Login
Latest topics
» Ada apa di balik serangan terhadap Muslim Burma?by Dejjakh Sun Mar 29, 2015 9:56 am
» Diduga sekelompok muslim bersenjata menyerang umat kristen
by jaya Wed Nov 27, 2013 12:30 am
» Sekitar 6.000 orang perempuan di Suriah diperkosa
by jaya Wed Nov 27, 2013 12:19 am
» Muhammad mengaku kalau dirinya nabi palsu
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:53 pm
» Hina Islam dan Presiden, Satiris Mesir Ditangkap
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:50 pm
» Ratusan warga Eropa jihad di Suriah
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:48 pm
» Krisis Suriah, 6.000 tewas di bulan Maret
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:46 pm
» Kumpulan Hadis Aneh!!
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:43 pm
» Jihad seksual ala islam!
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:40 pm
Most active topics
Social bookmarking
Bookmark and share the address of Akal Budi Islam on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of on your social bookmarking website
Pencarian
Most Viewed Topics
Statistics
Total 40 user terdaftarUser terdaftar terakhir adalah tutunkasep
Total 1142 kiriman artikel dari user in 639 subjects
Top posting users this month
No user |
User Yang Sedang Online
Total 8 uses online :: 0 Terdaftar, 0 Tersembunyi dan 8 Tamu Tidak ada
User online terbanyak adalah 101 pada Fri Nov 15, 2024 3:57 am
Surga dan Neraka Islam.1
:: Debat Islam :: Alquran
Halaman 1 dari 1
Surga dan Neraka Islam.1
SURGA DAN NERAKA ISLAM
Qur’an dan Hadis menyatakan bahwa dalam Surga terdapat Houris dan pemuda2 bermata hitam, dan dalam Neraka terdapat Malaikat Maut.
Q 55:72
Dia itu bidadari-bidadari yang hanya tinggal tetap di tempat tinggal masing-masing.
Q 56:22-23
Dan (mereka dilayani) bidadari-bidadari yang bermata hitam jeli, [23] Seperti mutiara yang tersimpan dengan sebaik-baiknya.
Q 56:10-21
“Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk Surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda lelaki yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.”
Sumber keterangan ini sebenarnya berasal dari kitab suci agama Zoroastria. Alkitab tidak menyebutkan hal2 seperti itu sepatah kata pun. Alkitab hanya mengatakan bahwa ada tempat yand disebut Surga yang disediakan Tuhan bagi umatNya, tapi tiada seorang pun Nabi Yahudi atau penulis Alkitab Perjanjian Baru yang menyebut Houris atau pemuda2 pemberi kepuasan seksual di sana. Akan tetapi buku2 agama Zoroastria dan Hindu penuh dengan keterangan seperti ini dan banyak persamaannya dengan yang tercantum dalam Qur’an dan Hadis.
Mari sekarang kita bandingkan Qur’an dan Hadis menyebut di dalam Surga terdapat “Houris (bidadari) bermata hitam jeli,” dan “Houris (bidadari) bermata besar hitam, bagaikan mutiara yang tersimpan dalam kerang.” Dalam agama Zoroastria pun dikatakan terdapat Peri (Pairikan (bahasa Persia)) yang adalah bidadari indah berwarna cemerlang, untuk memikat hati pria. Kata "Houry" diambil dari sumber Persia yakni Avesta atau Pehlavi. Demikian pula kata Jinn (jin) dan Bihisht (Surga) yang dalam Avestic diterangkan sebagai tempat yang indah. Dalam agama Hindu pun terdapat keterangan yang serupa yang menerangkan Surga dipenuhi oleh anak2 muda lelaki dan wanita yang mirip dengan Houris dan Ghilmân dalam Qur’an.
Nama Malaikat Muat dipinjam oleh Muhammad dari legenda/mithologi masyarakat Yahudi. Kaum Yahudi menamakan Malaikat Maut sebagai Sammâel, sedangkan Muhammad menamakannya sebagai Azrael (Azazel). Kedua nama Sammael dan Azrael adalah nama2 Yahudi dan bukan Arab. Kisah Azrael dalam Qur’an tidak diambil dari Alkitab atau Taurat Yahudi, melainkan dari agama Zoroastria. Menurut Hadis, Allah menciptakan Azrael, yang tinggal di neraka tingkat tujuh memuliakan Allah selama seribu tahun. Dia lalu turun ke tingkat lebih bawah, menghabiskan waktu yang sama di setiap tingkat, sampai akhirnya dia mencapai bumi.
Dalam bagian kitab Zoroastria berjudul Bundahis, bagian I dan II, tercantum kisah tentang Setan yang bernama Ahriman:
Ahriman tinggal di lembah sangat dalam dan gelap untuk melakukan penyiksaan dan kesakitan terhadap semua makhluk yang melakukan berbagai dosa. Ormazd yang Maha Tahu, mengetahui keberadaan dan kegiatan Ahriman… Keduanya tidak berhubungan selama 3000 tahun, tanpa ada perubahan atau tindakan apapun. Ahriman yang jahat tidak peduli akan keberadaan Ormazd, tapi dia kemudian naik ke luar dari lembah kegelapan, dan berhadapan dengan cahayang terang Ormazd… Lalu, dengan penuh kebencian dan dengki, dia mulai melakukan pekerjaannya untuk menghancurkan.
Ada perbedaan yang jelas dalam versi Islam dan versi Zoroastria. Islam menyatakan Azazel menyembah Tuhan (Allah), sedangan Zoroastria menyatakan bahwa Ahriman tidak peduli akan Tuhan (Ormazd). Meskipun demikian, persamaan kedua versi jelas tampak, karena keduanya menyatakan bahwa makhluk jahat ini ke luar dari lembah tempat tinggalnya untuk menghancurkan ciptaan Tuhan.
Terdapat pula sebuah dongeng yang dikenal bagi oleh kaum Muslim maupun kaum Zoroastrian yang berjudul Sang Merak. Inilah kisahnya dalam Islam:
Azazel duduk di pintu gerbang Surga, ingin segera masuk. Sang Merak saat itu sedang duduk di sebuah puncak ketika dia melihat seseorang yang berkali-kali memanggil nama Tuhan. “Siapakah kamu?” tanya sang Merak. “Aku adalah salah satu malaikat Yang Maha Kuasa”. “Lalu mengapa kau duduk di situ?” “Aku memandang Surga dan ingin masuk.” Sang Merak berkata, “Aku tidak diberi perintah untuk mengijinkan siapapun masuk selama Adam masih berada di sana.” “Jika kau mengijinkanku masuk,”katanya, “Aku akan ajari kamu suatu doa yang jika diikuti orang lain, maka tiga permintaan akan jadi miliknya: dia tidak akan pernah tua; tidak akan pernah memberontak, dan tidak akan dikeluarkan dari surga.” Iblis lalu mengucapkan doanya. Sang merak pun mengikuti doa itu dari puncaknya, dan lalu terbang bertemu dengan sang Ular dan memberitahukan apa yang didengarnya dari Iblis.
Kita lalu tahu bahwa Allah mengeluarkan Adam dan Hawa bersama Iblis dari Surga. (al Anbia.) Sang merak pun juga dikeluarkan dari surga.
Kisah dari Zoroastria juga menyatakan tentang Ahriman berkata sebagai berikut:
Bukannya aku tidak mampu melakukan apapun yang baik, tapi aku memang tidak mau, dan untuk memastikan hal itu, aku membuat burung merak.
Dongeng versi Zoroastria menyatakan bahwa sang Merak adalah ciptaan dan pembantu Ahriman, dan akhirnya Ahriman dan sang Merak dikeluarkan pula dari Surga. Hal ini sama dengan versi Qur’an.
CAHAYA MUHAMMAD
Dalam Hadis Rauza-tul-Ahbab dikatakan bahwa Muhammad berkata:
Ketika Adam diciptakan, Allah meletakkan terang cahaya di dahinya. Katanya, “O, Adam, cahaya yang kuletakkan di dahimu adalah bagi kebesaran dan kebaikan keturunanmu, cahaya Ketua Nabi2 yang akan segera datang. Cahaya ini diwariskan dari Adam kepada Seth, dan pada keturunan Abdullah, dan dari dia kepada Amina pada saat mengandung Muhammad.
Lalu dalam Hadis Qissas Al anbia tertulis bahwa :
Yang Maha Kuasa membagi cahaya dalam empat bagian, dan dari setiap bagian diciptakannya kahyangan, pena, surga, dan umatnya; dari setiap seperempat bagian dibaginya jadi empat lagi: dari bagian pertama dia menciptakan diriku, yakni seorang Nabi; dari bagian kedua dia menciptakan akal yang diletakannya di kepala orang yang beriman; dari yang ketiga diciptakannya kesederhanaan dalam mata orang yang beriman; dan dari bagian yang keempat diciptakannya kasih sayang dalam hatinya.
Mari kita bandingkan dengan kisah dari agama Zoroastria. Di dalam buku kuno Zoroastria yang berjudul Mînûkhirad (sama tuanya dengan buku Sâsânides), Ormazd (Ahura Mazda = Tuhan) dikisahkan sedang membentuk bumi dan alam semesta, malaikat2, malaikat2 penghulu, dan kecerdasan surgawi, semuanya berasal dari cahayanya sendiri, dengan pujian Waktu Abadi.
Yang ini dari kitab yang lebih kuno lagi 1 Yesht 19: 31-37.
Lingkaran cahaya yang megah dan agung melekat pada diri Jamshid, sang dewa umat yang berbakti, di mana dia berkuasa atas Tujuh kelompok yakni setan2, manusia, peri2, tukang2 sihir, tukang2 tenung, dan para penjahat… Ketika dia merestui perkataan yang salah dan tidak benar, maka lingkaran cahaya pada dirinya meninggalkannya dalam bentuk seekor burung terbang… Ketika Jamshid, dewa umat yang berbakti, tidak melihat lagi lingkaran cahaya itu, dia sedih, dan dalam kesedihannya dia melakukan banyak kejahatan di dunia. Pada saat pertama kali meninggalkan diri Jamshid, lingkaran cahaya itu pergi dari diri Jam putra Vîvaghân (sang matahari) dalam bentuk seekor burung Varâgh, dan Mithra lalu mengambil lingkaran cahaya itu. Ketika untuk keduakalinya meninggalkan Jamshid, lingkaran cahaya itu pergi dalam bentuk seekor burung, dan lalu Faridûn yang perkasa mengambilnya…. Ketika meninggalkan Jamshid untuk ketigakalinya, lingkaran cahaya itu lalu diambil oleh Keresâspa (Garshâsp) yang adalah orang yang bijaksana dan gagah perkasa.
Mari kita bandingkan kisah Cahaya Muhammad dalam Hadis dengan kisah dalam Minukhirad Zoroastria, maka kita dapatkan beberapa persamaan. Menurut Islam, Adam adalah manusia pertama ciptaan Tuhan, jadi Adam adalah kakek moyang umat manusia. Menurut Zoroastria, Jamshid adalah orang pertama ciptaan Tuhan, jadi dia, seperti Adam, adalah kakek moyang umat manusia. Lingkaran cahaya milik Jamshid diwariskan kepada keturunannya yang terbaik. Hal ini sama dengan cahaya di dahi Adam yang diwariskan kepada keturunan Adam yang terbaik, seperti yang dikatakan Hadis tentang cahaya di dahi Muhammad. Dengan ini jelas sudah bahwa kisah cahaya Muhammad ternyata diambil dari lingkaran cahaya Jamshid dari agama Zoroastria. Kisah tentang pembagian cahaya jadi empat bagian dalam Hadis Qissas Al anbia sama persis dengan kisah yang tercantum dalam buku Zoroastria yang berjudul Dasâtîr-i Âsmanî.
Selain itu, dalam kitab Zoroastria dinyatakan bahwa Jamshid berkuasa atas umat manusia, jin, raksasa, dll. Kisah ini kemudian dikutip oleh masyarakat Yahudi dalam kisah dongeng mereka tentang Raja Salomo, dan kemudian dikutip pula oleh Muhammad dalam Qur’an.
JEMBATAN SIRAT
Muhammad mengatakan bahwa di Hari Kiamat, setiap manusia harus meniti jembatan Sirat yang setipis rambut dibelah tujuh dan lebih tajam daripada mata pedang. Yang berdosa akan jatuh dari jembatan itu dan masuk neraka. Sekarang yang perlu dipertanyakan adalah: dari mana asal nama Sirat itu? Ternyata kata Sirat diambil Muhammad dari kitab Zoroastria dalam bahasa Persia dan nama aslinya Chinvat (huruf “ch” dibaca sebagai huruf “s”). Arti Chinvat sebenarnya adalah “garis hubung” (the connecting link). Dalam buku kuno Zoroastria yang berjudul Dinkart tertulis sebagai berikut:
Aku menjauhkan diri dari banyak dosa dan menjaga diri untuk tetap suci. Melakukan kemurnian enam perintah utama yakni kelakuan, perkataan, pikiran, kecerdasan, akal sehat, hikmat, sesuai dengan kehendakMu, wahai Empunya kekuasaan untuk melakukan hal2 yang baik, dengan kebijaksanaan aku lakukan itu, sebagai pelayanan bagiMu, dalam berpikir, berbicara dan bertindak. Adalah baik bagi diriku untuk berada dalam jalan yang Terang, sehingga jika aku menjumpai hukuman berat Neraka, aku akan berhasil menyeberangi Chinvat dan berhasil mencapai tempat yang diberkati, harum aromanya, terang benderang diliputi cahaya.
Dari kisah di atas, sudah jelas terbukti bahwa Muhammad mengambil ide jembatan neraka dari agama Zoroastria.
NUBUAT TENTANG NABI MASA DATANG
Dalam Islam dipercaya bahwa setiap Nabi sebelum mati memberi nubuat tentang nabi yang akan datang setelah dirinya. Misalnya Abraham menubuatkan kedatangan Musa, Musa menubuatkan kedatangan Daud, dan seterusnya. Informasi seperti ini tidak tercantum dalam Alkitab. Sebaliknya seluruh nabi2 Perjanjian Lama dari awal sampai akhir menubuatkan kedatangan sang Mesiah (Juru Selamat). Karena tidak ada dalam kitab Yudaisme dan Kristen, dari mana dong Muhammad mendapatkan anggapan setiap nabi menubuatkan nabi yang akan datang? Jawabannya dapat dilihat dalam buku Zoroastria yang bernama Dasâtîr-i Âmânî yang ditulis di jaman Khxur Parwez dan diterjemahkan dalam bahasa Dari.
Buku Dasâtîr-i Âmânî terdiri dari 15 kitab yang katanya diturunkan kepada 15 Nabi, dan nabi yang terakhir datang adalah nabi Zoroaster sendiri. Seteiap buku menyebut nama nabi berikut yang akan datang kemudian. Buku2 ini tidak diragukan lagi hanyalah buku dongeng kuno belaka, tapi ternyata kemudian Muhammad mengambil gagasan nubuat tentang nabi masa depan.
Di kalimat kedua dalam setiap buku ini tercantum kalimat:
Dalam nama Tuhan, Sang Pemberi anugrah, Yang Maha Pemurah
Kalimat ini mirip dengan kalimat awal di Surah2 Qur’an (kecuali Surah 9):
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyanyang
Kalimat pertama dalam buku Zoroastria lainnya yang berjudul Dînkart juga mencantumkan hal yang serupa:
Dalam nama Ormazd Sang Pencipta
Jadi kebiasaan mencantumkan awal kalimat “demi nama Tuhan” atau “dalam nama Tuhan” lazim dalam kitab2 agama Zoroastria. Muhammad mencatut gagasan ini dan memasukkannya dalam Qur’an.
sumber ffiQur’an dan Hadis menyatakan bahwa dalam Surga terdapat Houris dan pemuda2 bermata hitam, dan dalam Neraka terdapat Malaikat Maut.
Q 55:72
Dia itu bidadari-bidadari yang hanya tinggal tetap di tempat tinggal masing-masing.
Q 56:22-23
Dan (mereka dilayani) bidadari-bidadari yang bermata hitam jeli, [23] Seperti mutiara yang tersimpan dengan sebaik-baiknya.
Q 56:10-21
“Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk Surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda lelaki yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.”
Sumber keterangan ini sebenarnya berasal dari kitab suci agama Zoroastria. Alkitab tidak menyebutkan hal2 seperti itu sepatah kata pun. Alkitab hanya mengatakan bahwa ada tempat yand disebut Surga yang disediakan Tuhan bagi umatNya, tapi tiada seorang pun Nabi Yahudi atau penulis Alkitab Perjanjian Baru yang menyebut Houris atau pemuda2 pemberi kepuasan seksual di sana. Akan tetapi buku2 agama Zoroastria dan Hindu penuh dengan keterangan seperti ini dan banyak persamaannya dengan yang tercantum dalam Qur’an dan Hadis.
Mari sekarang kita bandingkan Qur’an dan Hadis menyebut di dalam Surga terdapat “Houris (bidadari) bermata hitam jeli,” dan “Houris (bidadari) bermata besar hitam, bagaikan mutiara yang tersimpan dalam kerang.” Dalam agama Zoroastria pun dikatakan terdapat Peri (Pairikan (bahasa Persia)) yang adalah bidadari indah berwarna cemerlang, untuk memikat hati pria. Kata "Houry" diambil dari sumber Persia yakni Avesta atau Pehlavi. Demikian pula kata Jinn (jin) dan Bihisht (Surga) yang dalam Avestic diterangkan sebagai tempat yang indah. Dalam agama Hindu pun terdapat keterangan yang serupa yang menerangkan Surga dipenuhi oleh anak2 muda lelaki dan wanita yang mirip dengan Houris dan Ghilmân dalam Qur’an.
Nama Malaikat Muat dipinjam oleh Muhammad dari legenda/mithologi masyarakat Yahudi. Kaum Yahudi menamakan Malaikat Maut sebagai Sammâel, sedangkan Muhammad menamakannya sebagai Azrael (Azazel). Kedua nama Sammael dan Azrael adalah nama2 Yahudi dan bukan Arab. Kisah Azrael dalam Qur’an tidak diambil dari Alkitab atau Taurat Yahudi, melainkan dari agama Zoroastria. Menurut Hadis, Allah menciptakan Azrael, yang tinggal di neraka tingkat tujuh memuliakan Allah selama seribu tahun. Dia lalu turun ke tingkat lebih bawah, menghabiskan waktu yang sama di setiap tingkat, sampai akhirnya dia mencapai bumi.
Dalam bagian kitab Zoroastria berjudul Bundahis, bagian I dan II, tercantum kisah tentang Setan yang bernama Ahriman:
Ahriman tinggal di lembah sangat dalam dan gelap untuk melakukan penyiksaan dan kesakitan terhadap semua makhluk yang melakukan berbagai dosa. Ormazd yang Maha Tahu, mengetahui keberadaan dan kegiatan Ahriman… Keduanya tidak berhubungan selama 3000 tahun, tanpa ada perubahan atau tindakan apapun. Ahriman yang jahat tidak peduli akan keberadaan Ormazd, tapi dia kemudian naik ke luar dari lembah kegelapan, dan berhadapan dengan cahayang terang Ormazd… Lalu, dengan penuh kebencian dan dengki, dia mulai melakukan pekerjaannya untuk menghancurkan.
Ada perbedaan yang jelas dalam versi Islam dan versi Zoroastria. Islam menyatakan Azazel menyembah Tuhan (Allah), sedangan Zoroastria menyatakan bahwa Ahriman tidak peduli akan Tuhan (Ormazd). Meskipun demikian, persamaan kedua versi jelas tampak, karena keduanya menyatakan bahwa makhluk jahat ini ke luar dari lembah tempat tinggalnya untuk menghancurkan ciptaan Tuhan.
Terdapat pula sebuah dongeng yang dikenal bagi oleh kaum Muslim maupun kaum Zoroastrian yang berjudul Sang Merak. Inilah kisahnya dalam Islam:
Azazel duduk di pintu gerbang Surga, ingin segera masuk. Sang Merak saat itu sedang duduk di sebuah puncak ketika dia melihat seseorang yang berkali-kali memanggil nama Tuhan. “Siapakah kamu?” tanya sang Merak. “Aku adalah salah satu malaikat Yang Maha Kuasa”. “Lalu mengapa kau duduk di situ?” “Aku memandang Surga dan ingin masuk.” Sang Merak berkata, “Aku tidak diberi perintah untuk mengijinkan siapapun masuk selama Adam masih berada di sana.” “Jika kau mengijinkanku masuk,”katanya, “Aku akan ajari kamu suatu doa yang jika diikuti orang lain, maka tiga permintaan akan jadi miliknya: dia tidak akan pernah tua; tidak akan pernah memberontak, dan tidak akan dikeluarkan dari surga.” Iblis lalu mengucapkan doanya. Sang merak pun mengikuti doa itu dari puncaknya, dan lalu terbang bertemu dengan sang Ular dan memberitahukan apa yang didengarnya dari Iblis.
Kita lalu tahu bahwa Allah mengeluarkan Adam dan Hawa bersama Iblis dari Surga. (al Anbia.) Sang merak pun juga dikeluarkan dari surga.
Kisah dari Zoroastria juga menyatakan tentang Ahriman berkata sebagai berikut:
Bukannya aku tidak mampu melakukan apapun yang baik, tapi aku memang tidak mau, dan untuk memastikan hal itu, aku membuat burung merak.
Dongeng versi Zoroastria menyatakan bahwa sang Merak adalah ciptaan dan pembantu Ahriman, dan akhirnya Ahriman dan sang Merak dikeluarkan pula dari Surga. Hal ini sama dengan versi Qur’an.
CAHAYA MUHAMMAD
Dalam Hadis Rauza-tul-Ahbab dikatakan bahwa Muhammad berkata:
Ketika Adam diciptakan, Allah meletakkan terang cahaya di dahinya. Katanya, “O, Adam, cahaya yang kuletakkan di dahimu adalah bagi kebesaran dan kebaikan keturunanmu, cahaya Ketua Nabi2 yang akan segera datang. Cahaya ini diwariskan dari Adam kepada Seth, dan pada keturunan Abdullah, dan dari dia kepada Amina pada saat mengandung Muhammad.
Lalu dalam Hadis Qissas Al anbia tertulis bahwa :
Yang Maha Kuasa membagi cahaya dalam empat bagian, dan dari setiap bagian diciptakannya kahyangan, pena, surga, dan umatnya; dari setiap seperempat bagian dibaginya jadi empat lagi: dari bagian pertama dia menciptakan diriku, yakni seorang Nabi; dari bagian kedua dia menciptakan akal yang diletakannya di kepala orang yang beriman; dari yang ketiga diciptakannya kesederhanaan dalam mata orang yang beriman; dan dari bagian yang keempat diciptakannya kasih sayang dalam hatinya.
Mari kita bandingkan dengan kisah dari agama Zoroastria. Di dalam buku kuno Zoroastria yang berjudul Mînûkhirad (sama tuanya dengan buku Sâsânides), Ormazd (Ahura Mazda = Tuhan) dikisahkan sedang membentuk bumi dan alam semesta, malaikat2, malaikat2 penghulu, dan kecerdasan surgawi, semuanya berasal dari cahayanya sendiri, dengan pujian Waktu Abadi.
Yang ini dari kitab yang lebih kuno lagi 1 Yesht 19: 31-37.
Lingkaran cahaya yang megah dan agung melekat pada diri Jamshid, sang dewa umat yang berbakti, di mana dia berkuasa atas Tujuh kelompok yakni setan2, manusia, peri2, tukang2 sihir, tukang2 tenung, dan para penjahat… Ketika dia merestui perkataan yang salah dan tidak benar, maka lingkaran cahaya pada dirinya meninggalkannya dalam bentuk seekor burung terbang… Ketika Jamshid, dewa umat yang berbakti, tidak melihat lagi lingkaran cahaya itu, dia sedih, dan dalam kesedihannya dia melakukan banyak kejahatan di dunia. Pada saat pertama kali meninggalkan diri Jamshid, lingkaran cahaya itu pergi dari diri Jam putra Vîvaghân (sang matahari) dalam bentuk seekor burung Varâgh, dan Mithra lalu mengambil lingkaran cahaya itu. Ketika untuk keduakalinya meninggalkan Jamshid, lingkaran cahaya itu pergi dalam bentuk seekor burung, dan lalu Faridûn yang perkasa mengambilnya…. Ketika meninggalkan Jamshid untuk ketigakalinya, lingkaran cahaya itu lalu diambil oleh Keresâspa (Garshâsp) yang adalah orang yang bijaksana dan gagah perkasa.
Mari kita bandingkan kisah Cahaya Muhammad dalam Hadis dengan kisah dalam Minukhirad Zoroastria, maka kita dapatkan beberapa persamaan. Menurut Islam, Adam adalah manusia pertama ciptaan Tuhan, jadi Adam adalah kakek moyang umat manusia. Menurut Zoroastria, Jamshid adalah orang pertama ciptaan Tuhan, jadi dia, seperti Adam, adalah kakek moyang umat manusia. Lingkaran cahaya milik Jamshid diwariskan kepada keturunannya yang terbaik. Hal ini sama dengan cahaya di dahi Adam yang diwariskan kepada keturunan Adam yang terbaik, seperti yang dikatakan Hadis tentang cahaya di dahi Muhammad. Dengan ini jelas sudah bahwa kisah cahaya Muhammad ternyata diambil dari lingkaran cahaya Jamshid dari agama Zoroastria. Kisah tentang pembagian cahaya jadi empat bagian dalam Hadis Qissas Al anbia sama persis dengan kisah yang tercantum dalam buku Zoroastria yang berjudul Dasâtîr-i Âsmanî.
Selain itu, dalam kitab Zoroastria dinyatakan bahwa Jamshid berkuasa atas umat manusia, jin, raksasa, dll. Kisah ini kemudian dikutip oleh masyarakat Yahudi dalam kisah dongeng mereka tentang Raja Salomo, dan kemudian dikutip pula oleh Muhammad dalam Qur’an.
JEMBATAN SIRAT
Muhammad mengatakan bahwa di Hari Kiamat, setiap manusia harus meniti jembatan Sirat yang setipis rambut dibelah tujuh dan lebih tajam daripada mata pedang. Yang berdosa akan jatuh dari jembatan itu dan masuk neraka. Sekarang yang perlu dipertanyakan adalah: dari mana asal nama Sirat itu? Ternyata kata Sirat diambil Muhammad dari kitab Zoroastria dalam bahasa Persia dan nama aslinya Chinvat (huruf “ch” dibaca sebagai huruf “s”). Arti Chinvat sebenarnya adalah “garis hubung” (the connecting link). Dalam buku kuno Zoroastria yang berjudul Dinkart tertulis sebagai berikut:
Aku menjauhkan diri dari banyak dosa dan menjaga diri untuk tetap suci. Melakukan kemurnian enam perintah utama yakni kelakuan, perkataan, pikiran, kecerdasan, akal sehat, hikmat, sesuai dengan kehendakMu, wahai Empunya kekuasaan untuk melakukan hal2 yang baik, dengan kebijaksanaan aku lakukan itu, sebagai pelayanan bagiMu, dalam berpikir, berbicara dan bertindak. Adalah baik bagi diriku untuk berada dalam jalan yang Terang, sehingga jika aku menjumpai hukuman berat Neraka, aku akan berhasil menyeberangi Chinvat dan berhasil mencapai tempat yang diberkati, harum aromanya, terang benderang diliputi cahaya.
Dari kisah di atas, sudah jelas terbukti bahwa Muhammad mengambil ide jembatan neraka dari agama Zoroastria.
NUBUAT TENTANG NABI MASA DATANG
Dalam Islam dipercaya bahwa setiap Nabi sebelum mati memberi nubuat tentang nabi yang akan datang setelah dirinya. Misalnya Abraham menubuatkan kedatangan Musa, Musa menubuatkan kedatangan Daud, dan seterusnya. Informasi seperti ini tidak tercantum dalam Alkitab. Sebaliknya seluruh nabi2 Perjanjian Lama dari awal sampai akhir menubuatkan kedatangan sang Mesiah (Juru Selamat). Karena tidak ada dalam kitab Yudaisme dan Kristen, dari mana dong Muhammad mendapatkan anggapan setiap nabi menubuatkan nabi yang akan datang? Jawabannya dapat dilihat dalam buku Zoroastria yang bernama Dasâtîr-i Âmânî yang ditulis di jaman Khxur Parwez dan diterjemahkan dalam bahasa Dari.
Buku Dasâtîr-i Âmânî terdiri dari 15 kitab yang katanya diturunkan kepada 15 Nabi, dan nabi yang terakhir datang adalah nabi Zoroaster sendiri. Seteiap buku menyebut nama nabi berikut yang akan datang kemudian. Buku2 ini tidak diragukan lagi hanyalah buku dongeng kuno belaka, tapi ternyata kemudian Muhammad mengambil gagasan nubuat tentang nabi masa depan.
Di kalimat kedua dalam setiap buku ini tercantum kalimat:
Dalam nama Tuhan, Sang Pemberi anugrah, Yang Maha Pemurah
Kalimat ini mirip dengan kalimat awal di Surah2 Qur’an (kecuali Surah 9):
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyanyang
Kalimat pertama dalam buku Zoroastria lainnya yang berjudul Dînkart juga mencantumkan hal yang serupa:
Dalam nama Ormazd Sang Pencipta
Jadi kebiasaan mencantumkan awal kalimat “demi nama Tuhan” atau “dalam nama Tuhan” lazim dalam kitab2 agama Zoroastria. Muhammad mencatut gagasan ini dan memasukkannya dalam Qur’an.
Terakhir diubah oleh DREphantom15 tanggal Wed Nov 30, 2011 2:49 am, total 1 kali diubah
DREphantom15- Jumlah posting : 161
Join date : 11.06.11
Surga dan Neraka Islam.2
Selain dari kitab2 suci dan catatan tradisi Yudaisme dan Kristen, ternyata Muhammad pun mencatut banyak sekali gagasan agama Zoroastria (dari Persia). Saya sudah menyebut contohnya di posting2 terdahulu, misalnya ide tentang houris di surga, nama2 malaikat yang turun ke bumi dan berbuat dosa, cahaya di jidat Mamat, jembatan Sirat, sembahyang lima waktu, keesaan Tuhan, dll. Sekarang saya ajukan contoh baru yakni nama2 Tuhan dalam Islam dan Zoroastria. Dalam Qu’an, Muhammad berkata bahwa terdapat 99 nama Tuhan. Dalam kitab suci Zoroastria berjudul Avesta (vol. Iii, hal. 23) dinyatakan terdapat 72 (angka keramat bagi kaum Parsis) nama Tuhan (Ahura Mazda). Mari kita bandingkan beberapa nama keduanya:
Nama Tuhan dalam Qur’an……………Nama Tuhan dalam Avesta
____________________________________________________________
Sang Pencipta (vi. 102) .................Sang Pencipta (Ormazd Yast, 8, 13)
Tuhan (the Lord) (xli. 30, 46)..........Ahura (the Lord, Ormazd Yast, 8 ).
Yang Maha Tahu (xli. 36; xv. 25)…….Mazdau (Yang Maha Tahu, Ormazd Yast, 12)
Yang Maha Melihat (xxii. 60,75).......Yang Maha Melihat(Ormazd Yast, 8, 12)
Maha Kuat (xxii. 40).......................Maha Kuat (Ormazd Yast, 7)
Maha Terpuji (xxxiv. 6)...................Maha Terpuji (Ormazd Yast, 12)
Maha Kuasa (xiii. 16)......................Maha Kuasa (Ormazd Yast, 8 )
Yang Adil (v. 42)............................Maha Adil (Ormazd Yast, 15)
Maha Cepat (v. 6)..........................Dia Yang Menghitung Cermat (Ormazd Yast, 8 )
Maha Besar (xxxi. 30)....................Maha Besar (Ormazd Yast, 15)
Kalimat awal setiap Sura (kecuali Sura 9) dalam Qur’an berbunyi:
“Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani”
Ide ini ternyata diambil dari agama Zoroastria. Dalam kitab suci kuno Zoroastria yang Dasatir i Asmani yang terdiri dari 15 bagian. Dalam setiap bagian, di ayat ke dua, tercantum kalimat:
“Dalam nama Tuhan, Sang Pemberi, Sang Pemaaf, Sang Pengampun, dan Yang Adil.
Kitab Bundahishnih juga menyebutkan kalimat yang sama:
"Dalam Nama Ormazd, Sang Pencipta."
Kitab2 Yahudi juga banyak yang dimulai dengan kalimat:
“Dalam nama Tuhan”
“Dalam Nama yang Maha Kuasa”
Tapi menurut Sale dan Palmer (2 Sale's Koran, Prel. Disc., p. 45: Palmer’s Qur'an, p. lxviii. Personal inquiries of Parsi friends in India), Muhammad lebih banyak meminjam dari kepercayaan Zoroastria daripada kepercayaan Yahudi tentang ucapan Bismillah ini.
///////////////////
Setelah Muhammad habis2an mencuri ide dari agama satu ke agama yang lain untuk menciptakan agama barunya, dia lalu mengirimkan tentara2 Muslim untuk menyerang umat2 agama lain (non-Islam) tersebut. Ini semua terjadi sewaktu Muhammad tinggal di Medinah. Hanya kematian saja yang menghentikan dirinya untuk memerangi umat agama lain (disebut KAFIR dalam Islam). Sialnya, peperangan atas nama Islam dengan menyerang umat agama lain terus dilakukan kalifah2 selanjutnya pengganti Muhammad.
Kita sudah tahu bahwa Muhammad banyak mencuri informasi dari agama Zoroastria (dari kekaisaran Persia) untuk mempertebal Qur'an busuknya itu. Lalu apakah yang kemudian terjadi atas Persia? Jika kita menggali sedikit buku2 sejarah, kita bisa membaca ajakan paksa masuk Islam juga dikirim untuk Raja di Raja, Sinar Bangsa Arya, yakni Yazdgird III, Raja Persia, yang pada itu dianggap orang yang sangat berkuasa). Mungkin saat itu adalah saat menentukan bagi Islam dan penaklukkan atas dunia.
Sejarah menyatakan bahwa 1.400 tahun yang lalu, Umar Ibn Al Khattab, Kalifah Islam kedua, mengirim surat kepada Raja Yazdgrid III dari Persia untuk melakukan Bei’at (bergabung bersama Kalifah dan menerima Islam). Umar menulis:
“Di jaman dahulu, kekuasaanmu mencapai separuh dunia yang dikenal, tapi apa yang terjadi sekarang? Tentaramu telah dikalahkan di semua pihak dan negaramu hampir runtuh. Aku menawarkan padamu jalan untuk menyelamatkan dirimu. Mulailah sembahyang pada Allah, Tuhan yang Esa, Tuhan satu2nya yang menciptkan seluruh alam semesta. Kami bawa pesan Allah padamu dan dunia. Sembahlah Allah, Tuhan yang sejati.”
Raja Yazdgird III lalu menulis surat balasan kepada Umar yang isinya:
“Dalam nama Ahura Mazda, pencipta Kehidupan dan Kecerdasan:
Kau, dalam suratmu menulis bahwa kau ingin mengarahkan kami kepada Tuhanmu, Allah tanpa tahu siapa kami sebenarnya dan siapa yang kami sembah. Sungguh mengherankan jika kau berkedudukan sebagai Kalifah (Penguasa) Arab, tapi pengetahuanmu setingkat dengan orang Arab kelas rendah yang berkeliaran di padang pasir Arabia, dan sama pula dengan orang suku padang pasir!
”Kau menganjurkan kami menyembah Tuhan yang esa tanpa tahu bahwa ribuan tahun masyarakat Persia telah menyembah Tuhan yang esa dan mereka menyembahNya lima kali sehari!
“Kala kami telah mendirikan kebudayaan penuh kemakmuran dan perlakuan luhur di dunia dan menegakkan Pikiran2 Baik, Kata2 Baik, Perbuatan2 Baik dengan tangan2 kami, kau dan kakek moyangmu masih berkeliaran di padang pasir, makan kadal, dan kau tidak punya apa2 untuk menafkahi dirimu dan kalian mengubur bayi2 perempuan kalian yang tanpa dosa hidup2.” (Ini adalah tradisi Arab kuno, karena mereka lebih memilih punya anak laki daripada anak perempuan)
”Kalian pancung anak2 Tuhan, bahkan pula tawanan2 perang, memperkosa kaum wanita, merampoki kafilah2, melakukan pembunuhan massal, menculik istri orang dan mencuri harta benda mereka! Hati kalian terbuat dari batu, kami kutuk segala kekejian yang kalian lakukan. Bagaimana mungkin kau mengajari kami Jalan2 Tuhan jika kau melakukan perbuatan2 keji itu?”
”Apakah Allah yang memerintahkanmu untuk membunuh, merampoki dan menghancurkan? Apakah kalian sebagai umat Allah yang melakukan ini dalam namaNya? Ataukah kalian berdua?”
”Katakan pada kami. Dengan segala kekuatan miltermu, kelakuan barbarmu, pembunuhan dan perampoka dalam nama Allah yang Akbar, apakah yang telah kau ajarkan pada tentara Muslim ini? Pengetahuan apakah yang kausampaikan pada Muslim yang ingin kau paksa untuk ajarkan pada non-Muslim? Budaya apakah yang kau dapatkan dari Allahmu, sehingga kau berani2nya memaksakan itu kepada orang lain?”
”Aku mohon kau tetap bersama Allahmu yang Akbar di padang pasirmu dan tidak bergerak mendekat ke kota2 kami yang beradab, karena agamamu mengerikan dan kelakuanmu amat biadab!”
(Salinan surat asli (632 AD - 651 AD) bisa dilihat di London Museum)
Dengan surat ini, perang pun dimulai dan pasukan Arab Islam di bawah komandan perang yang bengis yang bernama Sa'd ibn Abi Waqqas bergerak mendekat. Tentara Persia dikalahkan dalam Perang Qadisiyah. Rostam Farokhzad, komandan perang Persia yang gagah berani dibunuh dan usaha akhir Yazdgird untuk membalas kekalahan ternyata tidak berhasil, sehingga Islam pun memasuki saat kemenangan baru.
Orang2 Arab lalu memaksa masyarakat Persia memeluk Islam. "La ilah ilallah Mohammed ur Rasulallah" (Tiada Tuhan selain Awloh dan Muhammad adalah RasulNya). Mereka yang tidak mau mengucapkan syahada (kalimat pengakuan di atas) diancam bunuh atau dipaksa bayar pajak yang berat dan hukuman2 tidak adil lainnya.
Sebelum Islam masuk dan menjajah Persia, kekaisaran Persia merupakan budaya unggul, terutama, termakmur dan terbaik di seluruh tanah Timur Tengah. Begitu disentuh Islam, maka mundurlah sudah semua prestasi yang dicapai masyarakat Persia saat itu. Kemunduran terus berlangsung sampai detik ini. Hal yang sama juga terjadi pada Kerajaan Mesir yang tadinya unggul dan penuh prestasi. Begitu dijajah Islam, maka mundurlah sudah Mesir sampai detik ini di titik terendah, tidak punya harga diri lagi, harus disuapin kafir Barat untuk bisa hidup. Hal yang sama juga terjadi pada Indonesia yang tadinya jaya, disegani, dihormati di seluruh Asia Tenggara. Begitu Islam masuk, musnahlah sudah segala prestasi mengagumkan itu. Yang tersisa hanyalah kebobrokan, kemiskinan, ketidakberdayaan, yang menghasilkan rasa malu dan pilu belaka karena harus utang kanan-kiri untuk menghidupi diri sendiri.
ISLAM ADALAH AGAMA PADANG PASIR CIPTAAN ARAB BARBAR. SEMUA YANG DISENTUH ISLAM BERUBAH JADI PADANG PASIR YANG KERING KERONTANG, JAUH DARI KEMAKMURAN, KESEJAHTERAAN, DAN KEDAMAIAN.
Adadeh
sumber ffi
Nama Tuhan dalam Qur’an……………Nama Tuhan dalam Avesta
____________________________________________________________
Sang Pencipta (vi. 102) .................Sang Pencipta (Ormazd Yast, 8, 13)
Tuhan (the Lord) (xli. 30, 46)..........Ahura (the Lord, Ormazd Yast, 8 ).
Yang Maha Tahu (xli. 36; xv. 25)…….Mazdau (Yang Maha Tahu, Ormazd Yast, 12)
Yang Maha Melihat (xxii. 60,75).......Yang Maha Melihat(Ormazd Yast, 8, 12)
Maha Kuat (xxii. 40).......................Maha Kuat (Ormazd Yast, 7)
Maha Terpuji (xxxiv. 6)...................Maha Terpuji (Ormazd Yast, 12)
Maha Kuasa (xiii. 16)......................Maha Kuasa (Ormazd Yast, 8 )
Yang Adil (v. 42)............................Maha Adil (Ormazd Yast, 15)
Maha Cepat (v. 6)..........................Dia Yang Menghitung Cermat (Ormazd Yast, 8 )
Maha Besar (xxxi. 30)....................Maha Besar (Ormazd Yast, 15)
Kalimat awal setiap Sura (kecuali Sura 9) dalam Qur’an berbunyi:
“Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani”
Ide ini ternyata diambil dari agama Zoroastria. Dalam kitab suci kuno Zoroastria yang Dasatir i Asmani yang terdiri dari 15 bagian. Dalam setiap bagian, di ayat ke dua, tercantum kalimat:
“Dalam nama Tuhan, Sang Pemberi, Sang Pemaaf, Sang Pengampun, dan Yang Adil.
Kitab Bundahishnih juga menyebutkan kalimat yang sama:
"Dalam Nama Ormazd, Sang Pencipta."
Kitab2 Yahudi juga banyak yang dimulai dengan kalimat:
“Dalam nama Tuhan”
“Dalam Nama yang Maha Kuasa”
Tapi menurut Sale dan Palmer (2 Sale's Koran, Prel. Disc., p. 45: Palmer’s Qur'an, p. lxviii. Personal inquiries of Parsi friends in India), Muhammad lebih banyak meminjam dari kepercayaan Zoroastria daripada kepercayaan Yahudi tentang ucapan Bismillah ini.
///////////////////
Setelah Muhammad habis2an mencuri ide dari agama satu ke agama yang lain untuk menciptakan agama barunya, dia lalu mengirimkan tentara2 Muslim untuk menyerang umat2 agama lain (non-Islam) tersebut. Ini semua terjadi sewaktu Muhammad tinggal di Medinah. Hanya kematian saja yang menghentikan dirinya untuk memerangi umat agama lain (disebut KAFIR dalam Islam). Sialnya, peperangan atas nama Islam dengan menyerang umat agama lain terus dilakukan kalifah2 selanjutnya pengganti Muhammad.
Kita sudah tahu bahwa Muhammad banyak mencuri informasi dari agama Zoroastria (dari kekaisaran Persia) untuk mempertebal Qur'an busuknya itu. Lalu apakah yang kemudian terjadi atas Persia? Jika kita menggali sedikit buku2 sejarah, kita bisa membaca ajakan paksa masuk Islam juga dikirim untuk Raja di Raja, Sinar Bangsa Arya, yakni Yazdgird III, Raja Persia, yang pada itu dianggap orang yang sangat berkuasa). Mungkin saat itu adalah saat menentukan bagi Islam dan penaklukkan atas dunia.
Sejarah menyatakan bahwa 1.400 tahun yang lalu, Umar Ibn Al Khattab, Kalifah Islam kedua, mengirim surat kepada Raja Yazdgrid III dari Persia untuk melakukan Bei’at (bergabung bersama Kalifah dan menerima Islam). Umar menulis:
“Di jaman dahulu, kekuasaanmu mencapai separuh dunia yang dikenal, tapi apa yang terjadi sekarang? Tentaramu telah dikalahkan di semua pihak dan negaramu hampir runtuh. Aku menawarkan padamu jalan untuk menyelamatkan dirimu. Mulailah sembahyang pada Allah, Tuhan yang Esa, Tuhan satu2nya yang menciptkan seluruh alam semesta. Kami bawa pesan Allah padamu dan dunia. Sembahlah Allah, Tuhan yang sejati.”
Raja Yazdgird III lalu menulis surat balasan kepada Umar yang isinya:
“Dalam nama Ahura Mazda, pencipta Kehidupan dan Kecerdasan:
Kau, dalam suratmu menulis bahwa kau ingin mengarahkan kami kepada Tuhanmu, Allah tanpa tahu siapa kami sebenarnya dan siapa yang kami sembah. Sungguh mengherankan jika kau berkedudukan sebagai Kalifah (Penguasa) Arab, tapi pengetahuanmu setingkat dengan orang Arab kelas rendah yang berkeliaran di padang pasir Arabia, dan sama pula dengan orang suku padang pasir!
”Kau menganjurkan kami menyembah Tuhan yang esa tanpa tahu bahwa ribuan tahun masyarakat Persia telah menyembah Tuhan yang esa dan mereka menyembahNya lima kali sehari!
“Kala kami telah mendirikan kebudayaan penuh kemakmuran dan perlakuan luhur di dunia dan menegakkan Pikiran2 Baik, Kata2 Baik, Perbuatan2 Baik dengan tangan2 kami, kau dan kakek moyangmu masih berkeliaran di padang pasir, makan kadal, dan kau tidak punya apa2 untuk menafkahi dirimu dan kalian mengubur bayi2 perempuan kalian yang tanpa dosa hidup2.” (Ini adalah tradisi Arab kuno, karena mereka lebih memilih punya anak laki daripada anak perempuan)
”Kalian pancung anak2 Tuhan, bahkan pula tawanan2 perang, memperkosa kaum wanita, merampoki kafilah2, melakukan pembunuhan massal, menculik istri orang dan mencuri harta benda mereka! Hati kalian terbuat dari batu, kami kutuk segala kekejian yang kalian lakukan. Bagaimana mungkin kau mengajari kami Jalan2 Tuhan jika kau melakukan perbuatan2 keji itu?”
”Apakah Allah yang memerintahkanmu untuk membunuh, merampoki dan menghancurkan? Apakah kalian sebagai umat Allah yang melakukan ini dalam namaNya? Ataukah kalian berdua?”
”Katakan pada kami. Dengan segala kekuatan miltermu, kelakuan barbarmu, pembunuhan dan perampoka dalam nama Allah yang Akbar, apakah yang telah kau ajarkan pada tentara Muslim ini? Pengetahuan apakah yang kausampaikan pada Muslim yang ingin kau paksa untuk ajarkan pada non-Muslim? Budaya apakah yang kau dapatkan dari Allahmu, sehingga kau berani2nya memaksakan itu kepada orang lain?”
”Aku mohon kau tetap bersama Allahmu yang Akbar di padang pasirmu dan tidak bergerak mendekat ke kota2 kami yang beradab, karena agamamu mengerikan dan kelakuanmu amat biadab!”
(Salinan surat asli (632 AD - 651 AD) bisa dilihat di London Museum)
Dengan surat ini, perang pun dimulai dan pasukan Arab Islam di bawah komandan perang yang bengis yang bernama Sa'd ibn Abi Waqqas bergerak mendekat. Tentara Persia dikalahkan dalam Perang Qadisiyah. Rostam Farokhzad, komandan perang Persia yang gagah berani dibunuh dan usaha akhir Yazdgird untuk membalas kekalahan ternyata tidak berhasil, sehingga Islam pun memasuki saat kemenangan baru.
Orang2 Arab lalu memaksa masyarakat Persia memeluk Islam. "La ilah ilallah Mohammed ur Rasulallah" (Tiada Tuhan selain Awloh dan Muhammad adalah RasulNya). Mereka yang tidak mau mengucapkan syahada (kalimat pengakuan di atas) diancam bunuh atau dipaksa bayar pajak yang berat dan hukuman2 tidak adil lainnya.
Sebelum Islam masuk dan menjajah Persia, kekaisaran Persia merupakan budaya unggul, terutama, termakmur dan terbaik di seluruh tanah Timur Tengah. Begitu disentuh Islam, maka mundurlah sudah semua prestasi yang dicapai masyarakat Persia saat itu. Kemunduran terus berlangsung sampai detik ini. Hal yang sama juga terjadi pada Kerajaan Mesir yang tadinya unggul dan penuh prestasi. Begitu dijajah Islam, maka mundurlah sudah Mesir sampai detik ini di titik terendah, tidak punya harga diri lagi, harus disuapin kafir Barat untuk bisa hidup. Hal yang sama juga terjadi pada Indonesia yang tadinya jaya, disegani, dihormati di seluruh Asia Tenggara. Begitu Islam masuk, musnahlah sudah segala prestasi mengagumkan itu. Yang tersisa hanyalah kebobrokan, kemiskinan, ketidakberdayaan, yang menghasilkan rasa malu dan pilu belaka karena harus utang kanan-kiri untuk menghidupi diri sendiri.
ISLAM ADALAH AGAMA PADANG PASIR CIPTAAN ARAB BARBAR. SEMUA YANG DISENTUH ISLAM BERUBAH JADI PADANG PASIR YANG KERING KERONTANG, JAUH DARI KEMAKMURAN, KESEJAHTERAAN, DAN KEDAMAIAN.
Adadeh
sumber ffi
DREphantom15- Jumlah posting : 161
Join date : 11.06.11
Similar topics
» Surga dan Neraka Membuat Lupa Pengalaman Hidup di Dunia
» Al Jannah - Pandangan Islam Mengenai Surga
» Alquran adalah dasar muslim membantai non muslim
» Islam Religion Articles History of islam religion, islam religion beliefs
» Ali Sina: Tujuh Tingkatan Surga
» Al Jannah - Pandangan Islam Mengenai Surga
» Alquran adalah dasar muslim membantai non muslim
» Islam Religion Articles History of islam religion, islam religion beliefs
» Ali Sina: Tujuh Tingkatan Surga
:: Debat Islam :: Alquran
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik