Bapa dan Anak SEHAKIKAT. Oleh karena Yesus sehakikat dengan Allah (dapat menembus ruang dan waktu), maka sangat masuk akal ketika Yesus menyatakan “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”. Seorang manusia yang tidak sehakikat dengan Allah tidak mungkin ‘menyertai manusia hingga akhir zaman”. Jadi, teks Matius 28:18 TIDAK DAPAT dipakai untuk menyangkal ke-Allah-an Yesus. Tetapi sebaliknya mau menegaskan bahwa Yesus SEHAKIKAT dengan BapaNya. Bapa yang memberi kuasa kepada Yesus tidak berarti Bapa lebih Allah daripada Anak yang menerima kuasa. Justeru karena Bapa SEHAKIKAT dengan Anaklah maka Bapa leluasa memberi kuasaNya kepada Anak. Ilustrasi!! “Seorang raja yang memberikan kuasa kerajaan kepada anaknya tidak berarti bahwa raja lebih manusia daripada anaknya. Raja memberi kuasa kerajaan kepada anaknya justeru karena anaknya adalah manusia. Mungkinkah seorang raja memberikan kuasanya kepada sosok yang bukan manusia”. Kuasa lebih pada fungsi, jabatan, tugas dan tanggungjawab, jadi tidak menyangkut hakikat seseorang.
12.b. Teks Yohanes 1:3.10.
“ Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan….Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.”
Kunci untuk memahami teks ini adalah kata “segala sesuatu” (bandingkan uraian terdahulu). “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia”. Kesimpulannya, Dia (Yesus) TIDAK termasuk dalam ciptaan (yang dijadikan). Dia adalah Penjadi (Pribadi yang membuat segala sesuatu jadi) yang tidak dijadikan. Penjadi yang tidak dijadikan tidak lain adalah Allah. Jadi, Yesus adalah Allah dalam pengertian Yesus sehakikat dengan Allah dalam Tiga Pribadi (Bapa dan Putera dan Roh Kudus).
12.c Teks Yohanes 5:19
“Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak”.
Anak sebagai Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu “dari Dirinya sendiri….apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak”. Sangat masuk akal dan suatu penegasan yang tak terbantahkan.! Manusia sebagai manusia tidak dapat mengerjakan pekerjaan Allah. Manusia hanya dapat mengerjakan pekerjaan manusia. Kita sebagai manusia tentu telah melihat pekerjaan Allah (misalnya penciptaan langit dan bumi). Sekalipun kita telah melihat pekerjaan-pekerjaan yang telah dikerjakan Allah, kita tetap tidak dapat mengerjakan pekerjaan Allah, bukan? Sebaliknya, hanya dengan melihat, Yesus dapat mengerjakan pekerjaan Allah. Nah, siapakah Yesus itu? Kita tidak dapat seperti Yesus sebabnya karena kita bukan Allah, kita berbeda kodrat dengan Allah. Sesuatu yang kodratnya lebih rendah tidak dapat mengerjakan pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh sesuatu yang kodratnya lebih tinggi, sekalipun dia telah melihatnya. Tumbuh-tumbuhan sebagai tumbuh-tumbuhan tidak dapat mengerjakan pekerjaan binatang. Binatang sebagai binatang tidak dapat mengerjakan pekerjaan manusia, sekalipun binatang telah melihat pekerjaan yang dapat dikerjakan manusia. Manusia telah melakukan pekerjaan berbicara (secara verbal) dan itu telah dilihat/didengar oleh binatang, tetapi binatang tetap saja tidak dapat berbicara seperti manusia berbicara. Sebabnya karena binatang BUKAN manusia. Anda mungkin mengatakan: manusia makan dan binatang juga makan. Tetapi binatang makan bukan karena ia melihat manusia makan, bayi menyusu pada dada ibunya bukan karena ia melihat ibunya menyusu. HANYA DENGAN MELIHAT SAJA, YESUS DAPAT MELAKUKAN PEKERJAAN BAPANYA. Jikalau Yesus hanya manusia biasa, dapatkah Ia bertindak -seperti Allah bertindak- hanya dengan melihat pekerjaan BapaNya? Mustahil!! Yakub dan Musa telah melihat Allah, (Kej 32:30, Kel 24:10) tetapi mereka tidak dapat bertindak seperti Allah bertindak. "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri,” Jika kaum unitarian mengatakan bahwa kalimat ini membuktikan Yesus bukan Allah sejati, sebab Yesus mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Allah. Lalu apa artinya? Kaum unitarian mengatakan bahwa Yesus adalah allah kecil, bukan Allah sejati, tetapi allah kecil yang “tidak dapat mengerjakan sesuatu dari dirinya”. Kita bertanya adakah manusia (seperti kita, atau allah kecil) tidak dapat mengerjakan pekerjaan dari diri kita sendiri (sebagai manusia)?. Kenyataannya, kita dapat mengerjakan pekerjaan kita tanpa terlebih dahulu melihat pekerjaan Allah. Kalau memang Yesus hanya manusia biasa, atau allah kecil (melulu berkodrat manusia), maka percayakan kita bahwa Yesus sebagai manusia (layaknya) kita ini tidak dapat mengerjakan sesuatu dari dirinya sendiri? Atau Dia tidak dapat mengerjakan pekerjaan sesuai dengan kodrat manusiaNya? Tetapi, sebaliknya, Dia (Yesus) malah dapat mengerjakan pekerjaan yang justru bertentangan dengan kodratnya yakni mengerjakan pekerjaan Allah!? Semua pertanyaan itu harus dijawab secara jujur oleh kaum untarian. Faktanya: Yesus dapat mengerjakan pekerjaan manusiawinya. Ia dapat makan (Mat 9:10-11), menangis (Luk 19:41, Yohanes 11:35), berdoa (Mat 29:39, Yoahnes 17:19). Yesus juga dapat mengerjakan pekerjaan Allah (yang telah dilihatNya). Mengapa Yesus dapat? Jawabannya: karena Yesus sehakikat dengan Allah dalam Tiga Pribadi (Bapa dan Putera dan Roh Kudus). Yesus memiliki kodrat yang unik: ilahi dan manusiawi.
12.d. Teks Kisah Para Rasul 2:22
“Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu.”
Teks ini dipakai oleh kaum unitarian untuk menolak ke-Allah-an Yesus. Mereka berpendapat, jika ternyata Yesus adalah seorang yang ditentukan oleh Allah, maka otomatis dia tidak sehakikat dengan Allah. Allah lebih berkuasa daripada Yesus. Jadi, Yesus bukan Allah. Namun, pemahamannya tidak sesederhana itu. Bagaimana memahami “Seorang yang DITENTUKAN Allah dan DINYATAKAN kepadamu”. Jika Allah menentukan dan menyatakan sesuatu, maka pertanyaannya: apakah mungkin bagi Allah ada ‘situasi/waktu’ dimana Allah TIDAK MENENTUKAN dan TIDAK MENYATAKAN? Misalnya, “Yesus ditentukan dan dinyatakan Allah kepada manusia”; apa ada waktu/situasi dimana “Yesus tidak/belum ditentukan dan dinyatakan Allah kepada manusia?” Jika jawaban kita “YA” maka itu berarti Allah berada dalam ruang dan waktu, artinya Allah tidak Mahakuasa. Jika Allah menentukan “mencipta langit dan bumi” maka apakah untuk Allah, ada waktu dimana Ia tidak menentukan “mencipta langit dan bumi?”. Tentu saja untuk Allah, TIDAK ADA WAKTU/SITUASI dimana Allah TIDAK menentukan ‘mencipta langit dan bumi”. Jadi, ketentuan Allah kekal adanya karena ketentuan itu ada dalam diriNya yang ada sejak kekal. Kalau Yesus adalah ciptaan, itu berarti Yesus pernah tidak ada. Kalau Yesus pernah tidak ada, maka bagaimana mungkin “Yesus ditentukan Allah”, dimana ketentuan itu kekal di dalam Allah, padahal Yesus belum ada? Mustahillah “Allah menentukan bahwa sesuatu yang belum ada (Yesus)” akan menciptakan langit dan bumi. Yesus ditentukan untuk menciptakan langit dan bumi mengandaikan Yesus ada sejak kekal bersama Bapa. Itu tidak berarti ada dua Allah, tetapi ada dua Pribadi yang sehakikat dengan Diri Bapa. Pribadi itu SEHAKIKAT dengan DiriNya sehingga Pribadi yang lain itu ditentukan untuk menciptakan langit dan bumi. Allah itu TIGA Pribadi dengan SATU HAKIKAT. Dengan perantaraan Pribadi Yesuslah Allah menciptakan segala sesuatunya. Allah sebagai Allah tidak akan dapat makan bersama Anda, menjabat tangan Anda, menangis bersama Anda dan sebagainya. Tetapi Allah dalam Yesus; Allah yang telah menjadi manusia, segala sesuatunya adalah mungkin. Allah memakai tubuh manusia untuk merealisasikan rencanaNya; rencana untuk menyelamatkan manusia. Ibrani 10:5 “Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku”. Dalam konteks itulah Yesus bertindak sebagai PENGANTARA. Jika Allah tidak memakai “tubuh manusia”, maka kita akan sulit memahami Allah. Tubuh manusia (Yesus) itu adalah Pengantara antara kita dan Allah. Pengantara itu harus Allah karena manusia, atau tulisan, buku, tidak mampu menjadi Pengantara kita dengan Allah. Kita sendiri pada dasarnya tidak dapat mencapai Allah, padahal tujuan hidup kita Allah, bukan? Allah Maha Bijaksana adalah Allah yang sungguh-sungguh memahami keberadaan kita. ciptaanNya. Allah yang menjadi manusia. Dia tidak memakai ‘tubuh kertas’ semisal Alquran, Weda atau Tripitaka. Seorang presiden yang sangat baik kepada Anda di Ecuador; dia selalu mengirim surat yang begitu mempesona kepada Anda; dia menyatakan cintanya kepada Anda dan sebagainya; dia itu tetap sebagai ‘sosok bayangan’ bagi Anda. Tetapi kalau dia sendiri datang kepada Anda, hidup bersama anda dan sungguh mengasihi anda; maka dia bukan lagi ‘sosok bayangan’ tetapi pribadi yang nyata. Allah yang hanya dapat dipahami melalui surat-suratNya; melalui kabar dari orang, tidak dapat anda mengerti secara utuh. Jangan-jangan Allah yang ada dalam pikiran dan hati anda itu hanya ilusi belaka. Allah orang Kristen jelas dan konkrit. Dia sendiri hadir untuk anda! Itulah Yesus Allah yang datang ke dunia 2000 tahun yang lalu.
12.e. Teks 1Kor 8:6
“Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup”.
Apakah teks ini dapat dipakai untuk menolak ke-Allah-an Yesus? Kita harus benar-benar mencurahkan perhatian pada teks ini. Apakah teks ini dimaksudkan oleh Paulus untuk menyangkal ke-Allah-an Yesus? Bahwa Paulus menyatakan: “bagi kita hanya ada satu Allah saja” dan “satu Tuhan saja” itu tertera dalam teks dan itu benar. Bagaimana kita memahami kalimat Paulus ini: segala sesuatu BERASAL dari Allah sekaligus segala sesuatu DIJADIKAN oleh Yesus?. “Segala sesuatu berasal dari Allah”, itu berarti Yesus dan seluruh alam dan isinya berasal dari Allah. “Segala sesuatu dijadikan oleh Yesus” berarti seluruh alam dan isinya dijadikan oleh Yesus, tetapi Yesus tidak termasuk dalam “sesuatu yang dijadikan”. “Berasal” menunjuk pada “keadaan yang semula” sedangkan kata “dijadikan” berarti dicipta atau diadakan (dari tidak ada menjadi ada). “Segala sesuatu berasal dari Allah”. Ungkapan ini harus dimengerti sebagai “segala sesuatu dijadikan oleh Yesus yang berasal dari Allah”. Mengapa? Memang “segala sesuatu berasal dari Allah” tetapi dengan hadirnya pernyataan, “segala sesuatu dijadikan oleh Yesus”, maka yang benar-benar “berasal” dari Allah adalah Yesus. Atau kita pilih: segala sesuatu berasal dari Allah dan segala sesuatu djadikan oleh Allah. Karena segala sesuatu dijadikan oleh Yesus, maka Yesus adalah Allah. Atau “segala sesuatu berasal dari Allah” tetapi segala sesuatu itu TIDAK dijadikan oleh Yesus. Yang pasti “Yesus berasal dari Allah dan segala sesuatu dijadikan oleh Yesus”. “Yesus berasal dari Allah” berarti keadaan semula Yesus adalah Allah. Mengapa dikatakan semula Allah sebab keadaan kini (yang dilihat oleh para rasul adalah Manusia Yesus Kristus, yang oleh Yohanes disebut “sabda yang menjadi daging”. Keadaan semula dari daging itu adalah sabda bersama-sama dengan Allah dan sabda itu adalah Allah” (Yohanes 1:1). Itulah yang dimaksudkan oleh Yesus ketika Ia berkata: “ Aku ke luar dan datang dari Allah” (Yoh 8:42). Kalau dikatakan “YESUS BERASAL DARI ALLAH” maka itu mengandaikan bahwa YESUS SUDAH ADA BERSAMA ALLAH. Yesus sama kekalnya dengan Allah, artinya Yesus SEHAKIKAT dengan Allah. Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan untuk manusia. Kalau Yesus “ditentukan dan dinyatakan Allah bagi manusia” mengandaikan Yesus ADA/SUDAH ADA. Sebaliknya sesuatu yang “dijadikan” tidaklah kekal karena mengandaikan apa yang diijadikan itu BELUM JADI/ADA; artinya sesuatu itu pernah TIDAK ADA. Kalau sesuatu itu sudah ada untuk apa Allah menciptakanya lagi, tetapi bisa DITENTUKAN dan DINYATAKAN untuk manusia. Pernyataan Yesus ditentukan dan dinyatakan untuk manusia TIDAK BERARTI Yesus adalah ciptaan. Sebaliknya, Yesus “ditentukan” dan “dinyatakan” untuk manusia membuktikan bahwa Yesus SEHAKIKAT dengan Allah dan sama kekalnya dengan Allah. “Aku dan Bapa adalah Satu. (Yohanes 10:30)” Jadi, Yesus dan Bapa SEHAKIKAT dalam TIGA PRIBADI (Bapa dan Putera dan Roh Kudus).
12.f. Teks “1Tim 2:5
Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus”.
Apakah teks ini dapat dipakai untuk menolak hakikat ke-Allah-an Yesus? Cermatilah, “Allah itu esa dan esa pula Dia”. Jika tergesa-gesa, maka kita akan segera mengatakan bahwa Allah dan Yesus berbeda hakikatnya. Padahal kalimat…yang menjadi pengantara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus ADALAH KETERANGAN. Atas keberatan kaum unitrian, akan segera muncul pertanyaan: dapatkah manusia menjadi pengantara antara Allah dan manusia? Bagi kaum unitarian, “YA” bagi Kristen “TIDAK”. Bagi kita Allah itu jauh, tak dapat dijangkau dengan mata, tak dapat dilukiskan dengan kata. Tetapi Allah yang menjadi manusia (Allah Manusia, yaitu Allah dalam rupa manusia) dapat mengantarai kita dengan Allah. Oleh kemanusiaanNya, Ia menjangkau kita, tinggal di antara kita, saudara sulung kita. Oleh ke-Allah-anNya, kita menjangkau Allah, tinggal bersama Dia, melihat Dia dari muka ke muka. Tanpa Dia itu, kita semua akan binasa, tetapi karena Dia, Allah Manusia, kita memperoleh hidup kekal, tujuan hidup kita. “Allah itu esa, dan esa pula Dia” yakni Allah yang mengantarai manusia dengan diriNya. Mengapa “Alla esa” disandingkan dengan “Kristus esa?”. Jika Yesus hanya manusia saja, maka dapatkah “esa-nya” Allah disandingkan dengan “esa-nya” (Yesus)?. Katakanlah kita mengubah kalimat Paulus menjadi: “Karena Allah itu satu (satu-satunya) dan satu (satu-satunya) pula Dia yang menjadi pengantara…”. Untuk “satu-satu”-nya Allah (Allah hanya satu) dapat dimengerti, TETAPI untuk “satu-satu”-nya pengantara (pengantara hanya satu) muncul pertanyaan: benarkah itu, bukankah menurut kaum unitarian Yesus hanya manusia yang tidak sehakikat dengan Allah? Selama kaum unitarian memahami Yesus sebagai manusia biasa seperti kita, maka dia tidak dapat menjadi pengantara satu-satunya bagi kaum unitarian sebab masih ada Allah sendiri yang jauh lebih hebat, atau sewaktu-waktu Ia dapat menyuruh malaikat-malaikatNya menjadi pengantaraNya. KesimpulanNya, Paulus mengatakan “Esa pula Dia yang menjadi pengantara” mengandaikan Dia Allah. Hanya Allah saja yang dapat dikatakan Pengantara esa (satu-satunya)”. Karena Allah Manusia (Allah dalam rupa manusia, benar-benar manusia seperti kita kecuali dalam hal dosa) itulah maka kita berani berkata: “Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. (1Yoh 1:2-3). Bagaimana hidup kekal bisa didengar, bisa dilihat kalau memang tidak dinyatakan dalam wujud konkrit manusiawi kita (Yesus Kristus?), bagaimana Bapa itu bersekutu dengan kita kalau Dia tidak menjadi seperti kita? Jadi, teks yang baru saja kita bahas, sama sekali tidak menolak ke-Allah-an Yesus, TETAPI sebaliknya teks itu menegaskan bahwa Yesus SEHAKIKAT dengan Allah. Allah Tritunggal, Satu HAKIKAT dalam Tiga Pribadi (Bapa Putera dan Roh Kudus)
12.g. Teks 1Yohanes 2:1b
“Anak-anakku, hal ini kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang adil”.
Perlu diketahui bahwa “Pengantara” dalam ayat ini adalah terjemahan Indonesia untuk kata Yunani “Parakletos”. Terjemahan yang lebih tepat untuk kata “Parakletos” adalah “Penolong atau Penghibur”. Penolong atau Penghibur itu tidak lain adalah Roh Kudus (Yohanes 14:26), juga disebut Roh Kebenaran (Yohanes 14:17, Yohanes 15:26). Barangkali kaum unitarian memahami kata “pengantara” sama seperti mereka memahami seorang wasit yang berada di antara dua kubu yang hendak bermain sepak bola. Atau juga mereka memahami sama seperti Amerika yang kerapkali bertindak sebagai penengah/pengatara antara Israel dan Palestina. Kalaulah mereka memahaminya secara demikian, maka kita tidak dapat mengatakan bahwa Amerika lebih rendah daripada Israel atau Palestina. Sebaliknya, jauh lebih masuk akal bahwa negara yang dapat menjadi ‘pengantara’ tentulah negara yang memiliki “kelebihan” dari kedua negara yang bertikai itu, atau minimal sama. Pengantara yang lebih rendah dari kedua negara yang bertikai akan mengalami kesulitan ketika bernegosiasi. Dalam keseharian hidup kita pun demikian. Para pendeta seringkali dipanggil menjadi pengantara ketika umatnya bertikai satu sama lain. Polisi kerapkali diminta menjadi pengantara ketika masyarakatnya berkelahi. Para guru pun tampil sebagai pengantara/pendamai ketika para siswanya tawuran. Baik pendeta, polisi maupun guru dapat menjadi pengantara karena memiliki “kelebihan” tertentu, atau paling sedikit mereka sama kedudukannya dengan orang-orang yang perlu diantarai. Mereka bertindak adil dan mewakili kedua belah pihak. Alkitab berkata: “Seorang pengantara bukan hanya mewakili satu orang saja” (Galatia 3:20). Demikianlah kalau kita dengan tulus hati mengakui dan melihat bahwa Yesus sangat tepat untuk mengantarai (sebagai Pengantara) antara Allah dan manusia sebab Dia memiliki kodrat Allah dan Manusia. Dia tidak lebih rendah dari Allah dan manusia. Kalau Yesus hanya manusia biasa dan lebih rendah dari Allah, maka bagaimana mungkin Dia dapat mengantarai Allah dan Manusia? Padahal Pengantara harus mewakili Allah dan Manusia (1Tim 2:5). Dapatkah manusia biasa serentak mewakili Allah dan manusia? Seorang pengantara antara Allah dan manusia berarti di satu pihak dia ‘menolong’ Allah, di pihak lain dia menolong manusia (Penolong yang lain). Dia mempertemukan Allah dan manusia. “Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepadaNya (Efesus 3:12). Hal itu hanya mungkin jika Yesus berkodrat ilahi dan manusiawi. “Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allah-an dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia” (Kolose 2:9-10). Karena Yesus berkodrat ilahi dan manusiawi, maka Dia dapat menjadi Pengantara Allah dan Manusia. Yesus dapat “mendamaikan” Allah dengan manusia dan manusia dengan Allah (Roma 5:10) dan diperdamaikan dalam tubuh jasmani Kristus.
“Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus. Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya. (Kolose 1:19-22).
Dia adil tidak memihak siapa dan yang manapun. Oleh karena Yesus adalah Allah dan Manusia, maka kita memiliki pengharapan yang besar bahwa kita akan sampai pada Allah yang kita panggil sebagai Bapa. “Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka” (Ibrani 7:25). Kita tidak dapat diselamatkan oleh manusia, tetapi hanya oleh Allah saja. Jadi, kalau Yesus dikatakan: “Pengantara” itu tidak berarti bahwa Dia lebih rendah dari Allah Yang Maha Kuasa. Sebaliknya, karena Yesus disebut sebagai Pengantara, maka kita mengerti dan tahu, bahwa pernyataan itu adalah suatu pewahyuan, suatu penyataan kepada kita bahwa Yesus memiliki kodrat ke-Allah-an (Yesus SEHAKIKAT dengan Allah, BapaNya), Yesus memiliki kodrat kemanusiaan (Yesus SEHAKIKAT dengan manusia). Karena Yesus SEHAKIKAT dengan Allah maka Dia adalah Allah, dan karena Yesus SEHAKIKAT dengan manusia maka Dia adalah manusia. Yesus sungguh Allah dan sungguh Manusia. Jadi, teks 1 Yohanes 2:1b tidak dapat dipakai untuk menyangkal ke-Allah-an Yesus, tetapi sebaliknya untuk menyatakan ke-Allah-anNya (termasuk juga teks-teks yang tidak disebut oleh kaum unitarian; antara lain Galatia 3:19,-20, Ibrani 7:25, Ibrani 8:6, Ibrani 9:15, Ibrani 12:24)
***
Yohanes 1:3.10; 5:19
Kisah Para Rasul 2:2;
1Tim 2:5, 1Yoh 2:1b
Kaum unitarian mengomentari ayat-ayat di atas sebagai berikut:
“Yesus pencipta alam semesta, langit dan bumi serta manusia? Itu benar. Yesus memang adalah pencipta manusia langit dan bumi, tapi tunggu dulu! Jangan keburu disimpulkan Yesus sebagai Allah sejati”.
Untuk menyokong pendapat tersebut, biasanya kaum unitarian menafsirkan Alkitab secara bebas. Salah satu teks yang biasanya mereka pakai untuk menolak ke-Allah-an Yesus adalah Wahyu 3:14 . "Dan tuliskanlah kepada jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah”
Jawab
a. Teks Wahyu 3:14 . "Dan tuliskanlah kepada jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah” tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk menolak ke-Allah-an Yesus.
b. Siapakah yang menjadi SAKSI YANG SETIA, PERMULAAN DARI CIPTAAN ALLAH dalam teks itu? Jawabannya jelas: firman
c. Siapakah yang berFIRMAN?. Jawabannya jelas: AMIN
d. Siapakah “AMIN” ITU? YESUS KRISTUS.
e. Berdasarkan teks berikut ini, Yesus bukaan ciptaan, tetapi Allah.
Perhatikan teks-teks Wahyu berikut ini:
Wahyu 1:7-8
“1:7 Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin. 1:8 "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa." Dalam ayat 7, Yohanes berceritera pasti tentang Yesus, “mereka yang telah menikam Dia”. Allah Bapa tidak pernah ditikam oleh siapa pun, kecuali Yesus. Yesus ditikam oleh prajurit “Ketika mereka sampai kepada Yesus…seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air…Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam." (Yohanes 19:33-34.37).
Dalam Ayat 8, “Aku adalah Alfa dan Omega” Firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang Yang Mahakuasa. “Yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang” tidak dapat dipakai untuk menerangkan Allah (Bapa). “Yang ada” menunjukan dan menyatakan keber-ADA-an keilahian pra eksistensi Yesus; “yang sudah ada” menunjukkan dan menyatakan keber-ADA-daan manusiawiNya (Eksistensi Yesus di dunia), atau keberadaan manusiawi Yesus; “yang akan datang” menunjukkan dan menyatakan kedatangan Yesus untuk keduakalinya. Yesus yang demikian adalah Yang Mahakuasa.
Wahyu 21:1-8; khususnya ayat 5-7:
“21:5 Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "TULISKANLAH, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar." 21:6 Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan. 21:7 Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku”.
Siapakah yang menyuruh Yohanes menulis kitab Wahyu? Tidak lain adalah Yesus dan Dia yang mewahyukan diriNya kepada Yohanes tidak lain adalah Yesus. Apa yang harus ditulis oleh Yohanes adalah firman dari Sang Firman (Yesus): “Aku akan menjadi Allahnya (orang yang percaya) dan ia akan menjadi anakKu”. Jika gelar “Alfa dan Omega” adalah gelar Allah (Bapa), maka amat mengherankan (tentu untuk kaum unitarian) bahwa gelar yang sama dikenakan pula kepada Yesus: “Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir." (Why 22:12-13) Bagi kita tidak mengherankan sebab Yesus adalah Allah.
Wahyu 3:14 "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar,…”
Maksudnya, a)Teks ini dapat dimengerti begini: Amin adalah Saksi yang setia. Tetapi juga FIRMAN dari Amin adalah saksi yang setia. Pada kenyataannya Yesus tidak dapat lagi kita lihat dengan mata kepala kita, dan dipanggil sebagai saksi, tetapi firmanNya dapat kita baca, dapat menjadi saksi: yang membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Kita dapat memakai Firman dari Amin sebagai tolak-ukur kebenaran. b). Yesus adalah saksi yang benar, yang telah melihat segala sesuatu yang kita buat di dunia sehingga Ia dapat mengadili kita dengan adil.
Wahyu 4:13 "Dan tuliskanlah kepada jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin,…permulaan dari ciptaan Allah”
Teks ini justeru menegaskan bahwa Yesus adalah Allah. Firman/sabda/kata yang ke luar dari mulut Yesus adalah permulaan ciptaanNya. Karena kita sepakat bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Yesus, baik ciptaan yang ada di sorga maupun yang ada di bumi dan di bawah bumi. Karena segala sesuatu diciptakan oleh Yesus (Kolose 1:15-17), maka Yesus tidak termasuk ciptaan. Lalu apa artinya firman dari Amin, permulaan dari ciptaan Allah? Pernyataan itu bermaksud permulaan dari ciptaan Yesus sebagai Allah adalah firman yang keluar dari mulut Yessu. Hanya sebagai Allah saja Ia dapat mencipta hanya dengan berfirman saja, sedangkan sebagai manusia Yesus tidak dapat mencipta dengan berfirman. Jadi, Wahyu 21:1-8 menegaskan bahwa Yesus adalah Allah.
Mari kita teliti teks-teks yang dikemukakan oleh kaum unitarian satu persatu berikut ini.
12.a. Teks Matius 28:18
“Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi”.
Pernyataan Yesus ini tidak dapat dimengerti tanpa mengaitkannya dengan hakikat ke-Allah-anNya. Dalam teks ini Yesus, yang karena HAKIKATNYA setara dengan Allah, dapat bertindak sebagaimana Allah berkuasa dan bertindak. Kita dapat saja terjebak dalam pemikiran bahwa Allah [Yahwelah) yang memberi kuasa kepada Yesus. Kesan semacam itu dapat dimengerti. Akan tetapi teks Mat 28:18 tidak memberi petunjuk tegas bahwa Allah memberikan kuasaNya kepada Yesus sebab “Subyek tersembunyi”. Boleh jadi ‘Subyek yang tersembunyi’ itu adalah Yahwe Bapa, tetapi itu bukan kata teks. Jika kita hanya mengerti bahwa: Yesus diberikan kuasa oleh Bapa (Yahwe), tetapi menolak untuk memahami juga bahwa Yesus sehakikat dengan Bapa, maka bagaimana mungkin Yesus memerintahkan para murid untuk membaptis orang dalam ‘Nama Bapa’; padahal Bapa sudah tidak berkuasa lagi (sudah diberikan kepada Yesus)? Seharusnya Yesus cukup dengan mengatakan: “dalam Nama Anak” sebab pada kenyataannya “SEGALA KUASA DI SORGA DAN DI BUMI” telah diberikan Yahwe kepadaNya. Dengan kata lain, TIDAK ADA LAGI YANG BERKUASA di sorga dan di bumi, Bapa pun tidak!, kecuali Yesus. Ibarat seorang presiden yang lengser dari kekuasaannya, maka ia tidak berkuasa lagi untuk mengurus negara. Apakah benar Bapa tidak berkuasa lagi? Kalau Bapa tidak berkuasa lagi, maka Dia bukan Allah. Tetapi sebenarnya pernyataan “KepadaKu telah diberikan kuasa di sorga dan di bumi” merupakan pengakuan bahwa “Bapa tetap berkuasa” serentak “Anak juga berkuasa”. Bapa dan Anak sama-sama berkuasa karena Bapa dan Anak SEHAKIKAT. Oleh karena Yesus sehakikat dengan Allah (dapat menembus ruang dan waktu), maka sangat masuk akal ketika Yesus menyatakan “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”. Seorang manusia yang tidak sehakikat dengan Allah tidak mungkin ‘menyertai manusia hingga akhir zaman”. Jadi, teks Matius 28:18 TIDAK DAPAT dipakai untuk menyangkal ke-Allah-an Yesus. Tetapi sebaliknya mau menegaskan bahwa Yesus SEHAKIKAT dengan BapaNya. Bapa yang memberi kuasa kepada Yesus tidak berarti Bapa lebih Allah daripada Anak yang menerima kuasa. Justeru karena Bapa SEHAKIKAT dengan Anaklah maka Bapa leluasa memberi kuasaNya kepada Anak. Ilustrasi!! “Seorang raja yang memberikan kuasa kerajaan kepada anaknya tidak berarti bahwa raja lebih manusia daripada anaknya. Raja memberi kuasa kerajaan kepada anaknya justeru karena anaknya adalah manusia. Mungkinkah seorang raja memberikan kuasanya kepada sosok yang bukan manusia”. Kuasa lebih pada fungsi, jabatan, tugas dan tanggungjawab, jadi tidak menyangkut hakikat seseorang.
12.b. Teks Yohanes 1:3.10.
“ Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan….Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.”
Kunci untuk memahami teks ini adalah kata “segala sesuatu” (bandingkan uraian terdahulu). “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia”. Kesimpulannya, Dia (Yesus) TIDAK termasuk dalam ciptaan (yang dijadikan). Dia adalah Penjadi (Pribadi yang membuat segala sesuatu jadi) yang tidak dijadikan. Penjadi yang tidak dijadikan tidak lain adalah Allah. Jadi, Yesus adalah Allah dalam pengertian Yesus sehakikat dengan Allah dalam Tiga Pribadi (Bapa dan Putera dan Roh Kudus).
12.c Teks Yohanes 5:19
“Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak”.
Anak sebagai Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu “dari Dirinya sendiri….apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak”. Sangat masuk akal dan suatu penegasan yang tak terbantahkan.! Manusia sebagai manusia tidak dapat mengerjakan pekerjaan Allah. Manusia hanya dapat mengerjakan pekerjaan manusia. Kita sebagai manusia tentu telah melihat pekerjaan Allah (misalnya penciptaan langit dan bumi). Sekalipun kita telah melihat pekerjaan-pekerjaan yang telah dikerjakan Allah, kita tetap tidak dapat mengerjakan pekerjaan Allah, bukan? Sebaliknya, hanya dengan melihat, Yesus dapat mengerjakan pekerjaan Allah. Nah, siapakah Yesus itu? Kita tidak dapat seperti Yesus sebabnya karena kita bukan Allah, kita berbeda kodrat dengan Allah. Sesuatu yang kodratnya lebih rendah tidak dapat mengerjakan pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh sesuatu yang kodratnya lebih tinggi, sekalipun dia telah melihatnya. Tumbuh-tumbuhan sebagai tumbuh-tumbuhan tidak dapat mengerjakan pekerjaan binatang. Binatang sebagai binatang tidak dapat mengerjakan pekerjaan manusia, sekalipun binatang telah melihat pekerjaan yang dapat dikerjakan manusia. Manusia telah melakukan pekerjaan berbicara (secara verbal) dan itu telah dilihat/didengar oleh binatang, tetapi binatang tetap saja tidak dapat berbicara seperti manusia berbicara. Sebabnya karena binatang BUKAN manusia. Anda mungkin mengatakan: manusia makan dan binatang juga makan. Tetapi binatang makan bukan karena ia melihat manusia makan, bayi menyusu pada dada ibunya bukan karena ia melihat ibunya menyusu. HANYA DENGAN MELIHAT SAJA, YESUS DAPAT MELAKUKAN PEKERJAAN BAPANYA. Jikalau Yesus hanya manusia biasa, dapatkah Ia bertindak -seperti Allah bertindak- hanya dengan melihat pekerjaan BapaNya? Mustahil!! Yakub dan Musa telah melihat Allah, (Kej 32:30, Kel 24:10) tetapi mereka tidak dapat bertindak seperti Allah bertindak. "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri,” Jika kaum unitarian mengatakan bahwa kalimat ini membuktikan Yesus bukan Allah sejati, sebab Yesus mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Allah. Lalu apa artinya? Kaum unitarian mengatakan bahwa Yesus adalah allah kecil, bukan Allah sejati, tetapi allah kecil yang “tidak dapat mengerjakan sesuatu dari dirinya”. Kita bertanya adakah manusia (seperti kita, atau allah kecil) tidak dapat mengerjakan pekerjaan dari diri kita sendiri (sebagai manusia)?. Kenyataannya, kita dapat mengerjakan pekerjaan kita tanpa terlebih dahulu melihat pekerjaan Allah. Kalau memang Yesus hanya manusia biasa, atau allah kecil (melulu berkodrat manusia), maka percayakan kita bahwa Yesus sebagai manusia (layaknya) kita ini tidak dapat mengerjakan sesuatu dari dirinya sendiri? Atau Dia tidak dapat mengerjakan pekerjaan sesuai dengan kodrat manusiaNya? Tetapi, sebaliknya, Dia (Yesus) malah dapat mengerjakan pekerjaan yang justru bertentangan dengan kodratnya yakni mengerjakan pekerjaan Allah!? Semua pertanyaan itu harus dijawab secara jujur oleh kaum untarian. Faktanya: Yesus dapat mengerjakan pekerjaan manusiawinya. Ia dapat makan (Mat 9:10-11), menangis (Luk 19:41, Yohanes 11:35), berdoa (Mat 29:39, Yoahnes 17:19). Yesus juga dapat mengerjakan pekerjaan Allah (yang telah dilihatNya). Mengapa Yesus dapat? Jawabannya: karena Yesus sehakikat dengan Allah dalam Tiga Pribadi (Bapa dan Putera dan Roh Kudus). Yesus memiliki kodrat yang unik: ilahi dan manusiawi.
12.d. Teks Kisah Para Rasul 2:22
“Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu.”
Teks ini dipakai oleh kaum unitarian untuk menolak ke-Allah-an Yesus. Mereka berpendapat, jika ternyata Yesus adalah seorang yang ditentukan oleh Allah, maka otomatis dia tidak sehakikat dengan Allah. Allah lebih berkuasa daripada Yesus. Jadi, Yesus bukan Allah. Namun, pemahamannya tidak sesederhana itu. Bagaimana memahami “Seorang yang DITENTUKAN Allah dan DINYATAKAN kepadamu”. Jika Allah menentukan dan menyatakan sesuatu, maka pertanyaannya: apakah mungkin bagi Allah ada ‘situasi/waktu’ dimana Allah TIDAK MENENTUKAN dan TIDAK MENYATAKAN? Misalnya, “Yesus ditentukan dan dinyatakan Allah kepada manusia”; apa ada waktu/situasi dimana “Yesus tidak/belum ditentukan dan dinyatakan Allah kepada manusia?” Jika jawaban kita “YA” maka itu berarti Allah berada dalam ruang dan waktu, artinya Allah tidak Mahakuasa. Jika Allah menentukan “mencipta langit dan bumi” maka apakah untuk Allah, ada waktu dimana Ia tidak menentukan “mencipta langit dan bumi?”. Tentu saja untuk Allah, TIDAK ADA WAKTU/SITUASI dimana Allah TIDAK menentukan ‘mencipta langit dan bumi”. Jadi, ketentuan Allah kekal adanya karena ketentuan itu ada dalam diriNya yang ada sejak kekal. Kalau Yesus adalah ciptaan, itu berarti Yesus pernah tidak ada. Kalau Yesus pernah tidak ada, maka bagaimana mungkin “Yesus ditentukan Allah”, dimana ketentuan itu kekal di dalam Allah, padahal Yesus belum ada? Mustahillah “Allah menentukan bahwa sesuatu yang belum ada (Yesus)” akan menciptakan langit dan bumi. Yesus ditentukan untuk menciptakan langit dan bumi mengandaikan Yesus ada sejak kekal bersama Bapa. Itu tidak berarti ada dua Allah, tetapi ada dua Pribadi yang sehakikat dengan Diri Bapa. Pribadi itu SEHAKIKAT dengan DiriNya sehingga Pribadi yang lain itu ditentukan untuk menciptakan langit dan bumi. Allah itu TIGA Pribadi dengan SATU HAKIKAT. Dengan perantaraan Pribadi Yesuslah Allah menciptakan segala sesuatunya. Allah sebagai Allah tidak akan dapat makan bersama Anda, menjabat tangan Anda, menangis bersama Anda dan sebagainya. Tetapi Allah dalam Yesus; Allah yang telah menjadi manusia, segala sesuatunya adalah mungkin. Allah memakai tubuh manusia untuk merealisasikan rencanaNya; rencana untuk menyelamatkan manusia. Ibrani 10:5 “Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku”. Dalam konteks itulah Yesus bertindak sebagai PENGANTARA. Jika Allah tidak memakai “tubuh manusia”, maka kita akan sulit memahami Allah. Tubuh manusia (Yesus) itu adalah Pengantara antara kita dan Allah. Pengantara itu harus Allah karena manusia, atau tulisan, buku, tidak mampu menjadi Pengantara kita dengan Allah. Kita sendiri pada dasarnya tidak dapat mencapai Allah, padahal tujuan hidup kita Allah, bukan? Allah Maha Bijaksana adalah Allah yang sungguh-sungguh memahami keberadaan kita. ciptaanNya. Allah yang menjadi manusia. Dia tidak memakai ‘tubuh kertas’ semisal Alquran, Weda atau Tripitaka. Seorang presiden yang sangat baik kepada Anda di Ecuador; dia selalu mengirim surat yang begitu mempesona kepada Anda; dia menyatakan cintanya kepada Anda dan sebagainya; dia itu tetap sebagai ‘sosok bayangan’ bagi Anda. Tetapi kalau dia sendiri datang kepada Anda, hidup bersama anda dan sungguh mengasihi anda; maka dia bukan lagi ‘sosok bayangan’ tetapi pribadi yang nyata. Allah yang hanya dapat dipahami melalui surat-suratNya; melalui kabar dari orang, tidak dapat anda mengerti secara utuh. Jangan-jangan Allah yang ada dalam pikiran dan hati anda itu hanya ilusi belaka. Allah orang Kristen jelas dan konkrit. Dia sendiri hadir untuk anda! Itulah Yesus Allah yang datang ke dunia 2000 tahun yang lalu.
12.e. Teks 1Kor 8:6
“Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup”.
Apakah teks ini dapat dipakai untuk menolak ke-Allah-an Yesus? Kita harus benar-benar mencurahkan perhatian pada teks ini. Apakah teks ini dimaksudkan oleh Paulus untuk menyangkal ke-Allah-an Yesus? Bahwa Paulus menyatakan: “bagi kita hanya ada satu Allah saja” dan “satu Tuhan saja” itu tertera dalam teks dan itu benar. Bagaimana kita memahami kalimat Paulus ini: segala sesuatu BERASAL dari Allah sekaligus segala sesuatu DIJADIKAN oleh Yesus?. “Segala sesuatu berasal dari Allah”, itu berarti Yesus dan seluruh alam dan isinya berasal dari Allah. “Segala sesuatu dijadikan oleh Yesus” berarti seluruh alam dan isinya dijadikan oleh Yesus, tetapi Yesus tidak termasuk dalam “sesuatu yang dijadikan”. “Berasal” menunjuk pada “keadaan yang semula” sedangkan kata “dijadikan” berarti dicipta atau diadakan (dari tidak ada menjadi ada). “Segala sesuatu berasal dari Allah”. Ungkapan ini harus dimengerti sebagai “segala sesuatu dijadikan oleh Yesus yang berasal dari Allah”. Mengapa? Memang “segala sesuatu berasal dari Allah” tetapi dengan hadirnya pernyataan, “segala sesuatu dijadikan oleh Yesus”, maka yang benar-benar “berasal” dari Allah adalah Yesus. Atau kita pilih: segala sesuatu berasal dari Allah dan segala sesuatu djadikan oleh Allah. Karena segala sesuatu dijadikan oleh Yesus, maka Yesus adalah Allah. Atau “segala sesuatu berasal dari Allah” tetapi segala sesuatu itu TIDAK dijadikan oleh Yesus. Yang pasti “Yesus berasal dari Allah dan segala sesuatu dijadikan oleh Yesus”. “Yesus berasal dari Allah” berarti keadaan semula Yesus adalah Allah. Mengapa dikatakan semula Allah sebab keadaan kini (yang dilihat oleh para rasul adalah Manusia Yesus Kristus, yang oleh Yohanes disebut “sabda yang menjadi daging”. Keadaan semula dari daging itu adalah sabda bersama-sama dengan Allah dan sabda itu adalah Allah” (Yohanes 1:1). Itulah yang dimaksudkan oleh Yesus ketika Ia berkata: “ Aku ke luar dan datang dari Allah” (Yoh 8:42). Kalau dikatakan “YESUS BERASAL DARI ALLAH” maka itu mengandaikan bahwa YESUS SUDAH ADA BERSAMA ALLAH. Yesus sama kekalnya dengan Allah, artinya Yesus SEHAKIKAT dengan Allah. Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan untuk manusia. Kalau Yesus “ditentukan dan dinyatakan Allah bagi manusia” mengandaikan Yesus ADA/SUDAH ADA. Sebaliknya sesuatu yang “dijadikan” tidaklah kekal karena mengandaikan apa yang diijadikan itu BELUM JADI/ADA; artinya sesuatu itu pernah TIDAK ADA. Kalau sesuatu itu sudah ada untuk apa Allah menciptakanya lagi, tetapi bisa DITENTUKAN dan DINYATAKAN untuk manusia. Pernyataan Yesus ditentukan dan dinyatakan untuk manusia TIDAK BERARTI Yesus adalah ciptaan. Sebaliknya, Yesus “ditentukan” dan “dinyatakan” untuk manusia membuktikan bahwa Yesus SEHAKIKAT dengan Allah dan sama kekalnya dengan Allah. “Aku dan Bapa adalah Satu. (Yohanes 10:30)” Jadi, Yesus dan Bapa SEHAKIKAT dalam TIGA PRIBADI (Bapa dan Putera dan Roh Kudus).
12.f. Teks “1Tim 2:5
Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus”.
Apakah teks ini dapat dipakai untuk menolak hakikat ke-Allah-an Yesus? Cermatilah, “Allah itu esa dan esa pula Dia”. Jika tergesa-gesa, maka kita akan segera mengatakan bahwa Allah dan Yesus berbeda hakikatnya. Padahal kalimat…yang menjadi pengantara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus ADALAH KETERANGAN. Atas keberatan kaum unitrian, akan segera muncul pertanyaan: dapatkah manusia menjadi pengantara antara Allah dan manusia? Bagi kaum unitarian, “YA” bagi Kristen “TIDAK”. Bagi kita Allah itu jauh, tak dapat dijangkau dengan mata, tak dapat dilukiskan dengan kata. Tetapi Allah yang menjadi manusia (Allah Manusia, yaitu Allah dalam rupa manusia) dapat mengantarai kita dengan Allah. Oleh kemanusiaanNya, Ia menjangkau kita, tinggal di antara kita, saudara sulung kita. Oleh ke-Allah-anNya, kita menjangkau Allah, tinggal bersama Dia, melihat Dia dari muka ke muka. Tanpa Dia itu, kita semua akan binasa, tetapi karena Dia, Allah Manusia, kita memperoleh hidup kekal, tujuan hidup kita. “Allah itu esa, dan esa pula Dia” yakni Allah yang mengantarai manusia dengan diriNya. Mengapa “Alla esa” disandingkan dengan “Kristus esa?”. Jika Yesus hanya manusia saja, maka dapatkah “esa-nya” Allah disandingkan dengan “esa-nya” (Yesus)?. Katakanlah kita mengubah kalimat Paulus menjadi: “Karena Allah itu satu (satu-satunya) dan satu (satu-satunya) pula Dia yang menjadi pengantara…”. Untuk “satu-satu”-nya Allah (Allah hanya satu) dapat dimengerti, TETAPI untuk “satu-satu”-nya pengantara (pengantara hanya satu) muncul pertanyaan: benarkah itu, bukankah menurut kaum unitarian Yesus hanya manusia yang tidak sehakikat dengan Allah? Selama kaum unitarian memahami Yesus sebagai manusia biasa seperti kita, maka dia tidak dapat menjadi pengantara satu-satunya bagi kaum unitarian sebab masih ada Allah sendiri yang jauh lebih hebat, atau sewaktu-waktu Ia dapat menyuruh malaikat-malaikatNya menjadi pengantaraNya. KesimpulanNya, Paulus mengatakan “Esa pula Dia yang menjadi pengantara” mengandaikan Dia Allah. Hanya Allah saja yang dapat dikatakan Pengantara esa (satu-satunya)”. Karena Allah Manusia (Allah dalam rupa manusia, benar-benar manusia seperti kita kecuali dalam hal dosa) itulah maka kita berani berkata: “Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. (1Yoh 1:2-3). Bagaimana hidup kekal bisa didengar, bisa dilihat kalau memang tidak dinyatakan dalam wujud konkrit manusiawi kita (Yesus Kristus?), bagaimana Bapa itu bersekutu dengan kita kalau Dia tidak menjadi seperti kita? Jadi, teks yang baru saja kita bahas, sama sekali tidak menolak ke-Allah-an Yesus, TETAPI sebaliknya teks itu menegaskan bahwa Yesus SEHAKIKAT dengan Allah. Allah Tritunggal, Satu HAKIKAT dalam Tiga Pribadi (Bapa Putera dan Roh Kudus)
12.g. Teks 1Yohanes 2:1b
“Anak-anakku, hal ini kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang adil”.
Perlu diketahui bahwa “Pengantara” dalam ayat ini adalah terjemahan Indonesia untuk kata Yunani “Parakletos”. Terjemahan yang lebih tepat untuk kata “Parakletos” adalah “Penolong atau Penghibur”. Penolong atau Penghibur itu tidak lain adalah Roh Kudus (Yohanes 14:26), juga disebut Roh Kebenaran (Yohanes 14:17, Yohanes 15:26). Barangkali kaum unitarian memahami kata “pengantara” sama seperti mereka memahami seorang wasit yang berada di antara dua kubu yang hendak bermain sepak bola. Atau juga mereka memahami sama seperti Amerika yang kerapkali bertindak sebagai penengah/pengatara antara Israel dan Palestina. Kalaulah mereka memahaminya secara demikian, maka kita tidak dapat mengatakan bahwa Amerika lebih rendah daripada Israel atau Palestina. Sebaliknya, jauh lebih masuk akal bahwa negara yang dapat menjadi ‘pengantara’ tentulah negara yang memiliki “kelebihan” dari kedua negara yang bertikai itu, atau minimal sama. Pengantara yang lebih rendah dari kedua negara yang bertikai akan mengalami kesulitan ketika bernegosiasi. Dalam keseharian hidup kita pun demikian. Para pendeta seringkali dipanggil menjadi pengantara ketika umatnya bertikai satu sama lain. Polisi kerapkali diminta menjadi pengantara ketika masyarakatnya berkelahi. Para guru pun tampil sebagai pengantara/pendamai ketika para siswanya tawuran. Baik pendeta, polisi maupun guru dapat menjadi pengantara karena memiliki “kelebihan” tertentu, atau paling sedikit mereka sama kedudukannya dengan orang-orang yang perlu diantarai. Mereka bertindak adil dan mewakili kedua belah pihak. Alkitab berkata: “Seorang pengantara bukan hanya mewakili satu orang saja” (Galatia 3:20). Demikianlah kalau kita dengan tulus hati mengakui dan melihat bahwa Yesus sangat tepat untuk mengantarai (sebagai Pengantara) antara Allah dan manusia sebab Dia memiliki kodrat Allah dan Manusia. Dia tidak lebih rendah dari Allah dan manusia. Kalau Yesus hanya manusia biasa dan lebih rendah dari Allah, maka bagaimana mungkin Dia dapat mengantarai Allah dan Manusia? Padahal Pengantara harus mewakili Allah dan Manusia (1Tim 2:5). Dapatkah manusia biasa serentak mewakili Allah dan manusia? Seorang pengantara antara Allah dan manusia berarti di satu pihak dia ‘menolong’ Allah, di pihak lain dia menolong manusia (Penolong yang lain). Dia mempertemukan Allah dan manusia. “Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepadaNya (Efesus 3:12). Hal itu hanya mungkin jika Yesus berkodrat ilahi dan manusiawi. “Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allah-an dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia” (Kolose 2:9-10). Karena Yesus berkodrat ilahi dan manusiawi, maka Dia dapat menjadi Pengantara Allah dan Manusia. Yesus dapat “mendamaikan” Allah dengan manusia dan manusia dengan Allah (Roma 5:10) dan diperdamaikan dalam tubuh jasmani Kristus.
“Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus. Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya. (Kolose 1:19-22).
Dia adil tidak memihak siapa dan yang manapun. Oleh karena Yesus adalah Allah dan Manusia, maka kita memiliki pengharapan yang besar bahwa kita akan sampai pada Allah yang kita panggil sebagai Bapa. “Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka” (Ibrani 7:25). Kita tidak dapat diselamatkan oleh manusia, tetapi hanya oleh Allah saja. Jadi, kalau Yesus dikatakan: “Pengantara” itu tidak berarti bahwa Dia lebih rendah dari Allah Yang Maha Kuasa. Sebaliknya, karena Yesus disebut sebagai Pengantara, maka kita mengerti dan tahu, bahwa pernyataan itu adalah suatu pewahyuan, suatu penyataan kepada kita bahwa Yesus memiliki kodrat ke-Allah-an (Yesus SEHAKIKAT dengan Allah, BapaNya), Yesus memiliki kodrat kemanusiaan (Yesus SEHAKIKAT dengan manusia). Karena Yesus SEHAKIKAT dengan Allah maka Dia adalah Allah, dan karena Yesus SEHAKIKAT dengan manusia maka Dia adalah manusia. Yesus sungguh Allah dan sungguh Manusia. Jadi, teks 1 Yohanes 2:1b tidak dapat dipakai untuk menyangkal ke-Allah-an Yesus, tetapi sebaliknya untuk menyatakan ke-Allah-anNya (termasuk juga teks-teks yang tidak disebut oleh kaum unitarian; antara lain Galatia 3:19,-20, Ibrani 7:25, Ibrani 8:6, Ibrani 9:15, Ibrani 12:24)
***
Duel- Jumlah posting : 86
Join date : 18.04.11
Yesus Sehakikat Dengan Allah: Teks Roma 9;5 Yohanes 20:28
13. Teks Roma 9:5
“Mereka adalah keturunan Bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaanNya sebagai manusia, yang di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya.”
Kaum Unitarian berpendapat:
“Ayat ini bermasalah…Satu-satunya keberatan yang paling serius terhadap terjemahan ini adalah fakta bahwa Paulus tidak pernah menyebut Yesus Kristus sebagai Allah. Maka aneh jika tiba-tiba di satu ayat ini dia membuat suatu kekeculian dan dengan tegas menyebutkannya sebagai “Allah”. Oleh karena itu, beberapa terjemahan lain berkeyakinan bahwa “Ia” di sini adalah “Allah (Bapa)” bukan Yesus.!
Jawab
a. Ayat ini tidak bermasalah. Dimana ayatnya dalam Alkitab yang menyatakan bahwa Roma 9:5 bermasalah? Yang bermasalah itu bukan Alkitab, tetapi kaum unitarian. Mereka tidak memiliki keberanian untuk menyingkirkan pemikiran mereka sendiri yang menolak keAllahan Yesus.
b. Teks Roma 9:5 ini tidak dapat dipakai untuk menyangkal ke-Allah-an Yesus. Sebab Paulus sendiri tidak pernah menyatakan bahwa Yesus BUKAN Allah”
c. Kalau menurut kaum Unitarian bahwa “ayat ini bermasalah”, lalu mengapa dipakai untuk menyangkal ke-Allah-an Yesus? Padahal Paulus tidak pernah menyangkal “Yesus adalah Allah” (Ke-Allah-an Yesus) dalam satu ayat pun. Siapa yang menyangkal ke-Allah-an Yesus tidak lain adalah KAUM UNITARIAN yang mengklaim diri lebih mengenal Alkitab, bukan Paulus.
Selanjutnya kaum unitarian berkata:
“Persoalannya memang rumit, sebab naskah tertua Yunani tidak memiliki tanda baca, padahal penempatan tanda “titik” atau “koma” dalam teks ini amat krusial untuk tafsiran/terjemahan”.
Jawab
Kalau demikian persoalannya, maka tak seorang pun dapat membenarkan diri. Mengapa kaum unitarian menyalahkan orang lain dalam pemakaian tanda-tanda baca untuk ayat Roma 9:5 ini?. Kaum unitarian perlu tahu bahwa beberapa terjemahan lain berkeyakinan bahwa “Ia” disini adalah Yesus dan bukan Allah/Bapa. Hal itu sangat sesuai dengan konteks.
John J Pilch memberikan komentarnya atas teks Roma 9:1-29 sebagai berikut:
“Dengan bangga ia [Paulus] menyebut tujuh anugerah istimewa yang diberikan Allah kepada kepada orang-orang Yahudi: diangkat menjadi anak, kehadiran Allah yang akrab, janji-janji, hukum, ibadah yang indah, perjanjian dan bapa bangsa yang menurunkan anugerah Allah yang terbesar dari segalanya, Mesias. Mesias adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya”
Perhatikan dengan baik:
“Mereka adalah keturunan Bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaanNya sebagai manusia, yang di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya.”
a. “Dalam keadaanNya sebagai manusia”, kalimat ini jelas menegaskan bahwa Mesias itu tidak melulu sebagai manusia. Artinya, kita melihat Allah dalam keadaanNya sebagai manusia.
b. Mesias “Yang DIATAS SEGALA SESUATU”. Siapakah yang dapat melampaui SEGALA SESUATU? Tak dapat tidak, Dia adalah Allah.
c. Mesias itu adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya.
14. Teks Yohanes 20:28
“Thomas menjawab Dia: “Ya Tuhanku dan Allahku”
Kaum Unitarian memberi komentarnya sebagai berikut:
Pertama, Thomas tidak yakin bahwa Yesus adalah Allah sejati, sebab Allah sejati tidak dapat mati. Faktanya Yesus mati. Kedua, Ucapan “ya Tuhanku dan Allahku” itu adalah sebuah ekspresi keterkejutan, seperti seorang yang berhadapan dengan gelombang tsunami. Thomas terkejut karena menyadari bahwa Yesus yang telah mati di salib dan di kubur itu ternyata benar-benar hidup kembali. Ketiga, dalam hal apa pun Thomas dan rasul penulis kisah Thomas di Yohanes 20:28 tidak pernah berpikir bahwa Yesus adalah Allah sejati.
a. ”Tomas tidak yakin bahwa Yesus adalah Allah sejati”
Jawab
Teks tidak menyatakan demikian. Thomas tidak menyatakan bahwa Yesus bukan Allah sejati. Jauhlah dari dugaan kaum Unitarian itu. Persoalan Thomas adalah ia tidak yakin dengan berita yang disampaikan oleh teman-temannya, “Kami telah melihat Tuhan” (Yohanes 20:25). Inilah jawaban Thomas: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." (Yohanes 20:25). Aku (Thomas) tidak percaya apa? Aku (Thomas) tidak percaya bahwa kamu telah melihat Tuhan. Kalau Thomas tidak percaya bahwa para murid telah melihat Tuhan, itu tidak berarti bahwa Thomas tidak percaya juga bahwa Yesus adalah Allah. Thomas sebaliknya sangat percaya bahwa Yesus adalah Allah. “Ya Tuhanku dan Allahku” (Yoahanes 20:28).
b. Ucapan “Ya Tuhanku dan Allahku” adalah ekspresi keterkejutan”.
Jawab
Kaum Unitarian barangkali dengan mudah mengucap "Ya Allah" atau "Astagfirullah", bahkan saat kaget "latah" mengucap kata-kata tersebut. Namun ini tidak berlaku dengan kebiasaan orang Yahudi. Dan jangan samakan latah-kagetnya orang lain atau latah-kagetnya yang lazim di kalangan kaum Unitarian dengan kebiasaan orang Yahudi. Bagi Tomas dan kalangan Yahudi lainnya, ucapan itu hanya dapat digunakan untuk Tuhan Allah. Nama Tuhan Allah tidak boleh diucapkan secara sembarangan.
“Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.[ Keluaran 20:7]
Perhatikan bahwa kata theos [Tuhan] dalam Yohanes 20:28 itu ditulis dalam bentuk tunggal yang hanya digunakan untuk Allah semata.
Di samping itu, ucapan Thomas di atas "sama" dengan yang diucapkan oleh Raja Daud :
“Terjagalah dan bangunlah membela hakku, membela perkaraku, ya Allahku dan Tuhanku! [Mazmur 35:23]
Terjagalah dan bangunlah membela hakku, membela perkaraku, ya Allahku dan Tuhanku! Dalam ayat diatas digunakan kata HO THEOS untuk menyebut The God, Allah yang benar. Ayat ini paralel dengan apa yang diucapkan Thomas.[ Mazmur 35:23]
Hal lain yang harus disadari ialah bahwa Thomas sedang menjawab perintah Yesus. “Jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah. Thomas kemudian menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan, sekaligus Allah.
c. “Dalam hal apa pun Thomas dan rasul penulis kisah Thomas di Yohanes 20:28 tidak pernah berpikir bahwa Yesus adalah Allah sejati”
Jawab:
Pendapat kaum Unitarian tersebut tidak ada dalam Alkitab, melainkan ciptaan mereka sendiri. Jadi, pendapat kaum unitarian ini jelas tidak dapat dipertahankan. Dimanakah dasar Alkitabiahnya bahwa para murid dan penulis kisah Thomas tidak pernah berpikir bahwa Yesus adalah Allah sejati? Amat perlu diketahui bahwa tantangan umum yang dihadapi oleh para murid Yesus adalah bagaimana menjawab pertanyaan Yesus: “Apa katamu, siapakah Aku ini?” (Mat 16:15). Pertanyaan itu diajukan jauh sebelum Yesus wafat.
Petrus telah menjawabnya: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup”.
Sepanjang hidup bersama Yesus, para murid ini terus bergelut dengan pertanyaan itu. Pada suatu waktu para murid sangat ketakutan karena perahu yang mereka tumpangi diamuk taufan dan air menyembur masuk ke dalam perahu.
“Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: “Siapakah gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepadaNya?” (Baca Mrk 4:35-41).
Kita tidak dapat mengambil kesimpulan bahwa pertanyaan para murid itu hanya untuk menegaskan bahwa Yesus adalah manusia sejati. Pertanyaan itu muncul dari sebuah pengetahuan dan pengenalan mereka atas Yahwe.
a. Tidak seorang pun dapat menahan angin badai kecuali Allah [ 8:8.17]
b. Hanya Allah saja yang membuat angin sebagai suruhan-suruhanNya/taat kepada Allah [Mazmur 104:1.4.7]
c. Angin badai hanya dapat melalukan perintah Allah [Mazmur 148:7-8]
d. Perlindungan terhadap angin ribut adalah Allah [Yesaya 25:4]
e. Tuhan ALLAH berjalan maju dalam angin badai [Zakaria 9:14]
Para murid Yesus pasti mengenal teks-teks tersebut. Ketika peristiwa itu terjadi, maka pikiran kepada “siapakah gerangan orang ini angin dan danau pun taat kepadaNya” akan sangat logis terarah kepada Allah yang sedang mendatangi mereka.
Jadi, selama bersama Yesus, mereka bergelut dan bergumul, mencerap dan merenung tentang segala sesuatu yang disampaikan dan dibuat oleh Yesus. Kini setelah kebangkitan Yesus, para murid baru mengerti bahwa Yesus itu adalah “Tuhanku dan Allahku”.
Pernyataan Thomas tadi terjadi setelah kebangkitan dan memang peristiwa kebangkitan adalah penyingkapan secara total dan sempurna siapakah Yesus itu. Dia ternyata Allah yang telah menjadi manusia (Yohanes 1:14), Dia adalah Pribadi yang SEHAKIKAT dengan Bapa.
***
“Mereka adalah keturunan Bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaanNya sebagai manusia, yang di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya.”
Kaum Unitarian berpendapat:
“Ayat ini bermasalah…Satu-satunya keberatan yang paling serius terhadap terjemahan ini adalah fakta bahwa Paulus tidak pernah menyebut Yesus Kristus sebagai Allah. Maka aneh jika tiba-tiba di satu ayat ini dia membuat suatu kekeculian dan dengan tegas menyebutkannya sebagai “Allah”. Oleh karena itu, beberapa terjemahan lain berkeyakinan bahwa “Ia” di sini adalah “Allah (Bapa)” bukan Yesus.!
Jawab
a. Ayat ini tidak bermasalah. Dimana ayatnya dalam Alkitab yang menyatakan bahwa Roma 9:5 bermasalah? Yang bermasalah itu bukan Alkitab, tetapi kaum unitarian. Mereka tidak memiliki keberanian untuk menyingkirkan pemikiran mereka sendiri yang menolak keAllahan Yesus.
b. Teks Roma 9:5 ini tidak dapat dipakai untuk menyangkal ke-Allah-an Yesus. Sebab Paulus sendiri tidak pernah menyatakan bahwa Yesus BUKAN Allah”
c. Kalau menurut kaum Unitarian bahwa “ayat ini bermasalah”, lalu mengapa dipakai untuk menyangkal ke-Allah-an Yesus? Padahal Paulus tidak pernah menyangkal “Yesus adalah Allah” (Ke-Allah-an Yesus) dalam satu ayat pun. Siapa yang menyangkal ke-Allah-an Yesus tidak lain adalah KAUM UNITARIAN yang mengklaim diri lebih mengenal Alkitab, bukan Paulus.
Selanjutnya kaum unitarian berkata:
“Persoalannya memang rumit, sebab naskah tertua Yunani tidak memiliki tanda baca, padahal penempatan tanda “titik” atau “koma” dalam teks ini amat krusial untuk tafsiran/terjemahan”.
Jawab
Kalau demikian persoalannya, maka tak seorang pun dapat membenarkan diri. Mengapa kaum unitarian menyalahkan orang lain dalam pemakaian tanda-tanda baca untuk ayat Roma 9:5 ini?. Kaum unitarian perlu tahu bahwa beberapa terjemahan lain berkeyakinan bahwa “Ia” disini adalah Yesus dan bukan Allah/Bapa. Hal itu sangat sesuai dengan konteks.
John J Pilch memberikan komentarnya atas teks Roma 9:1-29 sebagai berikut:
“Dengan bangga ia [Paulus] menyebut tujuh anugerah istimewa yang diberikan Allah kepada kepada orang-orang Yahudi: diangkat menjadi anak, kehadiran Allah yang akrab, janji-janji, hukum, ibadah yang indah, perjanjian dan bapa bangsa yang menurunkan anugerah Allah yang terbesar dari segalanya, Mesias. Mesias adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya”
Perhatikan dengan baik:
“Mereka adalah keturunan Bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaanNya sebagai manusia, yang di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya.”
a. “Dalam keadaanNya sebagai manusia”, kalimat ini jelas menegaskan bahwa Mesias itu tidak melulu sebagai manusia. Artinya, kita melihat Allah dalam keadaanNya sebagai manusia.
b. Mesias “Yang DIATAS SEGALA SESUATU”. Siapakah yang dapat melampaui SEGALA SESUATU? Tak dapat tidak, Dia adalah Allah.
c. Mesias itu adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya.
14. Teks Yohanes 20:28
“Thomas menjawab Dia: “Ya Tuhanku dan Allahku”
Kaum Unitarian memberi komentarnya sebagai berikut:
Pertama, Thomas tidak yakin bahwa Yesus adalah Allah sejati, sebab Allah sejati tidak dapat mati. Faktanya Yesus mati. Kedua, Ucapan “ya Tuhanku dan Allahku” itu adalah sebuah ekspresi keterkejutan, seperti seorang yang berhadapan dengan gelombang tsunami. Thomas terkejut karena menyadari bahwa Yesus yang telah mati di salib dan di kubur itu ternyata benar-benar hidup kembali. Ketiga, dalam hal apa pun Thomas dan rasul penulis kisah Thomas di Yohanes 20:28 tidak pernah berpikir bahwa Yesus adalah Allah sejati.
a. ”Tomas tidak yakin bahwa Yesus adalah Allah sejati”
Jawab
Teks tidak menyatakan demikian. Thomas tidak menyatakan bahwa Yesus bukan Allah sejati. Jauhlah dari dugaan kaum Unitarian itu. Persoalan Thomas adalah ia tidak yakin dengan berita yang disampaikan oleh teman-temannya, “Kami telah melihat Tuhan” (Yohanes 20:25). Inilah jawaban Thomas: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." (Yohanes 20:25). Aku (Thomas) tidak percaya apa? Aku (Thomas) tidak percaya bahwa kamu telah melihat Tuhan. Kalau Thomas tidak percaya bahwa para murid telah melihat Tuhan, itu tidak berarti bahwa Thomas tidak percaya juga bahwa Yesus adalah Allah. Thomas sebaliknya sangat percaya bahwa Yesus adalah Allah. “Ya Tuhanku dan Allahku” (Yoahanes 20:28).
b. Ucapan “Ya Tuhanku dan Allahku” adalah ekspresi keterkejutan”.
Jawab
Kaum Unitarian barangkali dengan mudah mengucap "Ya Allah" atau "Astagfirullah", bahkan saat kaget "latah" mengucap kata-kata tersebut. Namun ini tidak berlaku dengan kebiasaan orang Yahudi. Dan jangan samakan latah-kagetnya orang lain atau latah-kagetnya yang lazim di kalangan kaum Unitarian dengan kebiasaan orang Yahudi. Bagi Tomas dan kalangan Yahudi lainnya, ucapan itu hanya dapat digunakan untuk Tuhan Allah. Nama Tuhan Allah tidak boleh diucapkan secara sembarangan.
“Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.[ Keluaran 20:7]
Perhatikan bahwa kata theos [Tuhan] dalam Yohanes 20:28 itu ditulis dalam bentuk tunggal yang hanya digunakan untuk Allah semata.
Di samping itu, ucapan Thomas di atas "sama" dengan yang diucapkan oleh Raja Daud :
“Terjagalah dan bangunlah membela hakku, membela perkaraku, ya Allahku dan Tuhanku! [Mazmur 35:23]
Terjagalah dan bangunlah membela hakku, membela perkaraku, ya Allahku dan Tuhanku! Dalam ayat diatas digunakan kata HO THEOS untuk menyebut The God, Allah yang benar. Ayat ini paralel dengan apa yang diucapkan Thomas.[ Mazmur 35:23]
Hal lain yang harus disadari ialah bahwa Thomas sedang menjawab perintah Yesus. “Jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah. Thomas kemudian menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan, sekaligus Allah.
c. “Dalam hal apa pun Thomas dan rasul penulis kisah Thomas di Yohanes 20:28 tidak pernah berpikir bahwa Yesus adalah Allah sejati”
Jawab:
Pendapat kaum Unitarian tersebut tidak ada dalam Alkitab, melainkan ciptaan mereka sendiri. Jadi, pendapat kaum unitarian ini jelas tidak dapat dipertahankan. Dimanakah dasar Alkitabiahnya bahwa para murid dan penulis kisah Thomas tidak pernah berpikir bahwa Yesus adalah Allah sejati? Amat perlu diketahui bahwa tantangan umum yang dihadapi oleh para murid Yesus adalah bagaimana menjawab pertanyaan Yesus: “Apa katamu, siapakah Aku ini?” (Mat 16:15). Pertanyaan itu diajukan jauh sebelum Yesus wafat.
Petrus telah menjawabnya: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup”.
Sepanjang hidup bersama Yesus, para murid ini terus bergelut dengan pertanyaan itu. Pada suatu waktu para murid sangat ketakutan karena perahu yang mereka tumpangi diamuk taufan dan air menyembur masuk ke dalam perahu.
“Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: “Siapakah gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepadaNya?” (Baca Mrk 4:35-41).
Kita tidak dapat mengambil kesimpulan bahwa pertanyaan para murid itu hanya untuk menegaskan bahwa Yesus adalah manusia sejati. Pertanyaan itu muncul dari sebuah pengetahuan dan pengenalan mereka atas Yahwe.
a. Tidak seorang pun dapat menahan angin badai kecuali Allah [ 8:8.17]
b. Hanya Allah saja yang membuat angin sebagai suruhan-suruhanNya/taat kepada Allah [Mazmur 104:1.4.7]
c. Angin badai hanya dapat melalukan perintah Allah [Mazmur 148:7-8]
d. Perlindungan terhadap angin ribut adalah Allah [Yesaya 25:4]
e. Tuhan ALLAH berjalan maju dalam angin badai [Zakaria 9:14]
Para murid Yesus pasti mengenal teks-teks tersebut. Ketika peristiwa itu terjadi, maka pikiran kepada “siapakah gerangan orang ini angin dan danau pun taat kepadaNya” akan sangat logis terarah kepada Allah yang sedang mendatangi mereka.
Jadi, selama bersama Yesus, mereka bergelut dan bergumul, mencerap dan merenung tentang segala sesuatu yang disampaikan dan dibuat oleh Yesus. Kini setelah kebangkitan Yesus, para murid baru mengerti bahwa Yesus itu adalah “Tuhanku dan Allahku”.
Pernyataan Thomas tadi terjadi setelah kebangkitan dan memang peristiwa kebangkitan adalah penyingkapan secara total dan sempurna siapakah Yesus itu. Dia ternyata Allah yang telah menjadi manusia (Yohanes 1:14), Dia adalah Pribadi yang SEHAKIKAT dengan Bapa.
***
Duel- Jumlah posting : 86
Join date : 18.04.11
Yesus Sehakikat Dengan Allah: Teks Kolose 1;19, 2;9 bandingkan Efesus 3;9 Teks Yesaya 63;8-9
15. Teks Kolose 1:19, 2:9 bandingkan Efesus 3:19
Kaum unitarian membandingkan Kolose 1:19, 2:9 dengan Efesus 3:19. Setelah diadakan perbandingan, kaum unitarian berpendapat:
“Nah, membandingkan Kolose 1:19 dan 2:9 dengan Efesus 3:19b jelas membuktikan bahwa meskipun Yesus dipenuhi seluruh kepenuhan Allah, tidaklah tepat jika diartikan bahwa Yesus itu Allah sejati, karena selain Yesus ternyata juga banyak orang bisa dipenuhi seluruh kepenuhan ke-Allah-an. Dan mereka semua bukan Allah sejati! Kesimpulannya : Dengan berkata “seluruh kepenuhan Allah berkenan di dalam Yesus, Paulus sama sekali tidak bermaksud menganggap Yesus sebagai Allah sejati”.
Jawab
Kita perlu jeli berhadapan dengan teks-teks yang dikemukakan oleh kaum unitarian itu. Supaya pemahaman kita benar dan utuh utuh, maka kita bandingkan Kolose 1:13-19, 2:9 dengan ayat-ayat Alkitab lainnya, jadi hanya dengan 3:19).
a. Allah melepaskan kita dari kuasa kegelapan. (ayat 13). Padahal Alkitab berkata: “Yesus Kristus, Saksi yang setia…Bagi Dia yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darahNya” (Wahyu 1:5);
b. Di dalam Yesus kita ditebus dan diampuni (ayat 14), padahal Alkitab berkata: “Engkau ditebus TUHAN Allahmu (Ulangan 24:18), “Engkaulah Allah yang sudi mengampuni, yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setiaNya” (Nehemia 9:17), “Allah mengampuni dosamu” (Markus 1:4)
c. Yesus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan (ayat 15), padahal Alkitab berkata: “Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. (Yohanes 6:46); “Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu." (Yohanes 8:38); “Yesus berseru kata-Nya: "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku. Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. (Yohanes 12:44-46). Jadi, Yesus tidak sekadar gambar sebagai gambar Allah, tetapi SEHAKIKAT dengan Allah itu sendiri.
d. Di dalam Yesus diciptakan segala sesuatu (ayat 16), padahal Alkitab berkata: “Pada mulanya, Allah menciptakan langit dan bumi” (Baca seluruh Kej 1-2) “diberkatilah kiranya Abraham oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi?” (Kej 14:19); “
e. Segala sesuatu diciptakan oleh Yesus dan untuk Yesus (ayat 16), padahal Alkitab berkata: “hanya Allah sendirilah yang menciptakan langit dan bumi” (Yes 37:16), dan “Tidakkah kau tahu dan tidakkah kau dengar? TUHAN ialah Allah yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung?” (Yesaya 40:28); lagi “supaya semua orang melihat dan mengetahui, memperhatikan dan memahami bahwa tangan TUHAN yang membuat semuanya ini, dan Yang Mahakudus, Allah Israel yang menciptakannya” (Yesaya 41:20)
f. Yesus ada terlebih dahulu dari segala sesuatu (ayat 17). Yesus tentu tidak termasuk dalam “segala sesuatu”. Jika Yesus adalah allah kecil, ciptaan, sebagaimana diimani oleh kaum unitarian, bagaimana mungkin dia ada terlebih dahulu dari ‘segala sesuatu’ kalau bukan Allah. Hanya Allah saja yang dapat kita mengerti sebagai Peng-Ada segala sesuatu yang ada (adanya ciptaanya).. Padahal Alkitab berkata: “Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: "Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku” (Yesaya 44:6); “ "Dengarkanlah Aku, hai Yakub, dan engkau Israel yang Kupanggil! Akulah yang tetap sama, Akulah yang terdahulu, Akulah juga yang terkemudian! (Yesaya 48:12)
g. Segala sesuatu ada di dalam Yesus (ayat 17). Padahal Alkitab berkata: “Raja akan bersukacita di dalam Allah” (Mzr 63:11), “Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku…” (Yesaya 61:10), “Aku akan bersorak-sorai di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yangmenyelamatkan aku.” (Habakuk 3:18), “Kita tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam kita” (1Yohanes 4:13), “dia di dalam Allah” (1Yohanes 4:15), “ia tetap berada di dalam Allah” (1Yohanes 4:16), “Salam kepada Herodion…yang ada dalam Tuhan” (Roma 16:11).
h. Yesuslah kepala tubuh yaitu jemaat (ayat 18). Padahal Alkitab berkata: “Ia (Allah) menghukum bangsa-bangsa, sehingga mayat-mayat bergelimpangan; Ia meremukan orang-orang yang menjadi KEPALA di negeri yang luas” (Mzr 110:6), Kepala dari Kristus ialah Allah, padahal Yesus adalah Kepala dari SEGALA yang ada (Efesus 1:22). Bandingkan dengan pernyataan Yesus dalam Lukas 19:26. “Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku." Padahal Alkitab berkata Allah adalah Raja (Mzr 47:7. 74:12). Alkitab juga berkata Allah satu-satunya Raja (1Tim 6:15), Yesus adalah Raja di atas segala raja (Wahyu 17:14), Allah adalah Raja di atas segala raja (Wahyu 19:16).
i. Mari kita lihat teks (Kolose 1:19, 2:9 dibandingkan Efesus 9:19) yang menjadi keberatan kaum unitarian. “Karena SELURUH KEPENUHAN ALLAH BERKENAN DIAM DI DALAM DIA” (Kolose 1:19). Bandingkan dengan “Efesus 3:19b “kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah”. Kaum unitarian mengartikan “supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah” menjadi “manusia yang dipenuhi seluruh kepenuhan Allah. “TERNYATA BANYAK JUGA ORANG YANG BISA DIPENUHI SELURUH KEPENUHAN KE-ALLAH-AN. DAN MEREKA SEMUA BUKAN ALLAH SEJATI”, kata kaum unitarian. Pengertian ini sangat jauh dari maksud Paulus. Maksud Paulus sangat sederhana, yakni supaya umat di Efesus dipenuhi di dalam Yesus (sebagai, seluruh kepenuhan Allah) dan BUKAN supaya SELURUH KEPENUHAN ALLAH BERKENAN DIAM DI DALAM UMAT DI EFESUS. Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Yesus, tetapi TIDAK berdiam di dalam umat di Efesus. Umat di Efesus didoakan supaya dipenuhi di dalam Yesus. Jadi, teks Efesus tidak dapat dipakai untuk menolak ke-Allah-an Yesus. Paulus malah berkata kepada Jemaat di Kolose “2:9 SEBAB DALAM DIALAH BERDIAM SECARA JASMANIAH SELURUH KEPENUHAN KE-ALLAH-AN”. Bandingkan dengan “kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah” (Efesus 3:19b). Jadi, teks ini merupakan suatu penegasan bahwa di dalam Yesuslah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allah-an. Apa artinya, “seluruh kepenuhan ke-Allah-an? Hal itu tidak lain adalah Allah itu sendiri. Kini Allah dapat dimengerti secara jasmaniah, Allah menjadi manusia (inkarnasi). Jadi, Yesus adalah Allah Manusia (Manusia yang ber-HAKIKAT Allah dan untuk Manusia). Dengan demikian, Yesus SEHAKIKAT dengan Allah dalam Tiga Pribadi Bapa dan Putera dan Roh Kudus).
16. Teks Yesaya 63:8-9.
“Bukankah Ia berfirman: "Sungguh, merekalah umat-Ku, anak-anak yang tidak akan berlaku curang, maka Ia menjadi Juruselamat mereka dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala.”
Menurut kaum unitarian teks di atas sesungguhnya berbunyi:
“…maka Ia [Allah] menjadi juru selamat mereka dalam kesesakan mereka. Dan MALAIKAT YANG DI HADIRATNYA menyelamatkan mereka, dalam kasihNya dan belaskasihanNya Dia menebus mereka. Frase ‘Malaikat yang dihadiratNya” ternyata [mungkin oleh oknum-oknum dalam upaya mengajarkan Trinitas] telah diubah menjadi “bukan seorang duta atau utusan melainkan Ia [Allah] sendiri”
Jawab
a. Sekalipun kita memakai teks yang diusulkan oleh kaum unitarian itu, tetapi isi pesan dari teks Yesaya 63:8-9 tetap tidak berubah. Inti pokoknya adalah ALLAH MENJADI JURU SELAMAT dan PENEBUS. Adalah menarik bahwa Allah sendiri menegaskan bahwa “Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain daripadaKu” (Yesaya 43:11), padahal Alkitab juga berkata: “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan di kota Daud” (Lukas 2:11). Firman Tuhan tidak dapat dibatalkan. Kata “Akulah TUHAN” pada dasarnya adalah visi Yesaya tentang Allah Putera. Karena Yesus adalah SEHAKIKAT dengan Bapa, maka Juruselamat tetap hanya “Akulah TUHAN dan tidak ada Juruselamat selain daripadaKu”.
b. Kaum unitarian mengusulkan agar Penebus kita tidak lagi Allah sendiri (yang datang ke dunia), melainkan cukup malaikat saja. Usulan ini mengherankan sebab Alkitab tidak menghendaki demikian. “Apabila Ia membunuh mereka, maka mereka mencari Dia, mereka berbalik dan mengingini Allah; mereka teringat bahwa Allah adalah gunung batu mereka, dan bahwa Allah Yang Mahatinggi adalah Penebus mereka. Tetapi mereka memperdaya Dia dengan mulut mereka, dan dengan lidahnya mereka membohongi Dia.(Mazmur 78:34-36). Perhatikan ayat terakhir.! Dapatkah kaum unitarian memperdaya Allah dengan mulut mereka dan dengan lidah mereka membohongi Dia? Nabi Yesaya bernubuat: “Dan Ia akan datang sebagai Penebus untuk Sion dan untuk orang-orang Yakub yang bertobat dari pemberontakannya” (Yesaya 59:20). Usulan kaum unitarian itu bukan hanya sekadar melompat, tetapi juga lari jauh dari Alkitab, sekaligus sikap sembrono yang nyata.
c. Nubuat Yesaya tersebut menjadi nyata dalam Yesus Kristus. Dialah Emanuel yang berarti Allah menyertai kita (Mat 1:23), yang tidak lain adalah Allah sendiri. Dialah Juruselamat kita. ”Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud (Luk 2:11). “…Kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia." (Yohanes 4:42) sebab. “….kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya”. (1Tim 4:10)
d. Yesus adalah Penebus itu. “Dari Sion akan datang Penebus,” (Roma 11:26) sebab sudah dikatakan oleh para nabi, “…Penebus kami, TUHAN semesta alam nama-Nya, Yang Mahakudus, Allah Israel (Yesaya 47:4), “yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia… (1Tim 2:6), dan Ia datang untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (Matius 20:28).
e. Kepada kaum unitarian, kita dapat bertanya, apakah Allahmu sudah datang sesuai dengan janjiNya?
“Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: "Kuatkanlah hati, janganlah takut! lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia (Allah) sendiri datang menyelamatkan kamu!" Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara” (Yes 35:4-6).
f. Bagi kita, Ia sudah datang, Allah yang kita lihat adalah Yesus. Nubuat Yesaya itu (Yesaya 35:4-6) secara telak telah digenapi.
“Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?" Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." (Matius 11:2-6).
g. Engkaukah yang akan datang itu? Pertanyaan ini lahir dari hati Yohanes yang menantikan kedatangan Allah sebagaimana telah Ia sendiri janjikan dalam Yesaya 35:4-6. Yesus tidak menjawab dengan “ya’ atau ‘tidak’ tetapi mengajak Yohanes dan murid-muridnya untuk berpikir. Apa yang dipikirkan oleh Yohanes dan para muridnya ialah segala sesuatu yang dibuat oleh Allah ketika Ia datang. Ternyata sangat cocok. Yesus berharap mereka (termasuk kaum unitarian) mengerti bahwa sesungguhnya Yesus adalah Allah, Yesus SEHAKIKAT dengan Allah dalam Tiga Pribadi (Bapa dan Putera dan Roh Kudus).
***
Kaum unitarian membandingkan Kolose 1:19, 2:9 dengan Efesus 3:19. Setelah diadakan perbandingan, kaum unitarian berpendapat:
“Nah, membandingkan Kolose 1:19 dan 2:9 dengan Efesus 3:19b jelas membuktikan bahwa meskipun Yesus dipenuhi seluruh kepenuhan Allah, tidaklah tepat jika diartikan bahwa Yesus itu Allah sejati, karena selain Yesus ternyata juga banyak orang bisa dipenuhi seluruh kepenuhan ke-Allah-an. Dan mereka semua bukan Allah sejati! Kesimpulannya : Dengan berkata “seluruh kepenuhan Allah berkenan di dalam Yesus, Paulus sama sekali tidak bermaksud menganggap Yesus sebagai Allah sejati”.
Jawab
Kita perlu jeli berhadapan dengan teks-teks yang dikemukakan oleh kaum unitarian itu. Supaya pemahaman kita benar dan utuh utuh, maka kita bandingkan Kolose 1:13-19, 2:9 dengan ayat-ayat Alkitab lainnya, jadi hanya dengan 3:19).
a. Allah melepaskan kita dari kuasa kegelapan. (ayat 13). Padahal Alkitab berkata: “Yesus Kristus, Saksi yang setia…Bagi Dia yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darahNya” (Wahyu 1:5);
b. Di dalam Yesus kita ditebus dan diampuni (ayat 14), padahal Alkitab berkata: “Engkau ditebus TUHAN Allahmu (Ulangan 24:18), “Engkaulah Allah yang sudi mengampuni, yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setiaNya” (Nehemia 9:17), “Allah mengampuni dosamu” (Markus 1:4)
c. Yesus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan (ayat 15), padahal Alkitab berkata: “Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. (Yohanes 6:46); “Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu." (Yohanes 8:38); “Yesus berseru kata-Nya: "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku. Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. (Yohanes 12:44-46). Jadi, Yesus tidak sekadar gambar sebagai gambar Allah, tetapi SEHAKIKAT dengan Allah itu sendiri.
d. Di dalam Yesus diciptakan segala sesuatu (ayat 16), padahal Alkitab berkata: “Pada mulanya, Allah menciptakan langit dan bumi” (Baca seluruh Kej 1-2) “diberkatilah kiranya Abraham oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi?” (Kej 14:19); “
e. Segala sesuatu diciptakan oleh Yesus dan untuk Yesus (ayat 16), padahal Alkitab berkata: “hanya Allah sendirilah yang menciptakan langit dan bumi” (Yes 37:16), dan “Tidakkah kau tahu dan tidakkah kau dengar? TUHAN ialah Allah yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung?” (Yesaya 40:28); lagi “supaya semua orang melihat dan mengetahui, memperhatikan dan memahami bahwa tangan TUHAN yang membuat semuanya ini, dan Yang Mahakudus, Allah Israel yang menciptakannya” (Yesaya 41:20)
f. Yesus ada terlebih dahulu dari segala sesuatu (ayat 17). Yesus tentu tidak termasuk dalam “segala sesuatu”. Jika Yesus adalah allah kecil, ciptaan, sebagaimana diimani oleh kaum unitarian, bagaimana mungkin dia ada terlebih dahulu dari ‘segala sesuatu’ kalau bukan Allah. Hanya Allah saja yang dapat kita mengerti sebagai Peng-Ada segala sesuatu yang ada (adanya ciptaanya).. Padahal Alkitab berkata: “Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: "Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku” (Yesaya 44:6); “ "Dengarkanlah Aku, hai Yakub, dan engkau Israel yang Kupanggil! Akulah yang tetap sama, Akulah yang terdahulu, Akulah juga yang terkemudian! (Yesaya 48:12)
g. Segala sesuatu ada di dalam Yesus (ayat 17). Padahal Alkitab berkata: “Raja akan bersukacita di dalam Allah” (Mzr 63:11), “Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku…” (Yesaya 61:10), “Aku akan bersorak-sorai di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yangmenyelamatkan aku.” (Habakuk 3:18), “Kita tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam kita” (1Yohanes 4:13), “dia di dalam Allah” (1Yohanes 4:15), “ia tetap berada di dalam Allah” (1Yohanes 4:16), “Salam kepada Herodion…yang ada dalam Tuhan” (Roma 16:11).
h. Yesuslah kepala tubuh yaitu jemaat (ayat 18). Padahal Alkitab berkata: “Ia (Allah) menghukum bangsa-bangsa, sehingga mayat-mayat bergelimpangan; Ia meremukan orang-orang yang menjadi KEPALA di negeri yang luas” (Mzr 110:6), Kepala dari Kristus ialah Allah, padahal Yesus adalah Kepala dari SEGALA yang ada (Efesus 1:22). Bandingkan dengan pernyataan Yesus dalam Lukas 19:26. “Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku." Padahal Alkitab berkata Allah adalah Raja (Mzr 47:7. 74:12). Alkitab juga berkata Allah satu-satunya Raja (1Tim 6:15), Yesus adalah Raja di atas segala raja (Wahyu 17:14), Allah adalah Raja di atas segala raja (Wahyu 19:16).
i. Mari kita lihat teks (Kolose 1:19, 2:9 dibandingkan Efesus 9:19) yang menjadi keberatan kaum unitarian. “Karena SELURUH KEPENUHAN ALLAH BERKENAN DIAM DI DALAM DIA” (Kolose 1:19). Bandingkan dengan “Efesus 3:19b “kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah”. Kaum unitarian mengartikan “supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah” menjadi “manusia yang dipenuhi seluruh kepenuhan Allah. “TERNYATA BANYAK JUGA ORANG YANG BISA DIPENUHI SELURUH KEPENUHAN KE-ALLAH-AN. DAN MEREKA SEMUA BUKAN ALLAH SEJATI”, kata kaum unitarian. Pengertian ini sangat jauh dari maksud Paulus. Maksud Paulus sangat sederhana, yakni supaya umat di Efesus dipenuhi di dalam Yesus (sebagai, seluruh kepenuhan Allah) dan BUKAN supaya SELURUH KEPENUHAN ALLAH BERKENAN DIAM DI DALAM UMAT DI EFESUS. Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Yesus, tetapi TIDAK berdiam di dalam umat di Efesus. Umat di Efesus didoakan supaya dipenuhi di dalam Yesus. Jadi, teks Efesus tidak dapat dipakai untuk menolak ke-Allah-an Yesus. Paulus malah berkata kepada Jemaat di Kolose “2:9 SEBAB DALAM DIALAH BERDIAM SECARA JASMANIAH SELURUH KEPENUHAN KE-ALLAH-AN”. Bandingkan dengan “kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah” (Efesus 3:19b). Jadi, teks ini merupakan suatu penegasan bahwa di dalam Yesuslah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allah-an. Apa artinya, “seluruh kepenuhan ke-Allah-an? Hal itu tidak lain adalah Allah itu sendiri. Kini Allah dapat dimengerti secara jasmaniah, Allah menjadi manusia (inkarnasi). Jadi, Yesus adalah Allah Manusia (Manusia yang ber-HAKIKAT Allah dan untuk Manusia). Dengan demikian, Yesus SEHAKIKAT dengan Allah dalam Tiga Pribadi Bapa dan Putera dan Roh Kudus).
16. Teks Yesaya 63:8-9.
“Bukankah Ia berfirman: "Sungguh, merekalah umat-Ku, anak-anak yang tidak akan berlaku curang, maka Ia menjadi Juruselamat mereka dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala.”
Menurut kaum unitarian teks di atas sesungguhnya berbunyi:
“…maka Ia [Allah] menjadi juru selamat mereka dalam kesesakan mereka. Dan MALAIKAT YANG DI HADIRATNYA menyelamatkan mereka, dalam kasihNya dan belaskasihanNya Dia menebus mereka. Frase ‘Malaikat yang dihadiratNya” ternyata [mungkin oleh oknum-oknum dalam upaya mengajarkan Trinitas] telah diubah menjadi “bukan seorang duta atau utusan melainkan Ia [Allah] sendiri”
Jawab
a. Sekalipun kita memakai teks yang diusulkan oleh kaum unitarian itu, tetapi isi pesan dari teks Yesaya 63:8-9 tetap tidak berubah. Inti pokoknya adalah ALLAH MENJADI JURU SELAMAT dan PENEBUS. Adalah menarik bahwa Allah sendiri menegaskan bahwa “Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain daripadaKu” (Yesaya 43:11), padahal Alkitab juga berkata: “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan di kota Daud” (Lukas 2:11). Firman Tuhan tidak dapat dibatalkan. Kata “Akulah TUHAN” pada dasarnya adalah visi Yesaya tentang Allah Putera. Karena Yesus adalah SEHAKIKAT dengan Bapa, maka Juruselamat tetap hanya “Akulah TUHAN dan tidak ada Juruselamat selain daripadaKu”.
b. Kaum unitarian mengusulkan agar Penebus kita tidak lagi Allah sendiri (yang datang ke dunia), melainkan cukup malaikat saja. Usulan ini mengherankan sebab Alkitab tidak menghendaki demikian. “Apabila Ia membunuh mereka, maka mereka mencari Dia, mereka berbalik dan mengingini Allah; mereka teringat bahwa Allah adalah gunung batu mereka, dan bahwa Allah Yang Mahatinggi adalah Penebus mereka. Tetapi mereka memperdaya Dia dengan mulut mereka, dan dengan lidahnya mereka membohongi Dia.(Mazmur 78:34-36). Perhatikan ayat terakhir.! Dapatkah kaum unitarian memperdaya Allah dengan mulut mereka dan dengan lidah mereka membohongi Dia? Nabi Yesaya bernubuat: “Dan Ia akan datang sebagai Penebus untuk Sion dan untuk orang-orang Yakub yang bertobat dari pemberontakannya” (Yesaya 59:20). Usulan kaum unitarian itu bukan hanya sekadar melompat, tetapi juga lari jauh dari Alkitab, sekaligus sikap sembrono yang nyata.
c. Nubuat Yesaya tersebut menjadi nyata dalam Yesus Kristus. Dialah Emanuel yang berarti Allah menyertai kita (Mat 1:23), yang tidak lain adalah Allah sendiri. Dialah Juruselamat kita. ”Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud (Luk 2:11). “…Kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia." (Yohanes 4:42) sebab. “….kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya”. (1Tim 4:10)
d. Yesus adalah Penebus itu. “Dari Sion akan datang Penebus,” (Roma 11:26) sebab sudah dikatakan oleh para nabi, “…Penebus kami, TUHAN semesta alam nama-Nya, Yang Mahakudus, Allah Israel (Yesaya 47:4), “yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia… (1Tim 2:6), dan Ia datang untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (Matius 20:28).
e. Kepada kaum unitarian, kita dapat bertanya, apakah Allahmu sudah datang sesuai dengan janjiNya?
“Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: "Kuatkanlah hati, janganlah takut! lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia (Allah) sendiri datang menyelamatkan kamu!" Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara” (Yes 35:4-6).
f. Bagi kita, Ia sudah datang, Allah yang kita lihat adalah Yesus. Nubuat Yesaya itu (Yesaya 35:4-6) secara telak telah digenapi.
“Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?" Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." (Matius 11:2-6).
g. Engkaukah yang akan datang itu? Pertanyaan ini lahir dari hati Yohanes yang menantikan kedatangan Allah sebagaimana telah Ia sendiri janjikan dalam Yesaya 35:4-6. Yesus tidak menjawab dengan “ya’ atau ‘tidak’ tetapi mengajak Yohanes dan murid-muridnya untuk berpikir. Apa yang dipikirkan oleh Yohanes dan para muridnya ialah segala sesuatu yang dibuat oleh Allah ketika Ia datang. Ternyata sangat cocok. Yesus berharap mereka (termasuk kaum unitarian) mengerti bahwa sesungguhnya Yesus adalah Allah, Yesus SEHAKIKAT dengan Allah dalam Tiga Pribadi (Bapa dan Putera dan Roh Kudus).
***
Duel- Jumlah posting : 86
Join date : 18.04.11
Yesus Sehakikat Dengan Allah: Teks Yesaya 9;5-6
17. Teks Yesaya 9:5-6
Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya diisebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini”.
Kaum unitarian menolak teks ini (Yesaya 9:5-6) sebagai nubuat atas ke-Allah-an Yesus. Mereka umumnya memakai ayat 5 saja. Ayat 6 dibuang. Padahal di ayat 6 itu ada keterangan yang menolak segala tafsiran yang tidak mengarah kepada Yesus dan ke-Allah-anNya. Kaum unitarian berkata: “Sekalipun umumnya orang menafsirkan ayat ini sebagai ramalan tentang Yesus, namun sebenarnya ayat itu tidak hanya berbicara mengenai Yesus, tetapi juga mengenai anak raja Ahaz. Anak Ahaz disebutkan orang sebagai “Allah yang Perkasa, Raja Damai, Bapa yang Kekal karena di dalam anak itu Allah (Yahwe) menyatakan kehadiran dan pertolonganNya. Maka kalaupun ayat ini ditafsirkan mengacu pada Yesus, ya tidak masalah juga. Yesus, sama seperti anak Ahaz mau disebutkan orang sebagai Allah yang Perkasa? Tidak masalah, karena di dalam Yesus, Allah juga menyatakan kehadiran dan pertolongan-Nya. Hal yang harus digarisbawahi juga adalah kata “disebutkan orang” pada Yesaya 9:5 tersebut. Apa yang “disebutkan orang” pada Yesus tentu tidak serta merta musti mutlak ditafsirkan sebagai “benar adanya (ditafsirkan: Yesuslah Allah sejati)”.Misalnya ketika Yesus disebut orang sebagai ‘si penyesat’. Nah, demikian juga jika untuk mengagungkan/memuliakan Yesus, maka ketika kemudian ada orang-orang yang menyebut Yesus sebagai ‘Allah yang Perkasa (ElGibor)- sebagai ungkapan bahwa Allah sejati berkarya melalui Yesus- itu tidak sertamerta menjadikan Yesus sebagai Allah sejati karena hal itu jelas hanya DISEBUTKAN ORANG!”
a. “Hanya disebutkan orang”. Menurut kaum unitarian, “disebutkan orang” berarti “TIDAK” seperti itu adanya. Mereka kemudian mengambil contoh Yesus pernah disebutkan orang sebagai ‘si penyesat’ tentu tidak serta merta musti mutlak ditafsirkan sebagaibenar adanya”. Benar bahwa kalau orang menyebutkan “Yesus adalah si penyesat” maka “TIDAK BENAR adanya” sebab Yesus adalah Jalan dan Kebenaran dan Hidup (Yohanes 14: 6). Jika Yesus dikatakan: “disebutkan orang sebagai Allah Yang Perkasa” itu BENAR adanya. Bandingkan: “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut [orang] Anak Allah Yang Mahatinggi…”(Lukas 1: 31-32). Kalau kita mengikuti tafsiran kaum unitarian, maka Yesus TIDAK BENAR ADANYA sebagai Anak Allah yang Mahatinggi sebab hanya DISEBUTKAN ORANG. Jangan dibandingkan dengan Matius 27:63 “Dan mereka berkata: “Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidupNya berkata: “Sesudah tiga hari aku akan bangkit”. Dalam teks ini Yesus TIDAK DISEBUTKAN ORANG tetapi dituduh ‘si penyesat’. Jadi, ‘si penyesat’ bukan nama (yang disebutkan orang) Yesus.
b. Apakah betul bahwa Yesaya bernubuat tentang anak Ahaz? Apakah kerajaan anak Ahaz besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di dalam kerajaannya? Apakah anak Ahaz mendasarkan dan mengokohkan kerajaannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya? Seharusnya, kaum unitarian menjelaskan secara rinci ayat 6 ini. Kerajaan manusia di bumi ini, termasuk kerajaan anak Ahaz, bahkan Daud sekalipun, tidak ada yang abadi dan selama-lamanya. Hanya kerajaan Raja Damai, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal saja yang abadi selama-lamanya.
c. Kita tinggalkan tafsiran untuk anak Ahaz. Bagaimana dengan Kerajaan Yesus? “Dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan" (Luk 1:33). Kerajaan Yesus ternyata tidak akan berkesudahan.” Apakah kerajaan anak Ahaz tidak berkesudahan? Anak Ahaz telah mati, maka mati pulalah kerajannya. Sebaliknya, kerajaan Yesus tidak berkesudahan, sampai selama-lamanya. Jadi, Yesus pastilah Raja yang tidak lain adalah Allah sendiri, sebab hanya Allah dan kerajaanNyalah yang tidak akan berkesudahan. Itulah sebabnya Allah Putera (yakni Putera yang SEHKIKAT dengan Bapa) disebut Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Kata “Bapa yang Kekal” sangat naif kalau dikenakan pada manusia yang tidak sehakikat dengan Allah. Hanya Allah saja yang ‘kekal’ sedangkan yang lainnya tidak kekal.
d. “Namanya disebutkan orang”. Semua nama manusia ‘disebutkan orang’, termasuk nama-nama kaum unitarian. Atau nama kaum unitarian tidak disebutkan orang? Anda dan saya memiliki nama yang sebenarnya dan pada dasarnya ‘disebutkan orang’. Nama kita ‘disebutkan orang’ paling sedikit oleh ‘orang tua’ kita. Kita ‘disebutkan orang (orang tua)’ dengan nama tertentu sesuai dengan hakikat kita. Orang tua memberi nama yang khas manusia karena untuk kita manusia; dan memberi nama khas binatang untuk binatang. “Namanya disebutkan orang” itu berarti nama disebut, dipakai, digunakan oleh orang, diingat, dikenang BUKAN SEBALIKNYA didiamkan, tidak disebutkan, atau dilecehkan, digantikan dan lain sebagainya.
e. Ilustrasi kaum unitarian untuk Yesus kelihatannya masuk akal, tetapi sebenarnya terlalu SEMBRONO. “Misalnya ketika Yesus disebut orang sebagai ‘si penyesat’ (Matius 27:62-63).” Hal ini SALAH TELAK. Mengapa? Nama Yesus bukan ‘si penyesat’ TETAPI Imanuel (Allah menyertai kita Mat 1:23), Allah yang Perkasa, Raja Damai, Bapa yang Kekal. Jadi, kalau nama Yesus disebutkan orang, “si penyesat” itu TIDAK berarti NAMANYA (YESUS) DISEBUTKAN ORANG, TETAPI “NAMANYA (YESUS) DIGANTIKAN ORANG”. Atau tepatnya, “Nama Yesus DILECEHKAN orang, dilupakan dan digantikan”. Orang-orang yang anti Yesus berusaha mengubah/mengganti nama Yesus, mereka berupaya melupakan namaNya yang sebenarnya. Hal yang sama dilakukan oleh kaum unitarian, mereka berusaha melecehkan dan menggantikan nama Yesus sesuai dengan apa yang mereka kehendaki.
***
Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya diisebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini”.
Kaum unitarian menolak teks ini (Yesaya 9:5-6) sebagai nubuat atas ke-Allah-an Yesus. Mereka umumnya memakai ayat 5 saja. Ayat 6 dibuang. Padahal di ayat 6 itu ada keterangan yang menolak segala tafsiran yang tidak mengarah kepada Yesus dan ke-Allah-anNya. Kaum unitarian berkata: “Sekalipun umumnya orang menafsirkan ayat ini sebagai ramalan tentang Yesus, namun sebenarnya ayat itu tidak hanya berbicara mengenai Yesus, tetapi juga mengenai anak raja Ahaz. Anak Ahaz disebutkan orang sebagai “Allah yang Perkasa, Raja Damai, Bapa yang Kekal karena di dalam anak itu Allah (Yahwe) menyatakan kehadiran dan pertolonganNya. Maka kalaupun ayat ini ditafsirkan mengacu pada Yesus, ya tidak masalah juga. Yesus, sama seperti anak Ahaz mau disebutkan orang sebagai Allah yang Perkasa? Tidak masalah, karena di dalam Yesus, Allah juga menyatakan kehadiran dan pertolongan-Nya. Hal yang harus digarisbawahi juga adalah kata “disebutkan orang” pada Yesaya 9:5 tersebut. Apa yang “disebutkan orang” pada Yesus tentu tidak serta merta musti mutlak ditafsirkan sebagai “benar adanya (ditafsirkan: Yesuslah Allah sejati)”.Misalnya ketika Yesus disebut orang sebagai ‘si penyesat’. Nah, demikian juga jika untuk mengagungkan/memuliakan Yesus, maka ketika kemudian ada orang-orang yang menyebut Yesus sebagai ‘Allah yang Perkasa (ElGibor)- sebagai ungkapan bahwa Allah sejati berkarya melalui Yesus- itu tidak sertamerta menjadikan Yesus sebagai Allah sejati karena hal itu jelas hanya DISEBUTKAN ORANG!”
a. “Hanya disebutkan orang”. Menurut kaum unitarian, “disebutkan orang” berarti “TIDAK” seperti itu adanya. Mereka kemudian mengambil contoh Yesus pernah disebutkan orang sebagai ‘si penyesat’ tentu tidak serta merta musti mutlak ditafsirkan sebagaibenar adanya”. Benar bahwa kalau orang menyebutkan “Yesus adalah si penyesat” maka “TIDAK BENAR adanya” sebab Yesus adalah Jalan dan Kebenaran dan Hidup (Yohanes 14: 6). Jika Yesus dikatakan: “disebutkan orang sebagai Allah Yang Perkasa” itu BENAR adanya. Bandingkan: “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut [orang] Anak Allah Yang Mahatinggi…”(Lukas 1: 31-32). Kalau kita mengikuti tafsiran kaum unitarian, maka Yesus TIDAK BENAR ADANYA sebagai Anak Allah yang Mahatinggi sebab hanya DISEBUTKAN ORANG. Jangan dibandingkan dengan Matius 27:63 “Dan mereka berkata: “Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidupNya berkata: “Sesudah tiga hari aku akan bangkit”. Dalam teks ini Yesus TIDAK DISEBUTKAN ORANG tetapi dituduh ‘si penyesat’. Jadi, ‘si penyesat’ bukan nama (yang disebutkan orang) Yesus.
b. Apakah betul bahwa Yesaya bernubuat tentang anak Ahaz? Apakah kerajaan anak Ahaz besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di dalam kerajaannya? Apakah anak Ahaz mendasarkan dan mengokohkan kerajaannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya? Seharusnya, kaum unitarian menjelaskan secara rinci ayat 6 ini. Kerajaan manusia di bumi ini, termasuk kerajaan anak Ahaz, bahkan Daud sekalipun, tidak ada yang abadi dan selama-lamanya. Hanya kerajaan Raja Damai, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal saja yang abadi selama-lamanya.
c. Kita tinggalkan tafsiran untuk anak Ahaz. Bagaimana dengan Kerajaan Yesus? “Dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan" (Luk 1:33). Kerajaan Yesus ternyata tidak akan berkesudahan.” Apakah kerajaan anak Ahaz tidak berkesudahan? Anak Ahaz telah mati, maka mati pulalah kerajannya. Sebaliknya, kerajaan Yesus tidak berkesudahan, sampai selama-lamanya. Jadi, Yesus pastilah Raja yang tidak lain adalah Allah sendiri, sebab hanya Allah dan kerajaanNyalah yang tidak akan berkesudahan. Itulah sebabnya Allah Putera (yakni Putera yang SEHKIKAT dengan Bapa) disebut Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Kata “Bapa yang Kekal” sangat naif kalau dikenakan pada manusia yang tidak sehakikat dengan Allah. Hanya Allah saja yang ‘kekal’ sedangkan yang lainnya tidak kekal.
d. “Namanya disebutkan orang”. Semua nama manusia ‘disebutkan orang’, termasuk nama-nama kaum unitarian. Atau nama kaum unitarian tidak disebutkan orang? Anda dan saya memiliki nama yang sebenarnya dan pada dasarnya ‘disebutkan orang’. Nama kita ‘disebutkan orang’ paling sedikit oleh ‘orang tua’ kita. Kita ‘disebutkan orang (orang tua)’ dengan nama tertentu sesuai dengan hakikat kita. Orang tua memberi nama yang khas manusia karena untuk kita manusia; dan memberi nama khas binatang untuk binatang. “Namanya disebutkan orang” itu berarti nama disebut, dipakai, digunakan oleh orang, diingat, dikenang BUKAN SEBALIKNYA didiamkan, tidak disebutkan, atau dilecehkan, digantikan dan lain sebagainya.
e. Ilustrasi kaum unitarian untuk Yesus kelihatannya masuk akal, tetapi sebenarnya terlalu SEMBRONO. “Misalnya ketika Yesus disebut orang sebagai ‘si penyesat’ (Matius 27:62-63).” Hal ini SALAH TELAK. Mengapa? Nama Yesus bukan ‘si penyesat’ TETAPI Imanuel (Allah menyertai kita Mat 1:23), Allah yang Perkasa, Raja Damai, Bapa yang Kekal. Jadi, kalau nama Yesus disebutkan orang, “si penyesat” itu TIDAK berarti NAMANYA (YESUS) DISEBUTKAN ORANG, TETAPI “NAMANYA (YESUS) DIGANTIKAN ORANG”. Atau tepatnya, “Nama Yesus DILECEHKAN orang, dilupakan dan digantikan”. Orang-orang yang anti Yesus berusaha mengubah/mengganti nama Yesus, mereka berupaya melupakan namaNya yang sebenarnya. Hal yang sama dilakukan oleh kaum unitarian, mereka berusaha melecehkan dan menggantikan nama Yesus sesuai dengan apa yang mereka kehendaki.
***
Duel- Jumlah posting : 86
Join date : 18.04.11
Yesus Sehakikat Dengan Allah: Perspektif Yang Sama
PERSPEKTIF YANG SAMA
A. MELIHAT YESUS IDENTIK MELIHAT ALLAH
Kaum unitarian menolak teks-teks Alkitab: Yohanes 8:9, Yohanes 12:44-45, Yohanes 15:23, Yohanes 5:23 sebagai bukti ke-Allah-an Yesus dengan berkata:
Yesus tidak pernah dalam ayat-ayat tersebut mengklaim dirinya satu, sama dan setara dengan Bapa dalam esensi zat dan sifat. Yesus justeru mengaku sebagai utusan Bapa dan hamba Allah dan dia bilang “seorang hamba atau utusan tidaklah sama dengan tuannya yang mengutus” (Yohanes 13:16), karena “Bapa [yang mengutus] lebih besar daripada Yesus yang diutus oleh Bapa (Yohanes 14:28). Sebagai utusan yang sah, Yesus datang dalam nama Allahnya (Yohanes 5:43a).
Kaum unitarian kemudian memperkuat argumennya dengan menafsirkan ayat-ayat Alkitab berikut ini: Bapa yang mengutus lebih besar dari yang diutus (Yohanes 14:28), Yesus datang dalam nama Allah (Yohanes 5:43a), Melihat kuasa-kuasa Yesus artinya melihat kuasa-kuasa Bapa (Matius 28:18 Kisah 2:22), Barangsiapa melihat Aku, ia melihat Bapa yang mengutus Aku” harus dipahami sama dengan Yohanes 13:20 dan Matius 10:40, Yesus adalah hamba Allah yang dimuliakan dan diurapi oleh Allah sendiri (Matius 12:18, Kisah 3:13.26 4:27.30)
Jawab
1. “Mengenal Aku mengenal Bapa”. Teks lengkapnya: “Maka kata mereka kepadaNya: “Dimanakah BapaMu?”. Jawab Yesus: “Baik Aku maupun Bapa tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga BapaKu” (Yohanes 8:19).
2. Apa yang dikatakan oleh kaum unitarian itu lebih mencerminkan apa yang mereka yakini. Yesus JUGA dalam ayat-ayat tersebut tidak menyatakan bahwa DiriNya tidak sehakikat dengan Bapa, atau bukan Allah. Sebaliknya Yesus menyatakan: “Aku dan Bapa adalah Satu” (Yohanes 10:31). Yesus diutus oleh Bapa itu tidak berarti bahwa Bapa lebih ilahi daripada Yesus. Faktanya “Aku tidak seorang diri, tetapi AKU BERSAMA DENGAN DIA, yang mengutus Aku bersaksi tentang Aku” (Yohanes 8:18). Bapa tidak hanya sekadar mengutus, tetapi hadir bersama dengan Yesus yang diutusNya. Bapa ternyata juga bersaksi tentang Yesus. Jika Bapa mengutus Yesus dan ternyata hadir juga bersama Yesus untuk bersaksi tentang Yesus, maka hal tersebut tidak dapat dipakai untuk menolak HAKIKAT ke-Allah-an Yesus. Sebaliknya memperkuat penyataan ke-Allah-an Yesus. Yesus satu esensi Dzat dengan Allah. Dalam hal apa Bapa bersaksi tentang Yesus? Tidak lain adalah Bapa bersaksi tentang ke-Allah-an Yesus, sebab Yesus mengerjakan apa yang dikerjakan oleh Bapa.
“BARANGSIAPA TELAH MELIHAT AKU, IA TELAH MELIHAT BAPA; bagaimana engkau berkata: “Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku. Apa yang aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diriKu sendiri tetapi Bapa yang diam di dalam Aku. Dialah yang melakukan pekerjaanNya. Percayalah kepadaKu bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku…”(Yohanes 14:9-11).
Tidak ada cara lain untuk melihat Bapa. Tidak ada pemikiran lain untuk memahami Allah selain dengan cara memahami Yesus. Tidak ada Bapa di dalam siapa pun selain di dalam Anak. Sangat jelas sekali bahwa Yesus SEHAKIKAT dengan Bapa.
3. Yohanes 13:20 “Aku berkata kepadamu: sesungguhnya barangsiapa yang menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku”. Teks ini tidak dapat dipakai untuk menyangkal ke-Allah-an Yesus dan tidak dapat dipakai untuk menyangkal Yohanes 8:19, dan Yohanes 12:45. Beberapa alasan dapat dikemukakan.
Pertama, teks-teks Alkitab yang bersumber dari Allah tidak mungkin bertentangan dalam diriNya. Lidah dusta kekejian bagi Tuhan (Amsal 6:16-17), Lidah bercabang akan dikerat (Amsal 10:31), Apa yang ke luar dari bibir Tuhan tidak akan Dia ubah (Mazmur 35).
Kedua, Yohanes 8:19 dan Yohanes 12:45 berbicara tentang mengenal dan melihat Yesus sama dengan mengenal dan melihat Allah, sedangkan Yohanes 13:20 mengenai “menerima” murid Yesus sama dengan “menerima” Yesus, “menerima” Yesus sama dengan “menerima” Allah.
Ketiga, kata “melihat” berarti “menggunakan mata untuk memandang dan memperhatikan obyek. Obyek diketahui dan terbukti. “Mengenal” berarti “mengetahui akan”, “pernah tahu”, “mengerti akan/tentang obyek ciri/tanda-tandanya”. Kata “Melihat/mengenal Allah” berarti memandang Allah, memperhatikan Allah, mengetahui (ciri/tanda) Allah. Kata “menerima” berarti “menyambut; mengambil/mendapat sesuatu yang diberikan, dikirimkan, mengesahkan, membenarkan, menyetujui. “Menerima Allah” berarti mengesahkan, membenarkan, menyetujui, mengakui Allah. Jelaslah bahwa kedua kata: “Melihat Allah” dan “Menerima Allah” SANGAT berbeda. “Menerima Allah tidak pasti mengenal/melihat Allah, sebaliknya orang yang mengenal Allah pasti menerima Dia.
4. Sudah jelas bahwa “pengutus” dan “yang diutus” beda yakni dua pribadi yang masing-masing otonom berdiri sendiri; tetapi BELUM TENTU HAKIKAT keduanya berlainan. Misalnya seorang Presiden mengutus Wakilnya ke luar negeri. Dari segi jabatan, tentu Presiden lebih tinggi daripada Wakilnya; Presiden yang mengutus lebih tinggi daripada Wakilnya yang menjadi utusan. Tetapi itu tidak berarti bahwa Presiden lebih manusia daripada Wakilnya. Keduanya sama-sama berkodrat manusia, bukan?. Demikian juga kalau kita membaca: “Aku berkata kepadamu: “Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya, atau pun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya” (Yohanes 13:16). Teks ini tidak dapat dipakai untuk menyangkal ke-Allah-an Yesus. Apa yang diterangkan oleh Yesus dalam ayat ini adalah “hamba/utusan” TIDAKLAH LEBIH TINGGI, daripada tuan/dia yang mengutusnya, boleh jadi SAMA TINGGINYA. “Seorang murid tidak lebih daripada gurunya, atau seorang hamba daripada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia MENJADI SAMA seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia MENJADI SAMA seperti tuannya” (Matius 10:24-25). Jadi, teks Yohanes 13:16 tidak dapat dipakai untuk menolak ke-Allah-an Yesus. Yesus yang diutus Bapa menegaskan bahwa antara Yesus dan Bapa SAMA TINGGINYA (Lihat Matius 26:64, Markus 14:62, Lukas 26:69, Kisah Para Rasul 7:55-56); Yesus dan Bapa SEHAKIKAT. “Aku dan Bapa adalah Satu (Yohanes 10:30).
5. Yohanes 14:28. “Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena aku pergi kepada BapaKu, sebab Bapa lebih besar daripada Aku”. Para teolog Kristen berpendapat bahwa dalam teks ini Yesus berbicara sebagai manusia. Sebagai manusia, Bapa tentu lebih besar daripada Yesus. Kaum unitarian lain lagi. Mereka menduga bahwa dalam teks ini Yesus menyangkal ke-Allah-anNya. Menarik bahwa Yesus mengatakan “Kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada BapaKu”. Penyebab pergi kepada Bapa: Bapa lebih besar daripada Aku. Hal itu berarti juga penyebab tentu kamu bersukacita adalah Bapa lebih besar daripada Yesus. Karena Bapa adalah Allah maka itu berarti Yesus pergi kepada Allah sebab Yesus “keluar dan datang dari Allah” (Yohanes 8:42). Dia yang “datang dan keluar” dari Bapa adalah Sabda Bapa yang menjadi daging” (Yohanes 1:14). Karena “Sabda menjadi daging maka Sabda itu menjadi lebih kecil, padahal Sabda Bapa sama dengan Bapa. Kini “Sabda yang menjadi daging” itu pergi kembali kepada asalNya yakni Allah. Jadi, pernyataan “Aku pergi kepada BapaKu, sebab Bapa lebih besar daripada Aku” adalah suatu penyataan bahwa Yesus kembali kepada Allah. Karena Allah menjadi manusia maka pergi kepada Bapa berarti manusia menjadi Allah, yakni kembali ke hakekatNya semula, hakekat ke-Allah-anNya. “Aku dan Bapa adalah Satu” (Yohanes 10:30).
6. Yohanes 5:43, “Aku datang dalam nama BapaKu dan kamu tidak menerima Aku, jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia”. Teks ini cocok dikenakan kepada kaum unitarian sebab mereka menolak Yesus yang datang dalam nama BapaNya. Teks sangat jelas menandaskan bahwa Yesus datang dalam Nama BapaNya. Yesus tidak datang dalam nama manusia, atau apa pun selain BapaNya. Kami beri ilustrasi ini: “Kalau seorang Wakil Presiden datang kepada Anda dalam nama Presidennya, itu tidak berarti bahwa Presiden lebih manusia daripada Wakilnya yang datang dalam namanya. Sebaliknya, Wakil Presiden datang dalam nama Presiden mengandaikan dan menegaskan bahwa Wakil Presiden itu adalah manusia sama seperti Presidennya. Presiden tidak mungkin mengutus seorang/sesuatu yang tidak sehakikat dengan dirinya; misalnya Anjing.” Anda mungkin akan membantah dan geram lalu berteriak: “Kalau demikian, maka semua malaikat, nabi dan utusan Allah SEHAKIKAT dengan Allah, dan menjadi Allah semua?” Kalau Anda berpikir secara demikian, tentu sangat salah. Alkitab berkata: hanya Yesuslah yang datang dalam Nama Allah. Sedangkan para nabi atau malaikat, atau yang lain-lainnya datang karena diutus oleh Allah, bukan datang/diutus dalam nama Allah, “orang lain datang atas namanya sendiri”(Yohanes 14:28).
7. Kaum unitarian tidak berani mengutip lebih jauh sejumlah teks yang terlalu terang benderang membuktikan bahwa Yesus SEHAKIKAT dengan Bapa:
a).Yohanes 14:7, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal BapaKu. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia [Bapa]
b)Yohanes 14:9, “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa”
c)Yohanes 8:53-55, “…dengan siapakah Engkau samakan diriMu”. Jawab Yesus: “Jikalau Aku memuliakan diriKu sendiri, maka kemuliaanKu itu sedikit pun tidak ada artinya. BapaKulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: “Dia adalah Allah kami, padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firmanNya”
d)Yohanes 10:15, “sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa”
e)”Semua telah diserahkan kepadaKu oleh BapaKu dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya” (Matius 11:27).
Yesus mengenal BapaNya hanya dimungkinkan karena Yesus SEHAKIKAT dengan BapaNya.
8. Jika Yesus mengatakan: “Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga BapaKu” (Yoh 8:19); “Dan barangsiapa yang melihat Aku, ia melihat Dia [Bapa] yang telah mengutus Aku (Yoh 12:45); “Barangsiapa membenci Aku, ia membenci juga Bapa” (Yoh 15:23). Bagaimana mungkin Yesus berkata sedemikian terangnya, kalau antara Yesus dan BapaNya tidak terdapat kesamaan hakiki di dalamnya. Sebaliknya, bagaimana mungkin Yesus dapat mengatakan bahwa “Akulah Allah, atau Aku adalah Allah” kalau faktanya antara “Allah dan Yesus” terdapat perbedaan hakiki di dalamnya. Masuk akal kalau Yesus tidak pernah secara eksplisit mengatakan “Akulah Allah” atau “Aku adalah Allah” sebab antara Dia dan BapaNya terdapat perbedaan juga. Sebagai manusia tentu saja Yesus adalah “ciptaan” (Sabda yang menjadi daging). Bagaimanapun manusia tetaplah manusia. Berbicara tentang manusia berarti berbicara tentang daging, tulang, dan darah yang rapuh, tentang jiwa yang gelisah, hati yang sedih, rasa yang takut dan dan lain – lain. Persamaannya menyangkut HAKIKAT KE-ALLAH-AN, tetapi beda dalam Pribadi : Bapa dan Putra dan Roh Kudus. (Satu Allah dalam Tiga Pribadi).
9. Kita manusia sebagai manusia, tidak mungkin mengenal Allah sebagaimana Allah mengenal diriNya. Hanya Allah saja yang mengenal diriNya secara baik. Penting diketahui ketahui bahwa dalam ayat-ayat tersebut juga TIDAK pernah Yesus menyangkal ke-Allah-anNya. Yesus tidak pernah berkata: “Aku bukan Allah”, atau “Aku TIDAK SEHAKIKAT dengan Bapa”. Persoalan Allah Putera merupakan persoalan HAKIKAT. Yesus SEHAKIKAT dengan Bapa karena Dia berasal dari Bapa. Karena Bapa beresensi ilahi, maka Yesus yang berasal dari Bapa itu juga pasti ber-essensi ilahi (Bapa). Sejauh menyangkut “pribadi” Yesus BUKAN Bapa, TETAPI sejauh menyangkut HAKIKAT, Yesus dan Bapa SEHAKIKAT (Ke-Allah-an). Allah yang jauh dan dekat adalah Yesus. Setiap orang yang menolak imanensi Allah (Allah yang menjelma menjadi Manusia Yesus Kristus) , maka serentak ia menolak transendensi Allah (Allah yang transenden). Jika Allah yang transenden itu melulu transenden, maka Dia bukan Allah. Sebaliknya, jika Allah yang imanen itu melulu imanen, maka Dia bukan Allah.
10. Yohanes 8:55 “Aku menuruti firmanNya”. Kalau “Yesus menuruti firman Bapa”, itu tidak berarti Yesus tidak sehakikat dengan Bapa. Seorang anak yang mengikuti perkataan ayahnya, itu tidak berarti bahwa anak tidak sehakikat dengan ayah. Anak yang dapat menurut perkataan ayahnya justru membuktikan bahwa anak sehakikat dengan ayah. Demikian juga, Yesus yang menuruti firman Bapa-Nya tidak berarti bahwa Yesus tidak sehakikat dengan Bapa. Yesus yang menurut firman Bapa justru membuktikan bahwa Yesus sehakikat dengan Bapa. Kalau Bapa berkata (berfirman): “Akulah TUHAN, Allahmu: Hiduplah menurut ketetapan-ketetapanKu dengan setia dan lakukanlah peraturan-peraturanKu dengan setia, kuduskanlah hari-hari SabatKu sehingga itu menjadi peringatan diantara Aku dan kamu, supaya orang mengetahui bahwa Akulah TUHAN Allahmu” (Yehezkhiel 20:19-20). Jika Yesus menuruti firman Bapa, maka bayangkanlah sabda itu keluar darimulut Yesus. Yesus akan mengatakan hal yang persis sama. Sebalikna kalau diubah, maka itu berarti Yesus tidak menuruti firman Bapa. Katakanlah Yesus mengubah sabda itu menjadi: “Dialah TUHAN, Allah kita: Hiduplah menurut ketetapan-ketetapanNyau dengan setia dan lakukanlah peraturan-peraturanNya dengan setia, kuduskanlah hari-hari SabatKu sehingga itu menjadi peringatan diantara Dia dan kamu, supaya orang mengetahui bahwa Dialah TUHAN Allah kita”. Jika hal itu terjadi, maka Yesus tidak lagi menuruti firman Bapa, tetapi mengubah firman Bapa. Padahal Yahwe sendiri berkata: “Aku akan menaruh firmanKu dalam mulutnya dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya” (Ulangan 18:18). Jika Yesus menurut firman BapaNya dalam pengertian bahwa Yesus hanya mengikuti saja perkataan Bapa, maka pada kenyataannya Yesus tidak pernah menyampaikan firman BapaNya. Dalam bertindak dan bersabda, Yesus tidak pernah memakai otoritas BapaNya. Yesus justru memakai otoritas diriNya sendiri, bahkan Yesus banyak mengubah dan mengoreksi firman BapaNya. Firman Allah: “Mata ganti mata, gigi ganti gigi” (Keluaran 21:24). Yesus lalu memperbaiki firman Allah itu. “Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi aku berkata kepadamu: janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu” (Matius 5:38). Dapatkah seorang allah kecil manusia biasa mengubah firman Allah? Bukankah Alkitab berkata: “Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu yang kusampaikan kepadamu” (Ulangan 4:2 Lihat juga Ulangan 12:32).
11. Yesus menuruti firman Yahwe berarti: “Jika bersabda: “Akulah TUHAN, Allahmu: Hiduplah menurut ketetapan-ketetapanKu dengan setia dan lakukanlah peraturan-peraturanKu dengan setia, kuduskanlah hari-hari SabatKu sehingga itu menjadi peringatan diantara Aku dan kamu, supaya orang mengetahui bahwa Akulah TUHAN Allahmu”, maka Yesus juga harus mengucapkan kata dan kalimat yang sama, sebab Yahwe menaruh firmanNya dalam mulut Yesus. Ia kemudian menyampaikan firman itu: “Akulah TUHAN, Allahmu: Hiduplah menurut ketetapan-ketetapanKu dengan setia dan lakukanlah peraturan-peraturanKu dengan setia, kuduskanlah hari-hari SabatKu sehingga itu menjadi peringatan diantara Aku dan kamu, supaya orang mengetahui bahwa Akulah TUHAN Allahmu”. Bukankah dalam hal ini, Yesus adalah Tuhan Allah? Renungkanlah dengan baik, tanpa prasangka. Firman Yahwe tidak akan ada yang tidak terlaksana. “Demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang KUSURUHKAN kepadaNYA”. (Yesaya 55:11).
12. Namun Alkitab memberi kesaksian kepada kita bahwa sesungguhnya firman itu tetap di sorga. “Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, firman-Mu tetap teguh di sorga” (Mazmur 119:89). Pada mulanya adalah firman; firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah…Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemulianNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yohanes 1:1.14). Jika Firman Allah telah menjadi manusia, ternyata manusia yang berasal dari firman Allah itu semata-mata dimengerti sebagai manusia belaka, maka bagaimanakah Firman Allah itu “tetap teguh di sorga?”. Satu-satunya jawaban yang tak terbantahkan adalah Yesus (Firman Allah yang menjadi manusia) SEHAKIKAT dengan Bapa (dan karenanya tetap teguh di sorga).
13. Matius 28:18, “Yesus mendekati mereka dan berkata: “KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi”. Teks ini boleh dibilang teks faforit kaum unitarian untuk menolak ke-Allah-an Yesus. Yesus mendapat kuasa dari Bapa, itu tidak berarti bahwa Dia tidak sehakikat dengan Bapa, Yesus seorang utusan itu juga tidak dapat dipakai sebagai bukti bahwa Yesus bukan Allah. Alkitab sendiri TIDAK mengatakan “YESUS BUKAN ALLAH”. Yang mengatakan Yesus bukan Allah adalah kaum unitarian dan mereka dapat disebut sebagai orang yang tidak hanya melompat dari Alkitab, tetapi juga lari menjauhi Alkitab. Sama seperti, seorang anak yang menerima perintah dari orang tuanya, itu tidak berarti bahwa Anak itu BUKAN MANUSIA. Dia tetap manusia, dan justeru karena anak itu manusia, maka ia dapat melakukan kehendak bapanya. Dia berpribadi anak, tetapi sehakikat dengan bapanya yaitu manusia/kemanusiaanya. Bapa yang memberi perintah tidak berarti lebih manusia daripada anak yang menerima perintah. Bapa yang mengutus anak tidak berarti lebih manusia daripada anak yang diutus. Jadi, apa yang dinyatakan dalam Yohanes 8:19, Yoh 12:45 dan Yoh 15:23 justeru mau menegaskan bahwa Yesus dan Bapa SEHAKIKAT dalam Tiga Pribadi (Bapa dan Putera dan Roh Kudus).
14. Komplikasi ketidakmengertian kaum unitarian atas ke-Allah-an Yesus mendorong mereka untuk mengangkat Melkisedek menjadi Allah karena “…Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera. Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya. (Ibr 7:2-3). Tetapi kita tahu bahwa sekalipun Melkisedek tidak berawal dan hidupnya tidak berakhir, Melkisedek “TIDAK berasal dari Roh Kudus dan Kuasa Allah” sebagaimana Yesus (Matius 1:20 dan Lukas 1:35). Lagi pula Melkisedek ciptaan Anak Allah (Yesus Kristus) sebab di dalam Dialah diciptakan segala sesuatu [Kolose 1:15-17)
15. Kaum unitatarian juga mengusulkan agar Musa disembah sebagai Allah, sebab ada firman yang mengatakan: “Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai Allah bagi Firaun, dan Harun, abangmu, akan menjadi nabimu” (Kel 7:1). Hal itu tidak dapat dilakukan karena Musa tidak berasal dari “Roh Kudus dan Kuasa Allah”, lagi pula Yesus tidak pernah juga dikatakan oleh BapaNya: Aku “mengangkat” Engkau sebagai Allah bagi seluruh umat manusia”. Alkitab mengatakan “Yesus BERASAL dari Roh Kudus dan Kuasa Allah Yang Mahatinggi”. Ini mengandaikan ada SATU Kesamaan TETAP antara Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Kesamaan itu tidak lain dalam hal SATU HAKIKAT (Ke-Allah-an) dalam Tiga Pribadi (Bapa dan Putera dan Roh Kudus).
16. Selain Melkisedek dan Musa, kaum unitarian juga mengusulkan Elia dijadikan Allah saja sebab Elia dinaikan oleh Allah ke sorga (2Raja-raja 2:11-12) tanpa melalui proses kematian seperti Yesus. Sekalipun demikian, Elia tidak berasal dari Roh Kudus dan Kuasa Allah Yang Mahatinggi. Elia tidak pernah mengatakan bahwa “aku [Elia] dan Allah [Yahwe] adalah Satu. Elia tetap Elia sebagaimana diistimewakan oleh Yesus. Kita tahu bahwa baik Melkisedek, Musa maupun Elia diciptakan dan dijadikan oleh Yesus. “Satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang olehNya SEGALA SESUATU telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup” (1Kor 8:6). “Segala sesuatu” dijadikan oleh Yesus itu berarti Melkisedek, Musa, Elia dan siapa pun sosok yang dijagokan oleh mereka yang menolak (anti dan tidak mengimani) ke-Allah-an Yesus, tetap merupakan sosok dijadikan oleh Yesus.
***
A. MELIHAT YESUS IDENTIK MELIHAT ALLAH
Kaum unitarian menolak teks-teks Alkitab: Yohanes 8:9, Yohanes 12:44-45, Yohanes 15:23, Yohanes 5:23 sebagai bukti ke-Allah-an Yesus dengan berkata:
Yesus tidak pernah dalam ayat-ayat tersebut mengklaim dirinya satu, sama dan setara dengan Bapa dalam esensi zat dan sifat. Yesus justeru mengaku sebagai utusan Bapa dan hamba Allah dan dia bilang “seorang hamba atau utusan tidaklah sama dengan tuannya yang mengutus” (Yohanes 13:16), karena “Bapa [yang mengutus] lebih besar daripada Yesus yang diutus oleh Bapa (Yohanes 14:28). Sebagai utusan yang sah, Yesus datang dalam nama Allahnya (Yohanes 5:43a).
Kaum unitarian kemudian memperkuat argumennya dengan menafsirkan ayat-ayat Alkitab berikut ini: Bapa yang mengutus lebih besar dari yang diutus (Yohanes 14:28), Yesus datang dalam nama Allah (Yohanes 5:43a), Melihat kuasa-kuasa Yesus artinya melihat kuasa-kuasa Bapa (Matius 28:18 Kisah 2:22), Barangsiapa melihat Aku, ia melihat Bapa yang mengutus Aku” harus dipahami sama dengan Yohanes 13:20 dan Matius 10:40, Yesus adalah hamba Allah yang dimuliakan dan diurapi oleh Allah sendiri (Matius 12:18, Kisah 3:13.26 4:27.30)
Jawab
1. “Mengenal Aku mengenal Bapa”. Teks lengkapnya: “Maka kata mereka kepadaNya: “Dimanakah BapaMu?”. Jawab Yesus: “Baik Aku maupun Bapa tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga BapaKu” (Yohanes 8:19).
2. Apa yang dikatakan oleh kaum unitarian itu lebih mencerminkan apa yang mereka yakini. Yesus JUGA dalam ayat-ayat tersebut tidak menyatakan bahwa DiriNya tidak sehakikat dengan Bapa, atau bukan Allah. Sebaliknya Yesus menyatakan: “Aku dan Bapa adalah Satu” (Yohanes 10:31). Yesus diutus oleh Bapa itu tidak berarti bahwa Bapa lebih ilahi daripada Yesus. Faktanya “Aku tidak seorang diri, tetapi AKU BERSAMA DENGAN DIA, yang mengutus Aku bersaksi tentang Aku” (Yohanes 8:18). Bapa tidak hanya sekadar mengutus, tetapi hadir bersama dengan Yesus yang diutusNya. Bapa ternyata juga bersaksi tentang Yesus. Jika Bapa mengutus Yesus dan ternyata hadir juga bersama Yesus untuk bersaksi tentang Yesus, maka hal tersebut tidak dapat dipakai untuk menolak HAKIKAT ke-Allah-an Yesus. Sebaliknya memperkuat penyataan ke-Allah-an Yesus. Yesus satu esensi Dzat dengan Allah. Dalam hal apa Bapa bersaksi tentang Yesus? Tidak lain adalah Bapa bersaksi tentang ke-Allah-an Yesus, sebab Yesus mengerjakan apa yang dikerjakan oleh Bapa.
“BARANGSIAPA TELAH MELIHAT AKU, IA TELAH MELIHAT BAPA; bagaimana engkau berkata: “Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku. Apa yang aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diriKu sendiri tetapi Bapa yang diam di dalam Aku. Dialah yang melakukan pekerjaanNya. Percayalah kepadaKu bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku…”(Yohanes 14:9-11).
Tidak ada cara lain untuk melihat Bapa. Tidak ada pemikiran lain untuk memahami Allah selain dengan cara memahami Yesus. Tidak ada Bapa di dalam siapa pun selain di dalam Anak. Sangat jelas sekali bahwa Yesus SEHAKIKAT dengan Bapa.
3. Yohanes 13:20 “Aku berkata kepadamu: sesungguhnya barangsiapa yang menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku”. Teks ini tidak dapat dipakai untuk menyangkal ke-Allah-an Yesus dan tidak dapat dipakai untuk menyangkal Yohanes 8:19, dan Yohanes 12:45. Beberapa alasan dapat dikemukakan.
Pertama, teks-teks Alkitab yang bersumber dari Allah tidak mungkin bertentangan dalam diriNya. Lidah dusta kekejian bagi Tuhan (Amsal 6:16-17), Lidah bercabang akan dikerat (Amsal 10:31), Apa yang ke luar dari bibir Tuhan tidak akan Dia ubah (Mazmur 35).
Kedua, Yohanes 8:19 dan Yohanes 12:45 berbicara tentang mengenal dan melihat Yesus sama dengan mengenal dan melihat Allah, sedangkan Yohanes 13:20 mengenai “menerima” murid Yesus sama dengan “menerima” Yesus, “menerima” Yesus sama dengan “menerima” Allah.
Ketiga, kata “melihat” berarti “menggunakan mata untuk memandang dan memperhatikan obyek. Obyek diketahui dan terbukti. “Mengenal” berarti “mengetahui akan”, “pernah tahu”, “mengerti akan/tentang obyek ciri/tanda-tandanya”. Kata “Melihat/mengenal Allah” berarti memandang Allah, memperhatikan Allah, mengetahui (ciri/tanda) Allah. Kata “menerima” berarti “menyambut; mengambil/mendapat sesuatu yang diberikan, dikirimkan, mengesahkan, membenarkan, menyetujui. “Menerima Allah” berarti mengesahkan, membenarkan, menyetujui, mengakui Allah. Jelaslah bahwa kedua kata: “Melihat Allah” dan “Menerima Allah” SANGAT berbeda. “Menerima Allah tidak pasti mengenal/melihat Allah, sebaliknya orang yang mengenal Allah pasti menerima Dia.
4. Sudah jelas bahwa “pengutus” dan “yang diutus” beda yakni dua pribadi yang masing-masing otonom berdiri sendiri; tetapi BELUM TENTU HAKIKAT keduanya berlainan. Misalnya seorang Presiden mengutus Wakilnya ke luar negeri. Dari segi jabatan, tentu Presiden lebih tinggi daripada Wakilnya; Presiden yang mengutus lebih tinggi daripada Wakilnya yang menjadi utusan. Tetapi itu tidak berarti bahwa Presiden lebih manusia daripada Wakilnya. Keduanya sama-sama berkodrat manusia, bukan?. Demikian juga kalau kita membaca: “Aku berkata kepadamu: “Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya, atau pun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya” (Yohanes 13:16). Teks ini tidak dapat dipakai untuk menyangkal ke-Allah-an Yesus. Apa yang diterangkan oleh Yesus dalam ayat ini adalah “hamba/utusan” TIDAKLAH LEBIH TINGGI, daripada tuan/dia yang mengutusnya, boleh jadi SAMA TINGGINYA. “Seorang murid tidak lebih daripada gurunya, atau seorang hamba daripada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia MENJADI SAMA seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia MENJADI SAMA seperti tuannya” (Matius 10:24-25). Jadi, teks Yohanes 13:16 tidak dapat dipakai untuk menolak ke-Allah-an Yesus. Yesus yang diutus Bapa menegaskan bahwa antara Yesus dan Bapa SAMA TINGGINYA (Lihat Matius 26:64, Markus 14:62, Lukas 26:69, Kisah Para Rasul 7:55-56); Yesus dan Bapa SEHAKIKAT. “Aku dan Bapa adalah Satu (Yohanes 10:30).
5. Yohanes 14:28. “Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena aku pergi kepada BapaKu, sebab Bapa lebih besar daripada Aku”. Para teolog Kristen berpendapat bahwa dalam teks ini Yesus berbicara sebagai manusia. Sebagai manusia, Bapa tentu lebih besar daripada Yesus. Kaum unitarian lain lagi. Mereka menduga bahwa dalam teks ini Yesus menyangkal ke-Allah-anNya. Menarik bahwa Yesus mengatakan “Kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada BapaKu”. Penyebab pergi kepada Bapa: Bapa lebih besar daripada Aku. Hal itu berarti juga penyebab tentu kamu bersukacita adalah Bapa lebih besar daripada Yesus. Karena Bapa adalah Allah maka itu berarti Yesus pergi kepada Allah sebab Yesus “keluar dan datang dari Allah” (Yohanes 8:42). Dia yang “datang dan keluar” dari Bapa adalah Sabda Bapa yang menjadi daging” (Yohanes 1:14). Karena “Sabda menjadi daging maka Sabda itu menjadi lebih kecil, padahal Sabda Bapa sama dengan Bapa. Kini “Sabda yang menjadi daging” itu pergi kembali kepada asalNya yakni Allah. Jadi, pernyataan “Aku pergi kepada BapaKu, sebab Bapa lebih besar daripada Aku” adalah suatu penyataan bahwa Yesus kembali kepada Allah. Karena Allah menjadi manusia maka pergi kepada Bapa berarti manusia menjadi Allah, yakni kembali ke hakekatNya semula, hakekat ke-Allah-anNya. “Aku dan Bapa adalah Satu” (Yohanes 10:30).
6. Yohanes 5:43, “Aku datang dalam nama BapaKu dan kamu tidak menerima Aku, jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia”. Teks ini cocok dikenakan kepada kaum unitarian sebab mereka menolak Yesus yang datang dalam nama BapaNya. Teks sangat jelas menandaskan bahwa Yesus datang dalam Nama BapaNya. Yesus tidak datang dalam nama manusia, atau apa pun selain BapaNya. Kami beri ilustrasi ini: “Kalau seorang Wakil Presiden datang kepada Anda dalam nama Presidennya, itu tidak berarti bahwa Presiden lebih manusia daripada Wakilnya yang datang dalam namanya. Sebaliknya, Wakil Presiden datang dalam nama Presiden mengandaikan dan menegaskan bahwa Wakil Presiden itu adalah manusia sama seperti Presidennya. Presiden tidak mungkin mengutus seorang/sesuatu yang tidak sehakikat dengan dirinya; misalnya Anjing.” Anda mungkin akan membantah dan geram lalu berteriak: “Kalau demikian, maka semua malaikat, nabi dan utusan Allah SEHAKIKAT dengan Allah, dan menjadi Allah semua?” Kalau Anda berpikir secara demikian, tentu sangat salah. Alkitab berkata: hanya Yesuslah yang datang dalam Nama Allah. Sedangkan para nabi atau malaikat, atau yang lain-lainnya datang karena diutus oleh Allah, bukan datang/diutus dalam nama Allah, “orang lain datang atas namanya sendiri”(Yohanes 14:28).
7. Kaum unitarian tidak berani mengutip lebih jauh sejumlah teks yang terlalu terang benderang membuktikan bahwa Yesus SEHAKIKAT dengan Bapa:
a).Yohanes 14:7, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal BapaKu. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia [Bapa]
b)Yohanes 14:9, “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa”
c)Yohanes 8:53-55, “…dengan siapakah Engkau samakan diriMu”. Jawab Yesus: “Jikalau Aku memuliakan diriKu sendiri, maka kemuliaanKu itu sedikit pun tidak ada artinya. BapaKulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: “Dia adalah Allah kami, padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firmanNya”
d)Yohanes 10:15, “sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa”
e)”Semua telah diserahkan kepadaKu oleh BapaKu dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya” (Matius 11:27).
Yesus mengenal BapaNya hanya dimungkinkan karena Yesus SEHAKIKAT dengan BapaNya.
8. Jika Yesus mengatakan: “Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga BapaKu” (Yoh 8:19); “Dan barangsiapa yang melihat Aku, ia melihat Dia [Bapa] yang telah mengutus Aku (Yoh 12:45); “Barangsiapa membenci Aku, ia membenci juga Bapa” (Yoh 15:23). Bagaimana mungkin Yesus berkata sedemikian terangnya, kalau antara Yesus dan BapaNya tidak terdapat kesamaan hakiki di dalamnya. Sebaliknya, bagaimana mungkin Yesus dapat mengatakan bahwa “Akulah Allah, atau Aku adalah Allah” kalau faktanya antara “Allah dan Yesus” terdapat perbedaan hakiki di dalamnya. Masuk akal kalau Yesus tidak pernah secara eksplisit mengatakan “Akulah Allah” atau “Aku adalah Allah” sebab antara Dia dan BapaNya terdapat perbedaan juga. Sebagai manusia tentu saja Yesus adalah “ciptaan” (Sabda yang menjadi daging). Bagaimanapun manusia tetaplah manusia. Berbicara tentang manusia berarti berbicara tentang daging, tulang, dan darah yang rapuh, tentang jiwa yang gelisah, hati yang sedih, rasa yang takut dan dan lain – lain. Persamaannya menyangkut HAKIKAT KE-ALLAH-AN, tetapi beda dalam Pribadi : Bapa dan Putra dan Roh Kudus. (Satu Allah dalam Tiga Pribadi).
9. Kita manusia sebagai manusia, tidak mungkin mengenal Allah sebagaimana Allah mengenal diriNya. Hanya Allah saja yang mengenal diriNya secara baik. Penting diketahui ketahui bahwa dalam ayat-ayat tersebut juga TIDAK pernah Yesus menyangkal ke-Allah-anNya. Yesus tidak pernah berkata: “Aku bukan Allah”, atau “Aku TIDAK SEHAKIKAT dengan Bapa”. Persoalan Allah Putera merupakan persoalan HAKIKAT. Yesus SEHAKIKAT dengan Bapa karena Dia berasal dari Bapa. Karena Bapa beresensi ilahi, maka Yesus yang berasal dari Bapa itu juga pasti ber-essensi ilahi (Bapa). Sejauh menyangkut “pribadi” Yesus BUKAN Bapa, TETAPI sejauh menyangkut HAKIKAT, Yesus dan Bapa SEHAKIKAT (Ke-Allah-an). Allah yang jauh dan dekat adalah Yesus. Setiap orang yang menolak imanensi Allah (Allah yang menjelma menjadi Manusia Yesus Kristus) , maka serentak ia menolak transendensi Allah (Allah yang transenden). Jika Allah yang transenden itu melulu transenden, maka Dia bukan Allah. Sebaliknya, jika Allah yang imanen itu melulu imanen, maka Dia bukan Allah.
10. Yohanes 8:55 “Aku menuruti firmanNya”. Kalau “Yesus menuruti firman Bapa”, itu tidak berarti Yesus tidak sehakikat dengan Bapa. Seorang anak yang mengikuti perkataan ayahnya, itu tidak berarti bahwa anak tidak sehakikat dengan ayah. Anak yang dapat menurut perkataan ayahnya justru membuktikan bahwa anak sehakikat dengan ayah. Demikian juga, Yesus yang menuruti firman Bapa-Nya tidak berarti bahwa Yesus tidak sehakikat dengan Bapa. Yesus yang menurut firman Bapa justru membuktikan bahwa Yesus sehakikat dengan Bapa. Kalau Bapa berkata (berfirman): “Akulah TUHAN, Allahmu: Hiduplah menurut ketetapan-ketetapanKu dengan setia dan lakukanlah peraturan-peraturanKu dengan setia, kuduskanlah hari-hari SabatKu sehingga itu menjadi peringatan diantara Aku dan kamu, supaya orang mengetahui bahwa Akulah TUHAN Allahmu” (Yehezkhiel 20:19-20). Jika Yesus menuruti firman Bapa, maka bayangkanlah sabda itu keluar darimulut Yesus. Yesus akan mengatakan hal yang persis sama. Sebalikna kalau diubah, maka itu berarti Yesus tidak menuruti firman Bapa. Katakanlah Yesus mengubah sabda itu menjadi: “Dialah TUHAN, Allah kita: Hiduplah menurut ketetapan-ketetapanNyau dengan setia dan lakukanlah peraturan-peraturanNya dengan setia, kuduskanlah hari-hari SabatKu sehingga itu menjadi peringatan diantara Dia dan kamu, supaya orang mengetahui bahwa Dialah TUHAN Allah kita”. Jika hal itu terjadi, maka Yesus tidak lagi menuruti firman Bapa, tetapi mengubah firman Bapa. Padahal Yahwe sendiri berkata: “Aku akan menaruh firmanKu dalam mulutnya dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya” (Ulangan 18:18). Jika Yesus menurut firman BapaNya dalam pengertian bahwa Yesus hanya mengikuti saja perkataan Bapa, maka pada kenyataannya Yesus tidak pernah menyampaikan firman BapaNya. Dalam bertindak dan bersabda, Yesus tidak pernah memakai otoritas BapaNya. Yesus justru memakai otoritas diriNya sendiri, bahkan Yesus banyak mengubah dan mengoreksi firman BapaNya. Firman Allah: “Mata ganti mata, gigi ganti gigi” (Keluaran 21:24). Yesus lalu memperbaiki firman Allah itu. “Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi aku berkata kepadamu: janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu” (Matius 5:38). Dapatkah seorang allah kecil manusia biasa mengubah firman Allah? Bukankah Alkitab berkata: “Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu yang kusampaikan kepadamu” (Ulangan 4:2 Lihat juga Ulangan 12:32).
11. Yesus menuruti firman Yahwe berarti: “Jika bersabda: “Akulah TUHAN, Allahmu: Hiduplah menurut ketetapan-ketetapanKu dengan setia dan lakukanlah peraturan-peraturanKu dengan setia, kuduskanlah hari-hari SabatKu sehingga itu menjadi peringatan diantara Aku dan kamu, supaya orang mengetahui bahwa Akulah TUHAN Allahmu”, maka Yesus juga harus mengucapkan kata dan kalimat yang sama, sebab Yahwe menaruh firmanNya dalam mulut Yesus. Ia kemudian menyampaikan firman itu: “Akulah TUHAN, Allahmu: Hiduplah menurut ketetapan-ketetapanKu dengan setia dan lakukanlah peraturan-peraturanKu dengan setia, kuduskanlah hari-hari SabatKu sehingga itu menjadi peringatan diantara Aku dan kamu, supaya orang mengetahui bahwa Akulah TUHAN Allahmu”. Bukankah dalam hal ini, Yesus adalah Tuhan Allah? Renungkanlah dengan baik, tanpa prasangka. Firman Yahwe tidak akan ada yang tidak terlaksana. “Demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang KUSURUHKAN kepadaNYA”. (Yesaya 55:11).
12. Namun Alkitab memberi kesaksian kepada kita bahwa sesungguhnya firman itu tetap di sorga. “Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, firman-Mu tetap teguh di sorga” (Mazmur 119:89). Pada mulanya adalah firman; firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah…Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemulianNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yohanes 1:1.14). Jika Firman Allah telah menjadi manusia, ternyata manusia yang berasal dari firman Allah itu semata-mata dimengerti sebagai manusia belaka, maka bagaimanakah Firman Allah itu “tetap teguh di sorga?”. Satu-satunya jawaban yang tak terbantahkan adalah Yesus (Firman Allah yang menjadi manusia) SEHAKIKAT dengan Bapa (dan karenanya tetap teguh di sorga).
13. Matius 28:18, “Yesus mendekati mereka dan berkata: “KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi”. Teks ini boleh dibilang teks faforit kaum unitarian untuk menolak ke-Allah-an Yesus. Yesus mendapat kuasa dari Bapa, itu tidak berarti bahwa Dia tidak sehakikat dengan Bapa, Yesus seorang utusan itu juga tidak dapat dipakai sebagai bukti bahwa Yesus bukan Allah. Alkitab sendiri TIDAK mengatakan “YESUS BUKAN ALLAH”. Yang mengatakan Yesus bukan Allah adalah kaum unitarian dan mereka dapat disebut sebagai orang yang tidak hanya melompat dari Alkitab, tetapi juga lari menjauhi Alkitab. Sama seperti, seorang anak yang menerima perintah dari orang tuanya, itu tidak berarti bahwa Anak itu BUKAN MANUSIA. Dia tetap manusia, dan justeru karena anak itu manusia, maka ia dapat melakukan kehendak bapanya. Dia berpribadi anak, tetapi sehakikat dengan bapanya yaitu manusia/kemanusiaanya. Bapa yang memberi perintah tidak berarti lebih manusia daripada anak yang menerima perintah. Bapa yang mengutus anak tidak berarti lebih manusia daripada anak yang diutus. Jadi, apa yang dinyatakan dalam Yohanes 8:19, Yoh 12:45 dan Yoh 15:23 justeru mau menegaskan bahwa Yesus dan Bapa SEHAKIKAT dalam Tiga Pribadi (Bapa dan Putera dan Roh Kudus).
14. Komplikasi ketidakmengertian kaum unitarian atas ke-Allah-an Yesus mendorong mereka untuk mengangkat Melkisedek menjadi Allah karena “…Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera. Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya. (Ibr 7:2-3). Tetapi kita tahu bahwa sekalipun Melkisedek tidak berawal dan hidupnya tidak berakhir, Melkisedek “TIDAK berasal dari Roh Kudus dan Kuasa Allah” sebagaimana Yesus (Matius 1:20 dan Lukas 1:35). Lagi pula Melkisedek ciptaan Anak Allah (Yesus Kristus) sebab di dalam Dialah diciptakan segala sesuatu [Kolose 1:15-17)
15. Kaum unitatarian juga mengusulkan agar Musa disembah sebagai Allah, sebab ada firman yang mengatakan: “Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai Allah bagi Firaun, dan Harun, abangmu, akan menjadi nabimu” (Kel 7:1). Hal itu tidak dapat dilakukan karena Musa tidak berasal dari “Roh Kudus dan Kuasa Allah”, lagi pula Yesus tidak pernah juga dikatakan oleh BapaNya: Aku “mengangkat” Engkau sebagai Allah bagi seluruh umat manusia”. Alkitab mengatakan “Yesus BERASAL dari Roh Kudus dan Kuasa Allah Yang Mahatinggi”. Ini mengandaikan ada SATU Kesamaan TETAP antara Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Kesamaan itu tidak lain dalam hal SATU HAKIKAT (Ke-Allah-an) dalam Tiga Pribadi (Bapa dan Putera dan Roh Kudus).
16. Selain Melkisedek dan Musa, kaum unitarian juga mengusulkan Elia dijadikan Allah saja sebab Elia dinaikan oleh Allah ke sorga (2Raja-raja 2:11-12) tanpa melalui proses kematian seperti Yesus. Sekalipun demikian, Elia tidak berasal dari Roh Kudus dan Kuasa Allah Yang Mahatinggi. Elia tidak pernah mengatakan bahwa “aku [Elia] dan Allah [Yahwe] adalah Satu. Elia tetap Elia sebagaimana diistimewakan oleh Yesus. Kita tahu bahwa baik Melkisedek, Musa maupun Elia diciptakan dan dijadikan oleh Yesus. “Satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang olehNya SEGALA SESUATU telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup” (1Kor 8:6). “Segala sesuatu” dijadikan oleh Yesus itu berarti Melkisedek, Musa, Elia dan siapa pun sosok yang dijagokan oleh mereka yang menolak (anti dan tidak mengimani) ke-Allah-an Yesus, tetap merupakan sosok dijadikan oleh Yesus.
***
Duel- Jumlah posting : 86
Join date : 18.04.11
Yesus Sehakikat Dengan Allah: Penyembahan Yesus
B. PENYEMBAHAN YESUS
Alkitab memberikan bukti yang otentik bahwa orang-orang sezamanNya menyembah Yesus. Yesus tidak pernah menolak tindakan mereka itu. Padahal Yesus tahu bahwa Yahwe sendirilah yang harus disembah. “Terpujilah Allah…karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah mereka. (Daniel 3:28) dan “Juga janganlah kamu mengikuti allah lain untuk beribadah dan sujud menyembah padanya; janganlah kamu menimbulkan sakit hati-Ku dengan buatan tanganmu, supaya jangan Aku mendatangkan malapetaka kepadamu. (Yeremia 25:6)
1. Kaum unitarian menolak menyembah Yesus sebagai Allah. Mereka lebih senang kalau menyembah Yesus sebagai manusia. Itulah sebabnya mereka menolak Alkitab yang mengindikasikan penyembahan kepada Yesus; Matius 2:2.8.11; Mtius 8:2, Matius 9:18, Matius 15:25, Matius 28:9, Lukas 24:52, Ibrani 1:6.
2. Bagi kita, Yesus adalah Allah serentak Manusia. Kaum unitarian biasanya menggunakan teks yang mengindikasikan kemanusiaan Yesus untuk menolak ke-Allah-annya. Jika keberatan kaum unitarian terletak pada pemakaian kata “proskuneo” yang memiliki fungsi/makna ganda: “menyembah” Allah dan “menghormati” manusia; maka pada dasarnya tidak dapat juga dipakai untuk menolak ke-Allah-an Yesus. Kami kutip pendapat kaum unitarian: “Dalam bahasa Yunani, kata menyembah yang sering dipakai itu adalah “Proskuneo”, nah, kata ‘proskuneo’ ini mengandung arti menyembah BISA dalam makna “MENGHORMATI”. Proskuneo BISA digunakan untuk “menghormati/menyembah” Allah sejati dan juga orang-orang yang berkedudukan tinggi”.
3. Kaum unitarian memperkuat argumennya dengan mengutip Kejadian 23:7 “Kemudian bangunlah Abraham lalu sujud kepada bani Het, penduduk negeri itu” ; “Maka pulanglah budak itu, lalu tampillah Daud dari sebelah bukit batu, ia sujud dengan mukanya ke tanah dan menyembah ke tanah” (1Sam 20:41), “lalu Daud berlutut dengan mukanya ke tanah dan sujud menyembah” (1Sam 24:9).
4. Kita dapat mengajukan argumentasi berdasarkan teks Matius 4:8-11. “Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.” (Matius 4:8-11). Apa yang dikatakan oleh Yesus ini sebenarnya diarahkan baik kepada Bapa maupun DiriNya. Jika Yesus memerintahkan: Hanya menyembah Allah dan hanya berbakti kepadaNya, mengapa ketika banyak orang menyembahNya ia tidak melarangnya? Yesus tidak melarang penyembahan kepadaNya, padahal penyembahan hanya boleh diberikan kepada Allah, maka kesimpulannya Yesus adalah SEHAKIKAT dengan Allah.
5. Kaum unitarian menafsirkannya secara lain. Mereka mengatakan bahwa kata “menyembah Yesus” sebenarnya berarti “menghormati Yesus”. Mengapa tidak langsung saja diterjemahkan “menghormati Yesus”? Kaum unitarian kemudian menuduh bahwa penterjemahlah yang salah menerjemahkan kata bahasa Ibrani, Yunani, atau Latin ke dalam bahasa Indonesia. Lain kali mereka mengatakan bahwa banyak kata Ibrani, Yunani, atau Latin mengandung makna ganda. Di lain waktu lagi kaum unitarian mengatakan bahwa teks asli Alkitab tidak mengenal tanda baca. Penterjemahlah yang sesuka hatinya memberikan tanda baca sehingga membawa pengertian yang tidak akurat bagi suatu teks. Pendeknya kesalahan terletak pada terjemahan. Argumentasi semacam itu biasanya dipakai oleh kaum unitarian manakala mereka mengalami kesulitan untuk memahami suatu teks, mereka tidak lagi menemukan argumentasi yang kuat untuk mendukung klaimnya, maka paling gampang menuduh penterjemahlah yang salah.
6. Jika semua kata “menyembah” harus dimengerti sebagai “menghormati” maka kata “menyembah” yang keluar dari mulut Iblis harus juga dimengerti sebagai “MENGHORMATI”. “Semua itu akan kuberikan kepadaMu, jika Engkau sujud menyembah aku.” (Matius 4:9). Demikian juga kata “menyembah” yang keluar dari mulut Yesus harus dimengerti sebagai “menghormati” (Matius 4:10). Jika maksudnya hanya sekadar menghormati, mengapa memakai kata “ HARUS dan HANYA”. “Harus menyembah Tuhan, Allahmu” dan “hanya kepada Dia saja berbakti”? Bukankah Yesus tahu bahwa setiap orang Israel harus menghormati orangtuanya dan bahkan berbakti kepada mereka? (1Tim 5:4, Kel 12:20). Artinya orang Israel pun dilarang untuk menghormati orang tuanya sebab hanya Allahlah yang patut dihormati.
7. Jika kita mengikuti tafsiran kaum unitarian, maka konsekwensi dari pernyataan Yesus ini adalah: Pertama harus menghormati Allah dan siapa pun dilarang berbakti kepada selain Allah. Artinya tidak ada larangan untuk mendapat penghormatan dari sispa pun, tetapi penghormatan kepada Allah sifatnya HARUS. Faktanya, Rasul-rasul menolak hormat/penghormatan (Kis 10:25-26. 14:14-18), Herodes mati karena menerima hormat/penghormatan (Kis 12:12-20), Malaikat menolak hormat/penghormatan (Wahyu 19:10. 22:8-9), TETAPI mereka diperintahkan oleh Allah untuk menghormati Yesus (Ibr 1:6). Mengapa Yesus tidak menolak hormat/penghormatan yang diberikan kepadaNya oleh orang-orang di sekitarnya? Mengapa Dia tidak mati seperti Herodes? Atau bukankah Yesus perlu belajar dari malaikat? Hal lain yang perlu dipikirkan. “Hanya kepada Allah saja engkau berbakti”. Faktanya Paulus mengajarkan kita untuk berbakti kepada orang tua. “Jikalau seorang janda mempunyai anak atau cucu hendaknya mereka itu pertama-tama belajar berbakti kepada kaum keluarganya sendiri dan membalas budi orang tua dan nenek mereka karena itulah yang berkenan kepada Allah” (1Tim 5:4 , Ulangan 5:16) Kedua, jika semua kata “menyembah” yang dikenakan kepada Yesus harus dimengerti sebagai “menghormati” Yesus, maka kata “menyembah” yang keluar dari mulut Yesus harus juga dimengerti sebagai “MENGHORMATI”. Yesus berkata: “Enyahlah Iblis. Sebab ada tertulis: Engkau harus menghormati Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti” (Mat 4:10). Faktanya, banyak orang menghormati Yesus dan diperintahkan untuk menghormati Yesus (Ibr 1:6), sementara para muridNya menolak dihormati (Kisah 10:25-26), para malaikat pun menolak untuk dihormati (Wahyu 19:10. 22:8-9), bahkan Herodes mati karena menerima penghormatan ilahi (Kisah Para Rasul 12:12-20).
8. Kaum unitarian harus menyelesaikan persoalan-persoalan yang kita kemukakan di atas secara arif. Bahasa/kata apa pun yang dipakai, kaum unitarian tetap menghadapi persoalan yang serius. Satu-satunya kesimpulan adalah Yesus tidak melarang orang yang memberi hormat/penghormatan kepadaNya karena Ia SEHAKIKAT dengan BapaNya. Yesus adalah Allah. Akhirnya kita tahu bahwa Yesus menjelaskan hakikatNya yang sama/identik dengan Bapa melalui kata dan tindakanNya. Itu lebih baik agar kita tidak puas diri, tetapi selalu mencari jawaban atas pertanyaan Yesus: “Apa katamu, siapakah Aku ini”?
9. Apa yang dapat dilakukan oleh Abraham dan Daud dapat kita maklumi sebab wahyu Allah masih harus disempurnakan dalam dan melalui Yesus Kristus. Dengan kata lain, pada jaman Abraham dan Daud wahyu belum tuntas. Rasanya Allah tidak bijak kalau Dia menghukum orang berlaku salah padahal Dia belum memberikan seluruh wahyuNya. “Musa berkata: “Bahkan korban sembelihan dan korban bakaran harus engkau berikan kepada kami, supaya kami menyediakannya untuk TUHAN, Allah kami….DAN KAMI TIDAK TAHU DENGAN APAKAH KAMI HARUS BERIBADAH KEPADA TUHAN SEBELUM SAMPAI KE SANA” (Keluaran 10:25-26). Artinya Musa dan bangsanya dapat beribadah kepada Tuhan hanya dengan korban sembelihan dan korban bakaran. Mereka belum belum memahami benar tentang larangan Yahwe: “Tetapi jika engkau sama sekali melupakan TUHAN, Allahmu, dan mengikuti allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya, aku memperingatkan kepadamu hari ini, bahwa kamu pasti binasa; seperti bangsa-bangsa, yang dibinasakan TUHAN di hadapanmu, kamupun akan binasa, sebab kamu tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu." (Ulangan 8:19-20). Kenyataannya, banyak orang Israel yang menyembah allah selain Yahwe. Alkitab memberi informasi kepada kita. “Hal itu terjadi, karena orang Israel telah berdosa kepada TUHAN, Allah mereka, yang telah menuntun mereka dari tanah Mesir dari kekuasaan Firaun, raja Mesir, dan karena mereka telah menyembah allah lain, 17:8 dan telah hidup menurut adat istiadat bangsa-bangsa yang telah dihalau TUHAN dari depan orang Israel, dan menurut ketetapan yang telah dibuat raja-raja Israel. 17:9 Dan orang Israel telah menjalankan hal-hal yang tidak patut terhadap TUHAN, Allah mereka.” (2Raja-raja 17:7-9).
***
Alkitab memberikan bukti yang otentik bahwa orang-orang sezamanNya menyembah Yesus. Yesus tidak pernah menolak tindakan mereka itu. Padahal Yesus tahu bahwa Yahwe sendirilah yang harus disembah. “Terpujilah Allah…karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah mereka. (Daniel 3:28) dan “Juga janganlah kamu mengikuti allah lain untuk beribadah dan sujud menyembah padanya; janganlah kamu menimbulkan sakit hati-Ku dengan buatan tanganmu, supaya jangan Aku mendatangkan malapetaka kepadamu. (Yeremia 25:6)
1. Kaum unitarian menolak menyembah Yesus sebagai Allah. Mereka lebih senang kalau menyembah Yesus sebagai manusia. Itulah sebabnya mereka menolak Alkitab yang mengindikasikan penyembahan kepada Yesus; Matius 2:2.8.11; Mtius 8:2, Matius 9:18, Matius 15:25, Matius 28:9, Lukas 24:52, Ibrani 1:6.
2. Bagi kita, Yesus adalah Allah serentak Manusia. Kaum unitarian biasanya menggunakan teks yang mengindikasikan kemanusiaan Yesus untuk menolak ke-Allah-annya. Jika keberatan kaum unitarian terletak pada pemakaian kata “proskuneo” yang memiliki fungsi/makna ganda: “menyembah” Allah dan “menghormati” manusia; maka pada dasarnya tidak dapat juga dipakai untuk menolak ke-Allah-an Yesus. Kami kutip pendapat kaum unitarian: “Dalam bahasa Yunani, kata menyembah yang sering dipakai itu adalah “Proskuneo”, nah, kata ‘proskuneo’ ini mengandung arti menyembah BISA dalam makna “MENGHORMATI”. Proskuneo BISA digunakan untuk “menghormati/menyembah” Allah sejati dan juga orang-orang yang berkedudukan tinggi”.
3. Kaum unitarian memperkuat argumennya dengan mengutip Kejadian 23:7 “Kemudian bangunlah Abraham lalu sujud kepada bani Het, penduduk negeri itu” ; “Maka pulanglah budak itu, lalu tampillah Daud dari sebelah bukit batu, ia sujud dengan mukanya ke tanah dan menyembah ke tanah” (1Sam 20:41), “lalu Daud berlutut dengan mukanya ke tanah dan sujud menyembah” (1Sam 24:9).
4. Kita dapat mengajukan argumentasi berdasarkan teks Matius 4:8-11. “Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.” (Matius 4:8-11). Apa yang dikatakan oleh Yesus ini sebenarnya diarahkan baik kepada Bapa maupun DiriNya. Jika Yesus memerintahkan: Hanya menyembah Allah dan hanya berbakti kepadaNya, mengapa ketika banyak orang menyembahNya ia tidak melarangnya? Yesus tidak melarang penyembahan kepadaNya, padahal penyembahan hanya boleh diberikan kepada Allah, maka kesimpulannya Yesus adalah SEHAKIKAT dengan Allah.
5. Kaum unitarian menafsirkannya secara lain. Mereka mengatakan bahwa kata “menyembah Yesus” sebenarnya berarti “menghormati Yesus”. Mengapa tidak langsung saja diterjemahkan “menghormati Yesus”? Kaum unitarian kemudian menuduh bahwa penterjemahlah yang salah menerjemahkan kata bahasa Ibrani, Yunani, atau Latin ke dalam bahasa Indonesia. Lain kali mereka mengatakan bahwa banyak kata Ibrani, Yunani, atau Latin mengandung makna ganda. Di lain waktu lagi kaum unitarian mengatakan bahwa teks asli Alkitab tidak mengenal tanda baca. Penterjemahlah yang sesuka hatinya memberikan tanda baca sehingga membawa pengertian yang tidak akurat bagi suatu teks. Pendeknya kesalahan terletak pada terjemahan. Argumentasi semacam itu biasanya dipakai oleh kaum unitarian manakala mereka mengalami kesulitan untuk memahami suatu teks, mereka tidak lagi menemukan argumentasi yang kuat untuk mendukung klaimnya, maka paling gampang menuduh penterjemahlah yang salah.
6. Jika semua kata “menyembah” harus dimengerti sebagai “menghormati” maka kata “menyembah” yang keluar dari mulut Iblis harus juga dimengerti sebagai “MENGHORMATI”. “Semua itu akan kuberikan kepadaMu, jika Engkau sujud menyembah aku.” (Matius 4:9). Demikian juga kata “menyembah” yang keluar dari mulut Yesus harus dimengerti sebagai “menghormati” (Matius 4:10). Jika maksudnya hanya sekadar menghormati, mengapa memakai kata “ HARUS dan HANYA”. “Harus menyembah Tuhan, Allahmu” dan “hanya kepada Dia saja berbakti”? Bukankah Yesus tahu bahwa setiap orang Israel harus menghormati orangtuanya dan bahkan berbakti kepada mereka? (1Tim 5:4, Kel 12:20). Artinya orang Israel pun dilarang untuk menghormati orang tuanya sebab hanya Allahlah yang patut dihormati.
7. Jika kita mengikuti tafsiran kaum unitarian, maka konsekwensi dari pernyataan Yesus ini adalah: Pertama harus menghormati Allah dan siapa pun dilarang berbakti kepada selain Allah. Artinya tidak ada larangan untuk mendapat penghormatan dari sispa pun, tetapi penghormatan kepada Allah sifatnya HARUS. Faktanya, Rasul-rasul menolak hormat/penghormatan (Kis 10:25-26. 14:14-18), Herodes mati karena menerima hormat/penghormatan (Kis 12:12-20), Malaikat menolak hormat/penghormatan (Wahyu 19:10. 22:8-9), TETAPI mereka diperintahkan oleh Allah untuk menghormati Yesus (Ibr 1:6). Mengapa Yesus tidak menolak hormat/penghormatan yang diberikan kepadaNya oleh orang-orang di sekitarnya? Mengapa Dia tidak mati seperti Herodes? Atau bukankah Yesus perlu belajar dari malaikat? Hal lain yang perlu dipikirkan. “Hanya kepada Allah saja engkau berbakti”. Faktanya Paulus mengajarkan kita untuk berbakti kepada orang tua. “Jikalau seorang janda mempunyai anak atau cucu hendaknya mereka itu pertama-tama belajar berbakti kepada kaum keluarganya sendiri dan membalas budi orang tua dan nenek mereka karena itulah yang berkenan kepada Allah” (1Tim 5:4 , Ulangan 5:16) Kedua, jika semua kata “menyembah” yang dikenakan kepada Yesus harus dimengerti sebagai “menghormati” Yesus, maka kata “menyembah” yang keluar dari mulut Yesus harus juga dimengerti sebagai “MENGHORMATI”. Yesus berkata: “Enyahlah Iblis. Sebab ada tertulis: Engkau harus menghormati Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti” (Mat 4:10). Faktanya, banyak orang menghormati Yesus dan diperintahkan untuk menghormati Yesus (Ibr 1:6), sementara para muridNya menolak dihormati (Kisah 10:25-26), para malaikat pun menolak untuk dihormati (Wahyu 19:10. 22:8-9), bahkan Herodes mati karena menerima penghormatan ilahi (Kisah Para Rasul 12:12-20).
8. Kaum unitarian harus menyelesaikan persoalan-persoalan yang kita kemukakan di atas secara arif. Bahasa/kata apa pun yang dipakai, kaum unitarian tetap menghadapi persoalan yang serius. Satu-satunya kesimpulan adalah Yesus tidak melarang orang yang memberi hormat/penghormatan kepadaNya karena Ia SEHAKIKAT dengan BapaNya. Yesus adalah Allah. Akhirnya kita tahu bahwa Yesus menjelaskan hakikatNya yang sama/identik dengan Bapa melalui kata dan tindakanNya. Itu lebih baik agar kita tidak puas diri, tetapi selalu mencari jawaban atas pertanyaan Yesus: “Apa katamu, siapakah Aku ini”?
9. Apa yang dapat dilakukan oleh Abraham dan Daud dapat kita maklumi sebab wahyu Allah masih harus disempurnakan dalam dan melalui Yesus Kristus. Dengan kata lain, pada jaman Abraham dan Daud wahyu belum tuntas. Rasanya Allah tidak bijak kalau Dia menghukum orang berlaku salah padahal Dia belum memberikan seluruh wahyuNya. “Musa berkata: “Bahkan korban sembelihan dan korban bakaran harus engkau berikan kepada kami, supaya kami menyediakannya untuk TUHAN, Allah kami….DAN KAMI TIDAK TAHU DENGAN APAKAH KAMI HARUS BERIBADAH KEPADA TUHAN SEBELUM SAMPAI KE SANA” (Keluaran 10:25-26). Artinya Musa dan bangsanya dapat beribadah kepada Tuhan hanya dengan korban sembelihan dan korban bakaran. Mereka belum belum memahami benar tentang larangan Yahwe: “Tetapi jika engkau sama sekali melupakan TUHAN, Allahmu, dan mengikuti allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya, aku memperingatkan kepadamu hari ini, bahwa kamu pasti binasa; seperti bangsa-bangsa, yang dibinasakan TUHAN di hadapanmu, kamupun akan binasa, sebab kamu tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu." (Ulangan 8:19-20). Kenyataannya, banyak orang Israel yang menyembah allah selain Yahwe. Alkitab memberi informasi kepada kita. “Hal itu terjadi, karena orang Israel telah berdosa kepada TUHAN, Allah mereka, yang telah menuntun mereka dari tanah Mesir dari kekuasaan Firaun, raja Mesir, dan karena mereka telah menyembah allah lain, 17:8 dan telah hidup menurut adat istiadat bangsa-bangsa yang telah dihalau TUHAN dari depan orang Israel, dan menurut ketetapan yang telah dibuat raja-raja Israel. 17:9 Dan orang Israel telah menjalankan hal-hal yang tidak patut terhadap TUHAN, Allah mereka.” (2Raja-raja 17:7-9).
***
Duel- Jumlah posting : 86
Join date : 18.04.11
Yesus Sehakikat Dengan Allah: Kemahatahuan dan Kuasa Yesus Membuat Mukjizat
C. KEMAHATAHUAN DAN KUASA YESUS MEMBUAT MUKJIZAT
Menurut kaum Unitarian:
Orang Kristen mengimani: “Yesus adalah Allah” hanya karena Kemahatahuan Yesus: dapat mengetahui pikiran manusia (Matius 9:4 dan Matius 12:25), Yesus tahu apa yang ada di dalam hati manusia (Yohanes 2:24-25), Yesus tahu dari semula, siapa yang percaya dan siapa yang menyerahkan Dia (Yohanes 6:64).
Kaum unitarian lalu menolak teks-teks di atas dengan mendasarkan pemahamannya pada teks Matius 24:36, Markus 13:32, Kisah Para Rasul 9:40, 2Raja 13:20-21, Matius 28:18, 2Raja 6:17.20, 2Raja 5:10-11, Mazmur 62:12.
Jawab
1. Orang Kristen meyakini bahwa Yesus adalah Allah TIDAK HANYA KARENA YESUS MAHATAHU.
2. Teks Alkitab yang menegaskan kemahatahuan Yesus tidak hanya sebatas teks yang telah disebutkan oleh kaum unitarian [Matius 9:4 dan Matius 12:25, Yohanes 2:24-25, Yohanes 6:64). Teks Alkitab lainnya bahwa Yesus Mahatahu:
• Yesus mengetahui kejahatan hati manusia [Matius 22:18]
• Yesus mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh manusia [Markus 2:8]
• Yesus mengetahui apa yang dipercakapkan manusia [Markus 8:17]
• Yesus adalah Allah yang mengetahui hati manusia [Lukas 16:15]
• Yesus mengetahui maksud hati manusia yang licik [Lukas 20:23]
• Mengetahui hati manusia yang tidak memiliki kasih akan Allah [Yohanes 5:42]
• Mengetahui segala sesuatu [Yohanes 16:29-30, Yohanes 21:17]]
• Di dalam Yesus tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan [Roma 2:2-3].
• Mengetehaui segala “segala pekerjaanmu…” [Wahyu 2:2. 18-20, 3:1-21]
• Menarik bahwa para murid (para rasul) mengetahui bahwa Yesus mengetahui segala sesuatu, sedangkan kaum unitarian tidak mengetahui bahwa Yesus mengetahui segala sesuatu, sementara orang Yahudi begitu heran, “bagaimanakah orang ini mempunyai pengetahuan yang demikian tanpa belajar!” (Yohanes 7:15).
3. Kita lihat teks yang dipakai oleh kaum unitarian untuk menolak Kemahatahuan Yesus.
a. Teks Matius 24:35-36 “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu. Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri."
Menurut kaum unitarian dalam teks ini Yesus tidak Mahatahu. Karenanya, Dia bukan Allah”.
Jawab:
Ayat ini menegaskan kemanusiaan Yesus yang terbatas. Perhatikan kata-kata yang dipergunakanNya: “Anakpun tidak, hanya Bapa saja.”. Menarik bahwa Yesus tidak mengatakan “Anak Allah pun tidak, hanya Allah (Yahwe/Elohim) saja”.
Jadi, teks ini memperlihatkan kemanusiaan Yesus.
Beberapa alasan dikemukakan. Yesus memakai kata “Anak” dan “Bapa” BUKAN “Anak Allah dan Allah/Yahwe/Elohim”. Ke-Allah-an Yesus tidak terletak pada pemakaian kata “Anak” tetapi pada gabungan antara kata “Anak” dan “Allah” yaitu Anak Allah, dan buka anak allah/allah kecil sebagaimana disarankan oleh kaum unitarian. Apakah pemakaian kata “Anak Allah” tidak memiliki arti khusus dalam pemikiran Yesus selain daripada bahwa Dia hanya manusia luar biasa? Ingat Yesus TIDAK PERNAH MENGATAKAN BAHWA “AKU ADALAH MANUSIA LUAR BIASA. Keallahan Yesus justeru terletak pada: HAKIKATNYA yang setara dengan Allah, BapaNya.
Perhatikan ayat sebelumnya:
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” (Matius 24:34-35).
Kaum unitarian harus menerima kenyataan bahwa Yesus tidak lebih dari seorang pendusta sebab langit dan bumi BELUM BERLALU padahal semua murid dan pendengarNya telah berlalu. Bukankah perkataan Yesus tidak akan berlalu? Artinya, nubuat Yesus ini amat meleset, bukan? Hal itu dapat dimengerti jika kaum unitarian menerima kenyataan bahwa dalam ayat ini Yesus berbicara sebagai manusia biasa. Ia tidak mengetahui segala-galanya. Sebagai manusia biasa seperti kita, kecuali dalam hal dosa, Yesus tidak Mahatahu segalanya. Sedangkan sebagai Anak Allah (Anak yang sehakikat dengan Bapa) Ia Mahatahu segala-galanya (Yohanes 16:29-30). Oleh karena Yesus memperlihatkan ketidaktahuanNyalah maka kita kenal bahwa Dia benar-benar manusia. Kita TIDAK DAPAT memakai kemanusiaan Yesus untuk menolak ke-Allah-anNya. Yesus memilik satu Pribadi dengan Dua Kodrat; sesuatu yang mencengangkan bagi seorang rasionalisme material unitarian.
Kalau ada sesuatu yang “HANYA” boleh diketahui oleh Bapa, itu tidak berarti bahwa Anak tidak SEHAKIKAT dengan Bapa. Bukankah, “seluruh ke penuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, (Kolose 1:19) dan “Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus. Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan, dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa. (Kolose 2:8-10)
b. Teks Matius 28:18 “Yesus mendekati mereka dan berkata: “KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi”.
Ini tidak berarti bahwa Yesus tidak SEHAKIKAT dengan Bapa. “KepadaKu telah DIBERIKAN” berarti dan maksudnya kuasa sorga dan bumi telah diwahyukan, telah dinyatakan, telah tersingkap dan terungkap di dalam Yesus. Dalam Yesus nyatalah segala kuasa Allah, dalam Yesus terealisirlah segala kuasa sorga dan bumi. Para murid yang sebelumnya memahami kuasa Allah di tempat yang tinggi, kini menjadi hadir dan dekat dalam Yesus. Alla tidak lagi jauh, tetapi telah menjadi dekat dan hadir di sini, dalam sejarah manusia.
c. Teks Markus 13:32 “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja”.
Jawab
• Teks ini sama sekali tidak mengatakan bahwa Yesus tidak SEHAKIKAT dengan Bapa.
• Yang pasti Yesus tahu tanda-tanda kiamat. "Pada masa itu, sesudah siksaan itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Dan pada waktu itupun Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dan akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung bumi sampai ke ujung langit” (Markus 13:24-27).
• Yesus tidak tahu “hari atau saat kiamat itu” menunjukkan bahwa Yesus adalah sungguh manusia seperti kita. Perhatikan kalimatnya secara cermat: “Tentang hari atau saat itu tidak SEORANG pun yang tahu….dan Anak pun tidak…”. Yesus memakai kata “SEORANG” untuk menunjuk kepada kemanusiaanNya.
• Pernyataan ayat 13:32 lebih menekankan otoritas Yahwe. Sebagaimana awal kehidupan segala sesuatu di bumi [termasuk Yesus yang mengenakan tubuh insani kita] demikian juga akhir dari semuanya itu ada dalam otoritas Yahwe semata.
d. Teks Mazmur 62:12-13. “Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar: bahwa kuasa dari Allah asalnya dan daripadaMu juga kasih setia, ya Tuhan sebab engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya”.
Teks ini tidak dapat dipakai untuk menyangkal KEALLAHAN YESUS. Mazmur ini sebaliknya mengandung petunjuk yang kuat bahwa Yesus adalah Allah. Yesus berkuasa (Lukas 9:1 dan Lukas 10:19), pada hal kuasa dari Allah asalnya. Itu artinya secara tidak langsung pemazmur mengakui bahwa Yesus adalah Allah. Kuasa manakah yang dimiliki oleh Bapa tetapi tidak dimiliki oleh Yesus? Perhatikan dan bacalah dengan tenang pernyataan Alkitab 2Petrus 1:1-11 berikut ini:
“1:1. Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. 1:2 Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita. 1:3 Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. 1:4 Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. 1:5. Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, 1:6 dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, 1:7 dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. 1:8 Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. 1:9 Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan. 1:10 Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung. 1:11 Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus”.
Teks di atas amat terang benderang di sampaikan kepada kita bahwa Yesus adalah Allah. Dia berkuasa dan oleh kuasa ilahiNya (kuasa ke-Allah-hanNya) telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna.
Salah satu sifat Allah adalah Mahatahu. Yesus sangat tepat disebut Allah karena Ia mengetahui segala sesuatu yang menurut akal pikiran manusiawi kita adalah mustahil. Walaupun demikian, tetap kita sadari bahwa Yesus tidak hanya melulu Allah, tetapi juga manusia seperti kita, kecuali dalam hal dosa. Sebagai manusia, Yesus tidaklah Mahatahu. Sebagai Pribadi yang berkodrat manusia, Ia mempunyai keterbatasan juga.
***
D. MUKJIZAT-MUKJIZAT
Kami mengutip pendapat kaum unitarian sebagai berikut.
“Kemudian soal mujizat, itu adalah karena telah diberi kuasa oleh Allah, Petrus juga bisa menghidupkan orang mati (Kisah 9:40). Demikian juga Elisa, mayat-mayat yang kena tulang-tulangnya bisa hidup kembali (2Raj 13:20-21). Yesus ‘sakti’ saat masih hidup, sedangkan Elisa ‘sakti’ ketika sudah jadi mayat dan tulang. Nah! Siapa yang lebih hebat? Kalau perbuatan Yesus dikatakan ajaib, maka Elisa tampaknya lebih ajaib daripada Yesus. Dengan diberi kuasa dari Allah (Matius 28:18), Yesus bisa menyembuhkan orang buta, Elisa juga bisa (2Raj 6:17.20), Yesus menyembuhkan orang kusta, Elisa juga (2Raj 5:10-11). Semua kuasa dan mujizat sumber asalnya dari Allah (Mazmur 62:12). Yesus, para rasul, Elisa dan para nabi, mereka tahu banyak hal dan berkuasa, tapi mereka TIDAK Mahatahu dan Mahakuasa. Tahu bukan Mahatahu, berkuasa bukan Mahakuasa”
Jawab
1. Kisah Para Rasul 9:40. Dari manakah kuasa mujizat Petrus? Inilah jawabannya: “Kata Petrus kepadanya: "Eneas, YESUS KRISTUS menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!" Seketika itu juga bangunlah orang itu….Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata: "Tabita, bangkitlah!" Lalu Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk.” (Kisah Para Rasul 9:34.40). Jadi, Petrus dapat menyembuhkan orang lain karena Yesus. Perhatikan tindakan Petrus berikut ini “Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah. Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah” (Kisah 3:6-9). Siapakah Allah yang dipuji oleh orang yang tadinya lumpuh itu, namun kini berjalan? Jika Allah yang dimaksud oleh orang lumpuh itu adalah Yahwe (Bapa), maka perlu dipikirkan kembali. Orang itu disembuhkan bukan oleh Yahwe, Bapa tetapi oleh NAMA YESUS. “…dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi” (Filipi 2:10), “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah Para Rasul 4:12). Sampai hari ini, kaum unitarian masih berusaha untuk mampu membuktikan bahwa ada orang yang dapat sembuh dan bangkit dari kematian dalam Nama Elisa, atau Musa atau nabi-nabi lainnya. Kita dapat menantikan laporan mereka. Kalau demikian siapakah Yesus orang Nazareth itu? Kaum unitarian menjagokan Elisa daripada Yesus karena tulangnya dan mayat Elisa dapat membangkitkan orang mati, mereka lupa bahwa tulang dan mayat Elisa sendiri tidak bangkit. Sedangkan Yesus, sebelum wafatNya, Ia menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati (Lukas 17:11), tulang dan dagingNya hidup kembali (Markus 16:1-, dan oleh NamaNya orang mati dibangkitkan (Kisah Para Rasul 3:6-9) dan orang yang percaya kepadaNya memperoleh hidup kekal. (Yohanes 6:25-59)
2. Teks 2Raja 5:10-11 dan 2Raja 13:20-21. Bagaimana dengan tindakan Elisa?. Ingat, Elisa adalah ciptaan Yesus. Yesus menciptakan Elisa. Tindakan hebat apa pun dilakukan oleh Elisa, ia tidak akan melebihi Penciptanya. “Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. (Yohanes 1:2-4; baca juga 1Kor 8:6; Kolose 1:16).
Perhatikan perkataan Elisa: “Elisa menjawab: "Demi TUHAN yang hidup, yang di hadapan-Nya aku menjadi pelayan” (2Raj 5:16).
Bandingkan dengan perkataan Yesus: “Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.” (Lukas 5:13). Elisa berperan sebagai perantara kekuatan Yesus. Elisa dapat menyembuhkan dan membangkitkan orang mati karena kekuatan dari Allah. “Lalu berdoalah Elisa: “Ya TUHAN bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat”. Maka TUHAN membuka mata bujangnya itu sehingga ia melihat…berkatalah Elisa: Ya TUHAN, bukalah mata orang-orang ini supaya mereka melihat. Lalu TUHAN membuka mata mereka, sehingga mereka melihat dan heran ” (2Raja 6:17.20).
Sementara, Yesus menyembuhkan orang sakit karena kuat-kuasa kata-kataNya sendiri. “Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!" Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya “(Lukas 7:11-15).
3. Jadi, Yesus bertindak atas nama dan kuasa kata-kataNya sendiri, sedangkan para nabi lainnya bertindak atas nama dan kuasa Yahwe dan Yesus. Kesimpulan satu-satunya: antara Yahwe dan Yesus memiliki kesetaraan/kesamaan. Yesus dan Bapa SEHAKIKAT, satu HAKIKAT dalam Tiga Pribadi (Bapa dan Putera dan Roh Kudus)
***
Menurut kaum Unitarian:
Orang Kristen mengimani: “Yesus adalah Allah” hanya karena Kemahatahuan Yesus: dapat mengetahui pikiran manusia (Matius 9:4 dan Matius 12:25), Yesus tahu apa yang ada di dalam hati manusia (Yohanes 2:24-25), Yesus tahu dari semula, siapa yang percaya dan siapa yang menyerahkan Dia (Yohanes 6:64).
Kaum unitarian lalu menolak teks-teks di atas dengan mendasarkan pemahamannya pada teks Matius 24:36, Markus 13:32, Kisah Para Rasul 9:40, 2Raja 13:20-21, Matius 28:18, 2Raja 6:17.20, 2Raja 5:10-11, Mazmur 62:12.
Jawab
1. Orang Kristen meyakini bahwa Yesus adalah Allah TIDAK HANYA KARENA YESUS MAHATAHU.
2. Teks Alkitab yang menegaskan kemahatahuan Yesus tidak hanya sebatas teks yang telah disebutkan oleh kaum unitarian [Matius 9:4 dan Matius 12:25, Yohanes 2:24-25, Yohanes 6:64). Teks Alkitab lainnya bahwa Yesus Mahatahu:
• Yesus mengetahui kejahatan hati manusia [Matius 22:18]
• Yesus mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh manusia [Markus 2:8]
• Yesus mengetahui apa yang dipercakapkan manusia [Markus 8:17]
• Yesus adalah Allah yang mengetahui hati manusia [Lukas 16:15]
• Yesus mengetahui maksud hati manusia yang licik [Lukas 20:23]
• Mengetahui hati manusia yang tidak memiliki kasih akan Allah [Yohanes 5:42]
• Mengetahui segala sesuatu [Yohanes 16:29-30, Yohanes 21:17]]
• Di dalam Yesus tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan [Roma 2:2-3].
• Mengetehaui segala “segala pekerjaanmu…” [Wahyu 2:2. 18-20, 3:1-21]
• Menarik bahwa para murid (para rasul) mengetahui bahwa Yesus mengetahui segala sesuatu, sedangkan kaum unitarian tidak mengetahui bahwa Yesus mengetahui segala sesuatu, sementara orang Yahudi begitu heran, “bagaimanakah orang ini mempunyai pengetahuan yang demikian tanpa belajar!” (Yohanes 7:15).
3. Kita lihat teks yang dipakai oleh kaum unitarian untuk menolak Kemahatahuan Yesus.
a. Teks Matius 24:35-36 “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu. Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri."
Menurut kaum unitarian dalam teks ini Yesus tidak Mahatahu. Karenanya, Dia bukan Allah”.
Jawab:
Ayat ini menegaskan kemanusiaan Yesus yang terbatas. Perhatikan kata-kata yang dipergunakanNya: “Anakpun tidak, hanya Bapa saja.”. Menarik bahwa Yesus tidak mengatakan “Anak Allah pun tidak, hanya Allah (Yahwe/Elohim) saja”.
Jadi, teks ini memperlihatkan kemanusiaan Yesus.
Beberapa alasan dikemukakan. Yesus memakai kata “Anak” dan “Bapa” BUKAN “Anak Allah dan Allah/Yahwe/Elohim”. Ke-Allah-an Yesus tidak terletak pada pemakaian kata “Anak” tetapi pada gabungan antara kata “Anak” dan “Allah” yaitu Anak Allah, dan buka anak allah/allah kecil sebagaimana disarankan oleh kaum unitarian. Apakah pemakaian kata “Anak Allah” tidak memiliki arti khusus dalam pemikiran Yesus selain daripada bahwa Dia hanya manusia luar biasa? Ingat Yesus TIDAK PERNAH MENGATAKAN BAHWA “AKU ADALAH MANUSIA LUAR BIASA. Keallahan Yesus justeru terletak pada: HAKIKATNYA yang setara dengan Allah, BapaNya.
Perhatikan ayat sebelumnya:
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” (Matius 24:34-35).
Kaum unitarian harus menerima kenyataan bahwa Yesus tidak lebih dari seorang pendusta sebab langit dan bumi BELUM BERLALU padahal semua murid dan pendengarNya telah berlalu. Bukankah perkataan Yesus tidak akan berlalu? Artinya, nubuat Yesus ini amat meleset, bukan? Hal itu dapat dimengerti jika kaum unitarian menerima kenyataan bahwa dalam ayat ini Yesus berbicara sebagai manusia biasa. Ia tidak mengetahui segala-galanya. Sebagai manusia biasa seperti kita, kecuali dalam hal dosa, Yesus tidak Mahatahu segalanya. Sedangkan sebagai Anak Allah (Anak yang sehakikat dengan Bapa) Ia Mahatahu segala-galanya (Yohanes 16:29-30). Oleh karena Yesus memperlihatkan ketidaktahuanNyalah maka kita kenal bahwa Dia benar-benar manusia. Kita TIDAK DAPAT memakai kemanusiaan Yesus untuk menolak ke-Allah-anNya. Yesus memilik satu Pribadi dengan Dua Kodrat; sesuatu yang mencengangkan bagi seorang rasionalisme material unitarian.
Kalau ada sesuatu yang “HANYA” boleh diketahui oleh Bapa, itu tidak berarti bahwa Anak tidak SEHAKIKAT dengan Bapa. Bukankah, “seluruh ke penuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, (Kolose 1:19) dan “Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus. Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan, dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa. (Kolose 2:8-10)
b. Teks Matius 28:18 “Yesus mendekati mereka dan berkata: “KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi”.
Ini tidak berarti bahwa Yesus tidak SEHAKIKAT dengan Bapa. “KepadaKu telah DIBERIKAN” berarti dan maksudnya kuasa sorga dan bumi telah diwahyukan, telah dinyatakan, telah tersingkap dan terungkap di dalam Yesus. Dalam Yesus nyatalah segala kuasa Allah, dalam Yesus terealisirlah segala kuasa sorga dan bumi. Para murid yang sebelumnya memahami kuasa Allah di tempat yang tinggi, kini menjadi hadir dan dekat dalam Yesus. Alla tidak lagi jauh, tetapi telah menjadi dekat dan hadir di sini, dalam sejarah manusia.
c. Teks Markus 13:32 “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja”.
Jawab
• Teks ini sama sekali tidak mengatakan bahwa Yesus tidak SEHAKIKAT dengan Bapa.
• Yang pasti Yesus tahu tanda-tanda kiamat. "Pada masa itu, sesudah siksaan itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Dan pada waktu itupun Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dan akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung bumi sampai ke ujung langit” (Markus 13:24-27).
• Yesus tidak tahu “hari atau saat kiamat itu” menunjukkan bahwa Yesus adalah sungguh manusia seperti kita. Perhatikan kalimatnya secara cermat: “Tentang hari atau saat itu tidak SEORANG pun yang tahu….dan Anak pun tidak…”. Yesus memakai kata “SEORANG” untuk menunjuk kepada kemanusiaanNya.
• Pernyataan ayat 13:32 lebih menekankan otoritas Yahwe. Sebagaimana awal kehidupan segala sesuatu di bumi [termasuk Yesus yang mengenakan tubuh insani kita] demikian juga akhir dari semuanya itu ada dalam otoritas Yahwe semata.
d. Teks Mazmur 62:12-13. “Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar: bahwa kuasa dari Allah asalnya dan daripadaMu juga kasih setia, ya Tuhan sebab engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya”.
Teks ini tidak dapat dipakai untuk menyangkal KEALLAHAN YESUS. Mazmur ini sebaliknya mengandung petunjuk yang kuat bahwa Yesus adalah Allah. Yesus berkuasa (Lukas 9:1 dan Lukas 10:19), pada hal kuasa dari Allah asalnya. Itu artinya secara tidak langsung pemazmur mengakui bahwa Yesus adalah Allah. Kuasa manakah yang dimiliki oleh Bapa tetapi tidak dimiliki oleh Yesus? Perhatikan dan bacalah dengan tenang pernyataan Alkitab 2Petrus 1:1-11 berikut ini:
“1:1. Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. 1:2 Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita. 1:3 Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. 1:4 Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. 1:5. Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, 1:6 dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, 1:7 dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. 1:8 Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. 1:9 Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan. 1:10 Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung. 1:11 Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus”.
Teks di atas amat terang benderang di sampaikan kepada kita bahwa Yesus adalah Allah. Dia berkuasa dan oleh kuasa ilahiNya (kuasa ke-Allah-hanNya) telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna.
Salah satu sifat Allah adalah Mahatahu. Yesus sangat tepat disebut Allah karena Ia mengetahui segala sesuatu yang menurut akal pikiran manusiawi kita adalah mustahil. Walaupun demikian, tetap kita sadari bahwa Yesus tidak hanya melulu Allah, tetapi juga manusia seperti kita, kecuali dalam hal dosa. Sebagai manusia, Yesus tidaklah Mahatahu. Sebagai Pribadi yang berkodrat manusia, Ia mempunyai keterbatasan juga.
***
D. MUKJIZAT-MUKJIZAT
Kami mengutip pendapat kaum unitarian sebagai berikut.
“Kemudian soal mujizat, itu adalah karena telah diberi kuasa oleh Allah, Petrus juga bisa menghidupkan orang mati (Kisah 9:40). Demikian juga Elisa, mayat-mayat yang kena tulang-tulangnya bisa hidup kembali (2Raj 13:20-21). Yesus ‘sakti’ saat masih hidup, sedangkan Elisa ‘sakti’ ketika sudah jadi mayat dan tulang. Nah! Siapa yang lebih hebat? Kalau perbuatan Yesus dikatakan ajaib, maka Elisa tampaknya lebih ajaib daripada Yesus. Dengan diberi kuasa dari Allah (Matius 28:18), Yesus bisa menyembuhkan orang buta, Elisa juga bisa (2Raj 6:17.20), Yesus menyembuhkan orang kusta, Elisa juga (2Raj 5:10-11). Semua kuasa dan mujizat sumber asalnya dari Allah (Mazmur 62:12). Yesus, para rasul, Elisa dan para nabi, mereka tahu banyak hal dan berkuasa, tapi mereka TIDAK Mahatahu dan Mahakuasa. Tahu bukan Mahatahu, berkuasa bukan Mahakuasa”
Jawab
1. Kisah Para Rasul 9:40. Dari manakah kuasa mujizat Petrus? Inilah jawabannya: “Kata Petrus kepadanya: "Eneas, YESUS KRISTUS menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!" Seketika itu juga bangunlah orang itu….Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata: "Tabita, bangkitlah!" Lalu Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk.” (Kisah Para Rasul 9:34.40). Jadi, Petrus dapat menyembuhkan orang lain karena Yesus. Perhatikan tindakan Petrus berikut ini “Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah. Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah” (Kisah 3:6-9). Siapakah Allah yang dipuji oleh orang yang tadinya lumpuh itu, namun kini berjalan? Jika Allah yang dimaksud oleh orang lumpuh itu adalah Yahwe (Bapa), maka perlu dipikirkan kembali. Orang itu disembuhkan bukan oleh Yahwe, Bapa tetapi oleh NAMA YESUS. “…dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi” (Filipi 2:10), “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah Para Rasul 4:12). Sampai hari ini, kaum unitarian masih berusaha untuk mampu membuktikan bahwa ada orang yang dapat sembuh dan bangkit dari kematian dalam Nama Elisa, atau Musa atau nabi-nabi lainnya. Kita dapat menantikan laporan mereka. Kalau demikian siapakah Yesus orang Nazareth itu? Kaum unitarian menjagokan Elisa daripada Yesus karena tulangnya dan mayat Elisa dapat membangkitkan orang mati, mereka lupa bahwa tulang dan mayat Elisa sendiri tidak bangkit. Sedangkan Yesus, sebelum wafatNya, Ia menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati (Lukas 17:11), tulang dan dagingNya hidup kembali (Markus 16:1-, dan oleh NamaNya orang mati dibangkitkan (Kisah Para Rasul 3:6-9) dan orang yang percaya kepadaNya memperoleh hidup kekal. (Yohanes 6:25-59)
2. Teks 2Raja 5:10-11 dan 2Raja 13:20-21. Bagaimana dengan tindakan Elisa?. Ingat, Elisa adalah ciptaan Yesus. Yesus menciptakan Elisa. Tindakan hebat apa pun dilakukan oleh Elisa, ia tidak akan melebihi Penciptanya. “Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. (Yohanes 1:2-4; baca juga 1Kor 8:6; Kolose 1:16).
Perhatikan perkataan Elisa: “Elisa menjawab: "Demi TUHAN yang hidup, yang di hadapan-Nya aku menjadi pelayan” (2Raj 5:16).
Bandingkan dengan perkataan Yesus: “Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.” (Lukas 5:13). Elisa berperan sebagai perantara kekuatan Yesus. Elisa dapat menyembuhkan dan membangkitkan orang mati karena kekuatan dari Allah. “Lalu berdoalah Elisa: “Ya TUHAN bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat”. Maka TUHAN membuka mata bujangnya itu sehingga ia melihat…berkatalah Elisa: Ya TUHAN, bukalah mata orang-orang ini supaya mereka melihat. Lalu TUHAN membuka mata mereka, sehingga mereka melihat dan heran ” (2Raja 6:17.20).
Sementara, Yesus menyembuhkan orang sakit karena kuat-kuasa kata-kataNya sendiri. “Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!" Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya “(Lukas 7:11-15).
3. Jadi, Yesus bertindak atas nama dan kuasa kata-kataNya sendiri, sedangkan para nabi lainnya bertindak atas nama dan kuasa Yahwe dan Yesus. Kesimpulan satu-satunya: antara Yahwe dan Yesus memiliki kesetaraan/kesamaan. Yesus dan Bapa SEHAKIKAT, satu HAKIKAT dalam Tiga Pribadi (Bapa dan Putera dan Roh Kudus)
***
Duel- Jumlah posting : 86
Join date : 18.04.11
Yesus Sehakikat Dengan Allah: Pengampunan Dosa
E. PENGAMPUNAN DOSA
Kaum unitarian menolak bahwa Yesus berkuasa mengampuni dosa. Mereka berpendapat bahwa Yesus dapat mengampuni dosa bukan dari diriNya sendiri, tetapi dari Allah (Yahwe). Kaum unitarian mengambil teks Matius 29:18 dan Kisah Para Rasul 2:22 untuk memperkuat pendapat mereka. Dengan itu, mereka menolak bahwa Yesus SEHAKIKAT dengan Allah.
Pokok ini kita bahas secara cermat. Alkitab memberi kesaksian bahwa tanpa darah Kristus, tidak ada pengampunan. Allah menolak pengampunan dengan darah binatang. Tanpa darah Kristus tidak ada keselamatan. Tanpa darah Kristus tidak ada pendamaian.
1. Peran Darah Kristus
a. “Tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan”. (Ibr 9-10)
b. Jemaat diperoleh Allah dengan darah Yesus (Kisah Para Rasul 20:28)
c. Jalan pendamaian karena iman dalam darah Yesus (Roma 3:25)
d. Kita dibenarkan oleh darah Yesus (Roma 5:9)
e. Oleh darah Yesus kita beroleh penebusan (Efesus 1:7)
f. Kita menjadi dekat oleh darah Yesus (Efesus 2:13)
g. Pendamaian oleh darah salib Yesus (Kolose 1:20)
h. Oleh darah Yesus kita menjadi penuh (10:19)
i. Darah Yesus menguduskan (Ibr 13:12)
j. 1Yohanes 1:7 “dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.
k. Surat 1Yohanes 1:7-9. “1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. 1:8. Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. (1Yohanes 7-9)
l. Matius 26:28 Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.
m. Kisah Para Rasul 10:42-43 “10:42 Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati. 10:43 Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya." (Kisah Para Rasul 10:42-43)
n. Ibrani 10:10, “Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh (darah) Yesus”
2. Korban Binatang Ditolak Allah.
a. Mazmur 51:18 Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya.
b. Amos 5:21-22 “Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perayaanmu. Sungguh apabila kamu mempersembahkan kepadaKu korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang.”
c. Ibrani 10:1-6. “Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. 10:2 Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya. 10:3 Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. 10:4 Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. 10:5 Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku--. 10:6 Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.”
d. Mazmur 40:7 “Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan dan korban sajian, tetapi Engkau telah membuka telingaku; korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau tuntut.“
e. Yeremia 6:20 “Apakah gunanya bagiKu kamu bawa kemenyan dari Syeba dan tebu yang baik dari negeri yang jauh? Aku tidak berkenan kepada korban-korban bakaranmu dan korban-korban sembelihanmu tidak menyenangkan hatiKu”
f. Hosea 6:6 “Aku menyukai kasih setia dan bukan korban sembelihan”
3. Peran Darah Binatang Ditolak Allah.
a. Yesaya 1:11 "Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?" firman TUHAN; "Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai.
b. Ibrani 10:1-10 “Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya. Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. 10:4 Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku--. Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan. Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku." Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" --meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat--. Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua. Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus. “
4. Allah Sendirilah Yang Menghapus Dosa.
a. 2Tawarik 7:14-15. 7:14 dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka. 7:15 Sekarang mata-Ku terbuka dan telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini.
b. Ayub 14:16. Sungguhpun Engkau menghitung langkahku, Engkau tidak akan memperhatikan dosaku;
c. Yesaya 38:17 Engkau telah melemparkan segala dosaku jauh dari hadapan-Mu.
d. Bilangan 14:18-20.“TUHAN itu berpanjangan sabar dan kasih setia-Nya berlimpah-limpah, Ia mengampuni kesalahan dan pelanggaran,…Ampunilah kiranya kesalahan bangsa ini sesuai dengan kebesaran kasih setia-Mu, seperti Engkau telah mengampuni bangsa ini mulai dari Mesir sampai ke mari." Berfirmanlah TUHAN: "Aku mengampuninya sesuai dengan permintaanmu. “
e. 1Raja 8:30 Dan dengarkanlah permohonan hamba-Mu dan umat-Mu Israel yang mereka panjatkan di tempat ini; bahwa Engkau juga yang mendengarnya di tempat kediaman-Mu di sorga; dan apabila Engkau mendengarnya, maka Engkau akan mengampuni.
f. 2Tawarik 7:13-15. “ Bilamana Aku menutup langit, sehingga tidak ada hujan, dan bilamana Aku menyuruh belalang memakan habis hasil bumi, dan bilamana Aku melepaskan penyakit sampar di antara umat-Ku, dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka. Sekarang mata-Ku terbuka dan telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini”
g. Nehemia 9:17. Mereka menolak untuk patuh dan tidak mengingat perbuatan-perbuatan yang ajaib yang telah Kaubuat di antara mereka. Mereka bersitegang leher malah berkeras kepala untuk kembali ke perbudakan di Mesir. Tetapi Engkaulah Allah yang sudi mengampuni, yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya. Engkau tidak meninggalkan mereka.
h. Mazmur 78:38. Mazmur 78:37-39 “Hati mereka tidak tetap pada Dia, dan mereka tidak setia pada perjanjian-Nya. Tetapi Ia bersifat penyayang, Ia mengampuni kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan murka-Nya dan tidak membangkitkan segenap amarah-Nya. Ia ingat bahwa mereka itu daging, angin yang berlalu, yang tidak akan kembali”.
i. Mazmur 86:2-7 “Peliharalah nyawaku, sebab aku orang yang Kaukasihi, selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu. Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku. Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya TUHAN, dan perhatikanlah suara permohonanku. Pada hari kesesakanku aku berseru kepada-Mu, sebab Engkau menjawab aku.
j. Matius 6:14-15 “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
k. Markus 1:4 “demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu."
l. Lukas 3:3-6 “Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu, seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan."
m. Kolose 2:13-15 “Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib: Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka.”
n. 1Yohanes 1:5-10 “Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. 1:6 Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran. 1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. 1:8. Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. 1:10 Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
5. Alkitab juga ternyata memberi kesaksian bahwa Yesus mengampuni dosa
a. Yohanes 1:29 “Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. “
b. Matius 9:2 “Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni."
c. Markus 2:5 “Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"
d. Lukas 5:20-24 “Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: "Hai saudara, dosamu sudah diampuni." Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: "Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:"Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"
e. Matius 9:6-8 “Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni." Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: "Ia menghujat Allah." Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: "Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:"Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan orang itupun bangun lalu pulang. Maka orang banyak yang melihat hal itu takut lalu memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada manusia.
f. Kolose 3:12-13 “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian”
g. Kisah 26:15.18 “Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu… supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan. “
h. Efesus 1:7-8 “Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.”
i. 1Yohanes 1:7 “Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa”
j. Ibr 9:24-26 “Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita. Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri. Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.
k. Ibr 10:8-10 “Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" --meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat--. Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua. Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
Allah tidak mencurahkan darahNya, padahal syarat untuk penghapusan dosa ialah darah, yaitu DARAH YESUS dan BUKAN darah binatang, atau kuasa Allah. Allah memang berkuasa mengampuni dosa, tetapi kuasa itu tidak dapat digunakan oleh Allah tanpa darah Kristus. Faktanya, ternyata Allah telah mengampuni dosa juga. Itu artinya? Sesungguhnya darah Yesus telah berkarya sebelum segala jaman, sejak kekal dan dalam kekekalan Allah. Demikianlah fakta yang membuktikan bahwa Yesus adalah SEHAKIKAT dengan Allah. Yesus tetap terbedakan dari Bapa, Yahwe. Yesus terbedakan dari Bapa dalam ke-Pribadi-anNya; tetapi Yesus satu HAKIKAT dengan Bapa dalam ke-Allah-an. Itulah maksud/makna yang paling dalam dari kata “DIBERIKAN”. Kuasa Yesus berasal dari ke-Allah-anNya yang sudah ada sejak kekal dan dalam kekekalan bersama Bapa. Seorang Bapa yang memberi kuasa kepada anaknya tidak berarti bahwa bapa lebih manusia daripada anak. Bapa dapat memberikan kuasanya kepada anak hanya karena anak adalah manusia seperti dirinya. Tidaklah mungkin bapa dapat memberikan kuasa kepada “sesuatu” yang bukan manusia. Bapa sorgawi juga demikian. Ia dapat memberikan kuasaNya kepada AnakNya hanya karena anakNya sehakikat dengan diriNya.
Anda mungkin akan berpikir bahwa para murid juga mendapat kuasa dari Yesus. Kalau begitu, para murid juga adalah Allah. Kita harus ingat bahwa Yesus memiliki kodrat yang unik. Dia adalah Allah serentak Manusia. Yesus dapat memberi kuasaNya kepada para murid hanya karena para murid adalah manusia yang sehakikat dengan diriNya yakni sama-sama manusia. “Pemberian kuasa” ini tidak dapat dikacaukan dengan “kuasa tertentu yang dimiliki (bawaan lahir)” oleh makhluk ciptaan, misalnya “kucing berkuasa atas tikus”, “anjing berkuasa atas kucing” lalu manusia berkuasa atas tikus, kucing dan anjing. “Kuasa” itu tidak boleh diartikan bahwa Allah [Bapa] berkodrat binatang/manusiawi juga sebab faktanya “kuasa” itu diberikan oleh Allah juga (Kejadian 1:28). Kuasa yang kita miliki adalah kuasa manusiawi, dan bukan “telah diberikan kepadaKu segala kuasa di sorga dan di bumi”. “Segala kuasa di sorga dan di bumi “ adalah menyangkut Kemahakuasaan Yesus.
***
Kaum unitarian menolak bahwa Yesus berkuasa mengampuni dosa. Mereka berpendapat bahwa Yesus dapat mengampuni dosa bukan dari diriNya sendiri, tetapi dari Allah (Yahwe). Kaum unitarian mengambil teks Matius 29:18 dan Kisah Para Rasul 2:22 untuk memperkuat pendapat mereka. Dengan itu, mereka menolak bahwa Yesus SEHAKIKAT dengan Allah.
Pokok ini kita bahas secara cermat. Alkitab memberi kesaksian bahwa tanpa darah Kristus, tidak ada pengampunan. Allah menolak pengampunan dengan darah binatang. Tanpa darah Kristus tidak ada keselamatan. Tanpa darah Kristus tidak ada pendamaian.
1. Peran Darah Kristus
a. “Tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan”. (Ibr 9-10)
b. Jemaat diperoleh Allah dengan darah Yesus (Kisah Para Rasul 20:28)
c. Jalan pendamaian karena iman dalam darah Yesus (Roma 3:25)
d. Kita dibenarkan oleh darah Yesus (Roma 5:9)
e. Oleh darah Yesus kita beroleh penebusan (Efesus 1:7)
f. Kita menjadi dekat oleh darah Yesus (Efesus 2:13)
g. Pendamaian oleh darah salib Yesus (Kolose 1:20)
h. Oleh darah Yesus kita menjadi penuh (10:19)
i. Darah Yesus menguduskan (Ibr 13:12)
j. 1Yohanes 1:7 “dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.
k. Surat 1Yohanes 1:7-9. “1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. 1:8. Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. (1Yohanes 7-9)
l. Matius 26:28 Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.
m. Kisah Para Rasul 10:42-43 “10:42 Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati. 10:43 Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya." (Kisah Para Rasul 10:42-43)
n. Ibrani 10:10, “Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh (darah) Yesus”
2. Korban Binatang Ditolak Allah.
a. Mazmur 51:18 Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya.
b. Amos 5:21-22 “Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perayaanmu. Sungguh apabila kamu mempersembahkan kepadaKu korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang.”
c. Ibrani 10:1-6. “Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. 10:2 Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya. 10:3 Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. 10:4 Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. 10:5 Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku--. 10:6 Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.”
d. Mazmur 40:7 “Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan dan korban sajian, tetapi Engkau telah membuka telingaku; korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau tuntut.“
e. Yeremia 6:20 “Apakah gunanya bagiKu kamu bawa kemenyan dari Syeba dan tebu yang baik dari negeri yang jauh? Aku tidak berkenan kepada korban-korban bakaranmu dan korban-korban sembelihanmu tidak menyenangkan hatiKu”
f. Hosea 6:6 “Aku menyukai kasih setia dan bukan korban sembelihan”
3. Peran Darah Binatang Ditolak Allah.
a. Yesaya 1:11 "Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?" firman TUHAN; "Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai.
b. Ibrani 10:1-10 “Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya. Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. 10:4 Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku--. Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan. Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku." Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" --meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat--. Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua. Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus. “
4. Allah Sendirilah Yang Menghapus Dosa.
a. 2Tawarik 7:14-15. 7:14 dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka. 7:15 Sekarang mata-Ku terbuka dan telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini.
b. Ayub 14:16. Sungguhpun Engkau menghitung langkahku, Engkau tidak akan memperhatikan dosaku;
c. Yesaya 38:17 Engkau telah melemparkan segala dosaku jauh dari hadapan-Mu.
d. Bilangan 14:18-20.“TUHAN itu berpanjangan sabar dan kasih setia-Nya berlimpah-limpah, Ia mengampuni kesalahan dan pelanggaran,…Ampunilah kiranya kesalahan bangsa ini sesuai dengan kebesaran kasih setia-Mu, seperti Engkau telah mengampuni bangsa ini mulai dari Mesir sampai ke mari." Berfirmanlah TUHAN: "Aku mengampuninya sesuai dengan permintaanmu. “
e. 1Raja 8:30 Dan dengarkanlah permohonan hamba-Mu dan umat-Mu Israel yang mereka panjatkan di tempat ini; bahwa Engkau juga yang mendengarnya di tempat kediaman-Mu di sorga; dan apabila Engkau mendengarnya, maka Engkau akan mengampuni.
f. 2Tawarik 7:13-15. “ Bilamana Aku menutup langit, sehingga tidak ada hujan, dan bilamana Aku menyuruh belalang memakan habis hasil bumi, dan bilamana Aku melepaskan penyakit sampar di antara umat-Ku, dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka. Sekarang mata-Ku terbuka dan telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini”
g. Nehemia 9:17. Mereka menolak untuk patuh dan tidak mengingat perbuatan-perbuatan yang ajaib yang telah Kaubuat di antara mereka. Mereka bersitegang leher malah berkeras kepala untuk kembali ke perbudakan di Mesir. Tetapi Engkaulah Allah yang sudi mengampuni, yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya. Engkau tidak meninggalkan mereka.
h. Mazmur 78:38. Mazmur 78:37-39 “Hati mereka tidak tetap pada Dia, dan mereka tidak setia pada perjanjian-Nya. Tetapi Ia bersifat penyayang, Ia mengampuni kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan murka-Nya dan tidak membangkitkan segenap amarah-Nya. Ia ingat bahwa mereka itu daging, angin yang berlalu, yang tidak akan kembali”.
i. Mazmur 86:2-7 “Peliharalah nyawaku, sebab aku orang yang Kaukasihi, selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu. Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku. Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya TUHAN, dan perhatikanlah suara permohonanku. Pada hari kesesakanku aku berseru kepada-Mu, sebab Engkau menjawab aku.
j. Matius 6:14-15 “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
k. Markus 1:4 “demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu."
l. Lukas 3:3-6 “Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu, seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan."
m. Kolose 2:13-15 “Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib: Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka.”
n. 1Yohanes 1:5-10 “Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. 1:6 Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran. 1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. 1:8. Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. 1:10 Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
5. Alkitab juga ternyata memberi kesaksian bahwa Yesus mengampuni dosa
a. Yohanes 1:29 “Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. “
b. Matius 9:2 “Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni."
c. Markus 2:5 “Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"
d. Lukas 5:20-24 “Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: "Hai saudara, dosamu sudah diampuni." Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: "Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:"Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"
e. Matius 9:6-8 “Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni." Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: "Ia menghujat Allah." Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: "Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:"Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan orang itupun bangun lalu pulang. Maka orang banyak yang melihat hal itu takut lalu memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada manusia.
f. Kolose 3:12-13 “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian”
g. Kisah 26:15.18 “Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu… supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan. “
h. Efesus 1:7-8 “Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.”
i. 1Yohanes 1:7 “Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa”
j. Ibr 9:24-26 “Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita. Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri. Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.
k. Ibr 10:8-10 “Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" --meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat--. Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua. Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
Allah tidak mencurahkan darahNya, padahal syarat untuk penghapusan dosa ialah darah, yaitu DARAH YESUS dan BUKAN darah binatang, atau kuasa Allah. Allah memang berkuasa mengampuni dosa, tetapi kuasa itu tidak dapat digunakan oleh Allah tanpa darah Kristus. Faktanya, ternyata Allah telah mengampuni dosa juga. Itu artinya? Sesungguhnya darah Yesus telah berkarya sebelum segala jaman, sejak kekal dan dalam kekekalan Allah. Demikianlah fakta yang membuktikan bahwa Yesus adalah SEHAKIKAT dengan Allah. Yesus tetap terbedakan dari Bapa, Yahwe. Yesus terbedakan dari Bapa dalam ke-Pribadi-anNya; tetapi Yesus satu HAKIKAT dengan Bapa dalam ke-Allah-an. Itulah maksud/makna yang paling dalam dari kata “DIBERIKAN”. Kuasa Yesus berasal dari ke-Allah-anNya yang sudah ada sejak kekal dan dalam kekekalan bersama Bapa. Seorang Bapa yang memberi kuasa kepada anaknya tidak berarti bahwa bapa lebih manusia daripada anak. Bapa dapat memberikan kuasanya kepada anak hanya karena anak adalah manusia seperti dirinya. Tidaklah mungkin bapa dapat memberikan kuasa kepada “sesuatu” yang bukan manusia. Bapa sorgawi juga demikian. Ia dapat memberikan kuasaNya kepada AnakNya hanya karena anakNya sehakikat dengan diriNya.
Anda mungkin akan berpikir bahwa para murid juga mendapat kuasa dari Yesus. Kalau begitu, para murid juga adalah Allah. Kita harus ingat bahwa Yesus memiliki kodrat yang unik. Dia adalah Allah serentak Manusia. Yesus dapat memberi kuasaNya kepada para murid hanya karena para murid adalah manusia yang sehakikat dengan diriNya yakni sama-sama manusia. “Pemberian kuasa” ini tidak dapat dikacaukan dengan “kuasa tertentu yang dimiliki (bawaan lahir)” oleh makhluk ciptaan, misalnya “kucing berkuasa atas tikus”, “anjing berkuasa atas kucing” lalu manusia berkuasa atas tikus, kucing dan anjing. “Kuasa” itu tidak boleh diartikan bahwa Allah [Bapa] berkodrat binatang/manusiawi juga sebab faktanya “kuasa” itu diberikan oleh Allah juga (Kejadian 1:28). Kuasa yang kita miliki adalah kuasa manusiawi, dan bukan “telah diberikan kepadaKu segala kuasa di sorga dan di bumi”. “Segala kuasa di sorga dan di bumi “ adalah menyangkut Kemahakuasaan Yesus.
***
Duel- Jumlah posting : 86
Join date : 18.04.11
Yesus Sehakikat Dengan Allah: Gelar Alfa dan Omega dan Anak Allah,
F. GELAR ALFA DAN OMEGA
Kaum unitarian menolak Yesus SEHAKIKAT dengan Allah. Kaum unitarian beranggapan bahwa kita meng-Amin-kan Yesus sehakikat dengan Allah (Wahyu 22:13) karena kalau Yesus bukanlah Yahwe itu sendiri, mengapa nama Alfa dan Omega bisa pula disebutkan pada Yesus? Jawabannya, kata kaum unitarian, jelas dan terang benderang seperti tertulis di Injil Yohanes 17:11-12 dalam perkataan (doa)nya Yesus sendiri berkata: “Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. 17:12 Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku;…”
Apakah Wahyu 22:13 menolak ke-Allah-an Yesus? Dalam ayat tersebut tidak ada pernyataan: “Yesus TIDAK SEHAKIKAT dengan Allah atau Yesus BUKAN Allah; juga tidak ada pernyataan bahwa tegas Yesus adalah Allah”. Yang pasti NAMA/GELAR Alfa dan Omega, NAMA/GELAR yang dikhususkan /milik Yahwe/Allah juga berlaku bagi Yesus. Maksudnya: Yesus juga bergelar “ALFA dan OMEGA”.
Kaum unitarian beranggapan bahwa gelar ALFA dan OMEGA itu DIBERIKAN oleh Allah/Yahwe kepada Yesus. Kalau itu benar, lalu apa maksud dan artinya kalau Yahwe memberikan gelar itu kepada Yesus? Apa yang mau dikatakan dan dinyatakan oleh Yahwe dengan memberi NAMANYA (ALLAH) SENDIRI; yaitu ALFA dan OMEGA kepada YESUS? Atau untuk apa Yahwe berlelah-lelah memberikan NAMANYA SENDIRI kepada AnakNya Yang Tunggal?
Sayangnya kaum unitarian tidak menjelaskan hal itu secara rinci selain mencomot ayat-ayat Alkitab sekenanya saja. Mereka puas dengan mempersoalkan bahwa Nama/Gelar Alfa dan Omega yang disandang oleh Yesus diberikan oleh Yahwe. Kemudian mereka mengutip Yohanes 17:11-12 sebagai pendasarannya. Kaum unitarian tidak sampai pada maksud Allah yakni suatu pernyataan dan penyataan bahwa Yesus SEHAKIKAT dengan DiriNya (Yahwe), sebab kalau tidak demikian, maka agaknya Yahwe kaum unitarian berbeda dengan Yahwenya murid-murid Kristus.
Ilustrasi! Kalau seseorang DIBERIKAN gelar/jabatan Presiden oleh Penguasa Tertinggi (RAKYAT), dimana gelar/jabatan/nama PRESIDEN itu bertindak juga sebagai KEPALA NEGARA; maka tentu karena ada maksudnya agar Presiden itu selaku pemegang kekuasaan eksekutif; bertindak sebagai KEPALA NEGARA dimana semua orang tunduk dan taat kepadanya, termasuk rakyat yang tadinya “Penguasa Tertinggi/ Pemberi Gelar itu. Presiden berhak dan berkewajiban penuh untuk mengatur jalannya roda pemerintahan, SEMENTARA rakyat harus taat kepadanya (Presiden), berhak dan berkewajiban melaksanakan kebijakan presiden tersebut. Dalam suatu negara, HANYA ADA SATU PRESIDEN, hanya ada satu KEPALA/PEMIMPIN/RAJA, atau apa pun namanya.
Kalau Yesus DIBERIKAN gelar (kalau benar gelar itu diberikan oleh Allah), dimana gelar itu berarti Awal dan Akhir (maksudnya:Asal, Penyebab Pertama segala sesuatu, serentak Tujuan Akhir segala sesuatu, atau berarti KEKEKALAN ALLAH); maka itu berarti pula Yesus adalah Awal dan Akhir, Penyebab Pertama segala sesuatu, serentak Tujuan Akhir segala sesuatu, atau berarti KEKEKALAN ALLAH.
Jadi, Yohanes 17:11-12 tidak dapat dipakai untuk menolak ke-Allah-an Yesus, sebaliknya menegaskan bahwa Yesus SEHAKIKAT dengan Allah. Bahasa/kata DIBERIKAN tidaklah mutlak ditafsirkan bahwa “Allah selaku Pemberi lebih Allah daripada Allah yang menerima”. Bandingkan: “tidaklah tepat seorang yang memberi lebih manusia daripada seorang yang menerima”. Juga tidaklah tepat, “seorang yang mengutus lebih manusia daripada seorang yang menerima dan menjalankan tugas perutusan”.
Untuk memperkuat argumennya, kaum unitarian memakai juga Wahyu 13:123:12 “Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru”. Teks ini kemudian ditambah oleh kaum unitarian menjadi: “Barangsiapa menang, …padanya akan Kutuliskan [diberi] nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.” Kata “Kutiliskan” tentu tidak sama dengan “diberi”. Yesus menuliskan nama Yahwe pada umat-umat Allah yang benar, tetapi itu tidak sama dengan Yesus memberi nama Yahwe kepada mereka. Bandingkan nama “presiden” DITULIS” pada baju seseorang, tetapi itu tidak berarti nama itu “DIBERI” kepadanya. Nama itu ditulis supaya diingat dan diperhatikan. Seseorang ditolong untuk mengingat arti nama itu, yaitu mengingat Kepala Negaranya. Sebaliknya, nama diberi supaya dipakai, digunakan sesuai dengan arti nama itu. Seseorang harus hidup sesuai dengan nama itu, bertindak sebagai Kepala Negara.
***
G. ANAK ALLAH
Kaum unitarian menolak gagasan Anak Allah sama dengan Allah Anak/Putera. Sebagaimana lazimnya, kaum unitarian menolak istilah yang tidak terdapat dalam Alkitab. Mereka menolak doktrin Tritunggal karena kata “Tritunggal” tidak terdapat dalam Alkitab. Mereka juga menolak kata “Allah Anak” karena istilah itu tidak terdapat dalam Alkitab.
Kaum unitarian berkata:
“Jangan asal menyamakan antara istilah “Anak Allah” dengan “Allah Anak” itu jelas dua istilah yangsangat beda, seperti halnya “Anak Dokter” dengan “Dokter Anak” bukankah sangat jelas bedanya?! Tapi tentang istilah “Anak Allah” dan “Anak Tunggal Allah” itumemang ada banyak di Alkitab. Dan dalam teks Alkitab bahasa Ibrani tidak ada perbedaan huruf besar kecil, jadi sebenarnya istilah “Anak Allah” atau “anak Allah” atau “anak Allah” jelas sama maknanya, dan semua orang bisa diberi kuasa menjadi “anak-anak Allah” (Yohanes 1:12, Galatia 3:26, 1Yohanes 3:1, dll).
Jawab
1. Bagi kaum beriman Kristiani, yang sama sekali awam dalam hal penggunaan Alkitab, boleh jadi amat terkecoh dengan kutipan-kutipan Alkitab yang tampaknya masuk akal itu. Namun kalau kita jeli, tanpa menjadi seorang ahli sekalipun dalam hal Alkitab, kita akan dengan mudah melihat kejanggalannya.
2. Istilah “Anak Allah” dengan “Allah Anak” itu jelas dua istilah yang sangat beda, seperti halnya : Anak Dokter” dengan “Dokter Anak” kata kaun unitarian. Tentu saja dengan penjelasan seperti ini tampak masuk akal bahwa kedua istilah itu memang beda. Perbedaan istilah “anak dokter” dan “dokter anak” bukanlah perbedaan hakikat, tetapi fungsi, jabatan, peran dan status. Hakikat keduanya adalah satu dan sama yakni sama-sama manusia. Apakah kaum unitarian berpendapat bahwa “Dokter Anak” lebih manusia daripada “Anak Dokter?” Nah, pemakaian konsep teologis “Anak Allah” dan “Allah Anak” bukan untuk menerangkan fungsi, kedudukan, jabatan, tugas tetapi menyangkut HAKIKAT “BAPA” dan “ANAK” adalah SATU dan SAMA/SETARA. Tampaknya kaum unitarian menjelaskan istilah-istilah Alkitabiah terlalu sembrono.
3. Entah “anak allah” (ditulis huruf kecil), entah “Anak Allah” (ditulis huruf besar), dalam konteks ini tidaklah terlalu penting. Yang penting adalah makna dari istilah yang ditulis (huruf kecil/besar/gabungan keduanya) Istilah “Anak Allah” diterangkan oleh Alkitab sendiri.
a. Yohanes 5:18 “Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah”
b. Lukas 1:30-35 “ Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” Di sini Yesus disebut Anak Allah karena Ia berasal dari Roh Kudus dan Kuasa Allah Yang Mahatinggi. Yesus berasal dari Roh Kudus dan Kuasa Allah. Itulah yang membedakan Dia dengan Melkisedek, Elia, Elisa, Petrus dan lain sebagainya. Melkisedek tidak dapat disebut sehakikat dengan Allah sekalipun ia tidak berayah dan tidak beribu, harinya tidak berkesudahan. Itulah sebabnya, Elia tidak dapat disebut sehakikat dengan Allah, sekalipun ia naik ke sorga tanpa melalui kematian. Itulah sebab, Elisa tidak dapat disebut sehakikat dengan Allah, sekalipun tulang-belulangnya yang sudah di kuburan dapat menghidupkan orang mati. Itulah sebabnya, Petrus tidak dapat disebut sehakikat dengan Allah, sekalipun dalam nama Yesus ia dapat menyembuhkan orang sakit dan bahkan menghidupkan orang mati. Mereka semua, sekalipun disebut anak Allah, tetapi bukan Anak Allah yang tunggal, mereka semua tidak berasal dari ROH KUDUS dann KUASA Allah. Dalam diri mereka tidak berdiam seluruh kepenuhan ke-Allah-an Bapa, kehadiran mereka tidak dijanjikan secara intensif oleh nabi-nabi sebelum mereka. Mereka semua bukan gambar wujud yang kelihatan dari Allah yang tidak kelihatan. Mereka semua adalah semua adalah ciptaan, sebab segala sesuatu diciptakan oleh Yesus Kristus. Mereka semua bukan Hakim akhir zaman, tidak berkuasa atas sorga dan dunia. Mereka semua sekalipun dapat membangkitan orang mati, menyembuhkan orang sakit, hidupnya tidak berawal dan tidak berakhir, tetapi mereka bukanlah kebangkitan dan hidup, mereka bukan jalan dan kebenaran, dan lain sebagainya. Pendeknya, mereka semua tidak memenuhi kriteria ke-Allah-an, sedangkan Yesus adalah Kesempurnaan ke-Allah-an yang kelihatan dari Allah yang tidak kelihatan.
c. Yohanes 10:31-33.36. “Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. 10:32 Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" 10:33 Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah." …kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?”
d. Matius 26:62-66 “Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak." Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit." Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya. Bagaimana pendapat kamu?" Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum mati”. Dalam teks ini istilah Anak Allah terkait erat dengan pengertian “Mesianis”.
e. Lukas 22:67-71 “katanya: "Jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami." Jawab Yesus: "Sekalipun Aku mengatakannya kepada kamu, namun kamu tidak akan percaya; dan sekalipun Aku bertanya sesuatu kepada kamu, namun kamu tidak akan menjawab. Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa." Kata mereka semua: "Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?" Jawab Yesus: "Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah." Lalu kata mereka: "Untuk apa kita perlu kesaksian lagi? Kita ini telah mendengarnya dari mulut-Nya sendiri.". Di sini istilah Anak Allah tidak lain adalah Anak Manusia yang duduk di sebelah kanan Allah Yang Maha Kuasa.
f. Markus 14:61-63 “Tetapi Ia tetap diam dan tidak menjawab apa-apa. Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?" 14:62 Jawab Yesus: "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit." Di sini, Anak Allah berarti juga Anak dari Yang Terpuji.
g. Yohanes 3:15-18. “ supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah”. Di sini dikatakan Anak Allah yang tunggal, Yesus tidak sekadar satu dari anak-anak Allah (Yohanes 1:12, Galatia 3:26, 1Yohanes 3:1, Roma 8:14-16). Yesus adalah Anak Allah yang tunggal, satu-satunya, yang sejati. Untuk apa disebut “AnakNya yang tunggal” padahal Yahwe tahu bahwa orang-orang yang percaya kepadaNya pun dapat disebut anak-anakNya (anak-anak Allah)? Yesus disebut tunggal karena Yesus satu-satunya, tunggal yang sehakikat dengan Bapa (Yahwe, Allah), sebab kalau tidak demikian, maka tidaklah perlu menegaskan bahwa Yesus adalah “AnakNya yang tunggal”. Anak-anak Allah yang lain tidak pernah disebut “Anak BapaNya yang tunggal” hanya YESUS SAJA. Ada apa dengan Yesus? Karena sama seperti Allah adalah Penyelamat, Yesus juga Penyelamat.
h. Yesus Anak Allah yang tunggal karena Yesuslah satu-satunya Pemimpin “Matius 23:10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.” Apakah Yesus tidak tahu bahwa kalaupun para murid tidak boleh disebut pemimpin, tetapi bukankah Yahwe adalah pemimpin? Jadi, pemimpin BUKAN hanya satu yaitu Mesias, tetapi juga Allah sendiri. (2Tawarikh 13:12 Lihatlah, pada pihak kami Allah yang memimpin,..” b: Mazmur 48:15 “Sesungguhnya inilah Allah, Allah kitalah Dia seterusnya dan untuk selamanya! Dialah yang memimpin kita!” c: Mazmur 136:16 “Dia yang memimpin umat-Nya melalui padang gurun! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya”). Selain Allah, masih ada juga Roh Kebenaran, Yohanes 16:13 “Apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang” Karena ayat-ayat Alkitab (yang berisi sabda Allah) tidak mungkin bertentangan satu dengan yang lainnya, maka PASTI Bapa dan Yesus dan Roh Kebenaran adalah SEHAKIKAT, Satu HAKIKAT dalam Tiga Pribadi (Bapa dan Putera dan Roh Kudus). Yesus yang adalah Anak Allah disebut juga dengan Allah Putera karena Putera SEHAKIKAT dengan Allah.
Teks-teks berikut ini dapat mencerahkan pemikiran dan penghayatan kita bahwa ternyata Allah yang adalah Juruselamat, dapat kita lihat dalam Yesus yang adalah juga Juruselamat. Kita tidak mungkin memiliki Dua Juruselamat.
1. Yesaya 43:11-12 menegaskan bahwa Allah adalah Juruselamat satu-satunya. “Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari pada-Ku. Akulah yang memberitahukan, menyelamatkan dan mengabarkan, dan bukannya allah asing yang ada di antaramu. Kamulah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN, "dan Akulah Allah.” Jika ayat ini dibandingkan dengan Yesaya 9:20, maka sedikit mengherankan sebab “Ia akan mengirim seorang juruselamat kepada mereka, yang akan berjuang dan akan melepaskan mereka”.
2. Lukas 1:47 “Hatiku bergembira karena Allah Juruselamatku”
3. Yesaya 45:21 “Allah yang adil dan Juruselamat”
4. Yesaya 49:26 “Aku Juruselamatmu dan Penebusmu”
5. Yesaya 60:16 “Akulah TUHAN Juruselamamu”
6. Yesaya 63:8 “Ia menjadi Juruselamat mereka dalam kesesakan”
7. 1Tim 4:10 “Allah yang hidup Juruselamat semua manusia”
8. Hosea 13:4 “Aku adalah TUHAN, Allahmu sejak di tanah Mesir; engkau tidak mengenal allah kecuali Aku, dan tidak ada juruselamat selain dari Aku”.
Teks-teks di atas menegaskan bahwa hanya Yahwe sajalah disebut JURUSELAMAT, yang lain tidak. Tetapi faktanya, Alkitab juga berbicara banyak bahwa Yesus adalah JURUSELAMAT, maka kesimpulanNya Yesus SEHAKIKAT dengan YAHWEH.
1. Lukas 2:11 “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud”.
2. Yohanes 4:42 “dan mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia”
3. Kisah Para Rasul 5:31 “Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa”
4. Kisah Para Rasul 13:23 “Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus.”
5. 2Timotius 1:10 “dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa”
6. Titus 2:12-14 “Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keingina duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik. “
7. 1Yohanes 4:14-15 “Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.”
Setelah melihat fakta yang demikian bahwa Alkitab tidak mungkin bertentangan satu sama lainnya, atau yang satunya benar sedangkan yang lainnya salah, maka benar bahwa Allah adalah satu-satunya Juruselamat. Allah itu menyelamatkan manusia di dunia ini. Allah yang menyelamatkan manusia di dunia, Allah yang masuk dalam sejarah, Allah yang menyertai kita. Allah itu hadir dalam sejarah manusia dalam rupa manusia, satu dari antara kita dan tinggal diantara kita. Allah yang demikian itulah yang disebut dengan Allah Putera/Anak Allah. Pertama-tama bukan soal pribadi Allah, tetapi soal hakikat. Bagi kita Yesus dan Bapa SEHAKIKAT. Yesus dan Bapa adalah satu, Satu HAKIKAT dalam Tiga Pribadi (Bapa dan Putera dan Roh Kudus).
***
Kaum unitarian menolak Yesus SEHAKIKAT dengan Allah. Kaum unitarian beranggapan bahwa kita meng-Amin-kan Yesus sehakikat dengan Allah (Wahyu 22:13) karena kalau Yesus bukanlah Yahwe itu sendiri, mengapa nama Alfa dan Omega bisa pula disebutkan pada Yesus? Jawabannya, kata kaum unitarian, jelas dan terang benderang seperti tertulis di Injil Yohanes 17:11-12 dalam perkataan (doa)nya Yesus sendiri berkata: “Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. 17:12 Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku;…”
Apakah Wahyu 22:13 menolak ke-Allah-an Yesus? Dalam ayat tersebut tidak ada pernyataan: “Yesus TIDAK SEHAKIKAT dengan Allah atau Yesus BUKAN Allah; juga tidak ada pernyataan bahwa tegas Yesus adalah Allah”. Yang pasti NAMA/GELAR Alfa dan Omega, NAMA/GELAR yang dikhususkan /milik Yahwe/Allah juga berlaku bagi Yesus. Maksudnya: Yesus juga bergelar “ALFA dan OMEGA”.
Kaum unitarian beranggapan bahwa gelar ALFA dan OMEGA itu DIBERIKAN oleh Allah/Yahwe kepada Yesus. Kalau itu benar, lalu apa maksud dan artinya kalau Yahwe memberikan gelar itu kepada Yesus? Apa yang mau dikatakan dan dinyatakan oleh Yahwe dengan memberi NAMANYA (ALLAH) SENDIRI; yaitu ALFA dan OMEGA kepada YESUS? Atau untuk apa Yahwe berlelah-lelah memberikan NAMANYA SENDIRI kepada AnakNya Yang Tunggal?
Sayangnya kaum unitarian tidak menjelaskan hal itu secara rinci selain mencomot ayat-ayat Alkitab sekenanya saja. Mereka puas dengan mempersoalkan bahwa Nama/Gelar Alfa dan Omega yang disandang oleh Yesus diberikan oleh Yahwe. Kemudian mereka mengutip Yohanes 17:11-12 sebagai pendasarannya. Kaum unitarian tidak sampai pada maksud Allah yakni suatu pernyataan dan penyataan bahwa Yesus SEHAKIKAT dengan DiriNya (Yahwe), sebab kalau tidak demikian, maka agaknya Yahwe kaum unitarian berbeda dengan Yahwenya murid-murid Kristus.
Ilustrasi! Kalau seseorang DIBERIKAN gelar/jabatan Presiden oleh Penguasa Tertinggi (RAKYAT), dimana gelar/jabatan/nama PRESIDEN itu bertindak juga sebagai KEPALA NEGARA; maka tentu karena ada maksudnya agar Presiden itu selaku pemegang kekuasaan eksekutif; bertindak sebagai KEPALA NEGARA dimana semua orang tunduk dan taat kepadanya, termasuk rakyat yang tadinya “Penguasa Tertinggi/ Pemberi Gelar itu. Presiden berhak dan berkewajiban penuh untuk mengatur jalannya roda pemerintahan, SEMENTARA rakyat harus taat kepadanya (Presiden), berhak dan berkewajiban melaksanakan kebijakan presiden tersebut. Dalam suatu negara, HANYA ADA SATU PRESIDEN, hanya ada satu KEPALA/PEMIMPIN/RAJA, atau apa pun namanya.
Kalau Yesus DIBERIKAN gelar (kalau benar gelar itu diberikan oleh Allah), dimana gelar itu berarti Awal dan Akhir (maksudnya:Asal, Penyebab Pertama segala sesuatu, serentak Tujuan Akhir segala sesuatu, atau berarti KEKEKALAN ALLAH); maka itu berarti pula Yesus adalah Awal dan Akhir, Penyebab Pertama segala sesuatu, serentak Tujuan Akhir segala sesuatu, atau berarti KEKEKALAN ALLAH.
Jadi, Yohanes 17:11-12 tidak dapat dipakai untuk menolak ke-Allah-an Yesus, sebaliknya menegaskan bahwa Yesus SEHAKIKAT dengan Allah. Bahasa/kata DIBERIKAN tidaklah mutlak ditafsirkan bahwa “Allah selaku Pemberi lebih Allah daripada Allah yang menerima”. Bandingkan: “tidaklah tepat seorang yang memberi lebih manusia daripada seorang yang menerima”. Juga tidaklah tepat, “seorang yang mengutus lebih manusia daripada seorang yang menerima dan menjalankan tugas perutusan”.
Untuk memperkuat argumennya, kaum unitarian memakai juga Wahyu 13:123:12 “Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru”. Teks ini kemudian ditambah oleh kaum unitarian menjadi: “Barangsiapa menang, …padanya akan Kutuliskan [diberi] nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.” Kata “Kutiliskan” tentu tidak sama dengan “diberi”. Yesus menuliskan nama Yahwe pada umat-umat Allah yang benar, tetapi itu tidak sama dengan Yesus memberi nama Yahwe kepada mereka. Bandingkan nama “presiden” DITULIS” pada baju seseorang, tetapi itu tidak berarti nama itu “DIBERI” kepadanya. Nama itu ditulis supaya diingat dan diperhatikan. Seseorang ditolong untuk mengingat arti nama itu, yaitu mengingat Kepala Negaranya. Sebaliknya, nama diberi supaya dipakai, digunakan sesuai dengan arti nama itu. Seseorang harus hidup sesuai dengan nama itu, bertindak sebagai Kepala Negara.
***
G. ANAK ALLAH
Kaum unitarian menolak gagasan Anak Allah sama dengan Allah Anak/Putera. Sebagaimana lazimnya, kaum unitarian menolak istilah yang tidak terdapat dalam Alkitab. Mereka menolak doktrin Tritunggal karena kata “Tritunggal” tidak terdapat dalam Alkitab. Mereka juga menolak kata “Allah Anak” karena istilah itu tidak terdapat dalam Alkitab.
Kaum unitarian berkata:
“Jangan asal menyamakan antara istilah “Anak Allah” dengan “Allah Anak” itu jelas dua istilah yangsangat beda, seperti halnya “Anak Dokter” dengan “Dokter Anak” bukankah sangat jelas bedanya?! Tapi tentang istilah “Anak Allah” dan “Anak Tunggal Allah” itumemang ada banyak di Alkitab. Dan dalam teks Alkitab bahasa Ibrani tidak ada perbedaan huruf besar kecil, jadi sebenarnya istilah “Anak Allah” atau “anak Allah” atau “anak Allah” jelas sama maknanya, dan semua orang bisa diberi kuasa menjadi “anak-anak Allah” (Yohanes 1:12, Galatia 3:26, 1Yohanes 3:1, dll).
Jawab
1. Bagi kaum beriman Kristiani, yang sama sekali awam dalam hal penggunaan Alkitab, boleh jadi amat terkecoh dengan kutipan-kutipan Alkitab yang tampaknya masuk akal itu. Namun kalau kita jeli, tanpa menjadi seorang ahli sekalipun dalam hal Alkitab, kita akan dengan mudah melihat kejanggalannya.
2. Istilah “Anak Allah” dengan “Allah Anak” itu jelas dua istilah yang sangat beda, seperti halnya : Anak Dokter” dengan “Dokter Anak” kata kaun unitarian. Tentu saja dengan penjelasan seperti ini tampak masuk akal bahwa kedua istilah itu memang beda. Perbedaan istilah “anak dokter” dan “dokter anak” bukanlah perbedaan hakikat, tetapi fungsi, jabatan, peran dan status. Hakikat keduanya adalah satu dan sama yakni sama-sama manusia. Apakah kaum unitarian berpendapat bahwa “Dokter Anak” lebih manusia daripada “Anak Dokter?” Nah, pemakaian konsep teologis “Anak Allah” dan “Allah Anak” bukan untuk menerangkan fungsi, kedudukan, jabatan, tugas tetapi menyangkut HAKIKAT “BAPA” dan “ANAK” adalah SATU dan SAMA/SETARA. Tampaknya kaum unitarian menjelaskan istilah-istilah Alkitabiah terlalu sembrono.
3. Entah “anak allah” (ditulis huruf kecil), entah “Anak Allah” (ditulis huruf besar), dalam konteks ini tidaklah terlalu penting. Yang penting adalah makna dari istilah yang ditulis (huruf kecil/besar/gabungan keduanya) Istilah “Anak Allah” diterangkan oleh Alkitab sendiri.
a. Yohanes 5:18 “Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah”
b. Lukas 1:30-35 “ Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” Di sini Yesus disebut Anak Allah karena Ia berasal dari Roh Kudus dan Kuasa Allah Yang Mahatinggi. Yesus berasal dari Roh Kudus dan Kuasa Allah. Itulah yang membedakan Dia dengan Melkisedek, Elia, Elisa, Petrus dan lain sebagainya. Melkisedek tidak dapat disebut sehakikat dengan Allah sekalipun ia tidak berayah dan tidak beribu, harinya tidak berkesudahan. Itulah sebabnya, Elia tidak dapat disebut sehakikat dengan Allah, sekalipun ia naik ke sorga tanpa melalui kematian. Itulah sebab, Elisa tidak dapat disebut sehakikat dengan Allah, sekalipun tulang-belulangnya yang sudah di kuburan dapat menghidupkan orang mati. Itulah sebabnya, Petrus tidak dapat disebut sehakikat dengan Allah, sekalipun dalam nama Yesus ia dapat menyembuhkan orang sakit dan bahkan menghidupkan orang mati. Mereka semua, sekalipun disebut anak Allah, tetapi bukan Anak Allah yang tunggal, mereka semua tidak berasal dari ROH KUDUS dann KUASA Allah. Dalam diri mereka tidak berdiam seluruh kepenuhan ke-Allah-an Bapa, kehadiran mereka tidak dijanjikan secara intensif oleh nabi-nabi sebelum mereka. Mereka semua bukan gambar wujud yang kelihatan dari Allah yang tidak kelihatan. Mereka semua adalah semua adalah ciptaan, sebab segala sesuatu diciptakan oleh Yesus Kristus. Mereka semua bukan Hakim akhir zaman, tidak berkuasa atas sorga dan dunia. Mereka semua sekalipun dapat membangkitan orang mati, menyembuhkan orang sakit, hidupnya tidak berawal dan tidak berakhir, tetapi mereka bukanlah kebangkitan dan hidup, mereka bukan jalan dan kebenaran, dan lain sebagainya. Pendeknya, mereka semua tidak memenuhi kriteria ke-Allah-an, sedangkan Yesus adalah Kesempurnaan ke-Allah-an yang kelihatan dari Allah yang tidak kelihatan.
c. Yohanes 10:31-33.36. “Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. 10:32 Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" 10:33 Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah." …kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?”
d. Matius 26:62-66 “Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak." Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit." Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya. Bagaimana pendapat kamu?" Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum mati”. Dalam teks ini istilah Anak Allah terkait erat dengan pengertian “Mesianis”.
e. Lukas 22:67-71 “katanya: "Jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami." Jawab Yesus: "Sekalipun Aku mengatakannya kepada kamu, namun kamu tidak akan percaya; dan sekalipun Aku bertanya sesuatu kepada kamu, namun kamu tidak akan menjawab. Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa." Kata mereka semua: "Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?" Jawab Yesus: "Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah." Lalu kata mereka: "Untuk apa kita perlu kesaksian lagi? Kita ini telah mendengarnya dari mulut-Nya sendiri.". Di sini istilah Anak Allah tidak lain adalah Anak Manusia yang duduk di sebelah kanan Allah Yang Maha Kuasa.
f. Markus 14:61-63 “Tetapi Ia tetap diam dan tidak menjawab apa-apa. Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?" 14:62 Jawab Yesus: "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit." Di sini, Anak Allah berarti juga Anak dari Yang Terpuji.
g. Yohanes 3:15-18. “ supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah”. Di sini dikatakan Anak Allah yang tunggal, Yesus tidak sekadar satu dari anak-anak Allah (Yohanes 1:12, Galatia 3:26, 1Yohanes 3:1, Roma 8:14-16). Yesus adalah Anak Allah yang tunggal, satu-satunya, yang sejati. Untuk apa disebut “AnakNya yang tunggal” padahal Yahwe tahu bahwa orang-orang yang percaya kepadaNya pun dapat disebut anak-anakNya (anak-anak Allah)? Yesus disebut tunggal karena Yesus satu-satunya, tunggal yang sehakikat dengan Bapa (Yahwe, Allah), sebab kalau tidak demikian, maka tidaklah perlu menegaskan bahwa Yesus adalah “AnakNya yang tunggal”. Anak-anak Allah yang lain tidak pernah disebut “Anak BapaNya yang tunggal” hanya YESUS SAJA. Ada apa dengan Yesus? Karena sama seperti Allah adalah Penyelamat, Yesus juga Penyelamat.
h. Yesus Anak Allah yang tunggal karena Yesuslah satu-satunya Pemimpin “Matius 23:10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.” Apakah Yesus tidak tahu bahwa kalaupun para murid tidak boleh disebut pemimpin, tetapi bukankah Yahwe adalah pemimpin? Jadi, pemimpin BUKAN hanya satu yaitu Mesias, tetapi juga Allah sendiri. (2Tawarikh 13:12 Lihatlah, pada pihak kami Allah yang memimpin,..” b: Mazmur 48:15 “Sesungguhnya inilah Allah, Allah kitalah Dia seterusnya dan untuk selamanya! Dialah yang memimpin kita!” c: Mazmur 136:16 “Dia yang memimpin umat-Nya melalui padang gurun! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya”). Selain Allah, masih ada juga Roh Kebenaran, Yohanes 16:13 “Apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang” Karena ayat-ayat Alkitab (yang berisi sabda Allah) tidak mungkin bertentangan satu dengan yang lainnya, maka PASTI Bapa dan Yesus dan Roh Kebenaran adalah SEHAKIKAT, Satu HAKIKAT dalam Tiga Pribadi (Bapa dan Putera dan Roh Kudus). Yesus yang adalah Anak Allah disebut juga dengan Allah Putera karena Putera SEHAKIKAT dengan Allah.
Teks-teks berikut ini dapat mencerahkan pemikiran dan penghayatan kita bahwa ternyata Allah yang adalah Juruselamat, dapat kita lihat dalam Yesus yang adalah juga Juruselamat. Kita tidak mungkin memiliki Dua Juruselamat.
1. Yesaya 43:11-12 menegaskan bahwa Allah adalah Juruselamat satu-satunya. “Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari pada-Ku. Akulah yang memberitahukan, menyelamatkan dan mengabarkan, dan bukannya allah asing yang ada di antaramu. Kamulah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN, "dan Akulah Allah.” Jika ayat ini dibandingkan dengan Yesaya 9:20, maka sedikit mengherankan sebab “Ia akan mengirim seorang juruselamat kepada mereka, yang akan berjuang dan akan melepaskan mereka”.
2. Lukas 1:47 “Hatiku bergembira karena Allah Juruselamatku”
3. Yesaya 45:21 “Allah yang adil dan Juruselamat”
4. Yesaya 49:26 “Aku Juruselamatmu dan Penebusmu”
5. Yesaya 60:16 “Akulah TUHAN Juruselamamu”
6. Yesaya 63:8 “Ia menjadi Juruselamat mereka dalam kesesakan”
7. 1Tim 4:10 “Allah yang hidup Juruselamat semua manusia”
8. Hosea 13:4 “Aku adalah TUHAN, Allahmu sejak di tanah Mesir; engkau tidak mengenal allah kecuali Aku, dan tidak ada juruselamat selain dari Aku”.
Teks-teks di atas menegaskan bahwa hanya Yahwe sajalah disebut JURUSELAMAT, yang lain tidak. Tetapi faktanya, Alkitab juga berbicara banyak bahwa Yesus adalah JURUSELAMAT, maka kesimpulanNya Yesus SEHAKIKAT dengan YAHWEH.
1. Lukas 2:11 “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud”.
2. Yohanes 4:42 “dan mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia”
3. Kisah Para Rasul 5:31 “Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa”
4. Kisah Para Rasul 13:23 “Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus.”
5. 2Timotius 1:10 “dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa”
6. Titus 2:12-14 “Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keingina duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik. “
7. 1Yohanes 4:14-15 “Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.”
Setelah melihat fakta yang demikian bahwa Alkitab tidak mungkin bertentangan satu sama lainnya, atau yang satunya benar sedangkan yang lainnya salah, maka benar bahwa Allah adalah satu-satunya Juruselamat. Allah itu menyelamatkan manusia di dunia ini. Allah yang menyelamatkan manusia di dunia, Allah yang masuk dalam sejarah, Allah yang menyertai kita. Allah itu hadir dalam sejarah manusia dalam rupa manusia, satu dari antara kita dan tinggal diantara kita. Allah yang demikian itulah yang disebut dengan Allah Putera/Anak Allah. Pertama-tama bukan soal pribadi Allah, tetapi soal hakikat. Bagi kita Yesus dan Bapa SEHAKIKAT. Yesus dan Bapa adalah satu, Satu HAKIKAT dalam Tiga Pribadi (Bapa dan Putera dan Roh Kudus).
***
Duel- Jumlah posting : 86
Join date : 18.04.11
Yesus Sehakikat Dengan Allah: Kebangkitan Yesus
H. KEBANGKITAN YESUS
Kaum unitarian menolak kebangkitan Yesus sebagai indikasi ke-Allah-anNya. Mereka yakin bahwa Yesus tidak bangkit dengan kuasanya sendiri, melainkan DIBANGKITKAN oleh Allah. Allah-lah yang MEMBANGKITKAN Yesus. (Lihat Matius 16:21, Lukas 9:22, Kisah 2:24, Kisah 2:32, Kisah 3:15, Kisah 4:10, Kisah 5:30, Kisah 10:40, Kisah 13: 30, Kisah 13: 34, Kisah 13: 37, Roma 13:6:4, Roma 7:4b, Roma 8:11, Roma 10:9b, 1Korintus 15:4, 1Korintus 15:12, 1Korintus 15:20, 2Korintus 4:14, Galatia 1:1b, Efesus 1:19-20, Kolose 2:12, 1Tesalonika 1:10, 1Petrus 1:21, 1Petrus 3:18).
Kata “DIBANGKIKAN” atau “ALLAH MEMBANGKITKAN” agaknya terlalu sembrono jika dipakai untuk menolak bahwa Yesus dan Bapa adalah SEHAKIKAT. Tujuan kehadiran Yesus di dunia ini bukan pertama-tama untuk menjelaskan secara rasional HAKIKATNYA yang setara dengan Bapa, TETAPI “Yohanes 3:14-18. “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Juga Yesus tidak merasa perlu untuk secara detail menjelaskan siapakah yang membangkitkan Dia: apakah DiriNya atau Bapa.
Kalau dikatakan “Bapa membangkitkan Yesus” itu sama artinya “Yesus membangkitkan diriNya sendiri” sebab Yesus dan Bapa adalah satu, Yesus di dalam Bapa dan Bapa di dalam Yesus (Yohanes 10:30). Untuk memperkuat argumentasinya, kaum unitarian hanya mengambil teks yang secara literer memakai kata “dibangkitkan”. Mereka tidak menjelaskan: “mengapa dalam sejumlah ayat kata “dibangkitkan” TIDAK secara konsisten digunakan.”
• Matius 26:32 “…sesudah Aku bangkit, …”
• Matius 27:63 “… Sesudah tiga hari Aku akan bangkit.
• Matius 27:64 “…Ia telah bangkit dari antara orang mati…”
• Markus 8:31 “…Anak Manusia…bangkit sesudah tiga hari. “
• Markus 9:9 “…Anak Manusia bangkit dari antara orang mati.
• Markus 9:31 “…tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit”
• Markus 10:34 “…sesudah tiga hari Ia akan bangkit”
• Markus 14:28 “..sesudah Aku bangkit…”
• Markus 16:6 “…Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini.”
• Lukas 18:33 “…pada hari ketiga Ia akan bangkit."
• Lukas 24:6 “… Ia telah bangkit…”
• Lukas 24:7 “Anak Manusia… akan bangkit pada hari yang ketiga."
• Lukas 24:34 “…Sesungguhnya Tuhan telah bangkit…”
• Lukas 24:46 “…Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga “
• Yohanes 11:25-27 “Jawab Yesus: "Akulah KEBANGKITAN dan hidup…”
• : “Yohanes 10:17-18 “ …Aku memberikan nyawa-Ku [mati] untuk menerimanya kembali [bangkit]. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya [mati] dan berkuasa mengambilnya kembali [bangkit]…”
• Yohanes 20:9 “Ia harus bangkit dari antara orang mati”
• Kisah Para Rasul 17:3 “…Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati,..”
• Kisah Para Rasul 26:23 “…Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati,”
• Kolose 1:18: “Ialah yang sulung yang pertama bangkit dari antara orang mati”
• 1Tesalonika 4:14 “…Yesus telah mati dan telah bangkit..”
• 2Timotius 2:8. “…Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati…”
• Wahyu 1:5 “Yesus Kristus…bangkit dari antara orang mati…”
Dari data di atas dapat diambil kesimpulan:
1)Tidak ada penjelasan dari Yesus sendiri bahwa Ia dibangkitkan oleh BapaNya. 2)Para murid (terutama Petrus dan Paulus) cenderung berkata bahwa Yesus dibangkitkan oleh Allah, tetapi tidak dikatakan: ”dibangkitkan oleh BapaNya” 3) Alkitab ternyata memakai kata “bangkit” dan “dibangkitkan”, maka menarik: mengapa Yesus tidak konsisten menyatakan “dibangkitkan?” sebab 5)Yesus berkuasa memberikan nyawaNya [mati] dan berkuasa pula mengambilNya [bangkit] 6)Yesus adalah kebangkitan sebab Yesus Kristus adalah “Allah dan Juru Selamat kita,”(2Petrus 1:1). 7)Yesus Kristus adalah “Allah kita yang besar dan Juru Selamat kita,” (Titus 2:13). 8)Kalau dikatakan bahwa Yesuslah yang berkuasa membangkitkan diriNya, itu tidak berarti bahwa Allah tidak membangkitkan Dia sebab “Yesus dan Allah adalah Satu” (Yohanes 10:30). 9)Allah yang membangkitkan Yesus yaitu Allah yang seluruh kepenuhan ke-Allahan-Nya diam dalam Kristus. (Kolose 1:19, 2:9) Hal itu hanya dapat dipahami dalam pengertian Yesus dan Bapa SEHAKIKAT. Alkitab tidak pernah berkata bahwa Yesus bukan Allah, atau Yesus tidak sehakikat dengan Bapa sebagaimana diklaim oleh kaum unitarian.
Benarkah pendapat kaum unitarian bahwa Yesus tidak mempunyai kuasa kebangkitan? Lalu bagaimana dengan ayat-ayat berikut ini?
1. Lukas 7:14 “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah”. Bagaimana mungkin Yesus berseru: “Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” kalau Ia tidak memiliki kuasa kebangkitan dari diriNya sendiri? Kalau Yesus tidak mempunyai kuasa kebangkitan dari diriNya sendiri, maka seharusnya Dia berkata: “Atas nama Allah, Aku berkata kepadamu: bangkitlah!
2. Yohanes 11:25 “Akulah kebangkitan dan hidup, barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepadaKu tidak akan mati selama-lamanya”
3. “Yohanes 10:17-18 “ …Aku memberikan nyawa-Ku [mati] untuk menerimanya kembali [bangkit]. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya [mati] dan berkuasa mengambilnya kembali [bangkit]…”
4. Kisah Para rasul 4:2 “…dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati”
5. Roma 1:4 dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita.
6. Filipi 3:10 “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan KUASA kebangkitanNya dan persekutuan dalam penderitaanNya, dimana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematianNya”
Jadi, Yesus memiliki kuasa kebangkitan dalam diriNya sendiri. Tidak heran kalau Yesus berkata: “Rombak Bait Allah ini dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali” (Yohanes 2:19). Yesus sama sekali tidak memakai kuasa siapa pun.
***
Kaum unitarian menolak kebangkitan Yesus sebagai indikasi ke-Allah-anNya. Mereka yakin bahwa Yesus tidak bangkit dengan kuasanya sendiri, melainkan DIBANGKITKAN oleh Allah. Allah-lah yang MEMBANGKITKAN Yesus. (Lihat Matius 16:21, Lukas 9:22, Kisah 2:24, Kisah 2:32, Kisah 3:15, Kisah 4:10, Kisah 5:30, Kisah 10:40, Kisah 13: 30, Kisah 13: 34, Kisah 13: 37, Roma 13:6:4, Roma 7:4b, Roma 8:11, Roma 10:9b, 1Korintus 15:4, 1Korintus 15:12, 1Korintus 15:20, 2Korintus 4:14, Galatia 1:1b, Efesus 1:19-20, Kolose 2:12, 1Tesalonika 1:10, 1Petrus 1:21, 1Petrus 3:18).
Kata “DIBANGKIKAN” atau “ALLAH MEMBANGKITKAN” agaknya terlalu sembrono jika dipakai untuk menolak bahwa Yesus dan Bapa adalah SEHAKIKAT. Tujuan kehadiran Yesus di dunia ini bukan pertama-tama untuk menjelaskan secara rasional HAKIKATNYA yang setara dengan Bapa, TETAPI “Yohanes 3:14-18. “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Juga Yesus tidak merasa perlu untuk secara detail menjelaskan siapakah yang membangkitkan Dia: apakah DiriNya atau Bapa.
Kalau dikatakan “Bapa membangkitkan Yesus” itu sama artinya “Yesus membangkitkan diriNya sendiri” sebab Yesus dan Bapa adalah satu, Yesus di dalam Bapa dan Bapa di dalam Yesus (Yohanes 10:30). Untuk memperkuat argumentasinya, kaum unitarian hanya mengambil teks yang secara literer memakai kata “dibangkitkan”. Mereka tidak menjelaskan: “mengapa dalam sejumlah ayat kata “dibangkitkan” TIDAK secara konsisten digunakan.”
• Matius 26:32 “…sesudah Aku bangkit, …”
• Matius 27:63 “… Sesudah tiga hari Aku akan bangkit.
• Matius 27:64 “…Ia telah bangkit dari antara orang mati…”
• Markus 8:31 “…Anak Manusia…bangkit sesudah tiga hari. “
• Markus 9:9 “…Anak Manusia bangkit dari antara orang mati.
• Markus 9:31 “…tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit”
• Markus 10:34 “…sesudah tiga hari Ia akan bangkit”
• Markus 14:28 “..sesudah Aku bangkit…”
• Markus 16:6 “…Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini.”
• Lukas 18:33 “…pada hari ketiga Ia akan bangkit."
• Lukas 24:6 “… Ia telah bangkit…”
• Lukas 24:7 “Anak Manusia… akan bangkit pada hari yang ketiga."
• Lukas 24:34 “…Sesungguhnya Tuhan telah bangkit…”
• Lukas 24:46 “…Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga “
• Yohanes 11:25-27 “Jawab Yesus: "Akulah KEBANGKITAN dan hidup…”
• : “Yohanes 10:17-18 “ …Aku memberikan nyawa-Ku [mati] untuk menerimanya kembali [bangkit]. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya [mati] dan berkuasa mengambilnya kembali [bangkit]…”
• Yohanes 20:9 “Ia harus bangkit dari antara orang mati”
• Kisah Para Rasul 17:3 “…Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati,..”
• Kisah Para Rasul 26:23 “…Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati,”
• Kolose 1:18: “Ialah yang sulung yang pertama bangkit dari antara orang mati”
• 1Tesalonika 4:14 “…Yesus telah mati dan telah bangkit..”
• 2Timotius 2:8. “…Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati…”
• Wahyu 1:5 “Yesus Kristus…bangkit dari antara orang mati…”
Dari data di atas dapat diambil kesimpulan:
1)Tidak ada penjelasan dari Yesus sendiri bahwa Ia dibangkitkan oleh BapaNya. 2)Para murid (terutama Petrus dan Paulus) cenderung berkata bahwa Yesus dibangkitkan oleh Allah, tetapi tidak dikatakan: ”dibangkitkan oleh BapaNya” 3) Alkitab ternyata memakai kata “bangkit” dan “dibangkitkan”, maka menarik: mengapa Yesus tidak konsisten menyatakan “dibangkitkan?” sebab 5)Yesus berkuasa memberikan nyawaNya [mati] dan berkuasa pula mengambilNya [bangkit] 6)Yesus adalah kebangkitan sebab Yesus Kristus adalah “Allah dan Juru Selamat kita,”(2Petrus 1:1). 7)Yesus Kristus adalah “Allah kita yang besar dan Juru Selamat kita,” (Titus 2:13). 8)Kalau dikatakan bahwa Yesuslah yang berkuasa membangkitkan diriNya, itu tidak berarti bahwa Allah tidak membangkitkan Dia sebab “Yesus dan Allah adalah Satu” (Yohanes 10:30). 9)Allah yang membangkitkan Yesus yaitu Allah yang seluruh kepenuhan ke-Allahan-Nya diam dalam Kristus. (Kolose 1:19, 2:9) Hal itu hanya dapat dipahami dalam pengertian Yesus dan Bapa SEHAKIKAT. Alkitab tidak pernah berkata bahwa Yesus bukan Allah, atau Yesus tidak sehakikat dengan Bapa sebagaimana diklaim oleh kaum unitarian.
Benarkah pendapat kaum unitarian bahwa Yesus tidak mempunyai kuasa kebangkitan? Lalu bagaimana dengan ayat-ayat berikut ini?
1. Lukas 7:14 “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah”. Bagaimana mungkin Yesus berseru: “Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” kalau Ia tidak memiliki kuasa kebangkitan dari diriNya sendiri? Kalau Yesus tidak mempunyai kuasa kebangkitan dari diriNya sendiri, maka seharusnya Dia berkata: “Atas nama Allah, Aku berkata kepadamu: bangkitlah!
2. Yohanes 11:25 “Akulah kebangkitan dan hidup, barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepadaKu tidak akan mati selama-lamanya”
3. “Yohanes 10:17-18 “ …Aku memberikan nyawa-Ku [mati] untuk menerimanya kembali [bangkit]. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya [mati] dan berkuasa mengambilnya kembali [bangkit]…”
4. Kisah Para rasul 4:2 “…dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati”
5. Roma 1:4 dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita.
6. Filipi 3:10 “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan KUASA kebangkitanNya dan persekutuan dalam penderitaanNya, dimana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematianNya”
Jadi, Yesus memiliki kuasa kebangkitan dalam diriNya sendiri. Tidak heran kalau Yesus berkata: “Rombak Bait Allah ini dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali” (Yohanes 2:19). Yesus sama sekali tidak memakai kuasa siapa pun.
***
Duel- Jumlah posting : 86
Join date : 18.04.11
Yesus Sehakikat Dengan Allah: Teks-teks Ke-Allah-an Yesus dan Pengakuan Iman Gereja
C. TEKS-TEKS KEALLAHAN YESUS
Kami menyertakan sejumlah teks Alkitab yang secara jelas memperlihatkan, menegaskan dan mengindikasikan ke-Allah-an Yesus kepada kita
1. Mazmur 119:89 “Untuk selama-lamanya ya TUHAN firmanMu tetap teguh di sorga. KesetiaanMu dari keturunan ke keturunan, Engkau menegakkan bumi sehingga tetap ada”
2. Yesaya 7:14. “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel. “
3. Yesaya 9:5-6 “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya.”
4. Yesaya 61:1-2 “Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung”
5. Yeremia 23:5-6 Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN--keadilan kita”.
6. Hosea 1:7 Tetapi Aku akan menyayangi kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka demi TUHAN, Allah mereka."
7. Matius 1:20-23 “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. 1:21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita.
8. Matius 26:63-65. “Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak." Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit." Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya.
9. Lukas 1:31-33.35. “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." …"Roh Kudus akan turun tasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah”.
10. Yohanes 1:1-5.14.18 “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. 1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. 1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. 1:5. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. …Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
11. Yohanes 1:18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
12. Yohanes 5:23 “supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia”.
13. Yohanes 10:30 Aku dan Bapa adalah satu."
14. Yohanes 14:6-11” Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
15. Yohanes 20:27-29 ”Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
16. Roma 9:5 “Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!
17. Filipi 2:5-11 “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! “
18. Kolose 2:2-10 “mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus, sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. …Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan, dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa.
19. Titus 2:10-14 ” Jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita. …dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik. “
20. 1Timotius 3:16 “Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."
21. Ibrani 1:8-9.10 “Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran. Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu." Dan: "Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu.”
22. 2Petrus 1:1-3 “ Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita. Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.
23. 1Yohanes 3:9 Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.
24. 1Yohanes 5:20 “Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal”.
25. Wahyu 1:13-18 “Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia,…Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.”
26. Wahyu 22:12-13 "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir."
***
C. PENGAKUAN IMAN GEREJA
1. Pengakuan Iman Apostolik
Aku percaya akan Allah Bapa yang mahakuasa
Pencipta langit dan bumi
Dan akan Yesus Kristus, PuteraNya yang tunggal Tuhan kita
Yang dikandung dari Roh Kudus,
Dilahirkan oleh Perawan Maria; yang menderita sengsara
Dalam pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan
Wafat dan dimakamkan; yang turun ke tempat penantian,
Pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati;
Yang naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah
Bapa yang mahakuasa; dari situ Ia akan datang
mengadili orang hidup dan mati
Aku percaya akan roh Kudus
Gereja Katolik yang kudus, persekutuan para kudus
Pengmapunan dosa, kebangkitan badan, kehidupan kekal. Amin.
2. Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel
Kami percaya akan satu Allah, Bapa yang mahakuasa
Pencipta langit dan bumi
dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan
Dan akan satu Tuhan Yesus Kristus, Putera Allah yang tunggal.
Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad.
Allah dari Allah, terang dari terang
Allah benar dari Allah benar.
Ia dilahirkan bukan dijadikan, SEHAKIKAT dengan Bapa
Segala sesuatu dijadikan olehNya.
Ia turun dari surga untuk kita manusia,
dan untuk keselamatan kita
Dan Ia menjadi daging oleh Roh Kudus dari Perawan Maria
dan menjadi manusia.
Ia pun disalipkan untuk kita.
Waktu Pontius Pilatus.
Ia wafat kesengsaraan dan dimakamkan.
Pada hari ketiga Ia bangkit menurut Kitab Suci.
Ia naik ke surga duduk di sisi Bapa.
Ia akan kembali dengan mulia,
mengadili orang yang hidup dan yang mati;
KerajaanNya takkan berakhir
Kami percaya akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan;
Ia berasal dari Bapa dan Putera disembah dan dimuliakan;
Ia bersabda dengan perantaraan para nabi.
Kami percaya akan Gereja
Yang satu, kudus, katolik dan apostolik.
Kami mengakui satu Pembaptisan akan penghapusan dosa.
Kami menantikan kebangkitan orangmati.
Dan hidup di akhirat. Amin.
“Mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita. (2Pterus 1:1-2)
***
Kesimpulan: Alkitab menjelaskan bahwa YESUS SEHAKIKAT DENGAN ALLAH
Kami menyertakan sejumlah teks Alkitab yang secara jelas memperlihatkan, menegaskan dan mengindikasikan ke-Allah-an Yesus kepada kita
1. Mazmur 119:89 “Untuk selama-lamanya ya TUHAN firmanMu tetap teguh di sorga. KesetiaanMu dari keturunan ke keturunan, Engkau menegakkan bumi sehingga tetap ada”
2. Yesaya 7:14. “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel. “
3. Yesaya 9:5-6 “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya.”
4. Yesaya 61:1-2 “Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung”
5. Yeremia 23:5-6 Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN--keadilan kita”.
6. Hosea 1:7 Tetapi Aku akan menyayangi kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka demi TUHAN, Allah mereka."
7. Matius 1:20-23 “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. 1:21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita.
8. Matius 26:63-65. “Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak." Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit." Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya.
9. Lukas 1:31-33.35. “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." …"Roh Kudus akan turun tasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah”.
10. Yohanes 1:1-5.14.18 “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. 1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. 1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. 1:5. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. …Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
11. Yohanes 1:18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
12. Yohanes 5:23 “supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia”.
13. Yohanes 10:30 Aku dan Bapa adalah satu."
14. Yohanes 14:6-11” Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
15. Yohanes 20:27-29 ”Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
16. Roma 9:5 “Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!
17. Filipi 2:5-11 “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! “
18. Kolose 2:2-10 “mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus, sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. …Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan, dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa.
19. Titus 2:10-14 ” Jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita. …dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik. “
20. 1Timotius 3:16 “Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."
21. Ibrani 1:8-9.10 “Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran. Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu." Dan: "Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu.”
22. 2Petrus 1:1-3 “ Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita. Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.
23. 1Yohanes 3:9 Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.
24. 1Yohanes 5:20 “Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal”.
25. Wahyu 1:13-18 “Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia,…Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.”
26. Wahyu 22:12-13 "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir."
***
C. PENGAKUAN IMAN GEREJA
1. Pengakuan Iman Apostolik
Aku percaya akan Allah Bapa yang mahakuasa
Pencipta langit dan bumi
Dan akan Yesus Kristus, PuteraNya yang tunggal Tuhan kita
Yang dikandung dari Roh Kudus,
Dilahirkan oleh Perawan Maria; yang menderita sengsara
Dalam pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan
Wafat dan dimakamkan; yang turun ke tempat penantian,
Pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati;
Yang naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah
Bapa yang mahakuasa; dari situ Ia akan datang
mengadili orang hidup dan mati
Aku percaya akan roh Kudus
Gereja Katolik yang kudus, persekutuan para kudus
Pengmapunan dosa, kebangkitan badan, kehidupan kekal. Amin.
2. Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel
Kami percaya akan satu Allah, Bapa yang mahakuasa
Pencipta langit dan bumi
dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan
Dan akan satu Tuhan Yesus Kristus, Putera Allah yang tunggal.
Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad.
Allah dari Allah, terang dari terang
Allah benar dari Allah benar.
Ia dilahirkan bukan dijadikan, SEHAKIKAT dengan Bapa
Segala sesuatu dijadikan olehNya.
Ia turun dari surga untuk kita manusia,
dan untuk keselamatan kita
Dan Ia menjadi daging oleh Roh Kudus dari Perawan Maria
dan menjadi manusia.
Ia pun disalipkan untuk kita.
Waktu Pontius Pilatus.
Ia wafat kesengsaraan dan dimakamkan.
Pada hari ketiga Ia bangkit menurut Kitab Suci.
Ia naik ke surga duduk di sisi Bapa.
Ia akan kembali dengan mulia,
mengadili orang yang hidup dan yang mati;
KerajaanNya takkan berakhir
Kami percaya akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan;
Ia berasal dari Bapa dan Putera disembah dan dimuliakan;
Ia bersabda dengan perantaraan para nabi.
Kami percaya akan Gereja
Yang satu, kudus, katolik dan apostolik.
Kami mengakui satu Pembaptisan akan penghapusan dosa.
Kami menantikan kebangkitan orangmati.
Dan hidup di akhirat. Amin.
“Mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita. (2Pterus 1:1-2)
***
Kesimpulan: Alkitab menjelaskan bahwa YESUS SEHAKIKAT DENGAN ALLAH
Duel- Jumlah posting : 86
Join date : 18.04.11
Similar topics
» Apakah Yesus itu Allah?
» Apa yang Allah Tuntut dari Saksi Yehowa? Mendekat Kepada Allah Dalam Doa
» Muhammad mempersekutukan Allah dengan dirinya
» Apa yang Allah Tuntut dari Saksi Yehowa? Kehidupan Keluarga yang Menyenangkan Allah
» Apa yang Allah Tuntut dari Saksi Yehowa? Hamba-Hamba Allah Harus Bersih
» Apa yang Allah Tuntut dari Saksi Yehowa? Mendekat Kepada Allah Dalam Doa
» Muhammad mempersekutukan Allah dengan dirinya
» Apa yang Allah Tuntut dari Saksi Yehowa? Kehidupan Keluarga yang Menyenangkan Allah
» Apa yang Allah Tuntut dari Saksi Yehowa? Hamba-Hamba Allah Harus Bersih
:: Debat non-Islam :: Unitarian
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik