Login
Latest topics
» Ada apa di balik serangan terhadap Muslim Burma?by Dejjakh Sun Mar 29, 2015 9:56 am
» Diduga sekelompok muslim bersenjata menyerang umat kristen
by jaya Wed Nov 27, 2013 12:30 am
» Sekitar 6.000 orang perempuan di Suriah diperkosa
by jaya Wed Nov 27, 2013 12:19 am
» Muhammad mengaku kalau dirinya nabi palsu
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:53 pm
» Hina Islam dan Presiden, Satiris Mesir Ditangkap
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:50 pm
» Ratusan warga Eropa jihad di Suriah
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:48 pm
» Krisis Suriah, 6.000 tewas di bulan Maret
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:46 pm
» Kumpulan Hadis Aneh!!
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:43 pm
» Jihad seksual ala islam!
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:40 pm
Most active topics
Social bookmarking
Bookmark and share the address of Akal Budi Islam on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of on your social bookmarking website
Pencarian
Most Viewed Topics
Statistics
Total 40 user terdaftarUser terdaftar terakhir adalah tutunkasep
Total 1142 kiriman artikel dari user in 639 subjects
Top posting users this month
No user |
User Yang Sedang Online
Total 6 uses online :: 0 Terdaftar, 0 Tersembunyi dan 6 Tamu Tidak ada
User online terbanyak adalah 101 pada Fri Nov 15, 2024 3:57 am
Nabi Muhammad Pun Tidak Mampu Adil Tapi Tetap Poligami
:: Debat Islam :: Alquran
Halaman 1 dari 1
Nabi Muhammad Pun Tidak Mampu Adil Tapi Tetap Poligami
Dalam Al Quran praktek poligami di bolehkan melalui ayat 4:3 dengan syarat harus berlaku adil kepada isteri2 yang dipoligami.
Quran 4:3
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
Tetapi Al Quran juga mengatkan bahwa tidak mungkin seorang pria bisa berlaku adil pada isteri2 nya walaupun merekan sangat ingin berbuat demikian:
Quran 4:129
Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil diantara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dengan demikian menurut pemahaman kita selama ini, tentunya Nabi Muhammad pasti sudah memenuhi syarat yang ditetapkan dalam dua ayat Quran tsb di atas 4:3 dan 4:129. Jadi Nabi Muhammad berlaku sangat adil terhadap isteri-isterinya dan tidak memihak atau pilih kasih terhadap isteri-isterinya sesuai ayat tsb, bukan?
Tapi kalo kita membaca hadist2 berikut dengan cermat, maka bisa dilihat bahwa Nabi Muhammad sebenarnya tidaklah adil dan malah cenderung pilih kasih, dan Muhammad pun mengakui hal itu dengan mengatakan:
"Sesungguhnya wahyu tidak turun kepadaku ketika aku berada dalam kain seorang wanita (istri) kecuali Aisyah".
Sahih Bukhari. Vol 3, Book 47. Gifts. Hadith 755.
http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/h...tml#003.047.755
Terjemahan:
Aisyah r.a. berkata bahwa istri-istri Rasulullah saw. terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama terdiri atas Aisyah, Hafshah, dan Saudah. Sementara kelompok kedua terdiri atas Ummu Salamah dan istri-istri Rasulullah saw. yang lain. Semua kaum muslimin sudah sama-sama tahu betapa cintanya Rasulullah saw. kepada Aisyah. Apabila ada salah seorang sahabat yang mempunyai hadiah yang akan dia berikan kepada Rasulullah saw., maka biasanya dia akan menangguhkan pemberian tersebut, sampai Rasulullah saw. sedang berada di rumah Aisyah. Suatu hari ada seorang sahabat yang mengirimkan hadiah kepada Rasulullah saw. ketika beliau sedang berada di rumah Aisyah. Rupanya hal itu diketahui oleh kelompok Ummu Salamah. Mereka berkata kepada Ummu Salamah: "Kamu bicaralah kepada Rasulullah saw. supaya beliau mau menasihati para sahabatnya: 'Barangsiapa yang bermaksud memberikan hadiah kepada beliau, supaya dia berikan saja di rumah istri mana pun beliau berada.' Ummu Salamah menyampaikan kepada Rasulullah saw apa yang diusulkan oleh kelompoknya itu. Akan tetapi beliau tidak menanggapi apa yang disampaikan Ummu Salamah itu sedikit pun. Ketika hal itu disampaikan kepada mereka, mereka tidak berputus asa. Mereka mendesak supaya Ummu Salamah mencobanya lagi. Ummu Salamah menurut saja. Sekali lagi dia sampaikan usulan kelompoknya itu kepada Rasulullah saw. di saat beliau tengah berada di rumahnya. Namun Rasulullah saw. juga tidak menanggapinya sedikit pun. Kelompok Ummu Salamah masih juga belum berputus asa. Mereka tetap membujuk Ummu Salamah agar mau melakukannya sekali lagi. Dan lagi-lagi Ummu Salamah menuruti kehendak mereka. Untuk ketiga kalinya Ummu Salamah nmenyampaikan hal itu kepada Rasulullah saw. pada saat beliau berada di rumahnya. Dan kali ini rupanya Rasulullah saw. mau menanggapi. Beliau berkata kepada Ummu Salamah: 'Jangan kamu sakiti aku tentang Aisyah. Sesungguhnya wahyu tidak turun kepadaku ketika aku berada dalam kain seorang wanita (istri) kecuali Aisyah.' Seketika itulah Ummu Salamah berkata: 'Aku bertobat kepada Allah karena telah menyakitimu, wahai Rasulullah.' Kemudian anggota kelompok Ummu Salamah tersebut memanggil Fathimah putri Rasulullah saw. Mereka mengutus Fathimah supaya menyampaikan pesan kepada Rasulullah saw. yang isinya: 'Sesungguhnya istri-istrimu mendambakan supaya berlaku adil khususnya menyangkut putri Abu Bakar.' Mendengar pesan yang disampaikan putrinya itu Rasulullah saw. berkata: 'Wahai putriku, apakah kamu tidak menyenangi akan apa yang aku senangi?' Fathimah menjawab: 'Tentu saja ayah.' Fathimah lalu pulang dan menceritakan kepada mereka tanggapan Rasulullah saw. tersebut. Ketika mereka membujuk Fathimah supaya balik lagi menghadap Rasulullah saw., dia menolak. Salanjutnya mereka mendesak Zainab binti Jahasy. Meski dengan terpaksa, akhirnya Zainab mau juga menemui Rasulullah saw. dan berkata: 'Sesungguhnya istri-istrimu mendambakanmu supaya berlaku adil dalam memperlakukan putri Abu Quhafah.' Zainab mengucapkan kata-katanya itu dengan suara yang agak keras, sehingga terdengar oleh Aisyah yang kebetulan berada tidak jauh dari tempat itu. Aisyah sempat mencaci maki dalam hati. Kemudian Rasulullah saw. sejenak memandang Aisyah barangkali dia akan berbicara. Akhirnya Aisyah memang terpaksa berbicara untuk menangkis ucapan Zainab, sehingga Zainab terdiam dibuatnya. Selanjutnya Rasulullah saw. kembali memandangi Aisyah dan berkata: 'Sesungguhnya dia adalah putri Abu Bakar.'"
Dan perlakuan Muhammad kepada isterinya yang kedua Sauda adalah sangat tidak adil dan sangat memojokkan Sauda.
Sauda yang gemuk dan sudah agak tua, terpaksa harus memberikan "jatahnya" kepada Aisah yang bagaikan makanan yang paling lezat agar Muhammad senang hatinya. Kenapa Sauda sampai berbuat demikian? Apakah atas kehendaknya sendiri atau ada suatu hal yang memaksanya berbuat demikian?
Adilkah Muhammad dalam memperlakukan para isterinya, atau Muhammad pilih kasih?
Adilkah Allah kepada seluruh umat Nya, atau Allah pilih kasih kepada Muhammad dalam urusan isteri dan wanita?
Sahih Bukhari. Vol 3, Book 47. Gifts. Hadith 766.
http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/h...tml#003.047.766
Narrated By 'Aisha : Whenever Allah's Apostle wanted to go on a journey, he would draw lots as to which of his wives would accompany him. He would take her whose name came out. He used to fix for each of them a day and a night. But Sauda bint Zam'a gave up her (turn) day and night to 'Aisha, the wife of the Prophet in order to seek the pleasure of Allah's Apostle (by that action).
Terjemahan:
Diriwayatkan oleh Aisha: Manakala Rasulullah ingin berpergian, dia akan mengundi siapa isterinya yang akan menemani dia. Dia akan membawa isteri yang namanya terundi. Dia biasanya menetapkan kepada setiap dari mereka satu hari dan satu malam. Tetapi Sauda bint Zam'a melepaskan (gilirannya) siang dan malam dia kepada Aisha, isteri Nabi, demi untuk mencari kesenangan Rasulullah (dengan perbuatan demikian)
Sahih Bukhari. Vol 7, Book 62. Wedlock, Marriage (Nikaah). Hadith 139.
http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/h...tml#007.062.139
Narrated By 'Aisha : Sauda bint Zam'a gave up her turn to me ('Aisha), and so the Prophet used to give me ('Aisha) both my day and the day of Sauda.
Terjemahan:
Diriwayatkan oleh Aisha: Sauda bint Zam'a melepaskan giliranya pada saya (Aisha) dan jadi Nabi memberi saya (Aisha) kedua hari saya dan hari dari Sauda.
[i]Sahih Bukhari. Volume 4, Book 55, Number 623:
http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/h...tml#004.055.623
Narrated Abu Musa:
Allah's Apostle said, "Many amongst men reached (the level of) perfection but none amongst the women reached this level except Asia, Pharaoh's wife, and Mary, the daughter of 'Imran. And no doubt, the superiority of 'Aisha to other women is like the superiority of Tharid (i.e. a meat and bread dish) to other meals."
Terjemahan:
Diriwayatkan Abu Musa:
Rasulullah berkata, "Banyak di antara lelaki mencapai (level) kesempurnaan tetapi tidak ada antara wanita yang mencapai levelini kecuali Asia, isteri Pharaoh, and Maryam, anak Imran. Dan tidak ada keraguan, keunggulan Aisha dari wanita lain seperti keunggulan Tharid (i.e. masakan dari daging dan roti) daripada masakan lain."
Sumber
FFI
Quran 4:3
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
Tetapi Al Quran juga mengatkan bahwa tidak mungkin seorang pria bisa berlaku adil pada isteri2 nya walaupun merekan sangat ingin berbuat demikian:
Quran 4:129
Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil diantara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dengan demikian menurut pemahaman kita selama ini, tentunya Nabi Muhammad pasti sudah memenuhi syarat yang ditetapkan dalam dua ayat Quran tsb di atas 4:3 dan 4:129. Jadi Nabi Muhammad berlaku sangat adil terhadap isteri-isterinya dan tidak memihak atau pilih kasih terhadap isteri-isterinya sesuai ayat tsb, bukan?
Tapi kalo kita membaca hadist2 berikut dengan cermat, maka bisa dilihat bahwa Nabi Muhammad sebenarnya tidaklah adil dan malah cenderung pilih kasih, dan Muhammad pun mengakui hal itu dengan mengatakan:
"Sesungguhnya wahyu tidak turun kepadaku ketika aku berada dalam kain seorang wanita (istri) kecuali Aisyah".
Sahih Bukhari. Vol 3, Book 47. Gifts. Hadith 755.
http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/h...tml#003.047.755
Terjemahan:
Aisyah r.a. berkata bahwa istri-istri Rasulullah saw. terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama terdiri atas Aisyah, Hafshah, dan Saudah. Sementara kelompok kedua terdiri atas Ummu Salamah dan istri-istri Rasulullah saw. yang lain. Semua kaum muslimin sudah sama-sama tahu betapa cintanya Rasulullah saw. kepada Aisyah. Apabila ada salah seorang sahabat yang mempunyai hadiah yang akan dia berikan kepada Rasulullah saw., maka biasanya dia akan menangguhkan pemberian tersebut, sampai Rasulullah saw. sedang berada di rumah Aisyah. Suatu hari ada seorang sahabat yang mengirimkan hadiah kepada Rasulullah saw. ketika beliau sedang berada di rumah Aisyah. Rupanya hal itu diketahui oleh kelompok Ummu Salamah. Mereka berkata kepada Ummu Salamah: "Kamu bicaralah kepada Rasulullah saw. supaya beliau mau menasihati para sahabatnya: 'Barangsiapa yang bermaksud memberikan hadiah kepada beliau, supaya dia berikan saja di rumah istri mana pun beliau berada.' Ummu Salamah menyampaikan kepada Rasulullah saw apa yang diusulkan oleh kelompoknya itu. Akan tetapi beliau tidak menanggapi apa yang disampaikan Ummu Salamah itu sedikit pun. Ketika hal itu disampaikan kepada mereka, mereka tidak berputus asa. Mereka mendesak supaya Ummu Salamah mencobanya lagi. Ummu Salamah menurut saja. Sekali lagi dia sampaikan usulan kelompoknya itu kepada Rasulullah saw. di saat beliau tengah berada di rumahnya. Namun Rasulullah saw. juga tidak menanggapinya sedikit pun. Kelompok Ummu Salamah masih juga belum berputus asa. Mereka tetap membujuk Ummu Salamah agar mau melakukannya sekali lagi. Dan lagi-lagi Ummu Salamah menuruti kehendak mereka. Untuk ketiga kalinya Ummu Salamah nmenyampaikan hal itu kepada Rasulullah saw. pada saat beliau berada di rumahnya. Dan kali ini rupanya Rasulullah saw. mau menanggapi. Beliau berkata kepada Ummu Salamah: 'Jangan kamu sakiti aku tentang Aisyah. Sesungguhnya wahyu tidak turun kepadaku ketika aku berada dalam kain seorang wanita (istri) kecuali Aisyah.' Seketika itulah Ummu Salamah berkata: 'Aku bertobat kepada Allah karena telah menyakitimu, wahai Rasulullah.' Kemudian anggota kelompok Ummu Salamah tersebut memanggil Fathimah putri Rasulullah saw. Mereka mengutus Fathimah supaya menyampaikan pesan kepada Rasulullah saw. yang isinya: 'Sesungguhnya istri-istrimu mendambakan supaya berlaku adil khususnya menyangkut putri Abu Bakar.' Mendengar pesan yang disampaikan putrinya itu Rasulullah saw. berkata: 'Wahai putriku, apakah kamu tidak menyenangi akan apa yang aku senangi?' Fathimah menjawab: 'Tentu saja ayah.' Fathimah lalu pulang dan menceritakan kepada mereka tanggapan Rasulullah saw. tersebut. Ketika mereka membujuk Fathimah supaya balik lagi menghadap Rasulullah saw., dia menolak. Salanjutnya mereka mendesak Zainab binti Jahasy. Meski dengan terpaksa, akhirnya Zainab mau juga menemui Rasulullah saw. dan berkata: 'Sesungguhnya istri-istrimu mendambakanmu supaya berlaku adil dalam memperlakukan putri Abu Quhafah.' Zainab mengucapkan kata-katanya itu dengan suara yang agak keras, sehingga terdengar oleh Aisyah yang kebetulan berada tidak jauh dari tempat itu. Aisyah sempat mencaci maki dalam hati. Kemudian Rasulullah saw. sejenak memandang Aisyah barangkali dia akan berbicara. Akhirnya Aisyah memang terpaksa berbicara untuk menangkis ucapan Zainab, sehingga Zainab terdiam dibuatnya. Selanjutnya Rasulullah saw. kembali memandangi Aisyah dan berkata: 'Sesungguhnya dia adalah putri Abu Bakar.'"
Dan perlakuan Muhammad kepada isterinya yang kedua Sauda adalah sangat tidak adil dan sangat memojokkan Sauda.
Sauda yang gemuk dan sudah agak tua, terpaksa harus memberikan "jatahnya" kepada Aisah yang bagaikan makanan yang paling lezat agar Muhammad senang hatinya. Kenapa Sauda sampai berbuat demikian? Apakah atas kehendaknya sendiri atau ada suatu hal yang memaksanya berbuat demikian?
Adilkah Muhammad dalam memperlakukan para isterinya, atau Muhammad pilih kasih?
Adilkah Allah kepada seluruh umat Nya, atau Allah pilih kasih kepada Muhammad dalam urusan isteri dan wanita?
Sahih Bukhari. Vol 3, Book 47. Gifts. Hadith 766.
http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/h...tml#003.047.766
Narrated By 'Aisha : Whenever Allah's Apostle wanted to go on a journey, he would draw lots as to which of his wives would accompany him. He would take her whose name came out. He used to fix for each of them a day and a night. But Sauda bint Zam'a gave up her (turn) day and night to 'Aisha, the wife of the Prophet in order to seek the pleasure of Allah's Apostle (by that action).
Terjemahan:
Diriwayatkan oleh Aisha: Manakala Rasulullah ingin berpergian, dia akan mengundi siapa isterinya yang akan menemani dia. Dia akan membawa isteri yang namanya terundi. Dia biasanya menetapkan kepada setiap dari mereka satu hari dan satu malam. Tetapi Sauda bint Zam'a melepaskan (gilirannya) siang dan malam dia kepada Aisha, isteri Nabi, demi untuk mencari kesenangan Rasulullah (dengan perbuatan demikian)
Sahih Bukhari. Vol 7, Book 62. Wedlock, Marriage (Nikaah). Hadith 139.
http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/h...tml#007.062.139
Narrated By 'Aisha : Sauda bint Zam'a gave up her turn to me ('Aisha), and so the Prophet used to give me ('Aisha) both my day and the day of Sauda.
Terjemahan:
Diriwayatkan oleh Aisha: Sauda bint Zam'a melepaskan giliranya pada saya (Aisha) dan jadi Nabi memberi saya (Aisha) kedua hari saya dan hari dari Sauda.
[i]Sahih Bukhari. Volume 4, Book 55, Number 623:
http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/h...tml#004.055.623
Narrated Abu Musa:
Allah's Apostle said, "Many amongst men reached (the level of) perfection but none amongst the women reached this level except Asia, Pharaoh's wife, and Mary, the daughter of 'Imran. And no doubt, the superiority of 'Aisha to other women is like the superiority of Tharid (i.e. a meat and bread dish) to other meals."
Terjemahan:
Diriwayatkan Abu Musa:
Rasulullah berkata, "Banyak di antara lelaki mencapai (level) kesempurnaan tetapi tidak ada antara wanita yang mencapai levelini kecuali Asia, isteri Pharaoh, and Maryam, anak Imran. Dan tidak ada keraguan, keunggulan Aisha dari wanita lain seperti keunggulan Tharid (i.e. masakan dari daging dan roti) daripada masakan lain."
Sumber
FFI
DREphantom15- Jumlah posting : 161
Join date : 11.06.11
Re: Nabi Muhammad Pun Tidak Mampu Adil Tapi Tetap Poligami
Lebih jauh lagi tentang ketidak adilan Muhammad terhadap istri-istrinya:
Menurut Sejarah Hidup Muhammad (Haekal, cetakan keduapuluh delapan, Litera AntarNusa):
Hal 490-493
Muhammad mempunyai satu gundik bernama Maria yang diberikan kepadanya oleh Muqauqis. Karena Maria itu seorang Kristen Kopti, dia tidak dikasih rumah di samping mesjid seperti istri-istri Muhammad lainnya, melainkan di tempatkan di 'Alia di luar kota Medinah.
Mungkin si Maria ini orangnya cantik/sexy dll, maka Muhammad pun rajin mengunjunginya dan Maria akhirnya mengandung dan melahirkan anak yang diberi nama Ibrahim. Karena itu, kedudukan Maria dalam pandangan Muhammad pun dinaikkan dari bekas budak ke derajat istri. Sejak itu tambah sering lagi Muhammad mengunjungi Maria (tiap hari). Sampai sampai istri lainnya pun cemburu.
"Dengan penuh perasaan gembira pada suatu hari Nabi datang dengan memondong Ibrahim kepada Aisyah. Dipanggilnya Aisyah supaya melihat betapa besarnya persamaan Ibrahim dengan dirinya itu. Aisyah melihat kepada bayi itu, kemudian katanya, bahwa dia tidak melihat adanya persamaan itu. Setelah dilihatnya Nabi begitu gembira karena pertumbuhan bayi itu, ia tampak marah; semua bayi yang mendapat susu seperti Ibrahim, akan sama pertumbuhannya atau akan lebih baik. Istri istri Nabi telah marah dan tidak suka hati karena kelahiran Ibrahim itu, yang akibatnya tidak terbatas pada jawaban-jawaban yang kasar, bahkan sudah lebih dari itu, sampai-sampai dalam sejarah Muhammad dan dalam sejarah Islam telah meninggalkan pengaruh sehingga karenanya datang pula wahyu dan disebutkan dalam Kitabullah
Aha..... Another convenient revelation. Buat baca yang lainnya, silahkan klik http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=2398
Cerita berikutnya: (halaman 493-495)
Biasanya selepas salat asar Nabi mengunjungi istri-istrinya. Ketika ia sedang berkunjung kepada Hafsha menurut satu sumber (atau Zainab bt Jahsy menurut sumber lain), dan lama tidak keluar, lebih dari biasanya. Istri-istri lain pun iri hati.
Ini ceritanya agak lucu juga. Para bini yang tidak puas dengan ketidak adilan Muhammad lalu berkomplotan untuk tidak tidur dengan dia. Jika dia mendatangi salah seorang, istri itu akan menuduh dia bau mulut habis makan mafhafir (yang manis tapi busuk baunya). Satu cerita tentang itu adalah mengenai Sauda.
Ketika Nabi berada di dekatnya, dia bertanya, "Kau makan maghafir?"
"Tidak" jawabnya.
"Ini bau apa?"
"Hafsha menyuguhi aku minuman dari madu."
"Yang lebahnya mengisap 'urfut (pohon penghasil maghafir)?
Lalu Muhammad mendatangi Aisyah dan ditanya pertanyaan yang sama. Lalu Shafia juga. Akhirnya dia lalu mengharamkan madu untuk dirinya. Setelah melihat kenyataan ini, Sauda berkata, "Maha suci Tuhan! Madu telah jadi haram buat kita!"
Sumber FFI
Menurut Sejarah Hidup Muhammad (Haekal, cetakan keduapuluh delapan, Litera AntarNusa):
Hal 490-493
Muhammad mempunyai satu gundik bernama Maria yang diberikan kepadanya oleh Muqauqis. Karena Maria itu seorang Kristen Kopti, dia tidak dikasih rumah di samping mesjid seperti istri-istri Muhammad lainnya, melainkan di tempatkan di 'Alia di luar kota Medinah.
Mungkin si Maria ini orangnya cantik/sexy dll, maka Muhammad pun rajin mengunjunginya dan Maria akhirnya mengandung dan melahirkan anak yang diberi nama Ibrahim. Karena itu, kedudukan Maria dalam pandangan Muhammad pun dinaikkan dari bekas budak ke derajat istri. Sejak itu tambah sering lagi Muhammad mengunjungi Maria (tiap hari). Sampai sampai istri lainnya pun cemburu.
"Dengan penuh perasaan gembira pada suatu hari Nabi datang dengan memondong Ibrahim kepada Aisyah. Dipanggilnya Aisyah supaya melihat betapa besarnya persamaan Ibrahim dengan dirinya itu. Aisyah melihat kepada bayi itu, kemudian katanya, bahwa dia tidak melihat adanya persamaan itu. Setelah dilihatnya Nabi begitu gembira karena pertumbuhan bayi itu, ia tampak marah; semua bayi yang mendapat susu seperti Ibrahim, akan sama pertumbuhannya atau akan lebih baik. Istri istri Nabi telah marah dan tidak suka hati karena kelahiran Ibrahim itu, yang akibatnya tidak terbatas pada jawaban-jawaban yang kasar, bahkan sudah lebih dari itu, sampai-sampai dalam sejarah Muhammad dan dalam sejarah Islam telah meninggalkan pengaruh sehingga karenanya datang pula wahyu dan disebutkan dalam Kitabullah
Aha..... Another convenient revelation. Buat baca yang lainnya, silahkan klik http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=2398
Cerita berikutnya: (halaman 493-495)
Biasanya selepas salat asar Nabi mengunjungi istri-istrinya. Ketika ia sedang berkunjung kepada Hafsha menurut satu sumber (atau Zainab bt Jahsy menurut sumber lain), dan lama tidak keluar, lebih dari biasanya. Istri-istri lain pun iri hati.
Ini ceritanya agak lucu juga. Para bini yang tidak puas dengan ketidak adilan Muhammad lalu berkomplotan untuk tidak tidur dengan dia. Jika dia mendatangi salah seorang, istri itu akan menuduh dia bau mulut habis makan mafhafir (yang manis tapi busuk baunya). Satu cerita tentang itu adalah mengenai Sauda.
Ketika Nabi berada di dekatnya, dia bertanya, "Kau makan maghafir?"
"Tidak" jawabnya.
"Ini bau apa?"
"Hafsha menyuguhi aku minuman dari madu."
"Yang lebahnya mengisap 'urfut (pohon penghasil maghafir)?
Lalu Muhammad mendatangi Aisyah dan ditanya pertanyaan yang sama. Lalu Shafia juga. Akhirnya dia lalu mengharamkan madu untuk dirinya. Setelah melihat kenyataan ini, Sauda berkata, "Maha suci Tuhan! Madu telah jadi haram buat kita!"
Sumber FFI
DREphantom15- Jumlah posting : 161
Join date : 11.06.11
Similar topics
» Al-Qur'an Tetap Sama Dari Jaman Nabi Muhammad Sampai Sekarang
» Muhammad Dan Nabi-Nabi Lainnya
» Muhammad dan Nabi-Nabi Lainnya
» Lampiran 2 Muhammad, Nabi “Penutup Kenabian”
» Barack Obama : Jerusalem Tetap Ibukota Israel dan Tidak Akan Pernah Terbagi
» Muhammad Dan Nabi-Nabi Lainnya
» Muhammad dan Nabi-Nabi Lainnya
» Lampiran 2 Muhammad, Nabi “Penutup Kenabian”
» Barack Obama : Jerusalem Tetap Ibukota Israel dan Tidak Akan Pernah Terbagi
:: Debat Islam :: Alquran
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik