Login
Latest topics
» Ada apa di balik serangan terhadap Muslim Burma?by Dejjakh Sun Mar 29, 2015 9:56 am
» Diduga sekelompok muslim bersenjata menyerang umat kristen
by jaya Wed Nov 27, 2013 12:30 am
» Sekitar 6.000 orang perempuan di Suriah diperkosa
by jaya Wed Nov 27, 2013 12:19 am
» Muhammad mengaku kalau dirinya nabi palsu
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:53 pm
» Hina Islam dan Presiden, Satiris Mesir Ditangkap
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:50 pm
» Ratusan warga Eropa jihad di Suriah
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:48 pm
» Krisis Suriah, 6.000 tewas di bulan Maret
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:46 pm
» Kumpulan Hadis Aneh!!
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:43 pm
» Jihad seksual ala islam!
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:40 pm
Most active topics
Social bookmarking
Bookmark and share the address of Akal Budi Islam on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of on your social bookmarking website
Pencarian
Most Viewed Topics
Statistics
Total 40 user terdaftarUser terdaftar terakhir adalah tutunkasep
Total 1142 kiriman artikel dari user in 639 subjects
Top posting users this month
No user |
User Yang Sedang Online
Total 30 uses online :: 0 Terdaftar, 0 Tersembunyi dan 30 Tamu Tidak ada
User online terbanyak adalah 97 pada Tue Oct 22, 2024 12:34 pm
Abraham Diselamatkan dari Api Nimrod
:: Mengenal Islam :: Artikel
Halaman 1 dari 1
Abraham Diselamatkan dari Api Nimrod
Kisah ini tercantum di berbagai surah dalam Qur’an, misalnya di Surah 2:260, 6:74-84, 21:52-72, 19:42-50, 26:69-79, 24:15-16, 37:81-95, 43:25-27, 60:4. Sekarang siapapun yang membaca artikel ini akan tahu bahwa kisah Ibrahim dari Qur’an sudah jelas diambil dari kisah Abraham buku agama Yahudi Midrash Rabbah. Untuk bisa melihat dengan jelas, kita harus melihat keseluruhan tulisan Qur’an tentang Ibrahim dan lalu membandingkannya dengan kisah Yahudi tentang Abraham di Midrash Rabbah.
Di buku berjudul “Sejarah Kuno dari Mukhtasar fi Akhbâr il Bashar” karangan Abdul Feda kita baca kisah sebagai berikut. Ayah Ibrahim yang bernama Azar biasa membuat benda2 berhala, dan lalu menyerahkannya kepada putranya agar dijual. Ibrahim lalu pergi dan berteriak, “Siapa yang mau membeli benda yang merugikan dan tidak membawa untung bagi pembelinya?” Lalu ketika Tuhan memerintahkannya untuk memanggil orang2nya menjadi kesatuan jemaat illahi, ayah Ibrahim menolak panggilan itu dan begitu pula orang2nya. Lalu hal ini terdengar oleh Nimrod, putra Kush yang adalah raja tanah itu… yang lalu menangkap Ibrahim dan melemparkannya ke dalam kobaran api; tapi api jadi dingin dan nyaman bagi Ibrahim, yang lalu ke luar dari api tersebut beberapa hari kemudian. Setelah itu orang2nya mempercayainya.
Di Qur’an 6:76-79 (ayat2 Qur’an ditulis dalam huruf italik) tercantum: Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam." Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat." Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. Mereka mengatakan bahwa ayah Ibrahim membuat benda2 berhala dan memberikannya pada putranya Ibraham untuk dijual. Lalu Ibrahim membawa benda2 itu dan berteriak: “Benda2 ini tidak akan menyakiti atau menolong siapa yang membelinya,” sehingga tiada seorang pun yang mau membeli dari dia. Dan setelah tidak ada yang membeli, dia membawa benda2 itu ke sungai, memukul bagian kepalanya dan berkata,”Minum, kau benda yang malang’ sampai orang2 sekitarnya mendengarnya. Ketika orang2 itu menegurnya, (Q 6:80-85) dia berkata: "Apakah kamu hendak membantah tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku". Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali di kala Tuhanku menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya)?" Akhirnya Ibrahim menang berdebat dengan orang2 tersebut. Lalu dia meminta ayahnya Azar untuk memeluk agama yang sejati, (Q 19:42) katanya: "Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun? Tapi ayahnya menolak permintaannya, sehingga Ibrahim menyatakan kepada orang2nya secara lantang bahwa dia tidak menyembah berhala2 masyarakat tersebut dan mengumumkan agamanya kepada mereka. Dia berkata (Q 26:75-77) Maka apakah kamu telah memperhatikan apa yang selalu kamu sembah, kamu dan nenek moyang kamu yang dahulu?, karena sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan Semesta Alam. Mereka berkata, “Kalau begitu siapa yang kau sembah?” Dia menjawab,”Tuhan semesta alam.” “Apakah yang kau maksud Nimrod?” “Bukan, tapi Dia yang menciptakan diriku dan membimbingku,” dan seterusnya. Hal ini menyebar diantara orang2 sampai akhirnya terdengar sang penguasa daerah, yakni Raja Nimrod, yang kemudian memanggil Ibrahim dan berkata: “Wahai Ibrahim! Apakah kau menganggap Dia sebagai rajamu yang menciptakan dirimu; apakah kau beribadah padaNya dan berkata tentang kekuasaanNya pada mereka yang tidak menyembahNya? Siapakah Dia itu?”
Ibrahim: (Q 2:258 ) "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,"
Nimrod: "Aku dapat menghidupkan dan mematikan."
Ibrahim: "Bagaimana caranya kau menyelamatkan nyawa dan mengakibatkan kematian?”
Nimrod: “Aku ambil dua orang yang patut dibunuh, seorang aku bunuh dan lalu dia mati; satu orang lainnya aku ampuni sehingga dia hidup.”
Akan hal itu Ibrahim menjawab, “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,"
Mendengar ini Nimrod tidak menjawab.
Orang2 lalu pergi untuk merayakan hari besar keagamaan mereka. Ibrahim mengambil kesempatan ini untuk menghancurkan semua patung2 berhala kecuali yang terbesar, dan ceritanya lalu berlanjut seperti ini:
Ketika mereka mempersiapkan makanan, mereka menyajikannya di hadapan dewa2 mereka dan berkata, “Saat kami nanti kembali, dewa2 telah memberkati makanan ini yang nanti akan kami makan.” Maka ketika Ibrahim memandang pada dewa2 tersebut dan apa yang tersaji di depan mereka, dia berkata (Q 37:91-93): Apakah kamu tidak makan? Kenapa kamu tidak menjawab?" Lalu dihadapinya berhala-berhala itu sambil memukulnya dengan tangan kanannya (dengan kuat). (Q 21:58 ) Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya.
Akhirnya ketika orang2 kembali dari tempat perayaan mereka ke bangunan tempat berhala2 berada dan melihat keadaan berhala2 tersebut, (Q 21:59-60)
“Mereka berkata: "Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim"
Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim ".
Kami pikir, dialah yang telah berbuat kerusakan ini. Ketika berita ini terdengar oleh Raja Nimrod dan pembantu2nya, (Q 21:61) mereka berkata: "(Kalau demikian) bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak, agar mereka menyaksikan".
Mereka khawatir untuk menangkapnya tanpa bukti. Jadi mereka membawa Ibrahim dan (Q 21:62) mereka bertanya: "Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?” (Q 21:63) Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara"; kepala berhala itu marah karena kalian memujanya bersama-sama berhala kecil lainnya, padahal dia jauh lebih besar daripada mereka semua, sehingga dia akhirnya menghancurkan semua berhala2 yang lebih kecil.Sekarang tanyakan pada mereka apakah mereka bisa bicara. Ketika dia berkata begitu, orang2 membalikkan punggung mereka dan berkata (satu sama lain), “Sudah jelas bahwa merekalah perusaknya.” Maka mereka menghancurkan semua kepala berhala2 tersebut dan merasa heran karena para berhala tersebut tidak bicara atau melakukan perlawanan. Lalu mereka berkata kepada Ibrahim (Q21:65) "Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara." Maka setelah itu, (Q21:66-67) Ibrahim berkata: Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfa'at sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?" Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami?
Karena tidak bisa menjawab lagi (Q 21:68 ) Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak". Abdallah menulis bahwa orang yang berteriak itu adalah seorang Kurdi yang bernama Zeinun; dan Allah membelah bumi tempatnya berpijak sehingga dia terkubur di dalamnya sampai di Hari Penghakiman. Nimrod dan masyarakat kemudian menangkap Ibrahim untuk membakarnya. Mereka memenjarakannya di dalam sebuah rumah, dan menumpuk kayu bakar yang tinggi seperti yang dapat dibaca di Q 37:97
Mereka berkata: "Dirikanlah suatu bangunan untuk (membakar) Ibrahim;lalu lemparkanlah dia ke dalam api yang menyala-nyala itu". Lalu mereka mengumpulkan banyak kayu dan benda2 untuk dibakar; tapi kemudian, karena kemurahan Allah, Ibrahim ke luar dari api dengan selamat dan dia berkata: (Q 39:39) "Cukuplah Allah bagiku.(Q 3:37) Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do'a". Karena Allah berkata, “Hai Api! Menjadi dingin dan nyamanlah bagi Ibrahim".
Sekarang mari kita bandingkan dengan kisah Abraham dari kaum Yahudi dan lihat di mana persamaan dan perbedaannya. Tulisan berikut ini diambil dari Midrash Rabbah tentang Abraham yang ke luar dari daerah Ur-Kasdim (Kejadian 15:7).
Terah biasa membuat berhala2. Pada suatu hari, dia memberitahu putranya yakni Abraham untuk menjual berhala2 tsb. Ketika seorang pria berminat untuk membelinya, Abraham bertanya berapakah usia orang itu. Lima puluh atau enam puluh tahun, jawabnya. Aneh, kata Abraham, masakan orang berusia 60 tahun mau menyembah benda yang usianya hanya beberapa hari saja! Mendengar hal itu, pria itu merasa malu dan kemudian berlalu. Seorang wanita yang membawa sebuah mangkuk berisi tepung berkata: Letakkan ini di hadapan para berhala. Mendengar itu Abraham berdiri dan mengambil kampaknya dan menghancurkan berhala2 itu dengan kampak itu, meletakkan kampak itu di tangan berhala yang terbesar. Ayahnya datang dan sambil menangis dia bertanya, “Siapakah yang melakukan hal ini?” Abraham menjawab, “Apa yang tidak jelas bagimu? Seorang wanita membawa mangkuk berisi tepung dan dia memintaku meletakkannya di hadapan berhala2; aku mengambilnya dan meletakkannya di hadapan berhala2; sebuah berhala berkata, aku akan makan tepung itu terlebih dahulu, dan yang lain berkata, aku dulu yang memakannya. Maka berhala yang besar mengambil kampak, dan menghancurkan berhala2 yang lain sampai berkeping-keping.” Ayahnya berkata: “Mengapa kau ceritakan padaku kisah yang konyol itu? Tahu apakah berhala2 ini?” Abraham menjawab, “Apakah kupingmu dapat mendengar apa yang dikatakan oleh mulut2 mereka?” Mendengar itu ayahnya menangkapnya dan membawanya ke hadapan Nimrod, yang lalu menyuruh Abraham untuk memuja Api. Abraham: “Lebih baik menyembah Air yang dapat memadamkan Api.” Nimrod: “Kalau begitu, sembahlah Air.” Abraham: “Lebih baik menyembah yang bisa memberikan Air.” Nimrod: “Kalau begitu sembahlah Awan.” Abraham: “Kalau begitu, marilah kita sembah Angin yang mendatangkan Awan.” Nimrod: “Kalau begitu, sembahlah Angin.” Abraham: “Lebih baik menyembah Orang yang menghadang Angin.” Mendengar ini Nimrod berkata: “Jika kau berdebat dengan diriku tentang benda2 yang tidak dapat kusembah kecuali Api yang mana kau nanti akan kumasukan ke dalamnya; maka biarlah Tuhan yang kau sembah menyelamatkanmu dari api itu.” Maka Abraham lalu dimasukkan ke dalam api, tapi dia tetap selama dan tidak terluka.
Bandingkan sekarang kisah Yahudi ini dengan apa yang tercantum dalam Qur’an. Ada sedikit perbedaan. Sudah jelas bahwa Muhammad mendengar kisah ini dari kaum Yahudi. Hal yang paling tampak jelas adalah nama ayah Ibrahim dalam Qur’an yakni Azar, padahal baik Midrash dan Torah menyebut nama ayah Abraham sebagai Terah. Ada kemungkinan besar Muhammad mendengar nama itu dari ucapan dialek Syria yang terdengar bagaikan nama Azar, sehingga dia mengingatnya seperti itu.
Tentu saja para Muslim mengaku bahwa Nabi mereka dapat kisah tentang Abraham dimasukkan dalam api ini bukan dari kaum Yahudi atau kaum Kristen, tapi langsung dari Jibril yang turun dari langit. Karena kaum Yahudi, yang adalah anak2 keturunan Abraham, menerima kebenaran kisah itu, maka tentunya kaum Muslim menganggap kisah Ibrahim dalam Qur’an adalah benar. Tapi sebenarnya hanya orang2 Yahudi awam saja yang percaya akan hal itu, karena yang benar2 berpengetahuan tentang naskah aslinya akan mengetahui kesalahan konyol dari cerita itu.
Asal kisah keseluruhan ditemukan di dalam Kejadian 15:7 Lagi firman TUHAN kepadanya: "Akulah TUHAN, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim untuk memberikan negeri ini kepadamu menjadi milikmu." Kata Ur dalam bahasa Babilonia berarti sebuah “kota”, sama seperti penggunaan Ur dalam Ur-Shalim (yakni Yerusalem), “Kota Damai.” Ur-Kasdim adalah tempat tinggal Abraham. Kata “Ur” ini mirip bunyinya dengan kata “Or”, yang berarti cahaya atau api. Beberapa abad kemudian setelah naskah kitab Kejadian dibuat (2000 SM), seorang komentator Yahudi bernama Jonathan ben Uzziel yang tidak begitu tahu tentang bahasa Babilonia, telah melakukan kesalahan menerjemahkan kata Ur-Kasdim dari ayat Kejadian, sehingga bunyi ayat itu menjadi: Akulah Tuhan, yang membawa engkau keluar dari tungku api Kasdim. Kesalahan yang sama terdapat dalam catatan kaki Kejadian 11:27: Hal ini terjadi di saat Nimrod melemparkan Abraham ke dalam tungku api, karena dia tidak mau menyembah berhala2, tapi api tidak dapat membakarnya.” Catatan kaki ini dibuat karena penerjemah tertukar mengerti makna kata “Ur” (kota) dengan kata “Or” (cahaya atau api).
Dari salah terjemahan ini, kaum Yahudi menjadikan kata api sebagai fondasi untuk mengarang dongeng besar tentang Abraham yang dibakar dalam tungku api. Tapi sungguh sukar dipercaya bahwa seorang Nabi seperti Muhammad tidak mengetahui tentang kekeliruan ini dan bahkan mengaku sebagai kisah yang diwahyukan dari surga. Bukti2 kesalahan sudah dicantumkan para penulis Yahudi. Dari kitab Kejadian diketahui bahwa Raja Nimrod ternyata hidup berabad-abad sebelum Abraham lahir. Nama Nimrod memang tidak disebut dalam Qur’an, tapi dicantumkan secara bebas oleh pengarang dan penulis tradisi Muslim. Kesalahan seperti ini bagaikan menulis tokoh Alexander Agung melemparkan Nadir Shah ke dalam api, tanpa mengetahui bahwa terdapat perbedaan waktu hidup berabad-abad diantara keduanya, atau bahkan sebenarnya Nadir tidak pernah dilemparkan ke dalam api.
Di buku berjudul “Sejarah Kuno dari Mukhtasar fi Akhbâr il Bashar” karangan Abdul Feda kita baca kisah sebagai berikut. Ayah Ibrahim yang bernama Azar biasa membuat benda2 berhala, dan lalu menyerahkannya kepada putranya agar dijual. Ibrahim lalu pergi dan berteriak, “Siapa yang mau membeli benda yang merugikan dan tidak membawa untung bagi pembelinya?” Lalu ketika Tuhan memerintahkannya untuk memanggil orang2nya menjadi kesatuan jemaat illahi, ayah Ibrahim menolak panggilan itu dan begitu pula orang2nya. Lalu hal ini terdengar oleh Nimrod, putra Kush yang adalah raja tanah itu… yang lalu menangkap Ibrahim dan melemparkannya ke dalam kobaran api; tapi api jadi dingin dan nyaman bagi Ibrahim, yang lalu ke luar dari api tersebut beberapa hari kemudian. Setelah itu orang2nya mempercayainya.
Di Qur’an 6:76-79 (ayat2 Qur’an ditulis dalam huruf italik) tercantum: Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam." Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat." Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. Mereka mengatakan bahwa ayah Ibrahim membuat benda2 berhala dan memberikannya pada putranya Ibraham untuk dijual. Lalu Ibrahim membawa benda2 itu dan berteriak: “Benda2 ini tidak akan menyakiti atau menolong siapa yang membelinya,” sehingga tiada seorang pun yang mau membeli dari dia. Dan setelah tidak ada yang membeli, dia membawa benda2 itu ke sungai, memukul bagian kepalanya dan berkata,”Minum, kau benda yang malang’ sampai orang2 sekitarnya mendengarnya. Ketika orang2 itu menegurnya, (Q 6:80-85) dia berkata: "Apakah kamu hendak membantah tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku". Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali di kala Tuhanku menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya)?" Akhirnya Ibrahim menang berdebat dengan orang2 tersebut. Lalu dia meminta ayahnya Azar untuk memeluk agama yang sejati, (Q 19:42) katanya: "Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun? Tapi ayahnya menolak permintaannya, sehingga Ibrahim menyatakan kepada orang2nya secara lantang bahwa dia tidak menyembah berhala2 masyarakat tersebut dan mengumumkan agamanya kepada mereka. Dia berkata (Q 26:75-77) Maka apakah kamu telah memperhatikan apa yang selalu kamu sembah, kamu dan nenek moyang kamu yang dahulu?, karena sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan Semesta Alam. Mereka berkata, “Kalau begitu siapa yang kau sembah?” Dia menjawab,”Tuhan semesta alam.” “Apakah yang kau maksud Nimrod?” “Bukan, tapi Dia yang menciptakan diriku dan membimbingku,” dan seterusnya. Hal ini menyebar diantara orang2 sampai akhirnya terdengar sang penguasa daerah, yakni Raja Nimrod, yang kemudian memanggil Ibrahim dan berkata: “Wahai Ibrahim! Apakah kau menganggap Dia sebagai rajamu yang menciptakan dirimu; apakah kau beribadah padaNya dan berkata tentang kekuasaanNya pada mereka yang tidak menyembahNya? Siapakah Dia itu?”
Ibrahim: (Q 2:258 ) "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,"
Nimrod: "Aku dapat menghidupkan dan mematikan."
Ibrahim: "Bagaimana caranya kau menyelamatkan nyawa dan mengakibatkan kematian?”
Nimrod: “Aku ambil dua orang yang patut dibunuh, seorang aku bunuh dan lalu dia mati; satu orang lainnya aku ampuni sehingga dia hidup.”
Akan hal itu Ibrahim menjawab, “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,"
Mendengar ini Nimrod tidak menjawab.
Orang2 lalu pergi untuk merayakan hari besar keagamaan mereka. Ibrahim mengambil kesempatan ini untuk menghancurkan semua patung2 berhala kecuali yang terbesar, dan ceritanya lalu berlanjut seperti ini:
Ketika mereka mempersiapkan makanan, mereka menyajikannya di hadapan dewa2 mereka dan berkata, “Saat kami nanti kembali, dewa2 telah memberkati makanan ini yang nanti akan kami makan.” Maka ketika Ibrahim memandang pada dewa2 tersebut dan apa yang tersaji di depan mereka, dia berkata (Q 37:91-93): Apakah kamu tidak makan? Kenapa kamu tidak menjawab?" Lalu dihadapinya berhala-berhala itu sambil memukulnya dengan tangan kanannya (dengan kuat). (Q 21:58 ) Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya.
Akhirnya ketika orang2 kembali dari tempat perayaan mereka ke bangunan tempat berhala2 berada dan melihat keadaan berhala2 tersebut, (Q 21:59-60)
“Mereka berkata: "Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim"
Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim ".
Kami pikir, dialah yang telah berbuat kerusakan ini. Ketika berita ini terdengar oleh Raja Nimrod dan pembantu2nya, (Q 21:61) mereka berkata: "(Kalau demikian) bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak, agar mereka menyaksikan".
Mereka khawatir untuk menangkapnya tanpa bukti. Jadi mereka membawa Ibrahim dan (Q 21:62) mereka bertanya: "Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?” (Q 21:63) Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara"; kepala berhala itu marah karena kalian memujanya bersama-sama berhala kecil lainnya, padahal dia jauh lebih besar daripada mereka semua, sehingga dia akhirnya menghancurkan semua berhala2 yang lebih kecil.Sekarang tanyakan pada mereka apakah mereka bisa bicara. Ketika dia berkata begitu, orang2 membalikkan punggung mereka dan berkata (satu sama lain), “Sudah jelas bahwa merekalah perusaknya.” Maka mereka menghancurkan semua kepala berhala2 tersebut dan merasa heran karena para berhala tersebut tidak bicara atau melakukan perlawanan. Lalu mereka berkata kepada Ibrahim (Q21:65) "Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara." Maka setelah itu, (Q21:66-67) Ibrahim berkata: Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfa'at sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?" Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami?
Karena tidak bisa menjawab lagi (Q 21:68 ) Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak". Abdallah menulis bahwa orang yang berteriak itu adalah seorang Kurdi yang bernama Zeinun; dan Allah membelah bumi tempatnya berpijak sehingga dia terkubur di dalamnya sampai di Hari Penghakiman. Nimrod dan masyarakat kemudian menangkap Ibrahim untuk membakarnya. Mereka memenjarakannya di dalam sebuah rumah, dan menumpuk kayu bakar yang tinggi seperti yang dapat dibaca di Q 37:97
Mereka berkata: "Dirikanlah suatu bangunan untuk (membakar) Ibrahim;lalu lemparkanlah dia ke dalam api yang menyala-nyala itu". Lalu mereka mengumpulkan banyak kayu dan benda2 untuk dibakar; tapi kemudian, karena kemurahan Allah, Ibrahim ke luar dari api dengan selamat dan dia berkata: (Q 39:39) "Cukuplah Allah bagiku.(Q 3:37) Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do'a". Karena Allah berkata, “Hai Api! Menjadi dingin dan nyamanlah bagi Ibrahim".
Sekarang mari kita bandingkan dengan kisah Abraham dari kaum Yahudi dan lihat di mana persamaan dan perbedaannya. Tulisan berikut ini diambil dari Midrash Rabbah tentang Abraham yang ke luar dari daerah Ur-Kasdim (Kejadian 15:7).
Terah biasa membuat berhala2. Pada suatu hari, dia memberitahu putranya yakni Abraham untuk menjual berhala2 tsb. Ketika seorang pria berminat untuk membelinya, Abraham bertanya berapakah usia orang itu. Lima puluh atau enam puluh tahun, jawabnya. Aneh, kata Abraham, masakan orang berusia 60 tahun mau menyembah benda yang usianya hanya beberapa hari saja! Mendengar hal itu, pria itu merasa malu dan kemudian berlalu. Seorang wanita yang membawa sebuah mangkuk berisi tepung berkata: Letakkan ini di hadapan para berhala. Mendengar itu Abraham berdiri dan mengambil kampaknya dan menghancurkan berhala2 itu dengan kampak itu, meletakkan kampak itu di tangan berhala yang terbesar. Ayahnya datang dan sambil menangis dia bertanya, “Siapakah yang melakukan hal ini?” Abraham menjawab, “Apa yang tidak jelas bagimu? Seorang wanita membawa mangkuk berisi tepung dan dia memintaku meletakkannya di hadapan berhala2; aku mengambilnya dan meletakkannya di hadapan berhala2; sebuah berhala berkata, aku akan makan tepung itu terlebih dahulu, dan yang lain berkata, aku dulu yang memakannya. Maka berhala yang besar mengambil kampak, dan menghancurkan berhala2 yang lain sampai berkeping-keping.” Ayahnya berkata: “Mengapa kau ceritakan padaku kisah yang konyol itu? Tahu apakah berhala2 ini?” Abraham menjawab, “Apakah kupingmu dapat mendengar apa yang dikatakan oleh mulut2 mereka?” Mendengar itu ayahnya menangkapnya dan membawanya ke hadapan Nimrod, yang lalu menyuruh Abraham untuk memuja Api. Abraham: “Lebih baik menyembah Air yang dapat memadamkan Api.” Nimrod: “Kalau begitu, sembahlah Air.” Abraham: “Lebih baik menyembah yang bisa memberikan Air.” Nimrod: “Kalau begitu sembahlah Awan.” Abraham: “Kalau begitu, marilah kita sembah Angin yang mendatangkan Awan.” Nimrod: “Kalau begitu, sembahlah Angin.” Abraham: “Lebih baik menyembah Orang yang menghadang Angin.” Mendengar ini Nimrod berkata: “Jika kau berdebat dengan diriku tentang benda2 yang tidak dapat kusembah kecuali Api yang mana kau nanti akan kumasukan ke dalamnya; maka biarlah Tuhan yang kau sembah menyelamatkanmu dari api itu.” Maka Abraham lalu dimasukkan ke dalam api, tapi dia tetap selama dan tidak terluka.
Bandingkan sekarang kisah Yahudi ini dengan apa yang tercantum dalam Qur’an. Ada sedikit perbedaan. Sudah jelas bahwa Muhammad mendengar kisah ini dari kaum Yahudi. Hal yang paling tampak jelas adalah nama ayah Ibrahim dalam Qur’an yakni Azar, padahal baik Midrash dan Torah menyebut nama ayah Abraham sebagai Terah. Ada kemungkinan besar Muhammad mendengar nama itu dari ucapan dialek Syria yang terdengar bagaikan nama Azar, sehingga dia mengingatnya seperti itu.
Tentu saja para Muslim mengaku bahwa Nabi mereka dapat kisah tentang Abraham dimasukkan dalam api ini bukan dari kaum Yahudi atau kaum Kristen, tapi langsung dari Jibril yang turun dari langit. Karena kaum Yahudi, yang adalah anak2 keturunan Abraham, menerima kebenaran kisah itu, maka tentunya kaum Muslim menganggap kisah Ibrahim dalam Qur’an adalah benar. Tapi sebenarnya hanya orang2 Yahudi awam saja yang percaya akan hal itu, karena yang benar2 berpengetahuan tentang naskah aslinya akan mengetahui kesalahan konyol dari cerita itu.
Asal kisah keseluruhan ditemukan di dalam Kejadian 15:7 Lagi firman TUHAN kepadanya: "Akulah TUHAN, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim untuk memberikan negeri ini kepadamu menjadi milikmu." Kata Ur dalam bahasa Babilonia berarti sebuah “kota”, sama seperti penggunaan Ur dalam Ur-Shalim (yakni Yerusalem), “Kota Damai.” Ur-Kasdim adalah tempat tinggal Abraham. Kata “Ur” ini mirip bunyinya dengan kata “Or”, yang berarti cahaya atau api. Beberapa abad kemudian setelah naskah kitab Kejadian dibuat (2000 SM), seorang komentator Yahudi bernama Jonathan ben Uzziel yang tidak begitu tahu tentang bahasa Babilonia, telah melakukan kesalahan menerjemahkan kata Ur-Kasdim dari ayat Kejadian, sehingga bunyi ayat itu menjadi: Akulah Tuhan, yang membawa engkau keluar dari tungku api Kasdim. Kesalahan yang sama terdapat dalam catatan kaki Kejadian 11:27: Hal ini terjadi di saat Nimrod melemparkan Abraham ke dalam tungku api, karena dia tidak mau menyembah berhala2, tapi api tidak dapat membakarnya.” Catatan kaki ini dibuat karena penerjemah tertukar mengerti makna kata “Ur” (kota) dengan kata “Or” (cahaya atau api).
Dari salah terjemahan ini, kaum Yahudi menjadikan kata api sebagai fondasi untuk mengarang dongeng besar tentang Abraham yang dibakar dalam tungku api. Tapi sungguh sukar dipercaya bahwa seorang Nabi seperti Muhammad tidak mengetahui tentang kekeliruan ini dan bahkan mengaku sebagai kisah yang diwahyukan dari surga. Bukti2 kesalahan sudah dicantumkan para penulis Yahudi. Dari kitab Kejadian diketahui bahwa Raja Nimrod ternyata hidup berabad-abad sebelum Abraham lahir. Nama Nimrod memang tidak disebut dalam Qur’an, tapi dicantumkan secara bebas oleh pengarang dan penulis tradisi Muslim. Kesalahan seperti ini bagaikan menulis tokoh Alexander Agung melemparkan Nadir Shah ke dalam api, tanpa mengetahui bahwa terdapat perbedaan waktu hidup berabad-abad diantara keduanya, atau bahkan sebenarnya Nadir tidak pernah dilemparkan ke dalam api.
FFI- Tamu
Similar topics
» TAMBAL SULAM TAURAT 3: Perampasan Sara dari Tangan Abraham.
» AL-QUR'AN, INDUK DARI IPTEK !!!
» Saya Mempelajari Kebenaran Dari Quran
» Kesaksian Rasyid dari Maroko
» Selamatkan Muslim dari kesesatan
» AL-QUR'AN, INDUK DARI IPTEK !!!
» Saya Mempelajari Kebenaran Dari Quran
» Kesaksian Rasyid dari Maroko
» Selamatkan Muslim dari kesesatan
:: Mengenal Islam :: Artikel
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik