Login
Latest topics
» Ada apa di balik serangan terhadap Muslim Burma?by Dejjakh Sun Mar 29, 2015 9:56 am
» Diduga sekelompok muslim bersenjata menyerang umat kristen
by jaya Wed Nov 27, 2013 12:30 am
» Sekitar 6.000 orang perempuan di Suriah diperkosa
by jaya Wed Nov 27, 2013 12:19 am
» Muhammad mengaku kalau dirinya nabi palsu
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:53 pm
» Hina Islam dan Presiden, Satiris Mesir Ditangkap
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:50 pm
» Ratusan warga Eropa jihad di Suriah
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:48 pm
» Krisis Suriah, 6.000 tewas di bulan Maret
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:46 pm
» Kumpulan Hadis Aneh!!
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:43 pm
» Jihad seksual ala islam!
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:40 pm
Most active topics
Social bookmarking
Bookmark and share the address of Akal Budi Islam on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of on your social bookmarking website
Pencarian
Most Viewed Topics
Statistics
Total 40 user terdaftarUser terdaftar terakhir adalah tutunkasep
Total 1142 kiriman artikel dari user in 639 subjects
Top posting users this month
No user |
User Yang Sedang Online
Total 72 uses online :: 0 Terdaftar, 0 Tersembunyi dan 72 Tamu Tidak ada
User online terbanyak adalah 97 pada Tue Oct 22, 2024 12:34 pm
Ateis adalah tidak percaya
Halaman 1 dari 1
Ateis adalah tidak percaya
Seringkali banyak orang yang percaya tuhan (Teis) membuat argumen yang tidak pas, dan mengatakan bahwa ateis adalah orang yang percaya tidak ada tuhan atau orang yang percaya bahwa tuhan itu tidak ada. Ini adalah kesalahan yang selalu diulang-ulang dan digunakan hampir dalam setiap argumen atau pemahaman pribadinya.
Yang perlu diketahui bahwa definisi dasar atau kata kunci dari Ateis adalah tidak percaya. Kebanyakan orang saat menuju proses menjadi seseorang yang tidak percaya tuhan adalah melalui proses skeptis. Atau ketidakpercayaan sesuatu terhadap suatu klaim sebelum klaim itu dibuktikan dengan data-data dan bukti-bukti yang valid biasanya dengan metode ilmiah sebagai verifikasinya.
Skeptis dalam hal apa sajakah? bisa dalam hal apa saja, tetapi mayoritas ateis tentu saja skeptis terhadap hal-hal mistis, mitos, takhayul, supranatural, dsb. Termasuk agama, dan kejadian-kejadian yang diceritakan dalam agama tersebut.
Oke, sekarang kita akan membahas satu-persatu mengenai proses ketidakpercayaan ini. Ketidakpercayaan kepada tuhan mungkin mustahil bagi sebagian mayoritas di dunia, khususnya di indonesia. Bagaimana mungkin seseorang bisa tidak percaya bahwa tuhan itu ada? Mengapa sampai orang bisa tidak percaya bahwa tuhan itu ada?
Sebenarnya sederhana saja, orang yang percaya tuhan mengklaim hal-hal mitos dan diyakini seratus persen menjadi sebuah kebenaran tanpa dilakukannya proses falsifikasi. Dan proses berpikir kritis terhadap sesuatu hal yang diklaimnya. Seorang yang percaya kepada tuhan “biasanya” / hal pokok argumennya kurang lebih seperti berikut :
Segala sesuatu ini ada
Alam semesta ini ada
Alam semesta ini begitu rumit sampai belum bisa dipahami manusia
Makhluk hidup itu ada
Makhluk hidup seperti manusia itu bisa menciptakan sesuatu
Jadi, Segala sesuatu, termasuk alam semesta dan idea-idea atau hal-hal yang ada di dalamnya adalah ciptaan tuhan
Ketika seorang yang percaya tuhan melontarkan argumen yang pada dasarnya kurang lebih sama dengan yang diatas, lantas seorang ateis lebih memilih untuk meragukannya. Saya pribadi dan murni pendapat saya pribadi akan bertanya demikian:
Lalu anda mendapat jawaban bahwa segalanya adalah ciptaan tuhan itu dari mana?
Kebanyakan namun tidak semuanya, orang yang percaya tuhan lebih memilih menjawab :
Kitab suci dari agama
Berpikir menggunakan “akal” (yang terinspirasi dari agama tapi orang tersebut enggan menyampaikannya, dan akan disampaikan pada ujung kesimpulan diskusi)
Dari logika (yang sebenarnya terinpirasi dari doktrin agama yang tertanam sejak dari kecil, meskipun orang tersebut sudah tidak beragama lagi)
Supranatural / ghaib itu ada, maka yang Maha supranatural pasti ada (dari klaim bahwa segala hal-hal mistis/mitos, atau hal-hal yang diklaim sebagai perihal ghaib yang ada di masyarakat)
Keempat jawaban tersebut adalah jawaban yang paling sering digunakan untuk menjawab pertanyaan seorang ateis seperti saya, walaupun biasanya menggunakan variasi-variasi dalam mengucapkannya, tapi kurang lebih sama.
Jadi biasanya klaim seperti itu bersumber kepada dokumen / naskah kuno yang dianggap suci, dinamakan buku (bahasa arab:kitab) suci. Dan dijadikan bukti bahwa tuhanlah yang pasti menciptakan semuanya ini.
Pertanyaannya sekarang adalah,
darimana kitab suci itu berasal?
Siapakah yang membuat kitab suci? bukankah manusia?
Kenapa percaya kepada kitab suci?
Jawaban dari para orang yang percaya tuhan bisa bervariasi, tapi yang paling pokok adalah : Iman / percaya begitu saja tanpa menanyakannya. Iman kepada siapa? Biasanya akan menjawab, iman kepada orang yang membuat kitab suci, atau iman kepada kitab suci atau iman kepada tuhan karena tahu dari kitab suci. Lantas kenapa percaya kepada orang yang membuat kitab suci? jadi ini menarik akan terjadi jawaban yang berputar putar kurang lebih seperti ini:
Saya percaya bahwa semuanya termasuk alam semesta adalah ciptaan Tuhan
Saya tahu jawaban tersebut dari kitab suci
Saya meyakini kitab suci adalah dari Tuhan, dan atau orang yang menyampaikannya adalah utusan dari tuhan, atau tuhan sendiri
Saya tahu jawaban tersebut dari pemimpin agama (imam, kyai, pendeta, guru spiritual) yang terinspirasi kitab suci.
Jadi karena saya meyakini kitab suci saya juga yakin / percaya bahwa tuhan itu ada
Jadi saya percaya bahwa tuhan itu ada karena ada di kitab suci
Jadi saya percaya yang ada di kitab suci bahwa tuhan itu ada
Jadi saya percaya tuhan itu ada karena kitab suci
Dan komentar saya:
Kitab suci > tuhan > kitab suci > tuhan > kitab suci > tuhan > utusan tuhan > kitab suci, tuhan, dan bla bla bla dan berputar saja seperti itu?
Jadi kurang lebih jawabannya akan seperti itu tetapi dengan variasi berbeda, saya sendiri menemui orang yang kelihatannya pintar dengan istilah-istilah matematika / sains, kemudian pada akhir jawaban akan menyerah pada verifikasi kitab suci tersebut.
Menurut saya semua orang itu perlu belajar sejarah, kalau dirasa berat maka hal-hal pokok yang penting dipelajari adalah:
Mempelajari seluruh kitab suci dan agama dari segi antropologi, sosial dan budaya, serta sejarah dari agama tersebut
Mempelajari filsafat agar diri kita selalu bertanya akan hal sesuatu tanpa langsung mempercayainya
Mempelajari sains dan ilmu pengetahuan dari kuno sampai modern. Dari sini kita akan dapat mengetahui bagaimana metodologi ilmiah bisa menciptakan dunia modern seperti ini, dan membantu umat manusia keluar dari zaman kegelapan.
Oke, untuk bagian kedua saya akan membahas alasan orang percaya kepada tuhan menggunakan “akal” (yang terinspirasi dari kitab suci) maksudnya orang tersebut pandai berlogika, berfilsafat, mengetahui istilah-istilah debat, mengetahui teori-teori ilmiah / sains, tetapi akan mentok pada “keimanan kitab suci”.[url=Ateis adalah tidak percaya – bagian I]sumber ateis adalah tidak percaya[/url]
Yang perlu diketahui bahwa definisi dasar atau kata kunci dari Ateis adalah tidak percaya. Kebanyakan orang saat menuju proses menjadi seseorang yang tidak percaya tuhan adalah melalui proses skeptis. Atau ketidakpercayaan sesuatu terhadap suatu klaim sebelum klaim itu dibuktikan dengan data-data dan bukti-bukti yang valid biasanya dengan metode ilmiah sebagai verifikasinya.
Skeptis dalam hal apa sajakah? bisa dalam hal apa saja, tetapi mayoritas ateis tentu saja skeptis terhadap hal-hal mistis, mitos, takhayul, supranatural, dsb. Termasuk agama, dan kejadian-kejadian yang diceritakan dalam agama tersebut.
Oke, sekarang kita akan membahas satu-persatu mengenai proses ketidakpercayaan ini. Ketidakpercayaan kepada tuhan mungkin mustahil bagi sebagian mayoritas di dunia, khususnya di indonesia. Bagaimana mungkin seseorang bisa tidak percaya bahwa tuhan itu ada? Mengapa sampai orang bisa tidak percaya bahwa tuhan itu ada?
Sebenarnya sederhana saja, orang yang percaya tuhan mengklaim hal-hal mitos dan diyakini seratus persen menjadi sebuah kebenaran tanpa dilakukannya proses falsifikasi. Dan proses berpikir kritis terhadap sesuatu hal yang diklaimnya. Seorang yang percaya kepada tuhan “biasanya” / hal pokok argumennya kurang lebih seperti berikut :
Segala sesuatu ini ada
Alam semesta ini ada
Alam semesta ini begitu rumit sampai belum bisa dipahami manusia
Makhluk hidup itu ada
Makhluk hidup seperti manusia itu bisa menciptakan sesuatu
Jadi, Segala sesuatu, termasuk alam semesta dan idea-idea atau hal-hal yang ada di dalamnya adalah ciptaan tuhan
Ketika seorang yang percaya tuhan melontarkan argumen yang pada dasarnya kurang lebih sama dengan yang diatas, lantas seorang ateis lebih memilih untuk meragukannya. Saya pribadi dan murni pendapat saya pribadi akan bertanya demikian:
Lalu anda mendapat jawaban bahwa segalanya adalah ciptaan tuhan itu dari mana?
Kebanyakan namun tidak semuanya, orang yang percaya tuhan lebih memilih menjawab :
Kitab suci dari agama
Berpikir menggunakan “akal” (yang terinspirasi dari agama tapi orang tersebut enggan menyampaikannya, dan akan disampaikan pada ujung kesimpulan diskusi)
Dari logika (yang sebenarnya terinpirasi dari doktrin agama yang tertanam sejak dari kecil, meskipun orang tersebut sudah tidak beragama lagi)
Supranatural / ghaib itu ada, maka yang Maha supranatural pasti ada (dari klaim bahwa segala hal-hal mistis/mitos, atau hal-hal yang diklaim sebagai perihal ghaib yang ada di masyarakat)
Keempat jawaban tersebut adalah jawaban yang paling sering digunakan untuk menjawab pertanyaan seorang ateis seperti saya, walaupun biasanya menggunakan variasi-variasi dalam mengucapkannya, tapi kurang lebih sama.
Jadi biasanya klaim seperti itu bersumber kepada dokumen / naskah kuno yang dianggap suci, dinamakan buku (bahasa arab:kitab) suci. Dan dijadikan bukti bahwa tuhanlah yang pasti menciptakan semuanya ini.
Pertanyaannya sekarang adalah,
darimana kitab suci itu berasal?
Siapakah yang membuat kitab suci? bukankah manusia?
Kenapa percaya kepada kitab suci?
Jawaban dari para orang yang percaya tuhan bisa bervariasi, tapi yang paling pokok adalah : Iman / percaya begitu saja tanpa menanyakannya. Iman kepada siapa? Biasanya akan menjawab, iman kepada orang yang membuat kitab suci, atau iman kepada kitab suci atau iman kepada tuhan karena tahu dari kitab suci. Lantas kenapa percaya kepada orang yang membuat kitab suci? jadi ini menarik akan terjadi jawaban yang berputar putar kurang lebih seperti ini:
Saya percaya bahwa semuanya termasuk alam semesta adalah ciptaan Tuhan
Saya tahu jawaban tersebut dari kitab suci
Saya meyakini kitab suci adalah dari Tuhan, dan atau orang yang menyampaikannya adalah utusan dari tuhan, atau tuhan sendiri
Saya tahu jawaban tersebut dari pemimpin agama (imam, kyai, pendeta, guru spiritual) yang terinspirasi kitab suci.
Jadi karena saya meyakini kitab suci saya juga yakin / percaya bahwa tuhan itu ada
Jadi saya percaya bahwa tuhan itu ada karena ada di kitab suci
Jadi saya percaya yang ada di kitab suci bahwa tuhan itu ada
Jadi saya percaya tuhan itu ada karena kitab suci
Dan komentar saya:
Kitab suci > tuhan > kitab suci > tuhan > kitab suci > tuhan > utusan tuhan > kitab suci, tuhan, dan bla bla bla dan berputar saja seperti itu?
Jadi kurang lebih jawabannya akan seperti itu tetapi dengan variasi berbeda, saya sendiri menemui orang yang kelihatannya pintar dengan istilah-istilah matematika / sains, kemudian pada akhir jawaban akan menyerah pada verifikasi kitab suci tersebut.
Menurut saya semua orang itu perlu belajar sejarah, kalau dirasa berat maka hal-hal pokok yang penting dipelajari adalah:
Mempelajari seluruh kitab suci dan agama dari segi antropologi, sosial dan budaya, serta sejarah dari agama tersebut
Mempelajari filsafat agar diri kita selalu bertanya akan hal sesuatu tanpa langsung mempercayainya
Mempelajari sains dan ilmu pengetahuan dari kuno sampai modern. Dari sini kita akan dapat mengetahui bagaimana metodologi ilmiah bisa menciptakan dunia modern seperti ini, dan membantu umat manusia keluar dari zaman kegelapan.
Oke, untuk bagian kedua saya akan membahas alasan orang percaya kepada tuhan menggunakan “akal” (yang terinspirasi dari kitab suci) maksudnya orang tersebut pandai berlogika, berfilsafat, mengetahui istilah-istilah debat, mengetahui teori-teori ilmiah / sains, tetapi akan mentok pada “keimanan kitab suci”.[url=Ateis adalah tidak percaya – bagian I]sumber ateis adalah tidak percaya[/url]
Similar topics
» Bagaimana Kalau Ateis Benar?
» Kemurahan Hati Kafirun: Pemberontak Muslim Libya Buka Kantor di AS
» Mayoritas Rakyat Amerika Percaya Bin Ladin Masuk Neraka
» Kemurahan Hati Kafirun: Pemberontak Muslim Libya Buka Kantor di AS
» Mayoritas Rakyat Amerika Percaya Bin Ladin Masuk Neraka
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik