Login
Latest topics
» Ada apa di balik serangan terhadap Muslim Burma?by Dejjakh Sun Mar 29, 2015 9:56 am
» Diduga sekelompok muslim bersenjata menyerang umat kristen
by jaya Wed Nov 27, 2013 12:30 am
» Sekitar 6.000 orang perempuan di Suriah diperkosa
by jaya Wed Nov 27, 2013 12:19 am
» Muhammad mengaku kalau dirinya nabi palsu
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:53 pm
» Hina Islam dan Presiden, Satiris Mesir Ditangkap
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:50 pm
» Ratusan warga Eropa jihad di Suriah
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:48 pm
» Krisis Suriah, 6.000 tewas di bulan Maret
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:46 pm
» Kumpulan Hadis Aneh!!
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:43 pm
» Jihad seksual ala islam!
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:40 pm
Most active topics
Social bookmarking
Bookmark and share the address of Akal Budi Islam on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of on your social bookmarking website
Pencarian
Most Viewed Topics
Statistics
Total 40 user terdaftarUser terdaftar terakhir adalah tutunkasep
Total 1142 kiriman artikel dari user in 639 subjects
Top posting users this month
No user |
User Yang Sedang Online
Total 10 uses online :: 0 Terdaftar, 0 Tersembunyi dan 10 Tamu Tidak ada
User online terbanyak adalah 101 pada Fri Nov 15, 2024 3:57 am
MASA KECIL MUHAMMAD
:: Debat Islam :: Muhammad
Halaman 1 dari 1
MASA KECIL MUHAMMAD
Ditengah semenanjung Arab, terdapat sebuah daerah kecil, yang menjadi titik pusat hijrah kaum penyembah berhala dari gurun pasir. Disana berdiri kuil Tuhan yang juga dikenal sebagai Kabah, beserta sebuah sumur, yang oleh kaum berhala disebut dengan nama ZamZam, yang membantu mereka untuk menghilangkan haus. Kaum berhala ini sangat religius. Mereka berpegangan erat pada pandangan bahwa ada Tuhan yang melindungi setiap aspek dari kehidupan mereka.
Menurut dongeng Islam, Kabah dibangun oleh nabi Ibrahim. Pendapat ini disampaikan oleh Ibnu Katsir dengan landasan riwayat dari Ibnu Abbas, "Seandainya manusia tidak berhaji ke rumah ini (kabah), maka Allah tumbukkan langit dengan bumi."
Dongeng tersebut diperkuat oleh beberapa ayat dalam Quran;
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS. Al-Baqarah: 127)
Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan), "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatu pun dengan Aku." (QS. Al-Hajj: 26)
Namun bukti sejarah menunjukkan fakta yang berbeda, Jazirah Arab, jauh sebelum masa Islam, adalah jajahan dari Kerajaan India Kuno. Menurut sejarah, para Maharaja Candragupta (58 S.M. - 415 M.) memperluas Kerajaan Hindu yang mencakup India, hingga jauh sampai keseluruh Teluk Arabia. Para Maharaja ini adalah pengikut setia dewa-dewi Hindu khususnya Dewa Shiva (dewa bulan-Allat) dan istrinya Dewi Dhurga (dewi bulan-Allah). Nama Arab (Arv) sendiri diyakini berasal dari bahasa Sanskerta “Arvashtan”, yang berarti tanah kuda.
Para Maharaja mempersembahkan kepada dewa-dewa mereka bangunan-bangunan kuil di seluruh wilayah kerajaan mereka (di Saudi Arabia saja sedikitnya ada 7 kuil peninggalan mereka, termasuk Kabah yang dibangun dimasa Raja Vikramaditya masih berdiri sampai saat ini). Bahkan setelah kerajaan Hindu ini runtuh, penduduk Arab masih percaya dan menyembah dewa-dewa itu dan mengagungkan kuil-kuil yang ada sampai datangnya masa nabi Muhammad. (Untuk lebih detailnya lihat artikel “Kabah, sebuah kuil Hindu” http://www.hinduism.co.za/ ).
Naskah Raja Vikramaditya yang ditemukan dalam Kabah di Mekah merupakan bukti yang tidak dapat disangkal bahwa Jazirah Arabia merupakan bagian dari Kekaisaran India di masa lalu, dan dia yang sangat menjunjung tinggi Deva Siva lalu membangun kuil Siva yang bernama Kabah. Naskah penting Vikramaditya ditemukan tertulis pada sebuah cawan emas di dalam Kabah di Mekah, dan tulisan ini dicantumkan di halaman 315 dari buku yang berjudul `Sayar-ul-Okul' yang disimpan di perpustakaan Makhtab-e-Sultania di Istanbul, Turki. Inilah tulisan Arabnya dalam huruf latin:
"Itrashaphai Santu Ibikramatul Phahalameen Karimun Yartapheeha Wayosassaru Bihillahaya Samaini Ela Motakabberen Sihillaha Yuhee Quid min howa Yapakhara phajjal asari nahone osirom bayjayhalem. Yundan blabin Kajan blnaya khtoryaha sadunya kanateph netephi bejehalin Atadari bilamasa- rateen phakef tasabuhu kaunnieja majekaralhada walador. As hmiman burukankad toluho watastaru hihila Yakajibaymana balay kulk amarena phaneya jaunabilamary Bikramatum". (Page 315 Sayar-ul-okul).[Note: The title `Saya-ul-okul' signifies memorable words.]
Terjemahan bahasa Indonesianya adalah:
"Beruntunglah mereka yang lahir dan hidup di masa kekuasaan Raja Vikram. Dia adalah orang yang berbudi, pemimpin yang murah hati, berbakti pada kemakmuran rakyatnya. Tapi pada saat itu kami bangsa Arab tidak mempedulikan Tuhan dan memuaskan kenikmatan berahi. Kejahatan dan penyiksaan terjadi di mana2. Kekelaman dosa melanda negeri kami. Seperti domba berjuang mempertahankan nyawa dari cakaran kejam serigala, kami bangsa Arab terperangkap dalam dosa. Seluruh negeri dibungkus kegelapan begitu pekat seperti malam bulan baru. Tapi fajar saat ini dan sinar mentari penuh ajaran yang menyejukkan adalah hasil kebaikan sang Raja mulia Vikramaditya yang pimpinan bijaksananya tidak melupakan kami yang adalah orang2 asing. Dia menyebarkan agamanya yang suci diantara kami dan mengirim ahli2 yang cemerlang bersinar bagaikan matahari dari negerinya kepada kami. Para ahli dan pengajar ini datang ke negeri kami untuk berkhotbah tentang agama mereka dan menyampaikan pendidikan atas nama Raja Vikramaditya. Merkea menyampaikan bimbingan sehingga kami sadar kembali akan kehadiran Tuhan, diperkenalkan kepada keberadaanNya yang suci dan ditempatkan di jalan yang Benar."
Banyak batu2 bagian dari Kabah yang menunjukkan kata2 Sanskrit yang ditulis di jaman kaum pagan, akan tetapi gorden yang diletakkan di sekeliling Kabah menutupi tulisan2 ini. Sedangkan makam Ibrahim di Mekah adalah jejak kaki Brahma (jejak kaki Brahma dan Wishnu sering dijumpai di sekitar kuil Hindu). Muhammad kerena ketidak tahuannya menganggap Brahma itu Ibrahim, kerena mirip bunyinya. Hingga saat ini, penelitian sejarah dan arkeologis tidak boleh dilakukan di Arab, khususnya Mekah dan Kabah, karena ini akan membongkar sejarah yang nantinya dapat mempermalukan bangsa Arab dan Islam khususnya.
Lihat topik selengkapnya di link Sejarah Kabah
Kabah pada masa pra islam dijaga oleh sebuah suku yang disebut Quraish (KUNCEN KABAH), dengan mengambil keuntungan dari ketaatan suku2 nomaden religius lainnya yang tidak suka menetap, anggota dari suku Quraish ini menetap disekitar Kabah dan sumur Zamzam, dengan tujuan untuk melayani keperluan ziarah haji dari saudara2 mereka baik yang nomad maupun yang menetap ditempat lain. Diluar dan didalam kabah terdapat 360 patung, yang semuanya dipuja dan dimuliakan oleh kaum berhala. Para peziarah haji ini melakukan ritual dengan memutari Kabah sebanyak tujuh kali, lari diantara dua bukit yang disebut Safa dan Marwa dimana ditiap bukit dipasang patung laki2 dan perempuan, dan untuk mengorbankan binatang dalam nama dewa masing2 serta kemudian mencukur rambut bagi semua peziarah laki2. Peziarah wanita cukup dengan memotong sedikit rambutnya.
Lama kelamaan, titik pusat ini dikenal sebagai Bakka (Quran 3:96) dan kemudian dikenal sebagai Mekah. Suku (klan) Quraish adalah penghuni aslinya, mengingat fakta bahwa suku merekalah yang memiliki kontrol atas pengawasan dan ritual religius dari kuil Tuhan tersebut.
Kaum Quraysh/Quraish/Qurasya mendapatkan status terhormat karena Qussayy, ‘great grandfather’ (nenek moyang) mereka, telah menghancurkan patung2 berhala di sekitar Kabah yang didirikan Amr ibn Luhayy, pemimpin Banu-Khuzah yang akhirnya diusir Qussayy. Qussayy juga memulai kembali program pembangunan Kabah. Ia menyelesaikan konstruksi yang dimulai musuhnya, yang pemuja berhala itu. Ia menambahkan atap kayu, menggali batu hitam (Hadjar Aswad) yang dikubur suku Ayyad di perbukitan Mekah. Ia juga mengosongkan daerah2 tenda dan membangun rumah2 permanen yang menyumbang bagi terciptanya pusat hijrah dan perkotaan.
Hadjar aswad sendiri merupakan simbol lingga / alat kelamin Shiva. Dalam bahasa sansekerta lingga ini disebut Sanghey Ashweta. Hadjar Aswad berbentuk oval, dengan diameter 7 inci, tinggi 2 kaki 6 inci Mencium dan berdoa pada batu tersebut mewakili doa bagi syahwat dan kesuburan. Ini merupakan tata cara ibadah Arab Hindu yang juga dilakukan Muhammad dengan mencium Hajar Aswad, dan berdoa pada shakti (kata hindi untuk kekuatan) agar pria punya kekuatan dan kesuburan seksual. Namun dongeng islam menyebut batu ini adalah batu surgawi yang jatuh dari surga.
Di salah satu hadis Muhammad mengatakan;
”Hajar Aswad turun dari surga berwarna lebih putih dari susu lalu berubah warnanya jadi hitam akibat dosa-dosa bani Adam."
Anggota2 dari suku Quraish terdiri dari tiga kelompok. Satu adalah kelompok pendeta, yang mengontrol Kuil Tuhan dan mendapatkan pemasukan dari para peziarah haji. Kelompok kedua terdiri dari sejumlah kecil orang Quraish yang melakukan perdagangan. Kelompok ketiga adalah yang paling besar, dan terdiri dari mereka yang menopang hidupnya dengan menyediakan air dan pelayanan2 lain bagi mereka yang berhaji. Jenis2 pekerjaan ini tidak menjamin pemasukan yang tetap bagi mereka; ketika mereka menerima peziarah haji dalam jumlah yang banyak, mereka mendapat pemasukan yang besar, tapi ketika jumlah yang berhaji kecil pendapatan merekapun kecil. Orang2 ini seperti pekerja zaman kita sekarang; mereka dibayar kalau ada pekerjaan. Dari kelompok ketiga inilah orang tua Muhammad berasal.
Muhammad diperkirakan lahir pada hari Senin, tanggal 29 Agustus, 570 (Ghulam Mustafa, Vishva Nabi, hal 40), atau 20 April 570 (Wikipedia), dari seorang janda muda bernama Aminah, ayahnya Abdullah, wafat enam bulan sebelum kelahiran Muhammad tersebut. Saat mati, Abdullah diketahui mempunyai lima ekor onta, beberapa ekor kambing dan seorang budak wanita asal Ethiopia bernama Barakat. Jadi sewaktu dilahirkan Muhammad adalah seorang yatim. Aminah memberi nama anaknya tersebut KOTHAN, tapi kakeknya mengubahnya menjadi Muhammad dikemudian hari (R.V.C. Bodley “The Messenger”, hal 6).
Beberapa wanita kaya Arab kadangkala menyewa wanita2 lain untuk menyusui bayi2 mereka. Hal ini memungkinkan wanita kaya itu untuk tidak menyusui dan bisa punya anak lagi dengan cepat. Lebih banyak anak berarti lebih tinggi status sosialnya. Tapi bukan ini yang terjadi pada Aminah janda miskin yang hanya punya satu anak untuk diurus. Juga kebiasaan ini tidak terlalu sering dilakukan. Lihat misalnya Khadijah, istri pertama Muhammad, yang merupakan wanita terkaya di Mekah. Dia punya tiga anak dari perkawinan sebelumnya dan tujuh anak dari perkawinannya dengan Muhammad, dan dia merawat mereka semua seorang diri.
Mengapa Aminah menyerahkan anak satu2nya untuk dibesarkan orang lain? Hanya ada sedikit keterangan bagi kita untuk mengerti tentang ibu Muhammad dan keputusan yang diambilnya. Keterangan menarik yang menunjukkan keadaan psikologi Aminah dan hubungannya dengan bayinya adalah Aminah tidak menyusui Muhammad. Sehingga melihat penderitaan anak tersebut, Thuwaibah, budak wanita dari anak pamannya Abu Lahab (orang yang sama yang dikutukinya di Sura 111 di Quran, sekalian juga dengan istrinya), mengambil tanggung jawab untuk menyusuinya selama beberapa hari (Adil Salahi “Muhammad: Man and Prophet”, hal 23) sampai akhirnya ia dipelihara oleh ibu asuh bernama Halimah. Tidak ada keterangan mengapa Aminah tidak menyusui anaknya. Yang bisa kita lakukan adalah menduga. Apakah dia mengalami tekanan bathin karena menjanda di usia mudanya? Apakah dia pikir anaknya merupakan halangan baginya untuk menikah lagi?
Kematian anggota keluarga dapat mengakibatkan perubahan kimia dalam otak yang mengakibatkan tekanan jiwa (depresi). Sebab lain yang mengakibatkan dapat wanita mengalami tekanan jiwa adalah: hidup sendirian, gelisah tentang keadaan janinnya, masalah perkawinan atau keuangan dan usia muda ibu. Aminah baru saja kehilangan suaminya, dia hidup sendiri, miskin, dan muda. Berdasarkan keterangan yang ada, dia tampaknya mengalami tekanan jiwa. Hal ini dapat menganggu kemampuan ibu untuk menumbuhkan ikatan bathin dengan bayinya. Juga, tekanan jiwa selama mengandung dapat pula mengakibatkan ibu mengalami tekanan jiwa berikutnya setelah melahirkan bayi (postpartum depression).
Beberapa penyelidikan ilmiah menunjukkan bahwa tekanan jiwa yang dialami ibu mengandung dapat berakibat langsung pada janin. Bayi2 yang lahir biasanya menjadi cepat marah dan lamban. Bayi2 ini dapat tumbuh menjadi anak2 balita yang lamban belajar dan tidak bereaksi secara emosional, ditambah masalah kelakuan, misalnya suka melakukan kekerasan.
Muhammad tumbuh diantara orang2 asing. Sewaktu dia besar, dia sadar bahwa dirinya bukanlah anggota keluarga yang mengurusnya. Dia semestinya heran mengapa ibunya, yang hanya mengunjunginya dua kali setahun, tidak menginginkannya.
Halimah adalah wanita yang menyusui Muhammad. Enam puluh tahun berikutnya terungkap bahwa awalnya Halimah tidak mau mengurus Muhammad karena dia anak yatim dari janda miskin. Tapi akhirnya Halimah mau mengurus Muhammad karena dia tidak mendapatkan anak dari keluarga kaya, dan keluarganya sendiri sangat butuh uang meskipun sedikit sekalipun. Apakah ini berdampak pada cara Halimah mengurus bayi itu? Apakah Muhammad merasa tidak dikasihi di keluarga angkatnya selama tahun2 awal penting yang menentukan sifat seseorang?
Halimah melaporkan bahwa Muhammad adalah anak yang penyendiri. Dia suka hidup dalam dunia khayalannya sendiri dan bercakap-cakap dengan teman2 khayalannya yang tidak bisa dilihat orang lain. Apakah ini reaski dari anak yang tidak dikasihi di dunia nyata sehingga dia menciptakan khayalannya sendiri untuk menghibur dirinya dan merasa dikasihi?
Kesehatan mental Muhammad mengkhawatirkan ibu asuhnya sehingga dia mengembalikan Muhammad kepada ibunya ketika anak tersebut berusia lima tahun. Karena masih belum punya suami baru, Aminah ragu2 untuk menerima kembali anaknya sampai Halimah menceritakan padanya kelakuan dan khayalan Muhammad yang aneh. Ibn Ishaq mencatat kata2 Halimah:
Ayahnya (ayah dari anak laki Halimah satu2nya) berkata kepadaku, “Aku takut anak ini mengalami serangan jantung, maka bawalah dia kembali ke keluarganya sebelum terjadi akibat buruk”… Dia (ibu Muhammad) menanyakan padaku apa yang terjadi dan terus menggangguku sampai aku menceritakan padanya. Ketika dia bertanya apakah aku takut anaknya (Muhammad) kerasukan setan, maka kujawab iya, (Ibn Ishaq, Sirat Rasul Allah, p 72)
Adalah normal bagi anak2 untuk melihat monster di bawah tempat tidur mereka dan bicara dengan orang2 khayalannya. Tapi kasus Muhammad tentunya langka dan mengkhawatirkan. Suami Halimah berkata, “Aku takut anak ini mengalami serangan jantung.” Keterangan ini penting. Bertahun-tahun kemudian, Muhammad bicara tentang pengalaman masa kecilnya yang aneh:
Dua orang berpakaian putih datang padaku dengan baskom emas penuh salju. Mereka memegangku dan membelah tubuhku dan mengambil dari dalam tubuhku gumpalan hitam yang lalu mereka buang. Lalu mereka mencuci jantung dan tubuhku dengan salju sampai murni. (W. Montgomery Watt, Terjemahan Sirat Ibn Ishaq, p 36)
Sudah jelas bahwa kekotoran pikiran tidak tampak sebagai gumpalan dalam jantung. Meskipun nyatanya anak2 tidak berdosa, dosa sendiri tidak dapat dihilangkan lewat operasi bedah dan salju bukanlah bahan pembersih yang baik. Cerita ini hanyalah khayalan dan halusinasi dari seorang anak2.
Muhammad sekarang hidup lagi bersama ibunya, tapi ini tidak berlangsung lama. Setahun kemudian Aminah meninggal. Muhammad tidak banyak bicara tentang ibunya. Ketika Muhammad menaklukkan Mekah, lima puluh tahun setelah kematian ibunya, dia mengunjungi kuburan ibunya di Abwa yang terletak diantara Mekah dan Medinah.
Ini adalah kuburan ibuku; Tuhan mengijinkanku untuk melawatnya. Aku ingin berdoa baginya, tapi tidak dikabulkan. Maka aku memanggil ibu untuk mengenangnya dan ingatan lembut tentang dirinya menyelubungiku, dan aku menangis. (Ibn Sa'd, Tabaqat, p. 21)
Mengapa Tuhan tidak mengabulkan Muhammad berdoa bagi ibunya? Apa yang dilakukan Aminah sehingga dia tidak layak untuk dimaafkan? Ini sungguh tidak masuk akal. Sudah jelas Tuhan tidak ada hubungannya dengan hal ini. Muhammad sendirilah yang tidak bisa memaafkan ibunya, bahkan separuh abad setelah dia mati. Dia mungkin mengingatnya sebagai wanita yang dingin dan tidak sayang anak, sehingga Muhammad tidak menyukainya dan mengalami luka bathin yang tidak pernah sembuh.
Muhammad kemudian hidup bersama kakeknya Abdul Muttalib, selama dua tahun. Abdul Muttalib adalah seorang kuncen, penjaga Kabah. Dari kakeknya Muhammad kecil belajar tradisi dan ritual penyembahan di Kabah. Sang kakek yang telah ditinggal mati putranya, sangat memanjakan Muhammad. Ibn Sa’d menulis bahwa Abdul Muttalib sangat memperhatikan Muhammad lebih dari putra2nya sendiri.
Muir dalam Biography of Muhammad menulis: “Anak itu dirawat dengan penuh kasih sayang olehnya. Sebuah karpet biasa dibentang di bawah bayang2 Kabah, dan di situ orang tua (kakek Muhammad) itu berbaring terlindung dari terik matahari. Di sekitar karpet, dengan jarak yang tidak jauh, duduklah putra2nya. Muhammad kecil berlari mendekat pada kakeknya dan mengambil karpet tersebut. Putra2nya hendak mengusirnya pergi, tapi Abdul Muttalib mencegahnya dan berkata: “Jangan larang putra kecilku.” Dia lalu mengelus punggungnya karena merasa girang melihat tingkah lakunya yang kekanakan. Anak laki ini masih diurus ibu asuhnya yang bernama Barakat, tapi Muhammad selalu lari darinya dan pergi ke tempat tinggal kakeknya, bahkan jika dia sedang sendirian dan tidur.
Muhammad ingat perlakuan penuh kasih sayang yang diterimanya dari Abdul Muttalib. Sambil tak lupa membumbui dengan khayalannya sendiri, dia di kemudian hari berkisah bahwa kakeknya biasa berkata, “Biarkan dia karena dia punya nasib yang hebat, dan akan menjadi pewaris kerajaan;” dan berkata pada Barakat, “Awas, jangan sampai dia jatuh ke tangan orang2 Yahudi dan Kristen, karena mereka mencarinya dan akan melukainya!”
Nasib sekali lagi tidak berpihak pada Muhammad. Hanya dua tahun setelah dia hidup bersama kakeknya, sang kakek meninggal dunia di usia delapan puluh dua tahun dan Muhammad lalu diasuh oleh pamannya Abu Talib. Muhammad merasa sedih karena kehilangan kakek yang mengasihinya. Ketika dia berada di penguburan jenazah di Hajun, dia menangis. Bertahun-tahun kemudian dia masih mengenang kakeknya.
Abu Talib mengasuh Muhammad dengan penuh kasih pula. “Kasih sayangnya pada Muhammad sama besarnya seperti kasih sayang Abdul Muttalib padanya,” tulis Muir. “Dia mengijinkannya tidur di atas ranjangnya, makan di sisinya, dan pergi bersamanya ke luar negeri. Dia terus memperlakukan Muhammad dengan lembut sampai Muhammad dewasa.” Ibn Sa’d mengutip Waqidi yang mengisahkan bahwa Abu Talib, meskipun tidak kaya, mengasuh Muhammad dan mencintainya lebih dari anak sendiri.
Karena kehilangan orang2 yang dikasihinya secara berturut-turut di masa kecilnya, Muhammad takut ditinggalkan dan kejadian ini tentunya berdampak emosi kuat. Hal ini tampak jelas dalam kejadian di waktu dia berusia 12 tahun. Suatu hari, Abu Talib hendak pergi ke Syria untuk berdagang. Dia tidak membawa Muhammad pergi. “Tapi ketika kafilah sudah siap berangkat, dan Abu Talib siap menaiki untanya, keponakannya yang tidak mau ditinggal lama memeluknya erat2. Abu Talib terharu dan membawa dia pergi bersamanya.”
Jalan ke Syria saat itu adalah melalui daerah2 yang kaya dongeng dan tradisi, yang menjadi kesukaan orang2 Arab karavan pengembara. Luas dan sunyinya gurun pasir yang sering dilalui, juga tanah gersang yang melahirkan banyak khayalan2 gaib tentang penghuni2 gurun yang berupa Jin yang baik dan jahat, dan dibumbui dengan kisah2 yang memikat, dicampur dengan kejadian2 yang menakjubkan tapi diragukan kebenarannya, dan mereka percaya benar2 itu semua terjadi di masa lalu.
Selama perjalanan, Muhammad muda tidak diragukan lagi melahap semua cerita2 gaib tersebut. Ingatannya yang kuat menanam cerita itu dalam2, yang dikemudian hari akan memainkan peran yang sangat kuat dalam pikiran2 dan imajinasi2nya. Para penulis Muslim menceritakan banyak keadaan2 menakjubkan yang telah disaksikan Muhammad selama perjalanan hidupnya. Kata mereka, dia melayang dibantu malaikat yang tidak terlihat yang melindungi dia dari panasnya pasir gurun dan panasnya sinar matahari dengan sayap2 mereka.
Dalam kejadian lain, dia dilindungi oleh awan, yang melayang diatas kepalanya selama panas siang hari. Kejadian lain lagi, katanya pohon yang layu tiba2 mengembangkan daun2nya dan mekar untuk menyediakan payung bagi Muhammad yang sedang menderita kepanasan.
Semua keajaiban ini tidak didasarkan pada bukti2 dan saksi mata; malah kebanyakan adalah pernyataan Muhammad sendiri atau diciptakan setelah kematiannya oleh para pengikut fanatiknya yang harus dipercayai muslim tanpa banyak tanya.
Selama perjalanannya, Muhammad mengaku bertemu sejumlah pertapa2 Kristen. Rahib Bahira yang terkenal adalah salah satu diantaranya. Dalam percakapannya dengan Muhammad, Bahira kaget dengan tingkat intelektualitasnya dan terpukau akan hasrat besarnya untuk mendapatkan segala macam informasi. Sang Rahib menentang penyembahan berhala, sebuah praktek dimana Muhammad muda dibesarkan. Kristen Nestorian yang merupakan aliran yang dianut rahib Bahira ini, juga melarang pemujaan akan gambar2. Hal itu dilarang bahkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dan tentu saja, mereka juga keberatan dengan penggunaan salib, sebuah lambang Kristen yang umum dipakai didunia ini.
Para penulis Muslim menekankan bahwa Bahira tertarik akan Muhammad muda karena melihat tanda kenabian pada bahunya. Penglihatan ini, meyakinkan sang rahib bahwa inilah nabi yang sama yang kedatangannya telah dituliskan dalam kitab2 Kristen. Sang rahib mengatakan pada Abu Talib agar keponakannya jangan sampai jatuh ke tangan orang Yahudi, seakan meramalkan perlawanan yang akan dihadapi Muhammad dimasa depan dari kelompok Yahudi ini.
Diragukan apa pertemuan ini benar2 terjadi. Kalaupun iya, sang rahib pastilah mencoba mendorong agendanya sendiri, karena ia mempunyai misi untuk menyebarkan agamanya sendiri dan ia tertarik akan kepintaran dan rasa ingin tahu Muhammad, dan berusaha menarik Muhammad kedalam agamanya ini. Dia tahu bahwa subjeknya (Muhammad) adalah pendengar yang pasif, dan dia juga keponakan keluarga penjaga Kabah. Dia juga tahu bahwa jika dia berhasil menanamkan bibit ajarannya kedalam pikiran Muhammad, sang rahib dapat menyebarkan, melalui Muhammad, doktrinnya kepada orang2 Mekah, dengan begitu membuat misinya melakukan lompatan besar. Ini adalah sebuah motivasi yang bagus bagi Bahira untuk mengembangkan rasa ketertarikan Muhammad. Dia tidak perlu melihat benjolan besar (yang katanya tanda nabi) dipunggung Muhammad untuk yakin akan kemampuan anak tersebut..
Bersama pamannya Abu Talib, Muhammad kembali ke Mekah, pikirannya penuh dengan dongeng2 dan kisah2 agama yang dia dapat sepanjang perjalanan. Dia sangat terkesan dengan doktrin2 yg diajarkan oleh Rahib Bahira dari biara Nestorian, yang dikemudian hari akan sangat menolongnya dalam pembentukan pemikiran dan doktrin2 agamanya sendiri.
Dimasa remajanya Muhammad mendapat pekerjaan untuk membawa onta2 ke padang rumput. Dia lalu harus menghabiskan waktu sendirian, bagian terbesar dari harinya dihabiskan dipadang gersang diluar Mekah. Membiarkan onta2 menjelajahi padang mencari rumput2 diantara bebatuan, kita dapat membayangkan bagaimana seorang muda, sensitif dan pintar seperti Muhammad, harus menghabiskan waktu seperti itu. Lumrah bahwa kemalangan dan kesengsaraan menciptakan kepahitan dalam diri seseorang.
Kita bisa menduga bahwa ditengah2 frustasinya karena kesepian, dia mestilah bertanya pada dirinya sendiri kenapa dia ada didunia ini sebagai anak yatim, dan kenapa dia harus bekerja sebagai penggembala ditempat sesepi ini dalam umur semuda ini, ketika anak2 seumurnya menghabiskan waktu ditemani oleh orang tua tercinta mereka. Dia juga mesti bertanya kenapa ibunya memberikan dia pada orang yang tidak dia kenal, dan kenapa perlakuan padanya berbeda dibanding perlakuan pada anak2 lain.
Semua ini sangat menyakitkannya; rasa sakit ini menjadi penyebab utama semakin mendalamnya kebencian pada ibunya. Dia percaya jika dia tinggal bersama ibunya, ia tidak perlu menderita ejekan dirumah kakeknya dan pamannya. Dia menganggap ibunya bertanggung jawab atas semua penderitaannya. Kebenciannya kepada wanita makin bertambah ketika saudara2 wanita dirumah pamannya sering mengejek dan mempermainkannya. Mereka mungkin tidak membuat luka ditubuhnya, tapi mereka pasti menyakiti dia sangat dalam, hingga tidak dapat disembuhkan, secara emosional dan psikologikal.
Ketika dia menderita ditangan anggota keluarganya sendiri, tidak ada seorangpun anggota keluarga wanita yang menolongnya dari gangguan ini ataupun menghiburnya sesudahnya. Ia berjanji dalam hatinya untuk membalas semua perlakuan wanita ini suatu saat kelak. Dikemudian hari kebencian Muhammad pun terbukti, bagaimana ia memperlakukan budak wanita, dan bagaimana ia memperlakukan istri2nya.
Egonya, sensitifitas dan perasaannya sangat terluka, Muhammad tidak lagi bermain-main dengan anak2 lain diwaktu luangnya. Malah, dia merasa lebih nyaman bercakap2 dengan orang2 yang berhaji ke Mekah atau berdagang. Dia menikmati percakapan dalam hal2 religius. Dia juga mendapat kepuasan mendengarkan kisah2 religius dari mereka. Sangat sering, dia meminta mereka untuk bercerita tentang kisah2 Arab jaman dulu yang menarik minatnya. Kebanyakan kisah dan dongeng yang dia dengar dari mereka berfungsi sebagai penyembuh dari luka2 hatinya. Jika punya kesempatan, dia akan menceritakan kembali semua kisah2 itu pada para pendengarnya, yang pada gilirannya, membuat kisah itu bagian dari Quran !
Tidak banyak yang terjadi di masa muda Muhammad dan tidak ada hal yang dianggap penting dicatat oleh penulis kisah hidupnya. Dia dikabarkan adalah orang yang pemalu, pendiam dan tidak terlalu suka berhubungan sosial. Meskipun disayang dan dimanja pamannya, Muhammad tetap peka dengan statusnya sebagai anak yatim piatu. Kenangan masa kecil yang sepi dan tanpa kasih terus menghantui sepanjang hidupnya.
Tidak banyak informasi mengenai agama awal Muhammad. Dalam beberapa kisah diceritakan bahwa kakek Muhammad adalah seorang Hanif (monotheisme Ibrahim), namun sang paman Abu Talib adalah seorang penyembah berhala. Ibnu Ishaq menulis bahwa Muhammad biasa sembahyang seorang diri di Hira setiap tahun selama sebulan untuk melakukan 'tahnanuth' yang merupakan ibadah berhala. Menurut masyarakat Quraish, 'tahnanuth' berarti pengabdian agamawi.(Ibn Ishaq, Sirat, p.105)
‘Kami diberitahu bahwa Rasul Allah pernah menyinggung hal tentang al-‘Uzza dan katanya, “Aku telah mempersembahkan domba putih kepada al-‘Uzza, ketika aku masih menjadi pengikut agama masyarakatku.” (Hisham ibn al-Kalbi, Kitab al-Asnam, p.17)
Bukhari juga mencatat bahwa Muhammad muda memakan daging yang dipersembahkan pada berhala Mekah, hal yang dilarang dalam kepercayaan monotheisme seperti Yahudi dan Hanif. (Sahih Bukhari, 67:407, 58:169). Hal ini menunjukkan pada mulanya Muhammad adalah penyembah berhala (kafir), namun karena dorongan dari orang2 seperti Waraqah, Khadijah, dan Zaid bin Amr, akhirnya Muhammad menjadi seorang monotheisme.
Dimasa muda Muhammad, terdapat beberapa orang yang telah menentang budaya berhala yang ada di Mekah, dan berdakwah tentang tauhid atau monotheisme. Salah satunya adalah, Zayd bin Amr. Ia adalah seorang penyembah berhala kemudian murtad menjadi seorang Hanif (Agama Ibrahim). Zayd dengan keras menentang polytheisme, karenanya ia kemudian diasingkan oleh orang2 Mekah. Selama masa pengasingan ini, ia sering bertemu Muhammad didekat Gua Hira. Zayd belajar agama hingga ke Syria. Dikemudian hari Muhammad bercerita tentang Zaid ini; “Aku telah melihat dia di surga menggambar baju2nya.” Perkataan ini membuktikan bahwa ia begitu terkesan terhadap ajaran monotheisme yang diajarkan oleh Zaid tersebut. (Ibn Sa'd, vol.i, p.185)
Tahun2 berlalu. Muhammad muda tetap saja suka menyendiri dan lebih memilih hidup di dunianya sendiri, bahkan jauh dari orang2 yang dikenalnya. Bukhari menulis bahwa Muhammad “lebih pemalu daripada perawan wanita bercadar.” Dia tetap saja begitu seumur hidupnya, tidak percaya diri dan pemalu. Dia berusaha mengatasinya dengan membesarkan, menyombongkan dan memuja2 diri sendiri.
Menurut dongeng Islam, Kabah dibangun oleh nabi Ibrahim. Pendapat ini disampaikan oleh Ibnu Katsir dengan landasan riwayat dari Ibnu Abbas, "Seandainya manusia tidak berhaji ke rumah ini (kabah), maka Allah tumbukkan langit dengan bumi."
Dongeng tersebut diperkuat oleh beberapa ayat dalam Quran;
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS. Al-Baqarah: 127)
Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan), "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatu pun dengan Aku." (QS. Al-Hajj: 26)
Namun bukti sejarah menunjukkan fakta yang berbeda, Jazirah Arab, jauh sebelum masa Islam, adalah jajahan dari Kerajaan India Kuno. Menurut sejarah, para Maharaja Candragupta (58 S.M. - 415 M.) memperluas Kerajaan Hindu yang mencakup India, hingga jauh sampai keseluruh Teluk Arabia. Para Maharaja ini adalah pengikut setia dewa-dewi Hindu khususnya Dewa Shiva (dewa bulan-Allat) dan istrinya Dewi Dhurga (dewi bulan-Allah). Nama Arab (Arv) sendiri diyakini berasal dari bahasa Sanskerta “Arvashtan”, yang berarti tanah kuda.
Para Maharaja mempersembahkan kepada dewa-dewa mereka bangunan-bangunan kuil di seluruh wilayah kerajaan mereka (di Saudi Arabia saja sedikitnya ada 7 kuil peninggalan mereka, termasuk Kabah yang dibangun dimasa Raja Vikramaditya masih berdiri sampai saat ini). Bahkan setelah kerajaan Hindu ini runtuh, penduduk Arab masih percaya dan menyembah dewa-dewa itu dan mengagungkan kuil-kuil yang ada sampai datangnya masa nabi Muhammad. (Untuk lebih detailnya lihat artikel “Kabah, sebuah kuil Hindu” http://www.hinduism.co.za/ ).
Naskah Raja Vikramaditya yang ditemukan dalam Kabah di Mekah merupakan bukti yang tidak dapat disangkal bahwa Jazirah Arabia merupakan bagian dari Kekaisaran India di masa lalu, dan dia yang sangat menjunjung tinggi Deva Siva lalu membangun kuil Siva yang bernama Kabah. Naskah penting Vikramaditya ditemukan tertulis pada sebuah cawan emas di dalam Kabah di Mekah, dan tulisan ini dicantumkan di halaman 315 dari buku yang berjudul `Sayar-ul-Okul' yang disimpan di perpustakaan Makhtab-e-Sultania di Istanbul, Turki. Inilah tulisan Arabnya dalam huruf latin:
"Itrashaphai Santu Ibikramatul Phahalameen Karimun Yartapheeha Wayosassaru Bihillahaya Samaini Ela Motakabberen Sihillaha Yuhee Quid min howa Yapakhara phajjal asari nahone osirom bayjayhalem. Yundan blabin Kajan blnaya khtoryaha sadunya kanateph netephi bejehalin Atadari bilamasa- rateen phakef tasabuhu kaunnieja majekaralhada walador. As hmiman burukankad toluho watastaru hihila Yakajibaymana balay kulk amarena phaneya jaunabilamary Bikramatum". (Page 315 Sayar-ul-okul).[Note: The title `Saya-ul-okul' signifies memorable words.]
Terjemahan bahasa Indonesianya adalah:
"Beruntunglah mereka yang lahir dan hidup di masa kekuasaan Raja Vikram. Dia adalah orang yang berbudi, pemimpin yang murah hati, berbakti pada kemakmuran rakyatnya. Tapi pada saat itu kami bangsa Arab tidak mempedulikan Tuhan dan memuaskan kenikmatan berahi. Kejahatan dan penyiksaan terjadi di mana2. Kekelaman dosa melanda negeri kami. Seperti domba berjuang mempertahankan nyawa dari cakaran kejam serigala, kami bangsa Arab terperangkap dalam dosa. Seluruh negeri dibungkus kegelapan begitu pekat seperti malam bulan baru. Tapi fajar saat ini dan sinar mentari penuh ajaran yang menyejukkan adalah hasil kebaikan sang Raja mulia Vikramaditya yang pimpinan bijaksananya tidak melupakan kami yang adalah orang2 asing. Dia menyebarkan agamanya yang suci diantara kami dan mengirim ahli2 yang cemerlang bersinar bagaikan matahari dari negerinya kepada kami. Para ahli dan pengajar ini datang ke negeri kami untuk berkhotbah tentang agama mereka dan menyampaikan pendidikan atas nama Raja Vikramaditya. Merkea menyampaikan bimbingan sehingga kami sadar kembali akan kehadiran Tuhan, diperkenalkan kepada keberadaanNya yang suci dan ditempatkan di jalan yang Benar."
Banyak batu2 bagian dari Kabah yang menunjukkan kata2 Sanskrit yang ditulis di jaman kaum pagan, akan tetapi gorden yang diletakkan di sekeliling Kabah menutupi tulisan2 ini. Sedangkan makam Ibrahim di Mekah adalah jejak kaki Brahma (jejak kaki Brahma dan Wishnu sering dijumpai di sekitar kuil Hindu). Muhammad kerena ketidak tahuannya menganggap Brahma itu Ibrahim, kerena mirip bunyinya. Hingga saat ini, penelitian sejarah dan arkeologis tidak boleh dilakukan di Arab, khususnya Mekah dan Kabah, karena ini akan membongkar sejarah yang nantinya dapat mempermalukan bangsa Arab dan Islam khususnya.
Lihat topik selengkapnya di link Sejarah Kabah
Kabah pada masa pra islam dijaga oleh sebuah suku yang disebut Quraish (KUNCEN KABAH), dengan mengambil keuntungan dari ketaatan suku2 nomaden religius lainnya yang tidak suka menetap, anggota dari suku Quraish ini menetap disekitar Kabah dan sumur Zamzam, dengan tujuan untuk melayani keperluan ziarah haji dari saudara2 mereka baik yang nomad maupun yang menetap ditempat lain. Diluar dan didalam kabah terdapat 360 patung, yang semuanya dipuja dan dimuliakan oleh kaum berhala. Para peziarah haji ini melakukan ritual dengan memutari Kabah sebanyak tujuh kali, lari diantara dua bukit yang disebut Safa dan Marwa dimana ditiap bukit dipasang patung laki2 dan perempuan, dan untuk mengorbankan binatang dalam nama dewa masing2 serta kemudian mencukur rambut bagi semua peziarah laki2. Peziarah wanita cukup dengan memotong sedikit rambutnya.
Lama kelamaan, titik pusat ini dikenal sebagai Bakka (Quran 3:96) dan kemudian dikenal sebagai Mekah. Suku (klan) Quraish adalah penghuni aslinya, mengingat fakta bahwa suku merekalah yang memiliki kontrol atas pengawasan dan ritual religius dari kuil Tuhan tersebut.
Kaum Quraysh/Quraish/Qurasya mendapatkan status terhormat karena Qussayy, ‘great grandfather’ (nenek moyang) mereka, telah menghancurkan patung2 berhala di sekitar Kabah yang didirikan Amr ibn Luhayy, pemimpin Banu-Khuzah yang akhirnya diusir Qussayy. Qussayy juga memulai kembali program pembangunan Kabah. Ia menyelesaikan konstruksi yang dimulai musuhnya, yang pemuja berhala itu. Ia menambahkan atap kayu, menggali batu hitam (Hadjar Aswad) yang dikubur suku Ayyad di perbukitan Mekah. Ia juga mengosongkan daerah2 tenda dan membangun rumah2 permanen yang menyumbang bagi terciptanya pusat hijrah dan perkotaan.
Hadjar aswad sendiri merupakan simbol lingga / alat kelamin Shiva. Dalam bahasa sansekerta lingga ini disebut Sanghey Ashweta. Hadjar Aswad berbentuk oval, dengan diameter 7 inci, tinggi 2 kaki 6 inci Mencium dan berdoa pada batu tersebut mewakili doa bagi syahwat dan kesuburan. Ini merupakan tata cara ibadah Arab Hindu yang juga dilakukan Muhammad dengan mencium Hajar Aswad, dan berdoa pada shakti (kata hindi untuk kekuatan) agar pria punya kekuatan dan kesuburan seksual. Namun dongeng islam menyebut batu ini adalah batu surgawi yang jatuh dari surga.
Di salah satu hadis Muhammad mengatakan;
”Hajar Aswad turun dari surga berwarna lebih putih dari susu lalu berubah warnanya jadi hitam akibat dosa-dosa bani Adam."
Anggota2 dari suku Quraish terdiri dari tiga kelompok. Satu adalah kelompok pendeta, yang mengontrol Kuil Tuhan dan mendapatkan pemasukan dari para peziarah haji. Kelompok kedua terdiri dari sejumlah kecil orang Quraish yang melakukan perdagangan. Kelompok ketiga adalah yang paling besar, dan terdiri dari mereka yang menopang hidupnya dengan menyediakan air dan pelayanan2 lain bagi mereka yang berhaji. Jenis2 pekerjaan ini tidak menjamin pemasukan yang tetap bagi mereka; ketika mereka menerima peziarah haji dalam jumlah yang banyak, mereka mendapat pemasukan yang besar, tapi ketika jumlah yang berhaji kecil pendapatan merekapun kecil. Orang2 ini seperti pekerja zaman kita sekarang; mereka dibayar kalau ada pekerjaan. Dari kelompok ketiga inilah orang tua Muhammad berasal.
Muhammad diperkirakan lahir pada hari Senin, tanggal 29 Agustus, 570 (Ghulam Mustafa, Vishva Nabi, hal 40), atau 20 April 570 (Wikipedia), dari seorang janda muda bernama Aminah, ayahnya Abdullah, wafat enam bulan sebelum kelahiran Muhammad tersebut. Saat mati, Abdullah diketahui mempunyai lima ekor onta, beberapa ekor kambing dan seorang budak wanita asal Ethiopia bernama Barakat. Jadi sewaktu dilahirkan Muhammad adalah seorang yatim. Aminah memberi nama anaknya tersebut KOTHAN, tapi kakeknya mengubahnya menjadi Muhammad dikemudian hari (R.V.C. Bodley “The Messenger”, hal 6).
Beberapa wanita kaya Arab kadangkala menyewa wanita2 lain untuk menyusui bayi2 mereka. Hal ini memungkinkan wanita kaya itu untuk tidak menyusui dan bisa punya anak lagi dengan cepat. Lebih banyak anak berarti lebih tinggi status sosialnya. Tapi bukan ini yang terjadi pada Aminah janda miskin yang hanya punya satu anak untuk diurus. Juga kebiasaan ini tidak terlalu sering dilakukan. Lihat misalnya Khadijah, istri pertama Muhammad, yang merupakan wanita terkaya di Mekah. Dia punya tiga anak dari perkawinan sebelumnya dan tujuh anak dari perkawinannya dengan Muhammad, dan dia merawat mereka semua seorang diri.
Mengapa Aminah menyerahkan anak satu2nya untuk dibesarkan orang lain? Hanya ada sedikit keterangan bagi kita untuk mengerti tentang ibu Muhammad dan keputusan yang diambilnya. Keterangan menarik yang menunjukkan keadaan psikologi Aminah dan hubungannya dengan bayinya adalah Aminah tidak menyusui Muhammad. Sehingga melihat penderitaan anak tersebut, Thuwaibah, budak wanita dari anak pamannya Abu Lahab (orang yang sama yang dikutukinya di Sura 111 di Quran, sekalian juga dengan istrinya), mengambil tanggung jawab untuk menyusuinya selama beberapa hari (Adil Salahi “Muhammad: Man and Prophet”, hal 23) sampai akhirnya ia dipelihara oleh ibu asuh bernama Halimah. Tidak ada keterangan mengapa Aminah tidak menyusui anaknya. Yang bisa kita lakukan adalah menduga. Apakah dia mengalami tekanan bathin karena menjanda di usia mudanya? Apakah dia pikir anaknya merupakan halangan baginya untuk menikah lagi?
Kematian anggota keluarga dapat mengakibatkan perubahan kimia dalam otak yang mengakibatkan tekanan jiwa (depresi). Sebab lain yang mengakibatkan dapat wanita mengalami tekanan jiwa adalah: hidup sendirian, gelisah tentang keadaan janinnya, masalah perkawinan atau keuangan dan usia muda ibu. Aminah baru saja kehilangan suaminya, dia hidup sendiri, miskin, dan muda. Berdasarkan keterangan yang ada, dia tampaknya mengalami tekanan jiwa. Hal ini dapat menganggu kemampuan ibu untuk menumbuhkan ikatan bathin dengan bayinya. Juga, tekanan jiwa selama mengandung dapat pula mengakibatkan ibu mengalami tekanan jiwa berikutnya setelah melahirkan bayi (postpartum depression).
Beberapa penyelidikan ilmiah menunjukkan bahwa tekanan jiwa yang dialami ibu mengandung dapat berakibat langsung pada janin. Bayi2 yang lahir biasanya menjadi cepat marah dan lamban. Bayi2 ini dapat tumbuh menjadi anak2 balita yang lamban belajar dan tidak bereaksi secara emosional, ditambah masalah kelakuan, misalnya suka melakukan kekerasan.
Muhammad tumbuh diantara orang2 asing. Sewaktu dia besar, dia sadar bahwa dirinya bukanlah anggota keluarga yang mengurusnya. Dia semestinya heran mengapa ibunya, yang hanya mengunjunginya dua kali setahun, tidak menginginkannya.
Halimah adalah wanita yang menyusui Muhammad. Enam puluh tahun berikutnya terungkap bahwa awalnya Halimah tidak mau mengurus Muhammad karena dia anak yatim dari janda miskin. Tapi akhirnya Halimah mau mengurus Muhammad karena dia tidak mendapatkan anak dari keluarga kaya, dan keluarganya sendiri sangat butuh uang meskipun sedikit sekalipun. Apakah ini berdampak pada cara Halimah mengurus bayi itu? Apakah Muhammad merasa tidak dikasihi di keluarga angkatnya selama tahun2 awal penting yang menentukan sifat seseorang?
Halimah melaporkan bahwa Muhammad adalah anak yang penyendiri. Dia suka hidup dalam dunia khayalannya sendiri dan bercakap-cakap dengan teman2 khayalannya yang tidak bisa dilihat orang lain. Apakah ini reaski dari anak yang tidak dikasihi di dunia nyata sehingga dia menciptakan khayalannya sendiri untuk menghibur dirinya dan merasa dikasihi?
Kesehatan mental Muhammad mengkhawatirkan ibu asuhnya sehingga dia mengembalikan Muhammad kepada ibunya ketika anak tersebut berusia lima tahun. Karena masih belum punya suami baru, Aminah ragu2 untuk menerima kembali anaknya sampai Halimah menceritakan padanya kelakuan dan khayalan Muhammad yang aneh. Ibn Ishaq mencatat kata2 Halimah:
Ayahnya (ayah dari anak laki Halimah satu2nya) berkata kepadaku, “Aku takut anak ini mengalami serangan jantung, maka bawalah dia kembali ke keluarganya sebelum terjadi akibat buruk”… Dia (ibu Muhammad) menanyakan padaku apa yang terjadi dan terus menggangguku sampai aku menceritakan padanya. Ketika dia bertanya apakah aku takut anaknya (Muhammad) kerasukan setan, maka kujawab iya, (Ibn Ishaq, Sirat Rasul Allah, p 72)
Adalah normal bagi anak2 untuk melihat monster di bawah tempat tidur mereka dan bicara dengan orang2 khayalannya. Tapi kasus Muhammad tentunya langka dan mengkhawatirkan. Suami Halimah berkata, “Aku takut anak ini mengalami serangan jantung.” Keterangan ini penting. Bertahun-tahun kemudian, Muhammad bicara tentang pengalaman masa kecilnya yang aneh:
Dua orang berpakaian putih datang padaku dengan baskom emas penuh salju. Mereka memegangku dan membelah tubuhku dan mengambil dari dalam tubuhku gumpalan hitam yang lalu mereka buang. Lalu mereka mencuci jantung dan tubuhku dengan salju sampai murni. (W. Montgomery Watt, Terjemahan Sirat Ibn Ishaq, p 36)
Sudah jelas bahwa kekotoran pikiran tidak tampak sebagai gumpalan dalam jantung. Meskipun nyatanya anak2 tidak berdosa, dosa sendiri tidak dapat dihilangkan lewat operasi bedah dan salju bukanlah bahan pembersih yang baik. Cerita ini hanyalah khayalan dan halusinasi dari seorang anak2.
Muhammad sekarang hidup lagi bersama ibunya, tapi ini tidak berlangsung lama. Setahun kemudian Aminah meninggal. Muhammad tidak banyak bicara tentang ibunya. Ketika Muhammad menaklukkan Mekah, lima puluh tahun setelah kematian ibunya, dia mengunjungi kuburan ibunya di Abwa yang terletak diantara Mekah dan Medinah.
Ini adalah kuburan ibuku; Tuhan mengijinkanku untuk melawatnya. Aku ingin berdoa baginya, tapi tidak dikabulkan. Maka aku memanggil ibu untuk mengenangnya dan ingatan lembut tentang dirinya menyelubungiku, dan aku menangis. (Ibn Sa'd, Tabaqat, p. 21)
Mengapa Tuhan tidak mengabulkan Muhammad berdoa bagi ibunya? Apa yang dilakukan Aminah sehingga dia tidak layak untuk dimaafkan? Ini sungguh tidak masuk akal. Sudah jelas Tuhan tidak ada hubungannya dengan hal ini. Muhammad sendirilah yang tidak bisa memaafkan ibunya, bahkan separuh abad setelah dia mati. Dia mungkin mengingatnya sebagai wanita yang dingin dan tidak sayang anak, sehingga Muhammad tidak menyukainya dan mengalami luka bathin yang tidak pernah sembuh.
Muhammad kemudian hidup bersama kakeknya Abdul Muttalib, selama dua tahun. Abdul Muttalib adalah seorang kuncen, penjaga Kabah. Dari kakeknya Muhammad kecil belajar tradisi dan ritual penyembahan di Kabah. Sang kakek yang telah ditinggal mati putranya, sangat memanjakan Muhammad. Ibn Sa’d menulis bahwa Abdul Muttalib sangat memperhatikan Muhammad lebih dari putra2nya sendiri.
Muir dalam Biography of Muhammad menulis: “Anak itu dirawat dengan penuh kasih sayang olehnya. Sebuah karpet biasa dibentang di bawah bayang2 Kabah, dan di situ orang tua (kakek Muhammad) itu berbaring terlindung dari terik matahari. Di sekitar karpet, dengan jarak yang tidak jauh, duduklah putra2nya. Muhammad kecil berlari mendekat pada kakeknya dan mengambil karpet tersebut. Putra2nya hendak mengusirnya pergi, tapi Abdul Muttalib mencegahnya dan berkata: “Jangan larang putra kecilku.” Dia lalu mengelus punggungnya karena merasa girang melihat tingkah lakunya yang kekanakan. Anak laki ini masih diurus ibu asuhnya yang bernama Barakat, tapi Muhammad selalu lari darinya dan pergi ke tempat tinggal kakeknya, bahkan jika dia sedang sendirian dan tidur.
Muhammad ingat perlakuan penuh kasih sayang yang diterimanya dari Abdul Muttalib. Sambil tak lupa membumbui dengan khayalannya sendiri, dia di kemudian hari berkisah bahwa kakeknya biasa berkata, “Biarkan dia karena dia punya nasib yang hebat, dan akan menjadi pewaris kerajaan;” dan berkata pada Barakat, “Awas, jangan sampai dia jatuh ke tangan orang2 Yahudi dan Kristen, karena mereka mencarinya dan akan melukainya!”
Nasib sekali lagi tidak berpihak pada Muhammad. Hanya dua tahun setelah dia hidup bersama kakeknya, sang kakek meninggal dunia di usia delapan puluh dua tahun dan Muhammad lalu diasuh oleh pamannya Abu Talib. Muhammad merasa sedih karena kehilangan kakek yang mengasihinya. Ketika dia berada di penguburan jenazah di Hajun, dia menangis. Bertahun-tahun kemudian dia masih mengenang kakeknya.
Abu Talib mengasuh Muhammad dengan penuh kasih pula. “Kasih sayangnya pada Muhammad sama besarnya seperti kasih sayang Abdul Muttalib padanya,” tulis Muir. “Dia mengijinkannya tidur di atas ranjangnya, makan di sisinya, dan pergi bersamanya ke luar negeri. Dia terus memperlakukan Muhammad dengan lembut sampai Muhammad dewasa.” Ibn Sa’d mengutip Waqidi yang mengisahkan bahwa Abu Talib, meskipun tidak kaya, mengasuh Muhammad dan mencintainya lebih dari anak sendiri.
Karena kehilangan orang2 yang dikasihinya secara berturut-turut di masa kecilnya, Muhammad takut ditinggalkan dan kejadian ini tentunya berdampak emosi kuat. Hal ini tampak jelas dalam kejadian di waktu dia berusia 12 tahun. Suatu hari, Abu Talib hendak pergi ke Syria untuk berdagang. Dia tidak membawa Muhammad pergi. “Tapi ketika kafilah sudah siap berangkat, dan Abu Talib siap menaiki untanya, keponakannya yang tidak mau ditinggal lama memeluknya erat2. Abu Talib terharu dan membawa dia pergi bersamanya.”
Jalan ke Syria saat itu adalah melalui daerah2 yang kaya dongeng dan tradisi, yang menjadi kesukaan orang2 Arab karavan pengembara. Luas dan sunyinya gurun pasir yang sering dilalui, juga tanah gersang yang melahirkan banyak khayalan2 gaib tentang penghuni2 gurun yang berupa Jin yang baik dan jahat, dan dibumbui dengan kisah2 yang memikat, dicampur dengan kejadian2 yang menakjubkan tapi diragukan kebenarannya, dan mereka percaya benar2 itu semua terjadi di masa lalu.
Selama perjalanan, Muhammad muda tidak diragukan lagi melahap semua cerita2 gaib tersebut. Ingatannya yang kuat menanam cerita itu dalam2, yang dikemudian hari akan memainkan peran yang sangat kuat dalam pikiran2 dan imajinasi2nya. Para penulis Muslim menceritakan banyak keadaan2 menakjubkan yang telah disaksikan Muhammad selama perjalanan hidupnya. Kata mereka, dia melayang dibantu malaikat yang tidak terlihat yang melindungi dia dari panasnya pasir gurun dan panasnya sinar matahari dengan sayap2 mereka.
Dalam kejadian lain, dia dilindungi oleh awan, yang melayang diatas kepalanya selama panas siang hari. Kejadian lain lagi, katanya pohon yang layu tiba2 mengembangkan daun2nya dan mekar untuk menyediakan payung bagi Muhammad yang sedang menderita kepanasan.
Semua keajaiban ini tidak didasarkan pada bukti2 dan saksi mata; malah kebanyakan adalah pernyataan Muhammad sendiri atau diciptakan setelah kematiannya oleh para pengikut fanatiknya yang harus dipercayai muslim tanpa banyak tanya.
Selama perjalanannya, Muhammad mengaku bertemu sejumlah pertapa2 Kristen. Rahib Bahira yang terkenal adalah salah satu diantaranya. Dalam percakapannya dengan Muhammad, Bahira kaget dengan tingkat intelektualitasnya dan terpukau akan hasrat besarnya untuk mendapatkan segala macam informasi. Sang Rahib menentang penyembahan berhala, sebuah praktek dimana Muhammad muda dibesarkan. Kristen Nestorian yang merupakan aliran yang dianut rahib Bahira ini, juga melarang pemujaan akan gambar2. Hal itu dilarang bahkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dan tentu saja, mereka juga keberatan dengan penggunaan salib, sebuah lambang Kristen yang umum dipakai didunia ini.
Para penulis Muslim menekankan bahwa Bahira tertarik akan Muhammad muda karena melihat tanda kenabian pada bahunya. Penglihatan ini, meyakinkan sang rahib bahwa inilah nabi yang sama yang kedatangannya telah dituliskan dalam kitab2 Kristen. Sang rahib mengatakan pada Abu Talib agar keponakannya jangan sampai jatuh ke tangan orang Yahudi, seakan meramalkan perlawanan yang akan dihadapi Muhammad dimasa depan dari kelompok Yahudi ini.
Diragukan apa pertemuan ini benar2 terjadi. Kalaupun iya, sang rahib pastilah mencoba mendorong agendanya sendiri, karena ia mempunyai misi untuk menyebarkan agamanya sendiri dan ia tertarik akan kepintaran dan rasa ingin tahu Muhammad, dan berusaha menarik Muhammad kedalam agamanya ini. Dia tahu bahwa subjeknya (Muhammad) adalah pendengar yang pasif, dan dia juga keponakan keluarga penjaga Kabah. Dia juga tahu bahwa jika dia berhasil menanamkan bibit ajarannya kedalam pikiran Muhammad, sang rahib dapat menyebarkan, melalui Muhammad, doktrinnya kepada orang2 Mekah, dengan begitu membuat misinya melakukan lompatan besar. Ini adalah sebuah motivasi yang bagus bagi Bahira untuk mengembangkan rasa ketertarikan Muhammad. Dia tidak perlu melihat benjolan besar (yang katanya tanda nabi) dipunggung Muhammad untuk yakin akan kemampuan anak tersebut..
Bersama pamannya Abu Talib, Muhammad kembali ke Mekah, pikirannya penuh dengan dongeng2 dan kisah2 agama yang dia dapat sepanjang perjalanan. Dia sangat terkesan dengan doktrin2 yg diajarkan oleh Rahib Bahira dari biara Nestorian, yang dikemudian hari akan sangat menolongnya dalam pembentukan pemikiran dan doktrin2 agamanya sendiri.
Dimasa remajanya Muhammad mendapat pekerjaan untuk membawa onta2 ke padang rumput. Dia lalu harus menghabiskan waktu sendirian, bagian terbesar dari harinya dihabiskan dipadang gersang diluar Mekah. Membiarkan onta2 menjelajahi padang mencari rumput2 diantara bebatuan, kita dapat membayangkan bagaimana seorang muda, sensitif dan pintar seperti Muhammad, harus menghabiskan waktu seperti itu. Lumrah bahwa kemalangan dan kesengsaraan menciptakan kepahitan dalam diri seseorang.
Kita bisa menduga bahwa ditengah2 frustasinya karena kesepian, dia mestilah bertanya pada dirinya sendiri kenapa dia ada didunia ini sebagai anak yatim, dan kenapa dia harus bekerja sebagai penggembala ditempat sesepi ini dalam umur semuda ini, ketika anak2 seumurnya menghabiskan waktu ditemani oleh orang tua tercinta mereka. Dia juga mesti bertanya kenapa ibunya memberikan dia pada orang yang tidak dia kenal, dan kenapa perlakuan padanya berbeda dibanding perlakuan pada anak2 lain.
Semua ini sangat menyakitkannya; rasa sakit ini menjadi penyebab utama semakin mendalamnya kebencian pada ibunya. Dia percaya jika dia tinggal bersama ibunya, ia tidak perlu menderita ejekan dirumah kakeknya dan pamannya. Dia menganggap ibunya bertanggung jawab atas semua penderitaannya. Kebenciannya kepada wanita makin bertambah ketika saudara2 wanita dirumah pamannya sering mengejek dan mempermainkannya. Mereka mungkin tidak membuat luka ditubuhnya, tapi mereka pasti menyakiti dia sangat dalam, hingga tidak dapat disembuhkan, secara emosional dan psikologikal.
Ketika dia menderita ditangan anggota keluarganya sendiri, tidak ada seorangpun anggota keluarga wanita yang menolongnya dari gangguan ini ataupun menghiburnya sesudahnya. Ia berjanji dalam hatinya untuk membalas semua perlakuan wanita ini suatu saat kelak. Dikemudian hari kebencian Muhammad pun terbukti, bagaimana ia memperlakukan budak wanita, dan bagaimana ia memperlakukan istri2nya.
Egonya, sensitifitas dan perasaannya sangat terluka, Muhammad tidak lagi bermain-main dengan anak2 lain diwaktu luangnya. Malah, dia merasa lebih nyaman bercakap2 dengan orang2 yang berhaji ke Mekah atau berdagang. Dia menikmati percakapan dalam hal2 religius. Dia juga mendapat kepuasan mendengarkan kisah2 religius dari mereka. Sangat sering, dia meminta mereka untuk bercerita tentang kisah2 Arab jaman dulu yang menarik minatnya. Kebanyakan kisah dan dongeng yang dia dengar dari mereka berfungsi sebagai penyembuh dari luka2 hatinya. Jika punya kesempatan, dia akan menceritakan kembali semua kisah2 itu pada para pendengarnya, yang pada gilirannya, membuat kisah itu bagian dari Quran !
Tidak banyak yang terjadi di masa muda Muhammad dan tidak ada hal yang dianggap penting dicatat oleh penulis kisah hidupnya. Dia dikabarkan adalah orang yang pemalu, pendiam dan tidak terlalu suka berhubungan sosial. Meskipun disayang dan dimanja pamannya, Muhammad tetap peka dengan statusnya sebagai anak yatim piatu. Kenangan masa kecil yang sepi dan tanpa kasih terus menghantui sepanjang hidupnya.
Tidak banyak informasi mengenai agama awal Muhammad. Dalam beberapa kisah diceritakan bahwa kakek Muhammad adalah seorang Hanif (monotheisme Ibrahim), namun sang paman Abu Talib adalah seorang penyembah berhala. Ibnu Ishaq menulis bahwa Muhammad biasa sembahyang seorang diri di Hira setiap tahun selama sebulan untuk melakukan 'tahnanuth' yang merupakan ibadah berhala. Menurut masyarakat Quraish, 'tahnanuth' berarti pengabdian agamawi.(Ibn Ishaq, Sirat, p.105)
‘Kami diberitahu bahwa Rasul Allah pernah menyinggung hal tentang al-‘Uzza dan katanya, “Aku telah mempersembahkan domba putih kepada al-‘Uzza, ketika aku masih menjadi pengikut agama masyarakatku.” (Hisham ibn al-Kalbi, Kitab al-Asnam, p.17)
Bukhari juga mencatat bahwa Muhammad muda memakan daging yang dipersembahkan pada berhala Mekah, hal yang dilarang dalam kepercayaan monotheisme seperti Yahudi dan Hanif. (Sahih Bukhari, 67:407, 58:169). Hal ini menunjukkan pada mulanya Muhammad adalah penyembah berhala (kafir), namun karena dorongan dari orang2 seperti Waraqah, Khadijah, dan Zaid bin Amr, akhirnya Muhammad menjadi seorang monotheisme.
Dimasa muda Muhammad, terdapat beberapa orang yang telah menentang budaya berhala yang ada di Mekah, dan berdakwah tentang tauhid atau monotheisme. Salah satunya adalah, Zayd bin Amr. Ia adalah seorang penyembah berhala kemudian murtad menjadi seorang Hanif (Agama Ibrahim). Zayd dengan keras menentang polytheisme, karenanya ia kemudian diasingkan oleh orang2 Mekah. Selama masa pengasingan ini, ia sering bertemu Muhammad didekat Gua Hira. Zayd belajar agama hingga ke Syria. Dikemudian hari Muhammad bercerita tentang Zaid ini; “Aku telah melihat dia di surga menggambar baju2nya.” Perkataan ini membuktikan bahwa ia begitu terkesan terhadap ajaran monotheisme yang diajarkan oleh Zaid tersebut. (Ibn Sa'd, vol.i, p.185)
Tahun2 berlalu. Muhammad muda tetap saja suka menyendiri dan lebih memilih hidup di dunianya sendiri, bahkan jauh dari orang2 yang dikenalnya. Bukhari menulis bahwa Muhammad “lebih pemalu daripada perawan wanita bercadar.” Dia tetap saja begitu seumur hidupnya, tidak percaya diri dan pemalu. Dia berusaha mengatasinya dengan membesarkan, menyombongkan dan memuja2 diri sendiri.
DREphantom15- Jumlah posting : 161
Join date : 11.06.11
Re: MASA KECIL MUHAMMAD
BELAJAR AGAMA DARI WARAQAH
Diumur 25 tahun, Abu Talib mencarikan pekerjaan untuk Muhammad sebagai agen perdagangan di sebuah perusahaan milik wanita pedagang kaya yang juga masih saudara jauh, bernama Khadijah. Wanita tersebut telah dua kali menikah. Suami terakhirnya, seorang pedagang kaya raya, yang baru2 ini meninggal dan janda tersebut perlu menyewa tenaga untuk mengurus usaha dagangnya yang besar.
Khadijah memiliki sepupu bernama Waraqah ibn Nawfal. Waraqah, Khadijah, dan Muhammad, ketiganya berasal dari klan Quraish. Waraqah, putera dari Nawfal, putera Assad, putera Abdul ‘Uzzah, putera Qussayy. Khadijah, adalah puteri Khuwaylid, putera Assad, putera Abdul ‘Uzzah, juga putera Qussayy. Khadijah menjadi isteri pertama Muhammad, putera Abdullah, putera Abdul Muttalib, putera Hashim, putera Abd Manaf, putera Qussayy.
PERLU DIKETAHUI, BAHWA KETIGA ORANG INILAH YANG MENJADI DASAR ISLAM, TANPA ADANYA WARAQAH DAN KHADIJAH, ALIRAN ISLAM YANG DIBAWA MUHAMMAD TAK AKAN MUNCUL DIDUNIA INI.
Pada waktu yang sudah dijanjikan, Muhammad mendatangi Khadijah. Wanita tersebut melihat anak muda berumur 25 th berdiri dihadapannya. Ukuran tubuh sedang, hampir ramping, dengan kepala besar, bahu lebar dan tubuh proporsional. Rambut dan jenggotnya tebal dan hitam, tidak lurus tapi sedikit ikal. Panjang rambutnya hingga keleher, dan jenggotnya juga. Dia punya dahi yang bagus dan mata yang lebar, dengan bulu mata dan alis yang panjang melengkung meski tidak menyatu. Matanya coklat atau coklat muda. Hidungnya bengkok dan mulutnya lebar. Meski jenggotnya dibiarkan tumbuh, tapi kumisnya tidak menutupi mulutnya. Kulitnya putih tapi kecoklatan karena sinar matahari (Perincian ini diambil dari buku Martin Ling: Muhammad, hal 35).
Suaranya bagaikan sentuhan musik dan kalimat2 yang diucapkan mempunyai nada seperti puisi2 terkenal Arabia ciptaan Labid. Pada permukaan kelihatannya bahwa Muhammad punya pribadi yang memikat yang membuat wanita berkuasa ini terpukau. Khadijah sangat terkesan dan akhirnya dia menyewa pemuda tersebut untuk menjalankan misi dagangnya.
Khadijah berumur 40 tahun, dewasa dan berpengalaman. Dia anak perempuan favorit dari ayahnya Khuwaylid. Malah Khuwaylid bergantung padanya, melebihi ketergantungan terhadap anak laki-lakinya. Khadijah adalah “anak sang ayah.” Dia rindu akan pasangan yang dapat memberi semua hal yang dia rindukan sejak suami terakhirnya meninggal. Dia telah menolak tawaran orang2 kuat di Mekah, akhirnya pilihan jatuh pada Muhammad. Daun muda yang juga adalah pelayannya.
Meski hatinya rindu akan kemudaan yang segar dan menarik, tapi dia menahan diri sebelum mengambil langkah2 untuk memenuhi hasratnya tersebut. Dia harus mengatasi tradisi Arab Kuno dan keluarganya sendiri yang menghalangi wanita seumurnya untuk menikah. Ia khususnya mengkhawatirkan pamannya, Amr ibn Asaad, yang tanpa persetujuannya mustahil baginya untuk menikah dengan pria idamannya. (Ayah Khadijah, Khuwaylid, telah tewas dalam peperangan) Dia perlu membuat sebuah situasi yang bukan hanya dapat membuat pria idamannya kelihatan spesial, tapi juga dapat membuat pamannya mengijinkan pernikahan dengan pemuda idamannya.
Segera sebuah kesempatan datang bagi Khadijah untuk dipergunakan. Satu siang, dia sedang diluar rumahnya bersama para pembantu, mengawasi kedatangan karavan Muhammad. Begitu hampir dekat, sekelompok awan muncul di cakrawala, menghalangi sinar matahari. Melihat kesempatan ini, dia berteriak pada pembantunya: “Lihatlah! Itu Allah tercinta yang mengirim dua malaikat untuk menjaganya!”
Para pembantunya memfokuskan mata dan mencoba melihat sejauh mereka mampu, berusaha mencari malaikat2 itu, tapi tidak melihat apa2. Karena telah tahu akan hasrat majikan mereka pada Muhammad, mereka ikut2an, dan berteriak keras2 mengikuti majikannya. Tujuan ini adalah untuk menaikan derajat Muhammad, apa yang dilakukan Khadijah, seakan-akan Muhammad disertai Malaikat, juga untuk memperingatkan pamannya akan balasan dari surga jika dia menolak lamaran Muhammad untuk menikahi keponakannya.
Khadijah juga tidak mau buang2 waktu dan menawarkan dirinya kepada Muhammad melalui budak kepercayaannya, Maisara. Muhammad memang sedang menunggu2 mukjijat, dan ketika dia mendapat tawaran ini, dia menerimanya langsung. Kini, menurut tradisi Arab, ia tinggal membuat lamaran resmi pada pamannya Khadijah, Amr ibn Assad yang bertindak sebagai pelindungnya.
Mengikuti tradisi mereka, Abu Taleb dan Hamzah, dua paman Muhammad, menemani keponakan mereka ke rumah Khadijah, dimana Khadijah diam2 membuat pesta. Khadijah, kelihatannya belum memberitakan ini pada pamannya; dia sengaja membuat pamannya tidak sadar akan maksud perayaan ini. Setelah semua hadir, Muhammad meminta ijin Ibn Assad untuk menikahi keponakannya (Khaidjah). Mendengar ini, si orang tua murka dan menolaknya. Dia menjelaskan bahwa semuanya tidak cocok: umur Muhammad, fakta bahwa dia itu anak buahnya dan, diatas itu semua, dia tidak punya cukup uang untuk menikahi Khadijah yang kaya raya. Dalam pikirannya, perkawinan ini hanya akan mengurangi kekayaan Khadijah, bukannya menjaganya dalam keluarga. Kejadian2 berikutnya membuktikan bahwa perkataan orang tua ini benar.
Khadijah sudah mempersiapkan diri akan reaksi pamannya ini. Dia terus menerus mengisi gelas anggur pamannya hingga mabuk. Setelah pamannya mabuk, Khadijah memberi tanda dan Abu Taleb langsung pidato, menerangkan kehebatan2 keponakannya, Muhammad, setelah itu Khadijah sendiri juga memberikan pidato, menerangkan bagaimana para malaikat telah melindungi dia dari panas matahari dan juga membesar2kan semua perbuatan2 Muhammad baginya dan keluarganya. Akhirnya, dia mendesak pamannya untuk mengakui kebaikan2 Muhammad, dan untuk menerimanya sebagai menantu.
Setelah Khadijah pidato, semua yang hadir meminta Amr ibn Assad untuk menjawab. Sebelum dia sadar apa yang terjadi, dia telah membuat pidato yang isinya menyetujui pernikahan itu. Waraqah ibn Nofal juga menjawab; dan Muhammad langsung mengenakan hadiah jubah pada sang orang tua, yang menurut tradisi Arab, calon menantu harus memberi jubah pada calon mertua saat pernikahan. Khadijah langsung menandatangani kontrak pernikahannya sebelum sebelum pamannya sadar bahwa dia telah ditipu dan menyatakan pernikahan ini sah. Pernikahan ini dikatakan terjadi pada 595 M ketika Muhammad berumur 25 dan pengantin perempuannya 40 tahun.
Mengenai pernikahan tersebut Tabari menulis: “Khadijah mengirim pesan pada Muhammad, mengundangnya untuk mengambil dia. Dia memanggil pamannya untuk datang kerumahnya, memberinya arak hingga mabuk, memberi parfum, memakaikan pakaian pesta padanya dan lalu memotong seekor sapi. Lalu dia undang Muhammad dan pamannya. Ketika mereka datang, pamannya menikahkan Muhammad dengannya. Ketika dia sadar dari mabuknya, dia berkata “daging apa ini, parfum ini dan pakaian ini?” Dia menjawab, “kau telah menikahkanku pada Muhammad bin Abdullah”. “Aku tidak melakukan itu,” katanya. “Akankah kulakukan ini ketika orang2 terhebat di Mekah memintamu dan aku tidak setuju, kenapa aku berikan kau pada seorang gelandangan? ” (Persian Tabari v. 3 p.832)
Pihak Muhammad menjawab dengan marah bahwa persekutuan ini telah diatur oleh anak perempuannya sendiri. Orang tua itu marah dan menarik pedang dan kerabat Muhammad juga menarik pedang mereka. Darah akan mengalir jika saja Khadijah tidak menyatakan cintanya pada Muhammad agar diketahui banyak orang dan mengaku telah mengatur semua ini. Amr ibn Asaad lalu menenangkan diri, sampai akhirnya dia menyerah telah di bohongi dan rekonsiliasipun terjadi.
Khadijah adalah seorang wanita berhasil dan pesolek. Dia telah menolak lamaran dari banyak orang Quraish yang kaya dan terkenal. Bagaimana orang menjelaskan seorang wanita yang kelihatan sukses dan berpikiran sehat mendadak jatuh cinta pada anak muda miskin yang 15 tahun lebih muda? Kelakuan aneh ini mengungkapkan adanya kelainan pribadi dalam diri Khadijah.
Muhammad butuh dukungan finansial dan emosional. Baginya, pernikahan dengan Khadijah merupakan untung besar. Dari Khadijah, dia bisa mendapatkan kasih sayang keibuan yang tidak didapatkannya sejak kecil, dan juga jaminan keuangan sehingga dia tidak perlu bekerja lagi. Khadijah dengan senang hati memenuhi segala keperluan suaminya. Dia merasa bahagia dengan memberi, mengasuh, dan mengorbankan diri bagi Muhammad.
Kejadian seputar perkawinan Muhammad-Khadijah ini layak mendapat perhatian khusus, bukan hanya karena ini sebuah batu loncatan bagi calon 'nabi' ini, tapi juga karena menggambarkan posisi yang dipegang wanita yang menjalankan bisnisnya. Khadijahlah, bukan calon suaminya, yang pertama minta dinikahi. Selain Khadijah, kita juga tahu bahwa ada wanita2 lain dijaman sebelum islam yang bukan hanya berperan dalam urusan2 dagang dll di Mekah disisi laki2 mereka, mereka juga berpartisipasi dalam perdagangan TANPA dicampuri oleh para laki2. Mereka, sering menggunakan pengaruh yang besar sebagai nabi2 wanita atau penulis2 puisi.
Fakta sejarah diatas menunjukkan luasnya kebebasan wanita Arab yg dinikmati sebelum munculnya Islam dan mementahkan klaim Doktor2 Muslim yang berkata bahwa Islamlah, yang memberi mereka kebebasan yang telah mereka nikmati dalam dunia modern kita. Kenyataannya, ini jelas bertentangan dengan fakta. Yang benar, Islam, telah merampas kebebasan2 wanita sebelumnya dan membuat mereka budak dibawah tindakan dan keinginan laki2 mereka.
Peran Waraqah ibn Naufal juga tidak bisa dihilangkan dalam pernikahan Khadijah-Muhammad ini. Waraqah adalah pemeluk agama Musa (Yahudi) sebelum kemudian beralih ke Nosrania (Ibn Hisham, Sirah, Vol 1, hl 203). Ia mengikuti monotheisme Musa dan Yesus, yaitu didasarkan Taurat dan Injil. Quran berkali2 menyebut para pengikut monotheis Musa dan Yesus ini "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikit pun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu"..’ (QS 5:68)
(Gambar disamping adalah gambar Pendeta Nestorian, seperti inilah kemungkinan rupa Waraqah )
Nosrania / Nestorian adalah sebuah sekte yang berasal dari Kristen Ortodoks. Kepercayaan Waraqah yang menolak ke-ilahian Yesus ini adalah kepercayaan yang dianggap menyeleweng dari kepercayaan Kristen ortodoks. Yesus baginya hanyalah seorang nabi, yang menuntaskan hukum Musa. Ia juga membantah kematian Yesus di tiang salib dan kebangkitannya sepeti yang ditulis dalam ke empat Injil kaum ortodoks. Kepercayaan ini sama dengan kepercayaan sekte Nazareth terkenal yang dinamakan EBIONISME.
Itulah sebabnya Muhammad dalam Quran menyebut orang Kristen sebagai NASRANI, para pengikut Nestorian.
Data2 sejarah menunjukkan bahwa dalam areal Hijaz Arab pusat ini, terdapat sejumlah kelompok Arab yang memeluk agama Nosrania. Bahkan beberapa anggota clan Quraysh. Yang paling menyolok adalah putera Qussayy, Abdul Uzzah. Sejarawan Al Ya’qubi menulis: ‘Diantara para Arab yang memeluk Nosrania adalah sekelompok Quraysh, dari Banu Assad, putera Abdul Uzzah dan Waraqah, putera Nawfal, putera Assad.’ (Al-Yaqubi, Tarikh, Vol 1, hl 257)
Al Ya’qubi juga menuliskan kepercayaan non-Kristen Mekah.
‘… Arab dibagi atas 2 kelompok: al-Hum (yang taat) dan al-Hillah (yang tidak peduli). Kelompok Qurasy termasuk kelompok yang pertama (hl 256). Dan tentang praktek agama mereka, Al Yaqubi menjelaskan: ‘Mereka percaya pada nabi Ibrahim (Al-Hanif), mengadakan hijrah, menghormati bulan suci … menghukum tindak kriminal. Mereka selalu berlaku seakan mereka tuan rumah di tempat2 ini.’ (hl 254)
Sejarawan lain, Al-Azraqi mempelajari bukti2 tentang adanya gereja2 Nosrania
Quraysh dengan memperhatikan penggalian arkeologis. ‘Mereka memasang di Kabah gambar2 para nabi, pohon2 dan malaikat. Anda bisa melihat gambar2 Ibrahim, Yesus dan malaikat2 di Kabah. Setelah penaklukan Mekah tahun 632 M, Muhammad memasuki daerah keramat dalam Kabah itu, memerintahkan diambilnya air dari sumber Zamzam. Ia kemudian meminta selembar kain kasar dan memerintahkan agar kain tersebut dibasahi untuk menghilangkan semua gambar. Namun, Muhammad menaruh tangannya pada gambar2 Yesus dan mengatakan ‘Hapuskan semuanya kecuali gambar2 dibawah tangan saya.’’ (Al-Azraqi, Akhbar Makkah, Vol 1, hl 165).
Al Isfahani, sejarawan Arab merujuk pada Waraqah sebagai ‘al Qiss’, jabatan bagi orang suci /pendeta Kristen. Katanya, ‘Al Qiss Waraqah adalah salah seorang yang menolak penyembahan berhala dalam periode jahilyah. Ia mencari agama suci, membaca buku2 suci dan abstain dari memakan daging berhala. Ibn Sa’ad, menyebut ‘Al Qiss Waraqah adalah salah seorang yg menolak penyembahan berhala dan daging tertentu – daging hewan yang dicekik dan darah hewan.’ (Tabaqat, hl 162)
Waraqah juga dianggap ahli tafsir kitab2 suci, guru dan penerjemah kitab suci kedalam bahasa Arab. Ia menjelaskan isi kitab2 suci, ajarannya dan mempraktekkan kewajibannya.
BUKTI WARAQAH MENERJEMAHKAN INJIL KEDALAM BAHASA ARAB:
‘Pendeta/Biarawan Waraqah menulis kitab Ibrani. Ia menulis dari Injil Ibrani apa yang diinginkan Tuhan.’ (Sahih Bukhari 1:3)
‘Pendeta Waraqah menulis buku Arab. Ia menulis dari Injil kedalam bahasa Arab apa yang diinginkan Tuhan.’ (Sahih Muslim 301)
‘Waraqah mengganti agamanya kepada Nosrania pada jaman jahilyah. Ia menulis buku Ibrani apa yang ia ingin tulis.’ (Abu al Faraj al Isfahani, ‘Kitab al Afghani,’ Vol III, p 114)
Quran tidak pernah merujuk pada Injil dalam bentuk jamak karena Waraqah hanya mengenal satu Injil, yaitu Injil Ibrani (INJIL MATIUS), satu2nya Injil yang diterjemahkan Waraqah kedalam bahasa Arab. Inilah Injil yang digunakan kaum Ebionis.
Al Qiss Waraqah, sebagai pemimpin Gereja Nosrania di Mekah, harus menjelaskan Injil kepada pengikutnya yang kebanyakan tidak tahu menahu tentang masalah spiritual. Inilah yang membuatnya menerjemahkan Injil Ibrani kedalam bahasa Arab yang jelas dan mudah dimengerti. Salah satu muridnya adalah MUHAMMAD BIN ABDULLAH, sepupunya, suami Khadijah.
Hubungan keduanya memang dekat. Waraqah-lah yang menikahkan Muhammad dengan Khadijah. Ia mengajarkannya berdoa dan semedi di Bukit Hira. Ia mengumumkan ramalannya tentang Muhammad kepada sesama Arab di Mekah. Bahkan setelah kematian Waraqah, kata Bukhari, ‘PERSEDIAAN WAHYU BAGI MUHAMMAD MENGERING’ (Bukhari 1:3, 60:478) Komentar Muhammad sendiri tentang Waraqah : ‘Saya melihatnya di pusat Surga. Ia mengenakan kain putih.’ (Nasrani bukan Islam masuk surga???)
Apa agama Waraqah saat wafat ? Muslim atau Kristen Sektarian (Nosrania) ?
Ibn al Abbas : ‘Ia mati sesuai dengan kepercayaan Nazarethnya.’
Ibn al Yaouzi : ‘Ia mati dan dikubur di al Houjoun. Ia bukan Muslim.’
(Al-Yaqubi, Tarikh, Vol 1, hl 257)
Al Houjoun adalah kuburan para pemercaya satu Tuhan (Al-Hanif) dari suku Quraisy. Abdul Muttalib, kakek Muhamad dan orang tuanya juga dikubur disana.
Para penulis Sirat Rasulullah, anehnya, tidak memberikan banyak fakta tentang Waraqah, kecuali asalnya dari suku Quraysh, kepemimpinannya dan misi aktifnya di Mekah. Ini aneh karena Quran sendiri yang menegaskan eksistensi mereka. Malah, kebanyakan ajaran Quran tidak bisa dimengerti jika ajaran Injil Ibrani tidak dikenal. Juga, sangat sulit untuk mengerti sejarah nabi2 Perjanjian Lama atau ajaran taurat dan Injil, seperti yang dijabarkan dalam Quran, kalau mereka tidak ditemukan dalam kerangka dasarnya. Cerita Johanes Pembaptis, putera Zakariah, pengumuman para malaikat akan kelahiran Yohanes dan Yesus, mukjizat2 Yesus serta pesan2nya dalam Injil.
Status Waraqah harus ditekankan dalam pernikahan Muhammad-Khadijah. Al Qiss Waraqah adalah salah satu diantara para ketua dan petinggi masyarakat Mekah. Ia menegaskan statusnya dalam perkawinan itu ketika menyatakan: ‘Kami para pemimpin dan ketua para Arab …’ Saudara2 Arabnya menganggapnya sebagai pemimpin spiritual dan manajer masyarakat Nosrania.
Kedua, disebutkan bahwa Waraqah-lah yang mensahkan kontrak perkawinan ini. Ia adalah ulama utama, yang atas nama Tuhan menetapkan kontrak yang hanya bisa dibatalkan oleh kematian salah seorang dari pasangan perkawinan itu, sesuai dengan ajaran Injil versi Ebionis. Sebagai pendeta Kristen Nosrania, ia mensahkan penyatuan kedua sepupunya, Muhammad dan Khadijah. Kontrak inilah salah satu alasan mengapa Muhammad tidak berpoligami saat Khadijah masih hidup.
Ketiga, harapan Waraqah akan perkawinan ini adalah bagi kaumnya. Apakah ia hanya memberikan perlindungan dan kemapanan material bagi Muhammad yang miskin dan yatim piatu itu atau apakah ia juga ingin mempersiapkan Muhammad sebagai PENERUSnya, sebagai pemimpin (religius) Nosrania dan kepala kaum Quraysh ?
Keempat, partisipasi paman Muhammad, Abu Talib dalam rencana pendeta itu harus dicatat. ‘Saya bersumpah demi Tuhan, setelah perkawinan ini keponakan saya ini akan mendapatkan wahyu besar dan akan memulai peran bahaya.’ Bagaimana Abu Talib mengetahui peran masa depan keponakannya itu? Bahkan seberapapun besar cinta Khadijah pada Muhammad, tanpa pengaturan seorang anggota Quraysh yang berpengaruh dan berkuasa, mungkinkah ia akan menikahi Muhammad? Mungkinkah orang itu Waraqah? Memang, tanpa Waraqah dan Khadijah, Muhammad tidak akan berarti apa2.
Waraqah kemudian mengajarkan segala pengalamannya kepada Muhammad guna persiapan masa depan. Langkah pertama adalah isolasi ke Bukit Hira. Disitu ia akan mengasah kemampuannya bersemedi. Kakeknya sendiri sering bertapa ke daerah itu untuk tujuan spiritual. Waraqah dan Muhammad mencari kesepian di sebuah goa di daerah itu dan setiap sekali setahun menghabiskan waktu satu bulan untuk semedi, selama bulan puasa selama periode 15 tahun. Dalam goa Khalwah ini, Waraqah menurunkan pengetahuannya kepada Muhammad.
Ibu angkat Muhammad, Halimah melaporkan: ‘Dalam masa pertumbuhannya, Muhammad kadang keluar dengan teman2nya. Begitu mereka mulai bermain, ia meninggalkannya dan pergi ke tempat terkucil. Bagi Muhammad, pengalaman ini membebaskan jiwanya dari keramaian dunia dan memilih kehidupan yang dekat dengan Tuhan… tidak ada yang lebih penting baginya ketimbang menyendiri dan bersemedi pada Tuhan. Ia biasanya pergi ke Bukti Hira dan mempraktekkan semedi pagi dan malam hari.’
Namun Muhammad tidak mungkin melakukan ini kalau ia tidak dibimbing orang2 yang berpengalaman. Kakeknya, Abdul Muttalib dan pendeta Waraqah, adalah beberapa orang diantaranya. Muhammad mengadopsi contoh mereka untuk mempersiapkan mentalnya bagi misinya.
Ibn Hisham mencatat pernyataan al Yaqubi tentang goa Khalwah; ‘Rasulullah memasuki bukit Hira selama satu bulan sekali setahun begitu juga anggota2 Quraysh lainnya.’
Biografer lainnya menyebutkan: ‘Setelah akhir bulan (bersemedi) itu, ia kembali ke Kabah sebelum pulang. Ia melingkarinya sebanyak TUJUH KALI dan lalu berjalan pulang.’
Pengajar2 kompeten seperti Waraqah memberi instruksi kepada Muhammad. ‘Sebelum tibanya ramalan, Muhammad melakukan praktek agama sesuai dengan hukum Ibrahim dan Musa atau tradisi2 yang ada waktu itu.’
Sirah yg sama mengatakan: ‘Muhammad mempraktekkan puasa seperti Musa dan Elijah di Bukit Horeb (Exodus 3:1) dan seperti Yesus dan bapak2 Kristen pertama di gurun2 di Palestina.
Praktek puasa bulan Ramadhan juga merupakan tradisi pra-islam. Ini adalah bulan puasa dan doa2 khusus. Seperti disebutkan dalam Quran, ‘Wahai kalian yang beriman! Puasa ditentukan bagimu seperti yang diperintahkan kepada mereka yang datang sebelummu.’ (QS 2:183)
Selama bertahun2, Muhammad dan Waraqah bersama2 bekerja keras. Injil Matius yang diterjemahkan sang pendeta dari bahasa Ibrani kedalam bahasa Arab juga dipelajari Muhammad. Muhammad kagum bukan hanya dengan pesan Injil Yahudi, tetapi juga dengan kerja keras sepupunya, sang pendeta, dalam menerjemahkan kitab suci itu. Quran sendiri menunjukkan bahwa terjemahan Waraqah memperkenalkan Muhammad pada perbendaharaan kata2 suci. Untuk mempelajari lebih lanjut hal ini, kita harus menghilangkan sangkaan bahwa Muhammad buta huruf (tidak dapat membaca danm menulis).
Lihat topik selengkapnya: MUHAMMAD TIDAK BUTA HURUF
Kepercayaan kuat bahwa Muhammad buta huruf melawan segala bukti yang ada: Ekspresi Quran ‘nabi buta huruf’ bukan berarti ia tidak bisa baca tulis. Penting disini untuk mengetahui apa yang diketahui Muhammad dan apa yang tidak diketahuinya. Yang diketahuinya adalah membaca/menulis yang sudah diajarkan padanya sejak kanak2. Bukti melek aksaranya sudah nampak dalam Quran dan buku2 lain. Apa yang TIDAK ia ketahui dan ingin dipelajarinya adalah ilmu kitab suci yang diwahyukan, yaitu ilmu spiritualitas dan hukum2. Ia akan mendapatkan ilmu ini dari seseorang yang sudah memilikinya.
1) orang ‘buta huruf’ menurut Quran adalah seseorang yang tidak memiliki kitab suci. Yahudi, keturunan Ishak, putera Ibrahim adalah kaum Ahlul Kitab. Sementara Arab, keturunan Ismael, putera Ibrahim BELUM memiliki Alkitab. Inilah yang dimaksudkan dengan ‘buta huruf’ di jaman Arab pra-Islam.
Quran membuat perbandingan ini : ‘Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam?’ (QS 3:20) Ini menunjukkan keinginan para ‘buta huruf’ untuk mempelajari kitab suci.
‘Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka’ (QS 2:78)
Muhammad menunjukkan kebanggaannya karena Tuhan memilihnya dari antara orang2 yang tidak memiliki kitab suci itu. ‘Allah mengirimkan rasul dari antara mereka.’ (QS 7:63)
Jadi keadaan ‘buta huruf’ ini lebih menunjuk kepada status sosial, ketimbang pada kemampuan baca tulis. Ayat2 berikut menunjukkan bahwa Muhammad percaya bahwa ia datang dari latar belakang ‘buta huruf’ ini. ‘orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang umi …’ (QS 7:157) dan ‘maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang umi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya’ (QS 7:158).
Jadi, kaum ‘buta huruf’ adalah bangsa Arab, keturunan Ismael, yang tidak memiliki kitab suci, sementara Ahlul Kitab, adalah keturunan Ishak, yang memiliki kitab suci.
2) Malaikat Jibril menyuruh Muhammad membaca dalam ayat pembuka Surah 96:
‘BACA ('Ikrar'), dalam nama Allahmu, yang menciptakan manusia dari segumpal darah… BACA ! Karena Allahmu maha pemurah, Ia yang mengajarkanmu cara penggunaan pena dan mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.’ (1-6)
Para ilmuwan Muslim setuju bahwa ini surah pertama yang turun pada Muhammad. Mereka juga bersikeras bahwa Jibril membawa buku di tangannya untuk ditunjukkan kepada Muhammad. Jika Muhammad tidak dapat membaca, maka mengapa ayat Quran ini memerintahkan nabi untuk ‘BACA’ ?
3) Muhammad mendapatkan kemampuan ilmu2 alam termasuk kemampuan membacanya dari Abu Talib. Ibn Sa’d mengomentari hubungan dekat paman dengan keponakannya. ‘Ia mencintainya lebih dari pada anak2nya sendiri. Ketika Muhammad keluar rumah, pamannya akan menemaninya. Abu Talib memberikan cinta besar kepadanya dan menyisakan bagi Muhammad makanan yang paling baik.’
Ini jelas berarti bahwa sang paman memberikan pendidikan kepada keponakannya yang yatim piatu itu sama dengan apa yang didapatkan puteranya sendiri, Ali. Sepupu Muhammad ini, menulis karyanya berjudul Nahj al Balaghah (The Path of Eloquence). Jadi tidak mungkin Abu Talib mengecualikan keponakannya dari apa yang didapatkan anaknya sendiri.
Ilmu Ilahi yang diberikan Waraqah kepada Muhammad adalah ilmu Kitab Suci. Mereka bersama2 belajar Midrash, Talmud, Taurat dan Injil Matius, empat kitab yang nantinya menjadi dasar penulisan Quran. Dalam uraian yang akan datang kita akan mengetahui bahwa Quran adalah hasil modifikasi dari keempat kitab tersebut.
Muhammad mempelajari Injil Ibrani (Injil Matius) dengan Waraqah. Kitab ini adalah hasil terjemahan kedalam bahasa Arab oleh Waraqah, dimaksudkan agar dapat menyelesaikan perselisihan.
‘Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami (nya).’ (QS 43:3)
Dengan pengetahuan ini, Muhammad dan pengikutnya akan membantu bangsa Arab yang bermasalah dengan hukum pidana. Orang2 ini tidak bisa dihakimi ataupun dibela karena mereka tidak memiliki kitab suci. ‘Apakah kami akan memberlakukan Muslim seperti orang yang berdosa? Ada apa denganmu? Bagaimana kalian menghakimi? Atau apakah kalian memiliki sebuah buku yang kalian pelajari? Itu kalian akan miliki …’ (QS 68:35-39)
Jadi Muhammad mempelajari kitab suci yang ditawarkan Waraqah. Ia akan menggunakan pengetahuannya ini untuk menjelaskan arti2nya kepada saudara2 Arabnya. Dengan itu ia dapat menyatakan dengan yakin ‘kepada orang yang membahas Tuhan, tanpa ilmu, tanpa pengarahan dan tanpa buku pengarahan yang mapan.’ (QS 31:20,22)
Bukti ini menunjukkan bawha Muhammad mampu membaca dan memiliki ilmu Ilahi. Jadi kalau Quran merujuk kepada ‘ilmu yang tidak diketahui manusia’ ini berarti ilmu tentang kitab2 suci yang sudah diturunkan terdahulu.
Saat Muhammad mengalami keraguan atas wahyu Allah, ia diperintahkan agar bertanya kepada Ahlul Kitab.
‘Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,’ (QS 16:43)
Dan salah satunya yang membaca kitab dan memiliki pengetahuan yang datang sebelumnya adalah Al Qiss Waraqah.
‘Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.’ (QS 21:7)
‘Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka..’ (QS 6:90)
‘Dan di antara kaum Musa itu terdapat suatu umat yang memberi petunjuk (kepada manusia) dengan hak dan dengan yang hak itulah mereka menjalankan keadilan.’ (QS 7:159)
’Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan hak, dan dengan yang hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan.’ (QS 7:181)
Terbukti bahwa Muhammad merupakan bagian dari rencana Waraqah. Khadijah, wanita mapan & beruntung itu menyediakan fasilitas yang diperlukan Muhammad dalam misinya dalam bentuk uang, kehormatan dan cinta. (Muhammad bisa pergi dari rumah, belajar, berkotbah, bertapa selama berbulan2 lamanya tanpa mengkhawatirkan keuangan keluarga.)
Kesemuanya ini diatur Waraqah dan diwujudkan oleh Khadijah. Wanita Arab ini menjadi penghubung antara Waraqah dan Muhammad. Sering dikatakan, ‘Khadijah mengeksekusi semua hal sesuai dengan nasehat Waraqah.’
Waraqah, Khadijah dan Abu Talib memainkan peranan penting dalam hidup dan misi Muhammad. Setelah kematian mereka sekitar th 619, Muhammad merasakan kehilangan hubungan intim dan dukungan emosional. Dengan kematian Waraqah, ‘persediaan wahyu mengering.’ Dengan kematian Khadijah, ‘cobaan semakin meningkat dalam kehidupan Muhammad. Setelah kematian Abu Talib, ‘klan Quraysh mencoba melukai Rasulullah.’ Muhammad kehilangan TRINITAS nya.
Apa sebenarnya maksud sang pendeta Kristen sekte Nosrania tersebut? Apa yang diinginkannya dari Muhammad? Kenabian Muhammad atau kepentingannya sendiri ?
Setelah para kolektor Quran mulai meremehkan peran sang pendeta, mereka terdorong oleh tradisi oral yang lebih mementingkan aspek hukumnya, ketimbang bukti2 sejarah. Para kolektor ini menerima sedikit informasi atas peran sang pendeta dalam kenabian Muhammad. Mereka ini juga tidak mempertanyakan bagaimana otoritas religius (al-Qussussiyyah) ditransmisikan oleh sekte Nosrania kepada mereka yang mengikuti Islam.
Namun karena banyak keraguan bahwa Muhammad benar2 seorang nabi, para kolektor ini mencari tanda2 yang mereka lacak ke hari2 pertama Adam. Mereka terus mencari tanda2 dengan mengatakan bahwa rabbi, pendeta, tukang sihir, JIN, SETAN, hewan, berhala, pohon dan batu mendukung pesan nabi. Mereka bersikeras bahwa nama Muhammad ditemukan dalam Taurat dan Injil. Pada saat yang sama mereka mengesampingkan al Qiss Waraqah yang sebenarnya adalah orang yang pertama2 menyatakannya sebagai nabi disamping Khadijah.
Ini peristiwa saat Muhammad mendapatkan wahyu pertamanya, kemudian Waraqah menyatakan Muhammad sebagai seorang nabi:
Satu aliran Islam menulis, di suatu malam dibulan Ramadhan ditahun 610 M, saat berumur 40 tahun, ketika dia bersemedi di gua Hira, malaikat Jibril muncul didepannya “dalam bentuk manusia yang sangat menyilaukan” (R.V.C. Bodley, op. cit. hal 56) dan memerintahkannya untuk “membaca dalam nama tuhanmu” (QS 96:1).
(Gambar disamping adalah gambar Gua Hira, mungkinkah Malaikat menemui Muhammad disaat bertapa tempat seperti ini? )
Muhammad kemudian protes bahwa dia tidak mengerti apa yang dimaksudkan Jibril tersebut. Hadits yang diceritakan istri mudanya, Aisha, menceritakan bahwa Jibril menekan dada Muhammad sebanyak tiga kali (Martin Lings, op.cit hal 43) dengan maksud untuk membuatnya mengikuti perintah. Mendadak, dia merasa dipenuhi sinar pengertian, dan dia membaca lima ayat pertama dari Surat yang disebut Iqraa (Surat 96), ditulis dalam sebuah spanduk / bendera yang tergantung diujung langit. Ketika selesai, sang utusan surga berkata, “Oh, Muhammd, sebenarnya kau adalah nabi tuhan dan aku adalah malaikatnya Jibril!”
Penuh ketakutan, Muhammad lari kerumah. Khadijah menenangkan dan menyelimutinya. Setelah beberapa waktu, malaikat Jibril muncul dirumahnya dan memerintahkan dia utk “Bangun dan berilah peringatan, Hai orang yang berselimut!” Menurut hadis Hadhrat Zubair, Surat Muddaththir (Surat 74) adalah Surat pertama yang diturunkan pada Muhammad dan bukan surat Iqraa (Surat 96), seperti yang dipercaya banyak muslim.
Khadijah kemudian memanggil Waraqah. Katanya ‘Sepupuku, dengarkan apa yang dikatakan keponakanmu!’
‘Keponakan tersayang! Apa yang kau lihat?’ tanya Waraqah. Saat Muhammad selesai berbicara, sang pendeta bertanya kepadanya dan mengulangi peringatan2 sebelumnya. Dia lalu menyatakan bahwa apa yang dikatakan Muhammad bukan saja benar tapi Muhammad juga adalah nabi yang kedatangannya telah dituliskan oleh kitab agama2 lain. Waraqah juga mengatakan, ‘Ah! Seandainya saya masih muda dan dapat menyaksikan saat dimulainya misi ini !’ (Sahih Bukhari 1:3). Meski ia mendukung Muhammad, Waraqah tidak pernah memeluk islam dan mati sebagai Kristen Nosrania. Mengapa?
Nampaknya maksud Waraqah agak berbeda terhadap Muhammad. Tujuan Waraqah sebenarnya adalah untuk mengumumkan bahwa Muhammad menjadi penerusnya (sebagai pendeta Nestorian!) untuk menjadi kepala masyarakat Nosrania di Mekah.
Muhammad mengerti tugasnya dan apa yang diharapkan darinya. Ia mulai mengkotbah dan memperingatkan orang tentang hal2 yang tidak mereka ketahui dalam Kitab Suci. Ia menunjukan kepada mereka jalan yang benar dan agama yang sah. Ia membacakan mereka teks dari buku suci Yahudi yang diterjemahkan Waraqah itu. Tujuannya sebenarnya memperingati orang akan Taurat dan Injil. ‘Peringatkan. Kau hanyalah seseorang yang memperingatkan!
’Setelah kematian Waraqah, ia diberi jabatan sebagai pemimpin religius. Namun ia takut bahwa Allah telah meninggalkannya karena wahyu tidak turun selama 2-3 tahun. Tetapi akhirnya wahyu datang juga dan malah ia sempat memodifikasi pesan2 sebelumnya. Perubahan ini sesuai dengan perkembangan watak Muhammad. Kemudian di Medinah, wahyu2 Quran ditambahkan kepada ayat2 Mekah.
Para kolektor Hadis seperti Muslim Ibn al Hajjaj, al Bukhari dan al Isfahani setuju bahwa pendeta Ebionit bernama Waraqah itu menerjemahkan Injil kedalam bahasa Arab. Apa isi Injil ini? Untuk itu kita harus melihat ke data2 bapak2 pendiri gereja.
Buku2 terbitan mereka merupakan indikator menakjubkan tentang keempat abad pertama Injil Ibrani ini. Injil yang tidak terkenal ini akhirnya tertanam dalam Quran berbahasa Arab dan menjadikannya hubungan penting kepada ‘naskah asli’ (al-lawh al-mahfouz) yang dikatakan merupakan sumber Quran.
Sejarawan paling dini, Eusebius (w. 340) mengutip Hijsub, yang hidup di permulaan abad ke dua, mengatakan: ‘bahwa ia mereproduksi teks Injil menurut Yahudi, yaitu Injil Aramaik dalam bahasa Ibrani. Katanya, ‘Injil ini adalah yang paling dipercaya kaum Ibrani yang percaya kepada Yesus Kristus.’
Mengenai golongan Ebionit, ia mengatakan: Mereka hanya menggunakan Injil Ibrani dan tidak menunjukkan ketertarikan kepada Injil2 lain. Katanya, ‘Mereka mematuhi hari Sabat dan tradisi2 Yahudi lainnya. Mereka saling menegur agar mempraktekkan prinsip2 Taurat. Mereka menganggap bahwa penyelamatan manusia tidak terbatas pada hanya percaya dalam Yesus Kristus, tetapi dalam melaksanakan hukum Musa.’
Epiphanus (w. 403) menulis tentang sekte Ebionit dan Injil Ibrani sekte tersebut: ‘Mereka hanya terikat pada Injil (Matius) dan menamakannya ‘Injil menurut Ibrani’. Injil Matius itu tidak sempurna tetapi telah dirubah dan masih tidak lengkap.’ Epiphanus mengutip St Irenaeus, uskup Lyon (w.208), ‘Ebionit hanya menggunakan Injil Matius, tetapi mereka tidak memiliki kepercayaan yang benar kepada Tuhan.’
Para bapak2 pendiri gereja berbicara tentang penyelewengan (unorthodoxy) kaum Ebionit. Ada kalanya injil mereka disebutkan Injil Nazerine (Injil orang Nazareth), Injil Ibrani, Injil Ebionis atau Injil ke12 Apostel. Ini merupakan versi injil aramaiknya Matius, yang juga menjadi salah satu sumber injil2 kemudian. Injil Ibrani ini menurut kaum Ibrani memainkan peran penting dlm men-transfer doktrin2 heterodox ataupun ortodox kedalam kepercayaan dan praktek Muslim.
Ajaran2 seperti Yesus sang Mesiah, Roh Kudus, zakat, kiamat dan pengadilan terakhir dan nasib akhir manusia, ini semua tercakup dlm Injil Ebionis. Tapi teks Injil Ibrani yang diadopsi dan ditulis kembali oleh Waraqah dalam versi Arabnya bukan terjemahan akurat dan penuh. Metodanya lebih dekat kepada exegesis dan apologetic ketimbang terjemahan dan transmisi secara harafiah.
Selain mendapatkan pengetahuan agama dari Waraqah, Muhammad juga mendapatkan pelajaran agama dari Zaid bin Amr. Seperti yang ditulis diartikel terdahulu, bahwa Muhammad bukanlah orang yang pertama kali menentang budaya berhala di Mekah. Di Sirat Rasul diceritakan mengenai beberapa orang yang dengan keras menentang polytheisme dan ingin mereformasinya menjadi monotheisme absolut. Salah satunya adalah Zayd bin Amr ini. Muhammad dan Zaid bin Amr sering bertemu digua2 sewaktu mereka sedang bersemedi. Bahkan gua Hira, tempat dimana Muhammad mengaku bertemu hal gaib, adalah tempat bersemedi favorit bagi Zaid.
Pelajaran keagamaan yang diterima Muhammad dari Zaid, dikemudian hari banyak dituangkannya kedalam Quran. Anda dapat membandingkan tulisan2 berupa syair yang di buat oleh Zaid dengan Quran buatan Muhammad tersebut.
Silahkan lihat hal tersebut di: Sumber Quran 2
Dengan bekal keagamaan yang cukup dari guru2nya, sekaligus dukungan penuh dari orang2 seperti Khadijah dan Waraqah, Muhammad mulai yakin dengan misi yang diembannya. Misi awalnya ia lakukan secara sembunyi2, kebanyakan yang menjadi target Muhammad adalah sahabatnya, para budak, dan orang2 miskin. Dengan modal kekayaan yang memang diberikan Khadijah untuk mendukung misi suaminya tersebut, Muhammad berhasil menarik para budak dan orang2 miskin untuk menjadi pengikutnya.
Diumur 25 tahun, Abu Talib mencarikan pekerjaan untuk Muhammad sebagai agen perdagangan di sebuah perusahaan milik wanita pedagang kaya yang juga masih saudara jauh, bernama Khadijah. Wanita tersebut telah dua kali menikah. Suami terakhirnya, seorang pedagang kaya raya, yang baru2 ini meninggal dan janda tersebut perlu menyewa tenaga untuk mengurus usaha dagangnya yang besar.
Khadijah memiliki sepupu bernama Waraqah ibn Nawfal. Waraqah, Khadijah, dan Muhammad, ketiganya berasal dari klan Quraish. Waraqah, putera dari Nawfal, putera Assad, putera Abdul ‘Uzzah, putera Qussayy. Khadijah, adalah puteri Khuwaylid, putera Assad, putera Abdul ‘Uzzah, juga putera Qussayy. Khadijah menjadi isteri pertama Muhammad, putera Abdullah, putera Abdul Muttalib, putera Hashim, putera Abd Manaf, putera Qussayy.
PERLU DIKETAHUI, BAHWA KETIGA ORANG INILAH YANG MENJADI DASAR ISLAM, TANPA ADANYA WARAQAH DAN KHADIJAH, ALIRAN ISLAM YANG DIBAWA MUHAMMAD TAK AKAN MUNCUL DIDUNIA INI.
Pada waktu yang sudah dijanjikan, Muhammad mendatangi Khadijah. Wanita tersebut melihat anak muda berumur 25 th berdiri dihadapannya. Ukuran tubuh sedang, hampir ramping, dengan kepala besar, bahu lebar dan tubuh proporsional. Rambut dan jenggotnya tebal dan hitam, tidak lurus tapi sedikit ikal. Panjang rambutnya hingga keleher, dan jenggotnya juga. Dia punya dahi yang bagus dan mata yang lebar, dengan bulu mata dan alis yang panjang melengkung meski tidak menyatu. Matanya coklat atau coklat muda. Hidungnya bengkok dan mulutnya lebar. Meski jenggotnya dibiarkan tumbuh, tapi kumisnya tidak menutupi mulutnya. Kulitnya putih tapi kecoklatan karena sinar matahari (Perincian ini diambil dari buku Martin Ling: Muhammad, hal 35).
Suaranya bagaikan sentuhan musik dan kalimat2 yang diucapkan mempunyai nada seperti puisi2 terkenal Arabia ciptaan Labid. Pada permukaan kelihatannya bahwa Muhammad punya pribadi yang memikat yang membuat wanita berkuasa ini terpukau. Khadijah sangat terkesan dan akhirnya dia menyewa pemuda tersebut untuk menjalankan misi dagangnya.
Khadijah berumur 40 tahun, dewasa dan berpengalaman. Dia anak perempuan favorit dari ayahnya Khuwaylid. Malah Khuwaylid bergantung padanya, melebihi ketergantungan terhadap anak laki-lakinya. Khadijah adalah “anak sang ayah.” Dia rindu akan pasangan yang dapat memberi semua hal yang dia rindukan sejak suami terakhirnya meninggal. Dia telah menolak tawaran orang2 kuat di Mekah, akhirnya pilihan jatuh pada Muhammad. Daun muda yang juga adalah pelayannya.
Meski hatinya rindu akan kemudaan yang segar dan menarik, tapi dia menahan diri sebelum mengambil langkah2 untuk memenuhi hasratnya tersebut. Dia harus mengatasi tradisi Arab Kuno dan keluarganya sendiri yang menghalangi wanita seumurnya untuk menikah. Ia khususnya mengkhawatirkan pamannya, Amr ibn Asaad, yang tanpa persetujuannya mustahil baginya untuk menikah dengan pria idamannya. (Ayah Khadijah, Khuwaylid, telah tewas dalam peperangan) Dia perlu membuat sebuah situasi yang bukan hanya dapat membuat pria idamannya kelihatan spesial, tapi juga dapat membuat pamannya mengijinkan pernikahan dengan pemuda idamannya.
Segera sebuah kesempatan datang bagi Khadijah untuk dipergunakan. Satu siang, dia sedang diluar rumahnya bersama para pembantu, mengawasi kedatangan karavan Muhammad. Begitu hampir dekat, sekelompok awan muncul di cakrawala, menghalangi sinar matahari. Melihat kesempatan ini, dia berteriak pada pembantunya: “Lihatlah! Itu Allah tercinta yang mengirim dua malaikat untuk menjaganya!”
Para pembantunya memfokuskan mata dan mencoba melihat sejauh mereka mampu, berusaha mencari malaikat2 itu, tapi tidak melihat apa2. Karena telah tahu akan hasrat majikan mereka pada Muhammad, mereka ikut2an, dan berteriak keras2 mengikuti majikannya. Tujuan ini adalah untuk menaikan derajat Muhammad, apa yang dilakukan Khadijah, seakan-akan Muhammad disertai Malaikat, juga untuk memperingatkan pamannya akan balasan dari surga jika dia menolak lamaran Muhammad untuk menikahi keponakannya.
Khadijah juga tidak mau buang2 waktu dan menawarkan dirinya kepada Muhammad melalui budak kepercayaannya, Maisara. Muhammad memang sedang menunggu2 mukjijat, dan ketika dia mendapat tawaran ini, dia menerimanya langsung. Kini, menurut tradisi Arab, ia tinggal membuat lamaran resmi pada pamannya Khadijah, Amr ibn Assad yang bertindak sebagai pelindungnya.
Mengikuti tradisi mereka, Abu Taleb dan Hamzah, dua paman Muhammad, menemani keponakan mereka ke rumah Khadijah, dimana Khadijah diam2 membuat pesta. Khadijah, kelihatannya belum memberitakan ini pada pamannya; dia sengaja membuat pamannya tidak sadar akan maksud perayaan ini. Setelah semua hadir, Muhammad meminta ijin Ibn Assad untuk menikahi keponakannya (Khaidjah). Mendengar ini, si orang tua murka dan menolaknya. Dia menjelaskan bahwa semuanya tidak cocok: umur Muhammad, fakta bahwa dia itu anak buahnya dan, diatas itu semua, dia tidak punya cukup uang untuk menikahi Khadijah yang kaya raya. Dalam pikirannya, perkawinan ini hanya akan mengurangi kekayaan Khadijah, bukannya menjaganya dalam keluarga. Kejadian2 berikutnya membuktikan bahwa perkataan orang tua ini benar.
Khadijah sudah mempersiapkan diri akan reaksi pamannya ini. Dia terus menerus mengisi gelas anggur pamannya hingga mabuk. Setelah pamannya mabuk, Khadijah memberi tanda dan Abu Taleb langsung pidato, menerangkan kehebatan2 keponakannya, Muhammad, setelah itu Khadijah sendiri juga memberikan pidato, menerangkan bagaimana para malaikat telah melindungi dia dari panas matahari dan juga membesar2kan semua perbuatan2 Muhammad baginya dan keluarganya. Akhirnya, dia mendesak pamannya untuk mengakui kebaikan2 Muhammad, dan untuk menerimanya sebagai menantu.
Setelah Khadijah pidato, semua yang hadir meminta Amr ibn Assad untuk menjawab. Sebelum dia sadar apa yang terjadi, dia telah membuat pidato yang isinya menyetujui pernikahan itu. Waraqah ibn Nofal juga menjawab; dan Muhammad langsung mengenakan hadiah jubah pada sang orang tua, yang menurut tradisi Arab, calon menantu harus memberi jubah pada calon mertua saat pernikahan. Khadijah langsung menandatangani kontrak pernikahannya sebelum sebelum pamannya sadar bahwa dia telah ditipu dan menyatakan pernikahan ini sah. Pernikahan ini dikatakan terjadi pada 595 M ketika Muhammad berumur 25 dan pengantin perempuannya 40 tahun.
Mengenai pernikahan tersebut Tabari menulis: “Khadijah mengirim pesan pada Muhammad, mengundangnya untuk mengambil dia. Dia memanggil pamannya untuk datang kerumahnya, memberinya arak hingga mabuk, memberi parfum, memakaikan pakaian pesta padanya dan lalu memotong seekor sapi. Lalu dia undang Muhammad dan pamannya. Ketika mereka datang, pamannya menikahkan Muhammad dengannya. Ketika dia sadar dari mabuknya, dia berkata “daging apa ini, parfum ini dan pakaian ini?” Dia menjawab, “kau telah menikahkanku pada Muhammad bin Abdullah”. “Aku tidak melakukan itu,” katanya. “Akankah kulakukan ini ketika orang2 terhebat di Mekah memintamu dan aku tidak setuju, kenapa aku berikan kau pada seorang gelandangan? ” (Persian Tabari v. 3 p.832)
Pihak Muhammad menjawab dengan marah bahwa persekutuan ini telah diatur oleh anak perempuannya sendiri. Orang tua itu marah dan menarik pedang dan kerabat Muhammad juga menarik pedang mereka. Darah akan mengalir jika saja Khadijah tidak menyatakan cintanya pada Muhammad agar diketahui banyak orang dan mengaku telah mengatur semua ini. Amr ibn Asaad lalu menenangkan diri, sampai akhirnya dia menyerah telah di bohongi dan rekonsiliasipun terjadi.
Khadijah adalah seorang wanita berhasil dan pesolek. Dia telah menolak lamaran dari banyak orang Quraish yang kaya dan terkenal. Bagaimana orang menjelaskan seorang wanita yang kelihatan sukses dan berpikiran sehat mendadak jatuh cinta pada anak muda miskin yang 15 tahun lebih muda? Kelakuan aneh ini mengungkapkan adanya kelainan pribadi dalam diri Khadijah.
Muhammad butuh dukungan finansial dan emosional. Baginya, pernikahan dengan Khadijah merupakan untung besar. Dari Khadijah, dia bisa mendapatkan kasih sayang keibuan yang tidak didapatkannya sejak kecil, dan juga jaminan keuangan sehingga dia tidak perlu bekerja lagi. Khadijah dengan senang hati memenuhi segala keperluan suaminya. Dia merasa bahagia dengan memberi, mengasuh, dan mengorbankan diri bagi Muhammad.
Kejadian seputar perkawinan Muhammad-Khadijah ini layak mendapat perhatian khusus, bukan hanya karena ini sebuah batu loncatan bagi calon 'nabi' ini, tapi juga karena menggambarkan posisi yang dipegang wanita yang menjalankan bisnisnya. Khadijahlah, bukan calon suaminya, yang pertama minta dinikahi. Selain Khadijah, kita juga tahu bahwa ada wanita2 lain dijaman sebelum islam yang bukan hanya berperan dalam urusan2 dagang dll di Mekah disisi laki2 mereka, mereka juga berpartisipasi dalam perdagangan TANPA dicampuri oleh para laki2. Mereka, sering menggunakan pengaruh yang besar sebagai nabi2 wanita atau penulis2 puisi.
Fakta sejarah diatas menunjukkan luasnya kebebasan wanita Arab yg dinikmati sebelum munculnya Islam dan mementahkan klaim Doktor2 Muslim yang berkata bahwa Islamlah, yang memberi mereka kebebasan yang telah mereka nikmati dalam dunia modern kita. Kenyataannya, ini jelas bertentangan dengan fakta. Yang benar, Islam, telah merampas kebebasan2 wanita sebelumnya dan membuat mereka budak dibawah tindakan dan keinginan laki2 mereka.
Peran Waraqah ibn Naufal juga tidak bisa dihilangkan dalam pernikahan Khadijah-Muhammad ini. Waraqah adalah pemeluk agama Musa (Yahudi) sebelum kemudian beralih ke Nosrania (Ibn Hisham, Sirah, Vol 1, hl 203). Ia mengikuti monotheisme Musa dan Yesus, yaitu didasarkan Taurat dan Injil. Quran berkali2 menyebut para pengikut monotheis Musa dan Yesus ini "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikit pun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu"..’ (QS 5:68)
(Gambar disamping adalah gambar Pendeta Nestorian, seperti inilah kemungkinan rupa Waraqah )
Nosrania / Nestorian adalah sebuah sekte yang berasal dari Kristen Ortodoks. Kepercayaan Waraqah yang menolak ke-ilahian Yesus ini adalah kepercayaan yang dianggap menyeleweng dari kepercayaan Kristen ortodoks. Yesus baginya hanyalah seorang nabi, yang menuntaskan hukum Musa. Ia juga membantah kematian Yesus di tiang salib dan kebangkitannya sepeti yang ditulis dalam ke empat Injil kaum ortodoks. Kepercayaan ini sama dengan kepercayaan sekte Nazareth terkenal yang dinamakan EBIONISME.
Itulah sebabnya Muhammad dalam Quran menyebut orang Kristen sebagai NASRANI, para pengikut Nestorian.
Data2 sejarah menunjukkan bahwa dalam areal Hijaz Arab pusat ini, terdapat sejumlah kelompok Arab yang memeluk agama Nosrania. Bahkan beberapa anggota clan Quraysh. Yang paling menyolok adalah putera Qussayy, Abdul Uzzah. Sejarawan Al Ya’qubi menulis: ‘Diantara para Arab yang memeluk Nosrania adalah sekelompok Quraysh, dari Banu Assad, putera Abdul Uzzah dan Waraqah, putera Nawfal, putera Assad.’ (Al-Yaqubi, Tarikh, Vol 1, hl 257)
Al Ya’qubi juga menuliskan kepercayaan non-Kristen Mekah.
‘… Arab dibagi atas 2 kelompok: al-Hum (yang taat) dan al-Hillah (yang tidak peduli). Kelompok Qurasy termasuk kelompok yang pertama (hl 256). Dan tentang praktek agama mereka, Al Yaqubi menjelaskan: ‘Mereka percaya pada nabi Ibrahim (Al-Hanif), mengadakan hijrah, menghormati bulan suci … menghukum tindak kriminal. Mereka selalu berlaku seakan mereka tuan rumah di tempat2 ini.’ (hl 254)
Sejarawan lain, Al-Azraqi mempelajari bukti2 tentang adanya gereja2 Nosrania
Quraysh dengan memperhatikan penggalian arkeologis. ‘Mereka memasang di Kabah gambar2 para nabi, pohon2 dan malaikat. Anda bisa melihat gambar2 Ibrahim, Yesus dan malaikat2 di Kabah. Setelah penaklukan Mekah tahun 632 M, Muhammad memasuki daerah keramat dalam Kabah itu, memerintahkan diambilnya air dari sumber Zamzam. Ia kemudian meminta selembar kain kasar dan memerintahkan agar kain tersebut dibasahi untuk menghilangkan semua gambar. Namun, Muhammad menaruh tangannya pada gambar2 Yesus dan mengatakan ‘Hapuskan semuanya kecuali gambar2 dibawah tangan saya.’’ (Al-Azraqi, Akhbar Makkah, Vol 1, hl 165).
Al Isfahani, sejarawan Arab merujuk pada Waraqah sebagai ‘al Qiss’, jabatan bagi orang suci /pendeta Kristen. Katanya, ‘Al Qiss Waraqah adalah salah seorang yang menolak penyembahan berhala dalam periode jahilyah. Ia mencari agama suci, membaca buku2 suci dan abstain dari memakan daging berhala. Ibn Sa’ad, menyebut ‘Al Qiss Waraqah adalah salah seorang yg menolak penyembahan berhala dan daging tertentu – daging hewan yang dicekik dan darah hewan.’ (Tabaqat, hl 162)
Waraqah juga dianggap ahli tafsir kitab2 suci, guru dan penerjemah kitab suci kedalam bahasa Arab. Ia menjelaskan isi kitab2 suci, ajarannya dan mempraktekkan kewajibannya.
BUKTI WARAQAH MENERJEMAHKAN INJIL KEDALAM BAHASA ARAB:
‘Pendeta/Biarawan Waraqah menulis kitab Ibrani. Ia menulis dari Injil Ibrani apa yang diinginkan Tuhan.’ (Sahih Bukhari 1:3)
‘Pendeta Waraqah menulis buku Arab. Ia menulis dari Injil kedalam bahasa Arab apa yang diinginkan Tuhan.’ (Sahih Muslim 301)
‘Waraqah mengganti agamanya kepada Nosrania pada jaman jahilyah. Ia menulis buku Ibrani apa yang ia ingin tulis.’ (Abu al Faraj al Isfahani, ‘Kitab al Afghani,’ Vol III, p 114)
Quran tidak pernah merujuk pada Injil dalam bentuk jamak karena Waraqah hanya mengenal satu Injil, yaitu Injil Ibrani (INJIL MATIUS), satu2nya Injil yang diterjemahkan Waraqah kedalam bahasa Arab. Inilah Injil yang digunakan kaum Ebionis.
Al Qiss Waraqah, sebagai pemimpin Gereja Nosrania di Mekah, harus menjelaskan Injil kepada pengikutnya yang kebanyakan tidak tahu menahu tentang masalah spiritual. Inilah yang membuatnya menerjemahkan Injil Ibrani kedalam bahasa Arab yang jelas dan mudah dimengerti. Salah satu muridnya adalah MUHAMMAD BIN ABDULLAH, sepupunya, suami Khadijah.
Hubungan keduanya memang dekat. Waraqah-lah yang menikahkan Muhammad dengan Khadijah. Ia mengajarkannya berdoa dan semedi di Bukit Hira. Ia mengumumkan ramalannya tentang Muhammad kepada sesama Arab di Mekah. Bahkan setelah kematian Waraqah, kata Bukhari, ‘PERSEDIAAN WAHYU BAGI MUHAMMAD MENGERING’ (Bukhari 1:3, 60:478) Komentar Muhammad sendiri tentang Waraqah : ‘Saya melihatnya di pusat Surga. Ia mengenakan kain putih.’ (Nasrani bukan Islam masuk surga???)
Apa agama Waraqah saat wafat ? Muslim atau Kristen Sektarian (Nosrania) ?
Ibn al Abbas : ‘Ia mati sesuai dengan kepercayaan Nazarethnya.’
Ibn al Yaouzi : ‘Ia mati dan dikubur di al Houjoun. Ia bukan Muslim.’
(Al-Yaqubi, Tarikh, Vol 1, hl 257)
Al Houjoun adalah kuburan para pemercaya satu Tuhan (Al-Hanif) dari suku Quraisy. Abdul Muttalib, kakek Muhamad dan orang tuanya juga dikubur disana.
Para penulis Sirat Rasulullah, anehnya, tidak memberikan banyak fakta tentang Waraqah, kecuali asalnya dari suku Quraysh, kepemimpinannya dan misi aktifnya di Mekah. Ini aneh karena Quran sendiri yang menegaskan eksistensi mereka. Malah, kebanyakan ajaran Quran tidak bisa dimengerti jika ajaran Injil Ibrani tidak dikenal. Juga, sangat sulit untuk mengerti sejarah nabi2 Perjanjian Lama atau ajaran taurat dan Injil, seperti yang dijabarkan dalam Quran, kalau mereka tidak ditemukan dalam kerangka dasarnya. Cerita Johanes Pembaptis, putera Zakariah, pengumuman para malaikat akan kelahiran Yohanes dan Yesus, mukjizat2 Yesus serta pesan2nya dalam Injil.
Status Waraqah harus ditekankan dalam pernikahan Muhammad-Khadijah. Al Qiss Waraqah adalah salah satu diantara para ketua dan petinggi masyarakat Mekah. Ia menegaskan statusnya dalam perkawinan itu ketika menyatakan: ‘Kami para pemimpin dan ketua para Arab …’ Saudara2 Arabnya menganggapnya sebagai pemimpin spiritual dan manajer masyarakat Nosrania.
Kedua, disebutkan bahwa Waraqah-lah yang mensahkan kontrak perkawinan ini. Ia adalah ulama utama, yang atas nama Tuhan menetapkan kontrak yang hanya bisa dibatalkan oleh kematian salah seorang dari pasangan perkawinan itu, sesuai dengan ajaran Injil versi Ebionis. Sebagai pendeta Kristen Nosrania, ia mensahkan penyatuan kedua sepupunya, Muhammad dan Khadijah. Kontrak inilah salah satu alasan mengapa Muhammad tidak berpoligami saat Khadijah masih hidup.
Ketiga, harapan Waraqah akan perkawinan ini adalah bagi kaumnya. Apakah ia hanya memberikan perlindungan dan kemapanan material bagi Muhammad yang miskin dan yatim piatu itu atau apakah ia juga ingin mempersiapkan Muhammad sebagai PENERUSnya, sebagai pemimpin (religius) Nosrania dan kepala kaum Quraysh ?
Keempat, partisipasi paman Muhammad, Abu Talib dalam rencana pendeta itu harus dicatat. ‘Saya bersumpah demi Tuhan, setelah perkawinan ini keponakan saya ini akan mendapatkan wahyu besar dan akan memulai peran bahaya.’ Bagaimana Abu Talib mengetahui peran masa depan keponakannya itu? Bahkan seberapapun besar cinta Khadijah pada Muhammad, tanpa pengaturan seorang anggota Quraysh yang berpengaruh dan berkuasa, mungkinkah ia akan menikahi Muhammad? Mungkinkah orang itu Waraqah? Memang, tanpa Waraqah dan Khadijah, Muhammad tidak akan berarti apa2.
Waraqah kemudian mengajarkan segala pengalamannya kepada Muhammad guna persiapan masa depan. Langkah pertama adalah isolasi ke Bukit Hira. Disitu ia akan mengasah kemampuannya bersemedi. Kakeknya sendiri sering bertapa ke daerah itu untuk tujuan spiritual. Waraqah dan Muhammad mencari kesepian di sebuah goa di daerah itu dan setiap sekali setahun menghabiskan waktu satu bulan untuk semedi, selama bulan puasa selama periode 15 tahun. Dalam goa Khalwah ini, Waraqah menurunkan pengetahuannya kepada Muhammad.
Ibu angkat Muhammad, Halimah melaporkan: ‘Dalam masa pertumbuhannya, Muhammad kadang keluar dengan teman2nya. Begitu mereka mulai bermain, ia meninggalkannya dan pergi ke tempat terkucil. Bagi Muhammad, pengalaman ini membebaskan jiwanya dari keramaian dunia dan memilih kehidupan yang dekat dengan Tuhan… tidak ada yang lebih penting baginya ketimbang menyendiri dan bersemedi pada Tuhan. Ia biasanya pergi ke Bukti Hira dan mempraktekkan semedi pagi dan malam hari.’
Namun Muhammad tidak mungkin melakukan ini kalau ia tidak dibimbing orang2 yang berpengalaman. Kakeknya, Abdul Muttalib dan pendeta Waraqah, adalah beberapa orang diantaranya. Muhammad mengadopsi contoh mereka untuk mempersiapkan mentalnya bagi misinya.
Ibn Hisham mencatat pernyataan al Yaqubi tentang goa Khalwah; ‘Rasulullah memasuki bukit Hira selama satu bulan sekali setahun begitu juga anggota2 Quraysh lainnya.’
Biografer lainnya menyebutkan: ‘Setelah akhir bulan (bersemedi) itu, ia kembali ke Kabah sebelum pulang. Ia melingkarinya sebanyak TUJUH KALI dan lalu berjalan pulang.’
Pengajar2 kompeten seperti Waraqah memberi instruksi kepada Muhammad. ‘Sebelum tibanya ramalan, Muhammad melakukan praktek agama sesuai dengan hukum Ibrahim dan Musa atau tradisi2 yang ada waktu itu.’
Sirah yg sama mengatakan: ‘Muhammad mempraktekkan puasa seperti Musa dan Elijah di Bukit Horeb (Exodus 3:1) dan seperti Yesus dan bapak2 Kristen pertama di gurun2 di Palestina.
Praktek puasa bulan Ramadhan juga merupakan tradisi pra-islam. Ini adalah bulan puasa dan doa2 khusus. Seperti disebutkan dalam Quran, ‘Wahai kalian yang beriman! Puasa ditentukan bagimu seperti yang diperintahkan kepada mereka yang datang sebelummu.’ (QS 2:183)
Selama bertahun2, Muhammad dan Waraqah bersama2 bekerja keras. Injil Matius yang diterjemahkan sang pendeta dari bahasa Ibrani kedalam bahasa Arab juga dipelajari Muhammad. Muhammad kagum bukan hanya dengan pesan Injil Yahudi, tetapi juga dengan kerja keras sepupunya, sang pendeta, dalam menerjemahkan kitab suci itu. Quran sendiri menunjukkan bahwa terjemahan Waraqah memperkenalkan Muhammad pada perbendaharaan kata2 suci. Untuk mempelajari lebih lanjut hal ini, kita harus menghilangkan sangkaan bahwa Muhammad buta huruf (tidak dapat membaca danm menulis).
Lihat topik selengkapnya: MUHAMMAD TIDAK BUTA HURUF
Kepercayaan kuat bahwa Muhammad buta huruf melawan segala bukti yang ada: Ekspresi Quran ‘nabi buta huruf’ bukan berarti ia tidak bisa baca tulis. Penting disini untuk mengetahui apa yang diketahui Muhammad dan apa yang tidak diketahuinya. Yang diketahuinya adalah membaca/menulis yang sudah diajarkan padanya sejak kanak2. Bukti melek aksaranya sudah nampak dalam Quran dan buku2 lain. Apa yang TIDAK ia ketahui dan ingin dipelajarinya adalah ilmu kitab suci yang diwahyukan, yaitu ilmu spiritualitas dan hukum2. Ia akan mendapatkan ilmu ini dari seseorang yang sudah memilikinya.
1) orang ‘buta huruf’ menurut Quran adalah seseorang yang tidak memiliki kitab suci. Yahudi, keturunan Ishak, putera Ibrahim adalah kaum Ahlul Kitab. Sementara Arab, keturunan Ismael, putera Ibrahim BELUM memiliki Alkitab. Inilah yang dimaksudkan dengan ‘buta huruf’ di jaman Arab pra-Islam.
Quran membuat perbandingan ini : ‘Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam?’ (QS 3:20) Ini menunjukkan keinginan para ‘buta huruf’ untuk mempelajari kitab suci.
‘Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka’ (QS 2:78)
Muhammad menunjukkan kebanggaannya karena Tuhan memilihnya dari antara orang2 yang tidak memiliki kitab suci itu. ‘Allah mengirimkan rasul dari antara mereka.’ (QS 7:63)
Jadi keadaan ‘buta huruf’ ini lebih menunjuk kepada status sosial, ketimbang pada kemampuan baca tulis. Ayat2 berikut menunjukkan bahwa Muhammad percaya bahwa ia datang dari latar belakang ‘buta huruf’ ini. ‘orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang umi …’ (QS 7:157) dan ‘maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang umi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya’ (QS 7:158).
Jadi, kaum ‘buta huruf’ adalah bangsa Arab, keturunan Ismael, yang tidak memiliki kitab suci, sementara Ahlul Kitab, adalah keturunan Ishak, yang memiliki kitab suci.
2) Malaikat Jibril menyuruh Muhammad membaca dalam ayat pembuka Surah 96:
‘BACA ('Ikrar'), dalam nama Allahmu, yang menciptakan manusia dari segumpal darah… BACA ! Karena Allahmu maha pemurah, Ia yang mengajarkanmu cara penggunaan pena dan mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.’ (1-6)
Para ilmuwan Muslim setuju bahwa ini surah pertama yang turun pada Muhammad. Mereka juga bersikeras bahwa Jibril membawa buku di tangannya untuk ditunjukkan kepada Muhammad. Jika Muhammad tidak dapat membaca, maka mengapa ayat Quran ini memerintahkan nabi untuk ‘BACA’ ?
3) Muhammad mendapatkan kemampuan ilmu2 alam termasuk kemampuan membacanya dari Abu Talib. Ibn Sa’d mengomentari hubungan dekat paman dengan keponakannya. ‘Ia mencintainya lebih dari pada anak2nya sendiri. Ketika Muhammad keluar rumah, pamannya akan menemaninya. Abu Talib memberikan cinta besar kepadanya dan menyisakan bagi Muhammad makanan yang paling baik.’
Ini jelas berarti bahwa sang paman memberikan pendidikan kepada keponakannya yang yatim piatu itu sama dengan apa yang didapatkan puteranya sendiri, Ali. Sepupu Muhammad ini, menulis karyanya berjudul Nahj al Balaghah (The Path of Eloquence). Jadi tidak mungkin Abu Talib mengecualikan keponakannya dari apa yang didapatkan anaknya sendiri.
Ilmu Ilahi yang diberikan Waraqah kepada Muhammad adalah ilmu Kitab Suci. Mereka bersama2 belajar Midrash, Talmud, Taurat dan Injil Matius, empat kitab yang nantinya menjadi dasar penulisan Quran. Dalam uraian yang akan datang kita akan mengetahui bahwa Quran adalah hasil modifikasi dari keempat kitab tersebut.
Muhammad mempelajari Injil Ibrani (Injil Matius) dengan Waraqah. Kitab ini adalah hasil terjemahan kedalam bahasa Arab oleh Waraqah, dimaksudkan agar dapat menyelesaikan perselisihan.
‘Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami (nya).’ (QS 43:3)
Dengan pengetahuan ini, Muhammad dan pengikutnya akan membantu bangsa Arab yang bermasalah dengan hukum pidana. Orang2 ini tidak bisa dihakimi ataupun dibela karena mereka tidak memiliki kitab suci. ‘Apakah kami akan memberlakukan Muslim seperti orang yang berdosa? Ada apa denganmu? Bagaimana kalian menghakimi? Atau apakah kalian memiliki sebuah buku yang kalian pelajari? Itu kalian akan miliki …’ (QS 68:35-39)
Jadi Muhammad mempelajari kitab suci yang ditawarkan Waraqah. Ia akan menggunakan pengetahuannya ini untuk menjelaskan arti2nya kepada saudara2 Arabnya. Dengan itu ia dapat menyatakan dengan yakin ‘kepada orang yang membahas Tuhan, tanpa ilmu, tanpa pengarahan dan tanpa buku pengarahan yang mapan.’ (QS 31:20,22)
Bukti ini menunjukkan bawha Muhammad mampu membaca dan memiliki ilmu Ilahi. Jadi kalau Quran merujuk kepada ‘ilmu yang tidak diketahui manusia’ ini berarti ilmu tentang kitab2 suci yang sudah diturunkan terdahulu.
Saat Muhammad mengalami keraguan atas wahyu Allah, ia diperintahkan agar bertanya kepada Ahlul Kitab.
‘Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,’ (QS 16:43)
Dan salah satunya yang membaca kitab dan memiliki pengetahuan yang datang sebelumnya adalah Al Qiss Waraqah.
‘Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.’ (QS 21:7)
‘Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka..’ (QS 6:90)
‘Dan di antara kaum Musa itu terdapat suatu umat yang memberi petunjuk (kepada manusia) dengan hak dan dengan yang hak itulah mereka menjalankan keadilan.’ (QS 7:159)
’Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan hak, dan dengan yang hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan.’ (QS 7:181)
Terbukti bahwa Muhammad merupakan bagian dari rencana Waraqah. Khadijah, wanita mapan & beruntung itu menyediakan fasilitas yang diperlukan Muhammad dalam misinya dalam bentuk uang, kehormatan dan cinta. (Muhammad bisa pergi dari rumah, belajar, berkotbah, bertapa selama berbulan2 lamanya tanpa mengkhawatirkan keuangan keluarga.)
Kesemuanya ini diatur Waraqah dan diwujudkan oleh Khadijah. Wanita Arab ini menjadi penghubung antara Waraqah dan Muhammad. Sering dikatakan, ‘Khadijah mengeksekusi semua hal sesuai dengan nasehat Waraqah.’
Waraqah, Khadijah dan Abu Talib memainkan peranan penting dalam hidup dan misi Muhammad. Setelah kematian mereka sekitar th 619, Muhammad merasakan kehilangan hubungan intim dan dukungan emosional. Dengan kematian Waraqah, ‘persediaan wahyu mengering.’ Dengan kematian Khadijah, ‘cobaan semakin meningkat dalam kehidupan Muhammad. Setelah kematian Abu Talib, ‘klan Quraysh mencoba melukai Rasulullah.’ Muhammad kehilangan TRINITAS nya.
Apa sebenarnya maksud sang pendeta Kristen sekte Nosrania tersebut? Apa yang diinginkannya dari Muhammad? Kenabian Muhammad atau kepentingannya sendiri ?
Setelah para kolektor Quran mulai meremehkan peran sang pendeta, mereka terdorong oleh tradisi oral yang lebih mementingkan aspek hukumnya, ketimbang bukti2 sejarah. Para kolektor ini menerima sedikit informasi atas peran sang pendeta dalam kenabian Muhammad. Mereka ini juga tidak mempertanyakan bagaimana otoritas religius (al-Qussussiyyah) ditransmisikan oleh sekte Nosrania kepada mereka yang mengikuti Islam.
Namun karena banyak keraguan bahwa Muhammad benar2 seorang nabi, para kolektor ini mencari tanda2 yang mereka lacak ke hari2 pertama Adam. Mereka terus mencari tanda2 dengan mengatakan bahwa rabbi, pendeta, tukang sihir, JIN, SETAN, hewan, berhala, pohon dan batu mendukung pesan nabi. Mereka bersikeras bahwa nama Muhammad ditemukan dalam Taurat dan Injil. Pada saat yang sama mereka mengesampingkan al Qiss Waraqah yang sebenarnya adalah orang yang pertama2 menyatakannya sebagai nabi disamping Khadijah.
Ini peristiwa saat Muhammad mendapatkan wahyu pertamanya, kemudian Waraqah menyatakan Muhammad sebagai seorang nabi:
Satu aliran Islam menulis, di suatu malam dibulan Ramadhan ditahun 610 M, saat berumur 40 tahun, ketika dia bersemedi di gua Hira, malaikat Jibril muncul didepannya “dalam bentuk manusia yang sangat menyilaukan” (R.V.C. Bodley, op. cit. hal 56) dan memerintahkannya untuk “membaca dalam nama tuhanmu” (QS 96:1).
(Gambar disamping adalah gambar Gua Hira, mungkinkah Malaikat menemui Muhammad disaat bertapa tempat seperti ini? )
Muhammad kemudian protes bahwa dia tidak mengerti apa yang dimaksudkan Jibril tersebut. Hadits yang diceritakan istri mudanya, Aisha, menceritakan bahwa Jibril menekan dada Muhammad sebanyak tiga kali (Martin Lings, op.cit hal 43) dengan maksud untuk membuatnya mengikuti perintah. Mendadak, dia merasa dipenuhi sinar pengertian, dan dia membaca lima ayat pertama dari Surat yang disebut Iqraa (Surat 96), ditulis dalam sebuah spanduk / bendera yang tergantung diujung langit. Ketika selesai, sang utusan surga berkata, “Oh, Muhammd, sebenarnya kau adalah nabi tuhan dan aku adalah malaikatnya Jibril!”
Penuh ketakutan, Muhammad lari kerumah. Khadijah menenangkan dan menyelimutinya. Setelah beberapa waktu, malaikat Jibril muncul dirumahnya dan memerintahkan dia utk “Bangun dan berilah peringatan, Hai orang yang berselimut!” Menurut hadis Hadhrat Zubair, Surat Muddaththir (Surat 74) adalah Surat pertama yang diturunkan pada Muhammad dan bukan surat Iqraa (Surat 96), seperti yang dipercaya banyak muslim.
Khadijah kemudian memanggil Waraqah. Katanya ‘Sepupuku, dengarkan apa yang dikatakan keponakanmu!’
‘Keponakan tersayang! Apa yang kau lihat?’ tanya Waraqah. Saat Muhammad selesai berbicara, sang pendeta bertanya kepadanya dan mengulangi peringatan2 sebelumnya. Dia lalu menyatakan bahwa apa yang dikatakan Muhammad bukan saja benar tapi Muhammad juga adalah nabi yang kedatangannya telah dituliskan oleh kitab agama2 lain. Waraqah juga mengatakan, ‘Ah! Seandainya saya masih muda dan dapat menyaksikan saat dimulainya misi ini !’ (Sahih Bukhari 1:3). Meski ia mendukung Muhammad, Waraqah tidak pernah memeluk islam dan mati sebagai Kristen Nosrania. Mengapa?
Nampaknya maksud Waraqah agak berbeda terhadap Muhammad. Tujuan Waraqah sebenarnya adalah untuk mengumumkan bahwa Muhammad menjadi penerusnya (sebagai pendeta Nestorian!) untuk menjadi kepala masyarakat Nosrania di Mekah.
Muhammad mengerti tugasnya dan apa yang diharapkan darinya. Ia mulai mengkotbah dan memperingatkan orang tentang hal2 yang tidak mereka ketahui dalam Kitab Suci. Ia menunjukan kepada mereka jalan yang benar dan agama yang sah. Ia membacakan mereka teks dari buku suci Yahudi yang diterjemahkan Waraqah itu. Tujuannya sebenarnya memperingati orang akan Taurat dan Injil. ‘Peringatkan. Kau hanyalah seseorang yang memperingatkan!
’Setelah kematian Waraqah, ia diberi jabatan sebagai pemimpin religius. Namun ia takut bahwa Allah telah meninggalkannya karena wahyu tidak turun selama 2-3 tahun. Tetapi akhirnya wahyu datang juga dan malah ia sempat memodifikasi pesan2 sebelumnya. Perubahan ini sesuai dengan perkembangan watak Muhammad. Kemudian di Medinah, wahyu2 Quran ditambahkan kepada ayat2 Mekah.
Para kolektor Hadis seperti Muslim Ibn al Hajjaj, al Bukhari dan al Isfahani setuju bahwa pendeta Ebionit bernama Waraqah itu menerjemahkan Injil kedalam bahasa Arab. Apa isi Injil ini? Untuk itu kita harus melihat ke data2 bapak2 pendiri gereja.
Buku2 terbitan mereka merupakan indikator menakjubkan tentang keempat abad pertama Injil Ibrani ini. Injil yang tidak terkenal ini akhirnya tertanam dalam Quran berbahasa Arab dan menjadikannya hubungan penting kepada ‘naskah asli’ (al-lawh al-mahfouz) yang dikatakan merupakan sumber Quran.
Sejarawan paling dini, Eusebius (w. 340) mengutip Hijsub, yang hidup di permulaan abad ke dua, mengatakan: ‘bahwa ia mereproduksi teks Injil menurut Yahudi, yaitu Injil Aramaik dalam bahasa Ibrani. Katanya, ‘Injil ini adalah yang paling dipercaya kaum Ibrani yang percaya kepada Yesus Kristus.’
Mengenai golongan Ebionit, ia mengatakan: Mereka hanya menggunakan Injil Ibrani dan tidak menunjukkan ketertarikan kepada Injil2 lain. Katanya, ‘Mereka mematuhi hari Sabat dan tradisi2 Yahudi lainnya. Mereka saling menegur agar mempraktekkan prinsip2 Taurat. Mereka menganggap bahwa penyelamatan manusia tidak terbatas pada hanya percaya dalam Yesus Kristus, tetapi dalam melaksanakan hukum Musa.’
Epiphanus (w. 403) menulis tentang sekte Ebionit dan Injil Ibrani sekte tersebut: ‘Mereka hanya terikat pada Injil (Matius) dan menamakannya ‘Injil menurut Ibrani’. Injil Matius itu tidak sempurna tetapi telah dirubah dan masih tidak lengkap.’ Epiphanus mengutip St Irenaeus, uskup Lyon (w.208), ‘Ebionit hanya menggunakan Injil Matius, tetapi mereka tidak memiliki kepercayaan yang benar kepada Tuhan.’
Para bapak2 pendiri gereja berbicara tentang penyelewengan (unorthodoxy) kaum Ebionit. Ada kalanya injil mereka disebutkan Injil Nazerine (Injil orang Nazareth), Injil Ibrani, Injil Ebionis atau Injil ke12 Apostel. Ini merupakan versi injil aramaiknya Matius, yang juga menjadi salah satu sumber injil2 kemudian. Injil Ibrani ini menurut kaum Ibrani memainkan peran penting dlm men-transfer doktrin2 heterodox ataupun ortodox kedalam kepercayaan dan praktek Muslim.
Ajaran2 seperti Yesus sang Mesiah, Roh Kudus, zakat, kiamat dan pengadilan terakhir dan nasib akhir manusia, ini semua tercakup dlm Injil Ebionis. Tapi teks Injil Ibrani yang diadopsi dan ditulis kembali oleh Waraqah dalam versi Arabnya bukan terjemahan akurat dan penuh. Metodanya lebih dekat kepada exegesis dan apologetic ketimbang terjemahan dan transmisi secara harafiah.
Selain mendapatkan pengetahuan agama dari Waraqah, Muhammad juga mendapatkan pelajaran agama dari Zaid bin Amr. Seperti yang ditulis diartikel terdahulu, bahwa Muhammad bukanlah orang yang pertama kali menentang budaya berhala di Mekah. Di Sirat Rasul diceritakan mengenai beberapa orang yang dengan keras menentang polytheisme dan ingin mereformasinya menjadi monotheisme absolut. Salah satunya adalah Zayd bin Amr ini. Muhammad dan Zaid bin Amr sering bertemu digua2 sewaktu mereka sedang bersemedi. Bahkan gua Hira, tempat dimana Muhammad mengaku bertemu hal gaib, adalah tempat bersemedi favorit bagi Zaid.
Pelajaran keagamaan yang diterima Muhammad dari Zaid, dikemudian hari banyak dituangkannya kedalam Quran. Anda dapat membandingkan tulisan2 berupa syair yang di buat oleh Zaid dengan Quran buatan Muhammad tersebut.
Silahkan lihat hal tersebut di: Sumber Quran 2
Dengan bekal keagamaan yang cukup dari guru2nya, sekaligus dukungan penuh dari orang2 seperti Khadijah dan Waraqah, Muhammad mulai yakin dengan misi yang diembannya. Misi awalnya ia lakukan secara sembunyi2, kebanyakan yang menjadi target Muhammad adalah sahabatnya, para budak, dan orang2 miskin. Dengan modal kekayaan yang memang diberikan Khadijah untuk mendukung misi suaminya tersebut, Muhammad berhasil menarik para budak dan orang2 miskin untuk menjadi pengikutnya.
DREphantom15- Jumlah posting : 161
Join date : 11.06.11
Re: MASA KECIL MUHAMMAD
DAKWAH AWAL KENABIAN
Setelah Muhammad mengaku menerima wahyu dari Jibril, beberapa orang mengikuti Khadijah, untuk memeluk Islam, dan mengakui kerasulan Muhammad, diantaranya adalah:
1. Ali bin Abu Taleb. Dia adalah sepupu kesepuluh Muhammad yang hidup dalam tanggungan Muhammad dan yang kemudian menikahi anaknya, Fatimah.
2. Zaid bin Harith, budak yang dibebaskan dan kemudian diangkat anak oleh Muhammad. Nantinya istri Zaid tersebut, yaitu Zainab dinikahi oleh Muhammad.
3. Abdullah Atik bin Abu Kahafa, yang lebih dikenal sebagai Abu Bakar, “bapak dari onta betina perawan,” sebuah gelar yang dia dapat setelah ia membiarkan Muhammad yang berumur 50 tahun menikahi anak perempuannya, Aisha yang berumur 6 th. Dia adalah salah satu teman dekat Muhammad.
4. Abdu Amr, anak dari Awf, kerabat jauh dari ibu Muhammad, Aminah
5. Abu Ubaydah, anak dari al-Jarrah, dari Bani al-Harith.
Karena Muhammad telah diyakinkan Khadijah dan Waraqah bahwa misinya bisa sangat berbahaya, oleh sebab itu dia berencana untuk melakukan misi pertama ini dengan rahasia. Saat itu dia mulai menyebarkan agama barunya secara pelahan2 dan diam2. Dalam tiga tahun pertamanya ia hanya dapat menarik tidak lebih dari 40 orang; mereka itu juga, sebagian besar adalah anak2 muda, orang asing dan bekas budak.
Untuk para pengikutnya ini, Muhammad mengenalkan tiga doa harian, yang dia pinjam dari ritual pagan kuno. Karena takut, dia menyuruh para pengikutnya untuk melakukan doa2 mereka ditempat tertutup, baik itu dirumah salah seorang pengikut atau digua dekat Mekah. Kerahasiaan ini tidak efektif, karena akhirnya kaum pagan (pemuja berhala) tahu akan pertemuan2 rahasia Muhammad.
Dalam salah satu pertemuan, massa mengamuk, dan perkelahian terjadi. Saad, seorang muslim, melukai salah satu orang pagan. (Persis kelakuan para muslim ketika tau ada Jamaah Ahmadiah yang sedang melakukan ibadah). Dengan ini, Saad menjadi Muslim pertama yang mengucurkan darah demi Islam. Terbongkarnya rahasianya ini mengecilkan semangat Muhammad dan meningkatkan ketidak tenangan pikirannya.
Perlu diketahui bahwa pada jaman Muhammad ini, tidak ada pemerintahan di Jazirah Arab, tidak ada aparat atau polisi yang menjaga keamanan atau ketertiban wilayah tersebut. Sistem keamanan yang ada adalah sistem perlindungan klan atau kelompok. Membunuh seseorang dari suatu kelompok, itu berarti orang tersebut harus berhadapan dengan kelompok dari orang yang ia bunuh.
Abu Bakar dan Usman mendapatkan perlindungan yang kuat dari klan mereka. Hasilnya, mereka tidak pernah menghadapi kekerasan dari kaum pagan Mekah, meski mereka telah menjadi muslim, dan menemani Muhammad dalam setiap perjalanan khotbahnya. Bahkan Ali yang muda tidak pernah diganggu ataupun diperlakukan kasar oleh anak2 seumurnya, atau oleh orang yang lebih tua hanya karena ia telah memeluk islam.
Dengan semakin besarnya dorongan Khadijah dan Waraqah, Muhammad mulai menunjukkan antusiasme yang besar dan mulai secara terbuka menyatakan doktrin2nya, dan memperkenalkan diri sebagai seorang nabi, yang dikirim oleh tuhan untuk mengakhiri pemujaan berhala. Kaum kafir Mekah merasa sangat terluka oleh hinaan2nya terhadap agama nenek moyang mereka.
Ibnu Ishaq berkata, "Seperti yang disampaikan kepadaku, bahwa Abu Jahal bin Hisyam berjumpa dengan Rasulullah, kemudian ia berkata kepada beliau, 'Hai Muhammad, engkau harus berhenti mencela tuhan2 kami! Jika tidak, maka kami akan mencela tuhan yang engkau sembah.' (Ibnu Hisyam, Sirah NA, Vol 1, p 318)
Terlebih lagi, Muhammad telah menciptakan atmosfir permusuhan di Mekah, yang memisahkan anak dari orang tuanya, dan saudara dari kerabatnya.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang lalim. (QS 9.23)
Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan (QS 29:
Meski Muhammad telah merobek2 kehidupan sosial dan agama mereka, kaum kafir tidak pernah menunjukkan kekerasan apapun terhadap Muhammad. Mereka tidak pernah menyiksanya, ataupun mencoba melukai dia. Pada satu kejadian, dilaporkan beberapa orang pagan melempar tanah ke Muhammad, tapi tidak membuatnya terluka atau kesakitan.
Beberapa kaum kafir yang bersikap netral menuntut bukti2 ajaib dan mujizat pada Muhammad. Karena memang dia bukan nabi, maka diapun tidak bisa melakukan mujizat. Oleh karenanya ia menjawab dengan jawaban diplomatis.
"Orang-orang yang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu tanda (kebesaran) dari Tuhannya?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk."(QS 13:7)
Merasa tidak puas, mereka menuntut bukti2 yang nyata, keajaiban yang bisa dirasakan dan dilihat, misal membuat orang bisu menjadi dapat berkata2, yang tuli jadi mendengar, yang buta jadi melihat, atau yang mati hidup kembali. Muhammad seperti biasa, tidak hanya menghindari tuntutan ini, tapi dia juga mengulang2 perkataan yang sama (hanya Qurannya sebagai keajaiban). Dan disaat yang sama, dia mengancam dan mengutuki mereka dengan hukuman berat dari tuhan, jika mereka berkeras menuntut hal itu.
Al Maalem, seorang penulis Arab, mencatat bahwa terdapat beberapa murid Muhammad yang bergabung dengan para kaum pagan untuk menuntut ditunjukkan keajaiban, dan memintanya untuk membuktikan kemampuannya dengan mengubah bukit Safa menjadi emas. Didesak seperti itu, Muhammad berdoa, dan setelah selesai, dia meyakinkan para pengikutnya dan juga mereka yang menentangnya bahwa malaikat Jibril muncul dihadapannya dan memberitahu bahwa jika tuhan mengabulkan doanya dan melakukan keajaiban yang diminta, mereka semua yang tidak percaya sebelumnya akan dimusnahkan. Karena itu ia memohon tuhan agar keajaiban itu tidak diwujudkan hingga bukit Safa tetap seperti sekarang ini dan tidak berubah menjadi emas. Dia terus berkeras bahwa Quran adalah keajaibannya dan diatas itu; dia tidak punya kuasa untuk melakukan keajaiban2 lain yang memuaskan ketidak percayaan mereka.
Kita telah mencapai tahun kelima dari misi Muhammad. Dari waktu ke waktu dia menghadapi perlawanan kaum pagan akan khotbahnya, tapi mereka tidak pernah berhasil menghentikan aktivitas Muhammad sepenuhnya. Meski dia menikmati kebebasan yang dia dapatkan dalam menjalankan misinya, dia tidak pernah mampu mendapatkan lebih dari 60 pengikut untuk waktu sekian lama ini.
Seperti telah diceritakan sebelumnya, bahwa Khadijah dan Waraqah lah yang mengusulkan Muhammad untuk mengakhiri penyembahan berhala di Mekah dan menggantinya dengan keyakinan monotheisme. Karenanya dia yakin bahwa istrinya pasti merelakannya untuk menggunakan seluruh kekayaannya dengan alasan misi ini.
Selama lima tahun, Muhammad hidup dari kekayaan istrinya. Dia juga menggunakan kekayaan itu untuk membujuk dan memberi makan pengikut2 muslimnya, banyak diantara mereka adalah bekas budak dan orang2 pengangguran. Hal terbaik dari ini adalah ia bisa menggunakan harta istrinya untuk menyogok kaum pagan yang condong ke arah islam, tapi menahan diri untuk memeluknya. Singkatnya dia menggunakan kekayaan istrinya untuk semua tujuan yang dibutuhkan demi mencapai apa yang telah dia rencanakan lima tahun lalu. Jadi bukan semata2 karena khotbahnya yang menarik, namun juga didasari alasan ekonomi yang menarik orang untuk mengikutinya.
Tapi ketika modal hartanya menipis, dan dia tidak lagi melakukan aktivitas dagang untuk waktu yang lama, dia mulai merasakan tekanan karena masalah keuangan ini. Pengikutnya yang sebagian besar adalah bekas budak yang miskin mulai mengeluh terhadap dia. Penghidupan mereka sepenuhnya tergantung pada Muhammad, karena semenjak mereka mengikuti Muhammad, orang2 kafir memutuskan hubungan dengan mereka, termasuk dalam hal keuangan.
Inilah mendorong Muhammad untuk mengadakan rencana perdamaian, dengan tujuan untuk menenangkan lawan2nya, sekaligus menenangkan para pengikutnya. Tanpa menyadari akan implikasi dari rencananya, dia mengumumkan bahwa dia menerima ketuhanan dari “Lord of the House (Tuan sang empunya Rumah),” yang disembah orang2 pagan dalam bentuk patung yang dipasang didalam Kabah. Dia melanjutkan kelonggaran ini dengan mengijinkan para pengikutnya untuk menyembah patung2 dari al-Lat, al-Uzza dan al-Manat bersama2 dengan kaum pagan. Semua orang kemudian senang karena kekerasan telah berakhir. Bagi para muslim, masa 'damai' ini dikenal sebagai “Gharaniq.”
Berdasar Sirat Rasul Allah, oleh ibn Ishaq, cetakan tahun 2001, hal. 165 sampai 166 Kemungkinan ayatnya berbunyi demikian;
QS 15:19 Sudahkah kau mempertimbangkan Allat dan al-‘Uzza
QS 15:20 Dan Manat, yang ketiga, yang lainnya?
QS 15:21 Merekalah yang dimuliakan angsa2,
QS 15:22 Doa mereka diharapkan;
QS 15:23 Keserupaan mereka tidak dilupakan.
Pengikut Muhammad dan kaum kafir begitu senang dengan perdamaian ini. Namun masa ini hanya berlangsung beberapa waktu saja, karena akhirnya Muhammad sadar, bahwa dengan mengakui berhala kabah, berarti ia mengingkari monotheisme yang diajarkan Waraqah kepadanya. Agar tidak disebut sebagai nabi plin plan, ia menimpakan kesalahannya kepada setan, yang katanya telah menaruh kalimat2 itu dimulutnya, meskipun dia sering mengaku telah mendapat perlindungan penuh dari tuhan agar dihindarkan dari pengaruh2 setan. ???
Menurut seorang penulis Muslim, peristiwa “Gharaniq” ini terjadi di Mekah diakhir tahun ke-5 atau awal tahun ke-6 dari khotbah2nya, yaitu sebelum masa pengungsian ke Abisinia. (Dr. Majid Ali Khan, The Holy Verses, hal 32-37).
Penarikan pernyataan ini tidak ditanggapi dengan baik oleh kaum pagan dan mereka menjadi murka atas sikap tak jelas Muhammad tersebut. Mereka menganggap penarikan pernyataan Muhammad sebagai tindakan khianat, mereka memutuskan untuk menentang agamanya dengan lebih keras lagi. Kalau saja Muhammad tidak mendapat perlindungan dari pamannya Abu Talib, mereka mungkin telah membunuhnya saat itu juga.
Dalam lima tahun terakhir, apa yang dicapai Muhammad sangat menyedihkan. Oposisi kaum pagan semakin bertambah, sumber keuangannya menipis dan, meski mendapatkan perlindungan dari Abu Talib, kebanyakan pengikutnya, yang tidak punya status sosial atau perlindungan, mengalami penyiksaan fisik ditangan tuan mereka. Terlebih lagi, dia juga gagal menyediakan pekerjaan pengganti bagi mereka yang meninggalkan pekerjaannya demi untuk menjadi pengikutnya.
Akibatnya, dia merasa ketidaknyamanan melanda para pengikutnya. Dia, dengan ini perlu mengalihkan perhatian mereka. Dia juga perlu mengambil langkah yang bukan hanya dapat mengangkat kepercayaan para pengikutnya, tapi juga untuk menahan rasa permusuhan lawan2nya.
Dengan tujuan ini, Muhammad mulai memikirkan kemungkinan2 yang dapat dilakukannya. Dari para pengikutnya yg berasal dari Abyssinia (Ethopia), dia tahu bahwa terdapat seorang Raja Kristen bernama Negus/Najasy yang menguasai Abyssinia yang toleran terhadap agama2 lain. Dia juga tahu bahwa Negus menyimpan ambisi akan Mekah dan Negus tidak suka dengan orang2 Persia yang menyebarkan pengaruh2 mereka dalam pemujaan berhala.
Akhirnya, Abyssinia dimata Muhammad kelihatan sebagai negara pilihan yang sempurna untuk meminta pertolongan. Karena itu dia menyiapkan dan mengirim delegasi ke Abyssinia. Delegasi ini terdiri dari 11 anggota, termasuk Ruqayyah, anak perempuannya. Usman, suaminya, diangkat sebagai pemimpin delegasi. Tujuan yang harus dicapai delegasi ini adalah:
1. Muhammad sadar bahwa orang2 Abyssinia berhasrat mengambil kembali kekuasaan Arabia mereka yang telah hilang; dan juga bahwa untuk menolong sekutu Byzantium mereka yang baru saja menderita kekalahan ditangan Persia. Delegasi ini bertugas untuk meyakinkan Raja Negus agar menyerang Mekah dan mengambil alih pemerintahannya. Anggota lain dari delegasi ini punya instruksi khusus, yaitu menceritakan bagaimana orang2 kafir secara mengerikan menyiksa dan membiarkan mereka mati kelaparan, hanya karena mereka menyembah satu tuhan, tuhan yang sama yang disembah Raja Negus. Jika telah diyakinkan, dan jika Negus mengambil alih Mekah, dia harus memilih Muhammad sebagai penguasanya Mekah.
2. Jika Negus menolak, hanya pemimpin delegasi (Muslim) dan istrinya yang boleh kembali ke Mekah. Para muslin yang lain harus tetap tinggal di Abyssinia. Para “pengungsi” ini harus mencari pekerjaan diantara orang2 Assyira yang toleran. Rencana ini bertujuan untuk membebaskan Muhammad dari tanggung jawab untuk menafkahi pengikut2nya tersebut.
3. Mereka yang punya latar belakang pedagangan, harus mengembangkan hubungan dagang dengan orang Abyssinia, dan jika berhasil, hal ini akan mengecilkan posisi monopoli dari kaum pagan Mekah.
4. Kehadiran para pengikut Muhammad yang terus menerus di Abyssinia akan menciptakan markas bagi Muhammad sendiri, jika suatu saat dia merasa tidak aman lagi berada di Mekah, dia dapat dengan mudah pergi ke Abyssinia dan tinggal dengan aman disana. Dari sini dia dapat merencanakan dan mencoba mengambil alih Mekah dikemudian hari. (Persis seperti yang dilakukan Khomeini, dan para petinggi GAM, yang lari ke Barat untuk nanti melancarkan serangan dari Eropa terhadap negara asal mereka.)
Orang2 Mekah curiga akan delegasi yang dikirim Muhamad ini. Karenanya mereka mengirim misi mereka sendiri. Tugasnya adalah meluruskan tuduhan Muslim terhadap mereka dan agar mereka diusir oleh Raja Negus.
Setelah mendengar dari kedua delegasi, Negus menolak permintaan Muslim untuk menyerang Mekah, tapi mengijinkan mereka tinggal dinegerinya. Kaum pagan senang dengan keputusan ini.
Berlawanan dengan apa yang dinyatakan diatas, kebanyakan penulis Muslim berkeras mengatakan bahwa para muslim mengungsi ke Abyssinia hanya untuk menghindari hukuman musuh2nya. Untuk mendukung hipotesa diatas, kami jelaskan sbb:
Saat itu tidak ada polisi atau agen yang menegakkan hukum diseluruh semenanjung Arab. Ini bukan berarti bahwa kaum nomad dan Arab tidak punya aturan untuk memerintah aspek2 kehidupan mereka. Mereka punya undang2, yang mengatur tingkah laku mereka.
Orang2 Arab dalam waktu yang lama telah mengembangkan sistem perlindungan, yang oleh suku2 atau klan2 tertentu diberikan pada anggotanya. Tanpa perlindungan ini, mustahil untuk selamat dalam lingkungan keras gurun. Sistem ini membuat orang yang menyerang anggota suku lain akan berpikir panjang karena akan menimbulkan peperangan masing2 klan.. Sistem ini bekerja dengan baik, terbukti Muhammad terlindungi oleh sistem ini lewat pamannya Abu Talib. Ketika pamannya meninggal, Muhammad harus minta perlindungan dari Mutim Ibn Adi, kepala Nofal klan dari Quraish. Tanpa perlindungannya, Muhammad tidak akan aman di Mekah.
Usman Ibn Affan, yang memimpin delegasi Muslim menikmati perlindungan dari klannya. Terlebih lagi dia memiliki sumber pendapatan lain yang mendukung hidupnya dan anggota keluarganya. Karena sistim perlindungan klan ini, kaum kafir Quraish berpikir dua kali untuk menghlangkan nyawa muslim yang adalah saudara2 mereka sendiri. Hal ini membuat kepindahan muslim ke Abyssinia menjadi sulit dimengerti.
Di Mekah, Muhammad terus menyebarkan kepercayaannya dan mencoba menarik banyak orang kedalam agamanya. Kaum pagan telah mengambil semua jalan damai untuk mencegah dia, tapi gagal.
Frustasi, akhirnya kaum kafir mengeluarkan dekrit yang mengusir Muhammad dan semua pengikutnya. Merasa ganasanya badai yang datang ini, Muhammad berlindung dirumah muridnya yang bernama Orkham. Rumahnya ada dibukit Safa. Muhammad tinggal disini selama sebulan, sambil meneruskan wahyunya dan menarik orang2 kepihaknya dari wilayah2 lain di Arab. Akhirnya kaum Quraish menemukan tempat persembunyiannya. Muhammad juga punya paman bernama Amru Ibn Hashim, yang oleh kaum Quraish diberi nama Abu ‘Ihoem atau Bapak Bijaksana. Para muslim mengubahnya menjadi Abu Jahl, Bapak Kebodohan, karena perlawanannya terhadap keponakannya Muhammad.
Sang Paman ini menyuruh Muhammad keluar dari rumah Orkham, menghinanya bahkan berkata akan menyakitinya. Kemarahan Abu Jahl ini dilaporkan pada paman Muhammad yang lain, Hamza, ketika dia kembali dari perjalanan berburunya. Dia waktu itu bukanlah muslim, tapi telah berjanji untuk melindungi sang keponakan.
Hamza datang dengan panah ditangan, ketempat Abu Jahl berdiri dengan beberapa orang Quraish, Hamza melukai kepala Abu Jahl hingga parah. Setelah serangan ini, Hamza menyatakan bahwa saat itu ia menjadi muslim dan bersumpah kepada Muhammad yang menaikkan moral sang ponakan ini.
Harga diri Abu Jahl terluka, dia bersumpah untuk membalas tindakan para Muslim. Dia juga punya ponakan bernama Umar bin Khattab, 26 tahun, bertubuh raksasa, kuat dan sangat berani. Dia katanya sangat tinggi hingga ketika duduk, mereka yang berdiri tetap kalah tinggi dengannya. Ia terkenal sebagai peminum berat & tukang pukul istri. Atas suruhan pamannya, Abu Jahl, orang bertubuh besar ini berjanji akan mendatangi persembunyian Muhammad dan membuat Muhammad dan Hamza menderita seperti Abu Jahl.
Dijalan kearah rumah Orkham, dia bertemu seorang Quraish, dia menjelaskan maksudnya. Orang Quraish ini sebenarnya telah masuk Islam, dia memintanya untuk pergi saja dan jangan melakukan apa yang diminta Abu Jahl. Dia minta untuk memeriksa apa ada sanak keluarganya yang telah menjadi muslim, sebelum dia pergi dan melukai Muhammad dan pamannya. Mendengar ini, Umar jadi ingin tahu apakah ada anggota keluarganya yang melepaskan agama nenek moyangnya. Muslim Quraish ini memberi Umar nama adiknya sendiri, Aminah dan suaminya Said.
Umar berbalik arah dan pergi kerumah adik perempuannya, dan masuk rumahnya, ketika itu ia melihat mereka (adik dan suaminya) sedang membaca Quran. Said berusaha menyembunyikannya, tapi Umar semakin marah. Dia menginjak dada saat dan hampir menusukkan pedangnya jika tidak ditahan adiknya. Karena menahannya, Aminah dipukul hingga wajahnya berdarah2. “Musuh Allah!” Jerit Aminah; “Apa kau memukulku hanya karena percaya pada satu Allah saja? Terlepas dari kau dan kekerasanmu, aku akan mempertahankan imanku.” Tambahnya “Ya, tidak ada allah selain Allah, dan Muhammad adalah utusannya; dan sekarang Omar selesaikan tugasmu!”.
Menyesali perbuatannya, Umar menarik kakinya dari dada Said. “Tunjukkan tulisan itu,” katanya. Ketika kertas yang berisi Surat ke-20 Quran diberikan padanya, dia baca dan menyerap dalam hatinya. Ia tergerak, khususnya pada bagian mengenai kebangkitan dan pengadilan, akhirnya dia memutuskan utk memeluk Islam. (Benarkah pada jaman itu telah ada kertas)
Umar lari kerumah Orkham dan menemui Muhammad, menjelaskan keinginannya untuk menjadi Muslim. Muhammad menerimanya dengan hangat dan menyuruhnya mengucapkan kalimat Tayyaba / Syahadat, pengucapan yang melengkapi seseorang maenjadi muslim.
Umar tidak senang sebelum berita masuknya dia ke Islam diumumkan. Atas permintaannya tersebut, Muhammad menemani dia seketika itu juga ke Kabah, untuk melakukan ritual islam secara terbuka. Omar berjalan disisi kiri dan Hamzah disisi kanan untuk melindungi Muhammad dari serangan atau hinaan. Dikatakan ada sekitar 40 murid yang menemani prosesi ini.
Masuknya Hamzah dan Umar ke Islam menjadi batu loncatan pada sejarah awal dari Islam; sekarang Muhammad punya dukungan fisik dan moral dari dua orang Quraish pemberani dan kuat. Ini juga membuatnya lebih mudah berkhotbah dibanding sebelumnya. Tindakan Umar ini katanya menyebabkan kegusaran ditengah orang2 Quraish hingga Abu Talib, paman Muhammad, menyimpulkan bahwa kaum pagan akan melakukan usaha yang dapat mencelakakan keponakannya, baik secara diam2 ataupun terang2an. Dengan begitu, si orang tua itu menyarankan Muhammad dan para pengikutnya untuk memasuki rumahnya jika mereka ada kota itu.
Perlindungan yang diberi Abu Talib, membuat keturunan Quraish yang lain murka. Ini membuat terjadinya perpecahan dalam suku ini. Abu Sofian, pemimpin Quraish anti Muhammad, tidak hanya menghina kemurtadan Muhammad tetapi juga seluruh garis keturunan Hashim yang melindunginya. Abu Sofian tidak menentang Muhammad dan pamannya Abu Talib semata karena pribadi atau masalah agama, namun juga karena perpecahan keluarga mengenai penjagaan Kabah.
Klan Hasmin (klannya Muhammad) telah lama menjadi kuncen Kabah, yang merupakan nafkah utama bagi mereka. Untuk meneruskan praktek ini, Abu Talib berhasrat untuk meneruskannya kepada garis keturunannya sendiri, dengan begitu mengabaikan Abu Sofian dan klan lainnya yang juga berhasrat melanjutkan pekerjaan itu. Tindakan Abu Talib melindungi Muhammad dan pengikutnya, dimanfaatkan Abu Sofyan sebagai alasan bahwa mereka tidak pantas lagi menjadi kuncen Kabah. Dengan itu Abu Sofyan mengeluarkan amanat yaitu melarang seluruh suku Quraish untuk melakukan hubungan pernikahan ataupun perdagangan dengan klan Hashim hingga mereka menyerahkan Muhammad untuk ditangkap dengan tuduhan penghinaan terhadap tuhan2 dan agama mereka.
Amanat ini dikeluarkan di tahun ke-7 misi Muhammad, ditulis dalam sebuah perkamen (sebenarnya ditulis pada sebuah kain dan ditempel pada dinding kabah. Jadi pengakuan Muslim bahwa dekrit dari Abu Sofian ditulis dalam sebuah perkamen adalah salah/ditambah2i belakangan), digantung didinding Kabah. Muslim menyatakan bahwa larangan itu telah menyebabkan kesulitan besar bagi Muhammad dan para pengikutnya.
Periode singkat dari larangan ini tertutupi oleh musim ziarah haji, ketika para peziarah berduyun2 ke Mekah dari semua jazirah Arab untuk memenuhi kewajiban religius mereka. Selama musim ini, menurut hukum dan kebiasaan dari orang2 Arab, semua permusuhan ditunda, dan suku2 yang berperang bertemu dalam perdamaian sementara untuk menyembah di kuil Kabah. Dengan menggunakan perdamaian sementara ini, Muhammad dan pengikutnya keluar dari persembunyian dan kembali ke Mekah.
Dengan kelompok besar, Muhammad menggunakan kesempatan ini untuk berkhotbah diantara para peziarah dan mengumumkan wahyu yang katanya telah dia terima. Dengan cara ini banyak yang memeluk Islam, yang sekembalinya mereka kekampung mereka, mereka membawa benih2 agama baru. Kaum pagan Mekah tidak menghalangi Muhammad, karena mereka terikat oleh hukum agama mereka selama musim haji ini.
Pada akhir musim haji, Muhammad dan para pengikutnya kembali keperlindungan mereka. Kaum pagan pada saat itu pun tidak melakukan apa2 untuk menghalanginya atau mempersulitnya untuk kembali. Quran mengandung detil yang dilebih2kan tentang apa yang terjadi selama 23 tahun misi Islamisasinya ini. Biografi Muhammad juga tidak sedikitpun menunjukkan bahwa ia ditekan ataupun dilukai oleh penentangnya. Bahkan Quranpun tidak menunjukkan bagamaina Muhammad memperlakukan musuh2nya, mengingat bahwa ia menghina agama mereka dan mengajak orang untuk berpindah keyakinan, sesuatu yang dianggap kejahatan sangat parah dijaman itu.
Sementara itu, perkamen yang berisi larangan bagi Muslim, sebagian telah hancur dan amanatnya hanya tinggal kata2 awal, “Dalam nama tuhan, Allah yg maha kuasa,” formula kalimat kuno yang umum digunakan oleh kaum kafir ditulisan2 mereka. Pihak Muslim menggunakan formula ini sekarang dengan sedikit perubahan agar cocok dengan apa yang dibawa oleh doktrin agama Muhammad.
Muslim fanatik menganggap hancurnya amanat/dekrit secara misterius itu sebagai suatu mukjijat dari Allah untuk menolong Muhammad. Kaum kafir, sebaliknya, senang karena ada tangan yang tidak dikenal merusak dokumen itu, karena mereka menganggap dokumen itu memalukan bagi Abu Sufyan karena ketidakefektifannya.
Muhammad kembali ke Mekah dan saat itu Persia menang atas Yunani dengan menaklukan Syria dan sebagian Mesir. Kaum penyembah berhala Quraish bersuka ria akan kekalahan kekristenan Yunani, yang agamanya bertentangan dengan agama berhala; mereka menghubungkannya dengan kekalahan agama baru yaitu Islam. Muhammad, dilain pihak, sedikit berkecil hati dengan kekalahan orang2 kristen tersebut, tapi dia tetap menjawab ejekan2 kaum pagan dan mengeluarkan Surat 30, yang dibuka dengan kalimat berikut:
“Telah dikalahkan bangsa Rumawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi)” (QS 30:2-4)
Tidak lama setelah Muhammad kembali ke Mekah, ia menemuai pamannya Abu Talib, yang telah sekarat. Orang tua ini, meski mendukung dan melindungi Muhammad dari musuh2 kafirnya, tidak pernah memeluk Islam. Sering Muhammad memohon2 padanya agar menerima agama dia dan mati sebagai Muslim, tapi selalu dia tolak, karena ia tau siapa sebenarnya Muhammad, dan bagaimana agama yang dibawa Muhammad tersebut.
Muhammad mendekati Abu Talib sekali lagi ketika sekarat dan memohon untuk terakhir kali agar menerima Islam. Sang paman tersenyum dan memilih mati dengan agama nenek moyangnya. Karena usahanya gagal, Muhammad keluar ruangan sambil berkata; Aku ingin berdoa untuk dia, tapi Allah melarangku.
Muhammad memanglah orang yang tak tau berterimakasih, sejak kecil pamannya dengan kasih sayang merawatnya, bahkan ia telah mempertaruhkan nyawa dan kehormatannya untuk melindungi Muhammad. Namun apa balasan Muhammad? Disaat kematiannyanya pun Muhammad enggan mendoakannya. Benar2 manusia berhati mulia.
Dengan kematian Abu Talib, pimpinan klan Bani Hashim digantikan oleh Abu Lahab, paman Muhammad yang lain.
Tidak berapa lama setelah kematian sang paman, istri Muhammad, Khadijah beserta saudara sepupunya Waraqah, berturut2 juga meninggal dunia. Ini terjadi di tahun 619 M.
Meski Khadijah lebih tua dari Muhammad, katanya Muhammad tetap setia padanya dan tidak mengambil istri lain, meski hukum Arab mengijinkannya. Muslim fanatik menggunakan ini sebagai kebaikannya. Tapi faktanya lain.
Benar bahwa selama Khadijah hidup, Muhammad tidak mengambil istri lain, tapi ini bukan murni karena cintanya; tapi karena terpaksa ! Dia terikat pada kontrak perkawinan Nosrania yang hanya memperbolehkan 1 istri. Disamping itu ia juga takut pada istrinya; istrinya yang memegang keuangan keluarga! Khadijah juga paling tahu rahasia2 Muhammad dan misi kenabiannya yang bisa menghancurkan ambisinya. Kelakuan Muhammad setelah kematian Khadijah membuktikan kebenaran hipotesa ini: Tidak ada satupun catatan yang menceritakan bagaimana Muhammad bersedih atas kematian Istrinya dan bagaimana dia berduka karenanya sebagaimana suami kehilangan istri tercintanya. Segera setelah kematian Khadijah, Muhammad seperti singa yang lepas dari kandangnya, dengan ganasnya bergonta ganti sampai puluhan istri.
Muhammad segera sadar kerugian yang dideritanya atas kematian paman dan pelindungnya, Abu Talib. Dia sekarang merasa tidak aman dikotanya sendiri karena adanya Abu Sufyan dan Abu Jahl. Karena itu segera setelah kematian Khadijah, ia ditemani oleh budaknya Zaid pergi mencari perlindungan di Taif, sebuah kota kecil 70 mil dari Mekah, dihuni oleh orang Arab dari suku Thakeef. Sebuah tempat yang disukai di Arab, banyak kebun anggur dan taman2 indahnya.
Muhammad memasuki Taif dengan harapan mendapat perlindungan karena pamannya al Abbas mempunyai tanah disana. Tapi dia ternyata salah memilih Taif sebagai perlindungan; karena Taif adalah markas dari para penyembah berhala dan penghuninya adalah pemuja fanatik dari al-Lat, salah satu dari tiga anak perempuan Allah.
Dia tinggal di Taif hanya sekitar sebulan, dengan sia2 mencoba menarik masyarakat Taif masuk ke Islam. Setiap dia mencoba berkhotbah, suaranya tenggelam oleh suara2 cemoohan. Sering batu beterbangan kearahnya, yang semerta2 dihalangi oleh budak setianya, Zaid. Begitu keras perlakuan mereka hingga Muhammad akhirnya lari terbirit2 meninggalkan Taif sambil terus dikejar oleh orang2 yang berteriak2 memakinya. Herannya, Allah tidak memberikan wahyu apa2 sebelum dia masuk kota ini, misalnya memperingati dia akan ketidakramahan penghuninya atau dia bahwa dia ditakdirkan menghadapi kesia2an dalam kunjungannya kekota ini.
Setelah diusir dari Mekah, Muhammad tidak berani lagi kembali kesana. Maka, dia memutuskan untuk tinggal sementara dipadang pasir sampai Zaid menemukan perlindungan pada temannya dikota. Dalam keadaan ekstrim ini, dia mendapat penglihatan, yang sepertinya selalu datang padanya saat dia seorang diri dan dalam keadaan tertekan.
Dia berhenti ditempat sunyi di lembah Nakhla, berada diantara Mekah dan Taif. Disini, ketika dia membaca tulisannya untuk menghilangkan kebosanan, dia mendengar ada sesuatu yg melintas dihadapannya, sesuatu yang disebut Jin bagi orang Arab.
Jin katanya dibuat dari api, ada yang baik ada yang jahat, dan juga diadili bersama2 manusia pada hari pengadilan nanti. Mereka tidak kelihatan, dan tinggal ditempat2 sepi dan banyak juga tinggal ditempat yang dihuni manusia. Jin yang saleh akan dihadiahi surga dimana dia berbagi kenikmatan seksual dengan manusia, sementara yang jahat dimasukan ke neraka untuk dibakar dengan api. (Api dibakar dengan api?).
Sekelompok jin kemudian berhenti dan mendengarkan Muhammad yang sedang membaca. “Sesungguhnya,” kata mereka menyimpulkan, “Kami telah mendengar khotbah yang mengagumkan, yang mengarahkan kita pada jalan yang benar, dengan itu kami percaya padanya.” Pengakuan mereka menghibur Muhammad, membuktikan bahwa meski manusia mengejek dia dan doktrinnya, ternyata ia dihargai makhluk halus. Sejak saat itu Muhammad menyatakan dirinya sebagai SATU2NYA yang dikirim oleh Allah, UNTUK MENYADARKAN PARA JIN KE JALAN ALLAH.
Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya: sekumpulan jin telah mendengarkan (Al Qur'an), lalu mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur'an yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan kami. (QS 72:1-2)
Setelah Muhammad mengaku menerima wahyu dari Jibril, beberapa orang mengikuti Khadijah, untuk memeluk Islam, dan mengakui kerasulan Muhammad, diantaranya adalah:
1. Ali bin Abu Taleb. Dia adalah sepupu kesepuluh Muhammad yang hidup dalam tanggungan Muhammad dan yang kemudian menikahi anaknya, Fatimah.
2. Zaid bin Harith, budak yang dibebaskan dan kemudian diangkat anak oleh Muhammad. Nantinya istri Zaid tersebut, yaitu Zainab dinikahi oleh Muhammad.
3. Abdullah Atik bin Abu Kahafa, yang lebih dikenal sebagai Abu Bakar, “bapak dari onta betina perawan,” sebuah gelar yang dia dapat setelah ia membiarkan Muhammad yang berumur 50 tahun menikahi anak perempuannya, Aisha yang berumur 6 th. Dia adalah salah satu teman dekat Muhammad.
4. Abdu Amr, anak dari Awf, kerabat jauh dari ibu Muhammad, Aminah
5. Abu Ubaydah, anak dari al-Jarrah, dari Bani al-Harith.
Karena Muhammad telah diyakinkan Khadijah dan Waraqah bahwa misinya bisa sangat berbahaya, oleh sebab itu dia berencana untuk melakukan misi pertama ini dengan rahasia. Saat itu dia mulai menyebarkan agama barunya secara pelahan2 dan diam2. Dalam tiga tahun pertamanya ia hanya dapat menarik tidak lebih dari 40 orang; mereka itu juga, sebagian besar adalah anak2 muda, orang asing dan bekas budak.
Untuk para pengikutnya ini, Muhammad mengenalkan tiga doa harian, yang dia pinjam dari ritual pagan kuno. Karena takut, dia menyuruh para pengikutnya untuk melakukan doa2 mereka ditempat tertutup, baik itu dirumah salah seorang pengikut atau digua dekat Mekah. Kerahasiaan ini tidak efektif, karena akhirnya kaum pagan (pemuja berhala) tahu akan pertemuan2 rahasia Muhammad.
Dalam salah satu pertemuan, massa mengamuk, dan perkelahian terjadi. Saad, seorang muslim, melukai salah satu orang pagan. (Persis kelakuan para muslim ketika tau ada Jamaah Ahmadiah yang sedang melakukan ibadah). Dengan ini, Saad menjadi Muslim pertama yang mengucurkan darah demi Islam. Terbongkarnya rahasianya ini mengecilkan semangat Muhammad dan meningkatkan ketidak tenangan pikirannya.
Perlu diketahui bahwa pada jaman Muhammad ini, tidak ada pemerintahan di Jazirah Arab, tidak ada aparat atau polisi yang menjaga keamanan atau ketertiban wilayah tersebut. Sistem keamanan yang ada adalah sistem perlindungan klan atau kelompok. Membunuh seseorang dari suatu kelompok, itu berarti orang tersebut harus berhadapan dengan kelompok dari orang yang ia bunuh.
Abu Bakar dan Usman mendapatkan perlindungan yang kuat dari klan mereka. Hasilnya, mereka tidak pernah menghadapi kekerasan dari kaum pagan Mekah, meski mereka telah menjadi muslim, dan menemani Muhammad dalam setiap perjalanan khotbahnya. Bahkan Ali yang muda tidak pernah diganggu ataupun diperlakukan kasar oleh anak2 seumurnya, atau oleh orang yang lebih tua hanya karena ia telah memeluk islam.
Dengan semakin besarnya dorongan Khadijah dan Waraqah, Muhammad mulai menunjukkan antusiasme yang besar dan mulai secara terbuka menyatakan doktrin2nya, dan memperkenalkan diri sebagai seorang nabi, yang dikirim oleh tuhan untuk mengakhiri pemujaan berhala. Kaum kafir Mekah merasa sangat terluka oleh hinaan2nya terhadap agama nenek moyang mereka.
Ibnu Ishaq berkata, "Seperti yang disampaikan kepadaku, bahwa Abu Jahal bin Hisyam berjumpa dengan Rasulullah, kemudian ia berkata kepada beliau, 'Hai Muhammad, engkau harus berhenti mencela tuhan2 kami! Jika tidak, maka kami akan mencela tuhan yang engkau sembah.' (Ibnu Hisyam, Sirah NA, Vol 1, p 318)
Terlebih lagi, Muhammad telah menciptakan atmosfir permusuhan di Mekah, yang memisahkan anak dari orang tuanya, dan saudara dari kerabatnya.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang lalim. (QS 9.23)
Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan (QS 29:
Meski Muhammad telah merobek2 kehidupan sosial dan agama mereka, kaum kafir tidak pernah menunjukkan kekerasan apapun terhadap Muhammad. Mereka tidak pernah menyiksanya, ataupun mencoba melukai dia. Pada satu kejadian, dilaporkan beberapa orang pagan melempar tanah ke Muhammad, tapi tidak membuatnya terluka atau kesakitan.
Beberapa kaum kafir yang bersikap netral menuntut bukti2 ajaib dan mujizat pada Muhammad. Karena memang dia bukan nabi, maka diapun tidak bisa melakukan mujizat. Oleh karenanya ia menjawab dengan jawaban diplomatis.
"Orang-orang yang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu tanda (kebesaran) dari Tuhannya?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk."(QS 13:7)
Merasa tidak puas, mereka menuntut bukti2 yang nyata, keajaiban yang bisa dirasakan dan dilihat, misal membuat orang bisu menjadi dapat berkata2, yang tuli jadi mendengar, yang buta jadi melihat, atau yang mati hidup kembali. Muhammad seperti biasa, tidak hanya menghindari tuntutan ini, tapi dia juga mengulang2 perkataan yang sama (hanya Qurannya sebagai keajaiban). Dan disaat yang sama, dia mengancam dan mengutuki mereka dengan hukuman berat dari tuhan, jika mereka berkeras menuntut hal itu.
Al Maalem, seorang penulis Arab, mencatat bahwa terdapat beberapa murid Muhammad yang bergabung dengan para kaum pagan untuk menuntut ditunjukkan keajaiban, dan memintanya untuk membuktikan kemampuannya dengan mengubah bukit Safa menjadi emas. Didesak seperti itu, Muhammad berdoa, dan setelah selesai, dia meyakinkan para pengikutnya dan juga mereka yang menentangnya bahwa malaikat Jibril muncul dihadapannya dan memberitahu bahwa jika tuhan mengabulkan doanya dan melakukan keajaiban yang diminta, mereka semua yang tidak percaya sebelumnya akan dimusnahkan. Karena itu ia memohon tuhan agar keajaiban itu tidak diwujudkan hingga bukit Safa tetap seperti sekarang ini dan tidak berubah menjadi emas. Dia terus berkeras bahwa Quran adalah keajaibannya dan diatas itu; dia tidak punya kuasa untuk melakukan keajaiban2 lain yang memuaskan ketidak percayaan mereka.
Kita telah mencapai tahun kelima dari misi Muhammad. Dari waktu ke waktu dia menghadapi perlawanan kaum pagan akan khotbahnya, tapi mereka tidak pernah berhasil menghentikan aktivitas Muhammad sepenuhnya. Meski dia menikmati kebebasan yang dia dapatkan dalam menjalankan misinya, dia tidak pernah mampu mendapatkan lebih dari 60 pengikut untuk waktu sekian lama ini.
Seperti telah diceritakan sebelumnya, bahwa Khadijah dan Waraqah lah yang mengusulkan Muhammad untuk mengakhiri penyembahan berhala di Mekah dan menggantinya dengan keyakinan monotheisme. Karenanya dia yakin bahwa istrinya pasti merelakannya untuk menggunakan seluruh kekayaannya dengan alasan misi ini.
Selama lima tahun, Muhammad hidup dari kekayaan istrinya. Dia juga menggunakan kekayaan itu untuk membujuk dan memberi makan pengikut2 muslimnya, banyak diantara mereka adalah bekas budak dan orang2 pengangguran. Hal terbaik dari ini adalah ia bisa menggunakan harta istrinya untuk menyogok kaum pagan yang condong ke arah islam, tapi menahan diri untuk memeluknya. Singkatnya dia menggunakan kekayaan istrinya untuk semua tujuan yang dibutuhkan demi mencapai apa yang telah dia rencanakan lima tahun lalu. Jadi bukan semata2 karena khotbahnya yang menarik, namun juga didasari alasan ekonomi yang menarik orang untuk mengikutinya.
Tapi ketika modal hartanya menipis, dan dia tidak lagi melakukan aktivitas dagang untuk waktu yang lama, dia mulai merasakan tekanan karena masalah keuangan ini. Pengikutnya yang sebagian besar adalah bekas budak yang miskin mulai mengeluh terhadap dia. Penghidupan mereka sepenuhnya tergantung pada Muhammad, karena semenjak mereka mengikuti Muhammad, orang2 kafir memutuskan hubungan dengan mereka, termasuk dalam hal keuangan.
Inilah mendorong Muhammad untuk mengadakan rencana perdamaian, dengan tujuan untuk menenangkan lawan2nya, sekaligus menenangkan para pengikutnya. Tanpa menyadari akan implikasi dari rencananya, dia mengumumkan bahwa dia menerima ketuhanan dari “Lord of the House (Tuan sang empunya Rumah),” yang disembah orang2 pagan dalam bentuk patung yang dipasang didalam Kabah. Dia melanjutkan kelonggaran ini dengan mengijinkan para pengikutnya untuk menyembah patung2 dari al-Lat, al-Uzza dan al-Manat bersama2 dengan kaum pagan. Semua orang kemudian senang karena kekerasan telah berakhir. Bagi para muslim, masa 'damai' ini dikenal sebagai “Gharaniq.”
Berdasar Sirat Rasul Allah, oleh ibn Ishaq, cetakan tahun 2001, hal. 165 sampai 166 Kemungkinan ayatnya berbunyi demikian;
QS 15:19 Sudahkah kau mempertimbangkan Allat dan al-‘Uzza
QS 15:20 Dan Manat, yang ketiga, yang lainnya?
QS 15:21 Merekalah yang dimuliakan angsa2,
QS 15:22 Doa mereka diharapkan;
QS 15:23 Keserupaan mereka tidak dilupakan.
Pengikut Muhammad dan kaum kafir begitu senang dengan perdamaian ini. Namun masa ini hanya berlangsung beberapa waktu saja, karena akhirnya Muhammad sadar, bahwa dengan mengakui berhala kabah, berarti ia mengingkari monotheisme yang diajarkan Waraqah kepadanya. Agar tidak disebut sebagai nabi plin plan, ia menimpakan kesalahannya kepada setan, yang katanya telah menaruh kalimat2 itu dimulutnya, meskipun dia sering mengaku telah mendapat perlindungan penuh dari tuhan agar dihindarkan dari pengaruh2 setan. ???
Menurut seorang penulis Muslim, peristiwa “Gharaniq” ini terjadi di Mekah diakhir tahun ke-5 atau awal tahun ke-6 dari khotbah2nya, yaitu sebelum masa pengungsian ke Abisinia. (Dr. Majid Ali Khan, The Holy Verses, hal 32-37).
Penarikan pernyataan ini tidak ditanggapi dengan baik oleh kaum pagan dan mereka menjadi murka atas sikap tak jelas Muhammad tersebut. Mereka menganggap penarikan pernyataan Muhammad sebagai tindakan khianat, mereka memutuskan untuk menentang agamanya dengan lebih keras lagi. Kalau saja Muhammad tidak mendapat perlindungan dari pamannya Abu Talib, mereka mungkin telah membunuhnya saat itu juga.
Dalam lima tahun terakhir, apa yang dicapai Muhammad sangat menyedihkan. Oposisi kaum pagan semakin bertambah, sumber keuangannya menipis dan, meski mendapatkan perlindungan dari Abu Talib, kebanyakan pengikutnya, yang tidak punya status sosial atau perlindungan, mengalami penyiksaan fisik ditangan tuan mereka. Terlebih lagi, dia juga gagal menyediakan pekerjaan pengganti bagi mereka yang meninggalkan pekerjaannya demi untuk menjadi pengikutnya.
Akibatnya, dia merasa ketidaknyamanan melanda para pengikutnya. Dia, dengan ini perlu mengalihkan perhatian mereka. Dia juga perlu mengambil langkah yang bukan hanya dapat mengangkat kepercayaan para pengikutnya, tapi juga untuk menahan rasa permusuhan lawan2nya.
Dengan tujuan ini, Muhammad mulai memikirkan kemungkinan2 yang dapat dilakukannya. Dari para pengikutnya yg berasal dari Abyssinia (Ethopia), dia tahu bahwa terdapat seorang Raja Kristen bernama Negus/Najasy yang menguasai Abyssinia yang toleran terhadap agama2 lain. Dia juga tahu bahwa Negus menyimpan ambisi akan Mekah dan Negus tidak suka dengan orang2 Persia yang menyebarkan pengaruh2 mereka dalam pemujaan berhala.
Akhirnya, Abyssinia dimata Muhammad kelihatan sebagai negara pilihan yang sempurna untuk meminta pertolongan. Karena itu dia menyiapkan dan mengirim delegasi ke Abyssinia. Delegasi ini terdiri dari 11 anggota, termasuk Ruqayyah, anak perempuannya. Usman, suaminya, diangkat sebagai pemimpin delegasi. Tujuan yang harus dicapai delegasi ini adalah:
1. Muhammad sadar bahwa orang2 Abyssinia berhasrat mengambil kembali kekuasaan Arabia mereka yang telah hilang; dan juga bahwa untuk menolong sekutu Byzantium mereka yang baru saja menderita kekalahan ditangan Persia. Delegasi ini bertugas untuk meyakinkan Raja Negus agar menyerang Mekah dan mengambil alih pemerintahannya. Anggota lain dari delegasi ini punya instruksi khusus, yaitu menceritakan bagaimana orang2 kafir secara mengerikan menyiksa dan membiarkan mereka mati kelaparan, hanya karena mereka menyembah satu tuhan, tuhan yang sama yang disembah Raja Negus. Jika telah diyakinkan, dan jika Negus mengambil alih Mekah, dia harus memilih Muhammad sebagai penguasanya Mekah.
2. Jika Negus menolak, hanya pemimpin delegasi (Muslim) dan istrinya yang boleh kembali ke Mekah. Para muslin yang lain harus tetap tinggal di Abyssinia. Para “pengungsi” ini harus mencari pekerjaan diantara orang2 Assyira yang toleran. Rencana ini bertujuan untuk membebaskan Muhammad dari tanggung jawab untuk menafkahi pengikut2nya tersebut.
3. Mereka yang punya latar belakang pedagangan, harus mengembangkan hubungan dagang dengan orang Abyssinia, dan jika berhasil, hal ini akan mengecilkan posisi monopoli dari kaum pagan Mekah.
4. Kehadiran para pengikut Muhammad yang terus menerus di Abyssinia akan menciptakan markas bagi Muhammad sendiri, jika suatu saat dia merasa tidak aman lagi berada di Mekah, dia dapat dengan mudah pergi ke Abyssinia dan tinggal dengan aman disana. Dari sini dia dapat merencanakan dan mencoba mengambil alih Mekah dikemudian hari. (Persis seperti yang dilakukan Khomeini, dan para petinggi GAM, yang lari ke Barat untuk nanti melancarkan serangan dari Eropa terhadap negara asal mereka.)
Orang2 Mekah curiga akan delegasi yang dikirim Muhamad ini. Karenanya mereka mengirim misi mereka sendiri. Tugasnya adalah meluruskan tuduhan Muslim terhadap mereka dan agar mereka diusir oleh Raja Negus.
Setelah mendengar dari kedua delegasi, Negus menolak permintaan Muslim untuk menyerang Mekah, tapi mengijinkan mereka tinggal dinegerinya. Kaum pagan senang dengan keputusan ini.
Berlawanan dengan apa yang dinyatakan diatas, kebanyakan penulis Muslim berkeras mengatakan bahwa para muslim mengungsi ke Abyssinia hanya untuk menghindari hukuman musuh2nya. Untuk mendukung hipotesa diatas, kami jelaskan sbb:
Saat itu tidak ada polisi atau agen yang menegakkan hukum diseluruh semenanjung Arab. Ini bukan berarti bahwa kaum nomad dan Arab tidak punya aturan untuk memerintah aspek2 kehidupan mereka. Mereka punya undang2, yang mengatur tingkah laku mereka.
Orang2 Arab dalam waktu yang lama telah mengembangkan sistem perlindungan, yang oleh suku2 atau klan2 tertentu diberikan pada anggotanya. Tanpa perlindungan ini, mustahil untuk selamat dalam lingkungan keras gurun. Sistem ini membuat orang yang menyerang anggota suku lain akan berpikir panjang karena akan menimbulkan peperangan masing2 klan.. Sistem ini bekerja dengan baik, terbukti Muhammad terlindungi oleh sistem ini lewat pamannya Abu Talib. Ketika pamannya meninggal, Muhammad harus minta perlindungan dari Mutim Ibn Adi, kepala Nofal klan dari Quraish. Tanpa perlindungannya, Muhammad tidak akan aman di Mekah.
Usman Ibn Affan, yang memimpin delegasi Muslim menikmati perlindungan dari klannya. Terlebih lagi dia memiliki sumber pendapatan lain yang mendukung hidupnya dan anggota keluarganya. Karena sistim perlindungan klan ini, kaum kafir Quraish berpikir dua kali untuk menghlangkan nyawa muslim yang adalah saudara2 mereka sendiri. Hal ini membuat kepindahan muslim ke Abyssinia menjadi sulit dimengerti.
Di Mekah, Muhammad terus menyebarkan kepercayaannya dan mencoba menarik banyak orang kedalam agamanya. Kaum pagan telah mengambil semua jalan damai untuk mencegah dia, tapi gagal.
Frustasi, akhirnya kaum kafir mengeluarkan dekrit yang mengusir Muhammad dan semua pengikutnya. Merasa ganasanya badai yang datang ini, Muhammad berlindung dirumah muridnya yang bernama Orkham. Rumahnya ada dibukit Safa. Muhammad tinggal disini selama sebulan, sambil meneruskan wahyunya dan menarik orang2 kepihaknya dari wilayah2 lain di Arab. Akhirnya kaum Quraish menemukan tempat persembunyiannya. Muhammad juga punya paman bernama Amru Ibn Hashim, yang oleh kaum Quraish diberi nama Abu ‘Ihoem atau Bapak Bijaksana. Para muslim mengubahnya menjadi Abu Jahl, Bapak Kebodohan, karena perlawanannya terhadap keponakannya Muhammad.
Sang Paman ini menyuruh Muhammad keluar dari rumah Orkham, menghinanya bahkan berkata akan menyakitinya. Kemarahan Abu Jahl ini dilaporkan pada paman Muhammad yang lain, Hamza, ketika dia kembali dari perjalanan berburunya. Dia waktu itu bukanlah muslim, tapi telah berjanji untuk melindungi sang keponakan.
Hamza datang dengan panah ditangan, ketempat Abu Jahl berdiri dengan beberapa orang Quraish, Hamza melukai kepala Abu Jahl hingga parah. Setelah serangan ini, Hamza menyatakan bahwa saat itu ia menjadi muslim dan bersumpah kepada Muhammad yang menaikkan moral sang ponakan ini.
Harga diri Abu Jahl terluka, dia bersumpah untuk membalas tindakan para Muslim. Dia juga punya ponakan bernama Umar bin Khattab, 26 tahun, bertubuh raksasa, kuat dan sangat berani. Dia katanya sangat tinggi hingga ketika duduk, mereka yang berdiri tetap kalah tinggi dengannya. Ia terkenal sebagai peminum berat & tukang pukul istri. Atas suruhan pamannya, Abu Jahl, orang bertubuh besar ini berjanji akan mendatangi persembunyian Muhammad dan membuat Muhammad dan Hamza menderita seperti Abu Jahl.
Dijalan kearah rumah Orkham, dia bertemu seorang Quraish, dia menjelaskan maksudnya. Orang Quraish ini sebenarnya telah masuk Islam, dia memintanya untuk pergi saja dan jangan melakukan apa yang diminta Abu Jahl. Dia minta untuk memeriksa apa ada sanak keluarganya yang telah menjadi muslim, sebelum dia pergi dan melukai Muhammad dan pamannya. Mendengar ini, Umar jadi ingin tahu apakah ada anggota keluarganya yang melepaskan agama nenek moyangnya. Muslim Quraish ini memberi Umar nama adiknya sendiri, Aminah dan suaminya Said.
Umar berbalik arah dan pergi kerumah adik perempuannya, dan masuk rumahnya, ketika itu ia melihat mereka (adik dan suaminya) sedang membaca Quran. Said berusaha menyembunyikannya, tapi Umar semakin marah. Dia menginjak dada saat dan hampir menusukkan pedangnya jika tidak ditahan adiknya. Karena menahannya, Aminah dipukul hingga wajahnya berdarah2. “Musuh Allah!” Jerit Aminah; “Apa kau memukulku hanya karena percaya pada satu Allah saja? Terlepas dari kau dan kekerasanmu, aku akan mempertahankan imanku.” Tambahnya “Ya, tidak ada allah selain Allah, dan Muhammad adalah utusannya; dan sekarang Omar selesaikan tugasmu!”.
Menyesali perbuatannya, Umar menarik kakinya dari dada Said. “Tunjukkan tulisan itu,” katanya. Ketika kertas yang berisi Surat ke-20 Quran diberikan padanya, dia baca dan menyerap dalam hatinya. Ia tergerak, khususnya pada bagian mengenai kebangkitan dan pengadilan, akhirnya dia memutuskan utk memeluk Islam. (Benarkah pada jaman itu telah ada kertas)
Umar lari kerumah Orkham dan menemui Muhammad, menjelaskan keinginannya untuk menjadi Muslim. Muhammad menerimanya dengan hangat dan menyuruhnya mengucapkan kalimat Tayyaba / Syahadat, pengucapan yang melengkapi seseorang maenjadi muslim.
Umar tidak senang sebelum berita masuknya dia ke Islam diumumkan. Atas permintaannya tersebut, Muhammad menemani dia seketika itu juga ke Kabah, untuk melakukan ritual islam secara terbuka. Omar berjalan disisi kiri dan Hamzah disisi kanan untuk melindungi Muhammad dari serangan atau hinaan. Dikatakan ada sekitar 40 murid yang menemani prosesi ini.
Masuknya Hamzah dan Umar ke Islam menjadi batu loncatan pada sejarah awal dari Islam; sekarang Muhammad punya dukungan fisik dan moral dari dua orang Quraish pemberani dan kuat. Ini juga membuatnya lebih mudah berkhotbah dibanding sebelumnya. Tindakan Umar ini katanya menyebabkan kegusaran ditengah orang2 Quraish hingga Abu Talib, paman Muhammad, menyimpulkan bahwa kaum pagan akan melakukan usaha yang dapat mencelakakan keponakannya, baik secara diam2 ataupun terang2an. Dengan begitu, si orang tua itu menyarankan Muhammad dan para pengikutnya untuk memasuki rumahnya jika mereka ada kota itu.
Perlindungan yang diberi Abu Talib, membuat keturunan Quraish yang lain murka. Ini membuat terjadinya perpecahan dalam suku ini. Abu Sofian, pemimpin Quraish anti Muhammad, tidak hanya menghina kemurtadan Muhammad tetapi juga seluruh garis keturunan Hashim yang melindunginya. Abu Sofian tidak menentang Muhammad dan pamannya Abu Talib semata karena pribadi atau masalah agama, namun juga karena perpecahan keluarga mengenai penjagaan Kabah.
Klan Hasmin (klannya Muhammad) telah lama menjadi kuncen Kabah, yang merupakan nafkah utama bagi mereka. Untuk meneruskan praktek ini, Abu Talib berhasrat untuk meneruskannya kepada garis keturunannya sendiri, dengan begitu mengabaikan Abu Sofian dan klan lainnya yang juga berhasrat melanjutkan pekerjaan itu. Tindakan Abu Talib melindungi Muhammad dan pengikutnya, dimanfaatkan Abu Sofyan sebagai alasan bahwa mereka tidak pantas lagi menjadi kuncen Kabah. Dengan itu Abu Sofyan mengeluarkan amanat yaitu melarang seluruh suku Quraish untuk melakukan hubungan pernikahan ataupun perdagangan dengan klan Hashim hingga mereka menyerahkan Muhammad untuk ditangkap dengan tuduhan penghinaan terhadap tuhan2 dan agama mereka.
Amanat ini dikeluarkan di tahun ke-7 misi Muhammad, ditulis dalam sebuah perkamen (sebenarnya ditulis pada sebuah kain dan ditempel pada dinding kabah. Jadi pengakuan Muslim bahwa dekrit dari Abu Sofian ditulis dalam sebuah perkamen adalah salah/ditambah2i belakangan), digantung didinding Kabah. Muslim menyatakan bahwa larangan itu telah menyebabkan kesulitan besar bagi Muhammad dan para pengikutnya.
Periode singkat dari larangan ini tertutupi oleh musim ziarah haji, ketika para peziarah berduyun2 ke Mekah dari semua jazirah Arab untuk memenuhi kewajiban religius mereka. Selama musim ini, menurut hukum dan kebiasaan dari orang2 Arab, semua permusuhan ditunda, dan suku2 yang berperang bertemu dalam perdamaian sementara untuk menyembah di kuil Kabah. Dengan menggunakan perdamaian sementara ini, Muhammad dan pengikutnya keluar dari persembunyian dan kembali ke Mekah.
Dengan kelompok besar, Muhammad menggunakan kesempatan ini untuk berkhotbah diantara para peziarah dan mengumumkan wahyu yang katanya telah dia terima. Dengan cara ini banyak yang memeluk Islam, yang sekembalinya mereka kekampung mereka, mereka membawa benih2 agama baru. Kaum pagan Mekah tidak menghalangi Muhammad, karena mereka terikat oleh hukum agama mereka selama musim haji ini.
Pada akhir musim haji, Muhammad dan para pengikutnya kembali keperlindungan mereka. Kaum pagan pada saat itu pun tidak melakukan apa2 untuk menghalanginya atau mempersulitnya untuk kembali. Quran mengandung detil yang dilebih2kan tentang apa yang terjadi selama 23 tahun misi Islamisasinya ini. Biografi Muhammad juga tidak sedikitpun menunjukkan bahwa ia ditekan ataupun dilukai oleh penentangnya. Bahkan Quranpun tidak menunjukkan bagamaina Muhammad memperlakukan musuh2nya, mengingat bahwa ia menghina agama mereka dan mengajak orang untuk berpindah keyakinan, sesuatu yang dianggap kejahatan sangat parah dijaman itu.
Sementara itu, perkamen yang berisi larangan bagi Muslim, sebagian telah hancur dan amanatnya hanya tinggal kata2 awal, “Dalam nama tuhan, Allah yg maha kuasa,” formula kalimat kuno yang umum digunakan oleh kaum kafir ditulisan2 mereka. Pihak Muslim menggunakan formula ini sekarang dengan sedikit perubahan agar cocok dengan apa yang dibawa oleh doktrin agama Muhammad.
Muslim fanatik menganggap hancurnya amanat/dekrit secara misterius itu sebagai suatu mukjijat dari Allah untuk menolong Muhammad. Kaum kafir, sebaliknya, senang karena ada tangan yang tidak dikenal merusak dokumen itu, karena mereka menganggap dokumen itu memalukan bagi Abu Sufyan karena ketidakefektifannya.
Muhammad kembali ke Mekah dan saat itu Persia menang atas Yunani dengan menaklukan Syria dan sebagian Mesir. Kaum penyembah berhala Quraish bersuka ria akan kekalahan kekristenan Yunani, yang agamanya bertentangan dengan agama berhala; mereka menghubungkannya dengan kekalahan agama baru yaitu Islam. Muhammad, dilain pihak, sedikit berkecil hati dengan kekalahan orang2 kristen tersebut, tapi dia tetap menjawab ejekan2 kaum pagan dan mengeluarkan Surat 30, yang dibuka dengan kalimat berikut:
“Telah dikalahkan bangsa Rumawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi)” (QS 30:2-4)
Tidak lama setelah Muhammad kembali ke Mekah, ia menemuai pamannya Abu Talib, yang telah sekarat. Orang tua ini, meski mendukung dan melindungi Muhammad dari musuh2 kafirnya, tidak pernah memeluk Islam. Sering Muhammad memohon2 padanya agar menerima agama dia dan mati sebagai Muslim, tapi selalu dia tolak, karena ia tau siapa sebenarnya Muhammad, dan bagaimana agama yang dibawa Muhammad tersebut.
Muhammad mendekati Abu Talib sekali lagi ketika sekarat dan memohon untuk terakhir kali agar menerima Islam. Sang paman tersenyum dan memilih mati dengan agama nenek moyangnya. Karena usahanya gagal, Muhammad keluar ruangan sambil berkata; Aku ingin berdoa untuk dia, tapi Allah melarangku.
Muhammad memanglah orang yang tak tau berterimakasih, sejak kecil pamannya dengan kasih sayang merawatnya, bahkan ia telah mempertaruhkan nyawa dan kehormatannya untuk melindungi Muhammad. Namun apa balasan Muhammad? Disaat kematiannyanya pun Muhammad enggan mendoakannya. Benar2 manusia berhati mulia.
Dengan kematian Abu Talib, pimpinan klan Bani Hashim digantikan oleh Abu Lahab, paman Muhammad yang lain.
Tidak berapa lama setelah kematian sang paman, istri Muhammad, Khadijah beserta saudara sepupunya Waraqah, berturut2 juga meninggal dunia. Ini terjadi di tahun 619 M.
Meski Khadijah lebih tua dari Muhammad, katanya Muhammad tetap setia padanya dan tidak mengambil istri lain, meski hukum Arab mengijinkannya. Muslim fanatik menggunakan ini sebagai kebaikannya. Tapi faktanya lain.
Benar bahwa selama Khadijah hidup, Muhammad tidak mengambil istri lain, tapi ini bukan murni karena cintanya; tapi karena terpaksa ! Dia terikat pada kontrak perkawinan Nosrania yang hanya memperbolehkan 1 istri. Disamping itu ia juga takut pada istrinya; istrinya yang memegang keuangan keluarga! Khadijah juga paling tahu rahasia2 Muhammad dan misi kenabiannya yang bisa menghancurkan ambisinya. Kelakuan Muhammad setelah kematian Khadijah membuktikan kebenaran hipotesa ini: Tidak ada satupun catatan yang menceritakan bagaimana Muhammad bersedih atas kematian Istrinya dan bagaimana dia berduka karenanya sebagaimana suami kehilangan istri tercintanya. Segera setelah kematian Khadijah, Muhammad seperti singa yang lepas dari kandangnya, dengan ganasnya bergonta ganti sampai puluhan istri.
Muhammad segera sadar kerugian yang dideritanya atas kematian paman dan pelindungnya, Abu Talib. Dia sekarang merasa tidak aman dikotanya sendiri karena adanya Abu Sufyan dan Abu Jahl. Karena itu segera setelah kematian Khadijah, ia ditemani oleh budaknya Zaid pergi mencari perlindungan di Taif, sebuah kota kecil 70 mil dari Mekah, dihuni oleh orang Arab dari suku Thakeef. Sebuah tempat yang disukai di Arab, banyak kebun anggur dan taman2 indahnya.
Muhammad memasuki Taif dengan harapan mendapat perlindungan karena pamannya al Abbas mempunyai tanah disana. Tapi dia ternyata salah memilih Taif sebagai perlindungan; karena Taif adalah markas dari para penyembah berhala dan penghuninya adalah pemuja fanatik dari al-Lat, salah satu dari tiga anak perempuan Allah.
Dia tinggal di Taif hanya sekitar sebulan, dengan sia2 mencoba menarik masyarakat Taif masuk ke Islam. Setiap dia mencoba berkhotbah, suaranya tenggelam oleh suara2 cemoohan. Sering batu beterbangan kearahnya, yang semerta2 dihalangi oleh budak setianya, Zaid. Begitu keras perlakuan mereka hingga Muhammad akhirnya lari terbirit2 meninggalkan Taif sambil terus dikejar oleh orang2 yang berteriak2 memakinya. Herannya, Allah tidak memberikan wahyu apa2 sebelum dia masuk kota ini, misalnya memperingati dia akan ketidakramahan penghuninya atau dia bahwa dia ditakdirkan menghadapi kesia2an dalam kunjungannya kekota ini.
Setelah diusir dari Mekah, Muhammad tidak berani lagi kembali kesana. Maka, dia memutuskan untuk tinggal sementara dipadang pasir sampai Zaid menemukan perlindungan pada temannya dikota. Dalam keadaan ekstrim ini, dia mendapat penglihatan, yang sepertinya selalu datang padanya saat dia seorang diri dan dalam keadaan tertekan.
Dia berhenti ditempat sunyi di lembah Nakhla, berada diantara Mekah dan Taif. Disini, ketika dia membaca tulisannya untuk menghilangkan kebosanan, dia mendengar ada sesuatu yg melintas dihadapannya, sesuatu yang disebut Jin bagi orang Arab.
Jin katanya dibuat dari api, ada yang baik ada yang jahat, dan juga diadili bersama2 manusia pada hari pengadilan nanti. Mereka tidak kelihatan, dan tinggal ditempat2 sepi dan banyak juga tinggal ditempat yang dihuni manusia. Jin yang saleh akan dihadiahi surga dimana dia berbagi kenikmatan seksual dengan manusia, sementara yang jahat dimasukan ke neraka untuk dibakar dengan api. (Api dibakar dengan api?).
Sekelompok jin kemudian berhenti dan mendengarkan Muhammad yang sedang membaca. “Sesungguhnya,” kata mereka menyimpulkan, “Kami telah mendengar khotbah yang mengagumkan, yang mengarahkan kita pada jalan yang benar, dengan itu kami percaya padanya.” Pengakuan mereka menghibur Muhammad, membuktikan bahwa meski manusia mengejek dia dan doktrinnya, ternyata ia dihargai makhluk halus. Sejak saat itu Muhammad menyatakan dirinya sebagai SATU2NYA yang dikirim oleh Allah, UNTUK MENYADARKAN PARA JIN KE JALAN ALLAH.
Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya: sekumpulan jin telah mendengarkan (Al Qur'an), lalu mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur'an yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan kami. (QS 72:1-2)
DREphantom15- Jumlah posting : 161
Join date : 11.06.11
Similar topics
» Muhammad Doyan Ngeseks
» Muhammad di dalam Alkitab?
» Adakah Muhammad diramalkan di dalam Injil? Parakletos atau Periklytos?
» Lampiran 2 Muhammad, Nabi “Penutup Kenabian”
» Muhammad Sadis ama homo
» Muhammad di dalam Alkitab?
» Adakah Muhammad diramalkan di dalam Injil? Parakletos atau Periklytos?
» Lampiran 2 Muhammad, Nabi “Penutup Kenabian”
» Muhammad Sadis ama homo
:: Debat Islam :: Muhammad
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik