Login
Latest topics
» Ada apa di balik serangan terhadap Muslim Burma?by Dejjakh Sun Mar 29, 2015 9:56 am
» Diduga sekelompok muslim bersenjata menyerang umat kristen
by jaya Wed Nov 27, 2013 12:30 am
» Sekitar 6.000 orang perempuan di Suriah diperkosa
by jaya Wed Nov 27, 2013 12:19 am
» Muhammad mengaku kalau dirinya nabi palsu
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:53 pm
» Hina Islam dan Presiden, Satiris Mesir Ditangkap
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:50 pm
» Ratusan warga Eropa jihad di Suriah
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:48 pm
» Krisis Suriah, 6.000 tewas di bulan Maret
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:46 pm
» Kumpulan Hadis Aneh!!
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:43 pm
» Jihad seksual ala islam!
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:40 pm
Most active topics
Social bookmarking
Bookmark and share the address of Akal Budi Islam on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of on your social bookmarking website
Pencarian
Most Viewed Topics
Statistics
Total 40 user terdaftarUser terdaftar terakhir adalah tutunkasep
Total 1142 kiriman artikel dari user in 639 subjects
Top posting users this month
No user |
User Yang Sedang Online
Total 21 uses online :: 0 Terdaftar, 0 Tersembunyi dan 21 Tamu Tidak ada
User online terbanyak adalah 97 pada Tue Oct 22, 2024 12:34 pm
Butir-butir keyakinan muslim
:: Debat Islam :: Aqidah
Halaman 1 dari 1
Butir-butir keyakinan muslim
1. Muhammad Lahir
Nabi Muhammad lahir pada tanggal 12 Rabiulawal tahun Gajah, atau 20 April 571 M dari pasangan Abdullah bin Abdul Muththalib dan Aminah binti Wahab. Ayah Muhammad meninggal sebelum ia lahir dan kemudian disusul ibunya ketika ia masih sangat muda (kira-kira berusia 6 tahun). Ia kemudian diasuh oleh kakek-neneknya; Abdul Muththalib yang kaya. Setelah kekek-neneknya meninggal, Muhammad diasuh oleh Abu Thalib, pamannya. Rumpun keluarga Muhammad ini termasuk dalam golongan Abdi Allah (maksunya dari keluarga penyembah dewa). Pada umur 25 tahun, Muhammad menikah dengan Siti Khadijah seorang janda kaya berusia 40 tahun. Sebahagian ahli sejarah berpendapat bahwa isteri Muhammad berjumlah 9 orang, sebahagiaan mengatakan 11 orang, sebahagian lagi berpendapat 22 orang. Masalah menjadi tidak pasti sebab setiap kali Muhammad memenangi suatu pertempuran, ia membawa pulang tidak hanya harta rampasan perang, tetapi juga perempuan-perempuan yang dapat dijadikan selir. Lima belas tahun kemudian, Muhammad sering bertahannuts (berkalwat/meditasi) di gua Hira. “Dalam melakukan tahannuts kadang-kadang beliau bermimpi, mimpi yang benar” (Al-Quran dan Terjemahannya, 1971. Hlm. 53). Pada malam 17 Ramadhan, 6 Agustus 610 Muhammad mendapat wahyu untuk pertama kalinya yakni Surat 96: 1-5. Nabi akhirnya meninggal 8 Juni 632 M dalam usia 63 tahun.
Nabi Muhammad lahir pada tanggal 12 Rabiulawal tahun Gajah, atau 20 April 571 M dari pasangan Abdullah bin Abdul Muththalib dan Aminah binti Wahab. Ayah Muhammad meninggal sebelum ia lahir dan kemudian disusul ibunya ketika ia masih sangat muda (kira-kira berusia 6 tahun). Ia kemudian diasuh oleh kakek-neneknya; Abdul Muththalib yang kaya. Setelah kekek-neneknya meninggal, Muhammad diasuh oleh Abu Thalib, pamannya. Rumpun keluarga Muhammad ini termasuk dalam golongan Abdi Allah (maksunya dari keluarga penyembah dewa). Pada umur 25 tahun, Muhammad menikah dengan Siti Khadijah seorang janda kaya berusia 40 tahun. Sebahagian ahli sejarah berpendapat bahwa isteri Muhammad berjumlah 9 orang, sebahagiaan mengatakan 11 orang, sebahagian lagi berpendapat 22 orang. Masalah menjadi tidak pasti sebab setiap kali Muhammad memenangi suatu pertempuran, ia membawa pulang tidak hanya harta rampasan perang, tetapi juga perempuan-perempuan yang dapat dijadikan selir. Lima belas tahun kemudian, Muhammad sering bertahannuts (berkalwat/meditasi) di gua Hira. “Dalam melakukan tahannuts kadang-kadang beliau bermimpi, mimpi yang benar” (Al-Quran dan Terjemahannya, 1971. Hlm. 53). Pada malam 17 Ramadhan, 6 Agustus 610 Muhammad mendapat wahyu untuk pertama kalinya yakni Surat 96: 1-5. Nabi akhirnya meninggal 8 Juni 632 M dalam usia 63 tahun.
kabayan- Jumlah posting : 128
Join date : 14.06.11
Re: Butir-butir keyakinan muslim
2. Pemakaian kata Allah
Kami memakai kata “Allah” untuk merujuk sesembahan Muslim, sedangkan “Yahwe, Tuhan, Elohim” untuk merujuk sesembahan Kristen. Itu tidak berarti bahwa kami anti terhadap kata tersebut. Pembedaan ini lebih dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman terhadap Sesembahan Islam dari Sesembahan Kristen. Namun ada baiknya Anda tahu mengenai asal-muasal kata tersbut.
Kata “Allah” berasal dari kata: al-Ilah yang disingkat dengan Allah. Allah ini berarti dewa tertinggi atau kepala para dewa yakni dewa bulan. Pada dasarnya kata “Allah” bukan sesuatu yang di bawa oleh Muhammad. Orang Arab sebelum Muhammad sudah mengenalnya. Ayah Muhamad sendiri bernama Abdullah (Abdi Allah).
Pada zaman pra Islam, pemujaan terhadap Allah, atau dewa-dewi (al-Ilah) telah tersebar secara luas di Syria bagian Selatan dan di Arabia bagian Utara. Allah ini dikenal sebagai ‘kepala’ para ilah dan bersama para ilah. Allah disembah di dalam Ka’bah. Allah yang disembah di Kabbah ini diyakini pula sebagai dewa yang memiliki anak yakni Allat, al-Uzza dan Manat.
Allah ini tidak dihadirkan dengan simbol patung seperti para ilah. Muhammad dan penduduk Mekkah percaya kepada Allah ini. Allah ‘diimani’ sebagai pencipta (tetapi bukan satu-satunya pencipta). Namun penduduk Mekkah tidak mengabaikan penyembahan dan kepercayaan mereka kepada ilah-ilah lain. Bahkan kepercayaan kepada ilah-ilah ini seringkali lebih dominan mempengaruhi kehidupan mereka.
Kami memakai kata “Allah” untuk merujuk sesembahan Muslim, sedangkan “Yahwe, Tuhan, Elohim” untuk merujuk sesembahan Kristen. Itu tidak berarti bahwa kami anti terhadap kata tersebut. Pembedaan ini lebih dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman terhadap Sesembahan Islam dari Sesembahan Kristen. Namun ada baiknya Anda tahu mengenai asal-muasal kata tersbut.
Kata “Allah” berasal dari kata: al-Ilah yang disingkat dengan Allah. Allah ini berarti dewa tertinggi atau kepala para dewa yakni dewa bulan. Pada dasarnya kata “Allah” bukan sesuatu yang di bawa oleh Muhammad. Orang Arab sebelum Muhammad sudah mengenalnya. Ayah Muhamad sendiri bernama Abdullah (Abdi Allah).
Pada zaman pra Islam, pemujaan terhadap Allah, atau dewa-dewi (al-Ilah) telah tersebar secara luas di Syria bagian Selatan dan di Arabia bagian Utara. Allah ini dikenal sebagai ‘kepala’ para ilah dan bersama para ilah. Allah disembah di dalam Ka’bah. Allah yang disembah di Kabbah ini diyakini pula sebagai dewa yang memiliki anak yakni Allat, al-Uzza dan Manat.
Allah ini tidak dihadirkan dengan simbol patung seperti para ilah. Muhammad dan penduduk Mekkah percaya kepada Allah ini. Allah ‘diimani’ sebagai pencipta (tetapi bukan satu-satunya pencipta). Namun penduduk Mekkah tidak mengabaikan penyembahan dan kepercayaan mereka kepada ilah-ilah lain. Bahkan kepercayaan kepada ilah-ilah ini seringkali lebih dominan mempengaruhi kehidupan mereka.
kabayan- Jumlah posting : 128
Join date : 14.06.11
Re: Butir-butir keyakinan muslim
3. Kata Islam
Kata “Islam” (Arab) umumnya dimengerti sebagai kepatuhan, tunduk, penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah. Tetapi asalinya kata Islam berarti “berani menantang maut, kepahlawanan, siap mati dalam pertempuran”. Jadi, kata Islam menyangkut kekuatan yang merupakan ciri pejuang orang-orang padang pasir Timur Tengah. ‘Islam’ sama sekali tidak menegaskan sifat spiritual dari sebuah agama, tetapi menandakan heroisme manusia untuk mempertahankan hidup. Kata ‘Islam’ kemudian mengalami penyempitan makna menjadi “ketundukan dan kepatuhan” secara spiritual dalam agama Islam.
Betapa pun baiknya kata “Islam” didefinisikan oleh kebanyakan orang Islam masa kini, namun perilaku teror yang kebanyakan dilakukan oleh orang Muslim atas nama Allah dan agama Islam mengingatkan kita pada makna asali kata Islam itu, “siap mati dalam pertempuran”. Orang-orang non Islam modern tercengang-cengang menyaksikan ‘patriotisme dan heroisme keagamaan’ yang dilakukan oleh orang Islam. Mereka berani melakukan bom bunuh diri demi Allah dan agama mereka. Mereka yakin Allah adalah Penjamin, bahwa apa yang mereka lakukan adalah baik dan benar. Orang-orang yang melakukan bom bunuh diri demi Allah dan agama Islam diyakini akan masuk surgaNya Allah. Mereka semua akan dimasukan ke dalam sorga yang penuh dengan arak dan wanita-wanita cantik. (QS 56:10-38)
Kata “Islam” (Arab) umumnya dimengerti sebagai kepatuhan, tunduk, penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah. Tetapi asalinya kata Islam berarti “berani menantang maut, kepahlawanan, siap mati dalam pertempuran”. Jadi, kata Islam menyangkut kekuatan yang merupakan ciri pejuang orang-orang padang pasir Timur Tengah. ‘Islam’ sama sekali tidak menegaskan sifat spiritual dari sebuah agama, tetapi menandakan heroisme manusia untuk mempertahankan hidup. Kata ‘Islam’ kemudian mengalami penyempitan makna menjadi “ketundukan dan kepatuhan” secara spiritual dalam agama Islam.
Betapa pun baiknya kata “Islam” didefinisikan oleh kebanyakan orang Islam masa kini, namun perilaku teror yang kebanyakan dilakukan oleh orang Muslim atas nama Allah dan agama Islam mengingatkan kita pada makna asali kata Islam itu, “siap mati dalam pertempuran”. Orang-orang non Islam modern tercengang-cengang menyaksikan ‘patriotisme dan heroisme keagamaan’ yang dilakukan oleh orang Islam. Mereka berani melakukan bom bunuh diri demi Allah dan agama mereka. Mereka yakin Allah adalah Penjamin, bahwa apa yang mereka lakukan adalah baik dan benar. Orang-orang yang melakukan bom bunuh diri demi Allah dan agama Islam diyakini akan masuk surgaNya Allah. Mereka semua akan dimasukan ke dalam sorga yang penuh dengan arak dan wanita-wanita cantik. (QS 56:10-38)
kabayan- Jumlah posting : 128
Join date : 14.06.11
Re: Butir-butir keyakinan muslim
4. Pokok-pokok Ajaran Islam/Muhammad
Secara garis besar, akidah Islam dibagi dua bagian besar yakni Rukun Iman dan Rukun Islam. Kesemuanya menampilkan wajah Islam yang mereka yakini sebagai sesuatu yang sama sekali, yang dibawa oleh Rasulullah. Namun Anda tidak perlu terkejut jika Anda dihadapkan pada kenyataan bahwa akidah Islam itu mirip dengan iman Yahudi untuk tidak mengatakan jiplakan dari iman dan tradisi Yahudi. Fakta lain membuktikan bahwa ajaran Kristus sama sekali lain dari pengajaran Islam dan Yahudi. Yesus menampilkan wajah baru dalam tata keselamatan umat manusia.
a. Rukun Iman:
1). Percaya kepada yang Ghaib (Allah)
2). Beriman kepada Malaikat
3). Percaya kepada Wahyu yang diturunkan oleh Allah S.A.W
4). Percaya kepada adanya Akhirat
5). Beriman kepada Nabi-nabi
6). Beriman kepada Qadar (Takdir)
b. Rukun Islam:
1). Mengucapkan dua Kalimah syahadat. “La ilaha Ilah Allah dan Wah Muhammad Rasul Allah” [Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah]
2). Mendirikan Shalat
3). Mengeluarkan zakat
4). Puasa (Shaum).
5). Naik Haji (ke Mekkah)
Baik Rukun Iman maupun Rukun Islam ini dianggap oleh orang Islam sebagai sesuatu yang sama sekali baru; yang di bawa oleh Muhammad. Namun, jika Anda membandingkannya dengan ajaran Yahudi, maka tidak ada sama sekali sesuatu yang baru. Semua itu hanyalah ciplakan ala Muhammad. Pokok iman Yahudi juga tak beda jauh.
1. Percaya kepada Yahwe yang Esa
2. Percaya kepada Malaikat
3. Percaya kepada Wahyu Elohim
4. Percaya kepada Hari Tuhan (Akhirat)
5. Percaya kepada Nabi-nabi
6. Percaya kepada Takdir
Orang Islam memiliki kredo sentral: “La ilaha Ilah Allah dan Muhammad adalah rasul Allah”. Bagian pertama dari kredo ini diterjemahkan secara salah oleh kebanyakan orang Islam Indonesia menjadi “Tiada Tuhan selain Allah”, padahal yang sebenarnya ialah “TIADA ILAH SELAIN ALLAH, dan lebih tepat lagi adalah TIADA ILAH LAIN SELAIN ALLAH”.
Mirip dengan rukun Islam, orang Yahudi memiliki rukun Yahudiah yang mirip dengan “La ilaha Ilah Allah” yaitu HUH ECHAD VEEIN SHENI yang artinya Dia [Elohim] adalah satu dan tidak ada yang ke dua”. Selain itu orang Yahudi juga mengenal sembahyang (Shalat), Sedekah (Zakat), Puasa, dan Wisata ke Yerusalem pada Hari Raya Paskah.
Jika Anda membandingkan ajaran kedua agama tersebut, maka akan terlihat bahwa untuk hal-hal yang pokok tidak ada perbedaan mencolok antara ajaran Islam dan Yahudi. Dengan lain kata, iman Islam menjiplak iman Yahudi. Jadi, Islam tidak membawa sesuatu yang lain untuk membaharui iman Yahudiah. Klaim bahwa Muhammad membawa sesuatu yang baru untuk umat manusia tidak benar.
Bandingkan pula bedanya dengan pokok-pokok iman Kristen (sebagaimana tertuang dalam credo Para Rasul). Akan terlihat bahwa begitu banyak perbedaan yang mendasar antara iman Islam dan Yahudi di satu pihak, dan iman Kristen di pihak lain. Kekristenan membawa misi yang sama sekali baru dan visioner, berbeda jauh dengan Islam dan Yahudi. Kredo Kristen sbb.:
Aku percaya akan Elohim Bapa yang maha kuasa, Pencipta langit dan bumi, dan akan Yesus Kristus PuteraNya yang tunggal, Tuhan kita, Yang dikandung dari Roh Kudus, Dilahirkan oleh Perawan Maria, yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus disalibkan, wafat dan dimakamkan yang turun ke tempat penantian pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati, yang naik ke sorga duduk di sebelah kanan Elohim, Bapa yang maha kuasa dari situ Ia akan mengadili orang yang hidup dan yang mati Aku percaya akan Roh Kudus Gereja Katolik yang kudus persekutuan para kudus, pengampunan dosa kebangkitan badan kehidupan kekal. Amin.
Hal yang paling mendasar adalah menyangkut hakikat Elohim. Elohim tidak lagi dimengerti secara kaku dan sempit, tetapi secara mendalam dan luas. Ia tidak hanya Tuhan Maha Esa, tetapi Elohim Tritunggal. Ingatlah, HANYA agama Kristen yang mengajarkan Elohim sebagai TRITUNGGAL yakni Esa dalam ketuhanan (hakikatNya), tetapi Tiga dalam realitas kepribadianNya. Jadi, Yesus membawa sesuatu yang sama sekali baru. Gagasan Tritunggal tidak sama dengan gagasan Tiga Dewa dalam kepercayaan kafir Arabiah dan Timur Tengah.
Berbeda dengan Islam dan Yahudi yang mengedepankan aturan hukum yang dijalankan secara kaku sebagai media (pengantara) keselamatan, Kekristen mengedepankan Kristus sebagai Juruselamat. Kristus adalah Pengantara manusia dan Yahwe.
Konsep penebusan dosa dalam Islam amat kabur, sedangkan Yahudi mengedepankan korban binatang. Berbeda dengan Islam dan Yahudi, penebusan dosa adalah nyata melalui darah Kristus. Dengannya, manusia ditebus dari dosa mereka.
Secara garis besar, akidah Islam dibagi dua bagian besar yakni Rukun Iman dan Rukun Islam. Kesemuanya menampilkan wajah Islam yang mereka yakini sebagai sesuatu yang sama sekali, yang dibawa oleh Rasulullah. Namun Anda tidak perlu terkejut jika Anda dihadapkan pada kenyataan bahwa akidah Islam itu mirip dengan iman Yahudi untuk tidak mengatakan jiplakan dari iman dan tradisi Yahudi. Fakta lain membuktikan bahwa ajaran Kristus sama sekali lain dari pengajaran Islam dan Yahudi. Yesus menampilkan wajah baru dalam tata keselamatan umat manusia.
a. Rukun Iman:
1). Percaya kepada yang Ghaib (Allah)
2). Beriman kepada Malaikat
3). Percaya kepada Wahyu yang diturunkan oleh Allah S.A.W
4). Percaya kepada adanya Akhirat
5). Beriman kepada Nabi-nabi
6). Beriman kepada Qadar (Takdir)
b. Rukun Islam:
1). Mengucapkan dua Kalimah syahadat. “La ilaha Ilah Allah dan Wah Muhammad Rasul Allah” [Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah]
2). Mendirikan Shalat
3). Mengeluarkan zakat
4). Puasa (Shaum).
5). Naik Haji (ke Mekkah)
Baik Rukun Iman maupun Rukun Islam ini dianggap oleh orang Islam sebagai sesuatu yang sama sekali baru; yang di bawa oleh Muhammad. Namun, jika Anda membandingkannya dengan ajaran Yahudi, maka tidak ada sama sekali sesuatu yang baru. Semua itu hanyalah ciplakan ala Muhammad. Pokok iman Yahudi juga tak beda jauh.
1. Percaya kepada Yahwe yang Esa
2. Percaya kepada Malaikat
3. Percaya kepada Wahyu Elohim
4. Percaya kepada Hari Tuhan (Akhirat)
5. Percaya kepada Nabi-nabi
6. Percaya kepada Takdir
Orang Islam memiliki kredo sentral: “La ilaha Ilah Allah dan Muhammad adalah rasul Allah”. Bagian pertama dari kredo ini diterjemahkan secara salah oleh kebanyakan orang Islam Indonesia menjadi “Tiada Tuhan selain Allah”, padahal yang sebenarnya ialah “TIADA ILAH SELAIN ALLAH, dan lebih tepat lagi adalah TIADA ILAH LAIN SELAIN ALLAH”.
Mirip dengan rukun Islam, orang Yahudi memiliki rukun Yahudiah yang mirip dengan “La ilaha Ilah Allah” yaitu HUH ECHAD VEEIN SHENI yang artinya Dia [Elohim] adalah satu dan tidak ada yang ke dua”. Selain itu orang Yahudi juga mengenal sembahyang (Shalat), Sedekah (Zakat), Puasa, dan Wisata ke Yerusalem pada Hari Raya Paskah.
Jika Anda membandingkan ajaran kedua agama tersebut, maka akan terlihat bahwa untuk hal-hal yang pokok tidak ada perbedaan mencolok antara ajaran Islam dan Yahudi. Dengan lain kata, iman Islam menjiplak iman Yahudi. Jadi, Islam tidak membawa sesuatu yang lain untuk membaharui iman Yahudiah. Klaim bahwa Muhammad membawa sesuatu yang baru untuk umat manusia tidak benar.
Bandingkan pula bedanya dengan pokok-pokok iman Kristen (sebagaimana tertuang dalam credo Para Rasul). Akan terlihat bahwa begitu banyak perbedaan yang mendasar antara iman Islam dan Yahudi di satu pihak, dan iman Kristen di pihak lain. Kekristenan membawa misi yang sama sekali baru dan visioner, berbeda jauh dengan Islam dan Yahudi. Kredo Kristen sbb.:
Aku percaya akan Elohim Bapa yang maha kuasa, Pencipta langit dan bumi, dan akan Yesus Kristus PuteraNya yang tunggal, Tuhan kita, Yang dikandung dari Roh Kudus, Dilahirkan oleh Perawan Maria, yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus disalibkan, wafat dan dimakamkan yang turun ke tempat penantian pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati, yang naik ke sorga duduk di sebelah kanan Elohim, Bapa yang maha kuasa dari situ Ia akan mengadili orang yang hidup dan yang mati Aku percaya akan Roh Kudus Gereja Katolik yang kudus persekutuan para kudus, pengampunan dosa kebangkitan badan kehidupan kekal. Amin.
Hal yang paling mendasar adalah menyangkut hakikat Elohim. Elohim tidak lagi dimengerti secara kaku dan sempit, tetapi secara mendalam dan luas. Ia tidak hanya Tuhan Maha Esa, tetapi Elohim Tritunggal. Ingatlah, HANYA agama Kristen yang mengajarkan Elohim sebagai TRITUNGGAL yakni Esa dalam ketuhanan (hakikatNya), tetapi Tiga dalam realitas kepribadianNya. Jadi, Yesus membawa sesuatu yang sama sekali baru. Gagasan Tritunggal tidak sama dengan gagasan Tiga Dewa dalam kepercayaan kafir Arabiah dan Timur Tengah.
Berbeda dengan Islam dan Yahudi yang mengedepankan aturan hukum yang dijalankan secara kaku sebagai media (pengantara) keselamatan, Kekristen mengedepankan Kristus sebagai Juruselamat. Kristus adalah Pengantara manusia dan Yahwe.
Konsep penebusan dosa dalam Islam amat kabur, sedangkan Yahudi mengedepankan korban binatang. Berbeda dengan Islam dan Yahudi, penebusan dosa adalah nyata melalui darah Kristus. Dengannya, manusia ditebus dari dosa mereka.
kabayan- Jumlah posting : 128
Join date : 14.06.11
Re: Butir-butir keyakinan muslim
5. Pengajaran Muhammad
Setiap orang Muslim bangga kalau disebut sebagai pengikut Muhammad yang taat dan saleh. Hal tersebut tentu saja baik. Kebanggaan tersebut dilandasi oleh segala ajaran dan perilaku Muhammad yang konon disebut satu-satunya “lelaki teragung” yang pernah ada dalam sejarah umat manusia. Sedemikian hormatnya orang Muslim kepada Muhammad dan sedemikian teragungnya Muhammad, maka tak seorang pun boleh mengkritisi segala sesuatu yang berbau Muhammad. Para pengikut Muhammad tidak segan-segan mempertaruhkan nyawa untuk membela reputasi dan nama baik Sang Nabi. Mereka mengamuk layaknya kuda liar bila Muhammad disinggung. Namun Anda perlu mencermati beberapa hal yang berkaitan dengan pengajaran Sang Nabi tersebut.
1. Muhammad mengajarkan atau minimal memberitahu kita bahwa Allah adalah Maha Pengasih dan Penyayang.
Nah, dalam hal apakah Allah telah menyatakan kasih dan sayangNya kepada Anda? Anda mungkin akan menjawab: segala sesuatu yang ada di bawah kolong langit ini adalah milik Tuhan Yang Maha Esa. Dia adalah Allah Pencipta segala sesuatu. Segala sesuatu tersebut diberikanNya kepada manusia. Orang-orang yang berpikir dangkal akan cepat-cepat mengiyakannya. Kenyataannya bahwa hal-hal tersebut bukan penemuan Muhammad; tetapi penemuan dari agama-agama tradisional yang mengalami bentuk monoteisnya dalam agama Yahudi. Pernyataan kasih dan sayang bukan menyangkut: memberi hal-hal yang ada di luar diri kita kepada orang lain, tetapi terkait dengan pemberian diri Anda. Jadi, Allah sebenarnya belum menyatakan dan memberikan kasihNya kepada Anda kalau yang Dia berikan itu berupa, makanan, minuman, pakaian, harta kekayaan atau apa saja yang berada di luar diri Allah. Allah benar-benar mengasihi Anda kalau Ia memberikan diriNya untuk Anda. Sayangnya, Allah tidak pernah memberikan diriNya untuk umat manusia; khususnya orang Islam. Jadi, klaim Allah pengasih dan penyayang tidak bermakna.
2. Muhammad mengajarkan hari berbangkit.
Hari pengadilan terakhir, hari dimana semua orang akan dibangkitkan untuk diadili. Jika Anda mengikuti seseorang, itu berarti anda berada persis di belakangnya. Dia yang menuntun Anda kemana dia hendak membawa Anda. Jika dia sesat; maka sangat pasti anda juga akan tersesat. Ujung ceritera hidup orang yang menuntun Anda akan memberikan gambaran bahwa seperti itu jugalah akhir kehidupan Anda. Anda tidak akan melebihi orang yang Anda ikuti. Jika Anda mengikuti Budha; maka hidup Anda akan berakhir seperti akhir hidup Budha. Jika Anda mengikuti Kong Fu Cu; maka hidup Anda akan berakhir seperti hidup Kong Fu Cu. Jika Anda mengikuti Muhammad; maka ujung ceritera hidup Anda akan sama seperti Muhammad. Kita tahu bahwa akhir kehidupan Budha, Kong Fu Cu dan Muhammad adalah berujung dan berhenti pada kuburan. Itulah sebabnya kuburan mereka masih dipelihara dan segala tulang-belulangnya masih tersimpan secara rapi. NAMUN jika Anda mengikuti Yesus orang Nazareth itu, hidup Anda akan berakhir seperti Dia yakni mati kemudian bangkit dan lalu naik ke sorga; duduk di sisi kanan Bapa Yang Maha Tinggi. Yesus tidak seperti Muhammad yang hanya sebagai seorang pemberi peringatan tetapi pelaksana dari apa yang diajarkanNya. Berbeda dengan Yesus, Muhammad bukan pelaksana dari apa yangdiajarkannya. Muhammad mengajarkan hari berbangkit, tetapi ia sendiri tidak bangkit-bangkit. Ia mati dan kuburannya masih ada sampai sekarang. Itulah sebabnya setiap Muslim yang saleh selalu mendoakan agar Muhammad dan keturunannya selamat. Tidak ada kisah bahwa Muhammad telah bangkit jiwa dan raganya dari kematian. Jadi, jika Muhammad mengajarkan hari berbangkit; itu berarti dia mengajar sesuatu yang tidak dia sendiri alami. Dia yang mengajar Anda saja tidak berbangkit, apalagi Anda yang hanya mengikuti dia yang mengajar Anda.
3. Allahnya Muhammad mengajarkan pengampunan dosa.
Semua agama mengajarkan hal yang sama. Bedanya: Apakah Muhammad diberi kuasa oleh Allah untuk mengampuni para pengikutNya? Selanjutnya apakah Muhammad memberi kuasa pengampunan itu kepada para pengikutNya sebab pada kenyatannya, kini ia sudah mati. Haruslah ada orang yang melanjutkan karyanya. Mungkin Anda akan menjawab bahwa pengampunan itu adalah hak dan milik Allah Yang Maha Esa. Jawaban itu sangat basi dan membosankan, lagi kuno dan tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Semua manusia tahu bahwa pengampunan itu hak dan milik Tuhan semata. Namun apakah Allahnya Muhammad rela untuk mendelegasikan kuasa pengampunanNya itu kepada pengikut Muhammad sekarang sehingga kita tahu dengan pasti bahwa sekarang, saat ini dan di sini, Allah mengampuni dosa seorang anak manusia pendosa? Jika tidak, Muhammad mengajar sesuatu yang tidak dapat ia lakukan. Kita tidak perlu jawaban basi ini: “Muhammad hanyalah pemberi peringatan”. Manusia dewasa ini tidak membutuhkan utusan seperti itu. Dunia dewasa ini membutuhkan pribadi yang benar-benar mewakili Tuhan yang Maha Kuasa; seorang yang dapat menjalankan tugas Dia yang mengutusnya, pelaku ajaran-ajaran Tuhan. Dengan itu kita benar-benar tahu bahwa “utusan” itu berasal dari Dia yang Maha Kuasa. Berbeda dari Muhammad, Yesus orang Nazareth itu berkuasa mengampuni dosa. Para pengikutNya juga diberiNya kuasa untuk mengampuni dosa. Dunia pun menjadi tahu bahwa Dia itu datang dari atas; dari Tuhan Yang Kuasa karena orang tersebut dapat melakukan pekerjaan Tuhan Yang Kuasa. “Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dengan Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada” (Yoh 20:22).
4. Muhammad mengajarkan prilaku moral yang baik
Semua agama mengajarkan kebaikan. Semua pengikutnya dididik untuk hidup bermoral baik. Bedanya kriteria moral yang baik, yang diajarkan oleh Muhammad berbeda dengan kriteria moral seumumnya. Muhammad mengajarkan balas dendam, berpoligami, berperang, berzinah dengan pembantu, menipu, mengawini istri anak angkat, melempar setan dengan batu, tujuh kali mengelilingi Ka’bah di Mekkah, shalat menghadap ke Mekkah lima kali sehari, perempuan tidak boleh ikut shalat di Mesjid padaa hari Jumaat dll. Semua itu dipandang oleh orang Islam sebagai ajaran dari lelaki yang teragung yang pernah ada dalam sejarah manusia.
Bagi orang Kristen dan bahkan kafir sekalipun, pengajaran Muhammad ini terasa menjijikan dan tak patut ditiru kecuali mereka yang tidak mau menggunakan akalnya. Berbeda dengan Muhammad, Yesus mengajarkan hal-hal yang sangat mengagumkan. Ia mengajarkan pengampunan, monogami, berdamai dengan musuh dan mendoakan mereka, jujur, dll. Semua itu menggetarkan hati dan menantang umat manusia untuk melakukan pilihan tegas: mengikuti Dia atau Muhammad.
Setiap orang Muslim bangga kalau disebut sebagai pengikut Muhammad yang taat dan saleh. Hal tersebut tentu saja baik. Kebanggaan tersebut dilandasi oleh segala ajaran dan perilaku Muhammad yang konon disebut satu-satunya “lelaki teragung” yang pernah ada dalam sejarah umat manusia. Sedemikian hormatnya orang Muslim kepada Muhammad dan sedemikian teragungnya Muhammad, maka tak seorang pun boleh mengkritisi segala sesuatu yang berbau Muhammad. Para pengikut Muhammad tidak segan-segan mempertaruhkan nyawa untuk membela reputasi dan nama baik Sang Nabi. Mereka mengamuk layaknya kuda liar bila Muhammad disinggung. Namun Anda perlu mencermati beberapa hal yang berkaitan dengan pengajaran Sang Nabi tersebut.
1. Muhammad mengajarkan atau minimal memberitahu kita bahwa Allah adalah Maha Pengasih dan Penyayang.
Nah, dalam hal apakah Allah telah menyatakan kasih dan sayangNya kepada Anda? Anda mungkin akan menjawab: segala sesuatu yang ada di bawah kolong langit ini adalah milik Tuhan Yang Maha Esa. Dia adalah Allah Pencipta segala sesuatu. Segala sesuatu tersebut diberikanNya kepada manusia. Orang-orang yang berpikir dangkal akan cepat-cepat mengiyakannya. Kenyataannya bahwa hal-hal tersebut bukan penemuan Muhammad; tetapi penemuan dari agama-agama tradisional yang mengalami bentuk monoteisnya dalam agama Yahudi. Pernyataan kasih dan sayang bukan menyangkut: memberi hal-hal yang ada di luar diri kita kepada orang lain, tetapi terkait dengan pemberian diri Anda. Jadi, Allah sebenarnya belum menyatakan dan memberikan kasihNya kepada Anda kalau yang Dia berikan itu berupa, makanan, minuman, pakaian, harta kekayaan atau apa saja yang berada di luar diri Allah. Allah benar-benar mengasihi Anda kalau Ia memberikan diriNya untuk Anda. Sayangnya, Allah tidak pernah memberikan diriNya untuk umat manusia; khususnya orang Islam. Jadi, klaim Allah pengasih dan penyayang tidak bermakna.
2. Muhammad mengajarkan hari berbangkit.
Hari pengadilan terakhir, hari dimana semua orang akan dibangkitkan untuk diadili. Jika Anda mengikuti seseorang, itu berarti anda berada persis di belakangnya. Dia yang menuntun Anda kemana dia hendak membawa Anda. Jika dia sesat; maka sangat pasti anda juga akan tersesat. Ujung ceritera hidup orang yang menuntun Anda akan memberikan gambaran bahwa seperti itu jugalah akhir kehidupan Anda. Anda tidak akan melebihi orang yang Anda ikuti. Jika Anda mengikuti Budha; maka hidup Anda akan berakhir seperti akhir hidup Budha. Jika Anda mengikuti Kong Fu Cu; maka hidup Anda akan berakhir seperti hidup Kong Fu Cu. Jika Anda mengikuti Muhammad; maka ujung ceritera hidup Anda akan sama seperti Muhammad. Kita tahu bahwa akhir kehidupan Budha, Kong Fu Cu dan Muhammad adalah berujung dan berhenti pada kuburan. Itulah sebabnya kuburan mereka masih dipelihara dan segala tulang-belulangnya masih tersimpan secara rapi. NAMUN jika Anda mengikuti Yesus orang Nazareth itu, hidup Anda akan berakhir seperti Dia yakni mati kemudian bangkit dan lalu naik ke sorga; duduk di sisi kanan Bapa Yang Maha Tinggi. Yesus tidak seperti Muhammad yang hanya sebagai seorang pemberi peringatan tetapi pelaksana dari apa yang diajarkanNya. Berbeda dengan Yesus, Muhammad bukan pelaksana dari apa yangdiajarkannya. Muhammad mengajarkan hari berbangkit, tetapi ia sendiri tidak bangkit-bangkit. Ia mati dan kuburannya masih ada sampai sekarang. Itulah sebabnya setiap Muslim yang saleh selalu mendoakan agar Muhammad dan keturunannya selamat. Tidak ada kisah bahwa Muhammad telah bangkit jiwa dan raganya dari kematian. Jadi, jika Muhammad mengajarkan hari berbangkit; itu berarti dia mengajar sesuatu yang tidak dia sendiri alami. Dia yang mengajar Anda saja tidak berbangkit, apalagi Anda yang hanya mengikuti dia yang mengajar Anda.
3. Allahnya Muhammad mengajarkan pengampunan dosa.
Semua agama mengajarkan hal yang sama. Bedanya: Apakah Muhammad diberi kuasa oleh Allah untuk mengampuni para pengikutNya? Selanjutnya apakah Muhammad memberi kuasa pengampunan itu kepada para pengikutNya sebab pada kenyatannya, kini ia sudah mati. Haruslah ada orang yang melanjutkan karyanya. Mungkin Anda akan menjawab bahwa pengampunan itu adalah hak dan milik Allah Yang Maha Esa. Jawaban itu sangat basi dan membosankan, lagi kuno dan tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Semua manusia tahu bahwa pengampunan itu hak dan milik Tuhan semata. Namun apakah Allahnya Muhammad rela untuk mendelegasikan kuasa pengampunanNya itu kepada pengikut Muhammad sekarang sehingga kita tahu dengan pasti bahwa sekarang, saat ini dan di sini, Allah mengampuni dosa seorang anak manusia pendosa? Jika tidak, Muhammad mengajar sesuatu yang tidak dapat ia lakukan. Kita tidak perlu jawaban basi ini: “Muhammad hanyalah pemberi peringatan”. Manusia dewasa ini tidak membutuhkan utusan seperti itu. Dunia dewasa ini membutuhkan pribadi yang benar-benar mewakili Tuhan yang Maha Kuasa; seorang yang dapat menjalankan tugas Dia yang mengutusnya, pelaku ajaran-ajaran Tuhan. Dengan itu kita benar-benar tahu bahwa “utusan” itu berasal dari Dia yang Maha Kuasa. Berbeda dari Muhammad, Yesus orang Nazareth itu berkuasa mengampuni dosa. Para pengikutNya juga diberiNya kuasa untuk mengampuni dosa. Dunia pun menjadi tahu bahwa Dia itu datang dari atas; dari Tuhan Yang Kuasa karena orang tersebut dapat melakukan pekerjaan Tuhan Yang Kuasa. “Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dengan Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada” (Yoh 20:22).
4. Muhammad mengajarkan prilaku moral yang baik
Semua agama mengajarkan kebaikan. Semua pengikutnya dididik untuk hidup bermoral baik. Bedanya kriteria moral yang baik, yang diajarkan oleh Muhammad berbeda dengan kriteria moral seumumnya. Muhammad mengajarkan balas dendam, berpoligami, berperang, berzinah dengan pembantu, menipu, mengawini istri anak angkat, melempar setan dengan batu, tujuh kali mengelilingi Ka’bah di Mekkah, shalat menghadap ke Mekkah lima kali sehari, perempuan tidak boleh ikut shalat di Mesjid padaa hari Jumaat dll. Semua itu dipandang oleh orang Islam sebagai ajaran dari lelaki yang teragung yang pernah ada dalam sejarah manusia.
Bagi orang Kristen dan bahkan kafir sekalipun, pengajaran Muhammad ini terasa menjijikan dan tak patut ditiru kecuali mereka yang tidak mau menggunakan akalnya. Berbeda dengan Muhammad, Yesus mengajarkan hal-hal yang sangat mengagumkan. Ia mengajarkan pengampunan, monogami, berdamai dengan musuh dan mendoakan mereka, jujur, dll. Semua itu menggetarkan hati dan menantang umat manusia untuk melakukan pilihan tegas: mengikuti Dia atau Muhammad.
kabayan- Jumlah posting : 128
Join date : 14.06.11
Re: Butir-butir keyakinan muslim
6. Wahyu Lisan
Kaum Muslim mengatakan bahwa tidak ada wahyu lisan dalam Kekristenan (baca buku “The Choice”nya Ahmed Deedat). Pernyataan tersebut tidak benar atau sesat. Ketika kita membaca Kitab Kejadian, kita langsung dihadapkan pada Yahwe yang mewahyukan kuasaNya secara lisan. “Berfirmanlah Yahwe: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi” (Baca keseluruhan Kejadian bab I dan seterusnya). Dalam kitab Keluaran, Yahwe mewahyukan namaNya:
“Firman Elohim kepada Musa: “AKU ADALAH AKU” Lagi firmanNya: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: “AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu” (Kel 3:14).
Selanjutnya, dalam kitab Imamat Yahwe mewahyukan bahwa Dia adalah Kudus, Suci:
“Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: “Kuduslah kamu, sebab Aku TUHAN Elohimmu kudus.” (Imamat 19:2).
Segala sesuatu yang berkaitan dengan Yahwe dan interaksi manusia terhadapNya, sejauh diperlukan untuk keselamatan manusia, telah diwahyukanNya secara lisan dalam kitab Perjanjian Lama.
Orang Muslim mengklaim bahwa Al-Quran adalah Wahyu Lisan (menghadirkan diri dalam kata-kata) Allah. Sayangnya, Allah tidak mampu (atau tidak mau?) ber-Wahyu Pribadi (menghadirkan diri dalam pribadi manusia) Allah.
Sebaliknya, Yahwe, Tuhan Elohim; Ia tidak hanya dapat menghadirkan diriNya melalui Wahyu Lisan; tetapi lebih lagi Ia menghadirkan diriNya dalam Wahyu/Wujud Pribadi Manusia, PuteraNya sendiri.
“Sesungguhnya anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan mereka akan menamakan Dia Imanuel – yang berarti: Elohim menyertai kita” (Luk 1:23).
Bagaimana hal itu akan terjadi pada diri seorang perawan? Malaikat Tuhan berseru:
“Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Elohim Yang Maha Tinggi akan menaungi engkau, sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Putera Elohim” (Luk 1:35).
Kata-kata dalam Luk 1:23 sudah diwahyukan jauh sebelum Imanuel itu hadir.
“Sesungguhnya seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan ia akan menamakan Dia Imanuel” (Yes 7:14).
Siapakah Imanuel tersebut?
“Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebut orang: Penasihat Ajaib, Elohim yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai” (Yes 9:5).
Dengan kata lain: Penasihat Ajaib, Elohim yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai tersebut menjadi manusia. Ia mewahyukan diriNya melaui darah dan daging seorang manusia.
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Elohim dan Firman itu adalah Elohim. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Elohim. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercayahay di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya…Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita dan kita telah melihat kemulianNya yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yoh 1:1-5.14).
Mengapa Elohim rela menjadi manusia dan diam diantara kita? Inilah jawabannya:
“Karena begitu besar kasih Elohim akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh 3:16).
Jelaslah beda antara Allah dan Yahwe. Yahwe mau menjadi manusia dan Dia mampu melakukan hal itu sebab Dia Maha Kuasa dan Maha Baik, sedangkan Allah tidak mampu atau tidak mau karena Allah tidak mahakuasa dan tidak mahabaik.
Kaum Muslim mengatakan bahwa tidak ada wahyu lisan dalam Kekristenan (baca buku “The Choice”nya Ahmed Deedat). Pernyataan tersebut tidak benar atau sesat. Ketika kita membaca Kitab Kejadian, kita langsung dihadapkan pada Yahwe yang mewahyukan kuasaNya secara lisan. “Berfirmanlah Yahwe: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi” (Baca keseluruhan Kejadian bab I dan seterusnya). Dalam kitab Keluaran, Yahwe mewahyukan namaNya:
“Firman Elohim kepada Musa: “AKU ADALAH AKU” Lagi firmanNya: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: “AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu” (Kel 3:14).
Selanjutnya, dalam kitab Imamat Yahwe mewahyukan bahwa Dia adalah Kudus, Suci:
“Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: “Kuduslah kamu, sebab Aku TUHAN Elohimmu kudus.” (Imamat 19:2).
Segala sesuatu yang berkaitan dengan Yahwe dan interaksi manusia terhadapNya, sejauh diperlukan untuk keselamatan manusia, telah diwahyukanNya secara lisan dalam kitab Perjanjian Lama.
Orang Muslim mengklaim bahwa Al-Quran adalah Wahyu Lisan (menghadirkan diri dalam kata-kata) Allah. Sayangnya, Allah tidak mampu (atau tidak mau?) ber-Wahyu Pribadi (menghadirkan diri dalam pribadi manusia) Allah.
Sebaliknya, Yahwe, Tuhan Elohim; Ia tidak hanya dapat menghadirkan diriNya melalui Wahyu Lisan; tetapi lebih lagi Ia menghadirkan diriNya dalam Wahyu/Wujud Pribadi Manusia, PuteraNya sendiri.
“Sesungguhnya anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan mereka akan menamakan Dia Imanuel – yang berarti: Elohim menyertai kita” (Luk 1:23).
Bagaimana hal itu akan terjadi pada diri seorang perawan? Malaikat Tuhan berseru:
“Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Elohim Yang Maha Tinggi akan menaungi engkau, sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Putera Elohim” (Luk 1:35).
Kata-kata dalam Luk 1:23 sudah diwahyukan jauh sebelum Imanuel itu hadir.
“Sesungguhnya seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan ia akan menamakan Dia Imanuel” (Yes 7:14).
Siapakah Imanuel tersebut?
“Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebut orang: Penasihat Ajaib, Elohim yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai” (Yes 9:5).
Dengan kata lain: Penasihat Ajaib, Elohim yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai tersebut menjadi manusia. Ia mewahyukan diriNya melaui darah dan daging seorang manusia.
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Elohim dan Firman itu adalah Elohim. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Elohim. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercayahay di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya…Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita dan kita telah melihat kemulianNya yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yoh 1:1-5.14).
Mengapa Elohim rela menjadi manusia dan diam diantara kita? Inilah jawabannya:
“Karena begitu besar kasih Elohim akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh 3:16).
Jelaslah beda antara Allah dan Yahwe. Yahwe mau menjadi manusia dan Dia mampu melakukan hal itu sebab Dia Maha Kuasa dan Maha Baik, sedangkan Allah tidak mampu atau tidak mau karena Allah tidak mahakuasa dan tidak mahabaik.
kabayan- Jumlah posting : 128
Join date : 14.06.11
Re: Butir-butir keyakinan muslim
7. Allah Maha Pengasih
Orang Islam yakin Allah adalah Maha Pengasih dan Penyayang, namun bagaimanakah Allah mendemontrasikan hal tersebut? Kami pastikan bahwa Allah tidak pernah mendemonstrasikan kasih dan sayangNya secara nyata. Itulah sebabnya Muhammad jarang sekali untuk tidak mengatakan tidak bernah berkotbah tentang kasih. Para Muslim lalu mendalil-dalilkan cakrawala, rezeki makan minum, pakaian, rumah dan harta benda lainnya sebagai bukti kasih Allah. Bagi mereka Alquran adalah bukti kasih Allah bagi Islam.
Kami pastikan kepada Anda, jika bukti kasih dan sayangNya itu masih dalam bentuk matahari, bulan bintang, makanan, minuman, tulisan, retorika dan bukan diriNya, maka hal itu bukanlah bukti kasih, tetapi tanggungjawab Allah kepada manusia ciptaanNya. Jika Anda memberikan sesuatu yang berada di luar diri Anda kepada anak Anda berupa uang, barang dan bukan diri Anda, maka hal tersebut merupakan bukti tanggungjawab Anda terhadap anak-anak yang Andaa lahirkan. Bukti kasih yang lebih mendaalam dan konkrit adalah dengan pemberian diri Anda sendiri kepada orang yang Anda cintai. Orang Islam yang sangat mencintai Allah, tentu tidak cukup hanya bersedekah dengan harta bendanya bukan? Bukti kasih mereka yang paling nyata kepada Allah ialah memberikan nyawa untuk berjihad di jalan Allah dan rela mati sahid. Seharusnya jika kasih semacam itu benar, dan benar pula bahwa Allah adalah MAHA KASIH, maka Allah dapat berbuat melebihi apa yang dibuat oleh orang Islam kepadaNya. Allah harus memberikan diriNya. Hanya sayangnya Allah tidak pernah melakukan hal itu. Dapat dipertanyakana apakah benar bahwa Allah Maha Kaish dan Sayang?
Perhatikan ilustrasi ini!
Jika Anda mendapat sepucuk surat dari Presiden Anda dan di dalamnya ia menyatakan cintanya kepada Anda; maka kata-kata presiden dalam surat tersebut belum membuktikan cintanya kepada Anda. Cinta itu menjadi nyata ketika presiden tersebut berjabat tangan dengan Anda, hidup bersama Anda dan mengalami suka duka hidup Anda. Betapa bahagianya Anda ketika presiden mampir ke rumah Anda, apalagi kalau seluruh hidupnya ia korbankan untuk Anda. Hal tersebut sama dengan seseorang yang jatuh cinta kepada Anda. Cintanya baru menjadi nyata ketika dia menyatu dengan jiwa Anda, bersatu-padu dalam perjuangan hidup Anda, bukan melalui surat walaupun surat tersebut sangat elok, sangat puitis dan memukau Anda.
Kasih Tuhan dalam Kekristenan nyata, real. Contoh hidup Yesus sendiri mendemontrasikan secara terang-benderang kepada kita siapakah Elohim itu. Oleh karena Yesus menampilkan seluruh hidupNya dalam kasih, itu lebih dari cukup untuk membuktikan siapakah Elohim yang Dia wartakan. Elohim, darimana Yesus berasal, adalah Kasih (1Yohanes 4:.
Hal itu berbeda dengan Allahnya Muhammad. Kita akan mengetahui “siapakah Allah” tergantung dari bagaimanakah prilaku yang dipertontonkan oleh Muhammad kepada dunia Islam dan non Islam. Nyatanya, Muhammad tampil sebagai pemimpin pasukan berani mati (Islam), pelahap harta rampasan perang. Awalnya Muhammad ragu, tetapi Allahlah yang meyakinkan dia. Bukan kamu (Muhammad) yang membunuh, tetapi Allahlah yang membunuh. Itu berarti Allah mengajarkan Muhammad untuk membunuh. Jika demikian, maka Allah adalah pembunuh, mengajarkan pembunuhan dan perang (QS 2:216). Tak satu pun ayat dalam Alquran dimana Allah sendiri telah menarik kembali perintahNya itu. Ironisnya, Allah sendiri melalui Alqurannya hadir untuk mengoreksi, memperbaiki Alkitab. Allah mengoreksi hukum cinta kasih dan diganti hukum perang dan balas dendam (QS 2:190).
Kami orang Kristen dilarang untuk balas dendam. Yesus berkata:
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar (Matius 5:44-45).
Yesus adalah Maha Pengasih, sedangkan Allah tidak. Allah adalah Tukang Jagal (QS 8:12.17, QS 47:4, QS 9:5, QS 9:29).
Terhadap semua model pembunuhan keji ala Alquran itu, Yesus berkata:
“Akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. 16:3 Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku (Yohanes 16:2-3).
Kami mengenal Elohim dan PuteraNya karena itu kami tidak berani membunuh dan bahkan tidak berani sekadar untuk menginginkan hal yang menghancurkan kehidupan orang lain. Kasih Elohim begitu kuat kepada kami sehingga kami ditarik oleh kasih itu sehingga melumpuhkan segala bentuk nafsu untuk membunuh dalam diri kami. Tuhan kami sedemikian ajaib karena Dia mau mengobarkan dan mengorbankan kasihNya untuk kami. Zaman jahiliyah telah berlalu, kini zaman penuh kasih, zaman damai sejahtera.
Orang Islam yakin Allah adalah Maha Pengasih dan Penyayang, namun bagaimanakah Allah mendemontrasikan hal tersebut? Kami pastikan bahwa Allah tidak pernah mendemonstrasikan kasih dan sayangNya secara nyata. Itulah sebabnya Muhammad jarang sekali untuk tidak mengatakan tidak bernah berkotbah tentang kasih. Para Muslim lalu mendalil-dalilkan cakrawala, rezeki makan minum, pakaian, rumah dan harta benda lainnya sebagai bukti kasih Allah. Bagi mereka Alquran adalah bukti kasih Allah bagi Islam.
Kami pastikan kepada Anda, jika bukti kasih dan sayangNya itu masih dalam bentuk matahari, bulan bintang, makanan, minuman, tulisan, retorika dan bukan diriNya, maka hal itu bukanlah bukti kasih, tetapi tanggungjawab Allah kepada manusia ciptaanNya. Jika Anda memberikan sesuatu yang berada di luar diri Anda kepada anak Anda berupa uang, barang dan bukan diri Anda, maka hal tersebut merupakan bukti tanggungjawab Anda terhadap anak-anak yang Andaa lahirkan. Bukti kasih yang lebih mendaalam dan konkrit adalah dengan pemberian diri Anda sendiri kepada orang yang Anda cintai. Orang Islam yang sangat mencintai Allah, tentu tidak cukup hanya bersedekah dengan harta bendanya bukan? Bukti kasih mereka yang paling nyata kepada Allah ialah memberikan nyawa untuk berjihad di jalan Allah dan rela mati sahid. Seharusnya jika kasih semacam itu benar, dan benar pula bahwa Allah adalah MAHA KASIH, maka Allah dapat berbuat melebihi apa yang dibuat oleh orang Islam kepadaNya. Allah harus memberikan diriNya. Hanya sayangnya Allah tidak pernah melakukan hal itu. Dapat dipertanyakana apakah benar bahwa Allah Maha Kaish dan Sayang?
Perhatikan ilustrasi ini!
Jika Anda mendapat sepucuk surat dari Presiden Anda dan di dalamnya ia menyatakan cintanya kepada Anda; maka kata-kata presiden dalam surat tersebut belum membuktikan cintanya kepada Anda. Cinta itu menjadi nyata ketika presiden tersebut berjabat tangan dengan Anda, hidup bersama Anda dan mengalami suka duka hidup Anda. Betapa bahagianya Anda ketika presiden mampir ke rumah Anda, apalagi kalau seluruh hidupnya ia korbankan untuk Anda. Hal tersebut sama dengan seseorang yang jatuh cinta kepada Anda. Cintanya baru menjadi nyata ketika dia menyatu dengan jiwa Anda, bersatu-padu dalam perjuangan hidup Anda, bukan melalui surat walaupun surat tersebut sangat elok, sangat puitis dan memukau Anda.
Kasih Tuhan dalam Kekristenan nyata, real. Contoh hidup Yesus sendiri mendemontrasikan secara terang-benderang kepada kita siapakah Elohim itu. Oleh karena Yesus menampilkan seluruh hidupNya dalam kasih, itu lebih dari cukup untuk membuktikan siapakah Elohim yang Dia wartakan. Elohim, darimana Yesus berasal, adalah Kasih (1Yohanes 4:.
Hal itu berbeda dengan Allahnya Muhammad. Kita akan mengetahui “siapakah Allah” tergantung dari bagaimanakah prilaku yang dipertontonkan oleh Muhammad kepada dunia Islam dan non Islam. Nyatanya, Muhammad tampil sebagai pemimpin pasukan berani mati (Islam), pelahap harta rampasan perang. Awalnya Muhammad ragu, tetapi Allahlah yang meyakinkan dia. Bukan kamu (Muhammad) yang membunuh, tetapi Allahlah yang membunuh. Itu berarti Allah mengajarkan Muhammad untuk membunuh. Jika demikian, maka Allah adalah pembunuh, mengajarkan pembunuhan dan perang (QS 2:216). Tak satu pun ayat dalam Alquran dimana Allah sendiri telah menarik kembali perintahNya itu. Ironisnya, Allah sendiri melalui Alqurannya hadir untuk mengoreksi, memperbaiki Alkitab. Allah mengoreksi hukum cinta kasih dan diganti hukum perang dan balas dendam (QS 2:190).
Kami orang Kristen dilarang untuk balas dendam. Yesus berkata:
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar (Matius 5:44-45).
Yesus adalah Maha Pengasih, sedangkan Allah tidak. Allah adalah Tukang Jagal (QS 8:12.17, QS 47:4, QS 9:5, QS 9:29).
Terhadap semua model pembunuhan keji ala Alquran itu, Yesus berkata:
“Akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. 16:3 Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku (Yohanes 16:2-3).
Kami mengenal Elohim dan PuteraNya karena itu kami tidak berani membunuh dan bahkan tidak berani sekadar untuk menginginkan hal yang menghancurkan kehidupan orang lain. Kasih Elohim begitu kuat kepada kami sehingga kami ditarik oleh kasih itu sehingga melumpuhkan segala bentuk nafsu untuk membunuh dalam diri kami. Tuhan kami sedemikian ajaib karena Dia mau mengobarkan dan mengorbankan kasihNya untuk kami. Zaman jahiliyah telah berlalu, kini zaman penuh kasih, zaman damai sejahtera.
kabayan- Jumlah posting : 128
Join date : 14.06.11
Re: Butir-butir keyakinan muslim
8. Kontradiksi dalam Alkitab?
Orang Muslim mengklaim bahwa Alkitab bertaburan kontradiksi (pertentangan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya), sedangkan Al-Quran tidak memiliki satu pun ayat yang bertentangan satu terhadap yang lainnya. Muslim beranggapan bahwa Alkitab adalah semata buatan tangan manusia, terkorup dan palsu, sedangkan Al-Quran datang dari sisi Tuhan Yang Maha Esa. Benarkah klaim tersebut?
Bagaimana kita tahu bahwa Al-Quran itu datang dari Tuhan Yang Maha Esa atau tidak? Allah sendiri memberikan kriteria yang menarik:
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya” (Surat Wanita (4):82).
Jika Anda cermat dalam Surat 4:82 tersebut sudah secara implisit Allah mengakui bahwa Al-Quran mengandung kontradiksi dengan hadirnya kata “banyak”. Kalau Al-Quran memang tidak mengandung kontradiksi, tentu Allah cukup berkata: “Kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan di dalamnya”, tanpa menambah kata “yang banyak”. Jadi, Allah sendiri mengakui adanya kontradiksi di dalam Al-Quran, walaupun kontradiksi itu “sedikit, atau tidak banyak”. Jelaslah bahwa Al-Quran menyangkal dirinya dan pendebat Islam yang mengatakan bahwa Al-Quran tidak mengandung kontradiksi sedikitpun. Hal itu berarti juga Allah bertentangan dalam dirinya sendiri.
Di tempat lain Allah mengatakan:
“Al-Quran dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertaqwa” (Surat Rombongan-Rombongan (39):28).
Konsekwensi, kalau kita menemukan satu saja kebengkokan di dalamnya, maka sudah cukup untuk menunjukkan dan menegaskan bahwa Al-Quran bukan Firman Tuhan. Kita dapat bertanya: apakah benar Al-Quran tidak mengandung kontradiksi dan kebengkokan di dalamnya? Tidak, sama sekali tidak benar, sebab Al-Quran sendiri mengandung banyak kontradiksi dan kebengkokan di dalamnya. Mari kita baca sejumlah contoh ayat-ayat kontradiksi berikut ini:
1. Surat 4:82 dalam dirinya sudah bertentangan dengan surat 39:28.
2. “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian urusan itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu” (Surat 32:5) bertentangan dengan “Malaikat-malaikat dan (Jibril) naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun (Surat 70:4).
3. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy…” (Surat 7:54) bertentangan dengan “Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya” (Surat 41:9).
4. Surat 9:29, “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah (maksudnya orang yang tidak masuk Islam)” bertentangan Surat 2:256, “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)”, bertentangan pula dengan Surat 9:5“…bunuhlah orang musyrikin…jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan…”
5. Surat 76:29; “Sesungguhnya (ayat-ayat) ini adalah suatu peringatan, maka barangsiapa menghendaki (kebaikan bagi dirinya) niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya. Bertentangan dengan : Surat 76:30; “Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu) kecuali bila dikehendaki oleh Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
6. Surat 13:27; “Orang-orang kafir berkata: Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mu’jizat) dari Tuhannya?” Katakanlah: “Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepadaNya”. Bertentangan dengan: Surat 18:29; “Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir…”.
7. Surat 75:22-23, “Wajah-wajah (orang-orang mu’min) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat”. Bertentangan dengan: Surat 6:103, “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui”.
8. Surat 38:75, “Allah berfirman: “Hai iblis apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Kuciptakan dengan kedua tanganKu. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?”. Bertentangan dengan: Surat 112:1-4, “Katakanlah Dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadaNya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”. Kami pastikan bahwa tangan adalah milik manusia, bahkan binatang. Jika Allah memiliki kedua tangan, maka itu berarti Allah setara dengan manusia dan binatang yang memiliki tangan.
9. Surat 41:6, “Katakanlah: Bahwasannya aku (Muhammad) hanyalah seorang manusia seperti kamu…”. Bertentangan dengan Surat 68:4, “Sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung”. Ayat ini bertentangan karena secara logika “manusia seperti kamu” berarti Muhammad disamakan dengan manusia pada umumnya: berdosa, punya kelemahan dan kekuatan, punya kelebihan dan kekurangan. Manusia pada umumnya, atau pada umumnya manusia tidak berbudi pekerti yang agung.
10. Surat 7:143, “Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: Ya Tuhan, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau. Tuhan berfirman: Kamu sekali-kali tidak sanggup melihatKu, tapi lihalah ke bukit itu, maka jika ia tetap ditempatnya (sebagai sediakala), niscaya kamu dapat melihatKu. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali dia berkata: Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman”. Bertentangan dengan: Surat 2:186, “Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa, apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepadaKu agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. Allah ternyata tidak mengabulkan doa Musa (“Ya Tuhan nampakkanlah diri Engkau”), nabi suciNya. Allah berbohong, menentang sabdaNya sendiri.
11. Surat 6:14, “…Katakanlah: “Sesungguhnya aku diperintah supaya aku (maksudnya: Muhammad) menjadi orang pertama sekali menyerah diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik” Bertentang dengan: Surat 7:143, “…Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: “Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman”. Allah bingung, siapakah yang pertama beriman kepadaNya: Muhammad atau Musa?
12. Surat 6:2, “Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan (untuk berbangkit) yang ada pada sisiNya (yang Dia sendiri mengetahuinya) kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang kebangkitan itu” bertentangan dengan Surat 80:17-21 “Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya? Dari apakah Allah menciptakannya? Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya. Kemudian Dia memudahkan jalannya, kemudian Dia mematikannya dan memasukannya ke dalam kubur…”(Surat 80:17-21), bertentangan dengan, “Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah” (Surat 96:2), bertentangan pula dengan surat 4:1 “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri [jiwa] yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
13. Surat 11:42-43 ”…Hai anakku naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir”. Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!”. Nuh berkata tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang. Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan” bertentangan dengan: Surat 21:76 “Dan (ingatlah kisah) Nuh sebelum itu ketika ia berdoa, dan kami memperkenankan doanya, lalu kami selamatkan dia beserta pengikutnya dari bencana yang besar”. Nuh, nabi Allah pasti mendoakan keselamatan anaknya. Doa Nuh ternyata dikabulkan. Jadi, menurut Surat 11:42-43 salah seorang anak Nuh tidakselamat, sedangkan menurut Surat 21:76 semua pengikut (termasuk anak-anaknya) Nuh selamat dari air bah.
14. Surat 40:31, “…Dan Allah tidak menghendaki berbuat kezaliman terhadap hamba-hambaNya”. Bertentangan dengan: Surat 7:43, “…Kami timpakan kepada penduduknyanya kesempitan dan penderitaan supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri”. “Kezaliman” ber-akar kata “zalim”. Kata “zalim” berasal kata “lalim”. Kata “lalim” berarti bengis, tidak menaruh belaskasihan, tidak adil, kejam. Allah “tidak menghendaki kezaliman” bertentangan dengan “kezaliman” yang Ia timpakan kepada rakyat.
15. Surat 2:144, “…Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya…” Bertentangan dengan: Surat 2:115, “Dan kepunyaan Allahlah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmatNya) lagi Maha Mengetahui”.
16. Surat [5.5] Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar maskawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barang siapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi. Bertantangan dengan [60.10] Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka. Dan berikanlah kepada (suami-suami) mereka mahar yang telah mereka bayar. Dan tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta mahar yang telah kamu bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” Surat 5:5 dihalalkan mengawini wanita tak beriman, sedangkan 60:10 tiada halal mengawini wanita tak beriman.
17. Surat [2.62] Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Bertentangan dengan Surat [98.6] Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” Jadi, menurut Surat 2:62, orang kafir (Yahudi, Nasrani dan Sabiin) yang beriman kepada Allah akan selamat, sedangkan menurut surat 98:6, semua orang kafir (termasuk Ahli Kitab) tidak akan selamat.
18. Surat [3.85] Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. Bertentangan dengan Surat [2.256] Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Bertentangan pula dengan Surat [9.29] Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.
19. [6.153] dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” Bertentangan dengan Surat [18.29] Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Bertentangan pula dengan Surat [9.29] Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.”
20. [5.82] ….Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persabahatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani". Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri” Bertentangan dengan [2.120] Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.
21. [18.29] Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir"; [2.256] Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan AllahMaha Mendengar lagi Maha Mengetahui.. [109.6] Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku"., Bertentangan dengan [3.85] Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
22. [4.157] dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. [4.158] Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Bertentangan dengan [3.55] (Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya"; “[19.33] Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali".
23. [4.158] Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Bertentangan dengan [5.117] “…Maka setelah Engkau wafatkan (mangkatkan) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.” Ingat kalimat dalam kurung adalah tambahan dari pendebat Islam.
Masih banyak ayat-ayat lain yang saling bertentangan. Masih tersedia kebengkokan yang tidak kami catat di sini. Dan menurut Allah, pertentangan dan kebengkokkan adalah bukti nyata bahwa Alquran bukan wahyu Tuhan. Jadi, terbuktilah bahwa Alquran bukan wahyu Tuhan Yang Maha Esa.
Orang Muslim mengklaim bahwa Alkitab bertaburan kontradiksi (pertentangan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya), sedangkan Al-Quran tidak memiliki satu pun ayat yang bertentangan satu terhadap yang lainnya. Muslim beranggapan bahwa Alkitab adalah semata buatan tangan manusia, terkorup dan palsu, sedangkan Al-Quran datang dari sisi Tuhan Yang Maha Esa. Benarkah klaim tersebut?
Bagaimana kita tahu bahwa Al-Quran itu datang dari Tuhan Yang Maha Esa atau tidak? Allah sendiri memberikan kriteria yang menarik:
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran? Kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya” (Surat Wanita (4):82).
Jika Anda cermat dalam Surat 4:82 tersebut sudah secara implisit Allah mengakui bahwa Al-Quran mengandung kontradiksi dengan hadirnya kata “banyak”. Kalau Al-Quran memang tidak mengandung kontradiksi, tentu Allah cukup berkata: “Kalau kiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan di dalamnya”, tanpa menambah kata “yang banyak”. Jadi, Allah sendiri mengakui adanya kontradiksi di dalam Al-Quran, walaupun kontradiksi itu “sedikit, atau tidak banyak”. Jelaslah bahwa Al-Quran menyangkal dirinya dan pendebat Islam yang mengatakan bahwa Al-Quran tidak mengandung kontradiksi sedikitpun. Hal itu berarti juga Allah bertentangan dalam dirinya sendiri.
Di tempat lain Allah mengatakan:
“Al-Quran dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertaqwa” (Surat Rombongan-Rombongan (39):28).
Konsekwensi, kalau kita menemukan satu saja kebengkokan di dalamnya, maka sudah cukup untuk menunjukkan dan menegaskan bahwa Al-Quran bukan Firman Tuhan. Kita dapat bertanya: apakah benar Al-Quran tidak mengandung kontradiksi dan kebengkokan di dalamnya? Tidak, sama sekali tidak benar, sebab Al-Quran sendiri mengandung banyak kontradiksi dan kebengkokan di dalamnya. Mari kita baca sejumlah contoh ayat-ayat kontradiksi berikut ini:
1. Surat 4:82 dalam dirinya sudah bertentangan dengan surat 39:28.
2. “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian urusan itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu” (Surat 32:5) bertentangan dengan “Malaikat-malaikat dan (Jibril) naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun (Surat 70:4).
3. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy…” (Surat 7:54) bertentangan dengan “Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya” (Surat 41:9).
4. Surat 9:29, “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah (maksudnya orang yang tidak masuk Islam)” bertentangan Surat 2:256, “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)”, bertentangan pula dengan Surat 9:5“…bunuhlah orang musyrikin…jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan…”
5. Surat 76:29; “Sesungguhnya (ayat-ayat) ini adalah suatu peringatan, maka barangsiapa menghendaki (kebaikan bagi dirinya) niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya. Bertentangan dengan : Surat 76:30; “Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu) kecuali bila dikehendaki oleh Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
6. Surat 13:27; “Orang-orang kafir berkata: Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mu’jizat) dari Tuhannya?” Katakanlah: “Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepadaNya”. Bertentangan dengan: Surat 18:29; “Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir…”.
7. Surat 75:22-23, “Wajah-wajah (orang-orang mu’min) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat”. Bertentangan dengan: Surat 6:103, “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui”.
8. Surat 38:75, “Allah berfirman: “Hai iblis apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Kuciptakan dengan kedua tanganKu. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?”. Bertentangan dengan: Surat 112:1-4, “Katakanlah Dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadaNya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”. Kami pastikan bahwa tangan adalah milik manusia, bahkan binatang. Jika Allah memiliki kedua tangan, maka itu berarti Allah setara dengan manusia dan binatang yang memiliki tangan.
9. Surat 41:6, “Katakanlah: Bahwasannya aku (Muhammad) hanyalah seorang manusia seperti kamu…”. Bertentangan dengan Surat 68:4, “Sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung”. Ayat ini bertentangan karena secara logika “manusia seperti kamu” berarti Muhammad disamakan dengan manusia pada umumnya: berdosa, punya kelemahan dan kekuatan, punya kelebihan dan kekurangan. Manusia pada umumnya, atau pada umumnya manusia tidak berbudi pekerti yang agung.
10. Surat 7:143, “Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: Ya Tuhan, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau. Tuhan berfirman: Kamu sekali-kali tidak sanggup melihatKu, tapi lihalah ke bukit itu, maka jika ia tetap ditempatnya (sebagai sediakala), niscaya kamu dapat melihatKu. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali dia berkata: Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman”. Bertentangan dengan: Surat 2:186, “Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa, apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepadaKu agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. Allah ternyata tidak mengabulkan doa Musa (“Ya Tuhan nampakkanlah diri Engkau”), nabi suciNya. Allah berbohong, menentang sabdaNya sendiri.
11. Surat 6:14, “…Katakanlah: “Sesungguhnya aku diperintah supaya aku (maksudnya: Muhammad) menjadi orang pertama sekali menyerah diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik” Bertentang dengan: Surat 7:143, “…Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: “Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman”. Allah bingung, siapakah yang pertama beriman kepadaNya: Muhammad atau Musa?
12. Surat 6:2, “Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan (untuk berbangkit) yang ada pada sisiNya (yang Dia sendiri mengetahuinya) kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang kebangkitan itu” bertentangan dengan Surat 80:17-21 “Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya? Dari apakah Allah menciptakannya? Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya. Kemudian Dia memudahkan jalannya, kemudian Dia mematikannya dan memasukannya ke dalam kubur…”(Surat 80:17-21), bertentangan dengan, “Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah” (Surat 96:2), bertentangan pula dengan surat 4:1 “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri [jiwa] yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
13. Surat 11:42-43 ”…Hai anakku naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir”. Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!”. Nuh berkata tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang. Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan” bertentangan dengan: Surat 21:76 “Dan (ingatlah kisah) Nuh sebelum itu ketika ia berdoa, dan kami memperkenankan doanya, lalu kami selamatkan dia beserta pengikutnya dari bencana yang besar”. Nuh, nabi Allah pasti mendoakan keselamatan anaknya. Doa Nuh ternyata dikabulkan. Jadi, menurut Surat 11:42-43 salah seorang anak Nuh tidakselamat, sedangkan menurut Surat 21:76 semua pengikut (termasuk anak-anaknya) Nuh selamat dari air bah.
14. Surat 40:31, “…Dan Allah tidak menghendaki berbuat kezaliman terhadap hamba-hambaNya”. Bertentangan dengan: Surat 7:43, “…Kami timpakan kepada penduduknyanya kesempitan dan penderitaan supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri”. “Kezaliman” ber-akar kata “zalim”. Kata “zalim” berasal kata “lalim”. Kata “lalim” berarti bengis, tidak menaruh belaskasihan, tidak adil, kejam. Allah “tidak menghendaki kezaliman” bertentangan dengan “kezaliman” yang Ia timpakan kepada rakyat.
15. Surat 2:144, “…Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya…” Bertentangan dengan: Surat 2:115, “Dan kepunyaan Allahlah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmatNya) lagi Maha Mengetahui”.
16. Surat [5.5] Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar maskawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barang siapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi. Bertantangan dengan [60.10] Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka. Dan berikanlah kepada (suami-suami) mereka mahar yang telah mereka bayar. Dan tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta mahar yang telah kamu bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” Surat 5:5 dihalalkan mengawini wanita tak beriman, sedangkan 60:10 tiada halal mengawini wanita tak beriman.
17. Surat [2.62] Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Bertentangan dengan Surat [98.6] Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” Jadi, menurut Surat 2:62, orang kafir (Yahudi, Nasrani dan Sabiin) yang beriman kepada Allah akan selamat, sedangkan menurut surat 98:6, semua orang kafir (termasuk Ahli Kitab) tidak akan selamat.
18. Surat [3.85] Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. Bertentangan dengan Surat [2.256] Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Bertentangan pula dengan Surat [9.29] Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.
19. [6.153] dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” Bertentangan dengan Surat [18.29] Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Bertentangan pula dengan Surat [9.29] Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.”
20. [5.82] ….Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persabahatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani". Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri” Bertentangan dengan [2.120] Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.
21. [18.29] Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir"; [2.256] Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan AllahMaha Mendengar lagi Maha Mengetahui.. [109.6] Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku"., Bertentangan dengan [3.85] Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
22. [4.157] dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. [4.158] Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Bertentangan dengan [3.55] (Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya"; “[19.33] Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali".
23. [4.158] Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Bertentangan dengan [5.117] “…Maka setelah Engkau wafatkan (mangkatkan) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.” Ingat kalimat dalam kurung adalah tambahan dari pendebat Islam.
Masih banyak ayat-ayat lain yang saling bertentangan. Masih tersedia kebengkokan yang tidak kami catat di sini. Dan menurut Allah, pertentangan dan kebengkokkan adalah bukti nyata bahwa Alquran bukan wahyu Tuhan. Jadi, terbuktilah bahwa Alquran bukan wahyu Tuhan Yang Maha Esa.
kabayan- Jumlah posting : 128
Join date : 14.06.11
Re: Butir-butir keyakinan muslim
9. Alkitab Palsu?
Hampir semua pendebat dan umat Islam beranggapan bahwa Alkitab adalah palsu. Jika demikian, maka di manakah Alkitab yang asli sebagaimana dirujuk oleh Alquran? Alquran mengakui bahwa Alkitab diturunkan dari Allah, di dalamnya (Alkitab) ada petunjuk dan cahaya yang menerangi.
Tercatat jelas dalam Alquran:
[5.46] Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israel) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.
Jika benar Alquran diturunkan dari Allah dan benar pula pernyataanNya tentang Alkitab (sebagai petunjuk dan cahaya), maka apa sebabnya Allah tidak sanggup menjaganya (Alkitab) dari tangan-tangan kotor, sehingga kini Alkitab menjadi palsu, sementara Allah sanggup menjaga Alquran sehingga kini Alquran otentik (wahyu Allah)? Dalam ayat (Alquran) manakah Allah mengatakan bahwa Taurat dan Injil adalah palsu? Jika ditemukan sepotong ayat yang mengatakan bahwa Taurat dan Injil adalah palsu, maka itu berarti Alquran bertentangan dengan dirinya sendiri. Jika ayat-ayat dalam Alquran saling bertentangan, maka itu berarti Alquran palsu (bukan wahyu Tuhan Yang Maha Esa).
Walaupun Muslim menuduh bahwa Alkitab adalah palsu, namun mereka tidak merasa malu memakai otoritas Alkitab untuk membenarkan Al-Quran dan nabi mereka. Hal yang paling memalukan telah dibuat oleh Ketua Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Quran; Prof R.H.A Soenarjo S.H. Beliau ini menulis dalam AL-QURAN DAN TERJEMAHANNYA TAHUN 1971; hal. 38.:
“Nabi Isa a.s diutus untuk sesuatu kaum tertentu. Dalam Al-Quran surat (3) Ali Imran, ayat 49 dinyatakan: “Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil…” Hal ini dibuktikan juga oleh ayat-ayat Injil”.
Profesor tersebut kemudian mengutip 1Sam 25:32; 1Raj 1:48, 1Taw 6:4 dan 16:26 sebagai pembenaran terhadap potongan ayat Al-Quran tadi. Tidak hanya itu; ia kemudian menulis:
“Yesus juga menganggap dirinya sebagai nabi untuk Bani Israil. Apabila ada orang lain mendekati dia, maka ia mengusirnya.”
Kemudian Prof R.H. A. Soenarjo dengan tanpa merasa bersalah dan tanpa menghiraukan pendebat Muslim yang menuduh Alkitab palsu mencomot Matius 15:21-26 sebagai pembenarannya. Namun anehnya, dalam teks tersebut, Yesus tidak mengusir seorang pun. Dimanakah dasar pernyataan ahli Islam itu? Kita tahu bahwa Matius menulis Injilnya untuk orang Yahudi. Matius meyakinkan orang Yahudi (yang nota bene keras kepala tidak mau menerima Yesus) bahwa Yesus benar-benar datang untuk mereka bahkan hanya untuk mereka. Hal itu tidak berarti bahwa Yesus tidak datang juga untuk orang lain selain Yahudi. Yesus tidak mengatakan bahwa “Aku tidak datang untuk bangsa-bangsa lain selain bangsa Yahudi.
Bandingkan ilustrasi berikut ini:
“Seorang pria yang jatuh cinta kepada seorang gadis berkata: “Aku mencintaimu dan HANYA engkaulah orang yang kucintai. Aku lahir untukmu, kutercipta untukmu, kita adalah satu”. Hal itu tidak berarti bahwa pria itu lahir dan mencintai MUTLAK HANYA kepada gadis tersebut. Dia pasti mencintai ibu atau ayahnya, ia pasti juga mencintai sesamanya yang lain, dia juga sangat mungkin mencitai Tuhannya. Tetapi ketika berhadapan dengan gadis itu, ia menyatakan cintanya yang khusus dan amat pribadi.
Itu sebuah gambaran. Yesus hadir untuk menyatakan cinta BapaNya yang amat khusus dan pribadi kepada orang Yahudi, sebagaimana Ia janjikan kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Keturunan bangsa Yahudi ini adalah keluarga orang beriman, bangsa pilihanNya. Itu berarti juga, siapa saja yang percaya kepadaNya, maka orang itu juga dicintaiNya secara khusus dan pribadi. Itulah hakekat dari Matius 15:21-28. Pada akhirnya, perempuan Kanaan itu memperoleh apa yang ia butuhkan karena percaya kepada Yesus. Yesus mencintai dia secara khusus dan pribadi sehingga Yesus mengatakan:
“Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki”. Maka seketika itu juga anaknya sembuh” (Mat 15:28).
Apakah Sang Profesor berhenti di situ mengutak-atik Alkitab? Tidak! Sang Prof masih juga mencomot teks yang lainnya (Mat 5:17-18) untuk membuktikan bualannya. Pada halaman 44 dalam Al-Quran yang sama dia menulis:
“Apa yang diajarkan oleh Musa a.s dan nabi-nabi yang dulu itu sudah jelas. Memang penyiar-penyiar agama Kristen pergi ke seluruh dunia untuk menyiarkan ajaran Isa a.s., tetapi Isa a.s. sendiri tidak mempunyai maksud demikian itu. Persoalannya adalah bukan apa yang dicoba untuk dikerjakan oleh penyiar-penyiar Kristen. Tetapi persoalannya adalah apa yang dimaksud oleh Isa a.s. sendiri. Apa yang sebenarnya dimaksud oleh Tuhan dalam mengutus Isa a.s ini! Tentang hal ini rasanya tidak ada orang yang lebih patut memberi keterangan selain Isa a.s. sendiri dan dengan jelas ia mengatakan.”
Profesor Islam itu kemudian mengambil Mat 15:24 dan Kis 11:2-3.19. Masih banyak teks lain yang dikutip untuk membenarkan sebuah kebohongan. Apakah benar Yesus tidak punya maksud untuk menjadikan semua bangsa muridNya dan diselamatkan? Sang Profesor pasti tahu jawabannya karena ia pasti pasti mengenal perkataan Yesus dalam teks-teks berikut ini:
“Pergilah, JADIKANLAH SEMUA BANGSA MURIDKU dan baptislah mereka daalam nama Bapa dan anak dan Roh Kudus” (Matius 28:19).
“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya daan dibaptis akan diselamatkan dan siapa yang tidk percaya akan dihukum” (Markus 16:15-16)
“Mesias harus menderita dan bangkit daari antara orang mati pada hari yang ketiga daan lagi dalam namaNya berita tentang pertobatan daan pengampunan dosa HARUS DISAMPAIKAN KEPADAA SEGALA BANGSA mulai dari Yerusalem” (Lukas 24:46-47)
“Karena begitu besar kasih Elohim akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Elohim mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia” (Yohanes 3:16-17)
Kami orang Kristen tidak pernah melarang siapa pun untuk mengkritisi Alkitab. Siapa pun boleh mempelajarinya. Namun, kebenaran tetap menjadi patokan yang signifikan untuk sebuah keyakinan dan studi ilmiah. Kami percaya bahwa orang Islam pun bersikap sama. Alquran tetap benar (kalau memang benar) walau dikaji oleh orang non Islam dan kafir. Jadi, tidak perlu marah-marah atau mengamuk seperti singa terluka kalau ada yang mempertanyakan eksistensi Islam daan Alquran.
Walaupun Alkitab diutak-atik, diseruduk sana sini, tetapi dicantumkan dengan tinta emas dalam Alqurannya Muhammad, maka sangat jelaslah sudah bahwa Alkitab terbukti Wahyu Tuhan, dan jika tidak maka otomatis Al-Quran adalah palsu. Sebab bagaimana mungkin Wahyu Allah bersandar pada wahyu palsu? TETAPI kalaupun Alquran adalah palsu, Alkitab tetap otentik sebab para pendebat Muslim merujuk Alkitab. Terlebih lagi, Allah menyuruh Muhammad yang ragu-ragu atas Alquran untuk merujuk pada Alkitab. Perhatikan pernyataan Allah dalam Surat Yunus berikut ini:
“[10.94] Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.”
Kita baca juga mengenai sejumlah pernyataan Alquran yang berkaitan dengan Alkitab:
a. [3.3] Dia menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.
b. [3.48] Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil.
c. [3.65] Hai Ahli Kitab, mengapa kamu bantah-membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir?
d. [5.46] Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israel) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.
e. [5.47] Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.
f. [5.66] Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (Al Qur'an) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.
g. [5.68] Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikit pun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.
h. [5.110] (Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) di waktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan izin-Ku, kemudian kamu meniup padanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah), waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israel (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata."
i. [7.157] (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang umi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.
j. [9.111] Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.
k. [48.29] Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.
l. [57.27] Kemudian Kami iringkan di belakang mereka rasul-rasul Kami dan Kami iringkan (pula) Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang fasik.
Masihkah Anda yang Muslim berani mengatakan bahwa Alkitab palsu? Kecuali kalau Anda mau menantang Alquran Anda sendiri. Jika hal itu terjadi, maka Anda tidak layak lagi menjadi Muslim. Pedang Allah sedang mendekati leher Anda dan siksa neraka sedang menanti Anda diseberang. Bisa-bisa perawan-perawan dan dayang-dayang sorganya Allah tidak Anda dapatkan. Kesimpulannya, Alkitab adalah otentik wahyu Tuhan dan Alquran menurut Allah adalah palsu.
Hampir semua pendebat dan umat Islam beranggapan bahwa Alkitab adalah palsu. Jika demikian, maka di manakah Alkitab yang asli sebagaimana dirujuk oleh Alquran? Alquran mengakui bahwa Alkitab diturunkan dari Allah, di dalamnya (Alkitab) ada petunjuk dan cahaya yang menerangi.
Tercatat jelas dalam Alquran:
[5.46] Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israel) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.
Jika benar Alquran diturunkan dari Allah dan benar pula pernyataanNya tentang Alkitab (sebagai petunjuk dan cahaya), maka apa sebabnya Allah tidak sanggup menjaganya (Alkitab) dari tangan-tangan kotor, sehingga kini Alkitab menjadi palsu, sementara Allah sanggup menjaga Alquran sehingga kini Alquran otentik (wahyu Allah)? Dalam ayat (Alquran) manakah Allah mengatakan bahwa Taurat dan Injil adalah palsu? Jika ditemukan sepotong ayat yang mengatakan bahwa Taurat dan Injil adalah palsu, maka itu berarti Alquran bertentangan dengan dirinya sendiri. Jika ayat-ayat dalam Alquran saling bertentangan, maka itu berarti Alquran palsu (bukan wahyu Tuhan Yang Maha Esa).
Walaupun Muslim menuduh bahwa Alkitab adalah palsu, namun mereka tidak merasa malu memakai otoritas Alkitab untuk membenarkan Al-Quran dan nabi mereka. Hal yang paling memalukan telah dibuat oleh Ketua Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Quran; Prof R.H.A Soenarjo S.H. Beliau ini menulis dalam AL-QURAN DAN TERJEMAHANNYA TAHUN 1971; hal. 38.:
“Nabi Isa a.s diutus untuk sesuatu kaum tertentu. Dalam Al-Quran surat (3) Ali Imran, ayat 49 dinyatakan: “Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil…” Hal ini dibuktikan juga oleh ayat-ayat Injil”.
Profesor tersebut kemudian mengutip 1Sam 25:32; 1Raj 1:48, 1Taw 6:4 dan 16:26 sebagai pembenaran terhadap potongan ayat Al-Quran tadi. Tidak hanya itu; ia kemudian menulis:
“Yesus juga menganggap dirinya sebagai nabi untuk Bani Israil. Apabila ada orang lain mendekati dia, maka ia mengusirnya.”
Kemudian Prof R.H. A. Soenarjo dengan tanpa merasa bersalah dan tanpa menghiraukan pendebat Muslim yang menuduh Alkitab palsu mencomot Matius 15:21-26 sebagai pembenarannya. Namun anehnya, dalam teks tersebut, Yesus tidak mengusir seorang pun. Dimanakah dasar pernyataan ahli Islam itu? Kita tahu bahwa Matius menulis Injilnya untuk orang Yahudi. Matius meyakinkan orang Yahudi (yang nota bene keras kepala tidak mau menerima Yesus) bahwa Yesus benar-benar datang untuk mereka bahkan hanya untuk mereka. Hal itu tidak berarti bahwa Yesus tidak datang juga untuk orang lain selain Yahudi. Yesus tidak mengatakan bahwa “Aku tidak datang untuk bangsa-bangsa lain selain bangsa Yahudi.
Bandingkan ilustrasi berikut ini:
“Seorang pria yang jatuh cinta kepada seorang gadis berkata: “Aku mencintaimu dan HANYA engkaulah orang yang kucintai. Aku lahir untukmu, kutercipta untukmu, kita adalah satu”. Hal itu tidak berarti bahwa pria itu lahir dan mencintai MUTLAK HANYA kepada gadis tersebut. Dia pasti mencintai ibu atau ayahnya, ia pasti juga mencintai sesamanya yang lain, dia juga sangat mungkin mencitai Tuhannya. Tetapi ketika berhadapan dengan gadis itu, ia menyatakan cintanya yang khusus dan amat pribadi.
Itu sebuah gambaran. Yesus hadir untuk menyatakan cinta BapaNya yang amat khusus dan pribadi kepada orang Yahudi, sebagaimana Ia janjikan kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Keturunan bangsa Yahudi ini adalah keluarga orang beriman, bangsa pilihanNya. Itu berarti juga, siapa saja yang percaya kepadaNya, maka orang itu juga dicintaiNya secara khusus dan pribadi. Itulah hakekat dari Matius 15:21-28. Pada akhirnya, perempuan Kanaan itu memperoleh apa yang ia butuhkan karena percaya kepada Yesus. Yesus mencintai dia secara khusus dan pribadi sehingga Yesus mengatakan:
“Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki”. Maka seketika itu juga anaknya sembuh” (Mat 15:28).
Apakah Sang Profesor berhenti di situ mengutak-atik Alkitab? Tidak! Sang Prof masih juga mencomot teks yang lainnya (Mat 5:17-18) untuk membuktikan bualannya. Pada halaman 44 dalam Al-Quran yang sama dia menulis:
“Apa yang diajarkan oleh Musa a.s dan nabi-nabi yang dulu itu sudah jelas. Memang penyiar-penyiar agama Kristen pergi ke seluruh dunia untuk menyiarkan ajaran Isa a.s., tetapi Isa a.s. sendiri tidak mempunyai maksud demikian itu. Persoalannya adalah bukan apa yang dicoba untuk dikerjakan oleh penyiar-penyiar Kristen. Tetapi persoalannya adalah apa yang dimaksud oleh Isa a.s. sendiri. Apa yang sebenarnya dimaksud oleh Tuhan dalam mengutus Isa a.s ini! Tentang hal ini rasanya tidak ada orang yang lebih patut memberi keterangan selain Isa a.s. sendiri dan dengan jelas ia mengatakan.”
Profesor Islam itu kemudian mengambil Mat 15:24 dan Kis 11:2-3.19. Masih banyak teks lain yang dikutip untuk membenarkan sebuah kebohongan. Apakah benar Yesus tidak punya maksud untuk menjadikan semua bangsa muridNya dan diselamatkan? Sang Profesor pasti tahu jawabannya karena ia pasti pasti mengenal perkataan Yesus dalam teks-teks berikut ini:
“Pergilah, JADIKANLAH SEMUA BANGSA MURIDKU dan baptislah mereka daalam nama Bapa dan anak dan Roh Kudus” (Matius 28:19).
“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya daan dibaptis akan diselamatkan dan siapa yang tidk percaya akan dihukum” (Markus 16:15-16)
“Mesias harus menderita dan bangkit daari antara orang mati pada hari yang ketiga daan lagi dalam namaNya berita tentang pertobatan daan pengampunan dosa HARUS DISAMPAIKAN KEPADAA SEGALA BANGSA mulai dari Yerusalem” (Lukas 24:46-47)
“Karena begitu besar kasih Elohim akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Elohim mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia” (Yohanes 3:16-17)
Kami orang Kristen tidak pernah melarang siapa pun untuk mengkritisi Alkitab. Siapa pun boleh mempelajarinya. Namun, kebenaran tetap menjadi patokan yang signifikan untuk sebuah keyakinan dan studi ilmiah. Kami percaya bahwa orang Islam pun bersikap sama. Alquran tetap benar (kalau memang benar) walau dikaji oleh orang non Islam dan kafir. Jadi, tidak perlu marah-marah atau mengamuk seperti singa terluka kalau ada yang mempertanyakan eksistensi Islam daan Alquran.
Walaupun Alkitab diutak-atik, diseruduk sana sini, tetapi dicantumkan dengan tinta emas dalam Alqurannya Muhammad, maka sangat jelaslah sudah bahwa Alkitab terbukti Wahyu Tuhan, dan jika tidak maka otomatis Al-Quran adalah palsu. Sebab bagaimana mungkin Wahyu Allah bersandar pada wahyu palsu? TETAPI kalaupun Alquran adalah palsu, Alkitab tetap otentik sebab para pendebat Muslim merujuk Alkitab. Terlebih lagi, Allah menyuruh Muhammad yang ragu-ragu atas Alquran untuk merujuk pada Alkitab. Perhatikan pernyataan Allah dalam Surat Yunus berikut ini:
“[10.94] Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.”
Kita baca juga mengenai sejumlah pernyataan Alquran yang berkaitan dengan Alkitab:
a. [3.3] Dia menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.
b. [3.48] Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil.
c. [3.65] Hai Ahli Kitab, mengapa kamu bantah-membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir?
d. [5.46] Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israel) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.
e. [5.47] Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.
f. [5.66] Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (Al Qur'an) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.
g. [5.68] Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikit pun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.
h. [5.110] (Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) di waktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan izin-Ku, kemudian kamu meniup padanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah), waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israel (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata."
i. [7.157] (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang umi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.
j. [9.111] Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.
k. [48.29] Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.
l. [57.27] Kemudian Kami iringkan di belakang mereka rasul-rasul Kami dan Kami iringkan (pula) Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang fasik.
Masihkah Anda yang Muslim berani mengatakan bahwa Alkitab palsu? Kecuali kalau Anda mau menantang Alquran Anda sendiri. Jika hal itu terjadi, maka Anda tidak layak lagi menjadi Muslim. Pedang Allah sedang mendekati leher Anda dan siksa neraka sedang menanti Anda diseberang. Bisa-bisa perawan-perawan dan dayang-dayang sorganya Allah tidak Anda dapatkan. Kesimpulannya, Alkitab adalah otentik wahyu Tuhan dan Alquran menurut Allah adalah palsu.
kabayan- Jumlah posting : 128
Join date : 14.06.11
Re: Butir-butir keyakinan muslim
10. Al Quran Merujuk Alkitab
Berbeda dengan Al-Quran, Alkitab sama sekali tidak bergantung pada pengakuan Kitab Suci dari agama manapun. Alkitab benar maka sudah barang pasti Alkitab dapat mempertahankan dirinya. Anda mungkin akan berkomentar: “Bukankah Alkitab adalah Kitab Suci orang Yahudi?” Anda benar.! Karena di dalamnya terkandung kebenaran yang hakiki tentang Mesias kami, maka kami mengambilnya sebagai Alkitab kami juga. Berbeda dengan Islam. Islam mengklaim bahwa Alkitab meramalkan kedatangan Muhammad. Pada saat yang sama mereka serta-merta mengatakan bahwa Alkitab adalah palsu. Jadi, Kitab yang palsu meramalkan datangnya Seorang Nabi Besar dan Agung? Kalau konsisten, maka nabi yang diramalkan oleh Kitab yang palsu adalah juga nabi palsu.!
Muslim seharusnya menerima secara penuh kebenaran Alkitab. Kenyataannya: Mereka menerima, tetapi pada saat bersamaan mereka menolak Alkitab. Mereka membuang Alkitab, tetapi mereka juga memungutnya. Dilematis!? Kita mengerti betul dilema para pendebat Muslim ini.
Di satu pihak Al-Quran membenarkan (menyatakan benar, bukan mengoreksi/meluruskan yang salah/bengkok) bahwa Allah mewahyukan Taurat (kepada Musa), Zabur (Mazmur kepada Daud) dan Injil (kepada Yesus).
“Dan Allah akan mengajarkan kepadanya (Isa) Alkitab, Hikmat, Taurat dan Injil” (Surat Keluarga Imran/3:48).
Untuk Injil itu Allah memberi suatu penegasanNya:
“..Dan Kami telah memberikan kepadanya (Isa) Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)…” (Surat Hidangan/5:46).
Kemudian Allah memberi perintah agar setiap orang Kristen memutuskan perkara berdasarkan Injil. Allah berkata:
“Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya” (Surat Hidangan/5:47).
Namun, apabila anda bertanya kepada Muslim: dimanakah Taurat, Zabur dan Injil yang dirujuk oleh Al-Quran itu tersimpan sekarang? Mereka tidak akan mampu menjawabnya dan saling berbantah di antara mereka.
Di Pihak lain, Alkitab bertentangan seratus persen lebih dengan Al-Quran. Al-Quran mengakui bahwa Alkitab adalah wahyu yang benar, sedangkan Alkitab tidak mengindikasikan adanya wahyu lain selain Alkitab. Karena Alkitab bertentangan dengan Al-Quran, maka pendebat Muslim beranggapan bahwa Alkitablah yang palsu. Pernyataan para pendebat Muslim ini tentu bertentangan dengan Al-Quran. Kalau para pendebat Muslim menerima Al-Quran; itu berarti mereka harus menerima bahwa Alkitab adalah wahyu Tuhan. Kalau mereka menerima Alkitab adalah wahyu Tuhan, maka Al-Quran harus disingkirkan. Bagaimana pun argumennya, Alquran tetap kalah telak seratus persen lebih.
Berbeda dengan Al-Quran, Alkitab sama sekali tidak bergantung pada pengakuan Kitab Suci dari agama manapun. Alkitab benar maka sudah barang pasti Alkitab dapat mempertahankan dirinya. Anda mungkin akan berkomentar: “Bukankah Alkitab adalah Kitab Suci orang Yahudi?” Anda benar.! Karena di dalamnya terkandung kebenaran yang hakiki tentang Mesias kami, maka kami mengambilnya sebagai Alkitab kami juga. Berbeda dengan Islam. Islam mengklaim bahwa Alkitab meramalkan kedatangan Muhammad. Pada saat yang sama mereka serta-merta mengatakan bahwa Alkitab adalah palsu. Jadi, Kitab yang palsu meramalkan datangnya Seorang Nabi Besar dan Agung? Kalau konsisten, maka nabi yang diramalkan oleh Kitab yang palsu adalah juga nabi palsu.!
Muslim seharusnya menerima secara penuh kebenaran Alkitab. Kenyataannya: Mereka menerima, tetapi pada saat bersamaan mereka menolak Alkitab. Mereka membuang Alkitab, tetapi mereka juga memungutnya. Dilematis!? Kita mengerti betul dilema para pendebat Muslim ini.
Di satu pihak Al-Quran membenarkan (menyatakan benar, bukan mengoreksi/meluruskan yang salah/bengkok) bahwa Allah mewahyukan Taurat (kepada Musa), Zabur (Mazmur kepada Daud) dan Injil (kepada Yesus).
“Dan Allah akan mengajarkan kepadanya (Isa) Alkitab, Hikmat, Taurat dan Injil” (Surat Keluarga Imran/3:48).
Untuk Injil itu Allah memberi suatu penegasanNya:
“..Dan Kami telah memberikan kepadanya (Isa) Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)…” (Surat Hidangan/5:46).
Kemudian Allah memberi perintah agar setiap orang Kristen memutuskan perkara berdasarkan Injil. Allah berkata:
“Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya” (Surat Hidangan/5:47).
Namun, apabila anda bertanya kepada Muslim: dimanakah Taurat, Zabur dan Injil yang dirujuk oleh Al-Quran itu tersimpan sekarang? Mereka tidak akan mampu menjawabnya dan saling berbantah di antara mereka.
Di Pihak lain, Alkitab bertentangan seratus persen lebih dengan Al-Quran. Al-Quran mengakui bahwa Alkitab adalah wahyu yang benar, sedangkan Alkitab tidak mengindikasikan adanya wahyu lain selain Alkitab. Karena Alkitab bertentangan dengan Al-Quran, maka pendebat Muslim beranggapan bahwa Alkitablah yang palsu. Pernyataan para pendebat Muslim ini tentu bertentangan dengan Al-Quran. Kalau para pendebat Muslim menerima Al-Quran; itu berarti mereka harus menerima bahwa Alkitab adalah wahyu Tuhan. Kalau mereka menerima Alkitab adalah wahyu Tuhan, maka Al-Quran harus disingkirkan. Bagaimana pun argumennya, Alquran tetap kalah telak seratus persen lebih.
kabayan- Jumlah posting : 128
Join date : 14.06.11
Re: Butir-butir keyakinan muslim
11. Al-Quran Melawan Alkitab
Orang Muslim tidak jemu-jemunya menuduh bahwa orang Kristen (Para Penulis Suci Alkitab) mengubah Alkitab yang benar menjadi palsu. Tuduhan itulah satu-satunya cara Muslim untuk mengatasi “problem intern Alquran”. Walaupun demikian, sejarah dunia mencatat bahwa para penulis Alkitab tidak memiliki kepentingan untuk mengubah Wahyu Tuhan yang mereka terima. Kita tahu bahwa Alkitab selesai ditulis pada menjelang akhir abad pertama hingga permulaan abad kedua. Para pengarang tersebut tidak pernah berpikir bagaimana memberi suatu apologia terhadap Al-Quran dan Islam. Tak ada saingan. Itulah sebabnya, sejatinya Alkitab sulit dicurigai ditulis dalam rangka melawan Al-Quran. Sebaliknya, Al-Quran baru ditulis menjelang akhir abad ke-tujuh atau awal abad ke-delapan. Sangat mungkin Al-Quran dicurigai PALSU, dirombak untuk melawan Alkitab Yahudi dan Kristen. Muhammad sangat berkepentingan merenovasi wahyu Allahnya sehingga sejalan dengan ambisi politiknya, dan juga untuk menggalang massa rakyat guna melawan orang Yahudi dan Kristen. Muhammad dapat saja memakai cara atas nama Allah untuk menolak orang Yahudi dan Kristen. Cara yang paling baik adalah dengan mengubah wahyu Muhammad menjadi mirip dengan wahyu Allah yang bersifat sorgawi dengan memakai cara-cara manusiawi. Allah mungkin saja benar, tetapi telah dipalsukan oleh Muhammad dan orang-orang yang menyusun Al-Quran demi ambisi pribadi. Terbukti orang Yahudi dan Kristen Arab digorok habis oleh pedang Muhammad. Walaupun demikian, kita masih dapat melihat jejak-jejak yang mendukung kebenaran Alkitab; yang walaupun pada dasarnya tidak mempengaruhi posisi Alkitab. Alkitab tetap benar sebab ia tidak bergantung pada kitab-kitab agama lain; sebagaimana Al-Quran (dan Islam) yang sangat bergantung pada Alkitab. Alkitab tetap benar karena berasal dari Tuhan Yang Maha Kuasa, Yahwe Elohim.
Orang Muslim tidak jemu-jemunya menuduh bahwa orang Kristen (Para Penulis Suci Alkitab) mengubah Alkitab yang benar menjadi palsu. Tuduhan itulah satu-satunya cara Muslim untuk mengatasi “problem intern Alquran”. Walaupun demikian, sejarah dunia mencatat bahwa para penulis Alkitab tidak memiliki kepentingan untuk mengubah Wahyu Tuhan yang mereka terima. Kita tahu bahwa Alkitab selesai ditulis pada menjelang akhir abad pertama hingga permulaan abad kedua. Para pengarang tersebut tidak pernah berpikir bagaimana memberi suatu apologia terhadap Al-Quran dan Islam. Tak ada saingan. Itulah sebabnya, sejatinya Alkitab sulit dicurigai ditulis dalam rangka melawan Al-Quran. Sebaliknya, Al-Quran baru ditulis menjelang akhir abad ke-tujuh atau awal abad ke-delapan. Sangat mungkin Al-Quran dicurigai PALSU, dirombak untuk melawan Alkitab Yahudi dan Kristen. Muhammad sangat berkepentingan merenovasi wahyu Allahnya sehingga sejalan dengan ambisi politiknya, dan juga untuk menggalang massa rakyat guna melawan orang Yahudi dan Kristen. Muhammad dapat saja memakai cara atas nama Allah untuk menolak orang Yahudi dan Kristen. Cara yang paling baik adalah dengan mengubah wahyu Muhammad menjadi mirip dengan wahyu Allah yang bersifat sorgawi dengan memakai cara-cara manusiawi. Allah mungkin saja benar, tetapi telah dipalsukan oleh Muhammad dan orang-orang yang menyusun Al-Quran demi ambisi pribadi. Terbukti orang Yahudi dan Kristen Arab digorok habis oleh pedang Muhammad. Walaupun demikian, kita masih dapat melihat jejak-jejak yang mendukung kebenaran Alkitab; yang walaupun pada dasarnya tidak mempengaruhi posisi Alkitab. Alkitab tetap benar sebab ia tidak bergantung pada kitab-kitab agama lain; sebagaimana Al-Quran (dan Islam) yang sangat bergantung pada Alkitab. Alkitab tetap benar karena berasal dari Tuhan Yang Maha Kuasa, Yahwe Elohim.
kabayan- Jumlah posting : 128
Join date : 14.06.11
Re: Butir-butir keyakinan muslim
12. Yesus Bukan Allah!?
Orang Muslim mengatakan bahwa Yesus itu bukan Allah. Hal ini diperkuat oleh Surat Al-Maaidah/Surat Hidangan (5):72-73):
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata; “Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam….”.
Perkataan Muslim itu benar. Yesus bukan Allah, tetapi Yesus adalah Tuhan Yang Maha Esa; Yahwe Elohim. Seperti sudahditerangkan sebelumnya bahwa kata “Allah” berasal dari gabungan dua buah kata bahasa Arab: al-ilah. Al berarti sang dan ilah berarti dewa (yang dapat diasosiasikan dengan “God” dalam bahasa Inggris). Al-ilah itu kemudian disingkat menjadi allah yang berarti sang dewa (dewa tertinggi). Nah, sejatinya Allah bukan Tuhan Yang Maha Esa; tetapi dewa orang Arab zaman pra-Islam. Jadi, amat benar kalau Al-Quran menegaskan bahwa kafirlah dan sesatlah orang yang mengatakan Isa Almasih adalah Allah.
Sebagai orang yang percaya kepada Alkitab, kami harus terlebih dahulu melihat apakah Alkitab pernah mengatakan demikian: “Kafirlah orang yang mengatakan bahwa Isa adalah Yahwe?” Alkitab tidak pernah mengatakan hal tersebut. Alkitab, sebaliknya mengatakan bahwa Yesus adalah Yahwe, Tuhan, Alfa dan Omega.
Berikut ini kami menyertakan beberapa contoh ayat Alkitab yang menegaskan bahwa Yesus adalah Yahwe, Tuhan, Elohim:
1. Lukas 1:31-33.35. “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Ellohim Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Ellohim akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." …"Roh Kudus akan turun tasmu dan kuasa Elohim Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Putra Ellohim”.
2. Yohanes 1:1-5.14.18 “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Ellohim dan Firman itu adalah Ellohim. 1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Ellohim. 1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. 1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. 1:5. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. …Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
3. Yohanes 1:18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Elohim, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
4. Yohanes 5:23 “supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia”.
5. Yohanes 10:30 Aku dan Bapa adalah satu."
6. Yohanes 14:6-11” Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
7. Yohanes 20:27-29 ”Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Ellohimku!" Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
8. Roma 9:5 “Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Ellohim yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!
9. Filipi 2:5-11 “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Ellohim, tidak menganggap kesetaraan dengan Ellohim itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Ellohim sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
10. Kolose 2:2-10 “supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Ellohim, yaitu Kristus, sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. … Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita… Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus. Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Ellohim-an, dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa.
11. Titus 2:10-14 ” Jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Ellohim, Juruselamat kita. Karena kasih karunia Ellohim yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keingina duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Ellohim yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik. “
12. 1Timotius 3:16 “Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Ellohim; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."
13. Ibrani 1:8-9.10 “Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Ellohim, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran. Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu." Dan: "Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu.”
14. 2Petrus 1:1-3 “ Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita. Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.
15. 1Yohanes 3:9 Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.
16. 1Yohanes 5:20 “Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal”.
17. Wahyu 1:13-18 “… Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.”
18. Wahyu 22:12-13 "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir."
Orang Muslim mengatakan bahwa Yesus itu bukan Allah. Hal ini diperkuat oleh Surat Al-Maaidah/Surat Hidangan (5):72-73):
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata; “Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam….”.
Perkataan Muslim itu benar. Yesus bukan Allah, tetapi Yesus adalah Tuhan Yang Maha Esa; Yahwe Elohim. Seperti sudahditerangkan sebelumnya bahwa kata “Allah” berasal dari gabungan dua buah kata bahasa Arab: al-ilah. Al berarti sang dan ilah berarti dewa (yang dapat diasosiasikan dengan “God” dalam bahasa Inggris). Al-ilah itu kemudian disingkat menjadi allah yang berarti sang dewa (dewa tertinggi). Nah, sejatinya Allah bukan Tuhan Yang Maha Esa; tetapi dewa orang Arab zaman pra-Islam. Jadi, amat benar kalau Al-Quran menegaskan bahwa kafirlah dan sesatlah orang yang mengatakan Isa Almasih adalah Allah.
Sebagai orang yang percaya kepada Alkitab, kami harus terlebih dahulu melihat apakah Alkitab pernah mengatakan demikian: “Kafirlah orang yang mengatakan bahwa Isa adalah Yahwe?” Alkitab tidak pernah mengatakan hal tersebut. Alkitab, sebaliknya mengatakan bahwa Yesus adalah Yahwe, Tuhan, Alfa dan Omega.
Berikut ini kami menyertakan beberapa contoh ayat Alkitab yang menegaskan bahwa Yesus adalah Yahwe, Tuhan, Elohim:
1. Lukas 1:31-33.35. “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Ellohim Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Ellohim akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." …"Roh Kudus akan turun tasmu dan kuasa Elohim Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Putra Ellohim”.
2. Yohanes 1:1-5.14.18 “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Ellohim dan Firman itu adalah Ellohim. 1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Ellohim. 1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. 1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. 1:5. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. …Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
3. Yohanes 1:18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Elohim, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
4. Yohanes 5:23 “supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia”.
5. Yohanes 10:30 Aku dan Bapa adalah satu."
6. Yohanes 14:6-11” Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
7. Yohanes 20:27-29 ”Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Ellohimku!" Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
8. Roma 9:5 “Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Ellohim yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!
9. Filipi 2:5-11 “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Ellohim, tidak menganggap kesetaraan dengan Ellohim itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Ellohim sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
10. Kolose 2:2-10 “supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Ellohim, yaitu Kristus, sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. … Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita… Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus. Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Ellohim-an, dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa.
11. Titus 2:10-14 ” Jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Ellohim, Juruselamat kita. Karena kasih karunia Ellohim yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keingina duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Ellohim yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik. “
12. 1Timotius 3:16 “Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Ellohim; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."
13. Ibrani 1:8-9.10 “Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Ellohim, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran. Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu." Dan: "Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu.”
14. 2Petrus 1:1-3 “ Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita. Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.
15. 1Yohanes 3:9 Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.
16. 1Yohanes 5:20 “Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal”.
17. Wahyu 1:13-18 “… Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.”
18. Wahyu 22:12-13 "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir."
kabayan- Jumlah posting : 128
Join date : 14.06.11
Re: Butir-butir keyakinan muslim
13. Trinitas
Orang Muslim menolak keras gagasan Trinitas. Mereka beranggapan bahwa Trinitas berarti Tiga Tuhan. Hal itu diperkuat oleh firman Allah:
“ Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan bahwa Allah salah satu dari tiga…”(Surat Hidangan (5): 73).
Orang Muslim juga memakai ayat yang sedikit paralel yakni:
“…janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga” (Surat Wanita (4): 171).
Jika kita bertanya kepada orang Muslim: “Ayat manakah dalam Alkitab Kristen yang menyatakan bahwa “Allah salah satu dari tiga?” dan “Tuhan itu tiga?”. Jika kalimat-kalimat tersebut ada dalam Alkitab Kristen; maka kemungkinan besar kami akan mengevaluasi kembali iman kami. Kalimat “Allah salah satu dari tiga” dan “Tuhan itu tiga” hanya ditemukan dalam Al Quran. Dan ini adalah salah satu tuduhan yang kasat mata; yang tidak memiliki dasar Alkitabiah sedikitpun; sebuah tuduhan kosong yang langsung dikemukakan oleh makhluk yang bernama “Allah”. Jika kalimat itu bukan dari Allah; maka sangat mungkin berasal dari mulut Muhammad dan itu menunjukkan ketidaktahuannya mengenai doktirn Kristen. Doktrin Kristen, sesuai dengan Tradisi Bapa-bapa Gereja justeru menegaskan Trinitas ini secara gamblang dan meyakinkan. Gagasan Trinitas (Bapa, Putera dan Roh Kudus) ini adalah sesuatu yang sama sekali baru dalam agama-agama besar dunia. Hindu dan Budha tidak, Yahudi dan Islam pun tidak. Hanya Kristen! Lihat beberapa contoh pernyataan Alkitab berikut ini:
1. Markus 1:10-11. “Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. 1:11 Lalu terdengarlah suara dari sorga: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."
2. Matius 28:19 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”
3. 2 Korintus 13:14 “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian”
4. “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [ di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi]: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu” (1Yoh 5:7-.
Sebahagian pakar Alkitab berpandangan bahwa 1 Yohanes 5:7-8 berasal dari Tradisi belakangan sebab tidak ditemukan dalam manuskrip-manuskrip yang lebih tua. Namun, persoalannya adalah bahwa seluruh Alkitab (entah yang ditulis lebih dahulu, maupun yang datang belakangan) adalah ilham Roh Kudus. Maka kita percaya semuanya sebagai kebenaran.
Orang Muslim menolak keras gagasan Trinitas. Mereka beranggapan bahwa Trinitas berarti Tiga Tuhan. Hal itu diperkuat oleh firman Allah:
“ Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan bahwa Allah salah satu dari tiga…”(Surat Hidangan (5): 73).
Orang Muslim juga memakai ayat yang sedikit paralel yakni:
“…janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga” (Surat Wanita (4): 171).
Jika kita bertanya kepada orang Muslim: “Ayat manakah dalam Alkitab Kristen yang menyatakan bahwa “Allah salah satu dari tiga?” dan “Tuhan itu tiga?”. Jika kalimat-kalimat tersebut ada dalam Alkitab Kristen; maka kemungkinan besar kami akan mengevaluasi kembali iman kami. Kalimat “Allah salah satu dari tiga” dan “Tuhan itu tiga” hanya ditemukan dalam Al Quran. Dan ini adalah salah satu tuduhan yang kasat mata; yang tidak memiliki dasar Alkitabiah sedikitpun; sebuah tuduhan kosong yang langsung dikemukakan oleh makhluk yang bernama “Allah”. Jika kalimat itu bukan dari Allah; maka sangat mungkin berasal dari mulut Muhammad dan itu menunjukkan ketidaktahuannya mengenai doktirn Kristen. Doktrin Kristen, sesuai dengan Tradisi Bapa-bapa Gereja justeru menegaskan Trinitas ini secara gamblang dan meyakinkan. Gagasan Trinitas (Bapa, Putera dan Roh Kudus) ini adalah sesuatu yang sama sekali baru dalam agama-agama besar dunia. Hindu dan Budha tidak, Yahudi dan Islam pun tidak. Hanya Kristen! Lihat beberapa contoh pernyataan Alkitab berikut ini:
1. Markus 1:10-11. “Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. 1:11 Lalu terdengarlah suara dari sorga: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."
2. Matius 28:19 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”
3. 2 Korintus 13:14 “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian”
4. “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [ di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi]: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu” (1Yoh 5:7-.
Sebahagian pakar Alkitab berpandangan bahwa 1 Yohanes 5:7-8 berasal dari Tradisi belakangan sebab tidak ditemukan dalam manuskrip-manuskrip yang lebih tua. Namun, persoalannya adalah bahwa seluruh Alkitab (entah yang ditulis lebih dahulu, maupun yang datang belakangan) adalah ilham Roh Kudus. Maka kita percaya semuanya sebagai kebenaran.
kabayan- Jumlah posting : 128
Join date : 14.06.11
Re: Butir-butir keyakinan muslim
14. Satu Tuhan
Orang Islam berpendapat bahwa Allah mereka adalah SATU. Sebaliknya, mereka merasa jijik kalau orang Kristen menyebut Tuhan mereka dengan Tritunggal Kudus. Pribadi Yang Maha Tinggi itu tidak boleh disebut dengan Tritunggal Kudus sebab hal itu adalah bentuk kekafiran dan penghojatan terhadap Allah. Hukumnya adalah api neraka.
Orang Muslim memahami Tritunggal adalah Tuhan Bapa + Tuhan Putra + Tuhan Roh Kudus = Tiga Tuhan. Menarik bahwa model penjumlahan seperti itu belum kita temukan dalam dunia modern ini; juga tidak ditemukan dalam Alkitab. Di samping itu; ajaran Tiga Tuhan bukanlah ajaran Kristen, tetapi Alquran dan Islam. Iman Kristen mengajarkan Elohim satu dalam hakikat tiga dalam Pribadi.
Seorang mahasiswa Muslim pernah berkata: “Allah kami satu dan Tuhan orang Kristen Tiga. Dengan demikian Allah kami lebih hebat dari Tuhan orang Kristen.” Atas dasar apa Dia lebih hebat? Selain pernyataan mahasiswa itu salah, juga ia memahami Tritunggal secara matematik-biologik. Jika dipahami secara matematis, maka manakah lebih besar satu atau tiga; seribu atau tiga ribu?”. Jawabannya: “Tentu saja tiga dan tiga ribu”. Jadi, kalau Allah dimengerti secara matematis, maka 3 lebih besar dari 1. Elohim lebih besar dari Allah.
Pernyataan Allah adalah satu bukan tanpa kesulitan mendasar. Jika Allah adalah satu; maka itu mengandaikan Dia berada dalam ruang (dan waktu), terdapatlah sesuatu yang kosong, sesuatu yang tidak dipenuhi oleh Allah, sesuatu yang berada di luar Allah. Jika demikian halnya, Allah sangat terbatas. Seandainya itu benar, maka prinsip bahwa Allah ada di mana-mana tidak benar. Artinya Allah hanya berada di tempat tertentu saja. Karena kita tidak tahu di mana tempat tertentu itu, maka sangat mungkin Allah tidak berada di tempat di mana Anda hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Bukankah ini sesuatu yang mustahil? Tuhan Yang Maha Kuasa tidak mungkin melulu Tuhan Yang Maha Esa/Satu. Dalam keesaanNya terdapat kejamakan/kepelbagaianNya. Prinsip Tuhan itu Esa dalam hakikat, namun tiga (jamak) dalam kepribadian, lebih masuk akal.
Orang Islam berpendapat bahwa Allah mereka adalah SATU. Sebaliknya, mereka merasa jijik kalau orang Kristen menyebut Tuhan mereka dengan Tritunggal Kudus. Pribadi Yang Maha Tinggi itu tidak boleh disebut dengan Tritunggal Kudus sebab hal itu adalah bentuk kekafiran dan penghojatan terhadap Allah. Hukumnya adalah api neraka.
Orang Muslim memahami Tritunggal adalah Tuhan Bapa + Tuhan Putra + Tuhan Roh Kudus = Tiga Tuhan. Menarik bahwa model penjumlahan seperti itu belum kita temukan dalam dunia modern ini; juga tidak ditemukan dalam Alkitab. Di samping itu; ajaran Tiga Tuhan bukanlah ajaran Kristen, tetapi Alquran dan Islam. Iman Kristen mengajarkan Elohim satu dalam hakikat tiga dalam Pribadi.
Seorang mahasiswa Muslim pernah berkata: “Allah kami satu dan Tuhan orang Kristen Tiga. Dengan demikian Allah kami lebih hebat dari Tuhan orang Kristen.” Atas dasar apa Dia lebih hebat? Selain pernyataan mahasiswa itu salah, juga ia memahami Tritunggal secara matematik-biologik. Jika dipahami secara matematis, maka manakah lebih besar satu atau tiga; seribu atau tiga ribu?”. Jawabannya: “Tentu saja tiga dan tiga ribu”. Jadi, kalau Allah dimengerti secara matematis, maka 3 lebih besar dari 1. Elohim lebih besar dari Allah.
Pernyataan Allah adalah satu bukan tanpa kesulitan mendasar. Jika Allah adalah satu; maka itu mengandaikan Dia berada dalam ruang (dan waktu), terdapatlah sesuatu yang kosong, sesuatu yang tidak dipenuhi oleh Allah, sesuatu yang berada di luar Allah. Jika demikian halnya, Allah sangat terbatas. Seandainya itu benar, maka prinsip bahwa Allah ada di mana-mana tidak benar. Artinya Allah hanya berada di tempat tertentu saja. Karena kita tidak tahu di mana tempat tertentu itu, maka sangat mungkin Allah tidak berada di tempat di mana Anda hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Bukankah ini sesuatu yang mustahil? Tuhan Yang Maha Kuasa tidak mungkin melulu Tuhan Yang Maha Esa/Satu. Dalam keesaanNya terdapat kejamakan/kepelbagaianNya. Prinsip Tuhan itu Esa dalam hakikat, namun tiga (jamak) dalam kepribadian, lebih masuk akal.
kabayan- Jumlah posting : 128
Join date : 14.06.11
Similar topics
» Pondasi dan Kode Etik Pergaulan Muslim dengan Non Muslim
» Alquran adalah dasar muslim membantai non muslim
» Penghukuman-Penghukuman Yang Berat Dalam Islam Observasi terhadap akar-akar Qur’an untuk hukum kriminal Muslim Dan aplikasinya oleh mazhab-mazhab yurisprudensi Muslim
» Cacat Logika Muslim
» Antikristus: Mesias yang dinantikan Islam
» Alquran adalah dasar muslim membantai non muslim
» Penghukuman-Penghukuman Yang Berat Dalam Islam Observasi terhadap akar-akar Qur’an untuk hukum kriminal Muslim Dan aplikasinya oleh mazhab-mazhab yurisprudensi Muslim
» Cacat Logika Muslim
» Antikristus: Mesias yang dinantikan Islam
:: Debat Islam :: Aqidah
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik