Login
Latest topics
» Ada apa di balik serangan terhadap Muslim Burma?by Dejjakh Sun Mar 29, 2015 9:56 am
» Diduga sekelompok muslim bersenjata menyerang umat kristen
by jaya Wed Nov 27, 2013 12:30 am
» Sekitar 6.000 orang perempuan di Suriah diperkosa
by jaya Wed Nov 27, 2013 12:19 am
» Muhammad mengaku kalau dirinya nabi palsu
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:53 pm
» Hina Islam dan Presiden, Satiris Mesir Ditangkap
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:50 pm
» Ratusan warga Eropa jihad di Suriah
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:48 pm
» Krisis Suriah, 6.000 tewas di bulan Maret
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:46 pm
» Kumpulan Hadis Aneh!!
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:43 pm
» Jihad seksual ala islam!
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:40 pm
Most active topics
Social bookmarking
Bookmark and share the address of Akal Budi Islam on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of on your social bookmarking website
Pencarian
Most Viewed Topics
Statistics
Total 40 user terdaftarUser terdaftar terakhir adalah tutunkasep
Total 1142 kiriman artikel dari user in 639 subjects
Top posting users this month
No user |
User Yang Sedang Online
Total 22 uses online :: 0 Terdaftar, 0 Tersembunyi dan 22 Tamu Tidak ada
User online terbanyak adalah 97 pada Tue Oct 22, 2024 12:34 pm
From Hero To Zero: Pengakuan Sain, Agama Langit dan Bumi terhadap Kelahiran Kembali/Reinkarnasi!
From Hero To Zero: Pengakuan Sain, Agama Langit dan Bumi terhadap Kelahiran Kembali/Reinkarnasi!
[color=brown]Pada suatu hari setan berjalan-jalan dengan seorang temannya. Mereka melihat seseorang membungkuk dan memungut sesuatu dari jalan.
"Apa yang ditemukan orang itu?" tanya si teman.
"Sekeping kebenaran," jawab setan.
"Itu tidak merisaukanmu?" tanya si teman.
"Tidak," jawab setan.
"Aku akan membiarkan dia menjadikannya kepercayaan agama."-[Anthony de Mello SJ]
Salah satu ‘Keping Kebenaran’ yang dipungut dan menjadi anggapan umum adalah bahwa doktrin reinkarnasi/Kelahiran kembali hanya ada di tradisi ajaran India dan hanya merupakan dongeng pengantar tidur.
Pernahkah anda mendengar kisah dari Jendral angkatan darat Amerika, Patton? Ia adalah panglima terkenal dari pasukan sekutu ketika terjadi perang dunia kedua, terkenal akan keberanian dan kemahirannya bertempur. Konon Ia mempercayai Reinkarnasi.
Tatkala Patton berusia remaja, Ia beranggapan bahwa pada kehidupan masa lampaunya Ia pernah mengabdi kepada jendral terkenal Hannibal dari Cartago, pernah pula sebagai prajurit Roma kuno, anak buahnya Napoleon, sebagai prajurit kavaleri dari jendral Kerajaan Roma Timur dll. Pendeknya, berbagai peran dalam pertempuran bersejarah sepertinya pernah ia jalani. Jadi, Ia menganggap dirinya kelak sudah pasti menjadi pahlawan perang.
Apabila anda merasa bahwa hal-hal tersebut hanyalah bualan Patton, kisah di bawah ini barangkali akan mengkoreksinya.
Ketika itu Patton memimpin pasukan di wilayah padang pasir Afrika utara berperang menghadapi tentara Jerman. Suatu kali, seorang perwira Perancis berkendara membawa Patton menuju garis depan memeriksa keadaan medan laga. Di tengah jalan, Patton tiba-tiba memintanya berbelok arah. Perwira Perancis sempat kebingungan, ia mengatakan medan perang bukan di arah tersebut. Sedangkan Patton ngotot bahwa itu adalah medan perang, namun bukan medan perang pada hari ini.
Akhirnya di bawah arahan Patton mereka tiba pada medan perang kuno 2000 tahun yang lalu. Perwira Perancis menjadi heran bagaimana Patton mengetahui lokasi ini, Patton menjawab bahwa dirinya pernah mengikuti pasukan besar Roma ke tempat tersebut.
Family clan Patton mempunyai tradisi mahir berperang. Banyak anggota clan termasuk Patton menyatakan pernah secara jelas menyaksikan roh dari leluhur. Kemahiran Patton tentang perang, apakah berkat perlindungan dari leluhur, ataukah berasal dari pengalaman kehidupan masa lalunya? (Sumber: Erabaru News, Rabu 25 juli 2007)
Kalau anda masih memungut dan memegang ‘keping kebenaran’ bahwa Kelahiran kembali hanya dikenal di ajaran India tidak ada di ajaran lain, maka sekali lagi anda keliru! Kelahiran kembali ternyata dikenal baik dalam tradisi ajaran Abrahamic Nasrani dan Islam walaupun para pemuka agama dan pemeluknya masih berada pada taraf malu-malu kucing untuk mengakuinyai, Padahal kajian Ilmu Modern sudah mengakui bahwa doktriin kelahiran Kembali/reinkarnasi tradisi ajaran India adalah Ilmiah dan juga telah menjadi satu disiplin Ilmu.
Artikel ini meng-eksplor keberadaan doktrin reinkarnasi/kelahiran kembali di empat Agama besar dunia, berikut contoh-contoh kejadian nyata yang dialami. Setelah membaca, ujilah diri anda sendiri apakah anda masih pada ‘keping kebenaran’ yang sama atau tidak.
"Apa yang ditemukan orang itu?" tanya si teman.
"Sekeping kebenaran," jawab setan.
"Itu tidak merisaukanmu?" tanya si teman.
"Tidak," jawab setan.
"Aku akan membiarkan dia menjadikannya kepercayaan agama."-[Anthony de Mello SJ]
Salah satu ‘Keping Kebenaran’ yang dipungut dan menjadi anggapan umum adalah bahwa doktrin reinkarnasi/Kelahiran kembali hanya ada di tradisi ajaran India dan hanya merupakan dongeng pengantar tidur.
Pernahkah anda mendengar kisah dari Jendral angkatan darat Amerika, Patton? Ia adalah panglima terkenal dari pasukan sekutu ketika terjadi perang dunia kedua, terkenal akan keberanian dan kemahirannya bertempur. Konon Ia mempercayai Reinkarnasi.
Tatkala Patton berusia remaja, Ia beranggapan bahwa pada kehidupan masa lampaunya Ia pernah mengabdi kepada jendral terkenal Hannibal dari Cartago, pernah pula sebagai prajurit Roma kuno, anak buahnya Napoleon, sebagai prajurit kavaleri dari jendral Kerajaan Roma Timur dll. Pendeknya, berbagai peran dalam pertempuran bersejarah sepertinya pernah ia jalani. Jadi, Ia menganggap dirinya kelak sudah pasti menjadi pahlawan perang.
Apabila anda merasa bahwa hal-hal tersebut hanyalah bualan Patton, kisah di bawah ini barangkali akan mengkoreksinya.
Ketika itu Patton memimpin pasukan di wilayah padang pasir Afrika utara berperang menghadapi tentara Jerman. Suatu kali, seorang perwira Perancis berkendara membawa Patton menuju garis depan memeriksa keadaan medan laga. Di tengah jalan, Patton tiba-tiba memintanya berbelok arah. Perwira Perancis sempat kebingungan, ia mengatakan medan perang bukan di arah tersebut. Sedangkan Patton ngotot bahwa itu adalah medan perang, namun bukan medan perang pada hari ini.
Akhirnya di bawah arahan Patton mereka tiba pada medan perang kuno 2000 tahun yang lalu. Perwira Perancis menjadi heran bagaimana Patton mengetahui lokasi ini, Patton menjawab bahwa dirinya pernah mengikuti pasukan besar Roma ke tempat tersebut.
Family clan Patton mempunyai tradisi mahir berperang. Banyak anggota clan termasuk Patton menyatakan pernah secara jelas menyaksikan roh dari leluhur. Kemahiran Patton tentang perang, apakah berkat perlindungan dari leluhur, ataukah berasal dari pengalaman kehidupan masa lalunya? (Sumber: Erabaru News, Rabu 25 juli 2007)
Kalau anda masih memungut dan memegang ‘keping kebenaran’ bahwa Kelahiran kembali hanya dikenal di ajaran India tidak ada di ajaran lain, maka sekali lagi anda keliru! Kelahiran kembali ternyata dikenal baik dalam tradisi ajaran Abrahamic Nasrani dan Islam walaupun para pemuka agama dan pemeluknya masih berada pada taraf malu-malu kucing untuk mengakuinyai, Padahal kajian Ilmu Modern sudah mengakui bahwa doktriin kelahiran Kembali/reinkarnasi tradisi ajaran India adalah Ilmiah dan juga telah menjadi satu disiplin Ilmu.
Artikel ini meng-eksplor keberadaan doktrin reinkarnasi/kelahiran kembali di empat Agama besar dunia, berikut contoh-contoh kejadian nyata yang dialami. Setelah membaca, ujilah diri anda sendiri apakah anda masih pada ‘keping kebenaran’ yang sama atau tidak.
Re: From Hero To Zero: Pengakuan Sain, Agama Langit dan Bumi terhadap Kelahiran Kembali/Reinkarnasi!
Nasrani/Kristen: Kelahiran Kembali
Para penganut Yahudi dan Nasrani banyak mendapatkan kejadian nyata seperti di bawah ini namun tidak dapat memberikan penjelasan Kitabiah dan logikal mengapa peristiwa ini dapat terjadi:
Pada tahun 1971 lewat sebuah plank iklan "Arnall Bloxham katakan rematik merupakan suatu yang psikologis", Jane Evans [bukan nama sebenarnya], seorang ibu rumah tangga dari Welsh yang berusia 32 tahunan yang menderita reumatik artistik akhirnya melakukan konsultasi dengan Dr Arnall Bloxham [80 tahun]. Bloxham adalah praktisi hipnoterapis bereputasi tinggi dan juga President Ikatan Hypnotherapist Inggris.
Ketika Jane di rumah Bloxham, atas seijin Jane, Bloxham kemudian menghipnotisnya dan terungkaplah 6 kehidupan masa lalu Jane. Salah satu yang kita ketengahkan saat ini adalah kehidupan ketika ia menjadi seorang Wanita Yahudi berkeluarga bernama Rebecca, yang hidup di kota York, Inggris pada abad ke 12.
Jane menggambarkan banyak sekali detail kehidupan masyarakat yahudi di jaman itu, bagaimana ia dan juga penduduk Yahudi lokal lainnya dipaksa menggunakan semacam peneng pengenal diri bahwa mereka Yahudi. Ia juga bercerita mengenai satu kejadian mengerikan yaitu pembantaian besar-besaran yang menimpa populasi Yahudi saat itu yang dilakukan para penduduk lokal. Selama kejadian itu, ia juga ingat bagaimana Ia bersama anaknya bersembunyi di sebuah ruang bawah tanah di suatu gereja setempat yang akhirnya ditemukan massa dan kemudian terbunuh.
Professor Barrie Dobson, Ahli sejarah Yahudi dari York University, diminta untuk mengkaji kebenaran ingatan ini. Ia kemudian menemukan bahwa deskripsi kehidupan Yahudi di abad ke 12 [1189/1190] yang di sampaikan oleh Jane mempunyai tingkat akurasi yang sangat mengagumkan dan bahkan banyak detail informasi tersebut hanya diketahui oleh para ahli sejarah yang sangat profesional.
beberapa detail awalnya belum tepat, misal otoritas gereja roma menitahkan agar para Yahudi yang ada diseluruh negara kristen harus memakai identifikasi khusus. Dobson mengatakan bahwa titah itu baru dilakukan tahun 1215 M, namun dalam proses investigasi yang lebih mendalam, terungkaplah bahwa pemakaian peneng pengenal diri yang diwajibkan pada para Yahudi ternyata sudah tersebar luas di daerah Ingris selama abad ke 12 bahkan terjadi sebelum titah otoritas gereja. [Perintah pembedaan pakaian terhadap kaum Yahudi, telah dilakukan sejak abad ke 8 di Arab]
Beberapa detail lainnya keakuratan sangat mengagumkan, misalnya Jane mengatakan bahwa kaum Yahudi saat itu meminjamkan uang pada raja Henry Plantagenet, untuk membiayai perang di Irlandia, sebagai gantinya mereka diperbolehkan berusaha, meskipun juga ditambah dengan membayar retribusi dari 'sepersepuluh bagian' atas apapun.
Kemudian, Jane menceritakan bahwa setelah Henry meninggal di gantikan oleh Richard yang kemudian segera berangkat ke Perang Salib, mereka merasa telah kehilangan perlindungan terakhir mereka dan sedang bersiap melarikan diri kota. Ia memberikan angka tahun yaitu tahun 1189, di mana Henry telah melindungi mereka selama tiga puluh tahun.
Jane juga mengatakan bagaimana seorang pastor datang ke York merekrut orang untuk yang sekarang disebut Perang Salib Ketiga. Kaum Yahudi dan Muslim dianggap sebagai kafir. Kebencian ini disampaikan oleh Paus sendiri. Kemudian, bagaimana orang-orang Yahudi dari York menjadi khawatir pada peningkatan aksi kekerasan di kota-kota lainnya yang ditujukan pada ras mereka, yang kemudian membuat suaminya segera mengamankan uang mereka untuk dipindahkan ke pamannya di Lincoln. Dobson sendiri memang telah mempunyai dokumentasi hubungan York-Lincoln di kalangan Yahudi ketika itu.
Juga mengenai seseorang pria muda bernama 'Mabelise' yang telah meminjam uang kepada suaminya dan kemudian harus membawanya ke 'assizes' [pengadilan setempat] untuk dapat memintanya. Benar tercatat oleh para penulis sejarah, seorang bangsawan lokal bernama Richard Malebisse, yang berutang uang pada orang-orang Yahudi dari York dan kemudian malah memimpin pemberontakan terhadap mereka yang sebagaiannya agar dapat menghindari membayar utang-utangnya.
Jane kemudian menceritakan bagaimana drama kehidupannya memburuk, yaitu dimulai dari kematian seorang pemimpin Yahudi bernama "Isaac" yang memicu kerusuhan di "coney street" dan ia mengingat bagaimana tetangga mereka, Ayahnya Benjamin yang dibunuh ketika pergi ke London. Dobson sendiri memberikan konfirmasi bahwa Benedict merupakan 1 diantara warga yahudi kaya raya, York yang terbunuh dalam kerusuhan di London ketika pengangkatan Richard dan kemudian dilanjutkan dengan pembantaian terhadap keluarganya.
Jane mengatakan dirinya bersama keluarganya berlindung di sebuah kastil bersama para yahudi lainnya. para perusuh di hari pertama ada diluar Kastil dan kemudian makin mengganas, sehingga banyak para Yahudi segera membunuh mati anak2 mereka karena saat tertangkap akan mengalami penyiksaan yang sangat mengerikan. Dobson memberikan konfirmasi bahwa ini benar dan para penulis sejarahpun mencatat kejadian ini.
Kemudian "suami" jane berhasil mengajak anak2nya mencari persembunyian di gereja tepat diluar "big copper gate’. Mereka berhasil mengikat pendeta dan pembantunya kemudian bersembunyi di ruang bawah gereja selama berhari-hari dalam keadaan ketakutan, kedinginan dan kelaparan. Pada beberapa hari kemudian, yaitu disaat Suami dan anak lelakinya mencari makan, Para perusuh mendekat, memasuki gereja, menuju tempat persembunyian mereka, menarik paksa anaknya dan kemudian gelap.
Dobson, mengatakan bahwa "Gerbang besar Copper [Big Copper Gate)" tidaklah ada, namun pada waktu itu ada jalan yang bernama "CopperGate" memiliki gerbang besar di ujungnya yang mengarah ke Kastil.
Dari detail cerita jane, Dobson kemudian mengidentifikasi St Mary’s, Castlegate sebagai "tersangka" utama gereja di mana Rebecca [Jane] dan suaminya bersembunyi. Gereja berada dekat dengan coppergate dan kastilpun terlihat. Namun, ada satu masalah, yaitu hampir sama dengan seluruh gereja yang ada di daerah itu, tidak mempunyai ruang bawah tanah atau gudang.
Namun pada tahun 1975, Dobson bersurat pada Iverson dan menuliskan bahwa di bulan September, ketika dilakukan renovasi pada gereja tersebut, Para pekerja bangunan menemukan di bawah Mimbar Gereja, sebuah ruang bawah tanah dengan lingkaran bebatuan melengkung dan kubah. Suatu fenomena yang jarang terjadi pada gereja-geraja di area tersebut. Deskripsi tersebut, menyerupai keadaan bangunan sebelum periode Norman ataupun roman [sekitar 1190 M] dan bukan setelah itu. Namun tempat itu segera di tutup sebelum para arkeolog, York melakukan penyelidikan sepatutnya.
---
Note:
"The Bloxham Tapes", tahun 1976, merupakan sebuah Dokumenter milik BBC. Jeff Iverson, seorang produser Televisi diminta untuk membuatnya dan kemudian bertemu dengan Arnall Bloxham serta mendengarkan 400an subjek regresinya Bloxham. Kasus "Jane Evans" [Rebecca], ini telah 2 (dua) x di investigasi, yaitu:
Kelompok 1,
Jeffery Iverson dan Magnus Magnusson; Prof. barrie Dobson, seorang Proffesor sejarah Medieval yang mengajar di York dan Cambridge. Iverson, mendapatkan bahwa JANE pernah 1 sekolah di Newport namun beda tahun kelas dengan dirinya sendiri. Ia memastikan bahwa Jane tidak pernah punya pendidikan lanjutan dan tidak juga pada hal-hal yang relevan berhubungan dengan regresinya dan begitu pula dengan orang tuanya yang tidak banyak membaca atau menunjukan minat besar pada sejarah saat Jane masih muda.
Kelompok2,
Di atas tahun delapan puluhan Melvin Harris dan Ian Wilson (bukan Ian Lawton), melakukan investigasi pada Iverson, Dobson, dan Jane. Harris menemukan bahwa Jane memang tidak membaca buku-buku sejarah dan juga buku-buku fiksi yang memainkan peranan besar dalam regresinya [ingatannya].
Sementara Wilson melaporkan bahwa 3 (tiga) korespondennya mengingat ada siaran radio di tahun limapuluhan tentang peristiwa pembantaian di York, namun tidak satupun dari korespondennya dapat mengingat nama-nama dan Wilson pun tidak dapat meneruskan penelusuran lebih lanjut lagi
Pada "The Bloxham Tapes Revisited", Ian Lawton, mengomentari penyelidikan Melvin Harris, penulis buku "Investigating the Unexplained". Yaitu ketika tahun 1986, Harris menyurati Dobson mengenai ruang bawah tanah dengan kubahnya bukanlah berasal periode sebelum medival, namun periode sesudahnya [> abad ke-15]. Yang Harris tuliskan, berasal dari temuan komisi survey kerajaan di tahun 1981, yang "kemungkinan besar penyisipan belakangan".
Kemudian, berdasarkan British Archaeology, no 24, May 1997: News, dalam suatu penggalian di dekat ruang bawah tanah Katederal Rippon, York [abad ke-7], ditemukan ruang bawah tanah di St Windried]
Apabila melihat isi Alkitab, seharusnya Yahudi dan Kristen mengenal baik konsep reinkarnasi, karena konsep tersebut di adopsi oleh kaum Farisi, Essene (Abad 2 SM – 2 M, essene menghilang di jaman penghancuran Yerusalem, menolak kompromi dengan Penjajah Roma, lelaki dewasa hidup selibat, mempercayai Mesias, memakai pakaian berwarna putih, sangat taat pada hari sabath) dan banyak Yahudi serta kaum semi-yahudi dijaman Yesus. Sejarahwan Yahudi, Yosephus mengatakan bahwa sekte utama Israel percaya pada reinkarnasi, Saduki satu-satunya sekte yang menolak ide ini.
Menurut perjanjian lama, Musa dianggap sebagai reinarnasi dari Abel (anak Adam) dan Adam sendiri di yakini lahir kembali sebagai juru selamat (Mesias). Reinkanasi adalah kepercayaan yang dipegang oleh banyak kristen selama 500 tahunan lebih setelah wafatnya Yesus. Kemudian dianggap sebagai kepercayaan klenik oleh gereja Katolik.
Banyak Bapak-bapak gereja di zaman awal kristen menerima ide reinkarnasi, Santo Jerome mengatakan bahwa Reinkarnasi diajarkan kepada para umat kristen yang terpilih di jaman awal. Bapak Kristen yang sangat berpengaruh di jaman awal kristen, Origen, mengajarkan teori reinkarnasi. Dengan kepercayaan tinggi dari Santo Jerome dan Santo Gregory, Origen menerima filsafat reinkarnasi dalam ajarannya
Beberapa peneliti yakin bahwa mereka dapat mendeteksi ide reinkarnasi dari tulisan-tulisan Santo Agustine, Santo Gregory dan bahkan pada tulisan Santo Francis dari Assisi. Kepercayaan tersebut dilarang pada konsili umum (ecumencal) ke 5 di abad ke 6. Sejak itu, kekristenan eropa, yaitu: Perancis, spanyol, bulgaria dan dimanapun mengadakan proses penyidikan yang sangat biadab. Sekte-sekte yang percaya reinkarnasi seperti Cathar dan Bogomil, di abad pertengahan, mengalami penindasan keji dan biadab oleh gereja. [REINCARNATION - Fact or Fallacy?, Douglas Lockhart]
Firman mengenai konsep reinkarnasi tercantum jelas di Alkitab, seperti misalnya di Kejadian 6:3,
Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja."
Kitab kejadian ini dipercaya di tulis oleh Musa yang hidup di tahun 1400 SM. Informasi di Kitab kejadian menyatakan bahwa Roh Tuhan menitis atau numadi atau entah apa lagi kalimat yang cocok kalau ber-inkarnasi dianggap tidak pas untuk ini ke setiap manusia. Kemudian di kitab Yehezkiel 37:1-14,
..Ia membawa aku melihat tulang-tulang itu berkeliling-keliling dan sungguh, amat banyak bertaburan di lembah itu; lihat, tulang-tulang itu amat kering. Lalu Ia berfirman kepadaku: "Hai anak manusia, dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali?"
Aku menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, Engkaulah yang mengetahui!"
Lalu firman-Nya kepadaku: "Bernubuatlah mengenai tulang-tulang ini dan katakanlah kepadanya: Hai tulang-tulang yang kering, dengarlah firman TUHAN! Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada tulang-tulang ini: Aku memberi nafas hidup di dalammu, supaya kamu hidup kembali. Aku akan memberi urat-urat padamu dan menumbuhkan daging padamu, Aku akan menutupi kamu dengan kulit dan memberikan kamu nafas hidup, supaya kamu hidup kembali. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN." Lalu aku bernubuat seperti diperintahkan kepadaku; dan segera sesudah aku bernubuat, kedengaranlah suara, sungguh, suatu suara berderak-derak, dan tulang-tulang itu bertemu satu sama lain. Sedang aku mengamat-amatinya, lihat, urat-urat ada dan daging tumbuh padanya, kemudian kulit menutupinya, tetapi mereka belum bernafas
Maka firman-Nya kepadaku: "Bernubuatlah kepada nafas hidup itu, bernubuatlah, hai anak manusia, dan katakanlah kepada nafas hidup itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Hai nafas hidup, datanglah dari keempat penjuru angin, dan berembuslah ke dalam orang-orang yang terbunuh ini, supaya mereka hidup kembali."
Lalu aku bernubuat seperti diperintahkan-Nya kepadaku.
Dan nafas hidup itu masuk di dalam mereka, sehingga mereka hidup kembali. Mereka menjejakkan kakinya, suatu tentara yang sangat besar.
Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, tulang-tulang ini adalah seluruh kaum Israel.
Sungguh, mereka sendiri mengatakan: Tulang-tulang kami sudah menjadi kering, dan pengharapan kami sudah lenyap, kami sudah hilang.
Oleh sebab itu, bernubuatlah dan katakan kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya, dan Aku akan membawa kamu ke tanah Israel. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya. Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali dan Aku akan membiarkan kamu tinggal di tanahmu. Dan kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan membuatnya, demikianlah firman TUHAN."
Menurut sarjana Alkitab, Kitab Yehezkiel di tulis di sekitar tahun 500 tahun SM. Beberapa pendapat menyatakan bahwa kejadian di Yehezkiel tersebut diatas BUKAN merupakan kejadian nyata. Apabila pendapat ini diterima, maka implikasinya adalah:
Alkitab jelas bukan buku suci dan jelas juga bukan kitab sejarah yang dapat dipercaya akurasi kebenarannya
Alkitab tidak ditulis oleh orang-orang yang diilhami roh kudus atau para penyeleksi kitab tidak terinspirasi dari roh kudus.
Berita keselamatan dan janji surga merupakan khayalan semata dari para pengarangnya.
Lepas dari itu semua, kalimat pasal 37 di atas mengindikasikan pengarangnya dan/atau masyarakat Yahudi saat itu sangat mengenal konsep reinkarnasi dengan baik. Allah terlihat me lakukan demonstrasi bagaimana reinkarnasi itu ada dan terjadi pada sekelompok orang. Berikutnya adalah di Kitab Maleakhi 4:5 yang dipercaya di tulis di tahun (430-420 SM)
Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu.
Kemudian di Injil Yohanes 1:6-21 , terdapat percakapan berkenaan dengan ‘Elia akan datang’ yaitu ketika Yohanes pembaptis ditanya masyarakat mengenai siapa dirinya.
Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes...Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?".Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias." Lalu mereka bertanya kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?". Dan ia menjawab: "Bukan!". "Engkaukah nabi yang akan datang?". Dan ia menjawab: "Bukan!"
Percakapan di atas, memberikan bukti bahwa kepercayaan reinkarnasi sudah melekat kuat dikalangan yahudi di tahun awal Masehi. Kemudian di Injil Matius 11:13-15 , 17:18, Markus 9:13, Yesus sendiri memberikan konfirmasi bahwa Yohanes Pembaptis adalah reinkarnasi Elia!
Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes dan--jika kamu mau menerimanya--ialah Elia yang akan datang itu. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!
Di Injil Yohanes 9:1-3, tersurat jelas bahwa Yesus dan murid-muridnya mengenal baik konsep kelahiran kembali saat menyembuhkan orang Buta:
Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
Diagnosa yang dilakukan Yesus diatas apakah dapat dianggap bahwa Yesus menolak konsep Kelahiran kembali?
Untuk dapat menjawab ini, kita kutip kitab keluaran 34:7,
Aku tetap mengasihi beribu-ribu keturunan dan mengampuni kesalahan dan dosa; tetapi orang bersalah sekali-kali tidak Kubebaskan dari hukumannya, dan Kuhukum pula anak-anak dan cucu-cucu sampai keturunan yang ketiga dan keempat karena dosa orang tua mereka
Dengan memperhatikan ayat keluaran di atas, maka apakah ini dapat juga diartikan bahwa diagnosa yang dilakukan yesus juga menyatakan bahwa Yesus menolak konsep Dosa Turunan?
Tidak. Yesus mendiagnosa penyebab orang itu dilahirkan buta adalah karena ada pekerjaan Allah yang harus dinyatakan lewat dia. Ayat tersebut sekaligus memberikan konfirmasi bahwa sang pendiangnosa sangat paham konsep Reinkarnasi dan dosa turunan, sehingga dapat memberikan diagnosa yang tepat dan baik!
Terdapat beberapa spekulasi yang beredar di kalangan masyarakat saat itu mengenai siapa Yesus/Isa sebelum dilahirkan yaitu di lukas 9:18-20,
Pada suatu kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: "Kata orang banyak, siapakah Aku ini?"
Jawab mereka: "Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit."
Yesus bertanya kepada mereka: "Menurut kamu, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus: "Mesias dari Allah."
Kalimat yang kurang lebih sama dinyatakan di Matius 16:13-16; Markus 8:27-29. Bayangkan Pengertian Masyarakat saat itu! Bahkan sekaligus memasukan Yohanes pembaptis yang baru saja meninggal sudah dianggap menitis kepada Yesus! Anda tidak akan heran apabila membaca kisah dibawah ini di II Raja-raja 2:9, 13-15,
Dan sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa: "Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu." Jawab Elisa: "Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu...Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai..Sesudah itu dipungutnya jubah Elia yang telah terjatuh, lalu ia berjalan hendak pulang dan berdiri di tepi sungai Yordan... Ia mengambil jubah Elia yang telah terjatuh itu, dipukulkannya ke atas air itu sambil berseru: "Di manakah TUHAN, Allah Elia?" Ia memukul air itu, lalu terbagi ke sebelah sini dan ke sebelah sana, maka menyeberanglah Elisa...Ketika rombongan nabi yang dari Yerikho itu melihat dia dari jauh, mereka berkata: "Roh Elia telah hinggap pada Elisa." Mereka datang menemui dia, lalu sujudlah mereka kepadanya sampai ke tanah.
Konfirmasi spekulasi masyarakat mengenai alternatif reinkarnasi yesus dari beberapa Nabi mendapatkan kepastian jawabnya di Matius 17:1-3; Markus 9:2-4; Lukas 9:28-36. Yesus bersama Petrus, Yohanes dan Yakubus naik ke atas gunung untuk berdoa
Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia....Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia." Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri.
Yesus dipastikan bukan reinkarnasi dari Musa atau Elia. Spekulasi masyarakat bahwa Ia reinkarnasi Alm Yohanes Pembaptis atau nabi lainnya tidak mendapat kepastian. Spekulasi Petrus bahwa Ia adalah Mesias dari Allah, juga tidak dapat dipastikan kebenarannya! karena ketika itu mereka semua berada dalam keadaan diselimuti awan dan tiba-tiba ada suara, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia." Pemilik suara tidak memperkenalkan dirinya siapa! suara itu bisa suara siapa saja, dapat saja itu memang suara Allah atau Roh Kudus, roh yang tidak Kudus, Iblis, Orang lain yang dipersiapkan di sekitar daerah itu atau bahkan suara itu adalah suara dari Yesus sendiri! Intinya, tidak ada bukti bahwa itu adalah suara Allah!
Yesus juga menjadi saksi adanya konsep kelahiran kembali seperti yang tercantum di Yohanes 3:3-12,
Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"
Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"
Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi?
Kemudian di 1 Korintus 15:32, 35-44 pun menyatakan sebagai berikut:
Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati"...
Tetapi mungkin ada orang yang bertanya: "Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?"
Hai orang bodoh! Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu. Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain.
Tetapi Allah memberikan kepadanya suatu tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya: Ia memberikan kepada tiap-tiap biji tubuhnya sendiri. Bukan semua daging sama: daging manusia lain dari pada daging binatang, lain dari pada daging burung, lain dari pada daging ikan. Ada tubuh sorgawi dan ada tubuh duniawi, tetapi kemuliaan tubuh sorgawi lain dari pada kemuliaan tubuh duniawi...
Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah....
Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang sorgawi. Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.
Terdapat satu hal menarik yang sering dijadikan landasan menolak paham reinkarnasi yaitu Ibrani 9:27,
Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi.
Dengan mengesampingkan semua bukti mengenai adanya reinkarnasi di Alkitab dan hanya memakai teori dalam artian buta pada kitab ibrani di atas, maka Kristen tidak akan mampu menjawab fenomena yang ada di catatan dokter psikiater dan penulis novel Arthur Guirdham, hasilnya di investigasi oleh Tony Robinson dan sain jurnalis Becky McCall:
Seorang pasiennya bernama Ny Smith mengaku sejak usia 10 tahun kerap dihantui mimpi bahwa ia pernah hidup sebagai istri pendeta kaum Chatar di abad ke-13.
Saat dalam perawatan, ia bisa menceritakan detail pembantaian massal terhadap kaum Cathar di Eropa ( Perancis) karena diangap sebagai aliran sesat dari agama Kristen. Ny Smith menyebutkan bahwa banyak pendeta Cathar yang dibunuh dan dibakar. Ia sendiri mengaku diikat massa dan dibakar hidup-hidup di tumpukan kayu bakar. Ia juga menggambarkan detail pakaian, struktur bangunan, dan peradaban di masa itu.
Sang dokter, Arthur Guirdham, seorang yang benar-benar skeptic pada reinkarnasi dan hal-hal yang berhubungan dengan ini, melakukan penelitian detail dan melakukan kroscek terhadap pengakuan si pasien. Ia terkejut ketika menemukan sebuah fakta sejarah yang sejalan dengan penuturan Ny Smith yang sama sekali tidak paham sejarah kaum Cathar.
Sejarah mencatat bahwa Paus innocent III meluncurkan perang salib brutal atas pengikut sekte cathars yang mempercayai adanya reinkarnasi. Kejadian tersebut menyebabkan terjadinya pembantaian puluhan ribu pria, wanita dan anak2 yang tidak bersalah.
Dari manakah para pasien ini mendapatkan informasi detail yang bahkan hanya tertulis di literatur yang nyaris tak pernah dipublikasikan untuk awam?
Untuk dua kisah nyata diatas, Kristen biasanya berpendapat diantara dua, yaitu itu adalah kuasa Tuhan atau itu adalah Kuasa Iblis/roh kegelapan untuk menipu!
Kuasa Tuhan? Bukankah akan lebih baik bagi Tuhan untuk menunjukan Kuasanya dalam menyelamatkan korban yang dibantai daripada hanya menunjukan ingatan kejadian itu pada Jane dan Mrs Smith? atau Tuhan menunjukan Kuasanya untuk membunuh lewat tangan pihak lain?
Kuasa Kegelapan/Iblis dan Doktrin Iblis? Maka contoh diatas justru membuktikan bahwa mereka yang tidak mempercayai reinkarnasi malah bertindak sesuai kehendak iblis!
Iblis jelas tidak memperoleh manfaat dengan diakuinya reinkarnasi oleh masyarakat bahkan kepercayaan pada konsep reinkarnasi banyak merugikan Iblis
Ini memerupakan ‘balas dendam’ yang manis sekaligus pembuktian kebenaran sekte yang mengakui adanya reinkarnasi namun justru dibantai secara brutal karena melawan pendapat mayoritas kristen.
Nah, silahkan anda pilih pendapat mana yang anda hendak tawarkan sebagai solusinya:
Kontradiktif terjadi dalam Alkitab perjanjian baru, sehingga satu diantara mereka tidak dipenuhi Roh Kudus malah Roh Iblis. Maka boleh diduga kitab Ibranilah yang keliru karena kitab Ibrani kelihatannya tidak mengerti maksud Yesus ketika berbicara hal-hal surgawi, atau
Term kata ‘manusia’ adalah Roh dan Daging. Roh kekal selamanya dan Daging tidak. Di hari penghakiman yang dibutuhkan Roh bukan daging, sehingga daging yang tidak akan kembali sebagaimana tercantum dalam Mazmur 78:39, ”Ia ingat bahwa mereka itu daging, angin yang berlalu, yang tidak akan kembali”. Roh kekal adanya dan dapat dilahirkan kembali dengan daging baru. , atau
Kristen ‘mau’ mengakui kebenaran konsep reinkarnasi ‘asal’ berada pada batas-batas: Roh hanya dapat menjadi
Daging, contoh:Kejadian 6:3, Yehezkiel 37
Roh Allah bereinkarnasi menjadi Nabi, contoh: Yohanes reinkarnasi Elia (Matius 11:13-15)
Manusia berubah menjadi Malaikat/roh di surga, contoh: Henokh dan Ellia yang diangkat.
Roh yang dapat hinggap ke dalam manusia: contoh elia ke elisa, roh kudus ke manusia, roh daripada tuhan kemanusia, setan kedalam babi, setan kedalam manusia
Informasi di Alkitab sangat jelas memberikan konfirmasi bahwa konsep reinkarnasi telah dikenal luas dan bermasyarakat di kalangan Yahudi dari sebelum hingga ketika Yesus ada.
Kalangan Yahudi pun ternyata sudah berbicara mengenai adanya reinkarnasi dan tidak tanggung-tanggung, yang berbicara itu bukan yahudi kebanyakan ia adalah seorang RABBI!
Rabbi Isaac Luria (1534-1572 yang juga dikenal sebagai ARI atau ARIZAL), dikenal luas sebagai Kabbalist dari jaman modern. Ia menuliskan reinkarnasi tokoh-tokoh terkemuka yang ada di Torah (Perjanjian lamanya Kristen).
Untuk jaman sekarang ini, kaum Yahudi yang berbicarapun bukan yahudi kebanyakan! Ia adalah Rabbi Yonassan Gershom, Ia menuliskan 2 buku mengenai kasus-kasus reinkarnasi dari Holocaust Ia berbicara mengenai kisah-kisah autentik reinkarnasi dari Yahudi
Ia juga memberikan komentar pada kisah dari Jenny Cockell, yang selalui di hantui oleh mimpi seperti ingatan dari kehidupannya dulu sebagai wanita muda Irlandia yang bernama Mary Sutton, yang meninggal 2 dekade sebelum Jenny Cockell dilahirkan, meninggalkan 8 orang anak. Setelah mencari jejak berdasarkan dari petunjuk-petunjuk ingatannya, Jenny akhirnya berhasil melacak anak-anak Marry Sutton dan menulis buku mengenai pengalamannya, Across Time and Death: A Mother's Search for Her Past Life Children.
Komentar Rabbi Yonassan Gershom:
" Ini adalah satu kasus yang paling menyakinkan dari kasus-kasus reinkarnasi yang saya dapatkan selama ini. Jenny Cockell tidak hanya mempunyai ingatan dari kehidupan lalunya, Ia bahkan menemukan anak-anaknya dikehidupan lalunya. Anak-anak di masa lalunya yang saat ini masih hidup adalah penganut katolik roma taat, yang tidak percaya adanya Reinkarnasi, namun dalam rekaman, mereka berkata bahwa entah bagaimana ibunya ‘berbicara melalui’ Jenny dan mereka telah memverifikasi beberapa detail dari ingatannya. Bertemu Jenny Cockell dalam satu konferensi di Oslo, Norwegia tahun 1994 dan melihat bahwa ia seorang yang sangat tulus dan kredibel . Saya sangat merekomendasikan buku ini!"
BELUM CUKUP? Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!
Re: From Hero To Zero: Pengakuan Sain, Agama Langit dan Bumi terhadap Kelahiran Kembali/Reinkarnasi!
Islam: Kelahiran Kembali
Sebelum kita mulai, simaklah sejenak kisah Imad Ilawar dibawah ini:
Imad Elawar lahir pada tanggal 21 Desember 1958 di desa Kornayel Lebanon. anak dari Mohammad dan Nasibeh Elawar. Ketika berusia 1.5 sampai dengan 2 tahun ia mulai membuat referensi atas kehidupannya terdahulu. Ia menyebut sejumlah nama orang dan beberapa peristiwa dalam hidupnya terdahulu, dan juga sejumlah benda-benda yang dinyatakannya dimilikinya. Kadang-kadang ia bicara kepada dirinya sendiri tentang orang-orang yang nama-namanya ia sebut-sebut, bertanya kepada dirinya sendiri dengan suara keras-keras bagaimana keadaaan orang-orang ini sekarang. Disamping berguman terhadap dirinya sendiri, pernyataan pernyataannya tentang hidupnya terdahulu keluar pada saat -saat yang aneh, ketika sesuatu tampaknya merangsang pernyataan demikian. Ia juga berbicara mengenai hal-hal itu dalam tidumya. Imad mengatakan bahwa ia hidup di desa Khirby dalam keluarga Bouhamzy. la meminta kepada orang tuanya untuk membawanya ke Khirby.
Ayahnya menghardik Imad pembohong karena mengatakan hal-hal mengenai hidupnya terdahulu. Imad tetap membicarakan hal ini.
Suatu hari Salim el Aschkar, seorang penduduk Khirby datang ke Kornayel. Salim kawin dengan seorang gadis dari Kornayel, karena itu ia sewaktu-waktu mengunjungi desa ini. Ketika Salim lewat Imad sedang berada di jalan bersama neneknya. Ketika Imad melihat Salim, ia berlari menyongsong Salim dan memeluknya. Salim bertanya : “Apakah kamu mengenal saya?” Imad menjawab: “Ya, kamu adalah tetangga saya.” Salim dulu memang tetangga keluarga Bouhamzy, tapi sekarang Salim sudah pindah rumah. Pernyataan yang tak terduga ini menimbulkan kepercayaan pada ayah Imad, tapi keluarganya tidak mengambil tindakan untuk mengecek kebenaran dari pernyataan-pemyatan Imad. Beberapa waktu kemudian, mereka bertemu dengan seorang wanita dari Maaser el Shouf, satu desa dekat Khirby, yang datang ke Kornayel untuk satu kunjungan. Dia menegaskan kepada orang tua Imad bahwa beberapa orang yang nama-namanya disebut-sebut oleh Imad memang ada atau pernah hidup di Khirby.
Jamileh
Kata-kata pertama yang diucapkan oleh lmad adalah “Jamileh” dan “Mahmoud”. Imad bercerita tentang suatu peristiwa kecelakaan dimana sebuah truk menabrak seorang laki, mematahkan kedua kakinya dan luka berat lain, yang menyebabkan laki-laki itu meninggal. Imad bercerita tentang pertengkaran antara sopir truk dengan orang yang ditabrak dan yakin bahwa sopir itu sengaja hendak membunuh laki-laki itu dengan mengarahkan truk untuk menabraknya.
Ayah Imad mencoba menghubung-hubungkan ucapan-ucapan Imad menjadi sebagai berikut. Mahmoud Bouhamzy menikah dengan Jamileh. Kemudian Mahmoud tertabrak truk dan tewas.
Pada bulan Desember 1963, satu pengumuman dan undangan dari Khirby untuk penguburan Said Bouhamzy, seorang tokoh Druze di Khirby disampaikan ke Kornayel. Paman Imad, seorang tokoh Druze di Komayel dan ayah Imad karena ingin tahu datang ke Khirby. Inilah kunjungan mereka yang pertama ke Khirby. Adalah kebiasaan orang-orang Druze untuk saling mengundang bila ada kematian khususnya bila yang mati itu adalah orang penting. Sebelumnya kedua keluarga ini belum saling mengenal. Dan pada kesempatan itu mereka tidak melakukan pengecekan apapun atas pengakuan Imad.
Komayel adalah satu desa di pegunungan kira-kira 15 mil di sebelah timur Beirut. Khirby kira-kira 20 mil di sebelah tenggara Beirut. Jarak lurus dari Komayel ke Khirby adalah 15 mil. Tapi bila mengikuti jalan melinakar pegunungan dari Kornayel menuju Khirby jaraknya adalah 25 mil.
Stevenson ke Lebanon
Ketika sedang mengadakan penelitian di Brazil Dr. Stevenson mendengar adanya kasus-kasus reinkamasi dari seorang penerjemahnya yang berasal dari Lebanon. Pada bulan Maret 1964 ia datang ke Lebanon. Ketika itu Imad berusia 6 tahun. Dr. Ian Stevenson mengadakan penyelidikan atas kasus ini. Setelah melakukan pengecekan terhadap ucapan-ucapan Imad melalui wawancara dengan 20 orang informan, di Kornayel, Khirby, Baadaran di Lebanon dan Raha di Syria, akhirnya diketahui orang yang dimaksud oleh Imad sebagai hidupnya terdahulu adalah Ibrahim Bouhamzy. Mahmoud adalah paman Ibrahim dari pihak ibu. Sedangkan keluarga Bouhamzy yang meninggal karena tertabrak truk pada bulan Juni 1943 adalah Said Bouhamzy.
Ibrahim Bouhamzy telah meninggal pada tanggal 18 Desember 1949, dalam usia 26 tahun karena TBC, tujuh tahun sebelum Imad lahir. Ketika masih hidup Ibrahim mempunyai “pacar” (mistress, bhs Bali = mitra) bernama Jamileh. Mereka tidak pernah menikah. Setelah Ibrahim meninggal Jamileh menikah dengan laki-laki lain dan pindah dari Khirby ke desa Aley 8 mil dari Komayel..
Dari semua orang yang disebut oleh Imad terkalt dengan hidupnya sebelumnya, Jamileh menempati posisi utama. Namanya adalah kata pertama yang diucapkan secara jelas ketika Imad mulai bicara dan sejak itu sering dia ucapkan. Dia mengatakan dia membelikan baju-baju merah untuknya dan membandingkan kecanitkan dan baju Jamileh dengan kecantikan dan baju ibunya, misalnya ia mengatakan ibunya tidak memakai sepatu hak tinggi seperti Jamileh. Kerinduan Imad dengan Jamileh mencapai ekspresi puncaknya ketika suatu hari ia berbarig di tempat tidur dengan ibunya dan ia tiba-tiba meminta ibunya untuk bertingkah seperti Jamileh. Peristiwa ini terjadi ketika Imad berusia sekitar 3 tahun.
[Sumber: di sini, di sini dan di sini. Analisis rinci: di sini dan di sini]
Berikut ini adalah pendapat mengenai Reinkarnasi (tanasukh Al-Arwah dan/atau Raj’ah) dari dua ahli ilmu agama Islam dari Sekolah Pasca sarjana IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta:
Dr. Kautsar(DosenPascasarjana):
Secara umum para pemikir Islam menolak paham reinkarnasi. Ibnu 'Arabi yang dikenal liberal itu, dalam penelitian Kautsar, tak punya pandangan semacam itu. Kautsar sendiri menilai pandangan tentang reinkarnasi itu rasional. Menurut Kautsar, bila ada orang yang dari lahir sudah menderita, maka itu bisa dijelaskan sebagai akibat perilakunya pada masa lalu. "Ini rasional sekali. Sehingga kita tidak selalu menjawab misteri keadilan Tuhan dengan kata-kata taqdir Tuhan," katanya. Penganut reinkarnasi, menurut Kautsar, juga mengakui alam akhirat. "Jadi, pesan dasar paham reinkarnasi itu tak bertentangan dengan Islam," paparnya. Misalnya, ia mengakui adanya hari akhirat. Bedanya, untuk menuju akhirat, bagi penganut reinkarnasi, jalannya berulang-ulang. Sedangkan bagi yang tidak percaya, jalannya linear. " Dr Kautsar juga meyakini ada hukum sebab akibat, sehingga mendorong orang berbuat lebih baik,".
Dr. Nasaruddin Umar(Purek IV)
Ia Menolak konsep reinkarnasi, bila yang dimaksud sama dalam pengertian agama Hindu. "Misalnya, manusia bisa berinkarnasi menjadi hewan atau tumbuhan. Atau jangan-jangan kita berasal dari ruh babi, atau kelak kita menjadi babi," katanya. Bila itu diterima, menurut Nasaruddin, berarti buyar semua konsep Islam. "Tapi, kalau dalam pengertian proses, misalnya, manusia diciptakan dari bumi lalu kembali ke bumi, itu bisa," paparnya.
Pendapat pak Purek IV diatas kelihatannya merujuk pada hadis Muslim dibawah ini:
Abu Hurairah ra meriwayatkan,
Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada (kepercayaan) penularan tanpa kehendak Allah, tidak benar kematian karena cacing perut dan tidak benar reinkarnasi menjadi burung. Lalu seorang arab badui bertanya: Ya Rasulullah! Lalu bagaimana dengan unta yang berada di padang penggembalaan yang semula bagaikan kijang kemudian didatangi oleh unta berkudis dan setelah bergabung, maka semua unta menjadi ketularan berkudis? Rasulullah saw. bersabda: Lalu yang manakah yang menularkan pertama kali [Hadis sahih Muslim 1281)
Untuk itu mari saatnya kita tinjau Qur’an dan As-Sunnah.
Allah dan Muhammad menyatakan bahwa Al Qur’an adalah sebagai penguji dan membenarkan kitab-kitab sebelumnya sebagaimana di sebutkan di Surat Al maidah yang di turunkan disekitar haji Wada, 10 H [632 M], dekat dengan saat meninggalnya Nabi:
[5:68] Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu." Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.
[5:46] Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.
[5:48] Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,
Reinkarnasi (tanasukh Al-Arwah dan/atau Raj’ah) seperti maksud yang tercantum di Alkitab pada kitab Yehezkiel , ternyata di singgung pula di Alqur’an. Berikut ini beberapa ayat golongan surat Al Makkiya, yang turun sebelum Hijrah yang mengindikasikan adanya reinkarnasi:
Surat Ibrahim 14:19-20, "Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan sebenar-benarnya? Jika dia menghendaki, niscaya dia membinasakan kamu dan menggantikan kamu dengan makhluk yang baru. Dan yang demikian itu tidak sukar bagi Allah."
Surat An Nahl 16:70, Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa
Surat Al Israa’ 17:48-52, Kami lebih mengetahui dalam keadaan bagaimana mereka mendengarkan sewaktu mereka mendengarkan kamu, dan sewaktu mereka berbisik-bisik (yaitu) ketika orang-orang zalim itu berkata: "Kamu tidak lain hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir." Lihatlah bagaimana mereka membuat perumpamaan-perumpamaan terhadapmu; karena itu mereka menjadi sesat dan tidak dapat lagi menemukan jalan (yang benar). Dan mereka berkata: "Apakah bila kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?"Katakanlah: "Jadilah kamu sekalian batu atau besi, atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin menurut pikiranmu." Maka mereka akan bertanya: "Siapa yang akan menghidupkan kami kembali?" Katakanlah: "Yang telah menciptakan kamu pada kali yang pertama." Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepala mereka kepadamu dan berkata: "Kapan itu (akan terjadi)?" Katakanlah: "Mudah-mudahan waktu berbangkit itu dekat", yaitu pada hari Dia memanggil kamu, lalu kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya dan kamu mengira, bahwa kamu tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali sebentar saja.
Surat Thaahaa 20:128, "Maka apakah tidak menjadi petunjuk bagi mereka, berapa banyak umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka, mereka berjalan pada bekas tempat tinggal umat dahulu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah sebagai tanda bagi orang-orang yang mempunyai akal."
Surat Al Mu’minun 23:82-89, Mereka berkata: "Apakah betul, apabila kami telah mati dan kami telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan ? Sesungguhnya kami dan bapak-bapak kami telah diberi ancaman (dengan) ini dahulu, ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu kala!." Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat?" ...Katakanlah:.... Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?"
Surat Al 'Ankabuut 29:18-20, Dan jika kamu (orang kafir) mendustakan, maka umat yang sebelum kamu juga telah mendustakan. Dan kewajiban rasul itu, tidak lain hanyalah menyampaikan (agama Allah) dengan seterang-terangnya. Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Katakanlah: Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu
Surat Al Ruum 30:19,27 Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan menghidupkan bumi sesudah matinya. Dan seperti itulah kamu akan dikeluarkan..Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan bagi-Nyalah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Surat Al Mu’min 40:82, "Apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang dahulu sebelum mereka. Sesungguhnya orang-orang dahulu sebelum mereka itu lebih hebat kekuatannya dengan bekas jejak mereka di muka bumi, namun apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka."
Surat Qaaf 50:36, Allah menetapkan kehancuran umat dahulu dan terdahulu, walaupun telah memiliki tamadun yang sangat tinggi dan maju, lebih ramai dan lebih kuat: "Berapa banyak umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka? Mereka lebih besar kekuatannya, maka mereka telah menjelajahi negeri-negeri. Adakah tempat lari?"
Yang menarik adalah ternyata Al qur’an juga menyatakan nubuatan bahwa akan ada yang dihidupkan kembali sebelum hari kiamat yaitu:
Surat an-Naml 27:83, Allah SWT berfirman , "Dan dan pada hari itu kami bangkitkan dari tiap-tiap umat, segolongan orang yang mendustakan ayat Kami, lalu mereka di bentuk menjadi beberapa kelompok".
Dalam tradisi Islam disamping menguji kitab-kitab terdahulu, terdapat juga metoda ‘Nasikh Mansukh’ yang kurang lebih berarti ‘ayat yang menggantikan/menghapus ayat yang digantikan/dihapus’
Al Baqarah 2:106, Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tiadakah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?
An-Nahl 16:101, Dan apabila Kami letakkan suatu ayat di tempat ayat yang lain sebagai penggantinya padahal Allah lebih mengetahui apa yang diturunkan-Nya, mereka berkata: "Sesungguhnya kamu adalah orang yang mengada-adakan saja". Bahkan kebanyakan mereka tiada mengetahui.
Dari reaksi perkataan orang-orang itu jelas bahwa banyak yang berkeberatan atas keputusan Allah dan bisa juga di artikan bahwa mereka yang berkeberatan sudah menikmati beberapa keuntungan sebelumnya dan kemudian Allah mengubahnya! Allah menegaskan bahwa Ia lebih mengetahui apa yang diturunkannya
Al Ra’d 13:39, Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul kitab (Lohmahfuz).
Al-Israa’ 17:86, Dan sesungguhnya jika Kami menghendaki, niscaya Kami lenyapkan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, dan dengan pelenyapan itu, kamu tidak akan mendapatkan seorang pembela pun terhadap Kami,
Setelah Hijrah ke Medinah, reinkarnasi yang disinggung di berbagai surat-surat golongan Al Makiyya bukannya di ‘Nasikh Mansukh’ -kan malah dipertegas oleh surat Al Baqarah, yang turun belakangan yaitu pada 2 Hijriah. Surat itu menegaskan dan mengukuhkan keberadaan reinkarnasi:
Surat Al Baqarah 2:28, Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?
Surat Al baqarah 2:56, Lalu kami bangkitkan kalian setelah matinya kalian, agar kalian berterimakasih".
Ayat ini menceritakan tentang dibangkitkannya kembali sekelompok Bani Israil, yang meminta kepada nabi Musa untuk memperlihatkan Allah kepada Mereka. Dan kalimat terakhir Ayat ini menunjukkan dengan jelas bahwa mereka di bangkitkan di bumi ini. Karena di akherat, tidak ada lagi kesempatan bagi seseorang yang kufur untuk bersyukur.
Surat Al baqarah 2:73, Maka Kami berfirman; pukulah dia dengan sebagian itu! Demikianlah Allah menghidupkan orang mati. Dan Dia memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kamu, agar kamu mengerti".
Ayat ini menceritakan, tentang dihidupkannya kembali seorang dari Bani Israel, yang terbunuh oleh kerabatnya sendiri. Dan ia dihidupkan kembali, supaya memberikan kesaksian akan siapa yang telah membunuhnya.
Surat Al baqarah 2:243, Tidaklah engkau perhatikan orang-orang yang keluar dari tempat tinggal mereka, dan mereka itu beribu-ribu jumlahnya, karena mereka takut mati. Lalu Allah berfirman kepada mereka; Matilah kalian! Kemudian Ia menghidupkan mereka kembali".
Ayat ini menceritakan, bahwa Allah swt telah menghidupkan kembali ribuan Bani Israel, yang keluar dari Mesir lantaran takut dari ancaman mati Firaun, setelah Allah mematikan mereka.
Surat Al Baqarah, 258-260, Apakah kamu tidak memperhatikan orang[163] yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan."[164]Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim
Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari." Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi beubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging." Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu ?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah[165] semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera." Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
[163] Yaitu Namrudz dari Babilonia
[164] Maksudnya raja Namrudz dengan menghidupkan ialah membiarkan hidup, dan yang dimaksudnya dengan mematikan ialah membunuh. Perkataan itu untuk mengejek Nabi Ibrahim a.s.
[165] Pendapat diatas adalah menurut At-Thabari dan Ibnu Katsir, sedang menurut Abu Muslim Al Ashfahani pengertian ayat diatas bahwa Allah memberi penjelasan kepada Nabi Ibrahim a.s. tentang cara Dia menghidupkan orang-orang yang mati. Disuruh-Nya Nabi Ibrahim a.s. mengambil empat ekor burung lalu memeliharanya dan menjinakkannya hingga burung itu dapat datang seketika, bilamana dipanggil. Kemudian, burung-burung yang sudah pandai itu, diletakkan di atas tiap-tiap bukit seekor, lalu burung-burung itu dipanggil dengan satu tepukan/seruan, niscaya burung-burung itu akan datang dengan segera, walaupun tempatnya terpisah-pisah dan berjauhan. Maka demikian pula Allah menghidupkan orang-orang yang mati yang tersebar di mana-mana, dengan satu kalimat cipta hiduplah kamu semua pastilah mereka itu hidup kembali. Jadi menurut Abu Muslim sighat amr (bentuk kata perintah) dalam ayat ini, pengertiannya khabar (bentuk berita) sebagai cara penjelasan. Pendapat beliau ini dianut pula oleh Ar Razy dan Rasyid Ridha.
Disamping ayat-ayat Al Qur’an di atas, beberapa Hadis dibawah ini juga mengisyaratkan adanya peristiwa reinkarnasi:
Ketika Rasulallah SAW wafat, Umar bin Khatab, berkata "Demi Allah sungguh Rasulallah akan kembali" [Juga lihat kitab-kitab A qidah Syiah Imamiah. Seperti; Aqaid al-Imamiah,Syekh Muzaffar, hal 109 / Aqidah No 32, juga Al-Ilahiyat milik Syekh Jakfar Subhani, jilid 4, hal 289 dll. Tarikh Thabari, jilid 2, hal 442. Sirah Ibnu Hisyam, jilid 4, hal 305.]
"Demi Tuhan yang jiwaku dalam genggaman-Nya, seandainya seseorang gugur di jalan Allah, kemudian dihidupkan lagi lalu gugur lagi, kemudian dihidupkan lagi lalu gugur lagi, niscaya ia tidak dapat masuk surga sebelum melunasi hutangnya. (H.R. Nasai)
"Orang yang berhutang itu dibelenggu dalam kuburnya, tiada yang dapat melepaskannya selain ia membayar hutangnya." (H.R. Dailami) [Note: Perhatikan, siapa yang melunasi hutang tersebut? Dirinya sendiri! tidak ada tambahan kata dapat diwakilkan oleh siapapun termasuk keluarganya!]
Semua ayat Qur’an yang dituliskan di atas adalah menurut Mushaf Usman (Qur’an yang kita kenal sekarang), entah berapa banyak lagi ayat yang berkenaan dengan reinkarnasi akan ada jika saja ayat-ayat Al qur’an tersebut tidak hilang/berkurang/terpotong/terkikis terlebih dahulu sebelum di Mushaf-kan.
Ya! Ini bukan isapan jempol. Bukti terkikisnya Al Qur’an juga disebutkan misalnya Muhammad, sang Nabi-pun sebagai penerima wahyu dapat lupa dengan wahyu yang diturunkan padanya:
Al Baqarah 2:106, Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tiadakah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?
Di riwayatkan bahwa Nabi lupa ayat-ayat Quran dan Allah membuat Nabi lupa ayat-ayat yang diturunkanNya:
‘Nabi mendengar seseorang mengucapkan / melantunkan Quran di mesjid dan berkata, "Semoga Allah melimpahkan rahmatNya padanya, karena dia telah mengingatkan saya ayat-ayat ini-dan itu dalam suatu surat." Diriwayatkan Aisha dan Hisham (hadisnya sama kecuali kata ‘ayat-ayat’ diganti dengan kata ‘yang saya lupa’ [Sahih Bukhari Volume 6 book 61 number 556, 557, 558, 562; Sahih muslim Book 4 No.1720, 1721, 1724, 1726]
Sahih Bukhari Volume 6 Book 61 Number 559:
Dinarasikan oleh Abdullah: Nabi berkata, "Mengapa seseorang dari orang-orang itu berkata, 'Saya lupa ayat ini-dan-itu (dari Quran)' Dia, sebenarnya, dibuat (oleh Allah) untuk melupakannya."
Beberapa kumpulan pendapat dibawah ini sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan bahwa kalimat Allah telah mengalami hilang / berkurang / terpotong / terkikis bahkan sebelum di Mushafkan! Misalnya:
Anas b. Malik mengingat satu ayat yang turun saat beberapa muslim terbunuh dalam perang, tetapi kemudian hilang [Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 399, Tabari, Jami al Bayan, vol 2 p 479]
Abdullah ibn Umar menyatakan banyak bagian qur'an yang telah hilang.[Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 81-82]
dan beberapa pakar yang kemudian menyatakan bahwa banyak bagian qur'an telah hilang sebelum dikumpulkan.[Ibn Abi Dawud, Kitab al Masahif, p 23 (mengutip pendapat Ibn Shihab (al Zuhri); Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 5 p 179, mengutip Sufyan al Thawri; Ibn Qutaybah, Tawil, p 313; Ibn Lubb, Falh al bab, p 92]
Atau ‘dinashkan’ untuk ‘kepentingan’ tertentu setelah meninggalnya Nabi yaitu berdasarkan tanggapan atas Mushaf usman baik itu berupa tidak diketemukan ayat-ayat yang mereka dengar langsung ataupun menjadi berbeda setelah di Mushaf Usman:
Ubay b. Ka'b, sebagai contoh, menuliskan sura 98 (Al Bayyinah) berbeda dimana Ubay mengklaim versi dia adalah dia dengar langsung dari nabi SAW. Termasuk 2 surah yang tidak dimasukkan dalam mushaf Usman [Ahmad b. Hanbal, vol 5 p 132; Tirmidhi, Sunan, vol 5 p 370; Al Hakim al Naysaburi, al Mustadrak, vol 2 p 224; Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 83]
Ubay juga berpendapat bahwa sura 33 (al-Ahzab) seharusnya lebih panjang, dimana yang dia yakin ingat adalah ayat-ayat rajam yang tidak tertulis dalam mushaf Usman.Aisha menyatakan bahwa saat Nabi Muhammad SAW masih hidup surat Al-Ahzab 3 kali lebih panjang dari yang ada di Mushaf Usman [Ahmad b. HAnbal, vol 5 p 132; Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 405; Bayhaqi, al Sunan al Kubra, vol 8 p 211; Al Hakim al Naysaburi, al Mustadrak, vol 2 p 415; Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 82, vol 1 P.226; Al Raghib al Isfahani, Muhadarat al Udaba, vol 4 p 434]
Kesaksian Hudhayfa b. al-Yaman yang menemukan sekitar 70 ayat tidak tercantum dalam mushaf Usman. Hudhayfa juga meyakini bahwa Sura 9 (al-Bara'a) dalam mushaf Usman hanyalah ¼ dari yang biasa dibacakan saat nabi SAW masih hidup.[Suyuti, al Durre Manthur, vol 5 p 180, mengutip dari Bukhari, Kitab at Tarikh; Al Hakim al Naysaburi, al Mustadrak, vol 2 p 331; Haytami, Majam al Zawaid, vol 7 p 28-29; Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 84]
Bahwa Suras 15 (al-Hijr) and 24 (al-Nur) seharusnya lebih panjang dari yang tercantum dalam mushaf Usman. [Sulaym b. Qays al Hilali, Kitab Sulaymn b. Qays, p 108; Abu Mansur al Tabrisi, al Intijaj, vol 1 p 222, 286; Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 2 p 35]
Abu Musa al-Ash'ari mengingat keberadaan 2 sura yang panjang dimana hanya satu ayat dari 2 sura itu yang dia masih ingat. Namun 2 sura itu tidak ada dalam mushaf Usman [Muslim, vol 2 p 726; Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 405; Abu Nuaym, Hilyat al Awliya, vol 1 p 257; Bayhaqi, Dalai, vol 7 p 156; Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 83]
Jadi, melihat kumpulan Ayat al makiyya dan Almadaniyya serta kumpulan hadis diatas, maka seharusnya tidak ada satupun dasar dari para kaum-kaum munafikun baik itu kalangan Nasrani maupun kalangan Islam sendiri yang dapat bersikukuh menyangkal kebenaran ucapan Allah tentang adanya reinkarnasi apalagi dengan sangat durhakanya menyatakan bahwa tanasukh Al-Arwah dan/atau Raj’ah (Reinkarnasi) adalah Batil, berasal dari ajaran kafir dan bukan dari Allah! Seperti contoh hadis dan fatwa dibawah ini:
Dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi, Al-Mubarokafuri Abul’ala w 1353H, 10 juz, Darul Kutub Ilmiyyah, Beirut, tt., juz 5, h 222:
Ketahuilah, tanasukh/reinkarnasi adalah kembalinya roh-roh ke badan-badan di dunia ini tidak di akherat karena mereka mengingkari akherat, surga dan neraka, maka karena itu mereka kafir. Titik. Aku [Al-Mubarokafuri, penulis Tuhfatul Ahwadzi, Syarah Kitab Hadits Jami’ at-Tirmidzi] katakan atas batilnya tanasukh/reinkarnasi itu ada dalil-dali yang banyak lagi jelas di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan dihadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan" [AL-Mukmin 23:99-100]
Dengan hanya mengikuti pendapat Al Mubarokafuri, maka Al Qur’an tidak akan pernah dapat menjelaskan dua fenomena di bawah ini:
Tang Jiangshan, 2002
Edisi ke 7 tahun 2002 majalah “Femina Dunia Timur” dari propinsi Hai Nan – Tiongkok telah memuat sebuah kisah reinkarnasi yang mengharukan, mengkisahkan pengalaman dari Tang Jiangshan dari kecamatan Gan Cheng, kota Dong Fang di timur pulau/propinsi Hai Nan. Tang Jiangshan lahir pada tahun 1976, sewaktu berumur 3 tahun pada suatu hari ia tiba-tiba mengatakan kepada kedua orangtuanya: “Saya bukan anak kalian, pada kehidupan lampau nama saya adalah Chen Mingdao, ayah kehidupan lampauku bernama San Die. Rumah saya di Dan Zhou, dekat laut.” Omongan ini kalau didengar orang lain bagaikan omong kosong, perlu diketahui, Dan Zhou terletak di utara pulau Hai Nan, berjarak 160 km dari kota Dong Fang.
Selain itu Tang Jiangshan mengatakan bahwasanya dirinya dibunuh dengan menggunakan golok dan tombak di dalam aksi kekerasan pada masa revolusi kebudayaan, konon di bagian pinggangnya masih terdapat bekas luka bacok peninggalan kehidupan masa lalu. Yang membuat orang merasa takjub ialah Tang Jiangshan mampu berbicara dialek Dan Zhou dengan sangat fasih. Orang Dan Zhou berbicara bahasa Jun, berbeda sekali dengan dialek Hok Kiannya kota Dong Fang, seorang bocah berumur beberapa tahun bagaimana bisa?
Pada saat Tang Jiangshan berumur 6 tahun, mendesak keluarga membawanya mengunjungi kerabatnya pada kehidupan masa lampau. Keluarganya tidak mau, maka ia mogok makan, akirnya sang ayah menurutinya, dan di bawah pengarahannya berkendaraan menuju tempat dimaksud di desa Huang Yu, kecamatan Xin Ying – kota Dan Zhou. Tang Jiangshan langsung menuju ke hadapan pak tua Chen Zan Ying, menggunakan bahasa Dan Zhou dan memanggilnya “San Die”, mengatakan dirinya bernama Chen Mingdao, adalah putra Chen Zan Ying yang pada masa revolusi besar kebudayaan oleh karena bentrokan fisik sehingga dibinasakan orang. Sesudah meninggal terlahir kembali di kecamatan Gan Cheng – kota Dong Fang, kini datang mencari orang tua kehidupan masa lampaunya. Mendengar penuturan itu, Chen Zan Ying sejenak tertegun tak tahu bagaimana harus bersikap. Kemudian si anak kecil menunjukkan kamar tidur kehidupan masa lampaunya, dan menghitung satu persatu benda-benda pada kehidupan lampaunya. Menyaksikan semuanya ini dengan kenyataan pada masa lalu sama sekali tidak meleset, pak tua Chen Zan Ying saking terharunya berpelukan menangis dengan Tang Jiangshan dan memastikan ia memang adalah kelahiran kembali anaknya yang bernama Chen Mingdao.
Tang Jiangshan juga telah mengenali kedua kakak perempuan dan kedua adik perempuannya serta para sobat kampung lainnya, bahkan termasuk teman wanita pada kehidupan masa lampaunya: Xie Shuxiang. Semua kejadian ini telah membuat takluk kerabat dan tetangga Chen Mingdao. Sejak saat itu, “Manusia aneh dari 2 masa kehidupan”: Tang Jiangshan memiliki 2 rumah dan 2 pasang orang tua. Ia setiap tahun hilir mudik antara Dong Fang dan Dan Zhou. Si tua Chen Zan Ying beserta keluarga dan orang-orang desa pada menganggap Tang Jiangshan sebagai Chen Mingdao. Oleh karena Chen Zan Ying tidak memiliki putra lainnya, Tang Jiangshan berperan menjadi anaknya dan berbakti hingga tahun 1998 ketika Chen Zan Ying meninggal dunia.
Para petugas bagian editor dari majalah tersebut pada awalnya juga tidak percaya akan hal tersebut, namun melalui pemeriksaan berulang kali dan pembuktian lapangan, mau tak mau juga mengakui kebenaran tentang kejadian tersebut.
Cameron Macaulay, 2006
Pada tanggal 8 September 2006 harian Inggris "The Sun" telah memuat di internet berita tentang seorang anak lelaki yang bisa mengingat masa lampaunya. Anak lelaki berusia 6 tahun yang bernama Cameron Macaulay, satu-satunya yang membedakan ia dengan anak lelaki sebayanya ialah ia selalu membicarakan bahwa ia mempunyai ibu dan keluarga serta menyukai menggambar rumahnya sendiri, sebuah rumah putih yang terletak di tepi pantai. Kesemuanya itu tidak lagi berkaitan dengan kehidupannya kini. Tempat yang diceritakannya, dia sendiri tidak pernah tahu, dan terletak di pulau Bara berjarak 160 mil dari kediamannya sekarang ini.
Menurut Norma, ibunya Cameron Macaulay sekarang, semenjak kecil Cameron sesudah mulai bisa bicara, ia sudah lantas mengkisahkan kehidupan masa kanak-kanaknya sewaktu berada di pulau Bara. Ia mengkisahkan orang tua masa lampaunya dan bagaimana ayahnya meninggal, juga kakak perempuan maupun kakak laki-lakinya. Ia juga bilang ibu yang ia sebut-sebut ialah ibu masa lampaunya. Ia percaya penuh bahwa ia memiliki kehidupan masa lampau, Cameron sangat kuatir keluarga masa lampaunya merindukannya. Ia berharap keluarganya di pulau Bara mengetahui bahwa ia kini baik-baik saja.
Cameron bahkan di penitipan anak juga tak hentinya menceritakan rumah masa lampaunya, mereka melakukan apa, bagaimana ia dari jendela kamar tidurnya menonton pendaratan pesawat…., ia mengomel rumahnya sekarang hanya mempunyai 1 kamar mandi, sedangkan rumahnya di pulau Bara mempunyai 3 buah. Ia menangis menginginkan ibu masa lampaunya, bilang bahwa ia merindukannya.
Oleh karena Cameron terus menerus memohon Norma membawanya ke pulau Bara, akirnya Norma memutuskan membawanya ke pulau tersebut, juga pakar psikiater universitas Virginia: doctor Jim Tucker ikut mengiringi perjalanan mereka, ia adalah seorang pakar penelitian reinkarnasi anak. Cameron sekeluarga pada bulan Februari 2006 pergi ke pulau Bara. Sewaktu pesawat itu benar-benar mendarat, segalanya persis dengan yang diceritakan oleh Cameron. Pihak penginapan memberitahu Norma, pernah ada bernama Robertson menempati rumah putih di tepi pantai. Maka serombongan orang menuju ke rumah tersebut, akan tetapi para orang dewasa tidak memberitahukan Cameron pergi kemana, mereka ingin menyaksikan apa yang akan terjadi.
Cameron langsung mengenali rumah tersebut, iapun bersuka cita. Namun ketika mereka melewati pintu masuk, mimik gembiranya telah lenyap dari wajah Cameron, ia berubah sangat pendiam. Penyewa sebelumnya telah meninggal, tapi juru kunci mempersilakan mereka memasuki rumah tersebut. Di dalam rumah itu ternyata terdapat 3 buah kamar mandi, dan dari jendela kamar tidurnya bisa terlihat pemandangan laut. Di dalam ruang tersebut masih terdapat sudut-sudut tersembunyi yang kesemuanya diketahui oleh Cameron. Semenjak mereka kembali ke rumahnya di kota Glasgow, Cameron menjadi lebih pendiam. Norma mengatakan pergi ke pulau Bara adalah suatu hal terbaik yang telah mereka lakukan. Picnik kali ini telah membuat suasana hati Cameron menjadi lapang, ia tidak lagi mendambakan pulau Bara. Para orang dewasa pun memahami Cameron bukan sedang mengarang cerita, mereka telah mendapatkan jawaban yang mereka cari. Akan tetapi yang jelas, memori terhadap kehidupan masa lampau seiring dengan bertambahnya usia si empunya cerita akan semakin memudar. Kisah Cameron telah dibuatkan film dokumenter yang berjudul “Anak Lelaki Ini Pernah Hidup Di Masa Lampau”oleh TV 5 Inggris. [Di kutip dari Era baru: Tang dan Cameron]
Lubang besar gugurnya aqidah menjadi terbuka lebar dengan melihat dua contoh diatas. Untuk itu, perhatikan kelanjutan ayatnya di AL-Mukmin 23:101-104,
Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya. Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat
Juga perhatikan lagi, kali ini lebih khusus lagi ayat2 sebelumnya dalam surat yang sama, yaitu AL-Mukmin 23:82-89 diatas!
Sekarang silahkan anda pilih pendapat mana yang anda hendak tawarkan sebagai solusinya:
Kontradiktif terjadi dalam satu surat, atau
Qur’an menyatakan bahwa semua adalah atas kehendak Allah dan batas waktu terjadinya reinkarnasi hanya sampai Kiamat tiba
Kemudian bagaimanakah menilai pendapat dari Dr. Nasaruddin Umar (Purek IV) diatas yang menolak konsep reinkarnasi, bila yang dimaksud sama dalam pengertian agama Hindu. "Misalnya, manusia bisa berinkarnasi menjadi hewan atau tumbuhan. Atau jangan-jangan kita berasal dari ruh babi, atau kelak kita menjadi babi," katanya. Bila itu diterima, menurut Nasaruddin, berarti buyar semua konsep Islam.
Ah! Ya Sama saja!
Lihat sekali lagi AL-Mukmin 23:82-89 di atas, anda akan lihat bahwa Allah telah mengatakan bahwa semuanya adalah karena kekuasaan Allah..Katakanlah: "(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?"
Juga dalam surat Al Israa’ 17:48-52 di atas yaitu Katakanlah: "Jadilah kamu sekalian batu atau besi, atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin menurut pikiranmu."
Benarkah surat Al Israa tersebut? Ya!
Bukti kesinambungan tersebut ada di golongan surat Al makiyya dan dikukuhkan keberadaannya di golongan surat Al Madaniyya yang menyatakan Allah mengubah kaum yahudi yang membangkang hari sabat dijadikan Babi dan kera yaitu di Al Baqarah (2 H, 622M) dan di Al Maa’idah (10 H, 632M):
Surat Al Maa’idah 5:60, Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?." Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.
Surat Al Baqarah 2:65, Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina". Yang merupakan penegasan dari al makiyya, yaitu surat Al A’raaf 7:166:
Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: "Jadilah kamu kera yang hina".
Sekarangpun, anda sudah dapat menilai kekeliruan pembawa message itu sendiri sebagaimana dinyatakan di hadis muslim di atas, yaitu tidak benar dapat bereinkarnasi menjadi burung, karena Allah sudah menegaskan di Al Israa’ 17:48-53, yaitu "Jadilah..atau suatu mahluk dari mahluk yang tidak mungkin menurut pikiranmu"
Mudah bukan?! Untuk Menilai durhaka atau tidaknya sebuah fatwa atau pendapat yang ditetapkan?!
Jadi, mulai sekarang jangan lagi mau di bodoh2i dengan potongan2 ayat..Ini sudah bukan lagi jamannya!
Sampai dengan saat ini, tidak ada satupun keterangan dari tradisi Islam mengenai bagaimana detail proses reinkarnasi dapat berjalan kecuali atas kehendak Allah. Entah apa yang ada dalam pikiran Dr. Kautsar (Dosen Pascasarjana IAIN syarif Hidayatullah) sehingga yakin bahwa:
... pandangan tentang reinkarnasi itu rasional. Menurut Kautsar, bila ada orang yang dari lahir sudah menderita, maka itu bisa dijelaskan sebagai akibat perilakunya pada masa lalu. "Ini rasional sekali. Sehingga kita tidak selalu menjawab misteri keadilan Tuhan dengan kata-kata taqdir Tuhan,"..
Dr kautsar tidaklah sendirian dan Iapun bukan orang yang pertama kali yang mengatakan itu.
Sejarahwan Inggris yang terkenal, DR. Arnold J. Toynbee mengatakan keyakinan tentang reinkarnasi dari agama Hindu dan Buddha jauh lebih rasional dibandingkan dengan dogma kebangkitan tubuh dari agama rumpun Yahudi.
David Quigley berkata,
"Siapa saja yang masih tidak mengakui ini, pada kenyataannya, mereka terperangkap dalam 'ajaran' yang tidak irasional, dapat disamakan dengan kepercayaan para "sarjana" gereja di abad ke-16 yang tetap pada kepercayaannya bahwa bumi sebagai pusat sistem tata surya."
Professor Gustaf Stromberg, ahli astronomi Swedia, ahli fisika yang adalah kawan Einstein, juga menyebutkan paham kelahiran-kembali sebagai paham yang sangat memikat hati.
Thomas Huxley, ilmuwan yang memperkenalkan Sains pada abad ke XIX ke sistim pendidikan di Inggris, yang pula adalah ilmuwan pertama yang mendukung teori Darwin, percaya bahwa kelahiran kembali adalah doktrin yang benar-benar dapat diterima. Dalam bukunya “Evolution and Ethics and other Essays”, dia menulis,
"Pada doktrin kelahiran-kembali, baik yang berasal dari pandangan kaum Brahmin ataupun Buddhis, telah siap, semua sarana untuk menyusun pertahanan yang beralasan yang menghubungkan kosmos (alam-semesta) dengan manusia ..... Tapi paham yang adil ini belum lebih diterima dibanding yang lainnya; dan para pemikir yang sembrono secara tak berhati-hati menolaknya serta mencampakkannya sebagai sesuatu yang jelas tak masuk akal.
Sama halnya dengan doktrin evolusi, doktrin kelahiran-kembali berakar pada dunia yang nyata; dan mampu mendapatkan dukungan-dukungan seperti argumentasi yang kuat dari persamaan yang dapat memenuhinya." [The Soul and the Universe]
Profesor Julian Huxley, ilmuwan terhormat dari Inggeris, bekas Direktur Jendral UNESCO, percaya bahwa paham kelahiran-kembali seirama dengan jalan pikiran ilmu penngetahuan.
Tidak ada kekuatan yang dapat merintangi terlepasnya ‘roh kehidupan kekal’ makhluk pribadi, pada saat kematiannya, dengan berbagai cara; sama seperti pesan-pesan radio yang terlepas dari pesawat pemancar-radio dengan caranya sendiri pula. Tapi, hendaknya dicamkan bahwa pesan-pesan radio hanya akan berwujud kembali sebagai pesan setelah berkontak dengan struktur materi baru – yakni pesawat penerima-radio.
Pada roh kita-keluar darinya. Kemudian ..... tak pernah dapat berpikir atau merasakan lagi, bila tidak kembali ‘berwujud’ dengan cara bagaimanapun. Kepribadian kita sangat didasari oleh jasmani kita, yang dengan sendirinya tidak mungkin hidup dalam makna sebenarnya.
Tanpa adanya ‘semacam badan’ .... Saya dapat memikirkan sesuatu yang terlepas, yang sama keadaannya, pada lelaki dan wanita, seperti pesan-pesan radio pada pesawat pemancar; tapi dalam hal ‘kematian’ semestinya, seperti yang dapat dimaklumi oleh siapa saja, yang terjadi adalah gejolak dalam berbagai bentuk yang mengembara, sampai ..... mereka ....... datang kembali dalam wujud kesadaran yang aktual, setelah berkontak dengan sesuatu yang dapat bekerja sebagai ‘pesawat penerima untuk batin’.
Henry Ford, industrialis Amerika, pula dapat menemukan nilai kebenaran dalam paham kelahiran-kembali. Ford tertarik pada masalah kelahiran-kembali, sebab tidak seperti paham agama lain, kelahiran kembali memberi kesempatan untuk mengembangkan diri sendiri:
Saya menerima pandangan reinkarnasi sejak saya berumur 26 tahun .... Agama tidak menawarkan apapun dalam satu hal .... Bekerja juga tidak memberi kepuasan yang lengkap. Bekerja adalah hal yang sia-sia, bila kita tidak dapat menerapkan pengalaman yang kita kumpulkan pada satu kehidupan, pada kehidupan berikutnya.
Sewaktu saya menemukan paham Reinkarnasi, rasanya seakan saya menemukan suatu rencana alam-semesta. Saya sadar bahwa selalu ada kesempatan untuk melaksanakan ide-ide saya. Waktu bukan lagi suatu yang terbatas. Saya bukan lagi budak dari jarum-jarum jam ... Genius adalah suatu pengalaman. Ada pendapat yang menganggap, bahwa itu adalah karunia atau bakat, tapi sebenarnya itu adalah buah dari pengalaman-pengalaman yang panjang dalam beberapa kehidupan.
Jiwa-jiwa ada yang lebih matang dari jiwa-jiwa yang lainnya ... Dengan mengetahui adanya Reinkarnasi, membawa ketenangan batiniah bagi saya .... Apabila anda merekam percakapan ini, tulislah demikian, bahwa ini memberi ketenangan batiniah. Saya suka berkomunikasi dengan yang lainnya tentang ketenangan yang diberikan oleh pandangan tentang kehidupan yang panjang.[San Francisco Examiner, 26 Aug 1928]
Namun benarkah pendapat-pendapat mereka diatas tersebut berdasar dan masuk akal?
Untuk itu, di bagian berikutnya sebelum kita lihat bagaimana paham kelahiran kembali ditinjau dari ajaran asalnya sendiri yaitu ajaran India maka alangkah baiknya kita uji pendapat-pendapat itu dari sudut pandang ke-ilmuan terlebih dahulu.
[Pustaka: Al Kitab, Al Qur’an, Hadis, DianWeb, Reinkarnasi, Keyakinan Kafir, AQIDAH SYIAH; Antara Raj'ah dan Reinkarnasi, RISALAH TAFSIR: GATRA No. 18/VI, 18-03-2000]
Sebelum kita mulai, simaklah sejenak kisah Imad Ilawar dibawah ini:
Imad Elawar lahir pada tanggal 21 Desember 1958 di desa Kornayel Lebanon. anak dari Mohammad dan Nasibeh Elawar. Ketika berusia 1.5 sampai dengan 2 tahun ia mulai membuat referensi atas kehidupannya terdahulu. Ia menyebut sejumlah nama orang dan beberapa peristiwa dalam hidupnya terdahulu, dan juga sejumlah benda-benda yang dinyatakannya dimilikinya. Kadang-kadang ia bicara kepada dirinya sendiri tentang orang-orang yang nama-namanya ia sebut-sebut, bertanya kepada dirinya sendiri dengan suara keras-keras bagaimana keadaaan orang-orang ini sekarang. Disamping berguman terhadap dirinya sendiri, pernyataan pernyataannya tentang hidupnya terdahulu keluar pada saat -saat yang aneh, ketika sesuatu tampaknya merangsang pernyataan demikian. Ia juga berbicara mengenai hal-hal itu dalam tidumya. Imad mengatakan bahwa ia hidup di desa Khirby dalam keluarga Bouhamzy. la meminta kepada orang tuanya untuk membawanya ke Khirby.
Ayahnya menghardik Imad pembohong karena mengatakan hal-hal mengenai hidupnya terdahulu. Imad tetap membicarakan hal ini.
Suatu hari Salim el Aschkar, seorang penduduk Khirby datang ke Kornayel. Salim kawin dengan seorang gadis dari Kornayel, karena itu ia sewaktu-waktu mengunjungi desa ini. Ketika Salim lewat Imad sedang berada di jalan bersama neneknya. Ketika Imad melihat Salim, ia berlari menyongsong Salim dan memeluknya. Salim bertanya : “Apakah kamu mengenal saya?” Imad menjawab: “Ya, kamu adalah tetangga saya.” Salim dulu memang tetangga keluarga Bouhamzy, tapi sekarang Salim sudah pindah rumah. Pernyataan yang tak terduga ini menimbulkan kepercayaan pada ayah Imad, tapi keluarganya tidak mengambil tindakan untuk mengecek kebenaran dari pernyataan-pemyatan Imad. Beberapa waktu kemudian, mereka bertemu dengan seorang wanita dari Maaser el Shouf, satu desa dekat Khirby, yang datang ke Kornayel untuk satu kunjungan. Dia menegaskan kepada orang tua Imad bahwa beberapa orang yang nama-namanya disebut-sebut oleh Imad memang ada atau pernah hidup di Khirby.
Jamileh
Kata-kata pertama yang diucapkan oleh lmad adalah “Jamileh” dan “Mahmoud”. Imad bercerita tentang suatu peristiwa kecelakaan dimana sebuah truk menabrak seorang laki, mematahkan kedua kakinya dan luka berat lain, yang menyebabkan laki-laki itu meninggal. Imad bercerita tentang pertengkaran antara sopir truk dengan orang yang ditabrak dan yakin bahwa sopir itu sengaja hendak membunuh laki-laki itu dengan mengarahkan truk untuk menabraknya.
Ayah Imad mencoba menghubung-hubungkan ucapan-ucapan Imad menjadi sebagai berikut. Mahmoud Bouhamzy menikah dengan Jamileh. Kemudian Mahmoud tertabrak truk dan tewas.
Pada bulan Desember 1963, satu pengumuman dan undangan dari Khirby untuk penguburan Said Bouhamzy, seorang tokoh Druze di Khirby disampaikan ke Kornayel. Paman Imad, seorang tokoh Druze di Komayel dan ayah Imad karena ingin tahu datang ke Khirby. Inilah kunjungan mereka yang pertama ke Khirby. Adalah kebiasaan orang-orang Druze untuk saling mengundang bila ada kematian khususnya bila yang mati itu adalah orang penting. Sebelumnya kedua keluarga ini belum saling mengenal. Dan pada kesempatan itu mereka tidak melakukan pengecekan apapun atas pengakuan Imad.
Komayel adalah satu desa di pegunungan kira-kira 15 mil di sebelah timur Beirut. Khirby kira-kira 20 mil di sebelah tenggara Beirut. Jarak lurus dari Komayel ke Khirby adalah 15 mil. Tapi bila mengikuti jalan melinakar pegunungan dari Kornayel menuju Khirby jaraknya adalah 25 mil.
Stevenson ke Lebanon
Ketika sedang mengadakan penelitian di Brazil Dr. Stevenson mendengar adanya kasus-kasus reinkamasi dari seorang penerjemahnya yang berasal dari Lebanon. Pada bulan Maret 1964 ia datang ke Lebanon. Ketika itu Imad berusia 6 tahun. Dr. Ian Stevenson mengadakan penyelidikan atas kasus ini. Setelah melakukan pengecekan terhadap ucapan-ucapan Imad melalui wawancara dengan 20 orang informan, di Kornayel, Khirby, Baadaran di Lebanon dan Raha di Syria, akhirnya diketahui orang yang dimaksud oleh Imad sebagai hidupnya terdahulu adalah Ibrahim Bouhamzy. Mahmoud adalah paman Ibrahim dari pihak ibu. Sedangkan keluarga Bouhamzy yang meninggal karena tertabrak truk pada bulan Juni 1943 adalah Said Bouhamzy.
Ibrahim Bouhamzy telah meninggal pada tanggal 18 Desember 1949, dalam usia 26 tahun karena TBC, tujuh tahun sebelum Imad lahir. Ketika masih hidup Ibrahim mempunyai “pacar” (mistress, bhs Bali = mitra) bernama Jamileh. Mereka tidak pernah menikah. Setelah Ibrahim meninggal Jamileh menikah dengan laki-laki lain dan pindah dari Khirby ke desa Aley 8 mil dari Komayel..
Dari semua orang yang disebut oleh Imad terkalt dengan hidupnya sebelumnya, Jamileh menempati posisi utama. Namanya adalah kata pertama yang diucapkan secara jelas ketika Imad mulai bicara dan sejak itu sering dia ucapkan. Dia mengatakan dia membelikan baju-baju merah untuknya dan membandingkan kecanitkan dan baju Jamileh dengan kecantikan dan baju ibunya, misalnya ia mengatakan ibunya tidak memakai sepatu hak tinggi seperti Jamileh. Kerinduan Imad dengan Jamileh mencapai ekspresi puncaknya ketika suatu hari ia berbarig di tempat tidur dengan ibunya dan ia tiba-tiba meminta ibunya untuk bertingkah seperti Jamileh. Peristiwa ini terjadi ketika Imad berusia sekitar 3 tahun.
[Sumber: di sini, di sini dan di sini. Analisis rinci: di sini dan di sini]
Berikut ini adalah pendapat mengenai Reinkarnasi (tanasukh Al-Arwah dan/atau Raj’ah) dari dua ahli ilmu agama Islam dari Sekolah Pasca sarjana IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta:
Dr. Kautsar(DosenPascasarjana):
Secara umum para pemikir Islam menolak paham reinkarnasi. Ibnu 'Arabi yang dikenal liberal itu, dalam penelitian Kautsar, tak punya pandangan semacam itu. Kautsar sendiri menilai pandangan tentang reinkarnasi itu rasional. Menurut Kautsar, bila ada orang yang dari lahir sudah menderita, maka itu bisa dijelaskan sebagai akibat perilakunya pada masa lalu. "Ini rasional sekali. Sehingga kita tidak selalu menjawab misteri keadilan Tuhan dengan kata-kata taqdir Tuhan," katanya. Penganut reinkarnasi, menurut Kautsar, juga mengakui alam akhirat. "Jadi, pesan dasar paham reinkarnasi itu tak bertentangan dengan Islam," paparnya. Misalnya, ia mengakui adanya hari akhirat. Bedanya, untuk menuju akhirat, bagi penganut reinkarnasi, jalannya berulang-ulang. Sedangkan bagi yang tidak percaya, jalannya linear. " Dr Kautsar juga meyakini ada hukum sebab akibat, sehingga mendorong orang berbuat lebih baik,".
Dr. Nasaruddin Umar(Purek IV)
Ia Menolak konsep reinkarnasi, bila yang dimaksud sama dalam pengertian agama Hindu. "Misalnya, manusia bisa berinkarnasi menjadi hewan atau tumbuhan. Atau jangan-jangan kita berasal dari ruh babi, atau kelak kita menjadi babi," katanya. Bila itu diterima, menurut Nasaruddin, berarti buyar semua konsep Islam. "Tapi, kalau dalam pengertian proses, misalnya, manusia diciptakan dari bumi lalu kembali ke bumi, itu bisa," paparnya.
Pendapat pak Purek IV diatas kelihatannya merujuk pada hadis Muslim dibawah ini:
Abu Hurairah ra meriwayatkan,
Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada (kepercayaan) penularan tanpa kehendak Allah, tidak benar kematian karena cacing perut dan tidak benar reinkarnasi menjadi burung. Lalu seorang arab badui bertanya: Ya Rasulullah! Lalu bagaimana dengan unta yang berada di padang penggembalaan yang semula bagaikan kijang kemudian didatangi oleh unta berkudis dan setelah bergabung, maka semua unta menjadi ketularan berkudis? Rasulullah saw. bersabda: Lalu yang manakah yang menularkan pertama kali [Hadis sahih Muslim 1281)
Untuk itu mari saatnya kita tinjau Qur’an dan As-Sunnah.
Allah dan Muhammad menyatakan bahwa Al Qur’an adalah sebagai penguji dan membenarkan kitab-kitab sebelumnya sebagaimana di sebutkan di Surat Al maidah yang di turunkan disekitar haji Wada, 10 H [632 M], dekat dengan saat meninggalnya Nabi:
[5:68] Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu." Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.
[5:46] Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.
[5:48] Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,
Reinkarnasi (tanasukh Al-Arwah dan/atau Raj’ah) seperti maksud yang tercantum di Alkitab pada kitab Yehezkiel , ternyata di singgung pula di Alqur’an. Berikut ini beberapa ayat golongan surat Al Makkiya, yang turun sebelum Hijrah yang mengindikasikan adanya reinkarnasi:
Surat Ibrahim 14:19-20, "Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan sebenar-benarnya? Jika dia menghendaki, niscaya dia membinasakan kamu dan menggantikan kamu dengan makhluk yang baru. Dan yang demikian itu tidak sukar bagi Allah."
Surat An Nahl 16:70, Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa
Surat Al Israa’ 17:48-52, Kami lebih mengetahui dalam keadaan bagaimana mereka mendengarkan sewaktu mereka mendengarkan kamu, dan sewaktu mereka berbisik-bisik (yaitu) ketika orang-orang zalim itu berkata: "Kamu tidak lain hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir." Lihatlah bagaimana mereka membuat perumpamaan-perumpamaan terhadapmu; karena itu mereka menjadi sesat dan tidak dapat lagi menemukan jalan (yang benar). Dan mereka berkata: "Apakah bila kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?"Katakanlah: "Jadilah kamu sekalian batu atau besi, atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin menurut pikiranmu." Maka mereka akan bertanya: "Siapa yang akan menghidupkan kami kembali?" Katakanlah: "Yang telah menciptakan kamu pada kali yang pertama." Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepala mereka kepadamu dan berkata: "Kapan itu (akan terjadi)?" Katakanlah: "Mudah-mudahan waktu berbangkit itu dekat", yaitu pada hari Dia memanggil kamu, lalu kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya dan kamu mengira, bahwa kamu tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali sebentar saja.
Surat Thaahaa 20:128, "Maka apakah tidak menjadi petunjuk bagi mereka, berapa banyak umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka, mereka berjalan pada bekas tempat tinggal umat dahulu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah sebagai tanda bagi orang-orang yang mempunyai akal."
Surat Al Mu’minun 23:82-89, Mereka berkata: "Apakah betul, apabila kami telah mati dan kami telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan ? Sesungguhnya kami dan bapak-bapak kami telah diberi ancaman (dengan) ini dahulu, ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu kala!." Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat?" ...Katakanlah:.... Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?"
Surat Al 'Ankabuut 29:18-20, Dan jika kamu (orang kafir) mendustakan, maka umat yang sebelum kamu juga telah mendustakan. Dan kewajiban rasul itu, tidak lain hanyalah menyampaikan (agama Allah) dengan seterang-terangnya. Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Katakanlah: Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu
Surat Al Ruum 30:19,27 Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan menghidupkan bumi sesudah matinya. Dan seperti itulah kamu akan dikeluarkan..Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan bagi-Nyalah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Surat Al Mu’min 40:82, "Apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang dahulu sebelum mereka. Sesungguhnya orang-orang dahulu sebelum mereka itu lebih hebat kekuatannya dengan bekas jejak mereka di muka bumi, namun apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka."
Surat Qaaf 50:36, Allah menetapkan kehancuran umat dahulu dan terdahulu, walaupun telah memiliki tamadun yang sangat tinggi dan maju, lebih ramai dan lebih kuat: "Berapa banyak umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka? Mereka lebih besar kekuatannya, maka mereka telah menjelajahi negeri-negeri. Adakah tempat lari?"
Yang menarik adalah ternyata Al qur’an juga menyatakan nubuatan bahwa akan ada yang dihidupkan kembali sebelum hari kiamat yaitu:
Surat an-Naml 27:83, Allah SWT berfirman , "Dan dan pada hari itu kami bangkitkan dari tiap-tiap umat, segolongan orang yang mendustakan ayat Kami, lalu mereka di bentuk menjadi beberapa kelompok".
Dalam tradisi Islam disamping menguji kitab-kitab terdahulu, terdapat juga metoda ‘Nasikh Mansukh’ yang kurang lebih berarti ‘ayat yang menggantikan/menghapus ayat yang digantikan/dihapus’
Al Baqarah 2:106, Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tiadakah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?
An-Nahl 16:101, Dan apabila Kami letakkan suatu ayat di tempat ayat yang lain sebagai penggantinya padahal Allah lebih mengetahui apa yang diturunkan-Nya, mereka berkata: "Sesungguhnya kamu adalah orang yang mengada-adakan saja". Bahkan kebanyakan mereka tiada mengetahui.
Dari reaksi perkataan orang-orang itu jelas bahwa banyak yang berkeberatan atas keputusan Allah dan bisa juga di artikan bahwa mereka yang berkeberatan sudah menikmati beberapa keuntungan sebelumnya dan kemudian Allah mengubahnya! Allah menegaskan bahwa Ia lebih mengetahui apa yang diturunkannya
Al Ra’d 13:39, Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul kitab (Lohmahfuz).
Al-Israa’ 17:86, Dan sesungguhnya jika Kami menghendaki, niscaya Kami lenyapkan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, dan dengan pelenyapan itu, kamu tidak akan mendapatkan seorang pembela pun terhadap Kami,
Setelah Hijrah ke Medinah, reinkarnasi yang disinggung di berbagai surat-surat golongan Al Makiyya bukannya di ‘Nasikh Mansukh’ -kan malah dipertegas oleh surat Al Baqarah, yang turun belakangan yaitu pada 2 Hijriah. Surat itu menegaskan dan mengukuhkan keberadaan reinkarnasi:
Surat Al Baqarah 2:28, Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?
Surat Al baqarah 2:56, Lalu kami bangkitkan kalian setelah matinya kalian, agar kalian berterimakasih".
Ayat ini menceritakan tentang dibangkitkannya kembali sekelompok Bani Israil, yang meminta kepada nabi Musa untuk memperlihatkan Allah kepada Mereka. Dan kalimat terakhir Ayat ini menunjukkan dengan jelas bahwa mereka di bangkitkan di bumi ini. Karena di akherat, tidak ada lagi kesempatan bagi seseorang yang kufur untuk bersyukur.
Surat Al baqarah 2:73, Maka Kami berfirman; pukulah dia dengan sebagian itu! Demikianlah Allah menghidupkan orang mati. Dan Dia memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kamu, agar kamu mengerti".
Ayat ini menceritakan, tentang dihidupkannya kembali seorang dari Bani Israel, yang terbunuh oleh kerabatnya sendiri. Dan ia dihidupkan kembali, supaya memberikan kesaksian akan siapa yang telah membunuhnya.
Surat Al baqarah 2:243, Tidaklah engkau perhatikan orang-orang yang keluar dari tempat tinggal mereka, dan mereka itu beribu-ribu jumlahnya, karena mereka takut mati. Lalu Allah berfirman kepada mereka; Matilah kalian! Kemudian Ia menghidupkan mereka kembali".
Ayat ini menceritakan, bahwa Allah swt telah menghidupkan kembali ribuan Bani Israel, yang keluar dari Mesir lantaran takut dari ancaman mati Firaun, setelah Allah mematikan mereka.
Surat Al Baqarah, 258-260, Apakah kamu tidak memperhatikan orang[163] yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan."[164]Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim
Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari." Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi beubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging." Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu ?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah[165] semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera." Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
[163] Yaitu Namrudz dari Babilonia
[164] Maksudnya raja Namrudz dengan menghidupkan ialah membiarkan hidup, dan yang dimaksudnya dengan mematikan ialah membunuh. Perkataan itu untuk mengejek Nabi Ibrahim a.s.
[165] Pendapat diatas adalah menurut At-Thabari dan Ibnu Katsir, sedang menurut Abu Muslim Al Ashfahani pengertian ayat diatas bahwa Allah memberi penjelasan kepada Nabi Ibrahim a.s. tentang cara Dia menghidupkan orang-orang yang mati. Disuruh-Nya Nabi Ibrahim a.s. mengambil empat ekor burung lalu memeliharanya dan menjinakkannya hingga burung itu dapat datang seketika, bilamana dipanggil. Kemudian, burung-burung yang sudah pandai itu, diletakkan di atas tiap-tiap bukit seekor, lalu burung-burung itu dipanggil dengan satu tepukan/seruan, niscaya burung-burung itu akan datang dengan segera, walaupun tempatnya terpisah-pisah dan berjauhan. Maka demikian pula Allah menghidupkan orang-orang yang mati yang tersebar di mana-mana, dengan satu kalimat cipta hiduplah kamu semua pastilah mereka itu hidup kembali. Jadi menurut Abu Muslim sighat amr (bentuk kata perintah) dalam ayat ini, pengertiannya khabar (bentuk berita) sebagai cara penjelasan. Pendapat beliau ini dianut pula oleh Ar Razy dan Rasyid Ridha.
Disamping ayat-ayat Al Qur’an di atas, beberapa Hadis dibawah ini juga mengisyaratkan adanya peristiwa reinkarnasi:
Ketika Rasulallah SAW wafat, Umar bin Khatab, berkata "Demi Allah sungguh Rasulallah akan kembali" [Juga lihat kitab-kitab A qidah Syiah Imamiah. Seperti; Aqaid al-Imamiah,Syekh Muzaffar, hal 109 / Aqidah No 32, juga Al-Ilahiyat milik Syekh Jakfar Subhani, jilid 4, hal 289 dll. Tarikh Thabari, jilid 2, hal 442. Sirah Ibnu Hisyam, jilid 4, hal 305.]
"Demi Tuhan yang jiwaku dalam genggaman-Nya, seandainya seseorang gugur di jalan Allah, kemudian dihidupkan lagi lalu gugur lagi, kemudian dihidupkan lagi lalu gugur lagi, niscaya ia tidak dapat masuk surga sebelum melunasi hutangnya. (H.R. Nasai)
"Orang yang berhutang itu dibelenggu dalam kuburnya, tiada yang dapat melepaskannya selain ia membayar hutangnya." (H.R. Dailami) [Note: Perhatikan, siapa yang melunasi hutang tersebut? Dirinya sendiri! tidak ada tambahan kata dapat diwakilkan oleh siapapun termasuk keluarganya!]
Semua ayat Qur’an yang dituliskan di atas adalah menurut Mushaf Usman (Qur’an yang kita kenal sekarang), entah berapa banyak lagi ayat yang berkenaan dengan reinkarnasi akan ada jika saja ayat-ayat Al qur’an tersebut tidak hilang/berkurang/terpotong/terkikis terlebih dahulu sebelum di Mushaf-kan.
Ya! Ini bukan isapan jempol. Bukti terkikisnya Al Qur’an juga disebutkan misalnya Muhammad, sang Nabi-pun sebagai penerima wahyu dapat lupa dengan wahyu yang diturunkan padanya:
Al Baqarah 2:106, Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tiadakah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?
Di riwayatkan bahwa Nabi lupa ayat-ayat Quran dan Allah membuat Nabi lupa ayat-ayat yang diturunkanNya:
‘Nabi mendengar seseorang mengucapkan / melantunkan Quran di mesjid dan berkata, "Semoga Allah melimpahkan rahmatNya padanya, karena dia telah mengingatkan saya ayat-ayat ini-dan itu dalam suatu surat." Diriwayatkan Aisha dan Hisham (hadisnya sama kecuali kata ‘ayat-ayat’ diganti dengan kata ‘yang saya lupa’ [Sahih Bukhari Volume 6 book 61 number 556, 557, 558, 562; Sahih muslim Book 4 No.1720, 1721, 1724, 1726]
Sahih Bukhari Volume 6 Book 61 Number 559:
Dinarasikan oleh Abdullah: Nabi berkata, "Mengapa seseorang dari orang-orang itu berkata, 'Saya lupa ayat ini-dan-itu (dari Quran)' Dia, sebenarnya, dibuat (oleh Allah) untuk melupakannya."
Beberapa kumpulan pendapat dibawah ini sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan bahwa kalimat Allah telah mengalami hilang / berkurang / terpotong / terkikis bahkan sebelum di Mushafkan! Misalnya:
Anas b. Malik mengingat satu ayat yang turun saat beberapa muslim terbunuh dalam perang, tetapi kemudian hilang [Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 399, Tabari, Jami al Bayan, vol 2 p 479]
Abdullah ibn Umar menyatakan banyak bagian qur'an yang telah hilang.[Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 81-82]
dan beberapa pakar yang kemudian menyatakan bahwa banyak bagian qur'an telah hilang sebelum dikumpulkan.[Ibn Abi Dawud, Kitab al Masahif, p 23 (mengutip pendapat Ibn Shihab (al Zuhri); Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 5 p 179, mengutip Sufyan al Thawri; Ibn Qutaybah, Tawil, p 313; Ibn Lubb, Falh al bab, p 92]
Atau ‘dinashkan’ untuk ‘kepentingan’ tertentu setelah meninggalnya Nabi yaitu berdasarkan tanggapan atas Mushaf usman baik itu berupa tidak diketemukan ayat-ayat yang mereka dengar langsung ataupun menjadi berbeda setelah di Mushaf Usman:
Ubay b. Ka'b, sebagai contoh, menuliskan sura 98 (Al Bayyinah) berbeda dimana Ubay mengklaim versi dia adalah dia dengar langsung dari nabi SAW. Termasuk 2 surah yang tidak dimasukkan dalam mushaf Usman [Ahmad b. Hanbal, vol 5 p 132; Tirmidhi, Sunan, vol 5 p 370; Al Hakim al Naysaburi, al Mustadrak, vol 2 p 224; Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 83]
Ubay juga berpendapat bahwa sura 33 (al-Ahzab) seharusnya lebih panjang, dimana yang dia yakin ingat adalah ayat-ayat rajam yang tidak tertulis dalam mushaf Usman.Aisha menyatakan bahwa saat Nabi Muhammad SAW masih hidup surat Al-Ahzab 3 kali lebih panjang dari yang ada di Mushaf Usman [Ahmad b. HAnbal, vol 5 p 132; Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 405; Bayhaqi, al Sunan al Kubra, vol 8 p 211; Al Hakim al Naysaburi, al Mustadrak, vol 2 p 415; Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 82, vol 1 P.226; Al Raghib al Isfahani, Muhadarat al Udaba, vol 4 p 434]
Kesaksian Hudhayfa b. al-Yaman yang menemukan sekitar 70 ayat tidak tercantum dalam mushaf Usman. Hudhayfa juga meyakini bahwa Sura 9 (al-Bara'a) dalam mushaf Usman hanyalah ¼ dari yang biasa dibacakan saat nabi SAW masih hidup.[Suyuti, al Durre Manthur, vol 5 p 180, mengutip dari Bukhari, Kitab at Tarikh; Al Hakim al Naysaburi, al Mustadrak, vol 2 p 331; Haytami, Majam al Zawaid, vol 7 p 28-29; Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 84]
Bahwa Suras 15 (al-Hijr) and 24 (al-Nur) seharusnya lebih panjang dari yang tercantum dalam mushaf Usman. [Sulaym b. Qays al Hilali, Kitab Sulaymn b. Qays, p 108; Abu Mansur al Tabrisi, al Intijaj, vol 1 p 222, 286; Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 2 p 35]
Abu Musa al-Ash'ari mengingat keberadaan 2 sura yang panjang dimana hanya satu ayat dari 2 sura itu yang dia masih ingat. Namun 2 sura itu tidak ada dalam mushaf Usman [Muslim, vol 2 p 726; Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 405; Abu Nuaym, Hilyat al Awliya, vol 1 p 257; Bayhaqi, Dalai, vol 7 p 156; Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 83]
Jadi, melihat kumpulan Ayat al makiyya dan Almadaniyya serta kumpulan hadis diatas, maka seharusnya tidak ada satupun dasar dari para kaum-kaum munafikun baik itu kalangan Nasrani maupun kalangan Islam sendiri yang dapat bersikukuh menyangkal kebenaran ucapan Allah tentang adanya reinkarnasi apalagi dengan sangat durhakanya menyatakan bahwa tanasukh Al-Arwah dan/atau Raj’ah (Reinkarnasi) adalah Batil, berasal dari ajaran kafir dan bukan dari Allah! Seperti contoh hadis dan fatwa dibawah ini:
Dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi, Al-Mubarokafuri Abul’ala w 1353H, 10 juz, Darul Kutub Ilmiyyah, Beirut, tt., juz 5, h 222:
Ketahuilah, tanasukh/reinkarnasi adalah kembalinya roh-roh ke badan-badan di dunia ini tidak di akherat karena mereka mengingkari akherat, surga dan neraka, maka karena itu mereka kafir. Titik. Aku [Al-Mubarokafuri, penulis Tuhfatul Ahwadzi, Syarah Kitab Hadits Jami’ at-Tirmidzi] katakan atas batilnya tanasukh/reinkarnasi itu ada dalil-dali yang banyak lagi jelas di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan dihadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan" [AL-Mukmin 23:99-100]
Dengan hanya mengikuti pendapat Al Mubarokafuri, maka Al Qur’an tidak akan pernah dapat menjelaskan dua fenomena di bawah ini:
Tang Jiangshan, 2002
Edisi ke 7 tahun 2002 majalah “Femina Dunia Timur” dari propinsi Hai Nan – Tiongkok telah memuat sebuah kisah reinkarnasi yang mengharukan, mengkisahkan pengalaman dari Tang Jiangshan dari kecamatan Gan Cheng, kota Dong Fang di timur pulau/propinsi Hai Nan. Tang Jiangshan lahir pada tahun 1976, sewaktu berumur 3 tahun pada suatu hari ia tiba-tiba mengatakan kepada kedua orangtuanya: “Saya bukan anak kalian, pada kehidupan lampau nama saya adalah Chen Mingdao, ayah kehidupan lampauku bernama San Die. Rumah saya di Dan Zhou, dekat laut.” Omongan ini kalau didengar orang lain bagaikan omong kosong, perlu diketahui, Dan Zhou terletak di utara pulau Hai Nan, berjarak 160 km dari kota Dong Fang.
Selain itu Tang Jiangshan mengatakan bahwasanya dirinya dibunuh dengan menggunakan golok dan tombak di dalam aksi kekerasan pada masa revolusi kebudayaan, konon di bagian pinggangnya masih terdapat bekas luka bacok peninggalan kehidupan masa lalu. Yang membuat orang merasa takjub ialah Tang Jiangshan mampu berbicara dialek Dan Zhou dengan sangat fasih. Orang Dan Zhou berbicara bahasa Jun, berbeda sekali dengan dialek Hok Kiannya kota Dong Fang, seorang bocah berumur beberapa tahun bagaimana bisa?
Pada saat Tang Jiangshan berumur 6 tahun, mendesak keluarga membawanya mengunjungi kerabatnya pada kehidupan masa lampau. Keluarganya tidak mau, maka ia mogok makan, akirnya sang ayah menurutinya, dan di bawah pengarahannya berkendaraan menuju tempat dimaksud di desa Huang Yu, kecamatan Xin Ying – kota Dan Zhou. Tang Jiangshan langsung menuju ke hadapan pak tua Chen Zan Ying, menggunakan bahasa Dan Zhou dan memanggilnya “San Die”, mengatakan dirinya bernama Chen Mingdao, adalah putra Chen Zan Ying yang pada masa revolusi besar kebudayaan oleh karena bentrokan fisik sehingga dibinasakan orang. Sesudah meninggal terlahir kembali di kecamatan Gan Cheng – kota Dong Fang, kini datang mencari orang tua kehidupan masa lampaunya. Mendengar penuturan itu, Chen Zan Ying sejenak tertegun tak tahu bagaimana harus bersikap. Kemudian si anak kecil menunjukkan kamar tidur kehidupan masa lampaunya, dan menghitung satu persatu benda-benda pada kehidupan lampaunya. Menyaksikan semuanya ini dengan kenyataan pada masa lalu sama sekali tidak meleset, pak tua Chen Zan Ying saking terharunya berpelukan menangis dengan Tang Jiangshan dan memastikan ia memang adalah kelahiran kembali anaknya yang bernama Chen Mingdao.
Tang Jiangshan juga telah mengenali kedua kakak perempuan dan kedua adik perempuannya serta para sobat kampung lainnya, bahkan termasuk teman wanita pada kehidupan masa lampaunya: Xie Shuxiang. Semua kejadian ini telah membuat takluk kerabat dan tetangga Chen Mingdao. Sejak saat itu, “Manusia aneh dari 2 masa kehidupan”: Tang Jiangshan memiliki 2 rumah dan 2 pasang orang tua. Ia setiap tahun hilir mudik antara Dong Fang dan Dan Zhou. Si tua Chen Zan Ying beserta keluarga dan orang-orang desa pada menganggap Tang Jiangshan sebagai Chen Mingdao. Oleh karena Chen Zan Ying tidak memiliki putra lainnya, Tang Jiangshan berperan menjadi anaknya dan berbakti hingga tahun 1998 ketika Chen Zan Ying meninggal dunia.
Para petugas bagian editor dari majalah tersebut pada awalnya juga tidak percaya akan hal tersebut, namun melalui pemeriksaan berulang kali dan pembuktian lapangan, mau tak mau juga mengakui kebenaran tentang kejadian tersebut.
Cameron Macaulay, 2006
Pada tanggal 8 September 2006 harian Inggris "The Sun" telah memuat di internet berita tentang seorang anak lelaki yang bisa mengingat masa lampaunya. Anak lelaki berusia 6 tahun yang bernama Cameron Macaulay, satu-satunya yang membedakan ia dengan anak lelaki sebayanya ialah ia selalu membicarakan bahwa ia mempunyai ibu dan keluarga serta menyukai menggambar rumahnya sendiri, sebuah rumah putih yang terletak di tepi pantai. Kesemuanya itu tidak lagi berkaitan dengan kehidupannya kini. Tempat yang diceritakannya, dia sendiri tidak pernah tahu, dan terletak di pulau Bara berjarak 160 mil dari kediamannya sekarang ini.
Menurut Norma, ibunya Cameron Macaulay sekarang, semenjak kecil Cameron sesudah mulai bisa bicara, ia sudah lantas mengkisahkan kehidupan masa kanak-kanaknya sewaktu berada di pulau Bara. Ia mengkisahkan orang tua masa lampaunya dan bagaimana ayahnya meninggal, juga kakak perempuan maupun kakak laki-lakinya. Ia juga bilang ibu yang ia sebut-sebut ialah ibu masa lampaunya. Ia percaya penuh bahwa ia memiliki kehidupan masa lampau, Cameron sangat kuatir keluarga masa lampaunya merindukannya. Ia berharap keluarganya di pulau Bara mengetahui bahwa ia kini baik-baik saja.
Cameron bahkan di penitipan anak juga tak hentinya menceritakan rumah masa lampaunya, mereka melakukan apa, bagaimana ia dari jendela kamar tidurnya menonton pendaratan pesawat…., ia mengomel rumahnya sekarang hanya mempunyai 1 kamar mandi, sedangkan rumahnya di pulau Bara mempunyai 3 buah. Ia menangis menginginkan ibu masa lampaunya, bilang bahwa ia merindukannya.
Oleh karena Cameron terus menerus memohon Norma membawanya ke pulau Bara, akirnya Norma memutuskan membawanya ke pulau tersebut, juga pakar psikiater universitas Virginia: doctor Jim Tucker ikut mengiringi perjalanan mereka, ia adalah seorang pakar penelitian reinkarnasi anak. Cameron sekeluarga pada bulan Februari 2006 pergi ke pulau Bara. Sewaktu pesawat itu benar-benar mendarat, segalanya persis dengan yang diceritakan oleh Cameron. Pihak penginapan memberitahu Norma, pernah ada bernama Robertson menempati rumah putih di tepi pantai. Maka serombongan orang menuju ke rumah tersebut, akan tetapi para orang dewasa tidak memberitahukan Cameron pergi kemana, mereka ingin menyaksikan apa yang akan terjadi.
Cameron langsung mengenali rumah tersebut, iapun bersuka cita. Namun ketika mereka melewati pintu masuk, mimik gembiranya telah lenyap dari wajah Cameron, ia berubah sangat pendiam. Penyewa sebelumnya telah meninggal, tapi juru kunci mempersilakan mereka memasuki rumah tersebut. Di dalam rumah itu ternyata terdapat 3 buah kamar mandi, dan dari jendela kamar tidurnya bisa terlihat pemandangan laut. Di dalam ruang tersebut masih terdapat sudut-sudut tersembunyi yang kesemuanya diketahui oleh Cameron. Semenjak mereka kembali ke rumahnya di kota Glasgow, Cameron menjadi lebih pendiam. Norma mengatakan pergi ke pulau Bara adalah suatu hal terbaik yang telah mereka lakukan. Picnik kali ini telah membuat suasana hati Cameron menjadi lapang, ia tidak lagi mendambakan pulau Bara. Para orang dewasa pun memahami Cameron bukan sedang mengarang cerita, mereka telah mendapatkan jawaban yang mereka cari. Akan tetapi yang jelas, memori terhadap kehidupan masa lampau seiring dengan bertambahnya usia si empunya cerita akan semakin memudar. Kisah Cameron telah dibuatkan film dokumenter yang berjudul “Anak Lelaki Ini Pernah Hidup Di Masa Lampau”oleh TV 5 Inggris. [Di kutip dari Era baru: Tang dan Cameron]
Lubang besar gugurnya aqidah menjadi terbuka lebar dengan melihat dua contoh diatas. Untuk itu, perhatikan kelanjutan ayatnya di AL-Mukmin 23:101-104,
Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya. Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat
Juga perhatikan lagi, kali ini lebih khusus lagi ayat2 sebelumnya dalam surat yang sama, yaitu AL-Mukmin 23:82-89 diatas!
Sekarang silahkan anda pilih pendapat mana yang anda hendak tawarkan sebagai solusinya:
Kontradiktif terjadi dalam satu surat, atau
Qur’an menyatakan bahwa semua adalah atas kehendak Allah dan batas waktu terjadinya reinkarnasi hanya sampai Kiamat tiba
Kemudian bagaimanakah menilai pendapat dari Dr. Nasaruddin Umar (Purek IV) diatas yang menolak konsep reinkarnasi, bila yang dimaksud sama dalam pengertian agama Hindu. "Misalnya, manusia bisa berinkarnasi menjadi hewan atau tumbuhan. Atau jangan-jangan kita berasal dari ruh babi, atau kelak kita menjadi babi," katanya. Bila itu diterima, menurut Nasaruddin, berarti buyar semua konsep Islam.
Ah! Ya Sama saja!
Lihat sekali lagi AL-Mukmin 23:82-89 di atas, anda akan lihat bahwa Allah telah mengatakan bahwa semuanya adalah karena kekuasaan Allah..Katakanlah: "(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?"
Juga dalam surat Al Israa’ 17:48-52 di atas yaitu Katakanlah: "Jadilah kamu sekalian batu atau besi, atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin menurut pikiranmu."
Benarkah surat Al Israa tersebut? Ya!
Bukti kesinambungan tersebut ada di golongan surat Al makiyya dan dikukuhkan keberadaannya di golongan surat Al Madaniyya yang menyatakan Allah mengubah kaum yahudi yang membangkang hari sabat dijadikan Babi dan kera yaitu di Al Baqarah (2 H, 622M) dan di Al Maa’idah (10 H, 632M):
Surat Al Maa’idah 5:60, Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?." Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.
Surat Al Baqarah 2:65, Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina". Yang merupakan penegasan dari al makiyya, yaitu surat Al A’raaf 7:166:
Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: "Jadilah kamu kera yang hina".
Sekarangpun, anda sudah dapat menilai kekeliruan pembawa message itu sendiri sebagaimana dinyatakan di hadis muslim di atas, yaitu tidak benar dapat bereinkarnasi menjadi burung, karena Allah sudah menegaskan di Al Israa’ 17:48-53, yaitu "Jadilah..atau suatu mahluk dari mahluk yang tidak mungkin menurut pikiranmu"
Mudah bukan?! Untuk Menilai durhaka atau tidaknya sebuah fatwa atau pendapat yang ditetapkan?!
Jadi, mulai sekarang jangan lagi mau di bodoh2i dengan potongan2 ayat..Ini sudah bukan lagi jamannya!
Sampai dengan saat ini, tidak ada satupun keterangan dari tradisi Islam mengenai bagaimana detail proses reinkarnasi dapat berjalan kecuali atas kehendak Allah. Entah apa yang ada dalam pikiran Dr. Kautsar (Dosen Pascasarjana IAIN syarif Hidayatullah) sehingga yakin bahwa:
... pandangan tentang reinkarnasi itu rasional. Menurut Kautsar, bila ada orang yang dari lahir sudah menderita, maka itu bisa dijelaskan sebagai akibat perilakunya pada masa lalu. "Ini rasional sekali. Sehingga kita tidak selalu menjawab misteri keadilan Tuhan dengan kata-kata taqdir Tuhan,"..
Dr kautsar tidaklah sendirian dan Iapun bukan orang yang pertama kali yang mengatakan itu.
Sejarahwan Inggris yang terkenal, DR. Arnold J. Toynbee mengatakan keyakinan tentang reinkarnasi dari agama Hindu dan Buddha jauh lebih rasional dibandingkan dengan dogma kebangkitan tubuh dari agama rumpun Yahudi.
David Quigley berkata,
"Siapa saja yang masih tidak mengakui ini, pada kenyataannya, mereka terperangkap dalam 'ajaran' yang tidak irasional, dapat disamakan dengan kepercayaan para "sarjana" gereja di abad ke-16 yang tetap pada kepercayaannya bahwa bumi sebagai pusat sistem tata surya."
Professor Gustaf Stromberg, ahli astronomi Swedia, ahli fisika yang adalah kawan Einstein, juga menyebutkan paham kelahiran-kembali sebagai paham yang sangat memikat hati.
Thomas Huxley, ilmuwan yang memperkenalkan Sains pada abad ke XIX ke sistim pendidikan di Inggris, yang pula adalah ilmuwan pertama yang mendukung teori Darwin, percaya bahwa kelahiran kembali adalah doktrin yang benar-benar dapat diterima. Dalam bukunya “Evolution and Ethics and other Essays”, dia menulis,
"Pada doktrin kelahiran-kembali, baik yang berasal dari pandangan kaum Brahmin ataupun Buddhis, telah siap, semua sarana untuk menyusun pertahanan yang beralasan yang menghubungkan kosmos (alam-semesta) dengan manusia ..... Tapi paham yang adil ini belum lebih diterima dibanding yang lainnya; dan para pemikir yang sembrono secara tak berhati-hati menolaknya serta mencampakkannya sebagai sesuatu yang jelas tak masuk akal.
Sama halnya dengan doktrin evolusi, doktrin kelahiran-kembali berakar pada dunia yang nyata; dan mampu mendapatkan dukungan-dukungan seperti argumentasi yang kuat dari persamaan yang dapat memenuhinya." [The Soul and the Universe]
Profesor Julian Huxley, ilmuwan terhormat dari Inggeris, bekas Direktur Jendral UNESCO, percaya bahwa paham kelahiran-kembali seirama dengan jalan pikiran ilmu penngetahuan.
Tidak ada kekuatan yang dapat merintangi terlepasnya ‘roh kehidupan kekal’ makhluk pribadi, pada saat kematiannya, dengan berbagai cara; sama seperti pesan-pesan radio yang terlepas dari pesawat pemancar-radio dengan caranya sendiri pula. Tapi, hendaknya dicamkan bahwa pesan-pesan radio hanya akan berwujud kembali sebagai pesan setelah berkontak dengan struktur materi baru – yakni pesawat penerima-radio.
Pada roh kita-keluar darinya. Kemudian ..... tak pernah dapat berpikir atau merasakan lagi, bila tidak kembali ‘berwujud’ dengan cara bagaimanapun. Kepribadian kita sangat didasari oleh jasmani kita, yang dengan sendirinya tidak mungkin hidup dalam makna sebenarnya.
Tanpa adanya ‘semacam badan’ .... Saya dapat memikirkan sesuatu yang terlepas, yang sama keadaannya, pada lelaki dan wanita, seperti pesan-pesan radio pada pesawat pemancar; tapi dalam hal ‘kematian’ semestinya, seperti yang dapat dimaklumi oleh siapa saja, yang terjadi adalah gejolak dalam berbagai bentuk yang mengembara, sampai ..... mereka ....... datang kembali dalam wujud kesadaran yang aktual, setelah berkontak dengan sesuatu yang dapat bekerja sebagai ‘pesawat penerima untuk batin’.
Henry Ford, industrialis Amerika, pula dapat menemukan nilai kebenaran dalam paham kelahiran-kembali. Ford tertarik pada masalah kelahiran-kembali, sebab tidak seperti paham agama lain, kelahiran kembali memberi kesempatan untuk mengembangkan diri sendiri:
Saya menerima pandangan reinkarnasi sejak saya berumur 26 tahun .... Agama tidak menawarkan apapun dalam satu hal .... Bekerja juga tidak memberi kepuasan yang lengkap. Bekerja adalah hal yang sia-sia, bila kita tidak dapat menerapkan pengalaman yang kita kumpulkan pada satu kehidupan, pada kehidupan berikutnya.
Sewaktu saya menemukan paham Reinkarnasi, rasanya seakan saya menemukan suatu rencana alam-semesta. Saya sadar bahwa selalu ada kesempatan untuk melaksanakan ide-ide saya. Waktu bukan lagi suatu yang terbatas. Saya bukan lagi budak dari jarum-jarum jam ... Genius adalah suatu pengalaman. Ada pendapat yang menganggap, bahwa itu adalah karunia atau bakat, tapi sebenarnya itu adalah buah dari pengalaman-pengalaman yang panjang dalam beberapa kehidupan.
Jiwa-jiwa ada yang lebih matang dari jiwa-jiwa yang lainnya ... Dengan mengetahui adanya Reinkarnasi, membawa ketenangan batiniah bagi saya .... Apabila anda merekam percakapan ini, tulislah demikian, bahwa ini memberi ketenangan batiniah. Saya suka berkomunikasi dengan yang lainnya tentang ketenangan yang diberikan oleh pandangan tentang kehidupan yang panjang.[San Francisco Examiner, 26 Aug 1928]
Namun benarkah pendapat-pendapat mereka diatas tersebut berdasar dan masuk akal?
Untuk itu, di bagian berikutnya sebelum kita lihat bagaimana paham kelahiran kembali ditinjau dari ajaran asalnya sendiri yaitu ajaran India maka alangkah baiknya kita uji pendapat-pendapat itu dari sudut pandang ke-ilmuan terlebih dahulu.
[Pustaka: Al Kitab, Al Qur’an, Hadis, DianWeb, Reinkarnasi, Keyakinan Kafir, AQIDAH SYIAH; Antara Raj'ah dan Reinkarnasi, RISALAH TAFSIR: GATRA No. 18/VI, 18-03-2000]
Re: From Hero To Zero: Pengakuan Sain, Agama Langit dan Bumi terhadap Kelahiran Kembali/Reinkarnasi!
Ilmu Modern: Kelahiran Kembali
"Why should there be the method of science? There is not just one way to build a house, or even to grow tomatoes. We should not expect something as motley as the growth of knowledge to be strapped to one methodology." -Ian Hacking
Kelahiran kembali/Reinkarnasi berada pada cabang ilmu parapsychology.
Sebuah komite, yaitu Committee for Skeptical Inquiry, yang didirikan oleh Paul Kurts, memasukan parapsychology sebagai Pseudoscience. Pernyataan komite itu ternyata hanya mengutip [dan berasal] dari sebuah hasil polling yang dilakukan oleh satu group tertentu [gallup poll].
Sementara itu, American Association for the Advancement of Science (AAAS), yaitu sebuah komunitas saintific terbesar di dunia, dimana Paul kurts adalah juga sebagai anggotanya, justru mengelompokan parapsychology ke dalam komunitas sain.
Jadi, skeptisme bukanlah sikap apriori dengan bias emosional akan tetapi sikap dengan landasan logika berpikir yang mampu dipertanggungjawabkan.
Skepticism is a primary tool of science. We'd be hypocrites if we never directed a skeptical eye towards Scientific Skepticism itself. Denied imperfections and errors are free to grow without limit, and Skepticism is not immune to this problem. Unbridled gullibility can destroy science, but unbridled disbelief is no less a threat because it brings both a tolerance for bias and ridicule as well as the supression of untested new ideas. Better to take a middle road between total closed-mindedness and total gullibility. Practice pragmatism, pursue humility, and maintain a clear, honest, and continuing view of ourselves and the less noble of our own behaviors.
Some 'Skeptical' sources are filled with shameless emotional bias and intolerance of dissenting opinion. They adopt a stance of hostile apriori disbelief, they fill their arguments with logical fallacies, and they cultivate an attitude of sneering disgust for their so-called 'gullible' opponents. At the same time they hop on the coattails of science by presenting themselves as the voice of "reason." And despite their constant use of dishonest rhetorical techniques and fallacies of logic, they're convinced that they support rationality. In a word, they display the behavior which is the very definition of "pseudoscience."
Apa itu sains? Silakan baca link ini, ini, ini dan mmmhhh..terahir yang ini aja deh..
Sekarang ini ada 5 perguruan tinggi yang mempelajari masalah paranormal yaitu: Princeton University (USA), University of Edinburg (Inggris), University of Amsterdam (Belanda), University of Freiburg (Jerman) dan University of Virginia (USA). Banyak mahasiswa telah mendapatkan gelar Ph.D. melalui penelitian mereka tentang paranormal, dan akademik menghadapi riset fisik yang selalu berubah-ubah.
Para peneliti menemukan sejumlah bukti bahwa reinkarnasi bukanlah sesuatu yang takhayul dan telah dibuktikan secara ilmiah bahwa reinkarnasi ada di kehidupan manusia. Jadi, cara berpikir orang-orang telah berubah dan mulai dapat menerima lebih mudah akan kebenaran-kebenaran itu yang mana tidak dapat dilihat dengan kasat mata atau dirasakan dengan perasaan manusia.
Penelitian sistematik orang barat terhadap reinkarnasi bisa dilacak ke tahun 1882, saat pendirian Society for Psychical Research, yang salah satu sasaran utamanya ialah menyelidiki dan mengungkap atau mengkisahkan secara dokumenter fenomena yang menunjukkan orang sesudah mati masih eksis jiwanya.
Sejak tahun 1882 s/d tahun 1930an, para peneliti dari society tersebut di Perancis dan Italia telah menemukan contoh kasus beberapa kisah pribadi tentang memori kehidupan masa lampaunya, beberapa diantaranya telah mengalami pembuktian penelitian secara jangka panjang, memiliki daya keterandalan yang sangat kuat. Berdasarkan memory pribadi tentang pengalaman pada kehidupan masa lampau semacam ini dan setelah melalui metode penyelidikan dan pembuktian, disebutlah “Metode tradisional”.
Metode penelitian yang lainnya berkaitan dengan penggunaan hypnotherapy. Salah satu peneliti fenomena ganjil paling tersohor di Perancis:Col. Albert de Rochas, pertama kali secara sistematis menggunakan hypnotherapy membawa obyek penelitian ke dalam memori kehidupan masa lampau mereka dan menemukan bahwa si obyek tersebut walau tiada tertarik sedikitpun dengan reinkarnasi, mereka tetap saja dapat mengingat pengalaman kehidupan masa lampaunya. Begitulah ia menyimpulkan penemuan pribadinya di dalam artikel yang ditulisnya pada tahun 1905.
Tahun 1956, “The Search for Bridey Murphy”, hasil karya terkenal dari Morey Bernstein telah terbit. Buku tersebut melalui sang penulis sendiri yang mengikuti suatu kasus hypnotis, menggabungkan konsepsi reinkarnasi dan hypnotherapy menjadi satu, telah mengumandangkan terompet pioneer bagi reset ilmiah untuk reinkarnasi modern barat, juga telah membangun sebuah panggung lapang bagi climax reset reinkarnasi yang kelak bakal tiba.
Semenjak tahun 50-an pada abad yang lalu, hasil karya reset mengenai reinkarnasi dari barat sudah menumpuk sangat banyak. Entah sudah diatur atau memang kebetulan, sewaktu kalangan ilmuwan barat mulai tergugah ketertarikannya dengan reinkarnasi, Tiongkok dengan tanah humus budaya reinkarnasi paling tebal mulai mengkategorikannya sebagi “Tahayul” yang “Anti Iptek” dan telah membuangnya ke dalam tong sampah sejarah.
Ian Stevenson: Tokoh Simbolik Riset Reinkarnasi Reinkarnasi
Membicarakan penelitian reinkarnasi, ada seorang peneliti yang tidak bisa tidak, musti kita sebut, ia adalah tokoh simbolik peneliti reinkarnasi yang menggunakan “metode tradisional” yakni: Ian Stevenson, M.D., seorang profesor peneliti dari University of Virginia, Departemen Kejiwaan, Divisi Bagian Kepribadian (DOPS), ia adalah kepala penelitian masalah reinkarnasi. Penelitian DOPS ini dapat dimungkinkan karena adanya sumbangan dari Eminent Scholars Chair (semacam perkumpulan mahasiswa yang ulung) dan sejumlah besar warisan tanah dari Priscilla Woolfan. DOPS menyatakan
"tujuan utama penyelidikan secara ilmiah atas fenomena yang disarankan, asumsi dan teori yang dapat diterima oleh ilmu pengetahuan tentang sifat dasar dari pikiran ataupun kesadaran, dan hubungannya dengan materi yang mungkin salah."
Artikel yang ia publikasikan pada tahun 1960 (Bukti Memory Kehidupan Masa Lampau), dinobatkan sebagai prolog penelitian reinkarnasi barat modern. 40 tahun lebih sesudah tahun itu, ia berkeliling ke seluruh pelosok dunia, untuk menyelidiki, mencatat, mengumpulkan, menguji, dan mencocokkan orang-orang, terutama anak-anak, yang mengingat "kehidupan masa lalu, dan yang mempunyai tanda lahir atau cacat lahir yang dihubungkan dengan luka, biasanya fatal, pada orang yang mengingat kehidupan masa lalunya." Dr. Stevenson, telah mengumpulkan ribuan rekaman dari anak-anak berumur dari 2-7 tahun yang tinggal di Timur Tengah, Eropa, Asia dan Amerika
Sangat mencengangkan, ditemukan bahwa ingatan akan kehidupan masa lalu akan memudar sekitar umur 7 tahun. Anak-anak akan berbicara secara langsung tentang kehidupan masa lalunya, ingin pulang kembali ke "rumah," rindu sebagai ibu dan suami dari kehidupan yang lain, dan sering ditunjukkan dengan adanya tanda ketakutan yang tidak biasanya dalam keluarga yang sekarang atau yang tidak dapat dijelaskan oleh kehidupannya sekarang. Sebagai tambahan, mereka mengetahui sesuatu hal di mana mereka tidak dapat belajar atau mendengar dari kehidupannya sekarang. Yang sangat menakjubkan, pernyataan anak-anak dapat dibuktikan dengan kehidupan nyata atau kejadian kematian dalam banyak kasus.
Dr. Stevenson menulis, "Sering, anak-anak ini berbicara tentang orang-orang dan kejadian-kejadian dari kehidupan sebelumnya, bukan kehidupan yang samar-samar dari abad yang lalu, akan tetapi kehidupan yang jelas, individu yang dapat dikenali, yang kadang-kadang tidak seluruhnya diketahui oleh keluarganya dan tinggal di kota yang berbeda atau tempat yang berbeda atau tinggal di Negara yang lain." Biar pun, beberapa anak juga kelihatannya mengingat kehidupan sebelumnya yang terjadi pada dasawarsa yang lalu, yang paling mencengangkan, ia menemukan anak-anak yang dapat berbicara bahasa asing.
Dr. Stevenson telah mempublikasikan 10 buah karya kusus serta beberapa puluh tesis ilmiah, banyak diantaranya oleh para peneliti dianggap sebagai “kitab suci” mereka, terutama adalah 2 karya buku, "Twenty Cases Suggestive of Reincarnation" dan "Children Who Remember Previous Lives", yang telah banyak dimanfaatkan oleh peneliti generasi penerus.
Beberapa lainnya misalnya Reincarnation and Biology: A Contribution to the Etiology ofBirthmarks and Birth Defects, Where Reincarnation and Biology Intersect, andCases of the Reincarnation Type; Vol I (India), II (Sri Lanka), III (Lebanon danTurki) dan IV (Thailand dan Birma).
"Twenty Cases Suggestive of Reincarnation" adalah karya Stevenson yang membuatnya menjadi tersohor. 20 contoh kasus reinkarnasi yang tercatat di dalam bukunya, adalah sebagian contoh kasus yang dikoleksi, di-edit dan telah dilakukan verifikasi tatkala ia pada tahun antara 1961 hingga 1965 dari India, Sri Langka, Brazil, Libanon hingga ke Alaska-Amerika. Di dalam buku tersebut ada satu contoh kasus dalam reinkarnasi yang sangat langka dan mengandung contoh yang memiliki nilai penelitian istimewa, professor Stevenson menyebutnya sebagai "exchange incarnation / Pertukaran Inkarnasi".
Pada tahun 1954, Jasbir, anak dari Sri Girdhali Lal Jat yang berumur 3 setengah tahun dinyatakan mati karena cacar, belum sempat dikubur, pada malam harinya telah hidup kembali.
Setelah lewat beberapa hari sudah mulai bisa berbicara lagi, sesudah beberapa minggu ternyata bisa dengan jelas mengekspresikan dirinya sendiri.
Ia mengatakan dirinya bukan Jasbir sang anak, melainkan bernama Sobha Ram dan berusia 22 tahun, putra dari Sri Shankar Lal Tyagi Kepala Brahmana dari desa Vehedi.
Ia menjelaskan dengan detail kematiannya: Pada tahun 1954, Ia ada di suatu prosesi perkawinan dari satu desa ke desa lain , Ia memakan sebuah permen yang beracun pemberian seseorang yang meminjam uang darinya, Ia menjadi pening dan terjatuh dari atas kereta kuda yang ditumpanginya dan kepalanya terbentur hingga mati. Ia meninggalkan seorang istri (Sumantra ) dan seorang anak lelaki (Baleshwar ). Dalam kematiannya ia bertemu seorang ‘saddhu’ (orang suci) yang menyarankannya untuk mengambil tubuh lain dan ketika itu hanya ada tubuh jabir yang tersedia.
Karena ia Brahmana, Ia menolak segala makanan dari rumah, untung saja ada seorang perempuan Brahmana yang setiap hari berbaik hati membuatkan nasi untuknya jika tidak ia kemungkinan bisa sungguh-sungguh mati kelaparan. Kemudian kisahnya telah memperoleh pembuktian, anggota keluarga kehidupan masa lampaunya sering mengajaknya keluar bermain. Ia bermain dengan sukaria di “rumah lama”nya, tidak sudi balik ke rumah lagi, karena ia di situ mengalami kesepian dan kesendirian.
Contoh lainnya dari hasil riset Ian Stevenson ialah
Seorang anak bernama Ravi Shankar dilahirkan 1951 di kota Kanaiy, India Utara. Ayahnya bernama Ram Gupta; sejak berumur dua tahun si anak berkeras bahwa ayah sebenarnya adalah seorang bankir bernama Jogeshwar.
Dia juga mengatakan bahwa pada kehidupan lalunya dia dibunuh dengan digorok tenggorokannya oleh dua orang – Chaturi dan Jamahar. Sebagai bukti, si anak menunjuk tanda lahir di lehernya, yang memang bertanda-lahir seperti bekas luka potong. Penyelidikan kemudian membuktikan, bahwa ternyata setengah mil dari kediaman mereka, ada seorang bernama Jogeshwar yang mempunyai anak laki-laki bernama Munna yang telah dibunuh, persis seperti yang digambarkan oleh Ravi Shankar.
Yang berwajib sejauh ini memang sangat mencurigai dua orang sebagai pembunuhnya, seorang binatu bernama Chaturi dan seorang bankir bernama Jamahar, namun mereka dibebaskan karena kurangnya bukti. Munna dibunuh enam bulan sebelum Ravi lahir.
Karya utama Stevenson termasuk: “Reinkarnasi dan ilmu biologi – perjumpaan disini”, “Bahasa yang bisa sendiri tanpa dipelajari – penelitian baru terhadap kemampuan bahasa asing supra natural”, “Contoh kasus bentuk reinkarnasi (4 jilid)” dll.
Meskipun Stevenson bukannya orang pertama dari barat yang melakukan penelitian reinkarnasi, tetapi ia dengan sikap yang serius, gaya yang teliti dan status/posisi keilmuan yang menonjol telah memperoleh penghargaan dari seluruh masyarakat yang tidak pernah ada sebelumnya bagi reset reinkarnasi.
"Why should there be the method of science? There is not just one way to build a house, or even to grow tomatoes. We should not expect something as motley as the growth of knowledge to be strapped to one methodology." -Ian Hacking
Kelahiran kembali/Reinkarnasi berada pada cabang ilmu parapsychology.
Sebuah komite, yaitu Committee for Skeptical Inquiry, yang didirikan oleh Paul Kurts, memasukan parapsychology sebagai Pseudoscience. Pernyataan komite itu ternyata hanya mengutip [dan berasal] dari sebuah hasil polling yang dilakukan oleh satu group tertentu [gallup poll].
Sementara itu, American Association for the Advancement of Science (AAAS), yaitu sebuah komunitas saintific terbesar di dunia, dimana Paul kurts adalah juga sebagai anggotanya, justru mengelompokan parapsychology ke dalam komunitas sain.
Jadi, skeptisme bukanlah sikap apriori dengan bias emosional akan tetapi sikap dengan landasan logika berpikir yang mampu dipertanggungjawabkan.
Skepticism is a primary tool of science. We'd be hypocrites if we never directed a skeptical eye towards Scientific Skepticism itself. Denied imperfections and errors are free to grow without limit, and Skepticism is not immune to this problem. Unbridled gullibility can destroy science, but unbridled disbelief is no less a threat because it brings both a tolerance for bias and ridicule as well as the supression of untested new ideas. Better to take a middle road between total closed-mindedness and total gullibility. Practice pragmatism, pursue humility, and maintain a clear, honest, and continuing view of ourselves and the less noble of our own behaviors.
Some 'Skeptical' sources are filled with shameless emotional bias and intolerance of dissenting opinion. They adopt a stance of hostile apriori disbelief, they fill their arguments with logical fallacies, and they cultivate an attitude of sneering disgust for their so-called 'gullible' opponents. At the same time they hop on the coattails of science by presenting themselves as the voice of "reason." And despite their constant use of dishonest rhetorical techniques and fallacies of logic, they're convinced that they support rationality. In a word, they display the behavior which is the very definition of "pseudoscience."
Apa itu sains? Silakan baca link ini, ini, ini dan mmmhhh..terahir yang ini aja deh..
Sekarang ini ada 5 perguruan tinggi yang mempelajari masalah paranormal yaitu: Princeton University (USA), University of Edinburg (Inggris), University of Amsterdam (Belanda), University of Freiburg (Jerman) dan University of Virginia (USA). Banyak mahasiswa telah mendapatkan gelar Ph.D. melalui penelitian mereka tentang paranormal, dan akademik menghadapi riset fisik yang selalu berubah-ubah.
Para peneliti menemukan sejumlah bukti bahwa reinkarnasi bukanlah sesuatu yang takhayul dan telah dibuktikan secara ilmiah bahwa reinkarnasi ada di kehidupan manusia. Jadi, cara berpikir orang-orang telah berubah dan mulai dapat menerima lebih mudah akan kebenaran-kebenaran itu yang mana tidak dapat dilihat dengan kasat mata atau dirasakan dengan perasaan manusia.
Penelitian sistematik orang barat terhadap reinkarnasi bisa dilacak ke tahun 1882, saat pendirian Society for Psychical Research, yang salah satu sasaran utamanya ialah menyelidiki dan mengungkap atau mengkisahkan secara dokumenter fenomena yang menunjukkan orang sesudah mati masih eksis jiwanya.
Sejak tahun 1882 s/d tahun 1930an, para peneliti dari society tersebut di Perancis dan Italia telah menemukan contoh kasus beberapa kisah pribadi tentang memori kehidupan masa lampaunya, beberapa diantaranya telah mengalami pembuktian penelitian secara jangka panjang, memiliki daya keterandalan yang sangat kuat. Berdasarkan memory pribadi tentang pengalaman pada kehidupan masa lampau semacam ini dan setelah melalui metode penyelidikan dan pembuktian, disebutlah “Metode tradisional”.
Metode penelitian yang lainnya berkaitan dengan penggunaan hypnotherapy. Salah satu peneliti fenomena ganjil paling tersohor di Perancis:Col. Albert de Rochas, pertama kali secara sistematis menggunakan hypnotherapy membawa obyek penelitian ke dalam memori kehidupan masa lampau mereka dan menemukan bahwa si obyek tersebut walau tiada tertarik sedikitpun dengan reinkarnasi, mereka tetap saja dapat mengingat pengalaman kehidupan masa lampaunya. Begitulah ia menyimpulkan penemuan pribadinya di dalam artikel yang ditulisnya pada tahun 1905.
Tahun 1956, “The Search for Bridey Murphy”, hasil karya terkenal dari Morey Bernstein telah terbit. Buku tersebut melalui sang penulis sendiri yang mengikuti suatu kasus hypnotis, menggabungkan konsepsi reinkarnasi dan hypnotherapy menjadi satu, telah mengumandangkan terompet pioneer bagi reset ilmiah untuk reinkarnasi modern barat, juga telah membangun sebuah panggung lapang bagi climax reset reinkarnasi yang kelak bakal tiba.
Semenjak tahun 50-an pada abad yang lalu, hasil karya reset mengenai reinkarnasi dari barat sudah menumpuk sangat banyak. Entah sudah diatur atau memang kebetulan, sewaktu kalangan ilmuwan barat mulai tergugah ketertarikannya dengan reinkarnasi, Tiongkok dengan tanah humus budaya reinkarnasi paling tebal mulai mengkategorikannya sebagi “Tahayul” yang “Anti Iptek” dan telah membuangnya ke dalam tong sampah sejarah.
Ian Stevenson: Tokoh Simbolik Riset Reinkarnasi Reinkarnasi
Membicarakan penelitian reinkarnasi, ada seorang peneliti yang tidak bisa tidak, musti kita sebut, ia adalah tokoh simbolik peneliti reinkarnasi yang menggunakan “metode tradisional” yakni: Ian Stevenson, M.D., seorang profesor peneliti dari University of Virginia, Departemen Kejiwaan, Divisi Bagian Kepribadian (DOPS), ia adalah kepala penelitian masalah reinkarnasi. Penelitian DOPS ini dapat dimungkinkan karena adanya sumbangan dari Eminent Scholars Chair (semacam perkumpulan mahasiswa yang ulung) dan sejumlah besar warisan tanah dari Priscilla Woolfan. DOPS menyatakan
"tujuan utama penyelidikan secara ilmiah atas fenomena yang disarankan, asumsi dan teori yang dapat diterima oleh ilmu pengetahuan tentang sifat dasar dari pikiran ataupun kesadaran, dan hubungannya dengan materi yang mungkin salah."
Artikel yang ia publikasikan pada tahun 1960 (Bukti Memory Kehidupan Masa Lampau), dinobatkan sebagai prolog penelitian reinkarnasi barat modern. 40 tahun lebih sesudah tahun itu, ia berkeliling ke seluruh pelosok dunia, untuk menyelidiki, mencatat, mengumpulkan, menguji, dan mencocokkan orang-orang, terutama anak-anak, yang mengingat "kehidupan masa lalu, dan yang mempunyai tanda lahir atau cacat lahir yang dihubungkan dengan luka, biasanya fatal, pada orang yang mengingat kehidupan masa lalunya." Dr. Stevenson, telah mengumpulkan ribuan rekaman dari anak-anak berumur dari 2-7 tahun yang tinggal di Timur Tengah, Eropa, Asia dan Amerika
Sangat mencengangkan, ditemukan bahwa ingatan akan kehidupan masa lalu akan memudar sekitar umur 7 tahun. Anak-anak akan berbicara secara langsung tentang kehidupan masa lalunya, ingin pulang kembali ke "rumah," rindu sebagai ibu dan suami dari kehidupan yang lain, dan sering ditunjukkan dengan adanya tanda ketakutan yang tidak biasanya dalam keluarga yang sekarang atau yang tidak dapat dijelaskan oleh kehidupannya sekarang. Sebagai tambahan, mereka mengetahui sesuatu hal di mana mereka tidak dapat belajar atau mendengar dari kehidupannya sekarang. Yang sangat menakjubkan, pernyataan anak-anak dapat dibuktikan dengan kehidupan nyata atau kejadian kematian dalam banyak kasus.
Dr. Stevenson menulis, "Sering, anak-anak ini berbicara tentang orang-orang dan kejadian-kejadian dari kehidupan sebelumnya, bukan kehidupan yang samar-samar dari abad yang lalu, akan tetapi kehidupan yang jelas, individu yang dapat dikenali, yang kadang-kadang tidak seluruhnya diketahui oleh keluarganya dan tinggal di kota yang berbeda atau tempat yang berbeda atau tinggal di Negara yang lain." Biar pun, beberapa anak juga kelihatannya mengingat kehidupan sebelumnya yang terjadi pada dasawarsa yang lalu, yang paling mencengangkan, ia menemukan anak-anak yang dapat berbicara bahasa asing.
Dr. Stevenson telah mempublikasikan 10 buah karya kusus serta beberapa puluh tesis ilmiah, banyak diantaranya oleh para peneliti dianggap sebagai “kitab suci” mereka, terutama adalah 2 karya buku, "Twenty Cases Suggestive of Reincarnation" dan "Children Who Remember Previous Lives", yang telah banyak dimanfaatkan oleh peneliti generasi penerus.
Beberapa lainnya misalnya Reincarnation and Biology: A Contribution to the Etiology ofBirthmarks and Birth Defects, Where Reincarnation and Biology Intersect, andCases of the Reincarnation Type; Vol I (India), II (Sri Lanka), III (Lebanon danTurki) dan IV (Thailand dan Birma).
"Twenty Cases Suggestive of Reincarnation" adalah karya Stevenson yang membuatnya menjadi tersohor. 20 contoh kasus reinkarnasi yang tercatat di dalam bukunya, adalah sebagian contoh kasus yang dikoleksi, di-edit dan telah dilakukan verifikasi tatkala ia pada tahun antara 1961 hingga 1965 dari India, Sri Langka, Brazil, Libanon hingga ke Alaska-Amerika. Di dalam buku tersebut ada satu contoh kasus dalam reinkarnasi yang sangat langka dan mengandung contoh yang memiliki nilai penelitian istimewa, professor Stevenson menyebutnya sebagai "exchange incarnation / Pertukaran Inkarnasi".
Pada tahun 1954, Jasbir, anak dari Sri Girdhali Lal Jat yang berumur 3 setengah tahun dinyatakan mati karena cacar, belum sempat dikubur, pada malam harinya telah hidup kembali.
Setelah lewat beberapa hari sudah mulai bisa berbicara lagi, sesudah beberapa minggu ternyata bisa dengan jelas mengekspresikan dirinya sendiri.
Ia mengatakan dirinya bukan Jasbir sang anak, melainkan bernama Sobha Ram dan berusia 22 tahun, putra dari Sri Shankar Lal Tyagi Kepala Brahmana dari desa Vehedi.
Ia menjelaskan dengan detail kematiannya: Pada tahun 1954, Ia ada di suatu prosesi perkawinan dari satu desa ke desa lain , Ia memakan sebuah permen yang beracun pemberian seseorang yang meminjam uang darinya, Ia menjadi pening dan terjatuh dari atas kereta kuda yang ditumpanginya dan kepalanya terbentur hingga mati. Ia meninggalkan seorang istri (Sumantra ) dan seorang anak lelaki (Baleshwar ). Dalam kematiannya ia bertemu seorang ‘saddhu’ (orang suci) yang menyarankannya untuk mengambil tubuh lain dan ketika itu hanya ada tubuh jabir yang tersedia.
Karena ia Brahmana, Ia menolak segala makanan dari rumah, untung saja ada seorang perempuan Brahmana yang setiap hari berbaik hati membuatkan nasi untuknya jika tidak ia kemungkinan bisa sungguh-sungguh mati kelaparan. Kemudian kisahnya telah memperoleh pembuktian, anggota keluarga kehidupan masa lampaunya sering mengajaknya keluar bermain. Ia bermain dengan sukaria di “rumah lama”nya, tidak sudi balik ke rumah lagi, karena ia di situ mengalami kesepian dan kesendirian.
Contoh lainnya dari hasil riset Ian Stevenson ialah
Seorang anak bernama Ravi Shankar dilahirkan 1951 di kota Kanaiy, India Utara. Ayahnya bernama Ram Gupta; sejak berumur dua tahun si anak berkeras bahwa ayah sebenarnya adalah seorang bankir bernama Jogeshwar.
Dia juga mengatakan bahwa pada kehidupan lalunya dia dibunuh dengan digorok tenggorokannya oleh dua orang – Chaturi dan Jamahar. Sebagai bukti, si anak menunjuk tanda lahir di lehernya, yang memang bertanda-lahir seperti bekas luka potong. Penyelidikan kemudian membuktikan, bahwa ternyata setengah mil dari kediaman mereka, ada seorang bernama Jogeshwar yang mempunyai anak laki-laki bernama Munna yang telah dibunuh, persis seperti yang digambarkan oleh Ravi Shankar.
Yang berwajib sejauh ini memang sangat mencurigai dua orang sebagai pembunuhnya, seorang binatu bernama Chaturi dan seorang bankir bernama Jamahar, namun mereka dibebaskan karena kurangnya bukti. Munna dibunuh enam bulan sebelum Ravi lahir.
Karya utama Stevenson termasuk: “Reinkarnasi dan ilmu biologi – perjumpaan disini”, “Bahasa yang bisa sendiri tanpa dipelajari – penelitian baru terhadap kemampuan bahasa asing supra natural”, “Contoh kasus bentuk reinkarnasi (4 jilid)” dll.
Meskipun Stevenson bukannya orang pertama dari barat yang melakukan penelitian reinkarnasi, tetapi ia dengan sikap yang serius, gaya yang teliti dan status/posisi keilmuan yang menonjol telah memperoleh penghargaan dari seluruh masyarakat yang tidak pernah ada sebelumnya bagi reset reinkarnasi.
Re: From Hero To Zero: Pengakuan Sain, Agama Langit dan Bumi terhadap Kelahiran Kembali/Reinkarnasi!
TERAPI KILAS BALIK
Dalam bukunya berjudul Birthmarks, Dr. Stevenson melaporkan ada lebih dari 200 kasus. Digambarkan dengan detail kematian anak-anak pada kehidupan sebelumnya, seperti terbunuh oleh suatu benda tajam. "Tanda lahir sering dihubungkan dengan luka atau tanda-tanda yang lain pada kematian seseorang yang hidup yang diingat oleh anak-anak." Ia juga dapat menemukan hubungannya dari laporan visum kedokteran dan dapat juga membuktikan ketelitian dari masing-masing ingatan anak.
Tipe penelitian yang lain, seperti disebutkan sebelumnya adalah berdasarkan atas setiap orang yang dihipnotis oleh seorang psikoterapi, untuk memanggil ingatan pada kehidupan sebelumnya. Sebenarnya, "hipnotis" tidak menggambarkan proses untuk memanggil kehidupan sebelumnya. Pada kenyataannya menggunakan teknik yang lebih maju yang disebut "Terapi Kilas Balik Kehidupan Masa Lalu (PRL)." Di bawah pengaruh PRL pasien tidak tertidur dan gelombang otaknya berbeda dari kondisi tidur. Lebih jauh, berkenaan dengan gelombang otak, beberapa psikoterapi dapat menyebabkan pasien berada pada tingkat kesadaran yang berbeda daripada kondisi hipnotis tradisional. Kondisi ini lebih dapat disamakan pada kondisi hening yang dicapai melalui suatu kultivasi. Telah diketahui bahwa dalam kondisi kesadaran yang terpusat, pasien dapat melakukan kontak dengan kesadaran yang lebih dalam. Mereka kemudian dapat masuk ke masa lalu, sementara kesadaran sekarang ini masih aktif.
Memang PRL masih sangat kontroversial dan mendapat kecaman yang keras dari sejumlah ilmuwan. Namun demikian, David Quigley menemukan di riset ilmiah dan percobaan dengan PRL ada "sejumlah besar data yang akan membuktikan kepada ilmuwan bahwa banyak ingatan "kehidupan masa lalu" berdasarkan dari kisah nyata sejarah. Kemudian dia mengutip hasil riset dari Helen Wambach (Reliving Past Lives), Marge Riedes Mison ke Marlboro dan 30 kasus reinkarnasi milik Ian Stevenson. Dia berkata, "Siapa saja yang masih tidak mengakui ini, pada kenyataannya, mereka terperangkap dalam 'ajaran' yang tidak irasional, dapat disamakan dengan kepercayaan para "sarjana" gereja di abad ke-16 yang tetap pada kepercayaannya bahwa bumi sebagai pusat sistem tata surya.
Dr. Brian Weiss, M.D
Seorang psikoterapi tradisional, lulusan Universitas Columbia dan Yale Medical School dan Kepala Psikiatri Emeritus di Mount Sinai Medical Center di Miami, adalah orang yang paling terkenal menggunakan PRL. Setelah lulus dari Yale, dia mengajar di Universitas Pittsburgh dan Universitas Miami. Di umurnya yang ke delapan puluh, saat dia menjadi Kepala Psikiatri Emeritus, ia telah menerbitkan kurang lebih 40-an makalah.
Sebagai seorang yang terpelajar, dia tidak terlalu ambil perhatian terhadap parapsikologi. Awalnya dia tidak mempunyai pengetahuan sama sekali, dan tidak tertarik dengan reinkarnasi. Belakangan Dr. Weiss mulai tertarik masalah tersebut. Buku pertamanya yang membahas masalah reinkarnasi Many Lives, Many Masters terjual sebanyak dua juta kopi, dan telah diterjemahkan ke lebih dua puluh bahasa.
Dalam buku Dr, Weiss yang berjudul: “Cinta Sejati Singgah Selamanya”, diantaranya dikisahkan seorang lelaki dan seorang wanita yang selamanya belum pernah kenal mencari doctor Weiss melakukan therapy Mengenang.
Kedua orang masing-masingnya mengingat kehidupan bersama pada masa lampau yakni 2000 tahun yll di Jerusalem, ketika itu mereka adalah sepasang ayah dan anak, si ayah mengalami siksaan pasukan Roma dan mati di pelukan putrinya. Mereka berdua pernah bertemu satu kali di dalam klinik Weiss, namun karena etika profesi, Weiss tidak boleh saling membocorkan memori mereka. Akan tetapi setelah therapy mereka dinyatakan selesai, jemari takdir telah mengembangkan pengaturannya dengan gaib, kedua orang tersebut secara “kebetulan” bersamaan menumpang pesawat yang sama, kemudian saling berkenalan dan saling mencinta.
Dr. Helen Wambach
Dalam buku Dr. Wambach yang berjudul ‘Reliving Past Lives and Life Before Life’ diterbitkan pada tahun 1978 oleh Bantam paperback books. Buku ini memuat bukti dari reinkarnasi selama proses hypnosis. Dr. Wambach, dengan pengalaman profesionalnya semula di bingungkan dan cenderung sinis mengenai hal ini namun menjadi tertarik pada penomena spritual dan mendapatkan satu kesimpulan pasti mengenainya
Ia lakukan survey Dalam sepuluh tahun mengenai kehidupan sebelumnya melalui metoda hypnosis kepada 1,088 orang. Ia memilih subjeknya adalah kulit putih kelas menengah dari california. Usia subjek rata-rata adalah 30 tahun, lahir di setelah tahun 1945. Dalam Hipnosis, Dr. Wambach tanyakan secara sfesifik mengenai waktu kehidupan mereka, status social, keseharian mereka, ras, jenis kelamin, pakaian, perabotan, uang, rumah dan yang mereka suka di kehidupan sebelumnya.
Perlu dicatat, sebelum hipnosis umumnya mereka berpikir bahwa di kehidupan dulu mereka adalah seorang terkenal, sukses atau orang terhormat dan bukan sebagai orang biasa seperti petani atau di kehidupan suku primitif
Hasil analisis dari data yang tekumpul, Dr. Wambach menyimpulkan bahwa informasi melalui metoda hipnosis dengan rekaman sejarah adalah sesuai dengan fakta dengan pengecualian pada 11 subjek, sebagai contoh seorang subjek mengatakan bahwa ia main piano pada abad ke 15, padahal piano ditemuan baru dua abad sebelumnya, sembilan subjek memberikan deviasi tipis pada frame waktu sejarah, 1 % dari seluruh subjek ternyata tidak memberikan informasi akurat selama hipnosis
Dari status sosial, Dr Wambach menemukan hasil bahwa mereka 10% dari Kelas atas, 20-35% kelas menengah dan 55-70% dari kelas bawah dengan proprosi kelas menengah adalah relatif lebih besar pada tahun kehidupan mereka di 1000 SM, kemudian menurun dan meningkat kembali di taun 1700 M dibandingkan dengan tahun 1000 SM
60-77% hidup dibawah standar kemiskinan, memakai pakaian buatan sendiri, rumah dari atap jerami. Mayoritas adalah petani yag bekerja tiap hari di ladang, tidak ada dari mereka yang dahulunya adalah orang terkenal dalam sejarah. Mereka yang memiliki status sosial tinggi kelihatannya tidak menyukai kehidupan mereka, mempunyai beban untuk bertahan hidup. Mereka yang dulunya hidup sebagai petani atau hidup di suku yang primitif puas dengan kehidupan mereka
Mereka pernah hidup di berbagai area geografi, mempunyai warna rambut yang berbeda-beda. Dr Wambach membagi kehidupan mereka sebelumnya kedalam turunan kaukasus, Asia, Indian, Kulit Hitam dan Timur tengah. Di sekitar kehidupan 2000 SM, 20% subjek adalah ras kaukasus, hidup tersebar di timur tengah, mediterania, eropa dan asia tengah (Kazakhstan, Uzbekistan, dsb yang dulu dinamakan daerah padang rumput).
Antara kehidupan tahun 1900 dan 1945, 1/3 adalah ras asia. Banyak dari mereka meninggal karena penyebab non alami selama tahun 1900-1945, yaitu dua perang dunia, perang sipil di negara2 asia. Mereka segera reinkarnasi setelah meninggal. 69% dari subject meninggal di sekitar tahun 1850-an adalan ras kaukasus. Yang meninggal tahun 1900-1945, 40%-nya ras kaukasus.
Jenis kelamin subjek adalah tidak sama dipelbagai kehidupan, sebagai contoh seorang pria dulunya adalah wanita dan hidup di China pada tahun 480 SM. Pria lainnya dulunya lahir sebagai seorang wanita Indian yang meninggal akibat sulit melahirkan. Pria itu dapat menggambarkan kesakitan yang ia derita. Dari populasi, rasio pria dan wanita di kehidupan dahulunya adalah sama disetiap usianya
mereka yang hidup di tahun 500 SM menyatakan bahwa makanan tidaklah buruk. 20% mengingat bahwa mereka memakan daging unggas dan biri2. Namun di sekitar tahun 25 M s/d 1200 M. Kebiasaan makan masyarakat menjadi lebih buruk, para subjek mengatakan bahwa makanan kurang ada rasanya
Satu orang ingat bahwa ia hidup pada tahun 800 M di daerah yang saat ini dinamakan Indonesia, Ia mengigat bahwa ia makan sejenis kacang2an yang ia tidak pernah lihat dan makan seumur hidup sekarang. Suatu ketika ia melihat jenis kacang itu ada di majalah dan persis dengan yang ia ingat makan selama priode hipnosis, Artikel tersebut mengatakan bahwa kacang2an itu hanya ditemukan di pulau Bali [mungkin yang ia maksud adalah jukut undis]
Kelahiran kembali sebagai binatang
Situs past life memory Bank merekam pengakuan orang-orang yang mengklaim bahwa mereka pernah dilahirkan sebagai binatang misalnya , Merpati, srigala, Anjing, Unta, Ikan, dan lain sebagainya
Pada 17 Juni 2009, Di Vihara Sakyamuni, Padang Sambian, Denpasar, pada sebuah acara talk peluncuran buku "Born Again"-nya Dr Walter Semkiew yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Ia ditemani oleh Brenda Ie-Mc Rae, yang juga seorang Hypnotheraphist, dari International Association for Regression Research and Therapies (IARRT). Di satu sesi tanya jawab, Brenda pernah melakukan penelusuran kehidupan masa lalu Kliennya yang terlahir sebagai Burung, Ikan dan sejenis Ular. Ini diketahui, dari petunjuk misalnya, kliennya menyatakan tidak mempunyai kaki dan tangan, berenang di dalam air, dst.
Brenda Ie-Mc Rae, yang juga terlatih di teknik Meditasi, kemudian melanjutkan bahwa Ia dalam suatu sesi meditasi, pernah mengingat beberapa kehidupan masa lalunya, salah satunya adalah sebagai seekor Kerbau, yang tengah di pukuli oleh sekelompok orang. Ketika menelusuri lebih jauh kebelakang, Ia ternyata juga pernah terlahir sebagai seseorang yang berulang kali membunuhi kerbau. [Untuk keperluan konfirmasi dan theraphy, silakan menghubungi beliau di nomor telepon: 0816 764 510, alamat email: Brenda@hypnosisforhealing.com]
Survey dan polling
Survey tahun 1999-2002, Yang percaya pada reinkarnasi: Negara-negara Nordic 22%, Negara-negara Baltic, termasuk Lithuania 44%. Jerman timur 12%, Russia 33%, Negara eropa barat 22%
Survey Subday Telegraph di London, tahun 1985: 28% dari orang Inggris percaya akan reinkarnasi.
U.S. surveys
Survey george Gallup:
Tahun 1982, 67% dari orang Amerika percaya akan kehidupan sesudah mati dan 23% percaya pada reinkarnasi
Tahun 2005, 20 % Orang dewasa Amerika percaya reinkarnasi
Menurut survey Barna Group, NGO riset kristen, 25% Kristen US percaya -[Dr. Joel L. Whitton Ph.D dan Joe Fisher: Life Between Life, penerbit Gafton, 1987, hal 87.]
Apa yang terjadi di MILENIUM KE-2 Masehi?
Pada tahun 1980 sekelompok kecil Psikiatris dan psikolog secara bersama membentuk perkumpulan yang dinamaan Association for Past-Life Research and Therapies (APRT). Pada tahun 2000, direformasi menjadi International Association for Regression Research and Therapies (IARRT). Selama 20 tahun, asosiasi berkembang dengan 1000 anggota di 20 negara yang memiliki lisensi psikotherapist yang menghasilkan konsistensi bukti-bukti dan juga pertukaran informasi melalui konfrensi, newsletter dan jurnal-jurnal professional. [Sekelumit dari: Reincarnation and Past-Life Regression: A Leap through the Looking-Glass, Greg Paxson]
[Pustaka: Erabaru, Parisada.org, Reinkarnasi dari Sudut Pandang Ilmu Kedokteran Barat, Wikipedia, Richard Holmes, Animal Memories, Evidence for Reincarnation from Western Medical Research]
Dalam bukunya berjudul Birthmarks, Dr. Stevenson melaporkan ada lebih dari 200 kasus. Digambarkan dengan detail kematian anak-anak pada kehidupan sebelumnya, seperti terbunuh oleh suatu benda tajam. "Tanda lahir sering dihubungkan dengan luka atau tanda-tanda yang lain pada kematian seseorang yang hidup yang diingat oleh anak-anak." Ia juga dapat menemukan hubungannya dari laporan visum kedokteran dan dapat juga membuktikan ketelitian dari masing-masing ingatan anak.
Tipe penelitian yang lain, seperti disebutkan sebelumnya adalah berdasarkan atas setiap orang yang dihipnotis oleh seorang psikoterapi, untuk memanggil ingatan pada kehidupan sebelumnya. Sebenarnya, "hipnotis" tidak menggambarkan proses untuk memanggil kehidupan sebelumnya. Pada kenyataannya menggunakan teknik yang lebih maju yang disebut "Terapi Kilas Balik Kehidupan Masa Lalu (PRL)." Di bawah pengaruh PRL pasien tidak tertidur dan gelombang otaknya berbeda dari kondisi tidur. Lebih jauh, berkenaan dengan gelombang otak, beberapa psikoterapi dapat menyebabkan pasien berada pada tingkat kesadaran yang berbeda daripada kondisi hipnotis tradisional. Kondisi ini lebih dapat disamakan pada kondisi hening yang dicapai melalui suatu kultivasi. Telah diketahui bahwa dalam kondisi kesadaran yang terpusat, pasien dapat melakukan kontak dengan kesadaran yang lebih dalam. Mereka kemudian dapat masuk ke masa lalu, sementara kesadaran sekarang ini masih aktif.
Memang PRL masih sangat kontroversial dan mendapat kecaman yang keras dari sejumlah ilmuwan. Namun demikian, David Quigley menemukan di riset ilmiah dan percobaan dengan PRL ada "sejumlah besar data yang akan membuktikan kepada ilmuwan bahwa banyak ingatan "kehidupan masa lalu" berdasarkan dari kisah nyata sejarah. Kemudian dia mengutip hasil riset dari Helen Wambach (Reliving Past Lives), Marge Riedes Mison ke Marlboro dan 30 kasus reinkarnasi milik Ian Stevenson. Dia berkata, "Siapa saja yang masih tidak mengakui ini, pada kenyataannya, mereka terperangkap dalam 'ajaran' yang tidak irasional, dapat disamakan dengan kepercayaan para "sarjana" gereja di abad ke-16 yang tetap pada kepercayaannya bahwa bumi sebagai pusat sistem tata surya.
Dr. Brian Weiss, M.D
Seorang psikoterapi tradisional, lulusan Universitas Columbia dan Yale Medical School dan Kepala Psikiatri Emeritus di Mount Sinai Medical Center di Miami, adalah orang yang paling terkenal menggunakan PRL. Setelah lulus dari Yale, dia mengajar di Universitas Pittsburgh dan Universitas Miami. Di umurnya yang ke delapan puluh, saat dia menjadi Kepala Psikiatri Emeritus, ia telah menerbitkan kurang lebih 40-an makalah.
Sebagai seorang yang terpelajar, dia tidak terlalu ambil perhatian terhadap parapsikologi. Awalnya dia tidak mempunyai pengetahuan sama sekali, dan tidak tertarik dengan reinkarnasi. Belakangan Dr. Weiss mulai tertarik masalah tersebut. Buku pertamanya yang membahas masalah reinkarnasi Many Lives, Many Masters terjual sebanyak dua juta kopi, dan telah diterjemahkan ke lebih dua puluh bahasa.
Dalam buku Dr, Weiss yang berjudul: “Cinta Sejati Singgah Selamanya”, diantaranya dikisahkan seorang lelaki dan seorang wanita yang selamanya belum pernah kenal mencari doctor Weiss melakukan therapy Mengenang.
Kedua orang masing-masingnya mengingat kehidupan bersama pada masa lampau yakni 2000 tahun yll di Jerusalem, ketika itu mereka adalah sepasang ayah dan anak, si ayah mengalami siksaan pasukan Roma dan mati di pelukan putrinya. Mereka berdua pernah bertemu satu kali di dalam klinik Weiss, namun karena etika profesi, Weiss tidak boleh saling membocorkan memori mereka. Akan tetapi setelah therapy mereka dinyatakan selesai, jemari takdir telah mengembangkan pengaturannya dengan gaib, kedua orang tersebut secara “kebetulan” bersamaan menumpang pesawat yang sama, kemudian saling berkenalan dan saling mencinta.
Dr. Helen Wambach
Dalam buku Dr. Wambach yang berjudul ‘Reliving Past Lives and Life Before Life’ diterbitkan pada tahun 1978 oleh Bantam paperback books. Buku ini memuat bukti dari reinkarnasi selama proses hypnosis. Dr. Wambach, dengan pengalaman profesionalnya semula di bingungkan dan cenderung sinis mengenai hal ini namun menjadi tertarik pada penomena spritual dan mendapatkan satu kesimpulan pasti mengenainya
Ia lakukan survey Dalam sepuluh tahun mengenai kehidupan sebelumnya melalui metoda hypnosis kepada 1,088 orang. Ia memilih subjeknya adalah kulit putih kelas menengah dari california. Usia subjek rata-rata adalah 30 tahun, lahir di setelah tahun 1945. Dalam Hipnosis, Dr. Wambach tanyakan secara sfesifik mengenai waktu kehidupan mereka, status social, keseharian mereka, ras, jenis kelamin, pakaian, perabotan, uang, rumah dan yang mereka suka di kehidupan sebelumnya.
Perlu dicatat, sebelum hipnosis umumnya mereka berpikir bahwa di kehidupan dulu mereka adalah seorang terkenal, sukses atau orang terhormat dan bukan sebagai orang biasa seperti petani atau di kehidupan suku primitif
Hasil analisis dari data yang tekumpul, Dr. Wambach menyimpulkan bahwa informasi melalui metoda hipnosis dengan rekaman sejarah adalah sesuai dengan fakta dengan pengecualian pada 11 subjek, sebagai contoh seorang subjek mengatakan bahwa ia main piano pada abad ke 15, padahal piano ditemuan baru dua abad sebelumnya, sembilan subjek memberikan deviasi tipis pada frame waktu sejarah, 1 % dari seluruh subjek ternyata tidak memberikan informasi akurat selama hipnosis
Dari status sosial, Dr Wambach menemukan hasil bahwa mereka 10% dari Kelas atas, 20-35% kelas menengah dan 55-70% dari kelas bawah dengan proprosi kelas menengah adalah relatif lebih besar pada tahun kehidupan mereka di 1000 SM, kemudian menurun dan meningkat kembali di taun 1700 M dibandingkan dengan tahun 1000 SM
60-77% hidup dibawah standar kemiskinan, memakai pakaian buatan sendiri, rumah dari atap jerami. Mayoritas adalah petani yag bekerja tiap hari di ladang, tidak ada dari mereka yang dahulunya adalah orang terkenal dalam sejarah. Mereka yang memiliki status sosial tinggi kelihatannya tidak menyukai kehidupan mereka, mempunyai beban untuk bertahan hidup. Mereka yang dulunya hidup sebagai petani atau hidup di suku yang primitif puas dengan kehidupan mereka
Mereka pernah hidup di berbagai area geografi, mempunyai warna rambut yang berbeda-beda. Dr Wambach membagi kehidupan mereka sebelumnya kedalam turunan kaukasus, Asia, Indian, Kulit Hitam dan Timur tengah. Di sekitar kehidupan 2000 SM, 20% subjek adalah ras kaukasus, hidup tersebar di timur tengah, mediterania, eropa dan asia tengah (Kazakhstan, Uzbekistan, dsb yang dulu dinamakan daerah padang rumput).
Antara kehidupan tahun 1900 dan 1945, 1/3 adalah ras asia. Banyak dari mereka meninggal karena penyebab non alami selama tahun 1900-1945, yaitu dua perang dunia, perang sipil di negara2 asia. Mereka segera reinkarnasi setelah meninggal. 69% dari subject meninggal di sekitar tahun 1850-an adalan ras kaukasus. Yang meninggal tahun 1900-1945, 40%-nya ras kaukasus.
Jenis kelamin subjek adalah tidak sama dipelbagai kehidupan, sebagai contoh seorang pria dulunya adalah wanita dan hidup di China pada tahun 480 SM. Pria lainnya dulunya lahir sebagai seorang wanita Indian yang meninggal akibat sulit melahirkan. Pria itu dapat menggambarkan kesakitan yang ia derita. Dari populasi, rasio pria dan wanita di kehidupan dahulunya adalah sama disetiap usianya
mereka yang hidup di tahun 500 SM menyatakan bahwa makanan tidaklah buruk. 20% mengingat bahwa mereka memakan daging unggas dan biri2. Namun di sekitar tahun 25 M s/d 1200 M. Kebiasaan makan masyarakat menjadi lebih buruk, para subjek mengatakan bahwa makanan kurang ada rasanya
Satu orang ingat bahwa ia hidup pada tahun 800 M di daerah yang saat ini dinamakan Indonesia, Ia mengigat bahwa ia makan sejenis kacang2an yang ia tidak pernah lihat dan makan seumur hidup sekarang. Suatu ketika ia melihat jenis kacang itu ada di majalah dan persis dengan yang ia ingat makan selama priode hipnosis, Artikel tersebut mengatakan bahwa kacang2an itu hanya ditemukan di pulau Bali [mungkin yang ia maksud adalah jukut undis]
Kelahiran kembali sebagai binatang
Situs past life memory Bank merekam pengakuan orang-orang yang mengklaim bahwa mereka pernah dilahirkan sebagai binatang misalnya , Merpati, srigala, Anjing, Unta, Ikan, dan lain sebagainya
Pada 17 Juni 2009, Di Vihara Sakyamuni, Padang Sambian, Denpasar, pada sebuah acara talk peluncuran buku "Born Again"-nya Dr Walter Semkiew yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Ia ditemani oleh Brenda Ie-Mc Rae, yang juga seorang Hypnotheraphist, dari International Association for Regression Research and Therapies (IARRT). Di satu sesi tanya jawab, Brenda pernah melakukan penelusuran kehidupan masa lalu Kliennya yang terlahir sebagai Burung, Ikan dan sejenis Ular. Ini diketahui, dari petunjuk misalnya, kliennya menyatakan tidak mempunyai kaki dan tangan, berenang di dalam air, dst.
Brenda Ie-Mc Rae, yang juga terlatih di teknik Meditasi, kemudian melanjutkan bahwa Ia dalam suatu sesi meditasi, pernah mengingat beberapa kehidupan masa lalunya, salah satunya adalah sebagai seekor Kerbau, yang tengah di pukuli oleh sekelompok orang. Ketika menelusuri lebih jauh kebelakang, Ia ternyata juga pernah terlahir sebagai seseorang yang berulang kali membunuhi kerbau. [Untuk keperluan konfirmasi dan theraphy, silakan menghubungi beliau di nomor telepon: 0816 764 510, alamat email: Brenda@hypnosisforhealing.com]
Survey dan polling
Survey tahun 1999-2002, Yang percaya pada reinkarnasi: Negara-negara Nordic 22%, Negara-negara Baltic, termasuk Lithuania 44%. Jerman timur 12%, Russia 33%, Negara eropa barat 22%
Survey Subday Telegraph di London, tahun 1985: 28% dari orang Inggris percaya akan reinkarnasi.
U.S. surveys
Survey george Gallup:
Tahun 1982, 67% dari orang Amerika percaya akan kehidupan sesudah mati dan 23% percaya pada reinkarnasi
Tahun 2005, 20 % Orang dewasa Amerika percaya reinkarnasi
Menurut survey Barna Group, NGO riset kristen, 25% Kristen US percaya -[Dr. Joel L. Whitton Ph.D dan Joe Fisher: Life Between Life, penerbit Gafton, 1987, hal 87.]
Apa yang terjadi di MILENIUM KE-2 Masehi?
Pada tahun 1980 sekelompok kecil Psikiatris dan psikolog secara bersama membentuk perkumpulan yang dinamaan Association for Past-Life Research and Therapies (APRT). Pada tahun 2000, direformasi menjadi International Association for Regression Research and Therapies (IARRT). Selama 20 tahun, asosiasi berkembang dengan 1000 anggota di 20 negara yang memiliki lisensi psikotherapist yang menghasilkan konsistensi bukti-bukti dan juga pertukaran informasi melalui konfrensi, newsletter dan jurnal-jurnal professional. [Sekelumit dari: Reincarnation and Past-Life Regression: A Leap through the Looking-Glass, Greg Paxson]
[Pustaka: Erabaru, Parisada.org, Reinkarnasi dari Sudut Pandang Ilmu Kedokteran Barat, Wikipedia, Richard Holmes, Animal Memories, Evidence for Reincarnation from Western Medical Research]
Re: From Hero To Zero: Pengakuan Sain, Agama Langit dan Bumi terhadap Kelahiran Kembali/Reinkarnasi!
Ajaran India
Manusia sekarang adalah hasil dari ribuan pengulangan pikiran dan perbuatan. Ia bukan sudah jadi; ia menjelma, dan masih menjelma. Sifatnya telah ditentukan oleh pilihannya sendiri. Pikiran, perbuatan yang ia pilih, yang menjadi kebiasaan membentuknya.
Anak kembar yang berasal dari satu telur memiliki kesamaan keturunan dan kesamaan lingkungan. Namun ahli psikologi telah meneliti bahwa mereka berbeda dalam sifat dan wataknya.
Oleh karena itu, mungkin perbedaan ini disebabkan oleh faktor ketiga (selain dari keturunan dan lingkungan), yaitu “pembawaan“ kepandaian yang lampau, dan tingkah laku dari kehidupan yang sebelumnya.
Adanya anak jenius atau yang luar biasa kepandaiannya tidak dapat diterangkan dengan memuaskan dipandang dari segi keturunan atau lingkungan, hanya kepandaian bawaan dari satu kehidupan ke kehidupan lain yang dapat menjelaskan kasus – kasus khusus seperti itu Ambillah contoh kasus kembar siam Chang dan Eng yang terkenal. Ini adalah kasus dengan kesamaan keturunan dan kesamaan lingkungan.
Para ahli yang telah mempelajari tingkah laku mereka melaporkan bahwa keduanya memiliki watak yang berbeda jauh, Chang kecanduan minuman keras, sedangkan Eng tidak minum minuman keras.
Sebab dari perbedaan dan ketidaksamaan kelahiran di kehidupan ini salah satunya adalah atitakamma (perbuatan baik dan buruk dari setiap individu dalam kehidupan yang lampau). Dengan kata lain, setiap manusia menuai apa yang telah ditaburnya di masa lampau. Dengan cara yang sama, perbuatannya sekarang membentuk masa depannya.
"Setiap kelahiran kembali dimulai dengan satu set kemungkinan tersembunyi yang unik, kumpulan dari pengalaman di masa lampau. Itulah mengapa terdapat perbedaan sifat, mengapa setiap orang diberkahi dengan apa yang disebut oleh penganut teisme sebagai 'karunia'(bakat), dan kemungkinan – kemungkinan yang tak terbatas"-[Dr. Cassius A. Pereira (belakangan Thera Kassapa), "What I Believe", Ceylon Observer, Oktober, 1937]
Di atas, sudah saya sampaikan Col. Albert de Rochas, Dr Stevenson, Dr Brian Weiss dan Dr Helen Wambach dan Dr Arthur Guirdham. Ilmuwan yang saya sebutkan itu JELAS tidak beragama HINDU atau BUDDHA!
Mereka itu skeptic, tidak mendukung adanya reinkarnasi!...itu pada awalnya...namun justru dari penelitian mereka sendiri, mereka malah temukan bukti-bukti kuat yang reliable mengenai adanya Kelahiran Kembali!
Berikut dibawah ini adalah pernyataan dari beberapa Ahli Psikologis dan Psikiatris, yang dulunya super SKEPTIS karena pekerjaan mereka, namun setelah melakukan penelitian, berkesimpulan:
Dr. Helen Wambach-pun, mengatakan ini:
'I don't believe in reincarnation — I know it!' (Wambach 1978)
Dr Arthur Guirdham, psychiatrist Inggris, mengatakan ini:
If I didn't believe in reincarnation on the evidence I'd received I'd be mentally defective' (cited Fisher 1986: 65)
Dr Gerald Netherton, dibesarkan di lingkungan Methodist yang fundamentalis, mengatakan ini:
Many people go away believing in reincarnation as a result of their experience ...What is the logical answer? That it actually is happened! (cited Fisher 1986: 65)
Dr Alexander Cannon mengatakan ini:
For years the theory of reincarnation was a nightmare to me and I did my best to disprove it... Yet as the years went by one subject after another told me the same story in spite of different and varied conscious beliefs. Now well over a thousand cases have been investigated and I have to admit that there is such a thing as reincarnation ' (cited Fisher 1986: 65)
Dr Edith Fiore dari US, mengatakan ini:
If someone's phobia is eliminated instantly and permanently by his remembrance of an event from the past (life), it makes logical sense that the event must have happened (cited Fisher 1986: 65)
Penganut ajaran aliran India tidak akan ragu sedikitpun apabila disuguhi kisah nyata seperti ini:
Shanti Devi (Lahir di Delhi tahun 1926). Ketika berumur tiga tahun, dia mulai berkata-kata tentang kehidupannya yang lalu. Dia mengatakan bahwa dulu dia tinggal di Mathura (80 mil dari Delhi), dan lahir pada tahun 1902 dari kasta Choban. Dia menikah dengan seorang pedagang kain yang bernama Kedar Nath Chaubey.
Kendati ia dianggap gila oleh sebagian orang, toh orangtuanya masih menyempatkan diri untuk mencari tahu tentang orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan Kedar Nath Chaubey di Mathura.
Ketika Shanti Devi berumur 9 tahun, pada tahun 1935, orang tuanya menulis surat ke orang tersebut untuk menanyakan apakah ada orang yang bernama Kedar Nath Chaubey, yang mempunyai pekerjaan sebagai pedagang kain, dan istrinya meninggal sepuluh hari setelah melahirkan seorang anak laki-laki, seperti yang pernah diceritakan oleh anaknya. Kenalan itu menjawab suratnya dengan membenarkan semua hal yang ditanyakannya. Kemudian, keluarga dari suaminya mengirimkan seorang paman (dari kehidupan Shanti Devi yang lalu), Shanti devi segera mengenali & memeluknya ketika dia datang. Selanjutnya tanpa pemberitahuan terlebbih dahulu, suami dan putranya (dari kehidupan yang lalu) datang ke Delhi untuk menemui Shanti Devi. Shanti Devi pun segera mengenali mereka.
Pada tahun berikutnya, tahun 1936, dibentuk suatu komite untuk mencatat apa yang akan terjadi bila Shanti Devi dibawa ke rumah (yang sering dikatakan oleh gadis cilik ini sebagai rumah di kehidupannya yang lalu) di Mathura. Mereka pergi ke Mathura dengan kereta api.
Begitu kereta berhenti di stasiun Mathura, Shanti Devi segera mengenali salah seorang kerabatnya, walaupun yang bersangkutan berada di antara kerumunan banyak orang. Dia menggunakan bahasa daerah di tempat tersebut, meskipun dia belum pernah ke sana. Kemudian, dia dinaikan ke sebuah kereta kuda dan kusirnya diinstruksikan untuk untuk mengikuti apa yang dikatakan oleh Shanti Devi. Dia kelihatan sangat hapal dengan jalan-jalan di kota itu, walaupun itu adalah pertama kalinya dia datang ke Mathura. Diapun memberi petunjuk kepada kusir untuk menuju rumah Kedar Nath Chaubey. Rumah itu telah dicat dengan cat yang baru namun dia, dengan mudah, dapat mengenalinya. Di dekat rumah itu ada seorang Brahmana tua, dan dia mengenalinya sebagai mertuanya.
Waktu memasuki rumah, Shanti Devi ditanya tentang susunan ruang, kloset, dan lain-lainnya. Semuanya dijawab dengan tepat. Kemudian, dia pergi ke rumah sebelah, yang merupakan rumah dari orangtuanya (dari kehidupan yang lalu), dan mengenali orangtuanya, meskipun waktu itu orangtuanya berada di kerumunan sekitar 50 orang. Setelah itu, dia mengatakan bahwa dia pernah menyimpan uang di salah satu sudut dari rumah kerabatnya di dekat rumah itu. Komite menggali di lokasi yang disebutkan oleh gadis cilik itu, tetapi mereka tidak menemukan apa-apa. Shanti Devi tetap bersikukuh bahwa dia telah menyimpan sejumlah orang di tempat itu. Akhirnya, Kedar Nath Chaubey mengaku bahwa dia telah mengambil dan memindahkan uang tersebut. [San Francisco Examiner, 28/8/1928. Detail kisah dan foto shanti Devi lihat di sini]
Juga pada kisah Swarnlata yang Manis
Swarnlata Mishra lahir pada keluarga kaya dan intelektual di Pradesh India pada tahun 1948, ketika ia berusia 3 tahun dan bepergian dengan ayahnya melewati kota Katni (lebih dari 100 Mil dari rumahnya), tiba2 ia menunjuk dan meminta supir untuk berbelok arah menuju ‘rumahku’ dan mengajak mereka untuk menikmati secangkir teh disana daripada meneruskan perjalanan
Beberapa saat kemudian, ia menceritakan lebih detail mengenai hidupnya di Katni (semuanya dituliskan oleh ayahnya). Namanya adalah Biya Pathak, dan ketika itu ia punya 2 anak, ia memberikan detail keadaan rumahnya di Zhurkutia, distrik katni, ada pintu hitam dengan baut besi, empat ruangan di semen namun dibagian lainnya belum selesai, lantai depan dari batu. Dibelakang rumah ada sekolah khusus wanita, di depan jalan ada rel kereta api dan tempat pembakaran kapur yang terlihat dari rumah. Ia menambahkan bahwa keluarga itu punya sepeda motor (barang yang sangat langka di tahun 1950 dan bahkan lebih langka lagi sebelum swarnlata lahir). Swarnlata katakan bahwa Biya wafat karena ‘sakit di tenggorokan’ dan ia dirawat oleh Dr S.C Bhabrat di Jabalpur. Ia juga ingat insiden pada satu perkawinan ketika ia dan temannya sulit menemukan kakus.
Di musim semi 1959, ketika Swarnlata berusia 10 tahun, berita kasus ini sampai pada Prof Sri H.N.Banerjee, seorang peneliti penomena paranormal keturunan India yang merupakan rekan sekerja Stevenson. Banerjee membawa catatan yang dibuat ayah swarnlata dan mengunjungi Katni untuk memverifikasi ingatan Swarnlata
Dengan menggunakan deskripsi yang diberikan Swarnalata, Ia menemukan rumah keluarga Pathak yang ketika itu telah diperbesar dan mengalami peningkatan daripada tahun 1939 ketika Biya meninggal. Pathak merupakan keluarga yang makmur, terkemuka, terpelajar dengan banyak keterlibatan bisnis. Mereka tidak mempercayai adanya Reinkarnasi. Pembakaran kapur berada di sekitar tanah milik, sekolah khusus wanita 100 yard dibelakang tanah Patak tapi tidak terlihat dari depan.
Ia menginterview keluarga dan memverifikasi semuayang dikatakan Swarnlata. Biya Pathak wafat tahun 1939, meninggalkan suami, 2 orang anak lelaki dan banyak adik lelaki. Pathak tidak pernah mendengar tentang keluarga Misra yang tinggal 100 mil jauhnya dan Mishrapun tidak mempunyai pengetahuan apapun tentang keluarga Pathak
Dari hasil tabulasi stevenson pada kasus Swarnlata. Pada musim panas 1959 Suami Biya, anak dan saudara tertua bepergian ke Chhatarpur, kota tempat tinggal Swarnlata saat itu untuk mencheck ingatan swarnlata. Mereka tidak mengungkapkan identitas dan tujuan mereka pada siapapun di kota, namun terdaftar 9 orang kota menemani mereka kerumah Mishar dengan tidak memberitahukan kedatangan mereka terlebih dahulu
Swarnlata segera mengenali kakanya dan memanggilnya ‘Babu’ panggilan sayang biya untuknya. Swarnlata yang berusia 10 tahunan berjalan kesekeliling ruangan kepada tiap orang secara bergilir, beberapa ia kenal sebagai penduduk kotanya, beberapa adalah orang asing baginya. Sesampainya Ia didepan Sri Chintamini Pandey, suami Biya. Swarnlata menundukan matanya, tersipu malu seperti layaknya istri Hindu ketika berhadapan dengan suaminya dan menyebutkan namanya.
Swarnlata juga menyebutkan dengan tepat anak dari kehidupan lampaunya, Murli, yang berusia 13 tahun saat Biya wafat. Murli berencana mengecoh Swarnlata. Selama lebih dari 24 jam bersikeras bahwa ia bukan Murli namun orang lain. Murli juga membawa teman dan juga mencoba mengecoh Swarnlata dengan bersikeras bahwa itu adalah Naresh, anak Biya yang lain, yang seumuran dengan temannya itu. Swarnalata bersikeras bahwa orang itu tidak dikenalnya! Akhirnya Swarnalata mengingatkan Sri Pandey bahwa Pandey pernah nyolong 1200 rupee yang Biya simpan di Box. Sri Pandey mengakui fakta pribadi yang hanya diketahui ia dan istrinya saja!
Beberapa minggu kemudian, Swarnalata dan ayahnya ke Katni untuk mengunjungi kampung halaman dimana Biya tinggal dan meninggal. Sesampainya disana , Swarnlata segera mengenali perubahan yang terjadi dirumah itu. Ia menanyakan tentang sandaran di belakang rumah, beranda dan pohon neem yang biasa tumbuh di halaman yang semuanya tidak ada lagi setelah kematian Biya. Ia mengenali kamar biya dimana Biya meninggal. Ia mengenali kakak Biya dan menyatakan sebagai kakak ke dua, juga yang ketiga dan yang keempat, istri dari saudara termudanya anak dari kakak keduanya, teman dekat kelurganya (menyebutkan bahwa teman keluarganya itu sekarang memakai kacamata dan dulu tidak) dan istrinya (memanggil namanya ‘Bhoujai’). Ia juga dengan tepat mengidentifikasi pembantu terdahulu, penjual buah pinang tua dan keluarga penggembala sapi, meskipun adik lelakinya berusaha untuk mengetes swarnlata bahwa penggembala itu sudah wafat)
Kemudian, Swarnalata dihadapkan pada ruangan yang penuh dengan orang dan ditanya ada yang dikenalnya atau tidak. Ia dengan tepat menunjuk sepupu laki2 suaminya, Istri dari ipar Biya, Bidan (yang disapa dengan nama ketika Biya masih hidup, bukan dengan nama saat ini). Anak Biya, Murli dalam satu tes yang lain ia mengenalkan Swarnlata dengan seorang pria yang katakan teman barunya, Bhola. Namun Swarnlata bersikeras bahwa itu adalah anak keduanya, Naresh. Dalam satu tes lain, saudara termuda Biya mengatakan bahwa Biya kehilangan gigi, Swarnlata katakan bahwa Biya mempunyai gigi emas di bagian depan. (Justru si adik lupa bahwa Swarnlata pake gigi emas, namun istrinya si adik menyatakan bahwa yang dikatakan swarnlata itu benar)
Swarnlata bertindak sangat Pede, berprilaku sebagai kakak tertua di rumah, akrab dengan nama intim dan rahasia keluarga dan mengingat hubungan perkawinan, dll. Swarnlata berprilaku sepantasnya dengan tetua Biyam namun ketika berdua dengan anak2 Biya, Ia begitu relaks dan berprilaku seperti ibu yang jelas janggal bahwa anak 10 tahunan dengan pria2 di usia pertengahan 30
Saudara2 pria di keluarga Pathak dan Swarnlata mengikuti kebiasaan hindu, Rakhi, di mana kakak dan adik tiap tahun memperbaharui sayang diantara mereka dengan bertukar kado, bahkan keluarga Pathak agak kesal dan kecewa satu tahun ketika Swarnalata lupa upacara itu. Mereka merasa bahwa swarnlata hidup bersama mereka 40 tahun dan hanya 10 tahun dengan keluarga Mishra jadi merasa lebih berhak atasnya. Ini bukti betapa percayanya keluarga itu bahwa Swarnlata adalah Biya. Mereka mengakui mengubah pandangan mereka tentang reinkarnasi sejak bertemu Swanlata dan mengakui bahwa ia adalah kelahiran kembalinya Biya. Beberapa tahun kemudian, ketika waktunya Swarnlata menikah, Ayah Swarnlata berkonsultasi dengan keluarga Pathak mengenai pilihan suaminya.
Tradisi India, dapat dengan cepat menerima kebenaran kisah tersebut diatas. Namun demikian, secara garis besar terdapat perbedaan yang sangat signifikan di antara Tradisi India dalam menyikapinya, yaitu :
Pengakuan siapa aktor intelektual di belakang layar yang menyebabkan kelahiran kembali mahluk2 di dunia ini.
Definisi Tuhan/Brahman:
Suatu zat abadi dan supranatural atau sebuah bentuk energi atau kesadaran yang merasuki seluruh alam semesta, di mana keberadaan-Nya membuat alam semesta ada; sumber segala yang ada; kebajikan yang terbaik dan tertinggi dalam semua makhluk hidup; atau apapun yang tak bisa dimengerti atau dijelaskan.
Brahman bersifat kekal, imanen, tak terbatas, tak berawal dan tak berakhir juga menguasai segala bentuk, ruang, waktu, energi serta jagat raya dan segala isi yang ada didalamnya.
Meskipun kepercayaan akan Tuhan ada di semua agama, kebudayaan dan peradaban, tetapi definisinya lain-lain. Istilah Tuan juga banyak kedekatan makna dengan kata Tuhan, dimana Tuhan juga merupakan majikan atau juragannya alam semesta. Tuhan punya hamba sedangkan Tuan punya sahaya atau budak.
Penganut monoteisme di Indonesia biasanya menolak menggunakan kata Dewa, hal ini adalah tidak berdasar sebab di Prasasti Trengganu, prasasti tertua dalam bahasa Melayu, Tahun: 1326 M/1386 M, ditulis dengan Huruf Arab (Huruf Jawi), menuliskan Tuhan tidak hanya dengan asma Allah tetapi juga Dewata Mulia Raya.
Untuk definisi Theisme, Atheis, Agnostic, silakan lihat di sini
Hinduism menyatakan Tuhan/Brahman-lah aktor intelektualnya dalam penciptaan. Sementara, Buddhisme menyatakan Tidak ada Brahman/Tuhan/Maha pencipta dalam urusan ini
Ada atau tidaknya Roh/jiwa/Atman/Nyawa sebagai dalam kelahiran kembali
Definisi roh/jiwa/atman:
Sesuatu (unsur) yang ada di jasad yang diciptakan Tuhan sebagai penyebab adanya hidup (kehidupan).
Merupakan percikan kecil dari Brahman yang berada di dalam setiap makhluk hidup di alam semesta ini [sarwa prani]. Atman di dalam badan manusia disebut: Jiwatman atau jiwa atau roh yaitu yang menghidupkan manusia. Indria tak dapat bekerja bila tak ada atman.
Inti dari mahluk yang membuatnya hidup.
Hinduisme menegaskan bahwa Atman adalah percikan Brahman. Sementara, Buddhisme menolak semua ide Atman dan Brahman ini
Terlepas dari dua perbedaan di atas, kedua ajaran ini berada pada sisi yang sama dalam menyatakan bahwa Kelahiran kembali itu utlak ada.
Mengapa saya katakan mahluk hidup bukan manusia saja?
Punarbhawa/Punabbhava berasal dari bahasa Sanskrit dan Pali yang terbentuk dari dua kata yaitu kata ”puna” dan ”bhava”. Kata ”puna” berarti lagi atau kembali, sedangkan ”bhava” berarti proses menjadi ada/eksis atau kelahiran. Jadi, secara harafiah, punabbhava berarti proses menjadi ada/eksis lagi atau kelahiran kembali atau tumimbal lahir.
Pada ajaran India (Hindu dan Buddha), Kelahiran kembali tidak dibatasi hanya dilevel Manusia saja, namun juga dari semua level dan kesemua level. Artinya Binatang, tumbuhan, dewa dan juga manusia bisa lahir kembali ke level yang mana saja
Manusia sekarang adalah hasil dari ribuan pengulangan pikiran dan perbuatan. Ia bukan sudah jadi; ia menjelma, dan masih menjelma. Sifatnya telah ditentukan oleh pilihannya sendiri. Pikiran, perbuatan yang ia pilih, yang menjadi kebiasaan membentuknya.
Anak kembar yang berasal dari satu telur memiliki kesamaan keturunan dan kesamaan lingkungan. Namun ahli psikologi telah meneliti bahwa mereka berbeda dalam sifat dan wataknya.
Oleh karena itu, mungkin perbedaan ini disebabkan oleh faktor ketiga (selain dari keturunan dan lingkungan), yaitu “pembawaan“ kepandaian yang lampau, dan tingkah laku dari kehidupan yang sebelumnya.
Adanya anak jenius atau yang luar biasa kepandaiannya tidak dapat diterangkan dengan memuaskan dipandang dari segi keturunan atau lingkungan, hanya kepandaian bawaan dari satu kehidupan ke kehidupan lain yang dapat menjelaskan kasus – kasus khusus seperti itu Ambillah contoh kasus kembar siam Chang dan Eng yang terkenal. Ini adalah kasus dengan kesamaan keturunan dan kesamaan lingkungan.
Para ahli yang telah mempelajari tingkah laku mereka melaporkan bahwa keduanya memiliki watak yang berbeda jauh, Chang kecanduan minuman keras, sedangkan Eng tidak minum minuman keras.
Sebab dari perbedaan dan ketidaksamaan kelahiran di kehidupan ini salah satunya adalah atitakamma (perbuatan baik dan buruk dari setiap individu dalam kehidupan yang lampau). Dengan kata lain, setiap manusia menuai apa yang telah ditaburnya di masa lampau. Dengan cara yang sama, perbuatannya sekarang membentuk masa depannya.
"Setiap kelahiran kembali dimulai dengan satu set kemungkinan tersembunyi yang unik, kumpulan dari pengalaman di masa lampau. Itulah mengapa terdapat perbedaan sifat, mengapa setiap orang diberkahi dengan apa yang disebut oleh penganut teisme sebagai 'karunia'(bakat), dan kemungkinan – kemungkinan yang tak terbatas"-[Dr. Cassius A. Pereira (belakangan Thera Kassapa), "What I Believe", Ceylon Observer, Oktober, 1937]
Di atas, sudah saya sampaikan Col. Albert de Rochas, Dr Stevenson, Dr Brian Weiss dan Dr Helen Wambach dan Dr Arthur Guirdham. Ilmuwan yang saya sebutkan itu JELAS tidak beragama HINDU atau BUDDHA!
Mereka itu skeptic, tidak mendukung adanya reinkarnasi!...itu pada awalnya...namun justru dari penelitian mereka sendiri, mereka malah temukan bukti-bukti kuat yang reliable mengenai adanya Kelahiran Kembali!
Berikut dibawah ini adalah pernyataan dari beberapa Ahli Psikologis dan Psikiatris, yang dulunya super SKEPTIS karena pekerjaan mereka, namun setelah melakukan penelitian, berkesimpulan:
Dr. Helen Wambach-pun, mengatakan ini:
'I don't believe in reincarnation — I know it!' (Wambach 1978)
Dr Arthur Guirdham, psychiatrist Inggris, mengatakan ini:
If I didn't believe in reincarnation on the evidence I'd received I'd be mentally defective' (cited Fisher 1986: 65)
Dr Gerald Netherton, dibesarkan di lingkungan Methodist yang fundamentalis, mengatakan ini:
Many people go away believing in reincarnation as a result of their experience ...What is the logical answer? That it actually is happened! (cited Fisher 1986: 65)
Dr Alexander Cannon mengatakan ini:
For years the theory of reincarnation was a nightmare to me and I did my best to disprove it... Yet as the years went by one subject after another told me the same story in spite of different and varied conscious beliefs. Now well over a thousand cases have been investigated and I have to admit that there is such a thing as reincarnation ' (cited Fisher 1986: 65)
Dr Edith Fiore dari US, mengatakan ini:
If someone's phobia is eliminated instantly and permanently by his remembrance of an event from the past (life), it makes logical sense that the event must have happened (cited Fisher 1986: 65)
Penganut ajaran aliran India tidak akan ragu sedikitpun apabila disuguhi kisah nyata seperti ini:
Shanti Devi (Lahir di Delhi tahun 1926). Ketika berumur tiga tahun, dia mulai berkata-kata tentang kehidupannya yang lalu. Dia mengatakan bahwa dulu dia tinggal di Mathura (80 mil dari Delhi), dan lahir pada tahun 1902 dari kasta Choban. Dia menikah dengan seorang pedagang kain yang bernama Kedar Nath Chaubey.
Kendati ia dianggap gila oleh sebagian orang, toh orangtuanya masih menyempatkan diri untuk mencari tahu tentang orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan Kedar Nath Chaubey di Mathura.
Ketika Shanti Devi berumur 9 tahun, pada tahun 1935, orang tuanya menulis surat ke orang tersebut untuk menanyakan apakah ada orang yang bernama Kedar Nath Chaubey, yang mempunyai pekerjaan sebagai pedagang kain, dan istrinya meninggal sepuluh hari setelah melahirkan seorang anak laki-laki, seperti yang pernah diceritakan oleh anaknya. Kenalan itu menjawab suratnya dengan membenarkan semua hal yang ditanyakannya. Kemudian, keluarga dari suaminya mengirimkan seorang paman (dari kehidupan Shanti Devi yang lalu), Shanti devi segera mengenali & memeluknya ketika dia datang. Selanjutnya tanpa pemberitahuan terlebbih dahulu, suami dan putranya (dari kehidupan yang lalu) datang ke Delhi untuk menemui Shanti Devi. Shanti Devi pun segera mengenali mereka.
Pada tahun berikutnya, tahun 1936, dibentuk suatu komite untuk mencatat apa yang akan terjadi bila Shanti Devi dibawa ke rumah (yang sering dikatakan oleh gadis cilik ini sebagai rumah di kehidupannya yang lalu) di Mathura. Mereka pergi ke Mathura dengan kereta api.
Begitu kereta berhenti di stasiun Mathura, Shanti Devi segera mengenali salah seorang kerabatnya, walaupun yang bersangkutan berada di antara kerumunan banyak orang. Dia menggunakan bahasa daerah di tempat tersebut, meskipun dia belum pernah ke sana. Kemudian, dia dinaikan ke sebuah kereta kuda dan kusirnya diinstruksikan untuk untuk mengikuti apa yang dikatakan oleh Shanti Devi. Dia kelihatan sangat hapal dengan jalan-jalan di kota itu, walaupun itu adalah pertama kalinya dia datang ke Mathura. Diapun memberi petunjuk kepada kusir untuk menuju rumah Kedar Nath Chaubey. Rumah itu telah dicat dengan cat yang baru namun dia, dengan mudah, dapat mengenalinya. Di dekat rumah itu ada seorang Brahmana tua, dan dia mengenalinya sebagai mertuanya.
Waktu memasuki rumah, Shanti Devi ditanya tentang susunan ruang, kloset, dan lain-lainnya. Semuanya dijawab dengan tepat. Kemudian, dia pergi ke rumah sebelah, yang merupakan rumah dari orangtuanya (dari kehidupan yang lalu), dan mengenali orangtuanya, meskipun waktu itu orangtuanya berada di kerumunan sekitar 50 orang. Setelah itu, dia mengatakan bahwa dia pernah menyimpan uang di salah satu sudut dari rumah kerabatnya di dekat rumah itu. Komite menggali di lokasi yang disebutkan oleh gadis cilik itu, tetapi mereka tidak menemukan apa-apa. Shanti Devi tetap bersikukuh bahwa dia telah menyimpan sejumlah orang di tempat itu. Akhirnya, Kedar Nath Chaubey mengaku bahwa dia telah mengambil dan memindahkan uang tersebut. [San Francisco Examiner, 28/8/1928. Detail kisah dan foto shanti Devi lihat di sini]
Juga pada kisah Swarnlata yang Manis
Swarnlata Mishra lahir pada keluarga kaya dan intelektual di Pradesh India pada tahun 1948, ketika ia berusia 3 tahun dan bepergian dengan ayahnya melewati kota Katni (lebih dari 100 Mil dari rumahnya), tiba2 ia menunjuk dan meminta supir untuk berbelok arah menuju ‘rumahku’ dan mengajak mereka untuk menikmati secangkir teh disana daripada meneruskan perjalanan
Beberapa saat kemudian, ia menceritakan lebih detail mengenai hidupnya di Katni (semuanya dituliskan oleh ayahnya). Namanya adalah Biya Pathak, dan ketika itu ia punya 2 anak, ia memberikan detail keadaan rumahnya di Zhurkutia, distrik katni, ada pintu hitam dengan baut besi, empat ruangan di semen namun dibagian lainnya belum selesai, lantai depan dari batu. Dibelakang rumah ada sekolah khusus wanita, di depan jalan ada rel kereta api dan tempat pembakaran kapur yang terlihat dari rumah. Ia menambahkan bahwa keluarga itu punya sepeda motor (barang yang sangat langka di tahun 1950 dan bahkan lebih langka lagi sebelum swarnlata lahir). Swarnlata katakan bahwa Biya wafat karena ‘sakit di tenggorokan’ dan ia dirawat oleh Dr S.C Bhabrat di Jabalpur. Ia juga ingat insiden pada satu perkawinan ketika ia dan temannya sulit menemukan kakus.
Di musim semi 1959, ketika Swarnlata berusia 10 tahun, berita kasus ini sampai pada Prof Sri H.N.Banerjee, seorang peneliti penomena paranormal keturunan India yang merupakan rekan sekerja Stevenson. Banerjee membawa catatan yang dibuat ayah swarnlata dan mengunjungi Katni untuk memverifikasi ingatan Swarnlata
Dengan menggunakan deskripsi yang diberikan Swarnalata, Ia menemukan rumah keluarga Pathak yang ketika itu telah diperbesar dan mengalami peningkatan daripada tahun 1939 ketika Biya meninggal. Pathak merupakan keluarga yang makmur, terkemuka, terpelajar dengan banyak keterlibatan bisnis. Mereka tidak mempercayai adanya Reinkarnasi. Pembakaran kapur berada di sekitar tanah milik, sekolah khusus wanita 100 yard dibelakang tanah Patak tapi tidak terlihat dari depan.
Ia menginterview keluarga dan memverifikasi semuayang dikatakan Swarnlata. Biya Pathak wafat tahun 1939, meninggalkan suami, 2 orang anak lelaki dan banyak adik lelaki. Pathak tidak pernah mendengar tentang keluarga Misra yang tinggal 100 mil jauhnya dan Mishrapun tidak mempunyai pengetahuan apapun tentang keluarga Pathak
Dari hasil tabulasi stevenson pada kasus Swarnlata. Pada musim panas 1959 Suami Biya, anak dan saudara tertua bepergian ke Chhatarpur, kota tempat tinggal Swarnlata saat itu untuk mencheck ingatan swarnlata. Mereka tidak mengungkapkan identitas dan tujuan mereka pada siapapun di kota, namun terdaftar 9 orang kota menemani mereka kerumah Mishar dengan tidak memberitahukan kedatangan mereka terlebih dahulu
Swarnlata segera mengenali kakanya dan memanggilnya ‘Babu’ panggilan sayang biya untuknya. Swarnlata yang berusia 10 tahunan berjalan kesekeliling ruangan kepada tiap orang secara bergilir, beberapa ia kenal sebagai penduduk kotanya, beberapa adalah orang asing baginya. Sesampainya Ia didepan Sri Chintamini Pandey, suami Biya. Swarnlata menundukan matanya, tersipu malu seperti layaknya istri Hindu ketika berhadapan dengan suaminya dan menyebutkan namanya.
Swarnlata juga menyebutkan dengan tepat anak dari kehidupan lampaunya, Murli, yang berusia 13 tahun saat Biya wafat. Murli berencana mengecoh Swarnlata. Selama lebih dari 24 jam bersikeras bahwa ia bukan Murli namun orang lain. Murli juga membawa teman dan juga mencoba mengecoh Swarnlata dengan bersikeras bahwa itu adalah Naresh, anak Biya yang lain, yang seumuran dengan temannya itu. Swarnalata bersikeras bahwa orang itu tidak dikenalnya! Akhirnya Swarnalata mengingatkan Sri Pandey bahwa Pandey pernah nyolong 1200 rupee yang Biya simpan di Box. Sri Pandey mengakui fakta pribadi yang hanya diketahui ia dan istrinya saja!
Beberapa minggu kemudian, Swarnalata dan ayahnya ke Katni untuk mengunjungi kampung halaman dimana Biya tinggal dan meninggal. Sesampainya disana , Swarnlata segera mengenali perubahan yang terjadi dirumah itu. Ia menanyakan tentang sandaran di belakang rumah, beranda dan pohon neem yang biasa tumbuh di halaman yang semuanya tidak ada lagi setelah kematian Biya. Ia mengenali kamar biya dimana Biya meninggal. Ia mengenali kakak Biya dan menyatakan sebagai kakak ke dua, juga yang ketiga dan yang keempat, istri dari saudara termudanya anak dari kakak keduanya, teman dekat kelurganya (menyebutkan bahwa teman keluarganya itu sekarang memakai kacamata dan dulu tidak) dan istrinya (memanggil namanya ‘Bhoujai’). Ia juga dengan tepat mengidentifikasi pembantu terdahulu, penjual buah pinang tua dan keluarga penggembala sapi, meskipun adik lelakinya berusaha untuk mengetes swarnlata bahwa penggembala itu sudah wafat)
Kemudian, Swarnalata dihadapkan pada ruangan yang penuh dengan orang dan ditanya ada yang dikenalnya atau tidak. Ia dengan tepat menunjuk sepupu laki2 suaminya, Istri dari ipar Biya, Bidan (yang disapa dengan nama ketika Biya masih hidup, bukan dengan nama saat ini). Anak Biya, Murli dalam satu tes yang lain ia mengenalkan Swarnlata dengan seorang pria yang katakan teman barunya, Bhola. Namun Swarnlata bersikeras bahwa itu adalah anak keduanya, Naresh. Dalam satu tes lain, saudara termuda Biya mengatakan bahwa Biya kehilangan gigi, Swarnlata katakan bahwa Biya mempunyai gigi emas di bagian depan. (Justru si adik lupa bahwa Swarnlata pake gigi emas, namun istrinya si adik menyatakan bahwa yang dikatakan swarnlata itu benar)
Swarnlata bertindak sangat Pede, berprilaku sebagai kakak tertua di rumah, akrab dengan nama intim dan rahasia keluarga dan mengingat hubungan perkawinan, dll. Swarnlata berprilaku sepantasnya dengan tetua Biyam namun ketika berdua dengan anak2 Biya, Ia begitu relaks dan berprilaku seperti ibu yang jelas janggal bahwa anak 10 tahunan dengan pria2 di usia pertengahan 30
Saudara2 pria di keluarga Pathak dan Swarnlata mengikuti kebiasaan hindu, Rakhi, di mana kakak dan adik tiap tahun memperbaharui sayang diantara mereka dengan bertukar kado, bahkan keluarga Pathak agak kesal dan kecewa satu tahun ketika Swarnalata lupa upacara itu. Mereka merasa bahwa swarnlata hidup bersama mereka 40 tahun dan hanya 10 tahun dengan keluarga Mishra jadi merasa lebih berhak atasnya. Ini bukti betapa percayanya keluarga itu bahwa Swarnlata adalah Biya. Mereka mengakui mengubah pandangan mereka tentang reinkarnasi sejak bertemu Swanlata dan mengakui bahwa ia adalah kelahiran kembalinya Biya. Beberapa tahun kemudian, ketika waktunya Swarnlata menikah, Ayah Swarnlata berkonsultasi dengan keluarga Pathak mengenai pilihan suaminya.
Tradisi India, dapat dengan cepat menerima kebenaran kisah tersebut diatas. Namun demikian, secara garis besar terdapat perbedaan yang sangat signifikan di antara Tradisi India dalam menyikapinya, yaitu :
Pengakuan siapa aktor intelektual di belakang layar yang menyebabkan kelahiran kembali mahluk2 di dunia ini.
Definisi Tuhan/Brahman:
Suatu zat abadi dan supranatural atau sebuah bentuk energi atau kesadaran yang merasuki seluruh alam semesta, di mana keberadaan-Nya membuat alam semesta ada; sumber segala yang ada; kebajikan yang terbaik dan tertinggi dalam semua makhluk hidup; atau apapun yang tak bisa dimengerti atau dijelaskan.
Brahman bersifat kekal, imanen, tak terbatas, tak berawal dan tak berakhir juga menguasai segala bentuk, ruang, waktu, energi serta jagat raya dan segala isi yang ada didalamnya.
Meskipun kepercayaan akan Tuhan ada di semua agama, kebudayaan dan peradaban, tetapi definisinya lain-lain. Istilah Tuan juga banyak kedekatan makna dengan kata Tuhan, dimana Tuhan juga merupakan majikan atau juragannya alam semesta. Tuhan punya hamba sedangkan Tuan punya sahaya atau budak.
Penganut monoteisme di Indonesia biasanya menolak menggunakan kata Dewa, hal ini adalah tidak berdasar sebab di Prasasti Trengganu, prasasti tertua dalam bahasa Melayu, Tahun: 1326 M/1386 M, ditulis dengan Huruf Arab (Huruf Jawi), menuliskan Tuhan tidak hanya dengan asma Allah tetapi juga Dewata Mulia Raya.
Untuk definisi Theisme, Atheis, Agnostic, silakan lihat di sini
Hinduism menyatakan Tuhan/Brahman-lah aktor intelektualnya dalam penciptaan. Sementara, Buddhisme menyatakan Tidak ada Brahman/Tuhan/Maha pencipta dalam urusan ini
Ada atau tidaknya Roh/jiwa/Atman/Nyawa sebagai dalam kelahiran kembali
Definisi roh/jiwa/atman:
Sesuatu (unsur) yang ada di jasad yang diciptakan Tuhan sebagai penyebab adanya hidup (kehidupan).
Merupakan percikan kecil dari Brahman yang berada di dalam setiap makhluk hidup di alam semesta ini [sarwa prani]. Atman di dalam badan manusia disebut: Jiwatman atau jiwa atau roh yaitu yang menghidupkan manusia. Indria tak dapat bekerja bila tak ada atman.
Inti dari mahluk yang membuatnya hidup.
Hinduisme menegaskan bahwa Atman adalah percikan Brahman. Sementara, Buddhisme menolak semua ide Atman dan Brahman ini
Terlepas dari dua perbedaan di atas, kedua ajaran ini berada pada sisi yang sama dalam menyatakan bahwa Kelahiran kembali itu utlak ada.
Mengapa saya katakan mahluk hidup bukan manusia saja?
Punarbhawa/Punabbhava berasal dari bahasa Sanskrit dan Pali yang terbentuk dari dua kata yaitu kata ”puna” dan ”bhava”. Kata ”puna” berarti lagi atau kembali, sedangkan ”bhava” berarti proses menjadi ada/eksis atau kelahiran. Jadi, secara harafiah, punabbhava berarti proses menjadi ada/eksis lagi atau kelahiran kembali atau tumimbal lahir.
Pada ajaran India (Hindu dan Buddha), Kelahiran kembali tidak dibatasi hanya dilevel Manusia saja, namun juga dari semua level dan kesemua level. Artinya Binatang, tumbuhan, dewa dan juga manusia bisa lahir kembali ke level yang mana saja
Re: From Hero To Zero: Pengakuan Sain, Agama Langit dan Bumi terhadap Kelahiran Kembali/Reinkarnasi!
Hindu: Kelahiran Kembali
Secara prinsip Mahluk hidup tercipta karena Brahman. Brahman (Prajapati) menciptakan dua kekuatan yang disebut Purusa yaitu kekuatan hidup (batin/nama) dan Prakerti (pradana/rupa) yaitu kekuatan kebendaan. Kemudian timbul "cita" yaitu alam pikiran yang dipengaruhi oleh Tri Guna yaitu Satwam (sifat kebenaran/Dharma), Rajah (sifat kenafsuan/dinamis) dan Tamah (Adharma/kebodohan/apatis). Kemudian timbul Budi (naluri pengenal), setelah itu timbul Manah (akal dan perasaan), selanjutnya timbul Ahangkara (rasa keakuan). Setelah ini timbul Dasa indria (sepuluh indria/gerak keinginan) yang terbagi dalam kelompok
Panca Budi Indria yaitu lima gerak perbuatan/rangsangan: Caksu indria (penglihatan), Ghrana indria (penciuman), Srota indria (pendengaran), Jihwa indria ( pengecap), Twak indria (sentuhan atau rabaan)
Panca Karma Indria yaitu lima gerak perbuatan/penggerak: Wak indria(mulut), Pani (tangan), Pada indria (kaki), Payu indria (pelepasan), Upastha indria (kelamin)
Setelah itu timbulah lima jenis benih benda alam (Panca Tanmatra): Sabda Tanmatra(suara), Sparsa Tanmatra (rasa sentuhan), Rupa Tanmatra(penglihatan), Rasa Tanmatra (rasa), Gandha Tanmatra (penciuman).
Dari Panca Tanmatra lahirlah lima unsur-unsur materi yang dinamakan Panca Maha Bhuta, yaitu Akasa (ruang/ether), Bayu (gerak/angin), Teja (panas/api), Apah (zat cair/perekat) dan Pratiwi (zat padat/tanah)
Perpaduan semua unsur-unsur ini menghasilkan dua unsur benih kehidupan yaitu Sukla (benih laki-laki) dan Swanita (benih perempuan). Pertemuan antara dua benih kehidupan ini adalah pertemuan Purusa dengan Pradana maka terciptalah manusia.
Dahulu kala Prajapati mencipta manusia bersama bhakti persembahannya dan berkata dengan ini engkau akan berkembangbiak dan biarlah dunia ini jadi sapi perahanmu .-[Bhagavad-Gita 3.10]
Beberapa jiwa memasuki kandungan untuk ditubuhkan; yang lain memasuki obyek-obyek diam sesuai dengan perbuatan dan pikiran mereka.- [Katha Upanisad 2.2.7]
Mahluk-mahluk di dunia yang terikat ini adalah bagian percikan yang kekal (Brahman) dari Ku, mereka berjuang keras melawan 6 indria termasuk pikiran. -[Bhagavad Gita 15.7]
Percikan dari Brahman itu dinamakan Atman/jiwatman merupakan percikan. Atman itu tak terlukai oleh senjata, tak terbakar oleh api, tak terkeringkan oleh angin, tak terbasahkan oleh air, abadi, di mana- mana ada, tak berpindah- pindah, tak bergerak, selalu sama, tak dilahirkan, tak terpikirkan, tak berubah dan sempurna tidak laki- laki ataupun perempuan.
Percikan itulah yang menghidupkan/menggerakan manusia. Atman/roh/jiwa menghidupkan sarwa prani (makhluk di alam semesta ini). Indria tak dapat bekerja bila tak ada atman. Misalnya telinga tak dapat mendengar bila tak ada atman, mata tak dapat melihat bila tak ada atman, kulit tak dapat merasakan bila tak ada atman. Badan jasmani bisa berubah, lahir, mati, datang dan pergi, namun Atma tetap langgeng untuk selamanya.
Setelah memakai badan ini dari masa kecil hingga muda dan tua, demikian jiwa berpindah ke badan lain, ia yang budiman tidak akan tergoyahkan -[Bhagawad Gita 2.13]
Ibarat orang meninggalkan pakian lama dan menggantinya dengan yang baru, demikian jiwa meninggalkan badan tua dan memasuki jasmani baru. -[Bhagawad Gita 2.22]
Atma/Jiwatman bersifat abadi, namun karena Maya, maka Jiwatma tidak mengetahui asalnya yang sesungguhnya. Keadaan itu disebut "Awidya". Hal tersebut mengakibatkan Jiwatman mengalami proses kelahiran kembali yang berulang-ulang.
Dan bagaimanapun keadaan mahluk-mahluk itu, apakah mereka itu selaras (sattvika), penuh nafsu (rajasa), ataupun malas (tamasa), ketahuilah bahwa semuanya itu berasal dari Aku. Aku tak ada di sana, tetapi mereka ada pada-Ku. Dikelabui oleh ketiga macam sifat alam (guna) ini, seluruh dunia tidak mengenal Aku, yang mengatasi mereka dan kekal abadi. Maya ilahi-Ku ini, yang mengandung ketiga sifat alam itu sulit untuk diatasi. Tetapi, mereka yang berlindung pada-Ku sajalah yang mampu untuk mengatasinya.-[Bhagavad Gita 7.12-14]
Maya tanpa kecerdasan dan Material mempunyai sifat: kebaikan/selaras (satwam), nafsu/kekuatan (rajas) dan kebodohan/kelambaman (tamas)-[Siwa Samhita 1.79]
Mahluk hidup diikat oleh sifat-sifat tersebut dan sulit dikendalikan..-[Bhagavad Gita 14.5]
Mahluk hidup pindah dari satu badan ke badan lainnya dengan membawa kesadaran masing-masing, seperti udara yang membawa jenis bau-bauan tertentu. Berdasarkan kesadaran demikian mahluk hidup meninggalkan badan dan menerima badan baru yang lain.-[Bhagavad Gita 15.8]
Aku memuja Keagungan Govinda [Krisna/Visnu], dengan kuasa anugrahnya memelihara semua yang belum terlahir, semua yang menjadi ada, semua kebaikan, semua keburukan, Veda-Veda, semua yang menerima hasil pencapaian, semua jiwa, dari mulai Brahma hingga ke serangga terlemah-[Sri Brahma-Samhita 53]
Jiwa terlahir dari Mulai Brahma sampai dengan seragga terendah. Tradisi India menyatakan bahwa terdapat 84 Lakhs atau 8.400.000 jenis spesies [Hindu Teks: Shrimad BhagvatGita 16-19, Maitrayani Upanishad, Brahma-vaivarta Purana, Garuda Purana, Jain teks: Ashta Pahuda 5.120], yang terbagi kedalam 4 cara lahir yaitu: Jarayuj (viviparous), Andaja (oviparous/telur), Swedaja (born of sweat/tempat lembab), and Udbhijya (Sprouting from soil). Mengenai kemungkinan berinkarnasi:
Ada pendapat yang menyatakan bahwa 84 Lakhs jenis, termasuk didalamnya adalah batu dan logam sedangkan manusia tidak termasuk: Batu, Logam, Tumbuhan, [Cacing, serangga dan reptil], Ikan, Burung dan Binatang lainnya masing-masing terbagi menjadi 6 x 1.400.000 jenis.
Anda tertawa? Sinis dan tidak percaya?
Untuk contoh kesesuaian dengan pendapat ini, saya tidak ambil contoh kisah yang ada di India, saya ambilkan contoh dari lain tempat:
Kisah klasik Tiongkok , yaitu kisah Hong Lou Meng / Impian Mezanin Merah/ 紅樓夢 yang pada pembukaannya Diebutkan bahwa Jia Baoyu pada kehidupan lampaunya adalah sebuah batu 7 warna, sedangkan Lin Daiyu adalah rumput dewata mutiara merah-tua, oleh karena membalas kebaikan embun maka telah membentuk jodoh kehidupan masa kini dengan Jia Baoyu [sumber: Erabaru]
Anda masih tidak percaya? Malah mengatakan: ‘itukan dongeng bukan real’? Oke..saya sampaikan ‘dongeng’ yang tercantum di Ayat Qur’an Al Israa’ 17:50
[Katakanlah: "Jadilah kamu sekalian Batu atau besi"]
Mainstream tradisi India adalah seperti yang tercantum pada Padma Purana: 8.400.000 [84 lakhs] spesies terbagi kedalam 900 .000 spesies yang hidup di air; 2 .000 .000 spesies tumbuh-tumbuhan; 1 100 000 spesies serangga; 1 .000 .000 spesies burung; 3 .000 .000 spesies binatang buas; dan 400 .000 spesies kehidupan manusia. Untuk pendapat ini:
Al’Qur’an menyatakan ada kaum yahudi yang akhirnya menjadi kera [Al baqarah 2:65, Al A’raaf 7:166] dan babi [Al Maa’idah 5:60]
Ada satu fakta menarik di Alkitab yaitu di Kitab Titus, mengenai bangsa yahudi. Kitab Titus adalah surat Paulus kepada Titus (saurada Lukas) yang saat itu ada di Kreta yaitu Titus 1:12-14:
"Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri, pernah berkata: "Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas."
Kesaksian itu kelihatannya benar. Karena itu tegorlah mereka dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman, dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia yang berpaling dari kebenaran.
Situs past life memory Bank merekam pengakuan orang-orang yang mengklaim bahwa mereka pernah dilahirkan sebagai binatang
Padma Purana di atas, menyebutkan hasil karma perjalanan jiwa. Pencapaian yang benar adalah bersatu dengan Brahman.
Apabila tidak tercapai maka kelahiran kembali disamping bentuk yang tercatum di Padma Purana dapat pula dalam bentuk Deva, Pitara (leluhur), Denawa, Raksasa, Naga, Kinnara, Gandarwa, Asura dan bahkan di neraka.
Lebih lanjut dalam Al Israa’ 17: 51 dikatakan [atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin menurut pikiranmu..].
Menurut Dr Zakir, "seorang Pakar" Muslim, banyak membaca buku-buku Hindu. Ia memaksakan pendapat bahwa Muhammad diramalkan di Bhasvishya Purana dengan merujuk kata ‘Mahamada’ dan ‘Mleecah’. Saya pernah sampaikan di artikel sebelumnya, Bhasvishya Purana menyebutkan tentang MahaMada, Ia adalah pendiri ajaran Mleecah dan merupakan reinkarnasi dari asura/Iblis bernama Tripurasura.
Kalau-pun ada kesadaran untuk mengakui ‘kelahiran kembali dari kalangan Abrahamic, maka pengakuan tersebut belum merupakan pengakuan MAYORITAS. Namun demikian, ada satu persamaan yaitu Ruh/Jiwa berasal dari Allah.
Lho, Bukannya memory itu tersimpan di otak, kalau sudah mati, Bagaimana mungkin memori itu dapat juga di bawa oleh Jiwa/Ruh Lahir Kembali?
Ide dasarnya adalah Atman Kembali ke Brahman. Untuk kembali ternyata ada jarak diantaranya. Jarak itu, ada yang menamakan itu unsur, lapisan, ketidaktahuan/Awidya selubung atma, selubung Maya dan masih banyak lagi [Brhadaranyaka Upanishad IV.4.vi, Brhadaranyaka Upanishad,, IV.iii.9, Chandogya Upanisad, Taittiriya Upanisad, Bhagawad Gita, dll].
Pokoknya, ada semacam jarak/selubung yang menghalangi dan istilah teorinya saja yang berbeda-beda, contoh teorinya:
Teori 1:
Zat Padat/Tanah, Zat cairan/perekat, Panas/api, Gerak/angin, angkasa/ruang, pikiran, kecerdasan dan keakuan palsu. Keseluruhan delapan unsur ini merupakan tenaga material yang terpisah dariku.-[Bhagavad Gita 7.4]
Lima pertama disebut (Badan materi atau Panca Maha Buta atau Stula sarira). Tiga terakhir disebut tripremana sebagai badan halus (sukma sarira) yaitu terdiri dari manah(pikiran), budhi(kecerdasan) dan ahangkara(keakuan palsu).
Tripremana-lah yang menyertai roh mengembara dari satu tubuh (Badan Materi/stula) ke tubuh yang lain.
Teori 2:
Model berikutnya adalah untuk sampai kepada atma, Mahluk itu terdiri dari 3 Lapisan yaitu: badan Materi disebut Stula Sarira, kemudian badan jiwa disebut sukma Sarira dan bagian di antaranya disebut Antakharana-Çarira (Lapisan badan Penyebab). Lapisan badan penyebab atau Antakharana-Çarira, inilah yang sebagai pembawa dari Karma (Karma-Wasana) makhluk sejak berbagai kelahirannya yang lampau.
Teori 3
Model lainnya adalah Panca Maya kosa (lima selubung yang membelenggu atman) ialah:
1. Annamaya Kosa = unsur dari sari makanan;
2. Pranamaya Kosa = unsur dari sari nafas;
3. Manomaya Kosa = unsur dari sari pikiran;
4. Wijnanamaya Kosa = unsur dari sari pengetahuan;
5. Anandamaya Kosa = unsur dari kebahagiaan.
Nomor 3, 4, dan 5 yang dibawa Atman menuju pada kelahiran kembali. Lapisan belenggu/pembungkus yang paling didalam dan yang paling sulit dibuang adalah yang bernama Anandamaya, sehingga atman yang masih terbungkus oleh Anandamaya disebut sebagai Anandamaya atma. Anandamaya adalah kebahagian atau kesenangan hidup yang dialami ketika atman masih mempunyai stula sarira (tubuh) yakni ketika masih hidup di dunia ini contohnya: ketika masih hidup di dunia. Jadi kebahagian dan kesenangan itu sifatnya keduniawian yang dinikmati dari Panca Indria yaitu: pendengaran, penglihatan, penciuman, rasa lidah, dan rasa kulit (termasuk sex).
Kelahiran kembali (Punarbhawa/Reinkarnasi) terjadi karena Ia harus menanggung hasil perbuatan pada kehidupannya yang terdahulu (karma).
Hal yang pasti adalah: manusia lahir sendirian, mati sendirian, merasakan hasil dari perbuatan baik dan buruk sendirian, jatuh ke dalam neraka sendirian, dan pulang ke dunia rohani juga sendirian.-[Canakya Niti Sastra 5.13]
Dalam ajaran tersebut, bisa dikatakan manusia menentukan nasib baik/buruk yang akan ia jalani sementara Tuhan yang menentukan kapan hasilnya diberikan (baik semasa hidup maupun setelah lahir kembali. Apabila manusia tidak sempat menikmati pada kehidupan saat ini, maka akan dinikmati pada kehidupan selanjutnya.
Adapun perbuatan orang yang bodoh, senantiasa tetap berlaku menyalahi dharma; setelah ia lepas dari neraka, menitislah ia menjadi binatang, seperti biri-biri, kerbau dan lain sebagainya; bila kelahirannya kemudian meningkat, ia menitis menjadi orang yang hina, sengsara, diombang-ambingkan kesedihan dan kemurungan hati, dan tidak mengalami kesenangan.-[Sarasamuccaya 1.48]
Untuk menghindari hal tersebut maka lakukanlah Trikayaparisudha yaitu:
Kayika/perbuatan yang benar: tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berzina),
Wacika/perkataan yang benar: tidak mencaci, tidak berkata keras, tidak memfitnah, tidak ingkar janji),
Manacika/pikiran yang benar: tidak menginginkan sesuatu yang adharma, tidak berpikir buruk pada orang/mahluk lain,)
Karma merupakan hukum sebab akibat. keadaan manusia (baik suka maupun duka) disebabkan karena hasil perbuatan manusia itu sendiri, baik yang ia lakukan pada saat ia menjalani hidup maupun apa yang ia lakukan pada saat ia menjalani kehidupan sebelumnya.
"Alangkah cepat dan pendeknya kehidupan sebagai manusia ini, tak bedanya dengan sinarnya kilat dan sangat susah pula untuk didapat. Oleh karena itu berusaha benar-benarlah untuk berbuat (sadhana) berdasarkan kebenaran (dharma) untuk menghapuskan kesengsaraan hidup guna mencapai sorga"-[Sarasamuscaya 2.14]
Secara prinsip Mahluk hidup tercipta karena Brahman. Brahman (Prajapati) menciptakan dua kekuatan yang disebut Purusa yaitu kekuatan hidup (batin/nama) dan Prakerti (pradana/rupa) yaitu kekuatan kebendaan. Kemudian timbul "cita" yaitu alam pikiran yang dipengaruhi oleh Tri Guna yaitu Satwam (sifat kebenaran/Dharma), Rajah (sifat kenafsuan/dinamis) dan Tamah (Adharma/kebodohan/apatis). Kemudian timbul Budi (naluri pengenal), setelah itu timbul Manah (akal dan perasaan), selanjutnya timbul Ahangkara (rasa keakuan). Setelah ini timbul Dasa indria (sepuluh indria/gerak keinginan) yang terbagi dalam kelompok
Panca Budi Indria yaitu lima gerak perbuatan/rangsangan: Caksu indria (penglihatan), Ghrana indria (penciuman), Srota indria (pendengaran), Jihwa indria ( pengecap), Twak indria (sentuhan atau rabaan)
Panca Karma Indria yaitu lima gerak perbuatan/penggerak: Wak indria(mulut), Pani (tangan), Pada indria (kaki), Payu indria (pelepasan), Upastha indria (kelamin)
Setelah itu timbulah lima jenis benih benda alam (Panca Tanmatra): Sabda Tanmatra(suara), Sparsa Tanmatra (rasa sentuhan), Rupa Tanmatra(penglihatan), Rasa Tanmatra (rasa), Gandha Tanmatra (penciuman).
Dari Panca Tanmatra lahirlah lima unsur-unsur materi yang dinamakan Panca Maha Bhuta, yaitu Akasa (ruang/ether), Bayu (gerak/angin), Teja (panas/api), Apah (zat cair/perekat) dan Pratiwi (zat padat/tanah)
Perpaduan semua unsur-unsur ini menghasilkan dua unsur benih kehidupan yaitu Sukla (benih laki-laki) dan Swanita (benih perempuan). Pertemuan antara dua benih kehidupan ini adalah pertemuan Purusa dengan Pradana maka terciptalah manusia.
Dahulu kala Prajapati mencipta manusia bersama bhakti persembahannya dan berkata dengan ini engkau akan berkembangbiak dan biarlah dunia ini jadi sapi perahanmu .-[Bhagavad-Gita 3.10]
Beberapa jiwa memasuki kandungan untuk ditubuhkan; yang lain memasuki obyek-obyek diam sesuai dengan perbuatan dan pikiran mereka.- [Katha Upanisad 2.2.7]
Mahluk-mahluk di dunia yang terikat ini adalah bagian percikan yang kekal (Brahman) dari Ku, mereka berjuang keras melawan 6 indria termasuk pikiran. -[Bhagavad Gita 15.7]
Percikan dari Brahman itu dinamakan Atman/jiwatman merupakan percikan. Atman itu tak terlukai oleh senjata, tak terbakar oleh api, tak terkeringkan oleh angin, tak terbasahkan oleh air, abadi, di mana- mana ada, tak berpindah- pindah, tak bergerak, selalu sama, tak dilahirkan, tak terpikirkan, tak berubah dan sempurna tidak laki- laki ataupun perempuan.
Percikan itulah yang menghidupkan/menggerakan manusia. Atman/roh/jiwa menghidupkan sarwa prani (makhluk di alam semesta ini). Indria tak dapat bekerja bila tak ada atman. Misalnya telinga tak dapat mendengar bila tak ada atman, mata tak dapat melihat bila tak ada atman, kulit tak dapat merasakan bila tak ada atman. Badan jasmani bisa berubah, lahir, mati, datang dan pergi, namun Atma tetap langgeng untuk selamanya.
Setelah memakai badan ini dari masa kecil hingga muda dan tua, demikian jiwa berpindah ke badan lain, ia yang budiman tidak akan tergoyahkan -[Bhagawad Gita 2.13]
Ibarat orang meninggalkan pakian lama dan menggantinya dengan yang baru, demikian jiwa meninggalkan badan tua dan memasuki jasmani baru. -[Bhagawad Gita 2.22]
Atma/Jiwatman bersifat abadi, namun karena Maya, maka Jiwatma tidak mengetahui asalnya yang sesungguhnya. Keadaan itu disebut "Awidya". Hal tersebut mengakibatkan Jiwatman mengalami proses kelahiran kembali yang berulang-ulang.
Dan bagaimanapun keadaan mahluk-mahluk itu, apakah mereka itu selaras (sattvika), penuh nafsu (rajasa), ataupun malas (tamasa), ketahuilah bahwa semuanya itu berasal dari Aku. Aku tak ada di sana, tetapi mereka ada pada-Ku. Dikelabui oleh ketiga macam sifat alam (guna) ini, seluruh dunia tidak mengenal Aku, yang mengatasi mereka dan kekal abadi. Maya ilahi-Ku ini, yang mengandung ketiga sifat alam itu sulit untuk diatasi. Tetapi, mereka yang berlindung pada-Ku sajalah yang mampu untuk mengatasinya.-[Bhagavad Gita 7.12-14]
Maya tanpa kecerdasan dan Material mempunyai sifat: kebaikan/selaras (satwam), nafsu/kekuatan (rajas) dan kebodohan/kelambaman (tamas)-[Siwa Samhita 1.79]
Mahluk hidup diikat oleh sifat-sifat tersebut dan sulit dikendalikan..-[Bhagavad Gita 14.5]
Mahluk hidup pindah dari satu badan ke badan lainnya dengan membawa kesadaran masing-masing, seperti udara yang membawa jenis bau-bauan tertentu. Berdasarkan kesadaran demikian mahluk hidup meninggalkan badan dan menerima badan baru yang lain.-[Bhagavad Gita 15.8]
Aku memuja Keagungan Govinda [Krisna/Visnu], dengan kuasa anugrahnya memelihara semua yang belum terlahir, semua yang menjadi ada, semua kebaikan, semua keburukan, Veda-Veda, semua yang menerima hasil pencapaian, semua jiwa, dari mulai Brahma hingga ke serangga terlemah-[Sri Brahma-Samhita 53]
Jiwa terlahir dari Mulai Brahma sampai dengan seragga terendah. Tradisi India menyatakan bahwa terdapat 84 Lakhs atau 8.400.000 jenis spesies [Hindu Teks: Shrimad BhagvatGita 16-19, Maitrayani Upanishad, Brahma-vaivarta Purana, Garuda Purana, Jain teks: Ashta Pahuda 5.120], yang terbagi kedalam 4 cara lahir yaitu: Jarayuj (viviparous), Andaja (oviparous/telur), Swedaja (born of sweat/tempat lembab), and Udbhijya (Sprouting from soil). Mengenai kemungkinan berinkarnasi:
Ada pendapat yang menyatakan bahwa 84 Lakhs jenis, termasuk didalamnya adalah batu dan logam sedangkan manusia tidak termasuk: Batu, Logam, Tumbuhan, [Cacing, serangga dan reptil], Ikan, Burung dan Binatang lainnya masing-masing terbagi menjadi 6 x 1.400.000 jenis.
Anda tertawa? Sinis dan tidak percaya?
Untuk contoh kesesuaian dengan pendapat ini, saya tidak ambil contoh kisah yang ada di India, saya ambilkan contoh dari lain tempat:
Kisah klasik Tiongkok , yaitu kisah Hong Lou Meng / Impian Mezanin Merah/ 紅樓夢 yang pada pembukaannya Diebutkan bahwa Jia Baoyu pada kehidupan lampaunya adalah sebuah batu 7 warna, sedangkan Lin Daiyu adalah rumput dewata mutiara merah-tua, oleh karena membalas kebaikan embun maka telah membentuk jodoh kehidupan masa kini dengan Jia Baoyu [sumber: Erabaru]
Anda masih tidak percaya? Malah mengatakan: ‘itukan dongeng bukan real’? Oke..saya sampaikan ‘dongeng’ yang tercantum di Ayat Qur’an Al Israa’ 17:50
[Katakanlah: "Jadilah kamu sekalian Batu atau besi"]
Mainstream tradisi India adalah seperti yang tercantum pada Padma Purana: 8.400.000 [84 lakhs] spesies terbagi kedalam 900 .000 spesies yang hidup di air; 2 .000 .000 spesies tumbuh-tumbuhan; 1 100 000 spesies serangga; 1 .000 .000 spesies burung; 3 .000 .000 spesies binatang buas; dan 400 .000 spesies kehidupan manusia. Untuk pendapat ini:
Al’Qur’an menyatakan ada kaum yahudi yang akhirnya menjadi kera [Al baqarah 2:65, Al A’raaf 7:166] dan babi [Al Maa’idah 5:60]
Ada satu fakta menarik di Alkitab yaitu di Kitab Titus, mengenai bangsa yahudi. Kitab Titus adalah surat Paulus kepada Titus (saurada Lukas) yang saat itu ada di Kreta yaitu Titus 1:12-14:
"Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri, pernah berkata: "Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas."
Kesaksian itu kelihatannya benar. Karena itu tegorlah mereka dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman, dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia yang berpaling dari kebenaran.
Situs past life memory Bank merekam pengakuan orang-orang yang mengklaim bahwa mereka pernah dilahirkan sebagai binatang
Padma Purana di atas, menyebutkan hasil karma perjalanan jiwa. Pencapaian yang benar adalah bersatu dengan Brahman.
Apabila tidak tercapai maka kelahiran kembali disamping bentuk yang tercatum di Padma Purana dapat pula dalam bentuk Deva, Pitara (leluhur), Denawa, Raksasa, Naga, Kinnara, Gandarwa, Asura dan bahkan di neraka.
Lebih lanjut dalam Al Israa’ 17: 51 dikatakan [atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin menurut pikiranmu..].
Menurut Dr Zakir, "seorang Pakar" Muslim, banyak membaca buku-buku Hindu. Ia memaksakan pendapat bahwa Muhammad diramalkan di Bhasvishya Purana dengan merujuk kata ‘Mahamada’ dan ‘Mleecah’. Saya pernah sampaikan di artikel sebelumnya, Bhasvishya Purana menyebutkan tentang MahaMada, Ia adalah pendiri ajaran Mleecah dan merupakan reinkarnasi dari asura/Iblis bernama Tripurasura.
Kalau-pun ada kesadaran untuk mengakui ‘kelahiran kembali dari kalangan Abrahamic, maka pengakuan tersebut belum merupakan pengakuan MAYORITAS. Namun demikian, ada satu persamaan yaitu Ruh/Jiwa berasal dari Allah.
Lho, Bukannya memory itu tersimpan di otak, kalau sudah mati, Bagaimana mungkin memori itu dapat juga di bawa oleh Jiwa/Ruh Lahir Kembali?
Ide dasarnya adalah Atman Kembali ke Brahman. Untuk kembali ternyata ada jarak diantaranya. Jarak itu, ada yang menamakan itu unsur, lapisan, ketidaktahuan/Awidya selubung atma, selubung Maya dan masih banyak lagi [Brhadaranyaka Upanishad IV.4.vi, Brhadaranyaka Upanishad,, IV.iii.9, Chandogya Upanisad, Taittiriya Upanisad, Bhagawad Gita, dll].
Pokoknya, ada semacam jarak/selubung yang menghalangi dan istilah teorinya saja yang berbeda-beda, contoh teorinya:
Teori 1:
Zat Padat/Tanah, Zat cairan/perekat, Panas/api, Gerak/angin, angkasa/ruang, pikiran, kecerdasan dan keakuan palsu. Keseluruhan delapan unsur ini merupakan tenaga material yang terpisah dariku.-[Bhagavad Gita 7.4]
Lima pertama disebut (Badan materi atau Panca Maha Buta atau Stula sarira). Tiga terakhir disebut tripremana sebagai badan halus (sukma sarira) yaitu terdiri dari manah(pikiran), budhi(kecerdasan) dan ahangkara(keakuan palsu).
Tripremana-lah yang menyertai roh mengembara dari satu tubuh (Badan Materi/stula) ke tubuh yang lain.
Teori 2:
Model berikutnya adalah untuk sampai kepada atma, Mahluk itu terdiri dari 3 Lapisan yaitu: badan Materi disebut Stula Sarira, kemudian badan jiwa disebut sukma Sarira dan bagian di antaranya disebut Antakharana-Çarira (Lapisan badan Penyebab). Lapisan badan penyebab atau Antakharana-Çarira, inilah yang sebagai pembawa dari Karma (Karma-Wasana) makhluk sejak berbagai kelahirannya yang lampau.
Teori 3
Model lainnya adalah Panca Maya kosa (lima selubung yang membelenggu atman) ialah:
1. Annamaya Kosa = unsur dari sari makanan;
2. Pranamaya Kosa = unsur dari sari nafas;
3. Manomaya Kosa = unsur dari sari pikiran;
4. Wijnanamaya Kosa = unsur dari sari pengetahuan;
5. Anandamaya Kosa = unsur dari kebahagiaan.
Nomor 3, 4, dan 5 yang dibawa Atman menuju pada kelahiran kembali. Lapisan belenggu/pembungkus yang paling didalam dan yang paling sulit dibuang adalah yang bernama Anandamaya, sehingga atman yang masih terbungkus oleh Anandamaya disebut sebagai Anandamaya atma. Anandamaya adalah kebahagian atau kesenangan hidup yang dialami ketika atman masih mempunyai stula sarira (tubuh) yakni ketika masih hidup di dunia ini contohnya: ketika masih hidup di dunia. Jadi kebahagian dan kesenangan itu sifatnya keduniawian yang dinikmati dari Panca Indria yaitu: pendengaran, penglihatan, penciuman, rasa lidah, dan rasa kulit (termasuk sex).
Kelahiran kembali (Punarbhawa/Reinkarnasi) terjadi karena Ia harus menanggung hasil perbuatan pada kehidupannya yang terdahulu (karma).
Hal yang pasti adalah: manusia lahir sendirian, mati sendirian, merasakan hasil dari perbuatan baik dan buruk sendirian, jatuh ke dalam neraka sendirian, dan pulang ke dunia rohani juga sendirian.-[Canakya Niti Sastra 5.13]
Dalam ajaran tersebut, bisa dikatakan manusia menentukan nasib baik/buruk yang akan ia jalani sementara Tuhan yang menentukan kapan hasilnya diberikan (baik semasa hidup maupun setelah lahir kembali. Apabila manusia tidak sempat menikmati pada kehidupan saat ini, maka akan dinikmati pada kehidupan selanjutnya.
Adapun perbuatan orang yang bodoh, senantiasa tetap berlaku menyalahi dharma; setelah ia lepas dari neraka, menitislah ia menjadi binatang, seperti biri-biri, kerbau dan lain sebagainya; bila kelahirannya kemudian meningkat, ia menitis menjadi orang yang hina, sengsara, diombang-ambingkan kesedihan dan kemurungan hati, dan tidak mengalami kesenangan.-[Sarasamuccaya 1.48]
Untuk menghindari hal tersebut maka lakukanlah Trikayaparisudha yaitu:
Kayika/perbuatan yang benar: tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berzina),
Wacika/perkataan yang benar: tidak mencaci, tidak berkata keras, tidak memfitnah, tidak ingkar janji),
Manacika/pikiran yang benar: tidak menginginkan sesuatu yang adharma, tidak berpikir buruk pada orang/mahluk lain,)
Karma merupakan hukum sebab akibat. keadaan manusia (baik suka maupun duka) disebabkan karena hasil perbuatan manusia itu sendiri, baik yang ia lakukan pada saat ia menjalani hidup maupun apa yang ia lakukan pada saat ia menjalani kehidupan sebelumnya.
"Alangkah cepat dan pendeknya kehidupan sebagai manusia ini, tak bedanya dengan sinarnya kilat dan sangat susah pula untuk didapat. Oleh karena itu berusaha benar-benarlah untuk berbuat (sadhana) berdasarkan kebenaran (dharma) untuk menghapuskan kesengsaraan hidup guna mencapai sorga"-[Sarasamuscaya 2.14]
Re: From Hero To Zero: Pengakuan Sain, Agama Langit dan Bumi terhadap Kelahiran Kembali/Reinkarnasi!
From Hero to Zero
Perputaran itu tidaklah terputus sampai Ia me lepas belenggu Maya dan menghancurkan Awidya/ketidaktahuan. Tujuan dari kelahiran kembali adalah proses penyatuan Atman dan Brahman. Moksa adalah tercapainya persatuan tersebut. Untuk itu lawanlah dengan sepenuh tekad enam musuh didalam diri /Sadripu: kama (nafsu), lobha (tamak), kroda (marah), mada (mabuk), moha (angkuh), matsarya (dengki irihati) melalui:
Yamabrata: melatih diri untuk anrsamsa (tidak egois), ksama (memaafkan), satya (jujur), ahimsa (tidak menyakiti), dama (sabar), arjawa (tulus), pritih (welas asih), prasada (berpikiran suci), madhurya (bermuka manis), mardawa (lemah lembut).
Niyamabrata: bertekad berlaku dharma : dana (dermawan), ijya (bersembahyang), tapa (mengekang nafsu jasmani), dhyana (sadar pada kebesaran Ida Sanghyang Widhi Wasa), swadhyaya (belajar), upasthanigraha (mengendalikan nafsu sex), brata (mengekang indria), upawasa (mengendalikan makan/minum), mona (mengendalikan kata-kata), snana (menjaga kesucian lahir bathin)
Sadatatayi: Tidak melakukan kekejaman : agnida (membakar), wisuda (meracun), atharwa (menenung), sastragna (merampok), dratikrama (memperkosa), rajapisuna (memfitnah).
Saptatimira: menghindari kebanggaan/keangkuhan karena surupa (cantik/tampan), dana (kaya), guna (pandai), kulina (wangsa), yowana (remaja), kasuran (kemenangan), sura (minuman keras).
Dengan tekad dan latihan tersebut maka terhentilah roda kelahiran kembali dan mencapai penyatuan atman dan Brahman.
Dia yang mengetahui tempat tertinggi dari Brahman itu, dimana dasar dari dunia ini bersinar dengan cemerlang. Orang bijaksana, yang, bebas dari keinginan, memuja Dia, lepas dari kelahiran kembali. Dia yang melayani nafsu, memikirkan mereka, akan lair kembali di sini dan disana sesuai dengan keinginannya. Tapi bagi dia yang keinginannya telah terpenuhi, yang adalah jiwa sempurna, seluruh keinginannya lenyap bahkan disini.-[Mundaka Upanisad 3.2.1-2]
Orang yang mengenal sifat rohani, kelahiran dan kegiatanKu, tidak akan lahir lagi di dunia material ini setelah meninggalkan badan, melainkan ia mencapai tempat tinggalKu yang kekal.-[Bhagavad Gita 4.9].
Secara garis besarnya terdapat empat (jalan /cara menuju atau pempersatukan diri dengan Tuhan yang disebut Catur Marga / Catur Yoga. Keempat jalan tersebut adalah sama baiknya untuk mencapai Brahman
Dengan jalan bagaimanapun ditempuh oleh manusia ke arahku, semuanya aku terima dan memenuhi keinginan mereka, melalui banyak jalan manusia menuju jalanku, Oh Prtha.-[Bhagawad Gita 5.2]
Jnana Marga/Yoga (kebijaksanaan filsafat atau Penetahuan)
Persatuan Atman dan Brahman dicapai melalui Pengetahuan atau kebijaksanaan filsafat kebenaran. Pengetahuan seorang bijaksana dimulai dengan pengetahuan dalam tingkat ajaran-ajaran suci Weda (Apara Widya)
Kemudian berdasarkan itu menuju pada pengetahuan tingkat tinggi tentang hakikat kebenaran Atman dan Brahman (Pari Widya). Untuk mencapai kebenaran yang sempurna melalui Wiweka (logika) membedakan yang kekal dan tidak kekal, sehingga bisa melepaskan yang tidak kekal dan mencapai kekekalan yang sempurna. Jnana bermain di tataran Kebijakan dan Pikiran.
Ia yang pikirannya tidak digoyahkan dalam keadaan dukacita dan bebas dari keinginan-keinginan ditengah-tengah kesukacitaan, ia yang dapat mengatasi nafsu, kesesatan dan kemarahan, ia disebut seorang yang bijaksana.-[Bhagawad Gita 2.56]
Karma Marga/Yoga (Perbuatan)
Persatuan atman dan Brahman melalui kerja/perbuatan tanpa pamrih, tulus/ ikhlas dengan melepaskan keinginan untuk memperoleh hasil atau buah dari perbuatan/kerjanya targetnya adalah melepas emosi, lepasnya atma dari unsur-unsur maya sehingga tercapailah kesempurnaan. Idenya adalah bekerjalah,lepaskan keinginan akan hasil.
Bukan dengan jalan tiada bekerja, orang dapat mencapai kebebasan dari perbuatan. Juga tidak hanya melepaskan diri dari pekerjaan, orang akan mencapai kesempurnaannya.-[Bhagawad Gita 3.4]
Serahkanlah segala pekerjaan kepadaku, dengan memusatkan pikiran kepada atma, melepaskan diri dari pengharapan dan perasaan keakuan, dan berjuanglah kamu, bebas dari pikiranmu yang susah-[Bhagawad Gita 3.30]
Bekerjalah kamu selalu, yang harus dilakukan dengan tiada terikat olehnya, karena orang mendapat tujuannya yang tertinggi dengan melakukan pekerjaan yang tak terikat olehnya.-[Bhagawad Gita 3.19]
Bakti Marga/Yoga (Sujud/Bakti)
Persatuan atman dan Brahman melalui cinta dan sujud bakti terhadap Tuhan. Idenya adalah apapun adalah oleh, karena dan untuk Tuhan. Penyerahan diri sepenuhnya dan sujud bhakti pada Tuhan. Jalan Bakti Marga Yoga ini adalah jalan yang paling mudah dan banyak dilakukan/ditempuh oleh manusia
Orang saleh yang menyembah aku adalah empat macam yaitu, orang yang mencari kekayaan, orang yang bijaksana, orang yang mencari pengetahuan dan orang yang dalam keadaan susah, Oh Arjuna.-[Bhagawad Gita 7.16]
Diantara ini, orang yang bijaksana yang selalu terus menerus bersatu dengan Hyang Suci, kebaktiannya terpusat hanya kesatu arah (Tuhan) adalah yang terbaik. Sebab aku kasih sekali kepadanya dan dia kasih kepadaku.-[Bhagawad Gita 7.17]
Dengan bentuk apapun juga mereka bakti kepadaku (Bhakta), yang dengan kepercayaan bermaksud menyembah aku (dengan Sraddha), kepercayaan itu aku tegakkan-[Bhagawad Gita 7.21]
Raja Marga/Yoga (Samadhi/Tapa)
Persatuan atman dengan brahman melalui konsentrasi yang benar dengan melakukan Astangga Yoga/delapan pemusatan, yaitu
Yama/Larangan: Menahan diri/Nafsu,
Nyama/Perintah: adat/adab yang baik, melatih dengan kebisaan,
Asana: sikap duduk yang baik, tumpuan lengan dan kaki dapat membantu mengendalikan kemaluan dan perut,
Pranayama: Pengendalian/ nafas (Puraka/menarik, Kumbaka/menahan, Recaka/menghembuskan),
Pratyahara: Kontrol Indria,
Dharana yaitu: upaya menenangkan pikiran,
Dhyana: upaya memikirkan Brahman dan
Semadhi: Menyamakan Gelombang dengan Brahman.
Seorang Yogin harus tetap memusatkan pikirannya kepada atma yang maha besar (Tuhan), tinggal dalam kesunyian dan tersendiri, bebas dari angan-angan dan keinginan untuk memilikinya.-[Bhagawad Gita 6.10]
Karena kebahagiaan tertinggi datang pada Yogin, yang pikirannya tenang, yang nafsunya tidak bergolak, yang keadaannya bersih dan bersatu dengan Tuhan (Moksa).-[Bhagawad Gita 6.27]
Perputaran itu tidaklah terputus sampai Ia me lepas belenggu Maya dan menghancurkan Awidya/ketidaktahuan. Tujuan dari kelahiran kembali adalah proses penyatuan Atman dan Brahman. Moksa adalah tercapainya persatuan tersebut. Untuk itu lawanlah dengan sepenuh tekad enam musuh didalam diri /Sadripu: kama (nafsu), lobha (tamak), kroda (marah), mada (mabuk), moha (angkuh), matsarya (dengki irihati) melalui:
Yamabrata: melatih diri untuk anrsamsa (tidak egois), ksama (memaafkan), satya (jujur), ahimsa (tidak menyakiti), dama (sabar), arjawa (tulus), pritih (welas asih), prasada (berpikiran suci), madhurya (bermuka manis), mardawa (lemah lembut).
Niyamabrata: bertekad berlaku dharma : dana (dermawan), ijya (bersembahyang), tapa (mengekang nafsu jasmani), dhyana (sadar pada kebesaran Ida Sanghyang Widhi Wasa), swadhyaya (belajar), upasthanigraha (mengendalikan nafsu sex), brata (mengekang indria), upawasa (mengendalikan makan/minum), mona (mengendalikan kata-kata), snana (menjaga kesucian lahir bathin)
Sadatatayi: Tidak melakukan kekejaman : agnida (membakar), wisuda (meracun), atharwa (menenung), sastragna (merampok), dratikrama (memperkosa), rajapisuna (memfitnah).
Saptatimira: menghindari kebanggaan/keangkuhan karena surupa (cantik/tampan), dana (kaya), guna (pandai), kulina (wangsa), yowana (remaja), kasuran (kemenangan), sura (minuman keras).
Dengan tekad dan latihan tersebut maka terhentilah roda kelahiran kembali dan mencapai penyatuan atman dan Brahman.
Dia yang mengetahui tempat tertinggi dari Brahman itu, dimana dasar dari dunia ini bersinar dengan cemerlang. Orang bijaksana, yang, bebas dari keinginan, memuja Dia, lepas dari kelahiran kembali. Dia yang melayani nafsu, memikirkan mereka, akan lair kembali di sini dan disana sesuai dengan keinginannya. Tapi bagi dia yang keinginannya telah terpenuhi, yang adalah jiwa sempurna, seluruh keinginannya lenyap bahkan disini.-[Mundaka Upanisad 3.2.1-2]
Orang yang mengenal sifat rohani, kelahiran dan kegiatanKu, tidak akan lahir lagi di dunia material ini setelah meninggalkan badan, melainkan ia mencapai tempat tinggalKu yang kekal.-[Bhagavad Gita 4.9].
Secara garis besarnya terdapat empat (jalan /cara menuju atau pempersatukan diri dengan Tuhan yang disebut Catur Marga / Catur Yoga. Keempat jalan tersebut adalah sama baiknya untuk mencapai Brahman
Dengan jalan bagaimanapun ditempuh oleh manusia ke arahku, semuanya aku terima dan memenuhi keinginan mereka, melalui banyak jalan manusia menuju jalanku, Oh Prtha.-[Bhagawad Gita 5.2]
Jnana Marga/Yoga (kebijaksanaan filsafat atau Penetahuan)
Persatuan Atman dan Brahman dicapai melalui Pengetahuan atau kebijaksanaan filsafat kebenaran. Pengetahuan seorang bijaksana dimulai dengan pengetahuan dalam tingkat ajaran-ajaran suci Weda (Apara Widya)
Kemudian berdasarkan itu menuju pada pengetahuan tingkat tinggi tentang hakikat kebenaran Atman dan Brahman (Pari Widya). Untuk mencapai kebenaran yang sempurna melalui Wiweka (logika) membedakan yang kekal dan tidak kekal, sehingga bisa melepaskan yang tidak kekal dan mencapai kekekalan yang sempurna. Jnana bermain di tataran Kebijakan dan Pikiran.
Ia yang pikirannya tidak digoyahkan dalam keadaan dukacita dan bebas dari keinginan-keinginan ditengah-tengah kesukacitaan, ia yang dapat mengatasi nafsu, kesesatan dan kemarahan, ia disebut seorang yang bijaksana.-[Bhagawad Gita 2.56]
Karma Marga/Yoga (Perbuatan)
Persatuan atman dan Brahman melalui kerja/perbuatan tanpa pamrih, tulus/ ikhlas dengan melepaskan keinginan untuk memperoleh hasil atau buah dari perbuatan/kerjanya targetnya adalah melepas emosi, lepasnya atma dari unsur-unsur maya sehingga tercapailah kesempurnaan. Idenya adalah bekerjalah,lepaskan keinginan akan hasil.
Bukan dengan jalan tiada bekerja, orang dapat mencapai kebebasan dari perbuatan. Juga tidak hanya melepaskan diri dari pekerjaan, orang akan mencapai kesempurnaannya.-[Bhagawad Gita 3.4]
Serahkanlah segala pekerjaan kepadaku, dengan memusatkan pikiran kepada atma, melepaskan diri dari pengharapan dan perasaan keakuan, dan berjuanglah kamu, bebas dari pikiranmu yang susah-[Bhagawad Gita 3.30]
Bekerjalah kamu selalu, yang harus dilakukan dengan tiada terikat olehnya, karena orang mendapat tujuannya yang tertinggi dengan melakukan pekerjaan yang tak terikat olehnya.-[Bhagawad Gita 3.19]
Bakti Marga/Yoga (Sujud/Bakti)
Persatuan atman dan Brahman melalui cinta dan sujud bakti terhadap Tuhan. Idenya adalah apapun adalah oleh, karena dan untuk Tuhan. Penyerahan diri sepenuhnya dan sujud bhakti pada Tuhan. Jalan Bakti Marga Yoga ini adalah jalan yang paling mudah dan banyak dilakukan/ditempuh oleh manusia
Orang saleh yang menyembah aku adalah empat macam yaitu, orang yang mencari kekayaan, orang yang bijaksana, orang yang mencari pengetahuan dan orang yang dalam keadaan susah, Oh Arjuna.-[Bhagawad Gita 7.16]
Diantara ini, orang yang bijaksana yang selalu terus menerus bersatu dengan Hyang Suci, kebaktiannya terpusat hanya kesatu arah (Tuhan) adalah yang terbaik. Sebab aku kasih sekali kepadanya dan dia kasih kepadaku.-[Bhagawad Gita 7.17]
Dengan bentuk apapun juga mereka bakti kepadaku (Bhakta), yang dengan kepercayaan bermaksud menyembah aku (dengan Sraddha), kepercayaan itu aku tegakkan-[Bhagawad Gita 7.21]
Raja Marga/Yoga (Samadhi/Tapa)
Persatuan atman dengan brahman melalui konsentrasi yang benar dengan melakukan Astangga Yoga/delapan pemusatan, yaitu
Yama/Larangan: Menahan diri/Nafsu,
Nyama/Perintah: adat/adab yang baik, melatih dengan kebisaan,
Asana: sikap duduk yang baik, tumpuan lengan dan kaki dapat membantu mengendalikan kemaluan dan perut,
Pranayama: Pengendalian/ nafas (Puraka/menarik, Kumbaka/menahan, Recaka/menghembuskan),
Pratyahara: Kontrol Indria,
Dharana yaitu: upaya menenangkan pikiran,
Dhyana: upaya memikirkan Brahman dan
Semadhi: Menyamakan Gelombang dengan Brahman.
Seorang Yogin harus tetap memusatkan pikirannya kepada atma yang maha besar (Tuhan), tinggal dalam kesunyian dan tersendiri, bebas dari angan-angan dan keinginan untuk memilikinya.-[Bhagawad Gita 6.10]
Karena kebahagiaan tertinggi datang pada Yogin, yang pikirannya tenang, yang nafsunya tidak bergolak, yang keadaannya bersih dan bersatu dengan Tuhan (Moksa).-[Bhagawad Gita 6.27]
Re: From Hero To Zero: Pengakuan Sain, Agama Langit dan Bumi terhadap Kelahiran Kembali/Reinkarnasi!
Buddha:Kelahiran Kembali
Nagarjuna yang merupakan peletak dasar doktrin Sunyata dalam sekte Madhyamaka pada pertengahan abad kedua, mengatakan,
"Ajaran Sang Buddha didasarkan atas dua Kebenaran, yaitu Kebenaran Duniawi (Sammuti-sacca/Sammati-satya) dan Kebenaran Akhir (Paramattha-sacca/Paramartha-satya). Mereka yang tidak mengerti perbedaan antara dua Kebenaran ini tidak akan memahami arti yang mendalam dari Ajaran Sang Buddha."
Sang Buddha, ketika melakukan Meditasi di saat-saat menjelang mencapai penerangan sempurnanya [setelah memasuki keadaan jhana ke-4 dalam meditasinya], menuturkan:
"[..] Aku mengingat berjuta kali kelahiranKu dari kehidupan yang lampau sebagai berikut: mula-mula 1 kelahiran, 2, 5, 10, 50, 100, 1000, 100.000, banyak Kappa kontraksi kosmis, banyak Kappa kosmis mengembang, banyak Kappa dari kontraksi dan mengembangnya kosmis [..] Pengetahuan pertama ini di dapat selama waktu jaga pertama (18.00 s/d 22.00);
Pengetahuan ke-2 selama waktu jaga kedua [22.00 s/d 02.00] melalui mata batinnya melihat mahluk-mahluk wafat dan muncul kembali di bermacam alam [baik dan buruk], terhubung dengan karma mereka sendiri hingga dibedakan menjadi inferior/superior, penampilannya baik/buruk, beruntung/sial;
Pengetahuan ke-3 selama waktu jaga ketiga [02.00 s/d 04.00] berupa penyebab, cara penghancuran noda (asavakkhaya ñãna) dan mengakhir kelahiran kembali" [Sumber: Majjhima Nikaya, Mahasaccaka Sutta No. 36, I.248]
Kemudian, setelah mencapai ke-Buddha, Ia kumandangkan Pekik Kemenangan:
Aneka jāti samsāraṃ sandha vissam
anibhissam 'Gahakaraka' gavesanto
dukkhajāti punappunam
Gahakaraka ditthosi
puna geham nakahasi
Sabba te phasuka bagga
gahakutam visamkhatam
Visamkhāra gatam cittam
tanhanam khayam ajjhaga through many rounds of rebirth have I ran
looking for the house-builder, but not finding it
painful is repeated rebirth
oh, house-builder, you are seen
you will not build this house again
all your ribs are broken
the roof is destroyed
My mind Attains the Unconditioned
of thirsts destruction has reached Berlari berputar2 dalam lingkaran kelahiran kembali
Dengan sia2 Ku mencari 'Pembuat Rumah' ini
Menyakitkan, kelahiran kembali yg tiada berakhir
Oh, Pembuat Rumah, sekarang telah Kuketahui
Engkau tak akan dapat membuat rumah lagi
Semua sendi-sendimu telah Kubongkar
atapmu telah Kurobohkan
Kesadaran-Ku sekarang mencapai Nibbana
Dan berakhirlah semua nafsu keinginan
[Dhammapada syair 153 & 154]
Dikisahkan bahwa pada saat itu bumi bergetar karena gembira dan di udara sayup-sayup terdengar suara musik yang merdu, seluruh tempat itu penuh dengan kehadiran para dewa yang turut bergembira dan ingin melihat orang yang berhasil mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha, pohon-pohon mendadak berbunga dan menyebarkan bau harum ke seluruh penjuru, binatang hutan yang biasanya saling bermusuhan pada waktu itu dapat hidup berdampingan dengan damai.
Siapakah "si pembuat Rumah" yang JATI DIRINYA telah diketahui dan dianggap bertanggung jawab terhadap terjadinya Kelahiran Kembali? Apakah maksudnya adalah Tuhan, Si MAHA PENCIPTA? Bukan!
Tradisi Buddha tidak mengakui adanya MAHA PENCIPTA yang mengakibatkan terjadi nya KELAHIRAN KEMBALI:
"Dengan mata, seseorang dapat melihat pandangan memilukan; Mengapa Brahma itu tidak menciptakan secara baik? Bila kekuatannya demikian tak terbatas, mengapa tangannya begitu jarang memberkati? Mengapa dia tidak memberi kebahagiaan semata? Mengapa kejahatan, kebohongan dan ketidak-tahuan merajalela? Mengapa memenangkan kepalsuan, sedangkan kebenaran dan keadilan gagal? Saya menganggap Brahma adalah ketidakadilan. Yang membuat dunia yang diatur keliru." [Bhuridatta Jataka, Jataka 543]
Apabila, O para bhikkhu, makhluk-makhluk mengalami penderitaan dan kebahagiaan sebagai hasil atau sebab dari ciptaan Tuhan (Issaranimmanahetu), maka para petapa telanjang ini tentu juga diciptakan oleh satu Tuhan yang jahat/nakal (Papakena Issara), karena mereka kini mengalami penderitaan yang sangat mengerikan. [Devadaha Sutta, Majjhima Nikaya 101]
Sekali lagi, para bhikkhu, aku menemui para petapa dan brahmana (yang memegang pandangan kedua) dan berkata kepada mereka:
"Apakah benar, seperti kata orang, bahwa yang mulia mengajar dan memegang pandangan bahwa apapun yang dialami seseorang… semua itu disebabkan oleh ciptaan Tuhan?"
Ketika mereka mengatakan "Ya", kukatakan kepada mereka:
"Jika demikian halnya, yang mulia, maka ciptaan Tuhan itulah yang membuat orang-orang membunuh… dan memiliki pandangan salah. Maka mereka yang menganggap ciptaan Tuhan sebagai faktor penentu tidak akan memiliki semangat dan usaha untuk melakukan ini atau tidak melakukan itu. Karena mereka tidak memiliki alasan yang cukup kuat untuk menyatakan bahwa ini atau itu harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan, istilah ‘petapa’ tidak sesuai untuk mereka, karena mereka hidup tanpa kewaspadaan dan pengendalian diri." [Anguttara-Nikaya; III,61]
Jika, TIDAK ADA Mahluk MAHA PENCIPTA, yang disebut sebagai TUHAN/BRAHMA/ALLAH, lantas bagaimana Buddhisme menjawab anggapan umum dibawah ini:
Segala sesesuatu ada yang MENCIPTAKAN
Harus ada SATU sebab Awal yang menjadikan segala sesuatunya ADA
Buddhisme tidak mengenal adanya sebab yang pertama. Menurut Buddhisme, segala sesuatu adalah relatif dan saling bergantungan dan saling berkaitan.
'Si Pembuat Rumah' yang dimaksudkan Sang Buddha adalah Nafsu Keinginan, seperti dinyatakan Beliau pada khotbah pertamanya tentang asal mula penderitaan:
"Nafsu keinginan ini adalah yang mengakibatkan kelahiran kembali disertai kesenangan dan kemelekatan, mencari kesenangan pada saat ini, baik di tempat ini maupun tempat lainnya..."
Tanha (nafsu Keinginan) tersebut, yang terdiri dari :
Kama tanha
Menurut indriya dan materi, yaitu Keinginan dari (nafsu indriya, bentuk dan alam tidak bentuk)
Menurut Indriya dan kehidupan, yaitu Kehausan akan (bentuk, suara, bau, rasa, sentuhan dan bentuk-bentuk pikiran)
Bhava Tanha (nafsu keiginan untuk melanjutkan kehidupan) pada Rupa Tanha, arupa tanha
Vibhava Tanha (Pemusnaan diri)
Tanha secara harfiah berarti kehausan dan secara jelas mengacu pada nafsu keinginan yang kuat atau dorongan yang terus menerus untuk berusaha memuaskan seluruh nafsu keinginan indrawi yang kita miliki.
Hal inilah yang menimbulkan berbagai penderitaan.
Tanha adalah akar dari dukkha dan siklus kelahiran kembali yang tiada hentinya [Digha Nikaya II : 308]
Menurut Majjima Nikaya I : 508, seseorang yang masih belum dapat melepaskan diri dari keterikatan terhadap nafsu keinginan, saat sedang menikmati apa yang telah didapatinya, ia terbakar oleh kegelisahan akan keinginan-keinginan hal lainnya, sehingga ia akan terus-menerus mengejar semua nafsu-nefsu keinginannya. Semakin nafsu keinginan dikejar, ia semakin melekat dan semakin menuntut untuk dipenuhi. Seperti penderita alergi gatal [eksim/dermatitis atopic] badannya luka-luka bahkan sampai memborok karena digaruk. Semakin parah lukanya tidaklah semakin sembuh. Padahal garukan tersebut hanya menimbulkan kenikmatan sekejab.
Istilah tanha, tidak hanya berarti keinginan akan dan terikat kepada hawa nafsu, harta benda dan kekuasaan tetapi berarti juga keinginan akan dan terikat kepada ide-ide dan cita-cita, pandangan hidup, opini-opini, teori-teori, konsepsi-konsepsi dan kepercayaan-kepercayaan (dhamma-tanha).
Semua kesulitan dan perselisihan di dunia ini, dari perselisihan kecil dalam keluarga sampai dengan peperangan besar antara negara dengan negara, timbul dari tanha ini yang mementingkan diri sendiri saja [Majjhima Nikaya 13, Maha Dukkhanda Sutta]
Dari sudut pandangan ini, semua persoalan ekonomi, politik dan sosial bersumber pada tanha yang egoistis ini. Para negarawan terkenal yang mencoba menyelesaikan persoalan internasional dan berbicara perihal perang dan damai, ekonomi dan politik hanya membicarakan kulit persoalan dan tidak pernah menyentuh akarnya yang lebih dalam.
"Dunia ini membutuhkan, menginginkan dengan sangat dan kemudian terikat kepada tanha." [Majjhima Nikaya 82, Ratthapalasutta, Sabda Sang Buddha pada Ratthapala]
Namun demikian, Tanha, walaupun merupakan sebab yang nyata, yang terdekat dan yang terpenting, tak dapat dianggap sebagai sebab yang pertama.
Perbuatan yang dilakukan [oleh jasmani, perkataan dan pikiran] baik ataupun buruk disebut Kamma. hasil perbuatannya juga disebut Kamma.
0, Bhikkhu, kehendak untuk berbuat (cetana) itulah yang Aku namakan Kamma. Sesudah berkehendak orang lantas berbuat dengan badan jasmani, perkataan dan pikiran"
Akibat Sekarang [hasil] merupakan akibat dari sebelumnya, sehingga Kamma sering juga disebut sebagai “hukum sebab dan akibat”.
"Sesuai dengan benih yang ditaburkan, demikianlah buah yang kau petik darinya. Pelaku kebaikan (akan mengumpulkan) kebaikan, Pelaku kejahatan (menuai) kejahatan. Taburlah benih dan tanamlah dengan baik, Maka kau akan menikmati buah darinya"-[S. I, 227, The Kindred Sayings, I, h. 293]
Dalam Anguttara Nikaya dan Kitab-kitab lainnya, Sang Buddha menyatakan dengan pasti bahwa karma bukan merupakan penyebab dari segala hal.
Tanha, agar dapat timbul (samudaya), tergantung pada sesuatu yang lain, yaitu perasaan (vedana), dan perasaan ini tergantung pada kontak (phassa) dst.....hingga terciptalah satu lingkaran Hukum pokok yang saling bergantungan (Paticcasamuppada)
Untuk itu, Perlu kita ketahui terlebih dahulu apa definisi tentang Mahkluk di Tradisi Buddhisme
Buddhagosa pernah berkata [Vism. (PTS), hal. 513]:
Hanya penderitaan yang ada,
namun tak dapat dijumpai si penderita;
Perbuatan yang ada,
tetapi tak ada si pembuat
Makhluk, orang atau "aku" adalah sebuah sebutan [pe-nama-an] yang diberikan kepada Lima Kelompok Kegemaran (Pañcakkhanda). "makhluk" dalam definisi Buddhisme juga merupakan dukkha (sankharadukkha).
Jadi, mahluk hidup itu merupakan panca skandha (Lima bagian/himpunan), yang terdiri dari:
rupam (Bentuk/Materi/Badan jasmani), yang terdiri dari 4 (empat) unsur [Catu Mahabhuta] yaitu: Padat/penyokong [Pathavi], cair/perekat [Apo], Sinar/gelombang partikel/temperatur (panas/dingin) [Tejo], Gerak/Getar [Vayo]
vedana/vadana (perasaan, yang timbul akibat adanya kontak antara obyek-obyek indera dengan indera-indera kita tadi. Misalnya perasan yang timbul dari kontak melalui mata dengan bentuk-bentuk yang terlihat [demikian juga dengan 5 Indera lainnya]. Perasaan-perasaan yang timbul itu bisa berupa perasaan senang, tidak senang, atau netral. Perasaan-perasaan ini timbul sebagai reaksi kontak tadi yang dihubungkan dengan ingatan-ingatan, baik yang berbentuk insting bawaan ataupun yang didapat dari pengalaman-pengalaman)
samjna/sanna (perekaman/Pencerapan/Perhatian/mengenali atau pengenalan objek yang terjadi setelah terjadinya kontak dan setelah terjadinya kesadaran akan adanya obyek tersebut), segala sesuatu yang kita alami melalui indera kita. Seperti vedana maka pencerapan/perekaman inipun ada 6 jenis. Pencerapan atau pengenalan objek tersebut juga terjadi akibat adanya memori atau ingatan-ingatan, terutama yang berhubungan dengan pengalaman-pengalaman
samskara/Samkhara/sankhara (bentuk-bentuk Mental/pikiran, dorongan pikiran, berupa segala kehendak (cetana) yang terjadi setelah timbul perasaan-perasaan akibat kontak yang terjadi. Kehendak-kehendak (cetana) yang terjadi inilah yang kelak akan membuahkan karma berupa perbuatan-perbuatan yang dilakukan, baik yang dilakukan dengan badan jasmani, ucapan, maupun dengan pikiran, yang mengarah kepada perbuatan baik, jahat atau netral. dan
vijnana/Vinnana (kesadaran, yang timbul akibat reaksi/respon dari indera-indera setelah mengadakan kontak dengan obyeknya. Kesadaran ini timbul sebelum terjadinya proses pencerapan atau pengenalan obyek yang kemudian menimbulkan perasaan-perasaan yang kemudian bisa berakhir dengan reaksi mental berupa kehendak untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan obyek tersebut).
Kompilasi ini disebut juga Nama (No.2, 3, 4 dan 5) dan Rupa (no.1).
Nama (No. 2, 3, 4 dan 5) dalam bahasa Pali sebagai citta.
Citta, dalam arti simple adalah kesadaran [Vinanna]. Kumpulan Nama [perasaan, persepsi, bentuk-bentuk pikiran dan kesadaran] dinamai juga kesadaran.
Jadi, Nama = Citta = Kesadaran.
Rupa (Tubuh/Materi/badan jasmani) oleh Sang Buddha yang diurai lagi menjadi empat bentuk elemen (Catur Maha Bhuta) yaitu:
elemen padat (Pathavi Dhatu) yang sebenarnya memberikan sifat atau kemampuan menempati ruang dan mempertahankan posisi serta memberikan sifat kaku pada setiap materi;
elemen cair (Apo-Dhatu) yang sebenarnya berupa gaya rekat atau tarik menarik antara materi;
elemen panas atau energi (Tejo-Dhatu) yang sebenarnya memiliki sifat maha bhuta yang lain tetapi dalam dimensi yang lebih kecil; dan
elemen gerak atau getaran (Vayo-Dhatu) yang bila berada dalam kesetimbangan dengan apo-dhatu akan menampakkan eksistensi pattiavi materi yang bersangkutan.
Termasuk kelompok Rupa-khanda ini juga terdapat turunan-turunan atau bentuk variasi dari empat Maha Bhuta tadi yaitu mencakup organ-organ indera (pasada-rupa) beserta objek-objeknya (arammana) misalnya
bentuk dan warna sebagai objek penglihatan oleh mata;
bunyi dan suara sebagai objek pendengaran telinga;
bau-bauan sebagai objek penciuman oleh indera penghidu;
cita rasa sebagai objek pengecapan oleh lidah;
benda-benda dengan berbagai variasi bentuk, temperatur, permukaan kasar atau licin, keras atau lembut, sebagai objek perabaan oleh indera peraba; dan
objek- objek mental seperti pikiran, ingatan, konsep dan ide-ide sebagai objek pemikiran oleh indera mental kita.
Jadi Rupa-khanda sebenarnya mencakup obyek-obyek di dalam maupun di luar diri kita beserta indera-indera yang dapat berkontak dengannya.
"Radha [nama seorang Brahmin], napsu keinginan, kegemaran, atau kehausan apapun terhadap rupa, viññana, sañña, sankhära, vedanä. Ketika sesuatu terperangkap di sana, terikat di sana, maka sesuatu itu disebut sebagai makhluk hidup." [Satta Sutta; Radha Samyutta; Samyutta Nikaya 23.2 (S 3.189)]
Nama dan Rupa menimbulkan 6 landasan Indria [Sad-ayatana/Salayatana] yaitu warna [vanna], bau [gandha], rasa [rasa], pokok yang utama [oja] tenaga hidup [jivitindria] dan tubuh [kaya].
Konsekuensi dari mahluk yang terdiri dari Nama (No.2, 3, 4 dan 5) dan Rupa (no.1) adalah:
Apabila tidak makan Ia akan merasa lapar, Ia dapat merasa Kedinginan dan kepanasan, Ia juga mengalami kelelahan, Apabila kurang tidur Ia akan mengantuk. Ia dapat bersemangat, Ingin dicintai dan dapat patah hati; juga berusaha mengungguli yang lain, egois, Ia ingin mendapat perhatian, ingin mengetahui apapun, ingin menciptakan sesuatu, Ia ingin mendapat pengakuan, Kadang merasa puas atau tidakpuas dan banyak lagi variasi tindakan dan dorongan karena nama dan rupam tersebut.
Untuk menjelaskan definisi Mahluk hidup, baik itu Manusia, Binatang, Dewa dan Iblis, saya mulai dengan perumpamaan ini:
Perumpamaan Sepeda
Sepeda beroda dua, Rodanya saja tidak dapat dikatakan sebagai sepeda, begitu pula stang, rem dan bahkan orang yang mengendarai. Untuk dikatakan sebagai seped a, maka harus mempunyai stang, rangka, rem, pedal, sadel, rantai, roda, dll.
Modifikasi apapun bisa dilakukan, misalnya dilakukan dengan tambahan mesin, maka ia tidak lagi sepeda melainkan motor. Rodanya dimodifikasi menjadi tiga, maka tidak lagi sepeda melainkan beca. Ditambah roda dan mesin maka ia tidak lagi sepeda melainkan bemo /bajaj. Ban belakangnya dicopot, rantai diperpanjang dan ditambah penyerut, maka jelas ia bukan lagi sepeda roda dua.
Itu adalah perubahan rupam, bagaimana agar ia dapat bergerak dan berjalan? Untuk dapat bergerak dan berjalan tetap perlu jalan yang rata, roda yang terdiri dari unsur padat atau angin, stang, rantai, yang mengemudikan dll. Pengemudinya bisa saja manusia, monyet, beruang, motor, komputer, dll. Pengemudinya sendiri perlu energi, dan terdiri dari kepadatan, gerak, cairan, panas. Manusia tidak memerlukan sepeda untuk bergerak dan berjalan mencapai tujuan, karena ia sendiri bisa berjalan dan berlari.
Padahal, Jika Atta [Roh/jiwa] sebagai inti dari mahluk hidup dianggap sebagai sesuatu yang bergerak dan menggerakan maka ia jelas merupakan bagian dari elemen Vayu [getar/gerak] atau juga dianggap sebagai percikan sinar maka ia juga bagian dari elemen catur mahabhuta yaitu unsur Tejo [suhu, gelombang partikel: sinar/cahaya]
Berdasarkan Nama dan Rupa [panca Skanda], perubahan rupam dan juga perumpamaan di atas sangat Jelas terlihat bahwa:
Tuhan/Brahma/Allah, hanya merupakan "Mahluk" Panca Skanda dan jelas bukan sebab Awal yang menjadikan segala sesuatunya ADA,
Anggapan bahwa atman/roh/jiwa sebagai penggerak juga merupakan suatu yang berlebihan.
Inilah alasan mengapa ajaran Buddha TIDAK MENGAKUI adanya Mahluk maha Pencipta dan juga adanya roh/atman sebagai Penggerak.
Untuk lebih memperjelas lagi, ada baiknya kita simak pula penggalan ujaran Sang Buddha di Brahmajala Sutta berikut ini:
"[..] Para bhikkhu, pada suatu masa yang lampau setelah berlangsungnya suatu masa yang lama sekali, ‘bumi ini belum ada’. Ketika itu umumnya makhluk-makhluk hidup di alam dewa Abhassara, di situ mereka hidup ditunjang oleh kekuatan pikiran, diliputi kegiuran, dengan tubuh yang bercahaya dan melayang-layang di angkasa hidup diliputi kemegahan, mereka hidup demikian dalam masa yang lama sekali.
Demikianlah, pada suatu waktu yang lampau ketika berakhirnya suatu yang lama sekali, bumi ini mulai berevolusi dalam pembentuk, ketika hal ini terjadi alam Brahma kelihatan dan masih kosong. [siklus semesta]
Ada makhluk dari alam dewa Abhassara yang ‘masa hidupnya atau ‘pahala kamma baiknya’ untuk hidup di alam itu telah habis, ia meninggal dari alam Abhassara itu dan terlahir kembali di alam Brahma.
Disini, ia hidup ditunjang pula oleh kekuatan pikirannya diliputi kegiuran, dengan tubuh yang bercahaya-cahaya yang melayang-layang di angkasa, hidup diliputi kemegahan, ia hidup demikian dalam masa yang lama sekali."
Karena terlalu lama ia hidup sendirian di situ, maka dalam dirinya muncullah rasa ketidakpuasan, juga muncul suatu keinginan,
‘O, semoga ada makhluk lain yang datang dan hidup bersama saya di sini!
Pada saat itu ada makhluk lain yang disebabkan oleh masa usianya atau pahala kamma baiknya telah habis, mereka meninggal di alam Abhassara dan terlahir kembali di alam Brahma sebagai pengikutnya, tetapi dalam banyak hal sama dengan dia.'
Para bhikkhu, berdasarkan itu, maka makhluk pertama yang terlahir di alam Brahma berpendapat:
"Saya Brahma, Maha Brahma, Maha Agung, Maha Kuasa, Maha Tahu, Penguasa, Tuan Dari Semua, Pembuat, Pencipta, Maha Tinggi, Penentu tempat bagi semua makhluk, asal mula kehidupan, Bapa dari yang telah ada dan yang akan ada). Semua makhluk ini adalah ciptaanku.
Mengapa demikian?
Baru saja saya berpikir, ’semoga mereka datang’, dan berdasarkan pada keinginanku itu maka makhluk-makhluk ini muncul.
Makhluk-makhluk itu pun berpikir,
‘dia Brahma, Maha Brahma, Maha Agung, Maha Kuasa, Maha Tahu, Penguasa, Tuan dari semua, Pembuat, Pencipta, Maha Tinggi, penentu tempat bagi semua makhluk, asal mula kehidupan, Bapa dari yang telah ada dan yang akan ada. Kita semua adalah ciptaannya.
Mengapa?
Sebab, setahu kita, dialah yang lebih dahulu berada di sini, sedangkan kita muncul sesudahnya".
"Para bhikkhu, dalam hal ini makhluk pertama yang berada di situ memiliki usia yang lebih panjang, lebih mulia, lebih berkuasa daripada makhluk-makhluk yang datang sesudahnya."
"Para bhikkhu, selanjutnya ada beberapa makhluk yang meninggal di alam tersebut dan terlahir kembali di bumi.
Setelah berada di bumi ia meninggalkan kehidupan berumah tangga dan menjadi pertapa. Karena hidup sebagai pertapa, maka dengan bersemangat, tekad, waspada dan kesungguhan bermeditasi, pikirannya terpusat, batinnya menjadi tenang dan memiliki kemampuan untuk mengingat kembali satu kehidupannya yang lampau, tetapi tidak lebih dari itu."
Mereka berkata :
"Dia Brahma, Maha Brahma, Maha Agung, Masa Kuasa, Penguasa, Tuan dari semua, Pembuat, Pencipta, Maha Tinggi, Penentu tempat bagi semua makhluk, asal mula kehidupan, Bapa dari yang telah ada dan yang akan ada. Dialah yang menciptakan kami, ia tetap kekal dan keadaannya tidak berubah, ia akan tetap kekal selamanya, tetapi kami yang diciptakannya dan datang ke sini adalah tidak kekal, berubah dan memiliki usia yang terbatas [..]"
[Samaggi-Phala: Brahmajala Sutta]
Berikut ini adalah mengenai Pandangan salah adanya Atma/Roh/Jiwa yang tertuang dalam Anatta Lakkhana Sutta:
Saya telah mendengar pada suatu waktu yang Terberkahi sedang tinggal di Varanasi di dalam tempat peristirahatan perburuan di Isipatana. Beliau berbicara pada kelompok lima orang bhikkhu:
"Bentuk/Wujud, para bhikkhu, adalah bukan diri. Jika Bentuk/Wujud adalah diri, Bentuk/Wujud ini tidak akan membiarkan dirinya untuk tidak nyaman. Akan mungkin [untuk mengatakan] berhubungan dengan wujud, 'Wujud ini demikian. Wujud ini tidak demikian.'
Tetapi karena wujud bukan diri, wujud membiarkan dirinya untuk tidak nyaman. Dan tidak mungkin [untuk mengatakan] berhubungan dengan wujud, 'Wujud ini jadi demikian. Wujud ini tidak jadi demikian.'
"Sensasi bukanlah diri...
"Persepsi bukanlah diri...
"Bentukan [batin] bukanlah diri...
"Kesadaran bukanlah diri. Jika kesadaran adalah diri, kesadaran ini tidak akan membiarkan dirinya untuk tidak nyaman. Adalah mungkin [untuk mengatakan] berhubungan dengan kesadaran, 'Kesadaranku demikian. Kesadaranku tidak demikian.'
Tetapi karena kesadaran bukan diri, kesadaran membiarkan dirinya menjadi tidak nyaman. Dan tidak mungkin [untuk mengatakan] berhubungan dengan kesadaran, 'Kesadaranku jadi demikian. Kesadaranku tidak jadi demikian.'
"Bagaimana menurutmu, para bhikkhu — Apakah wujud kekal atau tidak kekal?"
"Tidak kekal, yang mulia."
"Dan apakah hal yang tidak kekal itu memberikan kenyamanan atau penderitaan?"
"Penderitaan, yang mulia."
"Dan apakah tepat sesuatu yang tidak kekal, menyebabkan penderitaan, akan berubah sebagai: 'Ini milikku. Ini adalah diriku. Ini adalah aku'?"
"Tidak, yang mulia."
"... Apakah sensasi kekal atau tidak kekal?"
"Tidak kekal, yang mulia."...
"... Apakah persepsi kekal atau tidak kekal?"
"Tidak kekal, yang mulia."...
"...Apakah bentukan kekal atau tidak kekal?"
"Tidak kekal, yang mulia."...
"Bagaimana menurutmu, para bhikkhu — Apakah kesadaran kekal atau tidak kekal?"
"Tidak kekal, yang mulia."
"Dan apakah hal yang tidak kekal itu memberikan kenyamanan atau penderitaan?"
"Penderitaan, yang mulia."
"Dan apakah tepat sesuatu yang tidak kekal, menyebabkan penderitaan, akan berubah sebagai: 'Ini milikku. Ini adalah diriku. Ini adalah aku'?"
"Tidak, yang mulia."
"Karena itu, para bhikkhu, siapapun dimasa lampau, masa depan, atau masa sekarang; didalam atau diluar; kasar atau halus; biasa atau indah; jauh atau dekat; siapapun dilihat sebagai apa adanya dengan pemahaman benar sebagai: 'Ini bukan milikku. Ini bukan diriku. Ini bukan aku.'
"Sensasi apapun...
"Persepsi apapun...
"Bentukan apapun...
"Kesadaran apapun dimasa lampau, masa depan, atau masa sekarang; didalam atau diluar; kasar atau halus; biasa atau indah; jauh atau dekat: setiap kesadaran dilihat sebagai apa adanya dengan pemahaman benar sebagai: 'Ini bukan milikku. Ini bukan diriku. Ini bukan aku.'
"Melihat demikian, murid mulia yang telah diinstruksikan dengan baik menjadi kecewa pada tubuh, kecewa pada sensasi, kecewa pada persepsi, kecewa pada bentukan, kecewa pada kesadaran. Setelah kecewa, dia menjadi tidak tertarik.
Setelah tidak tertarik, dia terbebas sepenuhnya. Dengan terbebas penuh, disana ada pengetahuan, 'Terbebas sepenuhnya.' Dia mengerti bahwa 'Kelahiran telah berakhir, kehidupan suci telah terpenuhi, tugas telah selesai. Tidak ada lagi lebih jauh untuk dunia ini.'"
Itulah yang dikatakan Yang Terberkahi. Terpuaskan, kelompok lima bhikkhu tersebut bersenang atas kata-katanya. Dan ketika penjelasan ini sedang diberikan, hati kelompok lima bhikkhu, tidak melekat (tidak dipertahankan), terbebas sepenuhnya dari kegelisahan/kotoran.
[Sumber: Dhammacitta, note: Annatta Lakkhana Sutta merupakan sutta kedua yang dibabarkan oleh Sang Buddha kepada 5 Pertapa (rekan beliau ketika mencari penerangan sempurnaNya). Sutta pertamanya adalah: Dhamma Chakka Pavattana.
Walaupun telah dibabarkan sutta pertama, 5 petapa ini belum bisa mencapai tingkat Arahat/Ariya dikarenakan masih memegang pandangan tentang adanya Atman/Roh/Jiwa, yaitu: memurnikan atman agar dapat bersatu dengan brahman. Setelah di babarkan Sutta kedua ini, mereka mencapai tingkat Arahat]
Inilah juga alasan mengapa ajaran Buddha TIDAK MENGAKUI adanya Mahluk maha Pencipta dan juga adanya roh/atman sebagai Penggerak.
Lantas apa yang ‘dibawa’ saat kelahiran kembali?
Cuma satu, yaitu Nama/Citta (perasaan, persepsi, bentuk-bentuk pikiran dan kesadaran). Nama atau Citta sering juga disebut Kesadaraan.
Sang Buddha juga menjelaskan empat cara kelahiran mahluk hidup:
Andaja yoni, lahir dengan memecahkan kulit telur
Jalabuja yoni, lahir melalui kandungan
Samsedaja yoni, kelahiran pada tempat lembab, lahir dalam ikan yang membusuk, mayat yang membusuk, adonan yang membusuk, atau dalam jamban atau dalam saluran air kotor.
Opapatika, kelahiran secara spontan, Ada dewa-dewa dan penghuni-penghuni neraka dan makhluk manusia tertentu dan para penghuni tertentu dari alam yang tidak menyenangkan, yang lahir (muncul) secara spontan. Inilah empat cara kelahiran. -[Mahasihanda Sutta; Majjhima Nikaya 12]
Buddha menjelaskan tiga kondisi mengapa embrio (dalam kandungan)terjadi pada kelahiran tertentu (misalnya Manusia):
adanya pertemuan ayah dan ibu, tetapi ibu tidak ada makhluk yang siap terlahir (kembali), dalam hal ini tidak ada pembuahan dalam kandungan;
ada pertemuan ayah dan ibu, ibu dalam keadaan masa subur, tetapi tidak ada makhluk yang siap untuk terlahir (kembali), dalam hal ini tidak ada pembuahan dalam kandungan; tetapi
ada pertemuan ayah dan ibu, ibu dalam keadaan masa subur dan ada makhluk yang siap terlahir (kembali), maka terjadi pembuahan karena pertemuan tiga hal itu.-[Mahatanhasankhaya Sutta; Majjhima Nikaya 38]
Atau di dalam sutta lainnya:
[..] Tetapi, Tuan-tuan, tahukah kalian bagaimana munculnya janin terjadi?’
’Tuan, kami mengetahui bagaimana munculnya janin terjadi. [157] Di sini, penyatuan ibu dan ayah, dan ibu sedang dalam masa subur, dan gandhabba hadir. Demikianlah munculnya janin terjadi melalui perpaduan ketiga hal ini.’
“Kalau begitu, Tuan-tuan, apakah kalian mengetahui dengan pasti apakah gandhabba itu adalah seorang muklia, atau seorang brahmana, atau seorang pedagang, atau seorang pekerja?’
“Tuan, kami tidak mengetahui dengan pasti apakah gandhabba itu adalah seorang muklia, atau seorang brahmana, atau seorang pedagang, atau seorang pekerja.’[..] [Assalāyana Sutta]
Note:
Pengertian Gandhabba juga lihat di sini atau lihat arti tersebut di kamus Pali-Inggris:
It is often stated that the Gandhabbas preside over conception [Mendahului penghamilan/pembuahan]; this is due to an erroneous translation of the word gandhabba in passages (E.g., M.i.157, 265f) dealing with the circumstances necessary for conception (mātāpitaro ca sannipatitā honti, mātā ca utunī hoti, gandhabbo ca paccupatthito hoti).
The Commentaries (E.g., MA.i.481f ) explain that here gandhabba means tatrūpakasatta - tasmim okāse nibbattanako satto - meaning a being fit and ready to be born to the parents concerned.[Pali-English Oleh G.P. Malalasekera]
26. “Dan apakah kelahiran, apakah asal mula kelahiran, apakah berhentinya kelahiran, apakah jalan menuju berhentinya kelahiran? Kelahiran para makhluk di dalam berbagai alam dumadi, kedatangan mereka dalam kelahiran, pemisahan cairan dari benda padat (di dalam kandungan), pembentukan, manifestasi dari kelompok kehidupan, perolehan landasan untuk kontak – inilah yang disebut kelahiran. Bersama munculnya dumadi, di sana muncullah kelahiran.[MN 9 – SAMMADITTHI SUTTA]
Terdapat empat macam "makanan" (ahara) yang menjadi sebab atau kondisi yang harus dipenuhi agar makhluk-makhluk dapat lahir dan berlangsung, yaitu:
makanan biasa (kabalinkarahara)
kontak dari enam indria kita dengan dunia luar (phassahara)
kesadaran (viññanahara)
kehendak atau kemauan batin (manosañcetanahara), yang terdiri dari: mano [batin], sañña [pencerapan] dan cetana [kemauan, kehendak]
Ahara keempat merupakan kehendak untuk hidup, untuk lahir, untuk bertumimbal-lahir, untuk berlangsung dan untuk menjadi lebih sempurna. Ia menciptakan akar bagi kelahiran dan kelangsungan yang bergerak maju dengan perbuatan baik dan buruk (kusalakusala kamma).
Mengenai cetana ini, Sang Buddha bersabda: "Siapa yang mengerti makanan dari cetana ia juga akan mengerti tiga bentuk tanha (kehausan)" Oleh karena. itu, tanha (kehausan), kehendak, kehendak mental dan kamma semuanya mempunyai arti yang sama, yaitu keinginan atau kemauan untuk "ada", untuk hidup, untuk hidup kembali, untuk lebih sempurna lagi, untuk berkembang lebih baik, untuk menghimpun lebih banyak lagi.
Tentang Citta/Kesadaran/Nama, dibawah ini terdapat sebuah kisah yang sangat terkenal, yaitu kisah kelahiran berulang Dalai Lhama
Ketika Dalai Lhama ke 13 wafat tahun 1933, Para tetua Lhama mencari petunjuk dimana reinkarnasi berikutnya dapat ditemukan. Tradisi ini selalu sama dilakukan selama berabad-abad mulai dari Dalai Lhama pertama tahun 1351 M, setiap dari mereka merupakan reinkarnasi dari yang terakhir, yang memelihara kebijakan spritual dari banyak kehidupan.
Musim semi 1935, Seorang lama senior, Reting Rinpoche, menempuh perjalan menuju danau suci Lhamoi Lhatso yang berbentuk oval, di sebuah lembah 17.000 kaki yang dikelilingi puncak2 bersalju di selatan Tibet untuk medapatkan wangsit/penglihatan. Ketika ia memandang dikejernihan air, tampak olehnya 3 huruf alfabeth Tibet (Ah, Ka dan Ma) mengambang didepannya. Kemudian, dengan jelas terlihat olehnya sebuah bayangan biara tingkat tiga dengan atap emas dan jade. Sebuah jalan bukit yang menurun dari biara menuju sebuah rumah yang beratapkan semacam genteng berwarna biru hijau dan seekor anjing belang coklat dan putih di halaman. Reting rinpoche juga kemudian bermimpi rumah yang sama, namun kali ini ia melihat sebentuk talang atap unik dan seorang bocah cilik berdiri di halaman. Sekarang Ia tambah yakin bahwa huruf Ah yang ia lihat berkenaan adalah Amdo, yang terletak di timur.
Satu dari tim pencari, dibawah komando Kewtsang Rinpoche, seorang Lhama senior dari biara Sera, melakukan pendekatan ke biara Kumbum di Amdo. Mereka melihat biara itu beratapkan Emas dan Jade, persis seperti penglihatan yang didapat. Mereka mendengar ada satu anak luar biasa di Takster, dua jam perjalanan dari Amdo
Di musim dingin tahun 1937 Kewtsang Rinpoche, ditemani oleh pejabat resmi pemerintah bernama Lobsang Tsewant dan dua pembantu, sampai di Takster. Untuk menghindari berbagai kesulitan yang mungkin muncul mereka menyamar sebagai pedagang dengan Lobsang Tsewang sebagai kepala rombongan. Kewsang menyamar menjadi pelayannya. Mereka mendekati rumah Lhamo Dhondrub yang berusia 2 tahun dan disambut gonggongan anjing mastiff belang coklat putih terikat di jalan masuk
Mereka memperkenal diri sebagai pedagang dan bertanya apalah mereka boleh menggunakan dapur untuk minum teh (adat yang lazim di Tibet), melewati halaman rumah, Kewsang rinpoche melihat atap semacam genteng biru hijau dan talang atap unik yang terbuat dari tumbuhan yang di pilin. Saat di dapur, ia mendekati Lhamo Dhondrub kecil. Anak itu naik kepangkuan Kewtsang Rinphoce dan mulai memainkan manik2 peninggalan Dalai Lhama ke 13 yang tergantung di sekeliling leher Rinphoce. Tiba-tiba anak itu beraksi dan memaksa agar manik-manik itu diserahkan padanya dan menyatakan bahwa itu adalah kepunyaannya. Kewtsang mengatakan pada anak itu, ‘Aku akan berikan ini padamu jika kau dapat menebak siapa aku”. Tak disangka-sangka anak itu menjawab ‘Anda adalah Lhama dari Sera’ Anak itu kemudian menunjuk Lobsang Tsewang juga para anggota rombongan dengan dengan nama yang tepat (Saat itu ada ribuan biara di tibet). Tidak hanya ia menjawab benar, iapun menjawab menggunakan dialek tibet tengah yang tidak dikenal di distrik ini.
Ketika para tamu bersiap untuk pergi di pagi harinya, Lhamo Dhondrub menangis dan meminta ia agar diajak serta, mereka menenangkan dirinya dan berjanji akan kembali
Mereka kembali dengan cepat kali ini untuk menguji apakah anak ini benar-benar reinkarnasi Dalai Lhama. Para bikhu memberikan hadiah pada keluarga dan memohon ijin untuk dapat bersama dengan Lhamo Dhondrup. Saat malam tiba, mereka masuk kamar tidur utama yang ada ditengah rumah, Mereka menjejerkan sejumlah barang-barang yaitu Kacamata, pensil perak dan mangkuk makan diatas meja pendek. barang2 tersebut adalah peninggalan Dalai Lhama ke 13, Barang-barang tersebut dibuat imitasinya dengan persis. Termasuk ada juga Manik2 hitam, kuning dua tongkat jalan dan gendang tangan dari gading yang digunakan pada ritual religi. Juga sabda suci Samye yang diperintahkan untuk dibawa tim.
Lhamo dhondrub di undang keruangan, Kewtsang Rinpoche bersama 3 pejabat resmi duduk di sisi meja satunya. Kewtsang Rinpoche menggengam manik2 hitam yang pernah dilihat oleh Anak itu di kunjugan sebelumnya, di tangan lainnya ia memegang imitasinya, anak itu diminta untuk memilih dan memilih dengan tepat, kemudian tanpa ragu sama sekali mengkalungkannya dilehernya sendiri. Ketepatan yang sama ia tunjukan pada Manik2 kuning. Berikutnya adalah tongkat jalan, Permulaan Lhamo Dhondrub menarik sedikit tongkat yang salah namun ia lepaskan kembali dan mengambil yang benar. Ini dianggap masih signifikan mengingat dulunya tongkat yang ‘salah’ itu pernah dipakai sebentar oleh Dalai Lhama sebelumnya sebelum akhirnya diberikan untuk seorang teman. Barang terakhir adalah gendang. Gendang yang palsu di dekor begitu menarik hatinya dengan kain brakat motif bunga sedangkan yang asli kurang menarik hati. Sekali lagi Lhamo Dhondrub memilih dengan tepat kemudian memutar gendang bolak balik dengan tangan kanannya sesuai irama ritual tantrik!
Berikutnya, anak itu di check 8 tanda tubuh yang hanya dipunyai oleh Dalai Lhama, Kuping yang besar, mata yang panjang, alis yang membelok di ujung, tanda di kaki, bentuk kulit kerang pada telapak di satu tangan. Setelah mendapatkan 3 tanda tubuh maka dipastikan bahwa Dalai Lhama ke 14 telah ditemukan dalam bentuk tubuh anak berusia 2 setengah tahun. Ramalan terpenuhi
Namun, Pemimpin pasukan perang Muslim di baratlaut China mendengar mengenai pemilihan anak itu, Ia menuntut uang tebusan yang gila-gilaan besarnya untuk dapat mengambil anak itu keluar dari distrik mereka. Saat si banjingan perang itu telah dibayar, ia malah meminta lebih banyak lagi dan juga beberapa artifak religius. Mereka menjadi tak berdaya, Orang-orang tibet akhirnya meningkatkan jumlah tebusannya. Setelah menunggu berbulan-bulan lamanya, Calon Dalai Lhama dan keluarganya berangkat menuju Lhasa, Ibu kota Tibet dan menghabiskan waktu 3 bulan perjalanan. Lhamo Dhondrub bepergian bersama kakaknya yang berusia 6 tahun dan duduk di atas sebuah tandu yang digantung diantara dua bagal.
Ketika beberapa mil mendekati lhasa mereka disambut dengan prosesi suluh yang menuntun mereka hingga di perkemahan, ditengahnya ada Tenda satin berwarna kuning yang sangat besar dengan langit-langit biru dan putih. Tenda itu dikenal sebagai Merak agung, yang selama berabad-abad hanya digunakan untuk menyambut setiap reinkarnasi balita Dalai Lhama kembali pulang.
Selama 2 hari kemudian, Lhamo Dhondrub muda duduk diatas sebuah tahta tinggi di merak agung, memberkati 70.000 biksu dan barisan rakyat yang berkumpul menyambutnya
Paginya, tanggal 8 Oktober 1939, digelar prosesi dimana seorang anak kecil duduk di tandu emas di iring 16 orang, musik, keluarga Dalai Lhama, anggota kabinet, Pengawas dan perdana mentri menuju Istana
ketika Lhamo Dhondrub diantar hingga di ruangan pendahulunya, Ia tiba-tiba menunjuk sebuah kotak kecil dan berkata ‘Gigiku ada disitu’. Kemudian kotak di buka dan para pelayan dengan takjub menemukan satu set gigi palsu kepunyaan Dalai Lhama terdahulu.
Beberapa minggu kemudian, Lhama dhondrub yang berusia 4 tahun atau Tenzin Gyatso sebagaimana dikenal sekarang, dilantik sebagai Penguasa tertinggi sementara dan pemimpin spritual Tibet. [Otobiograpi Dalai Lhama dan Buku ‘Exile in the Land of Snows’, by John F. Avedon]
Lho, Bukannya ingatan itu tersimpan di otak, kalau sudah mati, Bagaimana mungkin ingatan itu dapat juga di bawa oleh Jiwa/Ruh Lahir Kembali?
Di atas, telah kita demonstrasikan bahwa Mahluk hidup adalah satu set Nama dan Rupa, tidak ada pemisahan/dualisme yang disebut badan dan jiwa atau dengan kata lain yang lebih tegas TIDAK ADA Atman/Ruh/Jiwa!
intellect [Mind = Akal, bagian dari bagian tubuh manusia] merupakan salah satu indera dari 6 indera yang ada dan pada masing-masing pintu indera itu ada kesadarannya masing-masing
Jika, mata kita Buta dan/atau kita tidak mempunyai MATA sejak lahir, maka walaupun kesadaran penglihatan kita lumpuh, kita masih bisa hidup normal. Dengan cara yang sama, jika Otak hanya merupakan salah satu dari indera, maka Jika otak kita tidak berfungsi dan/atau dilahirkan tanpa otak, SEHARUSNYA kitapun masih bisa hidup normal.
Di artikel ini, Tanpa Otakpun manusia bisa Pintar dan Hidup Normal!, Kita temukan, bahwa Prof Lober, meneliti dan membuktikan bahwa terdapat banyak manusia yang terbukti dapat hidup normal, ber IQ tingi dan meraih gelar tanpa memiliki otak!
Jadi, BENARLAH bahwa OTAK hanya merupakan salah satu dari Indera kita dan TIDAK BENAR bahwa ingatan itu tersimpan di otak.
Lantas Bagaimana Cara Buddhisme dalam menghentikan Kelahiran kembali?
Perumpamaan Lilin
Api pada lilin tidak akan hidup tanpa adanya unsur-unsur pendukung seperti batang lilin, sumbu, dan udara (oksigen). Api yang menyala tersebut ternyata merupakan api yang berbeda karena tiap saat disokong oleh bagian dari batang lilin, sumbu dan molekul-molekuk udara yang berbeda. Meskipun disokong oleh unsur-unsur yang berbeda, tetapi api tersebut tetap menyala tanpa perlu padam kemudian menyala lagi. Dengan kata lain adanya proses yang berkesinambungan.
Inilah sebab timbulnya dukkha dan ini dapat ditemukan dalam Kelompok Kegemaran dari Bentuk-bentuk Pikiran, yaitu salah satu dari Lima Kelompok Kegemaran yang merupakan unsur dari seorang manusia.
Yangkiñci Samudayadhammang Sabbang Tang Nirodhadhammang
Terjemahannya:
Di dalam segala sesuatu yang timbul karena suatu sebab terdapat sebab yang membuatnya musnah kembali, atau "Apapun yang memiliki sifat dasar berupa kemunculan, disana juga terdapat sifat dasar penghentian [Samyutta Nikaya IV : 47]
Lima Kelompok Kegemaran terdapat kekuatan untuk menimbulkan, juga terdapat kekuatan untuk menghentikannya.
Kalau di dalam satu makhluk, satu benda atau satu sistem terdapat kekuatan untuk menimbulkannya (menciptakannya), di dalamnya pun terdapat kekuatan atau bibit yang dapat menghentikannya atau menghancurkannya.
Bibit dari timbulnya dukkha adalah di dalam dukkha itu sendiri dan bukan berada di luarnya, dan kita harus mempunyai pengertian yang sama dan selalu ingat bahwa sebab, bibit untuk menghentikan dukkha, untuk menyingkirkan dukkha secara total, juga terletak di dalam dukkha itu sendiri dan bukan berada di luarnya.
Menurut Tradisi Buddha, kematian dapat terjadi disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
Kematian dapat disebabkan oleh habisnya masa hidup sesuatu makhluk tertentu. Kematian semacam ini disebut "AYU-KHAYA".
Kematian yang disebabkan oleh habisnya tenaga karma yang telah membuat terjadinya kelahiran dari makhluk yang meninggal tersebut. Hal ini disebut "KAMMA-KHAYA".
Kematian yang disebabkan oleh berakhirnya kedua sebab tersebut di atas, yang terjadi secara berturut-turut. Disebut "UBHAYAKKHAYA".
Kematian yang disebabkan oleh keadaan luar, yaitu: kecelakaan, kejadian-kejadian yang tidak pada waktunya, atau bekerjanya gejala alam dari suatu karma akibat kelahiran terdahulu yang tidak termasuk dalam butir (iii) di atas. Disebut "UPACHEDAKKA".
Perumpamaan lilin di atas tepat sekali untuk menjelaskan keempat macam kematian ini, yaitu perumpamaan dari sebuah lampu minyak yang cahayanya diibaratkan sebagai kehidupan.
Cahaya dari lampu minyak dapat padam akibat salah satu sebab berikut ini:
Sumbu dalam lampu telah habis terbakar. Hal ini serupa dengan kematian akibat berakhirnya masa hidup suatu makhluk.
Habisnya minyak dalam lampu seperti halnya dengan kematian akibat berakhirnya tenaga karma.
Habisnya minyak dalam lampu dan terbakar habisnya sumbu lampu pada saat bersamaan, sama halnya seperti kematian akibat kombinasi dari sebab-sebab yang diuraikan pada butir (i) dan (ii) di atas.
Pengaruh dari faktor luar, misalnya ada angin yang meniup padam api lampu. Sama halnya seperti kematian yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar.
Kematian merupakan suatu kejadian yang tidak dapat dihindari oleh semua makhluk hidup, dan tidak ada tempat persembunyian untuk menghindarinya.
"Tidak di langit, di tengah lautan, di celah-celah gunung atau di manapun juga dapat ditemukan suatu tempat bagi seseorang untuk menyembunyikan diri dari kematian. " -[Dhammapada, 128]
Kematian menurut pengertian Buddhisme adalah berhentinya kehidupan batin dan jasmani [jivitindriya] dari setiap keberadaan individu, yaitu lenyapnya kekuatan [ayu], panas [usma] dan kesadaran [vinnana].
Sehingga kematian dapat dipandang sebagai suatu proses penghancuran yang menyeluruh atas suatu makhluk hidup, walaupun suatu masa kehidupan tertentu berakhir tetapi kekuatan yang sampai sekarang ini bergerak tidak dihancurkan.
Pada saat kematian, maka Nama (perasaan, persepsi, bentuk-bentuk pikiran dan kesadaran) terpisah dari tubuh.
Pada saat kematian maka keinginan untuk hidup yang merupakan sumber ketidaktahuan [avidya/avijja] menyebabkannya untuk mencari keberadaan yang baru dan karma yang dilakukannya pada kehidupan sebelumnya itu akan menentukan tempat kelahiran kembali baginya.
Dalam proses kelahiran kembali tidak terjadi suatu perpindahan roh/jiwa/kesadaran ke dalam jasmani(rupa) yang baru.
Kelahiran kembali adalah adanya proses berkesinambungan dari Nama/citta/Kesadaran pada kehidupan lampau dengan Nama/Citta/Kesadaran kehidupan baru yang merupakan suatu aksi-reaksi. Jalannya kehidupan-pun demikian.
Dari perumpamaan lilin diatas, api yang menyala 1 jam yang lalu bukanlah api yang sama [walaupun tidak terputusnya nyala api tersebut]. Untuk memperjelas maksud saya, coba amati diri anda sekarang dibandingkan dengan foto diri anda sewaktu kecil:
Perhatikan foto anda waktu kecil, misalnya: waktu berumur 5 tahun. Tanyakan pada diri sendiri, "Apakah anak yang ada difoto itu adalah orang yang sama dengan aku sekarang ?".
Jawabannya tentu ya, itu adalah diri anda sewaktu berumur 5 thn. Apalagi didukung saksi yang mengetahui perkembangan dan perubahan anak itu, maka tidak ragu lagi jawabannya adalah orang yang sama.
Akan tetapi, anda di poto itu bukanlah orang yang sama lagi dengan anda yang sekarang. Anak kecil tadi sudah mengalami proses dan berubah dari waktu ke waktu sehingga bentuk muka, badan dan lain-lainya sudah sama sekali berbeda.
Jelas bukan lagi orang yang sama. Anak 5 thn itu sudah tidak ada lagi, yang ada hanyalah anda yang saat ini.
Tujuan dengan perumpamaan Foto adalah untuk menjelaskan bahwa Kesadaran TIDAK berpindah, namun kitalah yang berpersepsi bahwa kesadaran yang berpindah mencari tempat untuk lahir kembali!
Mengapa tidak ada perpindahan kesadaran ketika terlahir kembali?
Seluruh elemen di semesta ini adalah Catu Mahabhuta, yaitu: Padat/penyokong [Pathavi], cair/perekat [Apo], Sinar/gelombang partikel/temperatur (panas/dingin) [Tejo], Gerak/Getar [Vayo]
[disebut dgn penamaan "rupa" sehingga penamaan "a rupa" [misal utk alam tertentu] maka artinya sesuatu itu tanpa catu mahabhuta]
Jika area sekeliling kita dilihat [misalnya di satu tempat ttt] kita akan melihat gunung, padang rumput dan beberapa pohon, batuan cadas deket pantai dan pantai..selebihnya terlihat kosong melompong.
Benarkah itu kosong?
Tidak, yg kita lihat saja ada 2 unsur Mahabutha yaitu padat dan cair, selebihnya yg tidak terlihat [bagian yg koson] berisi getar/gerak [udara] dan Gelombang materi/suhu/temperatur
Jadi, dunia bukanlah kosong melainkan penuh terisi catumaha buta. Tidak ada ruang kosong satu titik pun!
Begitupula di luar angkasa yang seolah ada ruang hampa udara, namun ternyata tidak kosong karena ada partikel-partikel cahaya [photon (lepton dan quark], temperatur dingin/panas, getar dan gerak.
Jadi Semesta pun penuh dengan unsur Catu Mahabhuta!
Tubuh pun demikian, terdiri dari catu mahabutha. Indera kitapun terdiri dari catu mahabutha.
Objek dari Inderapun sama Indera mata [objeknya terdiri dari padat/cair/partikel warna], telinga [getar/gerak], raba/rasa/penciuman [suhu, gelombang, cair, gerak/getar], dan pikiran [cairan, getar/gerak, gelombang/suhu]
Pertemuan kontak memerlukan subyek, obyek, mencatat, merekam dan memutuskan..sehingga dinamakan kesadaran..yang menimbulkan Reaksi/aksi atas perbuatan catumahabuta [pikiran, ucapan, badan]
Kita ketahui bahwa kesadaran juga merupakan unsur-unsur catu mahabhuta. Semua putusan hasil dari kesadaran itupun berupa elemen catu mahabhuta.
Kumpulan karma sebelumnya [dan saat hidup] + beberapa faktor penyebab lain [diantaranya keinginan tertentu [misalnya sumpah ingin membunuh/membalas/mengawini dll], kegemaran, atau kehausan apapun terhadap rupa dan Nama [viññana, sañña, sankhära, vedanä] akan membentuk pola ttt sebagai landasan utk menjadi sesuatu [bhawa]
Maka reaksi dari kesadaran dapat memerlukan "RUPA" ataupun tidak memerlukannya [A RUPA (tanpa cantu mahabutha)]
Dengan demikian, kesadaran tetap di lingkungan yang sama [lingkungan dengan catu mahabutha] dan tidak kemana-mana
Sebagaimana digambarkan dalam film layar lebar "The Matrix" yang diperankan oleh Keanu Reeves.
Ketika mereka plug-in, maka gelombang; getaran itu mengirimkan sinyal [catu mahabutha: gerak/getar; gelombang] ke seluruh bagian yang menyebabkan seolah2 mereka bepergian kemana2 termasuk di dalamnya adalah seolah-olah Ia wafat di negeri A dan terlahir di negeri B padahal jelas tidaklah kemanapun dan tetap ada di lingkungan yang sama
Proses kelahiran kembali sangatlah berhubungan dengan proses kematian itu sendiri. Pada saat seseorang mengalami kematian, jasmani tidak lagi bisa berfungsi untuk mendukung Nama/Citta /Kesadaran.
Nama/Citta/Kesadaran-nya pun akan mengalami pemadaman/kematian dan menjadi Citta/Kesadaran pada kehidupan yang baru. Penerusan Kesadaran (Patisandhi Vinnana) ini terjadi dengan adanya peran dari Kamma yang pernah dilakukan.
Ketika jasmani mengalami kematian, dalam pikiran orang yang sekarat muncul kesadaran yang bernama Kesadaran Ajal (Cuti Citta). Ketika Kesadaran Ajal mengalami pemadaman juga, maka orang tersebut dikatakan sudah meninggal. Tetapi pada saat yang bersamaan pula (tanpa selang/jeda waktu) Citta/kesadaran kehidupan baru muncul.
Itulah saat seseorang telah dilahirkan kembali, sudah berada dalam kandungan dengan jasmani yang baru berupa janin. Keseluruhan proses ini terjadi dalam waktu yang singkat. [note: Pertumbuhan janin mingguan lihat di sini, di sini atau di sini].
Jantung mulai berdetak di minggu ke 6 [36-42 hari setelah menstruasi terakhir], Otak mulai terbentuk di minggu ke 7 [Rate pertumbuhan sel otak adalah 100 sel/menit].
Dari perkembangan janin di atas saja, kita-pun sudah dapat melihat bahwa Otak bukanlah merupakan pusat kesadaran. Kemudian, ada satu referensi sains yang menyatakan bahwa letak kesadaran ada di jantung, sementara satu kitab Buddhisme abad ke 5, menyatakan letaknya di Hadaya vatthu, atau sering disebutkan letaknya disekitar jantung, namun bukan di jantung itu sendiri. Untuk jelasnya silakan lihat di sini.
Namun, satu konsekuensi dari perkembangan Iptek seperti yang tercantum di link ini, memberikan kita satu khazanah referensi bahwa seluruh sel ternyata dapat menjadi tempat letaknya kesadaran, sehingga:
Tidaklah benar ada inti [yang dengan cara tertentu dapat juga berarti roh/jiwa],
Tidaklah benar letak kesadaran itu harus dijantung maupun otak!, Buddhisme menyatakan ada banyak kesadaran, sebagai contoh untuk kesadaran hasil saja ia melalui 6 pintu kesadaran yaitu: mata, telinga, hidung, lidah, badan, pikiran
Berlaku juga pada mahluk yang tidak mempunyai otak [semacam system syaraf yang terpusat] maupun jantung [semacam system syaraf yang tertutup]
namun, tentu saja link tersebut belum menunjukan bukti kuat bahwa ingatan ada di seluruh tubuh dan lebih kepada cara untuk lahir kembali, yang garis besarnya dibagi dalam 4 cara seperti yang saya tuliskan di atas, demikian pula dengan cloning yang dilakukan.
Apakah Kelahiran kembali memiliki Jeda atau Tidak?
Aliran Theravada, tidak mengenal jeda waktu antara satu kelahiran dengan kelahiran lainnya [antara-bhava] yang berarti tumimbal lahir itu berlangsung segera.
Aliran Mahayana, seseorang yang meninggal akan tinggal dalam keadaan alam perantara dalam satu, dua, tiga, lima, enam atau tujuh minggu, sampai hari ke-49. Sehingga dalam Buddhisme Mahayana sering dikenal adanya berbagai praktek ritual upacara kematian yang berlangsung setiap minggu sampai hari ke-49.
Aliran Tantrayana , terdapat istilah `bardo'.
Bardo atau alam perantara ini dalam pengertian Tantrayana mengandung Enam Keadaan, yaitu pada saat berada di kandungan[kye-nay bardo]; saat bermimpi [mi-lam bardo]; saat samadhi yang mendalam [tin-ge-zin sam-tam bardo]; saat dalam keadaan sekarat menjelang kematian [chi-kai bardo]; saat mengalami kenyataan meninggal [cho-nyid bardo]; saat pencarian kelahiran kembali [sid-pa bardo].
Tiga keadaan bardo yang terakhir berkaitan dengan pengalaman sekarat, mati dan kelahiran kembali. Sedangkan bardo pada keadaan kedua dan ketiga dapat dialami semasa masih hidup.
Untuk memastikannya, Mari kita perhatikan contoh kasus berikutnya, dimana selisih antar satu KEMATIAN dan KELAHIAN KEMBALINYA hanya berjarak 10-11 hari saja:
Hanan lahir di Libanon, di pertengahan 1930an. Ketika ia berusia dua puluh, Hanan menikah dengan Farouk Mansour, anggota sebuah keluarga Libanon yang cukup berada. Pasangan ini mempunyai dua anak perempuan, bernama Leila dan Galareh. Hanan mempunyai saudara laki-laki bernama Nabih, tokoh masyarakat di Libanon, tetapi mati muda dalam kecelakan pesawat.
Setelah melahirkan putri keduanya itu kedua anaknya, Hanan terkena gangguan jantung dan dokter menyarankannya untuk untuk tidak melahirkan anak lagi. Tidak mengindahkan peringatan itu, Hanan melahirkan anak ketiganya, lelaki, pada tahun 1962.
Pada tahun 1963, tidak berapa lama setelah kematian saudaranya Nabih, Kesehatan Hanan mulai memburuk. Hanan kemudian mulai berbicara tentang mati. Farouk, suami Hanan menuturkan bahwa Hanan memberitahukannya bahwa, "dia akan ber-reinkarnasi dan akan bercerita banyak mengenai kehidupan sebelumnya”.
Ini terjadi dua tahun sebelum Hanan meninggal.
Pada usia tiga puluh enam, Hanan pergi ke Richmond, Virginia, untuk menjalani operasi jantung. Hanan mencoba menelepon Leila, anaknya sebelum operasi, namun tidak tersambung.
Hanan kemudian meninggal karena komplikasi satu hari setelah operasi.
Sepuluh hari setelah Hanan meninggal, Suzanne Ghanem dilahirkan.
Ibu Suzanne mengatakan kepada Dr. Ian Stevenson,
Beberapa waktu sebelum kelahiran Suzanne, "Aku bermimpi bahwa aku akan melahirkan anak perempuan. Aku bertemu seorang wanita, sekitar 40 tahunan, menciumnya dan memeluknya. Wanita ini berkata, 'Aku akan datang kepadamu'. Belakangan, ketika melihat foto Hanan, aku merasa ia mirip dengan wanita dalam mimpuku".
Dengan kata lain, Ibu dari Suzanne Ghanem telah bermimpi bahwa ia akan memiliki anak perempuan yang mirip dengan Hanan Monsour dan impian ini menjadi kenyataan.
Pada usia 16 bulan, Suzanne menarik ganggang telepon seakan berusaha berbicara dan berkata berulang-ulang, "Halo, Leila?". Keluarga itu tidak tahu siapa Leila itu.
Ketika ia agak besaran, Suzanne menjelaskan bahwa Leila adalah salah satu dari anak-anaknya dan ia bukan Suzanne, melainkan Hanan.
Keluarga bertanya, "Hanan apa?" Suzanne menjawab, "Kepalaku masih kecil. Tunggu sampai aku lebih besar dan mungkin aku akan ceritakan pada kalian. Ketika Ia berusia dua tahun Ia menyebutkan nama-nama anak-anaknya yang lain, suaminya, Farouk, dan nama-nama orang tuanya serta saudara-saudara lelakinya, semuanya 13 Nama.
Ketika mereka mendengar tentang kasus tersebut, Keluarga Monsour mengunjungi Suzanne. Pada awalnya keluarga Monsours skeptic dengan klaim gadis cilik itu dan menjadi percaya ketika Suzanne dapat mengenali semua sanak keluarga Hanan, menunjuk dan memanggil mereka dengan akuratnya.
Suzanne juga tahu ketika Hanan memberikan perhiasan kepada saudara kandungnya, Hercule, di Virginia sebelum operasi Jantung dan meminta kakaknya untuk membagikan perhiasan itu kepada anak-anak perempuannya. Tidak seorangpun di luar keluarga Monsour yang tahu menahu soal perhiasan itu.
Sebelum Suzanne dapat baca tulis, Ia mencoret-coret sesuatu sebuah nomor telepon di secarik kertas. Belakangan, ketika keluarga itu pergi ke rumah Monsour, mereka menemukan bahwa nomor telepon itu cocok dengan nomor telepon keluarga Monsour, kecuali dua angka terakhirnya terbalik. Sewaktu kecil, Suzanne dapat melafalkan pidato yang diucapkan saat pemakaman kakak Hanan, Nabih. Keluarga Suzanne merekam pelafalan itu, meskipun akhirnya rekaman itu hilang.
Pada usia lima tahun, Suzanne menelepon Farouk tiga kali sehari. Ketika Suzanne mengunjungi Farouk, Ia duduk dipangkuan Farouk dan menyandarkan kepala didada Farouk. Pada umur 25 tahun, Suzanne masih menelepon Farouk. Karir Farouk adalah seorang Polisi dan Ia telah menerima Suzanne sebagai kelahiran kembali dari Hanan almarhum Istrinya. Mendukung kesimpulan ini, Farouk menunjukan bahwa dari foto, Suzanne secara akurat dapat mengenali orang-orang yang mereka kenal dan mengetahui berbagai informasi yang hanya diketahui oleh Hanan.
Buddha menjelaskan, bagaimana TERJADINYA serta PADAMNYA peristiwa kelahiran kembali melalui hukum sebab akibat yang saling bergantungan (patticca samuppada):
Tidak terdapat suatu kondisi yang timbul tanpa adanya suatu sebab, ‘Dengan adanya ini, adalah itu; dengan timbulnya ini, timbullah itu; dengan tidak adanya ini, tidak adalah itu; dengan lenyapnya ini, lenyaplah itu’-[Udana. 1]
Berikut dibawah ini, hubungan sebab akibat yang saling bergantungan:
i–ii Karena ketidaktahuan (Avidya/Avijja) = moha (kebodohan batin) = annana (tidak berpengetahuan), timbullah bentuk–bentuk karma (Samskaras/Samkhara). Istilah "sankhara" digunakan untuk segala sesuatu yang merupakan paduan unsur dan terkondisi, misal semua makhluk sebagai akibat dari sebab dan kondisi, dan apa yang mereka lakukan sebagai sebab dan kondisi berputar kembali untuk menghasilkan akibat yang lain.
ii–iii Karena bentuk – bentuk karma (Samskaras/Samkhara), timbullah kesadaran (Vijnana/Vinnana).
iii–iv Karena kesadaran (Vijnana/Vinnana), timbullah batin dan jasmani (nama – rupa).
iv–v karena batin dan jasmani (nama – rupa), timbullah enam landasan indra (Sad-ayatana/Salayatana).
v–vi Karena enam landasan indra (Sad-ayatana/Salayatana), timbullah kontak (Sparsa/Phassa).
vi–vii Karena kontak (Sparsa/Phassa), timbullah perasaan (Vedana/Vadana).
vii–viii Karena perasaan (Vedana/Vadana), timbullah keinginan (Trsna/Tanha).
viii–ix Karena keinginan (Trsna/Tanha), timbullah kemelekatan (upadana).
ix–x Karena kemelekatan (upadana), timbullah penjelmaan (bhava).
x– xi Karena penjelmaan (bhava), timbullah kelahiran (jati). Kelahiran disini bukan berarti benar – benar peristiwa melahirkan, melainkan kemunculan Panca Skanda (Lima kelompok) atau Nama - Rupa atau Nama/Citta/Kesadaran dan Rupa.
xi–xii Karena kelahiran (jati), timbullah kelapukan dan kematian (jara – marana), serta kesedihan, keluh kesah, kesakitan, penderitaan, dan keputusasaan.
Demikianlah kemunculan dari seluruh bentuk – bentuk penderitaan. Ketidaktahuan juga terjadi akibat adanya kelahiran (jati). Kelahiran terjadi akibat dari kemelekatan dan seterusnya bergantungan menjadi sebab dan akibat. Tidak ada sebab tunggal, beberapa faktor merupakan sebab merupakan akibat itulah mengapa disebut sebagai ‘sebab akibat yang saling bergantungan’ (patticca samuppada )
Dari hukum hubungan sebab akibat yang saling bergantungan di atas, terlihat kembali bahwa peranan Brahman sebagai pencipta/awal mula menjadi tidak relevan dan berlebihan.
Inilah juga alasannya mengapa ajaran Buddha tidak mengakui adanya Allah/Brahman/Mahluk Maha Pencipta/SEBAB pertama dari semua yang Ada.
Bagaimana untuk menghentikan/memusnahkan Proses ini?
Seluruh bagian dari ajaran Buddha diperuntukan untuk memusnahkan ketidaktahuan atau kebodohan batin atau tidakberpengetahuan.
" ..O para siswa, seorang bhikkhu harus memandang semua rupa (bentuk jasmani), vedana (perasaan), sanna (pencerapan/persepsi), sankhara (dorongan pikiran/bentuk-bentuk mental), dan vinnana (kesadaran), tidak peduli dari jaman lampau, dari jaman sekarang atau pun dari jaman yang akan datang, jauh atau dekat. Dan ia mengamat-amatinya dan menelitinya secara cermat, dan setelah diteliti dengan cermat, semua itu tertampak kepadanya sebagai sesuatu yang kosong, hampa dan tanpa diri." -[Samyutta Nikaya 21.5-6]
Pengetahuan mengenai karmalah dan kamma vipaka, hukum sebab akibat, atau akibat moral, yang mendorong seorang Buddhis sejati untuk menahan diri dari kejahatan dan berbuat baik. Ia yang mengerti sebab dan akibat memahami dengan baik bahwa perbuatannya sendirilah dan bukan hal lain yang membuat hidupnya sengsara ataupun sebaliknya. Ia memahami bahwa sebab langsung dari perbedaan dan ketidaksamaan kelahiran di kehidupan sekarang adalah perbuatan baik dan jahat dari setiap individu di kehidupan lampau dan kehidupan sekarang.
Dalam semua perbuatan baik ataupun jahat, pikiran merupakan unsur yang terpenting.
"Seluruh keadaan batin memiliki pikiran sebagai pemimpin; pikiran yang menguasai, segala sesuatu dihasilkan oleh pikiran. Jika seseorang berkata atau bertindak dengan pikiran yang kotor maka penderitaan akan mengikutinya seperti roda pedati yang mengikuti langkah kaki lembu yang menariknya “. Dalam pandangan yang sama, “ sebagai akibat yang dihasilkan oleh pikiran, kata – kata yang diucapkan dan perbuatan yang dilakukan dengan pikiran suci, maka kebahagiaan akan selalu mengikutinya bagaikan bayang – bayang yang tak pernah meninggalkan dirinya “- [Dhp. 1, 2]
Bagaimanapun, harus diingat, menurut agama Buddha tidak semuanya yang terjadi disebabkan oleh perbuatan di masa lampau. Pada jaman Buddha orang – orang sektarian seperti Nigantha Nataputta, Makkhali Gosala dan lain – lain, memiliki pandangan bahwa apa pun yang dialami individu, baik kenikmatan atau penderitaan atau bukan keduanya, semuanya timbul dari perbuatan sebelumnya, atau karma di masa lampau. [M. 101 ; D. 2. Pandangan ini diuji dalam A. i, 137]
Bagaimanapun, Buddha menolak teori mengenai takdir yang eksklusif ditentukan oleh masa lampau (pubbekatahetu) ini yang dipandangNya tak masuk akal. Banyak hal merupakan hasil dari perbuatan kita sendiri yang dilakukan dalam kehidupan sekarang, dan sebab – sebab eksternal. Karena itulah, tidaklah benar untuk mengatakan bahwa segala hal yang terjadi disebabkan oleh karma atau perbuatan lampau.
Bukankah tidak masuk akal jika seorang murid yang gagal dalam ujian karena kelalaiannya, menghubungkan kegagalan ini dengan karmanya di masa lampau? Apakah tidak menggelikan jika seseorang yang terburu – buru dengan cerobohnya, membentur sebuah batu atau benda yang sejenis, menganggap kecelakaan itu sebagai akibat perbuatan atau karmanya di masa lalu? Seseorang dapat memberi contoh seperti itu lebih banyak untuk menunjukkan bahwa segalanya tidak terjadi karena perbuatannya yang dilakukan di masa lampau.
Tetapi pada saat sebab dan kondisi dari sesuatu hal dilenyapkan, dengan sendirinya akibatnya juga lenyap. Kesedihan akan lenyap jika akar penyebab kesedihan yang beraneka ragam itu dilenyapkan. Seorang manusia, contohnya, yang membakar habis sebutir biji mangga, mengakhiri kekuatan tumbuh dari tanaman itu dan biji itu tidak akan pernah menghasilkan pohon mangga. Hal ini serupa dengan segala sesuatu yang terdiri dari paduan unsur (sankhara), yang hidup ataupun tak hidup. Dengan karma sebagai penghasil, kita memiliki kekuatan untuk memutuskan rantai yang tak berakhir, roda kehidupan ini (bhava cakka). Mengenai mereka yang telah mencapai penerangan, yang telah menakhlukkan dirinya dengan menumbangkan kotoran batin, Buddha berkata dalam Ratana Sutta.[Sn. 235]
Karma lampau mereka telah habis, karma baru mereka tidak lagi muncul, pikiran mereka ke arah penjelmaan di kemudian hari telah di lenyapkan. Bibitnya (yang melahirkan kesadaran) telah musnah, mereka tidak memiliki keinginan untuk hidup kembali. Mereka yang bijaksana (yang mantap) telah lenyap (kehidupannya) seperti api dari lampu ini. Dikatakan bahwa ketika Buddha mengucapkan kata – kata ini Beliau melihat api dari sebuah lampu yang padam.
i–ii Dengan berhentinya seluruh ketidaktahuan, maka bentuk – bentuk karma berhenti.
ii–iii Dengan berhentinya bentuk – bentuk karma, maka kesadaran berhenti.
iii–iv Dengan berhentinya kesadaran, maka batin dan jasmani berhenti.
iv–v Dengan berhentinya batin dan jasmani, maka enam landasan indra berhenti.
v–vi Dengan berhentinya enam landasan indra, maka kontak berhenti.
vi–vii Dengan berhentinya kontak, maka perasaan berhenti.
vii–viii Dengan berhentinya perasaan, maka nafsu keinginan berhenti.
viii–ix Dengan berhentinya nafsu keinginan, maka kemelekatan berhenti.
ix–x Dengan berhentinya kemelekatan, maka penjelmaan berhenti.
x–xi Dengan berhentinya penjelmaan, maka kelahiran berhenti.
xi–xii Dengan berhentinya kelahiran, maka pelapukan dan kematian dan kesedihan, keluh kesah, Kesakitan, penderitaan dan keputusasaan berhenti.
Demikianlah berhentinya seluruh bentuk Penderitaan.
Menurut sebab musabab yang saling bergantungan, segala sesuatu ditentukan oleh kondisinya, orang mungkin cenderung berpikir bahwa Buddha menganjurkan fatalisme atau determinisme, dan dengan demikian kemerdekaan dan kebebasan manusia akan dikesampingkan.
Nagarjuna yang merupakan peletak dasar doktrin Sunyata dalam sekte Madhyamaka pada pertengahan abad kedua, mengatakan,
"Ajaran Sang Buddha didasarkan atas dua Kebenaran, yaitu Kebenaran Duniawi (Sammuti-sacca/Sammati-satya) dan Kebenaran Akhir (Paramattha-sacca/Paramartha-satya). Mereka yang tidak mengerti perbedaan antara dua Kebenaran ini tidak akan memahami arti yang mendalam dari Ajaran Sang Buddha."
Sang Buddha, ketika melakukan Meditasi di saat-saat menjelang mencapai penerangan sempurnanya [setelah memasuki keadaan jhana ke-4 dalam meditasinya], menuturkan:
"[..] Aku mengingat berjuta kali kelahiranKu dari kehidupan yang lampau sebagai berikut: mula-mula 1 kelahiran, 2, 5, 10, 50, 100, 1000, 100.000, banyak Kappa kontraksi kosmis, banyak Kappa kosmis mengembang, banyak Kappa dari kontraksi dan mengembangnya kosmis [..] Pengetahuan pertama ini di dapat selama waktu jaga pertama (18.00 s/d 22.00);
Pengetahuan ke-2 selama waktu jaga kedua [22.00 s/d 02.00] melalui mata batinnya melihat mahluk-mahluk wafat dan muncul kembali di bermacam alam [baik dan buruk], terhubung dengan karma mereka sendiri hingga dibedakan menjadi inferior/superior, penampilannya baik/buruk, beruntung/sial;
Pengetahuan ke-3 selama waktu jaga ketiga [02.00 s/d 04.00] berupa penyebab, cara penghancuran noda (asavakkhaya ñãna) dan mengakhir kelahiran kembali" [Sumber: Majjhima Nikaya, Mahasaccaka Sutta No. 36, I.248]
Kemudian, setelah mencapai ke-Buddha, Ia kumandangkan Pekik Kemenangan:
Aneka jāti samsāraṃ sandha vissam
anibhissam 'Gahakaraka' gavesanto
dukkhajāti punappunam
Gahakaraka ditthosi
puna geham nakahasi
Sabba te phasuka bagga
gahakutam visamkhatam
Visamkhāra gatam cittam
tanhanam khayam ajjhaga through many rounds of rebirth have I ran
looking for the house-builder, but not finding it
painful is repeated rebirth
oh, house-builder, you are seen
you will not build this house again
all your ribs are broken
the roof is destroyed
My mind Attains the Unconditioned
of thirsts destruction has reached Berlari berputar2 dalam lingkaran kelahiran kembali
Dengan sia2 Ku mencari 'Pembuat Rumah' ini
Menyakitkan, kelahiran kembali yg tiada berakhir
Oh, Pembuat Rumah, sekarang telah Kuketahui
Engkau tak akan dapat membuat rumah lagi
Semua sendi-sendimu telah Kubongkar
atapmu telah Kurobohkan
Kesadaran-Ku sekarang mencapai Nibbana
Dan berakhirlah semua nafsu keinginan
[Dhammapada syair 153 & 154]
Dikisahkan bahwa pada saat itu bumi bergetar karena gembira dan di udara sayup-sayup terdengar suara musik yang merdu, seluruh tempat itu penuh dengan kehadiran para dewa yang turut bergembira dan ingin melihat orang yang berhasil mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha, pohon-pohon mendadak berbunga dan menyebarkan bau harum ke seluruh penjuru, binatang hutan yang biasanya saling bermusuhan pada waktu itu dapat hidup berdampingan dengan damai.
Siapakah "si pembuat Rumah" yang JATI DIRINYA telah diketahui dan dianggap bertanggung jawab terhadap terjadinya Kelahiran Kembali? Apakah maksudnya adalah Tuhan, Si MAHA PENCIPTA? Bukan!
Tradisi Buddha tidak mengakui adanya MAHA PENCIPTA yang mengakibatkan terjadi nya KELAHIRAN KEMBALI:
"Dengan mata, seseorang dapat melihat pandangan memilukan; Mengapa Brahma itu tidak menciptakan secara baik? Bila kekuatannya demikian tak terbatas, mengapa tangannya begitu jarang memberkati? Mengapa dia tidak memberi kebahagiaan semata? Mengapa kejahatan, kebohongan dan ketidak-tahuan merajalela? Mengapa memenangkan kepalsuan, sedangkan kebenaran dan keadilan gagal? Saya menganggap Brahma adalah ketidakadilan. Yang membuat dunia yang diatur keliru." [Bhuridatta Jataka, Jataka 543]
Apabila, O para bhikkhu, makhluk-makhluk mengalami penderitaan dan kebahagiaan sebagai hasil atau sebab dari ciptaan Tuhan (Issaranimmanahetu), maka para petapa telanjang ini tentu juga diciptakan oleh satu Tuhan yang jahat/nakal (Papakena Issara), karena mereka kini mengalami penderitaan yang sangat mengerikan. [Devadaha Sutta, Majjhima Nikaya 101]
Sekali lagi, para bhikkhu, aku menemui para petapa dan brahmana (yang memegang pandangan kedua) dan berkata kepada mereka:
"Apakah benar, seperti kata orang, bahwa yang mulia mengajar dan memegang pandangan bahwa apapun yang dialami seseorang… semua itu disebabkan oleh ciptaan Tuhan?"
Ketika mereka mengatakan "Ya", kukatakan kepada mereka:
"Jika demikian halnya, yang mulia, maka ciptaan Tuhan itulah yang membuat orang-orang membunuh… dan memiliki pandangan salah. Maka mereka yang menganggap ciptaan Tuhan sebagai faktor penentu tidak akan memiliki semangat dan usaha untuk melakukan ini atau tidak melakukan itu. Karena mereka tidak memiliki alasan yang cukup kuat untuk menyatakan bahwa ini atau itu harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan, istilah ‘petapa’ tidak sesuai untuk mereka, karena mereka hidup tanpa kewaspadaan dan pengendalian diri." [Anguttara-Nikaya; III,61]
Jika, TIDAK ADA Mahluk MAHA PENCIPTA, yang disebut sebagai TUHAN/BRAHMA/ALLAH, lantas bagaimana Buddhisme menjawab anggapan umum dibawah ini:
Segala sesesuatu ada yang MENCIPTAKAN
Harus ada SATU sebab Awal yang menjadikan segala sesuatunya ADA
Buddhisme tidak mengenal adanya sebab yang pertama. Menurut Buddhisme, segala sesuatu adalah relatif dan saling bergantungan dan saling berkaitan.
'Si Pembuat Rumah' yang dimaksudkan Sang Buddha adalah Nafsu Keinginan, seperti dinyatakan Beliau pada khotbah pertamanya tentang asal mula penderitaan:
"Nafsu keinginan ini adalah yang mengakibatkan kelahiran kembali disertai kesenangan dan kemelekatan, mencari kesenangan pada saat ini, baik di tempat ini maupun tempat lainnya..."
Tanha (nafsu Keinginan) tersebut, yang terdiri dari :
Kama tanha
Menurut indriya dan materi, yaitu Keinginan dari (nafsu indriya, bentuk dan alam tidak bentuk)
Menurut Indriya dan kehidupan, yaitu Kehausan akan (bentuk, suara, bau, rasa, sentuhan dan bentuk-bentuk pikiran)
Bhava Tanha (nafsu keiginan untuk melanjutkan kehidupan) pada Rupa Tanha, arupa tanha
Vibhava Tanha (Pemusnaan diri)
Tanha secara harfiah berarti kehausan dan secara jelas mengacu pada nafsu keinginan yang kuat atau dorongan yang terus menerus untuk berusaha memuaskan seluruh nafsu keinginan indrawi yang kita miliki.
Hal inilah yang menimbulkan berbagai penderitaan.
Tanha adalah akar dari dukkha dan siklus kelahiran kembali yang tiada hentinya [Digha Nikaya II : 308]
Menurut Majjima Nikaya I : 508, seseorang yang masih belum dapat melepaskan diri dari keterikatan terhadap nafsu keinginan, saat sedang menikmati apa yang telah didapatinya, ia terbakar oleh kegelisahan akan keinginan-keinginan hal lainnya, sehingga ia akan terus-menerus mengejar semua nafsu-nefsu keinginannya. Semakin nafsu keinginan dikejar, ia semakin melekat dan semakin menuntut untuk dipenuhi. Seperti penderita alergi gatal [eksim/dermatitis atopic] badannya luka-luka bahkan sampai memborok karena digaruk. Semakin parah lukanya tidaklah semakin sembuh. Padahal garukan tersebut hanya menimbulkan kenikmatan sekejab.
Istilah tanha, tidak hanya berarti keinginan akan dan terikat kepada hawa nafsu, harta benda dan kekuasaan tetapi berarti juga keinginan akan dan terikat kepada ide-ide dan cita-cita, pandangan hidup, opini-opini, teori-teori, konsepsi-konsepsi dan kepercayaan-kepercayaan (dhamma-tanha).
Semua kesulitan dan perselisihan di dunia ini, dari perselisihan kecil dalam keluarga sampai dengan peperangan besar antara negara dengan negara, timbul dari tanha ini yang mementingkan diri sendiri saja [Majjhima Nikaya 13, Maha Dukkhanda Sutta]
Dari sudut pandangan ini, semua persoalan ekonomi, politik dan sosial bersumber pada tanha yang egoistis ini. Para negarawan terkenal yang mencoba menyelesaikan persoalan internasional dan berbicara perihal perang dan damai, ekonomi dan politik hanya membicarakan kulit persoalan dan tidak pernah menyentuh akarnya yang lebih dalam.
"Dunia ini membutuhkan, menginginkan dengan sangat dan kemudian terikat kepada tanha." [Majjhima Nikaya 82, Ratthapalasutta, Sabda Sang Buddha pada Ratthapala]
Namun demikian, Tanha, walaupun merupakan sebab yang nyata, yang terdekat dan yang terpenting, tak dapat dianggap sebagai sebab yang pertama.
Perbuatan yang dilakukan [oleh jasmani, perkataan dan pikiran] baik ataupun buruk disebut Kamma. hasil perbuatannya juga disebut Kamma.
0, Bhikkhu, kehendak untuk berbuat (cetana) itulah yang Aku namakan Kamma. Sesudah berkehendak orang lantas berbuat dengan badan jasmani, perkataan dan pikiran"
Akibat Sekarang [hasil] merupakan akibat dari sebelumnya, sehingga Kamma sering juga disebut sebagai “hukum sebab dan akibat”.
"Sesuai dengan benih yang ditaburkan, demikianlah buah yang kau petik darinya. Pelaku kebaikan (akan mengumpulkan) kebaikan, Pelaku kejahatan (menuai) kejahatan. Taburlah benih dan tanamlah dengan baik, Maka kau akan menikmati buah darinya"-[S. I, 227, The Kindred Sayings, I, h. 293]
Dalam Anguttara Nikaya dan Kitab-kitab lainnya, Sang Buddha menyatakan dengan pasti bahwa karma bukan merupakan penyebab dari segala hal.
Tanha, agar dapat timbul (samudaya), tergantung pada sesuatu yang lain, yaitu perasaan (vedana), dan perasaan ini tergantung pada kontak (phassa) dst.....hingga terciptalah satu lingkaran Hukum pokok yang saling bergantungan (Paticcasamuppada)
Untuk itu, Perlu kita ketahui terlebih dahulu apa definisi tentang Mahkluk di Tradisi Buddhisme
Buddhagosa pernah berkata [Vism. (PTS), hal. 513]:
Hanya penderitaan yang ada,
namun tak dapat dijumpai si penderita;
Perbuatan yang ada,
tetapi tak ada si pembuat
Makhluk, orang atau "aku" adalah sebuah sebutan [pe-nama-an] yang diberikan kepada Lima Kelompok Kegemaran (Pañcakkhanda). "makhluk" dalam definisi Buddhisme juga merupakan dukkha (sankharadukkha).
Jadi, mahluk hidup itu merupakan panca skandha (Lima bagian/himpunan), yang terdiri dari:
rupam (Bentuk/Materi/Badan jasmani), yang terdiri dari 4 (empat) unsur [Catu Mahabhuta] yaitu: Padat/penyokong [Pathavi], cair/perekat [Apo], Sinar/gelombang partikel/temperatur (panas/dingin) [Tejo], Gerak/Getar [Vayo]
vedana/vadana (perasaan, yang timbul akibat adanya kontak antara obyek-obyek indera dengan indera-indera kita tadi. Misalnya perasan yang timbul dari kontak melalui mata dengan bentuk-bentuk yang terlihat [demikian juga dengan 5 Indera lainnya]. Perasaan-perasaan yang timbul itu bisa berupa perasaan senang, tidak senang, atau netral. Perasaan-perasaan ini timbul sebagai reaksi kontak tadi yang dihubungkan dengan ingatan-ingatan, baik yang berbentuk insting bawaan ataupun yang didapat dari pengalaman-pengalaman)
samjna/sanna (perekaman/Pencerapan/Perhatian/mengenali atau pengenalan objek yang terjadi setelah terjadinya kontak dan setelah terjadinya kesadaran akan adanya obyek tersebut), segala sesuatu yang kita alami melalui indera kita. Seperti vedana maka pencerapan/perekaman inipun ada 6 jenis. Pencerapan atau pengenalan objek tersebut juga terjadi akibat adanya memori atau ingatan-ingatan, terutama yang berhubungan dengan pengalaman-pengalaman
samskara/Samkhara/sankhara (bentuk-bentuk Mental/pikiran, dorongan pikiran, berupa segala kehendak (cetana) yang terjadi setelah timbul perasaan-perasaan akibat kontak yang terjadi. Kehendak-kehendak (cetana) yang terjadi inilah yang kelak akan membuahkan karma berupa perbuatan-perbuatan yang dilakukan, baik yang dilakukan dengan badan jasmani, ucapan, maupun dengan pikiran, yang mengarah kepada perbuatan baik, jahat atau netral. dan
vijnana/Vinnana (kesadaran, yang timbul akibat reaksi/respon dari indera-indera setelah mengadakan kontak dengan obyeknya. Kesadaran ini timbul sebelum terjadinya proses pencerapan atau pengenalan obyek yang kemudian menimbulkan perasaan-perasaan yang kemudian bisa berakhir dengan reaksi mental berupa kehendak untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan obyek tersebut).
Kompilasi ini disebut juga Nama (No.2, 3, 4 dan 5) dan Rupa (no.1).
Nama (No. 2, 3, 4 dan 5) dalam bahasa Pali sebagai citta.
Citta, dalam arti simple adalah kesadaran [Vinanna]. Kumpulan Nama [perasaan, persepsi, bentuk-bentuk pikiran dan kesadaran] dinamai juga kesadaran.
Jadi, Nama = Citta = Kesadaran.
Rupa (Tubuh/Materi/badan jasmani) oleh Sang Buddha yang diurai lagi menjadi empat bentuk elemen (Catur Maha Bhuta) yaitu:
elemen padat (Pathavi Dhatu) yang sebenarnya memberikan sifat atau kemampuan menempati ruang dan mempertahankan posisi serta memberikan sifat kaku pada setiap materi;
elemen cair (Apo-Dhatu) yang sebenarnya berupa gaya rekat atau tarik menarik antara materi;
elemen panas atau energi (Tejo-Dhatu) yang sebenarnya memiliki sifat maha bhuta yang lain tetapi dalam dimensi yang lebih kecil; dan
elemen gerak atau getaran (Vayo-Dhatu) yang bila berada dalam kesetimbangan dengan apo-dhatu akan menampakkan eksistensi pattiavi materi yang bersangkutan.
Termasuk kelompok Rupa-khanda ini juga terdapat turunan-turunan atau bentuk variasi dari empat Maha Bhuta tadi yaitu mencakup organ-organ indera (pasada-rupa) beserta objek-objeknya (arammana) misalnya
bentuk dan warna sebagai objek penglihatan oleh mata;
bunyi dan suara sebagai objek pendengaran telinga;
bau-bauan sebagai objek penciuman oleh indera penghidu;
cita rasa sebagai objek pengecapan oleh lidah;
benda-benda dengan berbagai variasi bentuk, temperatur, permukaan kasar atau licin, keras atau lembut, sebagai objek perabaan oleh indera peraba; dan
objek- objek mental seperti pikiran, ingatan, konsep dan ide-ide sebagai objek pemikiran oleh indera mental kita.
Jadi Rupa-khanda sebenarnya mencakup obyek-obyek di dalam maupun di luar diri kita beserta indera-indera yang dapat berkontak dengannya.
"Radha [nama seorang Brahmin], napsu keinginan, kegemaran, atau kehausan apapun terhadap rupa, viññana, sañña, sankhära, vedanä. Ketika sesuatu terperangkap di sana, terikat di sana, maka sesuatu itu disebut sebagai makhluk hidup." [Satta Sutta; Radha Samyutta; Samyutta Nikaya 23.2 (S 3.189)]
Nama dan Rupa menimbulkan 6 landasan Indria [Sad-ayatana/Salayatana] yaitu warna [vanna], bau [gandha], rasa [rasa], pokok yang utama [oja] tenaga hidup [jivitindria] dan tubuh [kaya].
Konsekuensi dari mahluk yang terdiri dari Nama (No.2, 3, 4 dan 5) dan Rupa (no.1) adalah:
Apabila tidak makan Ia akan merasa lapar, Ia dapat merasa Kedinginan dan kepanasan, Ia juga mengalami kelelahan, Apabila kurang tidur Ia akan mengantuk. Ia dapat bersemangat, Ingin dicintai dan dapat patah hati; juga berusaha mengungguli yang lain, egois, Ia ingin mendapat perhatian, ingin mengetahui apapun, ingin menciptakan sesuatu, Ia ingin mendapat pengakuan, Kadang merasa puas atau tidakpuas dan banyak lagi variasi tindakan dan dorongan karena nama dan rupam tersebut.
Untuk menjelaskan definisi Mahluk hidup, baik itu Manusia, Binatang, Dewa dan Iblis, saya mulai dengan perumpamaan ini:
Perumpamaan Sepeda
Sepeda beroda dua, Rodanya saja tidak dapat dikatakan sebagai sepeda, begitu pula stang, rem dan bahkan orang yang mengendarai. Untuk dikatakan sebagai seped a, maka harus mempunyai stang, rangka, rem, pedal, sadel, rantai, roda, dll.
Modifikasi apapun bisa dilakukan, misalnya dilakukan dengan tambahan mesin, maka ia tidak lagi sepeda melainkan motor. Rodanya dimodifikasi menjadi tiga, maka tidak lagi sepeda melainkan beca. Ditambah roda dan mesin maka ia tidak lagi sepeda melainkan bemo /bajaj. Ban belakangnya dicopot, rantai diperpanjang dan ditambah penyerut, maka jelas ia bukan lagi sepeda roda dua.
Itu adalah perubahan rupam, bagaimana agar ia dapat bergerak dan berjalan? Untuk dapat bergerak dan berjalan tetap perlu jalan yang rata, roda yang terdiri dari unsur padat atau angin, stang, rantai, yang mengemudikan dll. Pengemudinya bisa saja manusia, monyet, beruang, motor, komputer, dll. Pengemudinya sendiri perlu energi, dan terdiri dari kepadatan, gerak, cairan, panas. Manusia tidak memerlukan sepeda untuk bergerak dan berjalan mencapai tujuan, karena ia sendiri bisa berjalan dan berlari.
Padahal, Jika Atta [Roh/jiwa] sebagai inti dari mahluk hidup dianggap sebagai sesuatu yang bergerak dan menggerakan maka ia jelas merupakan bagian dari elemen Vayu [getar/gerak] atau juga dianggap sebagai percikan sinar maka ia juga bagian dari elemen catur mahabhuta yaitu unsur Tejo [suhu, gelombang partikel: sinar/cahaya]
Berdasarkan Nama dan Rupa [panca Skanda], perubahan rupam dan juga perumpamaan di atas sangat Jelas terlihat bahwa:
Tuhan/Brahma/Allah, hanya merupakan "Mahluk" Panca Skanda dan jelas bukan sebab Awal yang menjadikan segala sesuatunya ADA,
Anggapan bahwa atman/roh/jiwa sebagai penggerak juga merupakan suatu yang berlebihan.
Inilah alasan mengapa ajaran Buddha TIDAK MENGAKUI adanya Mahluk maha Pencipta dan juga adanya roh/atman sebagai Penggerak.
Untuk lebih memperjelas lagi, ada baiknya kita simak pula penggalan ujaran Sang Buddha di Brahmajala Sutta berikut ini:
"[..] Para bhikkhu, pada suatu masa yang lampau setelah berlangsungnya suatu masa yang lama sekali, ‘bumi ini belum ada’. Ketika itu umumnya makhluk-makhluk hidup di alam dewa Abhassara, di situ mereka hidup ditunjang oleh kekuatan pikiran, diliputi kegiuran, dengan tubuh yang bercahaya dan melayang-layang di angkasa hidup diliputi kemegahan, mereka hidup demikian dalam masa yang lama sekali.
Demikianlah, pada suatu waktu yang lampau ketika berakhirnya suatu yang lama sekali, bumi ini mulai berevolusi dalam pembentuk, ketika hal ini terjadi alam Brahma kelihatan dan masih kosong. [siklus semesta]
Ada makhluk dari alam dewa Abhassara yang ‘masa hidupnya atau ‘pahala kamma baiknya’ untuk hidup di alam itu telah habis, ia meninggal dari alam Abhassara itu dan terlahir kembali di alam Brahma.
Disini, ia hidup ditunjang pula oleh kekuatan pikirannya diliputi kegiuran, dengan tubuh yang bercahaya-cahaya yang melayang-layang di angkasa, hidup diliputi kemegahan, ia hidup demikian dalam masa yang lama sekali."
Karena terlalu lama ia hidup sendirian di situ, maka dalam dirinya muncullah rasa ketidakpuasan, juga muncul suatu keinginan,
‘O, semoga ada makhluk lain yang datang dan hidup bersama saya di sini!
Pada saat itu ada makhluk lain yang disebabkan oleh masa usianya atau pahala kamma baiknya telah habis, mereka meninggal di alam Abhassara dan terlahir kembali di alam Brahma sebagai pengikutnya, tetapi dalam banyak hal sama dengan dia.'
Para bhikkhu, berdasarkan itu, maka makhluk pertama yang terlahir di alam Brahma berpendapat:
"Saya Brahma, Maha Brahma, Maha Agung, Maha Kuasa, Maha Tahu, Penguasa, Tuan Dari Semua, Pembuat, Pencipta, Maha Tinggi, Penentu tempat bagi semua makhluk, asal mula kehidupan, Bapa dari yang telah ada dan yang akan ada). Semua makhluk ini adalah ciptaanku.
Mengapa demikian?
Baru saja saya berpikir, ’semoga mereka datang’, dan berdasarkan pada keinginanku itu maka makhluk-makhluk ini muncul.
Makhluk-makhluk itu pun berpikir,
‘dia Brahma, Maha Brahma, Maha Agung, Maha Kuasa, Maha Tahu, Penguasa, Tuan dari semua, Pembuat, Pencipta, Maha Tinggi, penentu tempat bagi semua makhluk, asal mula kehidupan, Bapa dari yang telah ada dan yang akan ada. Kita semua adalah ciptaannya.
Mengapa?
Sebab, setahu kita, dialah yang lebih dahulu berada di sini, sedangkan kita muncul sesudahnya".
"Para bhikkhu, dalam hal ini makhluk pertama yang berada di situ memiliki usia yang lebih panjang, lebih mulia, lebih berkuasa daripada makhluk-makhluk yang datang sesudahnya."
"Para bhikkhu, selanjutnya ada beberapa makhluk yang meninggal di alam tersebut dan terlahir kembali di bumi.
Setelah berada di bumi ia meninggalkan kehidupan berumah tangga dan menjadi pertapa. Karena hidup sebagai pertapa, maka dengan bersemangat, tekad, waspada dan kesungguhan bermeditasi, pikirannya terpusat, batinnya menjadi tenang dan memiliki kemampuan untuk mengingat kembali satu kehidupannya yang lampau, tetapi tidak lebih dari itu."
Mereka berkata :
"Dia Brahma, Maha Brahma, Maha Agung, Masa Kuasa, Penguasa, Tuan dari semua, Pembuat, Pencipta, Maha Tinggi, Penentu tempat bagi semua makhluk, asal mula kehidupan, Bapa dari yang telah ada dan yang akan ada. Dialah yang menciptakan kami, ia tetap kekal dan keadaannya tidak berubah, ia akan tetap kekal selamanya, tetapi kami yang diciptakannya dan datang ke sini adalah tidak kekal, berubah dan memiliki usia yang terbatas [..]"
[Samaggi-Phala: Brahmajala Sutta]
Berikut ini adalah mengenai Pandangan salah adanya Atma/Roh/Jiwa yang tertuang dalam Anatta Lakkhana Sutta:
Saya telah mendengar pada suatu waktu yang Terberkahi sedang tinggal di Varanasi di dalam tempat peristirahatan perburuan di Isipatana. Beliau berbicara pada kelompok lima orang bhikkhu:
"Bentuk/Wujud, para bhikkhu, adalah bukan diri. Jika Bentuk/Wujud adalah diri, Bentuk/Wujud ini tidak akan membiarkan dirinya untuk tidak nyaman. Akan mungkin [untuk mengatakan] berhubungan dengan wujud, 'Wujud ini demikian. Wujud ini tidak demikian.'
Tetapi karena wujud bukan diri, wujud membiarkan dirinya untuk tidak nyaman. Dan tidak mungkin [untuk mengatakan] berhubungan dengan wujud, 'Wujud ini jadi demikian. Wujud ini tidak jadi demikian.'
"Sensasi bukanlah diri...
"Persepsi bukanlah diri...
"Bentukan [batin] bukanlah diri...
"Kesadaran bukanlah diri. Jika kesadaran adalah diri, kesadaran ini tidak akan membiarkan dirinya untuk tidak nyaman. Adalah mungkin [untuk mengatakan] berhubungan dengan kesadaran, 'Kesadaranku demikian. Kesadaranku tidak demikian.'
Tetapi karena kesadaran bukan diri, kesadaran membiarkan dirinya menjadi tidak nyaman. Dan tidak mungkin [untuk mengatakan] berhubungan dengan kesadaran, 'Kesadaranku jadi demikian. Kesadaranku tidak jadi demikian.'
"Bagaimana menurutmu, para bhikkhu — Apakah wujud kekal atau tidak kekal?"
"Tidak kekal, yang mulia."
"Dan apakah hal yang tidak kekal itu memberikan kenyamanan atau penderitaan?"
"Penderitaan, yang mulia."
"Dan apakah tepat sesuatu yang tidak kekal, menyebabkan penderitaan, akan berubah sebagai: 'Ini milikku. Ini adalah diriku. Ini adalah aku'?"
"Tidak, yang mulia."
"... Apakah sensasi kekal atau tidak kekal?"
"Tidak kekal, yang mulia."...
"... Apakah persepsi kekal atau tidak kekal?"
"Tidak kekal, yang mulia."...
"...Apakah bentukan kekal atau tidak kekal?"
"Tidak kekal, yang mulia."...
"Bagaimana menurutmu, para bhikkhu — Apakah kesadaran kekal atau tidak kekal?"
"Tidak kekal, yang mulia."
"Dan apakah hal yang tidak kekal itu memberikan kenyamanan atau penderitaan?"
"Penderitaan, yang mulia."
"Dan apakah tepat sesuatu yang tidak kekal, menyebabkan penderitaan, akan berubah sebagai: 'Ini milikku. Ini adalah diriku. Ini adalah aku'?"
"Tidak, yang mulia."
"Karena itu, para bhikkhu, siapapun dimasa lampau, masa depan, atau masa sekarang; didalam atau diluar; kasar atau halus; biasa atau indah; jauh atau dekat; siapapun dilihat sebagai apa adanya dengan pemahaman benar sebagai: 'Ini bukan milikku. Ini bukan diriku. Ini bukan aku.'
"Sensasi apapun...
"Persepsi apapun...
"Bentukan apapun...
"Kesadaran apapun dimasa lampau, masa depan, atau masa sekarang; didalam atau diluar; kasar atau halus; biasa atau indah; jauh atau dekat: setiap kesadaran dilihat sebagai apa adanya dengan pemahaman benar sebagai: 'Ini bukan milikku. Ini bukan diriku. Ini bukan aku.'
"Melihat demikian, murid mulia yang telah diinstruksikan dengan baik menjadi kecewa pada tubuh, kecewa pada sensasi, kecewa pada persepsi, kecewa pada bentukan, kecewa pada kesadaran. Setelah kecewa, dia menjadi tidak tertarik.
Setelah tidak tertarik, dia terbebas sepenuhnya. Dengan terbebas penuh, disana ada pengetahuan, 'Terbebas sepenuhnya.' Dia mengerti bahwa 'Kelahiran telah berakhir, kehidupan suci telah terpenuhi, tugas telah selesai. Tidak ada lagi lebih jauh untuk dunia ini.'"
Itulah yang dikatakan Yang Terberkahi. Terpuaskan, kelompok lima bhikkhu tersebut bersenang atas kata-katanya. Dan ketika penjelasan ini sedang diberikan, hati kelompok lima bhikkhu, tidak melekat (tidak dipertahankan), terbebas sepenuhnya dari kegelisahan/kotoran.
[Sumber: Dhammacitta, note: Annatta Lakkhana Sutta merupakan sutta kedua yang dibabarkan oleh Sang Buddha kepada 5 Pertapa (rekan beliau ketika mencari penerangan sempurnaNya). Sutta pertamanya adalah: Dhamma Chakka Pavattana.
Walaupun telah dibabarkan sutta pertama, 5 petapa ini belum bisa mencapai tingkat Arahat/Ariya dikarenakan masih memegang pandangan tentang adanya Atman/Roh/Jiwa, yaitu: memurnikan atman agar dapat bersatu dengan brahman. Setelah di babarkan Sutta kedua ini, mereka mencapai tingkat Arahat]
Inilah juga alasan mengapa ajaran Buddha TIDAK MENGAKUI adanya Mahluk maha Pencipta dan juga adanya roh/atman sebagai Penggerak.
Lantas apa yang ‘dibawa’ saat kelahiran kembali?
Cuma satu, yaitu Nama/Citta (perasaan, persepsi, bentuk-bentuk pikiran dan kesadaran). Nama atau Citta sering juga disebut Kesadaraan.
Sang Buddha juga menjelaskan empat cara kelahiran mahluk hidup:
Andaja yoni, lahir dengan memecahkan kulit telur
Jalabuja yoni, lahir melalui kandungan
Samsedaja yoni, kelahiran pada tempat lembab, lahir dalam ikan yang membusuk, mayat yang membusuk, adonan yang membusuk, atau dalam jamban atau dalam saluran air kotor.
Opapatika, kelahiran secara spontan, Ada dewa-dewa dan penghuni-penghuni neraka dan makhluk manusia tertentu dan para penghuni tertentu dari alam yang tidak menyenangkan, yang lahir (muncul) secara spontan. Inilah empat cara kelahiran. -[Mahasihanda Sutta; Majjhima Nikaya 12]
Buddha menjelaskan tiga kondisi mengapa embrio (dalam kandungan)terjadi pada kelahiran tertentu (misalnya Manusia):
adanya pertemuan ayah dan ibu, tetapi ibu tidak ada makhluk yang siap terlahir (kembali), dalam hal ini tidak ada pembuahan dalam kandungan;
ada pertemuan ayah dan ibu, ibu dalam keadaan masa subur, tetapi tidak ada makhluk yang siap untuk terlahir (kembali), dalam hal ini tidak ada pembuahan dalam kandungan; tetapi
ada pertemuan ayah dan ibu, ibu dalam keadaan masa subur dan ada makhluk yang siap terlahir (kembali), maka terjadi pembuahan karena pertemuan tiga hal itu.-[Mahatanhasankhaya Sutta; Majjhima Nikaya 38]
Atau di dalam sutta lainnya:
[..] Tetapi, Tuan-tuan, tahukah kalian bagaimana munculnya janin terjadi?’
’Tuan, kami mengetahui bagaimana munculnya janin terjadi. [157] Di sini, penyatuan ibu dan ayah, dan ibu sedang dalam masa subur, dan gandhabba hadir. Demikianlah munculnya janin terjadi melalui perpaduan ketiga hal ini.’
“Kalau begitu, Tuan-tuan, apakah kalian mengetahui dengan pasti apakah gandhabba itu adalah seorang muklia, atau seorang brahmana, atau seorang pedagang, atau seorang pekerja?’
“Tuan, kami tidak mengetahui dengan pasti apakah gandhabba itu adalah seorang muklia, atau seorang brahmana, atau seorang pedagang, atau seorang pekerja.’[..] [Assalāyana Sutta]
Note:
Pengertian Gandhabba juga lihat di sini atau lihat arti tersebut di kamus Pali-Inggris:
It is often stated that the Gandhabbas preside over conception [Mendahului penghamilan/pembuahan]; this is due to an erroneous translation of the word gandhabba in passages (E.g., M.i.157, 265f) dealing with the circumstances necessary for conception (mātāpitaro ca sannipatitā honti, mātā ca utunī hoti, gandhabbo ca paccupatthito hoti).
The Commentaries (E.g., MA.i.481f ) explain that here gandhabba means tatrūpakasatta - tasmim okāse nibbattanako satto - meaning a being fit and ready to be born to the parents concerned.[Pali-English Oleh G.P. Malalasekera]
26. “Dan apakah kelahiran, apakah asal mula kelahiran, apakah berhentinya kelahiran, apakah jalan menuju berhentinya kelahiran? Kelahiran para makhluk di dalam berbagai alam dumadi, kedatangan mereka dalam kelahiran, pemisahan cairan dari benda padat (di dalam kandungan), pembentukan, manifestasi dari kelompok kehidupan, perolehan landasan untuk kontak – inilah yang disebut kelahiran. Bersama munculnya dumadi, di sana muncullah kelahiran.[MN 9 – SAMMADITTHI SUTTA]
Terdapat empat macam "makanan" (ahara) yang menjadi sebab atau kondisi yang harus dipenuhi agar makhluk-makhluk dapat lahir dan berlangsung, yaitu:
makanan biasa (kabalinkarahara)
kontak dari enam indria kita dengan dunia luar (phassahara)
kesadaran (viññanahara)
kehendak atau kemauan batin (manosañcetanahara), yang terdiri dari: mano [batin], sañña [pencerapan] dan cetana [kemauan, kehendak]
Ahara keempat merupakan kehendak untuk hidup, untuk lahir, untuk bertumimbal-lahir, untuk berlangsung dan untuk menjadi lebih sempurna. Ia menciptakan akar bagi kelahiran dan kelangsungan yang bergerak maju dengan perbuatan baik dan buruk (kusalakusala kamma).
Mengenai cetana ini, Sang Buddha bersabda: "Siapa yang mengerti makanan dari cetana ia juga akan mengerti tiga bentuk tanha (kehausan)" Oleh karena. itu, tanha (kehausan), kehendak, kehendak mental dan kamma semuanya mempunyai arti yang sama, yaitu keinginan atau kemauan untuk "ada", untuk hidup, untuk hidup kembali, untuk lebih sempurna lagi, untuk berkembang lebih baik, untuk menghimpun lebih banyak lagi.
Tentang Citta/Kesadaran/Nama, dibawah ini terdapat sebuah kisah yang sangat terkenal, yaitu kisah kelahiran berulang Dalai Lhama
Ketika Dalai Lhama ke 13 wafat tahun 1933, Para tetua Lhama mencari petunjuk dimana reinkarnasi berikutnya dapat ditemukan. Tradisi ini selalu sama dilakukan selama berabad-abad mulai dari Dalai Lhama pertama tahun 1351 M, setiap dari mereka merupakan reinkarnasi dari yang terakhir, yang memelihara kebijakan spritual dari banyak kehidupan.
Musim semi 1935, Seorang lama senior, Reting Rinpoche, menempuh perjalan menuju danau suci Lhamoi Lhatso yang berbentuk oval, di sebuah lembah 17.000 kaki yang dikelilingi puncak2 bersalju di selatan Tibet untuk medapatkan wangsit/penglihatan. Ketika ia memandang dikejernihan air, tampak olehnya 3 huruf alfabeth Tibet (Ah, Ka dan Ma) mengambang didepannya. Kemudian, dengan jelas terlihat olehnya sebuah bayangan biara tingkat tiga dengan atap emas dan jade. Sebuah jalan bukit yang menurun dari biara menuju sebuah rumah yang beratapkan semacam genteng berwarna biru hijau dan seekor anjing belang coklat dan putih di halaman. Reting rinpoche juga kemudian bermimpi rumah yang sama, namun kali ini ia melihat sebentuk talang atap unik dan seorang bocah cilik berdiri di halaman. Sekarang Ia tambah yakin bahwa huruf Ah yang ia lihat berkenaan adalah Amdo, yang terletak di timur.
Satu dari tim pencari, dibawah komando Kewtsang Rinpoche, seorang Lhama senior dari biara Sera, melakukan pendekatan ke biara Kumbum di Amdo. Mereka melihat biara itu beratapkan Emas dan Jade, persis seperti penglihatan yang didapat. Mereka mendengar ada satu anak luar biasa di Takster, dua jam perjalanan dari Amdo
Di musim dingin tahun 1937 Kewtsang Rinpoche, ditemani oleh pejabat resmi pemerintah bernama Lobsang Tsewant dan dua pembantu, sampai di Takster. Untuk menghindari berbagai kesulitan yang mungkin muncul mereka menyamar sebagai pedagang dengan Lobsang Tsewang sebagai kepala rombongan. Kewsang menyamar menjadi pelayannya. Mereka mendekati rumah Lhamo Dhondrub yang berusia 2 tahun dan disambut gonggongan anjing mastiff belang coklat putih terikat di jalan masuk
Mereka memperkenal diri sebagai pedagang dan bertanya apalah mereka boleh menggunakan dapur untuk minum teh (adat yang lazim di Tibet), melewati halaman rumah, Kewsang rinpoche melihat atap semacam genteng biru hijau dan talang atap unik yang terbuat dari tumbuhan yang di pilin. Saat di dapur, ia mendekati Lhamo Dhondrub kecil. Anak itu naik kepangkuan Kewtsang Rinphoce dan mulai memainkan manik2 peninggalan Dalai Lhama ke 13 yang tergantung di sekeliling leher Rinphoce. Tiba-tiba anak itu beraksi dan memaksa agar manik-manik itu diserahkan padanya dan menyatakan bahwa itu adalah kepunyaannya. Kewtsang mengatakan pada anak itu, ‘Aku akan berikan ini padamu jika kau dapat menebak siapa aku”. Tak disangka-sangka anak itu menjawab ‘Anda adalah Lhama dari Sera’ Anak itu kemudian menunjuk Lobsang Tsewang juga para anggota rombongan dengan dengan nama yang tepat (Saat itu ada ribuan biara di tibet). Tidak hanya ia menjawab benar, iapun menjawab menggunakan dialek tibet tengah yang tidak dikenal di distrik ini.
Ketika para tamu bersiap untuk pergi di pagi harinya, Lhamo Dhondrub menangis dan meminta ia agar diajak serta, mereka menenangkan dirinya dan berjanji akan kembali
Mereka kembali dengan cepat kali ini untuk menguji apakah anak ini benar-benar reinkarnasi Dalai Lhama. Para bikhu memberikan hadiah pada keluarga dan memohon ijin untuk dapat bersama dengan Lhamo Dhondrup. Saat malam tiba, mereka masuk kamar tidur utama yang ada ditengah rumah, Mereka menjejerkan sejumlah barang-barang yaitu Kacamata, pensil perak dan mangkuk makan diatas meja pendek. barang2 tersebut adalah peninggalan Dalai Lhama ke 13, Barang-barang tersebut dibuat imitasinya dengan persis. Termasuk ada juga Manik2 hitam, kuning dua tongkat jalan dan gendang tangan dari gading yang digunakan pada ritual religi. Juga sabda suci Samye yang diperintahkan untuk dibawa tim.
Lhamo dhondrub di undang keruangan, Kewtsang Rinpoche bersama 3 pejabat resmi duduk di sisi meja satunya. Kewtsang Rinpoche menggengam manik2 hitam yang pernah dilihat oleh Anak itu di kunjugan sebelumnya, di tangan lainnya ia memegang imitasinya, anak itu diminta untuk memilih dan memilih dengan tepat, kemudian tanpa ragu sama sekali mengkalungkannya dilehernya sendiri. Ketepatan yang sama ia tunjukan pada Manik2 kuning. Berikutnya adalah tongkat jalan, Permulaan Lhamo Dhondrub menarik sedikit tongkat yang salah namun ia lepaskan kembali dan mengambil yang benar. Ini dianggap masih signifikan mengingat dulunya tongkat yang ‘salah’ itu pernah dipakai sebentar oleh Dalai Lhama sebelumnya sebelum akhirnya diberikan untuk seorang teman. Barang terakhir adalah gendang. Gendang yang palsu di dekor begitu menarik hatinya dengan kain brakat motif bunga sedangkan yang asli kurang menarik hati. Sekali lagi Lhamo Dhondrub memilih dengan tepat kemudian memutar gendang bolak balik dengan tangan kanannya sesuai irama ritual tantrik!
Berikutnya, anak itu di check 8 tanda tubuh yang hanya dipunyai oleh Dalai Lhama, Kuping yang besar, mata yang panjang, alis yang membelok di ujung, tanda di kaki, bentuk kulit kerang pada telapak di satu tangan. Setelah mendapatkan 3 tanda tubuh maka dipastikan bahwa Dalai Lhama ke 14 telah ditemukan dalam bentuk tubuh anak berusia 2 setengah tahun. Ramalan terpenuhi
Namun, Pemimpin pasukan perang Muslim di baratlaut China mendengar mengenai pemilihan anak itu, Ia menuntut uang tebusan yang gila-gilaan besarnya untuk dapat mengambil anak itu keluar dari distrik mereka. Saat si banjingan perang itu telah dibayar, ia malah meminta lebih banyak lagi dan juga beberapa artifak religius. Mereka menjadi tak berdaya, Orang-orang tibet akhirnya meningkatkan jumlah tebusannya. Setelah menunggu berbulan-bulan lamanya, Calon Dalai Lhama dan keluarganya berangkat menuju Lhasa, Ibu kota Tibet dan menghabiskan waktu 3 bulan perjalanan. Lhamo Dhondrub bepergian bersama kakaknya yang berusia 6 tahun dan duduk di atas sebuah tandu yang digantung diantara dua bagal.
Ketika beberapa mil mendekati lhasa mereka disambut dengan prosesi suluh yang menuntun mereka hingga di perkemahan, ditengahnya ada Tenda satin berwarna kuning yang sangat besar dengan langit-langit biru dan putih. Tenda itu dikenal sebagai Merak agung, yang selama berabad-abad hanya digunakan untuk menyambut setiap reinkarnasi balita Dalai Lhama kembali pulang.
Selama 2 hari kemudian, Lhamo Dhondrub muda duduk diatas sebuah tahta tinggi di merak agung, memberkati 70.000 biksu dan barisan rakyat yang berkumpul menyambutnya
Paginya, tanggal 8 Oktober 1939, digelar prosesi dimana seorang anak kecil duduk di tandu emas di iring 16 orang, musik, keluarga Dalai Lhama, anggota kabinet, Pengawas dan perdana mentri menuju Istana
ketika Lhamo Dhondrub diantar hingga di ruangan pendahulunya, Ia tiba-tiba menunjuk sebuah kotak kecil dan berkata ‘Gigiku ada disitu’. Kemudian kotak di buka dan para pelayan dengan takjub menemukan satu set gigi palsu kepunyaan Dalai Lhama terdahulu.
Beberapa minggu kemudian, Lhama dhondrub yang berusia 4 tahun atau Tenzin Gyatso sebagaimana dikenal sekarang, dilantik sebagai Penguasa tertinggi sementara dan pemimpin spritual Tibet. [Otobiograpi Dalai Lhama dan Buku ‘Exile in the Land of Snows’, by John F. Avedon]
Lho, Bukannya ingatan itu tersimpan di otak, kalau sudah mati, Bagaimana mungkin ingatan itu dapat juga di bawa oleh Jiwa/Ruh Lahir Kembali?
Di atas, telah kita demonstrasikan bahwa Mahluk hidup adalah satu set Nama dan Rupa, tidak ada pemisahan/dualisme yang disebut badan dan jiwa atau dengan kata lain yang lebih tegas TIDAK ADA Atman/Ruh/Jiwa!
intellect [Mind = Akal, bagian dari bagian tubuh manusia] merupakan salah satu indera dari 6 indera yang ada dan pada masing-masing pintu indera itu ada kesadarannya masing-masing
Jika, mata kita Buta dan/atau kita tidak mempunyai MATA sejak lahir, maka walaupun kesadaran penglihatan kita lumpuh, kita masih bisa hidup normal. Dengan cara yang sama, jika Otak hanya merupakan salah satu dari indera, maka Jika otak kita tidak berfungsi dan/atau dilahirkan tanpa otak, SEHARUSNYA kitapun masih bisa hidup normal.
Di artikel ini, Tanpa Otakpun manusia bisa Pintar dan Hidup Normal!, Kita temukan, bahwa Prof Lober, meneliti dan membuktikan bahwa terdapat banyak manusia yang terbukti dapat hidup normal, ber IQ tingi dan meraih gelar tanpa memiliki otak!
Jadi, BENARLAH bahwa OTAK hanya merupakan salah satu dari Indera kita dan TIDAK BENAR bahwa ingatan itu tersimpan di otak.
Lantas Bagaimana Cara Buddhisme dalam menghentikan Kelahiran kembali?
Perumpamaan Lilin
Api pada lilin tidak akan hidup tanpa adanya unsur-unsur pendukung seperti batang lilin, sumbu, dan udara (oksigen). Api yang menyala tersebut ternyata merupakan api yang berbeda karena tiap saat disokong oleh bagian dari batang lilin, sumbu dan molekul-molekuk udara yang berbeda. Meskipun disokong oleh unsur-unsur yang berbeda, tetapi api tersebut tetap menyala tanpa perlu padam kemudian menyala lagi. Dengan kata lain adanya proses yang berkesinambungan.
Inilah sebab timbulnya dukkha dan ini dapat ditemukan dalam Kelompok Kegemaran dari Bentuk-bentuk Pikiran, yaitu salah satu dari Lima Kelompok Kegemaran yang merupakan unsur dari seorang manusia.
Yangkiñci Samudayadhammang Sabbang Tang Nirodhadhammang
Terjemahannya:
Di dalam segala sesuatu yang timbul karena suatu sebab terdapat sebab yang membuatnya musnah kembali, atau "Apapun yang memiliki sifat dasar berupa kemunculan, disana juga terdapat sifat dasar penghentian [Samyutta Nikaya IV : 47]
Lima Kelompok Kegemaran terdapat kekuatan untuk menimbulkan, juga terdapat kekuatan untuk menghentikannya.
Kalau di dalam satu makhluk, satu benda atau satu sistem terdapat kekuatan untuk menimbulkannya (menciptakannya), di dalamnya pun terdapat kekuatan atau bibit yang dapat menghentikannya atau menghancurkannya.
Bibit dari timbulnya dukkha adalah di dalam dukkha itu sendiri dan bukan berada di luarnya, dan kita harus mempunyai pengertian yang sama dan selalu ingat bahwa sebab, bibit untuk menghentikan dukkha, untuk menyingkirkan dukkha secara total, juga terletak di dalam dukkha itu sendiri dan bukan berada di luarnya.
Menurut Tradisi Buddha, kematian dapat terjadi disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
Kematian dapat disebabkan oleh habisnya masa hidup sesuatu makhluk tertentu. Kematian semacam ini disebut "AYU-KHAYA".
Kematian yang disebabkan oleh habisnya tenaga karma yang telah membuat terjadinya kelahiran dari makhluk yang meninggal tersebut. Hal ini disebut "KAMMA-KHAYA".
Kematian yang disebabkan oleh berakhirnya kedua sebab tersebut di atas, yang terjadi secara berturut-turut. Disebut "UBHAYAKKHAYA".
Kematian yang disebabkan oleh keadaan luar, yaitu: kecelakaan, kejadian-kejadian yang tidak pada waktunya, atau bekerjanya gejala alam dari suatu karma akibat kelahiran terdahulu yang tidak termasuk dalam butir (iii) di atas. Disebut "UPACHEDAKKA".
Perumpamaan lilin di atas tepat sekali untuk menjelaskan keempat macam kematian ini, yaitu perumpamaan dari sebuah lampu minyak yang cahayanya diibaratkan sebagai kehidupan.
Cahaya dari lampu minyak dapat padam akibat salah satu sebab berikut ini:
Sumbu dalam lampu telah habis terbakar. Hal ini serupa dengan kematian akibat berakhirnya masa hidup suatu makhluk.
Habisnya minyak dalam lampu seperti halnya dengan kematian akibat berakhirnya tenaga karma.
Habisnya minyak dalam lampu dan terbakar habisnya sumbu lampu pada saat bersamaan, sama halnya seperti kematian akibat kombinasi dari sebab-sebab yang diuraikan pada butir (i) dan (ii) di atas.
Pengaruh dari faktor luar, misalnya ada angin yang meniup padam api lampu. Sama halnya seperti kematian yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar.
Kematian merupakan suatu kejadian yang tidak dapat dihindari oleh semua makhluk hidup, dan tidak ada tempat persembunyian untuk menghindarinya.
"Tidak di langit, di tengah lautan, di celah-celah gunung atau di manapun juga dapat ditemukan suatu tempat bagi seseorang untuk menyembunyikan diri dari kematian. " -[Dhammapada, 128]
Kematian menurut pengertian Buddhisme adalah berhentinya kehidupan batin dan jasmani [jivitindriya] dari setiap keberadaan individu, yaitu lenyapnya kekuatan [ayu], panas [usma] dan kesadaran [vinnana].
Sehingga kematian dapat dipandang sebagai suatu proses penghancuran yang menyeluruh atas suatu makhluk hidup, walaupun suatu masa kehidupan tertentu berakhir tetapi kekuatan yang sampai sekarang ini bergerak tidak dihancurkan.
Pada saat kematian, maka Nama (perasaan, persepsi, bentuk-bentuk pikiran dan kesadaran) terpisah dari tubuh.
Pada saat kematian maka keinginan untuk hidup yang merupakan sumber ketidaktahuan [avidya/avijja] menyebabkannya untuk mencari keberadaan yang baru dan karma yang dilakukannya pada kehidupan sebelumnya itu akan menentukan tempat kelahiran kembali baginya.
Dalam proses kelahiran kembali tidak terjadi suatu perpindahan roh/jiwa/kesadaran ke dalam jasmani(rupa) yang baru.
Kelahiran kembali adalah adanya proses berkesinambungan dari Nama/citta/Kesadaran pada kehidupan lampau dengan Nama/Citta/Kesadaran kehidupan baru yang merupakan suatu aksi-reaksi. Jalannya kehidupan-pun demikian.
Dari perumpamaan lilin diatas, api yang menyala 1 jam yang lalu bukanlah api yang sama [walaupun tidak terputusnya nyala api tersebut]. Untuk memperjelas maksud saya, coba amati diri anda sekarang dibandingkan dengan foto diri anda sewaktu kecil:
Perhatikan foto anda waktu kecil, misalnya: waktu berumur 5 tahun. Tanyakan pada diri sendiri, "Apakah anak yang ada difoto itu adalah orang yang sama dengan aku sekarang ?".
Jawabannya tentu ya, itu adalah diri anda sewaktu berumur 5 thn. Apalagi didukung saksi yang mengetahui perkembangan dan perubahan anak itu, maka tidak ragu lagi jawabannya adalah orang yang sama.
Akan tetapi, anda di poto itu bukanlah orang yang sama lagi dengan anda yang sekarang. Anak kecil tadi sudah mengalami proses dan berubah dari waktu ke waktu sehingga bentuk muka, badan dan lain-lainya sudah sama sekali berbeda.
Jelas bukan lagi orang yang sama. Anak 5 thn itu sudah tidak ada lagi, yang ada hanyalah anda yang saat ini.
Tujuan dengan perumpamaan Foto adalah untuk menjelaskan bahwa Kesadaran TIDAK berpindah, namun kitalah yang berpersepsi bahwa kesadaran yang berpindah mencari tempat untuk lahir kembali!
Mengapa tidak ada perpindahan kesadaran ketika terlahir kembali?
Seluruh elemen di semesta ini adalah Catu Mahabhuta, yaitu: Padat/penyokong [Pathavi], cair/perekat [Apo], Sinar/gelombang partikel/temperatur (panas/dingin) [Tejo], Gerak/Getar [Vayo]
[disebut dgn penamaan "rupa" sehingga penamaan "a rupa" [misal utk alam tertentu] maka artinya sesuatu itu tanpa catu mahabhuta]
Jika area sekeliling kita dilihat [misalnya di satu tempat ttt] kita akan melihat gunung, padang rumput dan beberapa pohon, batuan cadas deket pantai dan pantai..selebihnya terlihat kosong melompong.
Benarkah itu kosong?
Tidak, yg kita lihat saja ada 2 unsur Mahabutha yaitu padat dan cair, selebihnya yg tidak terlihat [bagian yg koson] berisi getar/gerak [udara] dan Gelombang materi/suhu/temperatur
Jadi, dunia bukanlah kosong melainkan penuh terisi catumaha buta. Tidak ada ruang kosong satu titik pun!
Begitupula di luar angkasa yang seolah ada ruang hampa udara, namun ternyata tidak kosong karena ada partikel-partikel cahaya [photon (lepton dan quark], temperatur dingin/panas, getar dan gerak.
Jadi Semesta pun penuh dengan unsur Catu Mahabhuta!
Tubuh pun demikian, terdiri dari catu mahabutha. Indera kitapun terdiri dari catu mahabutha.
Objek dari Inderapun sama Indera mata [objeknya terdiri dari padat/cair/partikel warna], telinga [getar/gerak], raba/rasa/penciuman [suhu, gelombang, cair, gerak/getar], dan pikiran [cairan, getar/gerak, gelombang/suhu]
Pertemuan kontak memerlukan subyek, obyek, mencatat, merekam dan memutuskan..sehingga dinamakan kesadaran..yang menimbulkan Reaksi/aksi atas perbuatan catumahabuta [pikiran, ucapan, badan]
Kita ketahui bahwa kesadaran juga merupakan unsur-unsur catu mahabhuta. Semua putusan hasil dari kesadaran itupun berupa elemen catu mahabhuta.
Kumpulan karma sebelumnya [dan saat hidup] + beberapa faktor penyebab lain [diantaranya keinginan tertentu [misalnya sumpah ingin membunuh/membalas/mengawini dll], kegemaran, atau kehausan apapun terhadap rupa dan Nama [viññana, sañña, sankhära, vedanä] akan membentuk pola ttt sebagai landasan utk menjadi sesuatu [bhawa]
Maka reaksi dari kesadaran dapat memerlukan "RUPA" ataupun tidak memerlukannya [A RUPA (tanpa cantu mahabutha)]
Dengan demikian, kesadaran tetap di lingkungan yang sama [lingkungan dengan catu mahabutha] dan tidak kemana-mana
Sebagaimana digambarkan dalam film layar lebar "The Matrix" yang diperankan oleh Keanu Reeves.
Ketika mereka plug-in, maka gelombang; getaran itu mengirimkan sinyal [catu mahabutha: gerak/getar; gelombang] ke seluruh bagian yang menyebabkan seolah2 mereka bepergian kemana2 termasuk di dalamnya adalah seolah-olah Ia wafat di negeri A dan terlahir di negeri B padahal jelas tidaklah kemanapun dan tetap ada di lingkungan yang sama
Proses kelahiran kembali sangatlah berhubungan dengan proses kematian itu sendiri. Pada saat seseorang mengalami kematian, jasmani tidak lagi bisa berfungsi untuk mendukung Nama/Citta /Kesadaran.
Nama/Citta/Kesadaran-nya pun akan mengalami pemadaman/kematian dan menjadi Citta/Kesadaran pada kehidupan yang baru. Penerusan Kesadaran (Patisandhi Vinnana) ini terjadi dengan adanya peran dari Kamma yang pernah dilakukan.
Ketika jasmani mengalami kematian, dalam pikiran orang yang sekarat muncul kesadaran yang bernama Kesadaran Ajal (Cuti Citta). Ketika Kesadaran Ajal mengalami pemadaman juga, maka orang tersebut dikatakan sudah meninggal. Tetapi pada saat yang bersamaan pula (tanpa selang/jeda waktu) Citta/kesadaran kehidupan baru muncul.
Itulah saat seseorang telah dilahirkan kembali, sudah berada dalam kandungan dengan jasmani yang baru berupa janin. Keseluruhan proses ini terjadi dalam waktu yang singkat. [note: Pertumbuhan janin mingguan lihat di sini, di sini atau di sini].
Jantung mulai berdetak di minggu ke 6 [36-42 hari setelah menstruasi terakhir], Otak mulai terbentuk di minggu ke 7 [Rate pertumbuhan sel otak adalah 100 sel/menit].
Dari perkembangan janin di atas saja, kita-pun sudah dapat melihat bahwa Otak bukanlah merupakan pusat kesadaran. Kemudian, ada satu referensi sains yang menyatakan bahwa letak kesadaran ada di jantung, sementara satu kitab Buddhisme abad ke 5, menyatakan letaknya di Hadaya vatthu, atau sering disebutkan letaknya disekitar jantung, namun bukan di jantung itu sendiri. Untuk jelasnya silakan lihat di sini.
Namun, satu konsekuensi dari perkembangan Iptek seperti yang tercantum di link ini, memberikan kita satu khazanah referensi bahwa seluruh sel ternyata dapat menjadi tempat letaknya kesadaran, sehingga:
Tidaklah benar ada inti [yang dengan cara tertentu dapat juga berarti roh/jiwa],
Tidaklah benar letak kesadaran itu harus dijantung maupun otak!, Buddhisme menyatakan ada banyak kesadaran, sebagai contoh untuk kesadaran hasil saja ia melalui 6 pintu kesadaran yaitu: mata, telinga, hidung, lidah, badan, pikiran
Berlaku juga pada mahluk yang tidak mempunyai otak [semacam system syaraf yang terpusat] maupun jantung [semacam system syaraf yang tertutup]
namun, tentu saja link tersebut belum menunjukan bukti kuat bahwa ingatan ada di seluruh tubuh dan lebih kepada cara untuk lahir kembali, yang garis besarnya dibagi dalam 4 cara seperti yang saya tuliskan di atas, demikian pula dengan cloning yang dilakukan.
Apakah Kelahiran kembali memiliki Jeda atau Tidak?
Aliran Theravada, tidak mengenal jeda waktu antara satu kelahiran dengan kelahiran lainnya [antara-bhava] yang berarti tumimbal lahir itu berlangsung segera.
Aliran Mahayana, seseorang yang meninggal akan tinggal dalam keadaan alam perantara dalam satu, dua, tiga, lima, enam atau tujuh minggu, sampai hari ke-49. Sehingga dalam Buddhisme Mahayana sering dikenal adanya berbagai praktek ritual upacara kematian yang berlangsung setiap minggu sampai hari ke-49.
Aliran Tantrayana , terdapat istilah `bardo'.
Bardo atau alam perantara ini dalam pengertian Tantrayana mengandung Enam Keadaan, yaitu pada saat berada di kandungan[kye-nay bardo]; saat bermimpi [mi-lam bardo]; saat samadhi yang mendalam [tin-ge-zin sam-tam bardo]; saat dalam keadaan sekarat menjelang kematian [chi-kai bardo]; saat mengalami kenyataan meninggal [cho-nyid bardo]; saat pencarian kelahiran kembali [sid-pa bardo].
Tiga keadaan bardo yang terakhir berkaitan dengan pengalaman sekarat, mati dan kelahiran kembali. Sedangkan bardo pada keadaan kedua dan ketiga dapat dialami semasa masih hidup.
Untuk memastikannya, Mari kita perhatikan contoh kasus berikutnya, dimana selisih antar satu KEMATIAN dan KELAHIAN KEMBALINYA hanya berjarak 10-11 hari saja:
Hanan lahir di Libanon, di pertengahan 1930an. Ketika ia berusia dua puluh, Hanan menikah dengan Farouk Mansour, anggota sebuah keluarga Libanon yang cukup berada. Pasangan ini mempunyai dua anak perempuan, bernama Leila dan Galareh. Hanan mempunyai saudara laki-laki bernama Nabih, tokoh masyarakat di Libanon, tetapi mati muda dalam kecelakan pesawat.
Setelah melahirkan putri keduanya itu kedua anaknya, Hanan terkena gangguan jantung dan dokter menyarankannya untuk untuk tidak melahirkan anak lagi. Tidak mengindahkan peringatan itu, Hanan melahirkan anak ketiganya, lelaki, pada tahun 1962.
Pada tahun 1963, tidak berapa lama setelah kematian saudaranya Nabih, Kesehatan Hanan mulai memburuk. Hanan kemudian mulai berbicara tentang mati. Farouk, suami Hanan menuturkan bahwa Hanan memberitahukannya bahwa, "dia akan ber-reinkarnasi dan akan bercerita banyak mengenai kehidupan sebelumnya”.
Ini terjadi dua tahun sebelum Hanan meninggal.
Pada usia tiga puluh enam, Hanan pergi ke Richmond, Virginia, untuk menjalani operasi jantung. Hanan mencoba menelepon Leila, anaknya sebelum operasi, namun tidak tersambung.
Hanan kemudian meninggal karena komplikasi satu hari setelah operasi.
Sepuluh hari setelah Hanan meninggal, Suzanne Ghanem dilahirkan.
Ibu Suzanne mengatakan kepada Dr. Ian Stevenson,
Beberapa waktu sebelum kelahiran Suzanne, "Aku bermimpi bahwa aku akan melahirkan anak perempuan. Aku bertemu seorang wanita, sekitar 40 tahunan, menciumnya dan memeluknya. Wanita ini berkata, 'Aku akan datang kepadamu'. Belakangan, ketika melihat foto Hanan, aku merasa ia mirip dengan wanita dalam mimpuku".
Dengan kata lain, Ibu dari Suzanne Ghanem telah bermimpi bahwa ia akan memiliki anak perempuan yang mirip dengan Hanan Monsour dan impian ini menjadi kenyataan.
Pada usia 16 bulan, Suzanne menarik ganggang telepon seakan berusaha berbicara dan berkata berulang-ulang, "Halo, Leila?". Keluarga itu tidak tahu siapa Leila itu.
Ketika ia agak besaran, Suzanne menjelaskan bahwa Leila adalah salah satu dari anak-anaknya dan ia bukan Suzanne, melainkan Hanan.
Keluarga bertanya, "Hanan apa?" Suzanne menjawab, "Kepalaku masih kecil. Tunggu sampai aku lebih besar dan mungkin aku akan ceritakan pada kalian. Ketika Ia berusia dua tahun Ia menyebutkan nama-nama anak-anaknya yang lain, suaminya, Farouk, dan nama-nama orang tuanya serta saudara-saudara lelakinya, semuanya 13 Nama.
Ketika mereka mendengar tentang kasus tersebut, Keluarga Monsour mengunjungi Suzanne. Pada awalnya keluarga Monsours skeptic dengan klaim gadis cilik itu dan menjadi percaya ketika Suzanne dapat mengenali semua sanak keluarga Hanan, menunjuk dan memanggil mereka dengan akuratnya.
Suzanne juga tahu ketika Hanan memberikan perhiasan kepada saudara kandungnya, Hercule, di Virginia sebelum operasi Jantung dan meminta kakaknya untuk membagikan perhiasan itu kepada anak-anak perempuannya. Tidak seorangpun di luar keluarga Monsour yang tahu menahu soal perhiasan itu.
Sebelum Suzanne dapat baca tulis, Ia mencoret-coret sesuatu sebuah nomor telepon di secarik kertas. Belakangan, ketika keluarga itu pergi ke rumah Monsour, mereka menemukan bahwa nomor telepon itu cocok dengan nomor telepon keluarga Monsour, kecuali dua angka terakhirnya terbalik. Sewaktu kecil, Suzanne dapat melafalkan pidato yang diucapkan saat pemakaman kakak Hanan, Nabih. Keluarga Suzanne merekam pelafalan itu, meskipun akhirnya rekaman itu hilang.
Pada usia lima tahun, Suzanne menelepon Farouk tiga kali sehari. Ketika Suzanne mengunjungi Farouk, Ia duduk dipangkuan Farouk dan menyandarkan kepala didada Farouk. Pada umur 25 tahun, Suzanne masih menelepon Farouk. Karir Farouk adalah seorang Polisi dan Ia telah menerima Suzanne sebagai kelahiran kembali dari Hanan almarhum Istrinya. Mendukung kesimpulan ini, Farouk menunjukan bahwa dari foto, Suzanne secara akurat dapat mengenali orang-orang yang mereka kenal dan mengetahui berbagai informasi yang hanya diketahui oleh Hanan.
Buddha menjelaskan, bagaimana TERJADINYA serta PADAMNYA peristiwa kelahiran kembali melalui hukum sebab akibat yang saling bergantungan (patticca samuppada):
Tidak terdapat suatu kondisi yang timbul tanpa adanya suatu sebab, ‘Dengan adanya ini, adalah itu; dengan timbulnya ini, timbullah itu; dengan tidak adanya ini, tidak adalah itu; dengan lenyapnya ini, lenyaplah itu’-[Udana. 1]
Berikut dibawah ini, hubungan sebab akibat yang saling bergantungan:
i–ii Karena ketidaktahuan (Avidya/Avijja) = moha (kebodohan batin) = annana (tidak berpengetahuan), timbullah bentuk–bentuk karma (Samskaras/Samkhara). Istilah "sankhara" digunakan untuk segala sesuatu yang merupakan paduan unsur dan terkondisi, misal semua makhluk sebagai akibat dari sebab dan kondisi, dan apa yang mereka lakukan sebagai sebab dan kondisi berputar kembali untuk menghasilkan akibat yang lain.
ii–iii Karena bentuk – bentuk karma (Samskaras/Samkhara), timbullah kesadaran (Vijnana/Vinnana).
iii–iv Karena kesadaran (Vijnana/Vinnana), timbullah batin dan jasmani (nama – rupa).
iv–v karena batin dan jasmani (nama – rupa), timbullah enam landasan indra (Sad-ayatana/Salayatana).
v–vi Karena enam landasan indra (Sad-ayatana/Salayatana), timbullah kontak (Sparsa/Phassa).
vi–vii Karena kontak (Sparsa/Phassa), timbullah perasaan (Vedana/Vadana).
vii–viii Karena perasaan (Vedana/Vadana), timbullah keinginan (Trsna/Tanha).
viii–ix Karena keinginan (Trsna/Tanha), timbullah kemelekatan (upadana).
ix–x Karena kemelekatan (upadana), timbullah penjelmaan (bhava).
x– xi Karena penjelmaan (bhava), timbullah kelahiran (jati). Kelahiran disini bukan berarti benar – benar peristiwa melahirkan, melainkan kemunculan Panca Skanda (Lima kelompok) atau Nama - Rupa atau Nama/Citta/Kesadaran dan Rupa.
xi–xii Karena kelahiran (jati), timbullah kelapukan dan kematian (jara – marana), serta kesedihan, keluh kesah, kesakitan, penderitaan, dan keputusasaan.
Demikianlah kemunculan dari seluruh bentuk – bentuk penderitaan. Ketidaktahuan juga terjadi akibat adanya kelahiran (jati). Kelahiran terjadi akibat dari kemelekatan dan seterusnya bergantungan menjadi sebab dan akibat. Tidak ada sebab tunggal, beberapa faktor merupakan sebab merupakan akibat itulah mengapa disebut sebagai ‘sebab akibat yang saling bergantungan’ (patticca samuppada )
Dari hukum hubungan sebab akibat yang saling bergantungan di atas, terlihat kembali bahwa peranan Brahman sebagai pencipta/awal mula menjadi tidak relevan dan berlebihan.
Inilah juga alasannya mengapa ajaran Buddha tidak mengakui adanya Allah/Brahman/Mahluk Maha Pencipta/SEBAB pertama dari semua yang Ada.
Bagaimana untuk menghentikan/memusnahkan Proses ini?
Seluruh bagian dari ajaran Buddha diperuntukan untuk memusnahkan ketidaktahuan atau kebodohan batin atau tidakberpengetahuan.
" ..O para siswa, seorang bhikkhu harus memandang semua rupa (bentuk jasmani), vedana (perasaan), sanna (pencerapan/persepsi), sankhara (dorongan pikiran/bentuk-bentuk mental), dan vinnana (kesadaran), tidak peduli dari jaman lampau, dari jaman sekarang atau pun dari jaman yang akan datang, jauh atau dekat. Dan ia mengamat-amatinya dan menelitinya secara cermat, dan setelah diteliti dengan cermat, semua itu tertampak kepadanya sebagai sesuatu yang kosong, hampa dan tanpa diri." -[Samyutta Nikaya 21.5-6]
Pengetahuan mengenai karmalah dan kamma vipaka, hukum sebab akibat, atau akibat moral, yang mendorong seorang Buddhis sejati untuk menahan diri dari kejahatan dan berbuat baik. Ia yang mengerti sebab dan akibat memahami dengan baik bahwa perbuatannya sendirilah dan bukan hal lain yang membuat hidupnya sengsara ataupun sebaliknya. Ia memahami bahwa sebab langsung dari perbedaan dan ketidaksamaan kelahiran di kehidupan sekarang adalah perbuatan baik dan jahat dari setiap individu di kehidupan lampau dan kehidupan sekarang.
Dalam semua perbuatan baik ataupun jahat, pikiran merupakan unsur yang terpenting.
"Seluruh keadaan batin memiliki pikiran sebagai pemimpin; pikiran yang menguasai, segala sesuatu dihasilkan oleh pikiran. Jika seseorang berkata atau bertindak dengan pikiran yang kotor maka penderitaan akan mengikutinya seperti roda pedati yang mengikuti langkah kaki lembu yang menariknya “. Dalam pandangan yang sama, “ sebagai akibat yang dihasilkan oleh pikiran, kata – kata yang diucapkan dan perbuatan yang dilakukan dengan pikiran suci, maka kebahagiaan akan selalu mengikutinya bagaikan bayang – bayang yang tak pernah meninggalkan dirinya “- [Dhp. 1, 2]
Bagaimanapun, harus diingat, menurut agama Buddha tidak semuanya yang terjadi disebabkan oleh perbuatan di masa lampau. Pada jaman Buddha orang – orang sektarian seperti Nigantha Nataputta, Makkhali Gosala dan lain – lain, memiliki pandangan bahwa apa pun yang dialami individu, baik kenikmatan atau penderitaan atau bukan keduanya, semuanya timbul dari perbuatan sebelumnya, atau karma di masa lampau. [M. 101 ; D. 2. Pandangan ini diuji dalam A. i, 137]
Bagaimanapun, Buddha menolak teori mengenai takdir yang eksklusif ditentukan oleh masa lampau (pubbekatahetu) ini yang dipandangNya tak masuk akal. Banyak hal merupakan hasil dari perbuatan kita sendiri yang dilakukan dalam kehidupan sekarang, dan sebab – sebab eksternal. Karena itulah, tidaklah benar untuk mengatakan bahwa segala hal yang terjadi disebabkan oleh karma atau perbuatan lampau.
Bukankah tidak masuk akal jika seorang murid yang gagal dalam ujian karena kelalaiannya, menghubungkan kegagalan ini dengan karmanya di masa lampau? Apakah tidak menggelikan jika seseorang yang terburu – buru dengan cerobohnya, membentur sebuah batu atau benda yang sejenis, menganggap kecelakaan itu sebagai akibat perbuatan atau karmanya di masa lalu? Seseorang dapat memberi contoh seperti itu lebih banyak untuk menunjukkan bahwa segalanya tidak terjadi karena perbuatannya yang dilakukan di masa lampau.
Tetapi pada saat sebab dan kondisi dari sesuatu hal dilenyapkan, dengan sendirinya akibatnya juga lenyap. Kesedihan akan lenyap jika akar penyebab kesedihan yang beraneka ragam itu dilenyapkan. Seorang manusia, contohnya, yang membakar habis sebutir biji mangga, mengakhiri kekuatan tumbuh dari tanaman itu dan biji itu tidak akan pernah menghasilkan pohon mangga. Hal ini serupa dengan segala sesuatu yang terdiri dari paduan unsur (sankhara), yang hidup ataupun tak hidup. Dengan karma sebagai penghasil, kita memiliki kekuatan untuk memutuskan rantai yang tak berakhir, roda kehidupan ini (bhava cakka). Mengenai mereka yang telah mencapai penerangan, yang telah menakhlukkan dirinya dengan menumbangkan kotoran batin, Buddha berkata dalam Ratana Sutta.[Sn. 235]
Karma lampau mereka telah habis, karma baru mereka tidak lagi muncul, pikiran mereka ke arah penjelmaan di kemudian hari telah di lenyapkan. Bibitnya (yang melahirkan kesadaran) telah musnah, mereka tidak memiliki keinginan untuk hidup kembali. Mereka yang bijaksana (yang mantap) telah lenyap (kehidupannya) seperti api dari lampu ini. Dikatakan bahwa ketika Buddha mengucapkan kata – kata ini Beliau melihat api dari sebuah lampu yang padam.
i–ii Dengan berhentinya seluruh ketidaktahuan, maka bentuk – bentuk karma berhenti.
ii–iii Dengan berhentinya bentuk – bentuk karma, maka kesadaran berhenti.
iii–iv Dengan berhentinya kesadaran, maka batin dan jasmani berhenti.
iv–v Dengan berhentinya batin dan jasmani, maka enam landasan indra berhenti.
v–vi Dengan berhentinya enam landasan indra, maka kontak berhenti.
vi–vii Dengan berhentinya kontak, maka perasaan berhenti.
vii–viii Dengan berhentinya perasaan, maka nafsu keinginan berhenti.
viii–ix Dengan berhentinya nafsu keinginan, maka kemelekatan berhenti.
ix–x Dengan berhentinya kemelekatan, maka penjelmaan berhenti.
x–xi Dengan berhentinya penjelmaan, maka kelahiran berhenti.
xi–xii Dengan berhentinya kelahiran, maka pelapukan dan kematian dan kesedihan, keluh kesah, Kesakitan, penderitaan dan keputusasaan berhenti.
Demikianlah berhentinya seluruh bentuk Penderitaan.
Menurut sebab musabab yang saling bergantungan, segala sesuatu ditentukan oleh kondisinya, orang mungkin cenderung berpikir bahwa Buddha menganjurkan fatalisme atau determinisme, dan dengan demikian kemerdekaan dan kebebasan manusia akan dikesampingkan.
Re: From Hero To Zero: Pengakuan Sain, Agama Langit dan Bumi terhadap Kelahiran Kembali/Reinkarnasi!
Apa itu fatalisme?
Menurut Dictionary of Philosophy, “Fatalisme adalah determinisme, khususnya dalam bentuk keagamaan yang menegaskan bahwa seluruh perbuatan manusia telah ditentukan sebelumnya oleh Tuhan“.
Determinisme, menurut Oxford English Dictionary, adalah ajaran filosofi yang menyatakan perbuatan manusia tidaklah bebas melainkan perlu ditentukan oleh motif, yang dianggap sebagai kekuatan luar yang mendorong tindakan memenuhi keinginan.
Ajaran karma menyangkal hal itu. Pemahaman yang jelas mengenai agama Buddha menunjukkan Buddha tidak menganut teori bahwa segala sesuatu sudah pasti tak dapat diubah, bahwa semua hal terjadi karena kebutuhan yang tak terelakkan itu adalah determinisme yang kaku (niyati vada). Beliau tidak pula membenarkan teori sebaliknya mengenai indeterminisme mutlak (adhicca samuppanna).
Dimana – mana kita melihat peranan hukum dan kondisi bersyarat tertentu, dan satu di antaranya adalah cetana(kehendak), yaitu karma. Tak ada pemberi hukuman, tak ada kekuatan luar yang mencampuri kejadian dalam batin dan jasmani. Melalui sebab dan kondisilah sesuatu terjadi.
Demikianlah permainan sebab dan akibat yang berakhir ini tetap bergerak dengan kekal karena karma, terselubung oleh kebodohan, dan digerakkan oleh keinginan. Tak bisa lain hal ini mempengaruhi kebebasan keinginan dan tanggung jawab manusia pada perbuatannya (karmanya).
Akhirnya sebuah kata tentang “keinginan bebas“: keinginan bukanlah sesuatu yang statis. Ia bukanlah kesatuan yang nyata, atau suatu keberadaan diri yang berdiri sendiri. Keinginan sungguh bersifat sewaktu seperti keadaan batin yang lain ; karena itulah, tak ada “keinginan“ sebagai “sesuatu“ baik yang bebas maupun tidak bebas. Yang benar adalah “keinginan“ diliputi kondisi bersyarat dan merupakan suatu fenomena yang berlalu.
Masalah utama kehidupan bukanlah spekulasi semata – mata, atau perjalanan yang sia – sia menuju dunia impian dengan khayalan yang tinggi, melainkan pencapaian kebahagiaan yang sebenarnya dan terbatas dari seluruh penderitaan. Paticca samuppada, yang membicarakan penderitaan (dukkha), dan lenyaplah penderitaan, merupakan konsep sentral dari agama Buddha, dan menghadirkan bunga terindah dari pemikiran India.
[Pustaka: Hukum sebab Akibat; kelahiran kembali/Tumimbal Lahir; SEBAB MUSABAB YANG SALING BERGANTUNGAN; SPEKTRUM AJARAN BUDDHA, Kumpulan Tulisan Mahathera Piyadassi, Penerbit: Yayasan Pendidikan Buddhis TriRatna; KEHIDUPAN TIDAK PASTI, NAMUN KEMATIAN ITU PASTI (LIFE IS UNCERTAIN, DEAD IS CERTAIN), Oleh: Ven. Dr. K. Sri Dhammananda; Samaggi-Phala, Riwayat para Buddha: PELEPASAN AGUNG; Tilakkhana; DUKKHA SAMUDAYA: SUMBER DUKKHA; Kesunyataan Mulia Pertama: Dukkha.
Menurut Dictionary of Philosophy, “Fatalisme adalah determinisme, khususnya dalam bentuk keagamaan yang menegaskan bahwa seluruh perbuatan manusia telah ditentukan sebelumnya oleh Tuhan“.
Determinisme, menurut Oxford English Dictionary, adalah ajaran filosofi yang menyatakan perbuatan manusia tidaklah bebas melainkan perlu ditentukan oleh motif, yang dianggap sebagai kekuatan luar yang mendorong tindakan memenuhi keinginan.
Ajaran karma menyangkal hal itu. Pemahaman yang jelas mengenai agama Buddha menunjukkan Buddha tidak menganut teori bahwa segala sesuatu sudah pasti tak dapat diubah, bahwa semua hal terjadi karena kebutuhan yang tak terelakkan itu adalah determinisme yang kaku (niyati vada). Beliau tidak pula membenarkan teori sebaliknya mengenai indeterminisme mutlak (adhicca samuppanna).
Dimana – mana kita melihat peranan hukum dan kondisi bersyarat tertentu, dan satu di antaranya adalah cetana(kehendak), yaitu karma. Tak ada pemberi hukuman, tak ada kekuatan luar yang mencampuri kejadian dalam batin dan jasmani. Melalui sebab dan kondisilah sesuatu terjadi.
Demikianlah permainan sebab dan akibat yang berakhir ini tetap bergerak dengan kekal karena karma, terselubung oleh kebodohan, dan digerakkan oleh keinginan. Tak bisa lain hal ini mempengaruhi kebebasan keinginan dan tanggung jawab manusia pada perbuatannya (karmanya).
Akhirnya sebuah kata tentang “keinginan bebas“: keinginan bukanlah sesuatu yang statis. Ia bukanlah kesatuan yang nyata, atau suatu keberadaan diri yang berdiri sendiri. Keinginan sungguh bersifat sewaktu seperti keadaan batin yang lain ; karena itulah, tak ada “keinginan“ sebagai “sesuatu“ baik yang bebas maupun tidak bebas. Yang benar adalah “keinginan“ diliputi kondisi bersyarat dan merupakan suatu fenomena yang berlalu.
Masalah utama kehidupan bukanlah spekulasi semata – mata, atau perjalanan yang sia – sia menuju dunia impian dengan khayalan yang tinggi, melainkan pencapaian kebahagiaan yang sebenarnya dan terbatas dari seluruh penderitaan. Paticca samuppada, yang membicarakan penderitaan (dukkha), dan lenyaplah penderitaan, merupakan konsep sentral dari agama Buddha, dan menghadirkan bunga terindah dari pemikiran India.
[Pustaka: Hukum sebab Akibat; kelahiran kembali/Tumimbal Lahir; SEBAB MUSABAB YANG SALING BERGANTUNGAN; SPEKTRUM AJARAN BUDDHA, Kumpulan Tulisan Mahathera Piyadassi, Penerbit: Yayasan Pendidikan Buddhis TriRatna; KEHIDUPAN TIDAK PASTI, NAMUN KEMATIAN ITU PASTI (LIFE IS UNCERTAIN, DEAD IS CERTAIN), Oleh: Ven. Dr. K. Sri Dhammananda; Samaggi-Phala, Riwayat para Buddha: PELEPASAN AGUNG; Tilakkhana; DUKKHA SAMUDAYA: SUMBER DUKKHA; Kesunyataan Mulia Pertama: Dukkha.
Similar topics
» DISTORSI MATIUS 3: Tempat Kelahiran Bethlehem.
» Gedung Putih belum memberikan pengakuan diplomatik
» Konflik Intern Allah Vs Muhammad Membenarkan Pengakuan Kafir
» Unjuk rasa kembali terjadi di Suriah
» Ledakan bom mematikan kembali guncang Pakistan
» Gedung Putih belum memberikan pengakuan diplomatik
» Konflik Intern Allah Vs Muhammad Membenarkan Pengakuan Kafir
» Unjuk rasa kembali terjadi di Suriah
» Ledakan bom mematikan kembali guncang Pakistan
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik