Login
Latest topics
» Ada apa di balik serangan terhadap Muslim Burma?by Dejjakh Sun Mar 29, 2015 9:56 am
» Diduga sekelompok muslim bersenjata menyerang umat kristen
by jaya Wed Nov 27, 2013 12:30 am
» Sekitar 6.000 orang perempuan di Suriah diperkosa
by jaya Wed Nov 27, 2013 12:19 am
» Muhammad mengaku kalau dirinya nabi palsu
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:53 pm
» Hina Islam dan Presiden, Satiris Mesir Ditangkap
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:50 pm
» Ratusan warga Eropa jihad di Suriah
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:48 pm
» Krisis Suriah, 6.000 tewas di bulan Maret
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:46 pm
» Kumpulan Hadis Aneh!!
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:43 pm
» Jihad seksual ala islam!
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:40 pm
Most active topics
Social bookmarking
Bookmark and share the address of Akal Budi Islam on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of on your social bookmarking website
Pencarian
Most Viewed Topics
Statistics
Total 40 user terdaftarUser terdaftar terakhir adalah tutunkasep
Total 1142 kiriman artikel dari user in 639 subjects
Top posting users this month
No user |
User Yang Sedang Online
Total 98 uses online :: 0 Terdaftar, 0 Tersembunyi dan 98 Tamu Tidak ada
User online terbanyak adalah 98 pada Fri Nov 15, 2024 3:57 am
Teolog Yahudi: Moses Maimonides
:: Debat non-Islam :: Yahudi
Halaman 1 dari 1
Teolog Yahudi: Moses Maimonides
Tampilan wajah Maimonides yang sering digunakan, hasil rekaan artis.
Moses Maimonides (30 Maret 1135 atau 1138–13 Desember 1204), yang juga dikenal sebagai Moshe ben Maimon, atau Abu Imran Musa bin Maimun bin Abdullah al-Qurtubi al-Israili yang artinya dalam bahasa Yunani, Ibrani maupun Arab adalah: "Musa, anak Maimun". Beberapa kitab Yahudi menyebutnya dengan nama Maimoni, akan tetapi sebagian besarnya menyebutnya dengan akronim Yahudi dari gelar dan namanya, yaitu — Rabi Moshe ben Maimon — atau disingkat menjadi RaMBaM atau Rambam .
Moses Maimonides dikenal sebagai seorang teolog Yahudi (rabbi), dokter, dan filsuf di Al-Andalus, Spanyol masa kini dan Mesir yang lahir, hidup dan berkembang dalam rahim abad keemasan kebudayaan Islam pada Abad Pertengahan. Ia adalah salah satu dari beberapa filsuf Yahudi yang juga berpengaruh pada lingkungan non Yahudi. Meskipun mula-mula karya-karyanya di bidang hukum dan etika Yahudi memperoleh penolakan pada masa hidupnya, setelah kematiannya ia dikenal sebagai salah satu rujukan teologi tepercaya (rabbinical arbitrer) dan filsuf utama dalam sejarah bangsa Yahudi. Saat ini, karya-karya dan pandangan-pandangannya dianggap sebagai pedoman pemikiran dan pelajaran bagi Yahudi Ortodoks. Maimonides lahir di kota Córdoba, Al-Andalus, Spanyol masa kini dan meninggal di kota Fusthat, kawasan kuno yang kini berada di pinggiran kota Kairo, Mesir.
Maimonides dilahirkan pada 1138 di Córdoba, Spanyol, pada suatu masa yang dianggap oleh para pakar sebagai akhir dari zaman keemasan budaya Yahudi di Spanyol, setelah abad-abad pertama pemerintahan bangsa Moor. Maimonides mempelajari Torah di bawah bimbingan ayahnya, Maimon, yang pada gilirannya belajar di bawah bimbingan Rabi Yosef ben Migash. Dinasti Almohades menaklukkan Córdoba pada 1148, dan mengancam komunitas Yahudi dengan pilihan memeluk Islam, dibunuh, atau hidup di pengasingan. Keluarga Maimonides, bersama dengan kebanyakan orang Yahudi lainnya, memilih hidup di pengasingan. Selama sepuluh tahun kemudian mereka berpindah-pindah di Spanyol selatan, menghindari kaum Almohades, namun akhirnya menetap di Fes di Maroko. Di Fes ini Maimonides mendapatkan sebagian besar pendidikan sekularnya. Ia belajar di Universitas Fes. Pada masa itu, ia menyusun tafsirannya yang terkenal tentang Mishnah.
Setelah pengembaraannya di Maroko, ia tinggal sebentar di Tanah Suci (Yerusalem), dan kemudian menetap di Fusthat, Mesir. Di sana ia menjadi dokter dari Wazir Agung Alfadhil dan barangkali juga Sultan Saladin dari Mesir. Ia menyusun sebagian besar dari karyanya di tempat tinggalnya yang terarkhir ini, termasuk Mishneh Torah. Ia meninggal di Fusthat, dan dimakamkan di Tiberias (kini berada di Israel). Anaknya, Avraham, yang diakui sebagai seorang sarjana besar, menggantikan Maimonides sebagai Nagid (kepala komunitas Yahudi Mesir). Ia juga mengambil peranan ayahnya sebagai dokter istana, dalam usia yang masih muda, yaitu 18 tahun. Ia sangat mengagungkan kenangan tentang ayahnya, dan sepanjang kariernya ia membela tulisan-tulisan ayahnya terhadap para kritikusnya. Jabatan Nagid dipegang oleh keluarga Maimonides selama empat generasi berturut-turut hingga akhir abad ke-14.
Maimonides sangat dihormati di Spanyol dan sebuah patungnya dibangun di Córdoba berdampingan dengan sinagoganya, yang tidak lagi berfungsi sebagai tempat ibadah Yahudi, melainkan terbuka untuk umum. Sekarang di Córdoba tidak ada lagi komunitas Yahudi, namun kota ini bangga akan kaitan historisnya dengan Maimonides.
Lihat: Sejarah orang Yahudi di Mesir.
Karya dan bibliografi
Lembaran naskah oleh Maimonides, dalam bahasa Yudeo-Arab dengan huruf Ibrani.
Pada masanya, banyak orang Yahudi yang percaya bahwa kebangkitan tubuh itu identik dengan dunia yang akan datang. Karena itu penyangkalan terhadap kebangkitan yang permanen dan universal dianggaqp sama dengan penyangkalan terhadap kata-kata para bijak Talmud. Namun, bukannya menyangkal kebangkitan, atau mempertahankan dogma yang berlaku saat itu, Maimonides mengajukan jalan yang ketiga: Bahwa kebangkitan tidak ada kaitannya dengan era mesianik (di dalam dunia ini) ataupun dengan Olam Haba (kehidupan yang sepenuhnya rohani setelah kematian). Sebaliknya, ia menganggap kebangkitan sebagai mujizat yang diramalkan oleh Kitab Daniel. Jadi pada suatu saat di dalam waktu kita dapat mengharapkan terjadinya contoh-contoh kebangkitan yang sementara waktu, yang tidak mempunyai tempat dalam kehidupan kekal yang akhir dari orang-orang yang benar.
Maimonides dan kaum modernis
Maimonides tetap menjadi pemikir Yahudi yang paling luas diperdebatkan dan kontroversial di antara para sarjana modern. Ia telah dijadikan lambang dan pahlawan intelektual oleh hampir semua gerakan utama dalam Yudaisme modern, dan terbukti sangat penting bagi para filsuf seperti Leo Strauss. Kedudukan penting Maimonides bagi berbagai sistem pemikiran terletak dalam penerimaan sang filsuf terhadap gagasan-gagasan yang paradoks dan seringkali kontradiktif. Kemampuan Maimonides dalam mempertemukan pemikiran yang filosofis dengan yang tradisional telah menjadikan warisannya sangat beraneka ragam dan dinamis.
Ada pemikir-pemikir modern yang percaya bahwa Maimonides pada kenyataannya diam-diam adalah seorang Aristotelian rahasia yang memahami tradisi Yahudi sebagai suatu sistem alegoris yang dimaksudkan untuk mempertahankan komunitas Yahudi, namun yang secara filosofis tidak akurat. Keyakinan ini berbenturan dengan tulisan-tulisannya di bidang keagamaan dan halakha yang sangat banyak jumlahnya, komunikasi pribadinya dengan berbagai pribadi dan komunitas. Kepribadian Maimonides dianggap mencerminkan persepsi liberalisme keagamaan karena kontroversi-kontroversi yang bermunculan di sekitar sebagian dari karya-karyanya 800 tahun yang lalu, dan pendekatannya yang rasionalistik untuk memahami literatur "hagaddah" tertentu. Selain itu, dalam karya hukumnya, Mishne Torah, Maimonides mengemukakan pandangan yang dianut oleh beberapa orang, termasuk sejumlah Geonim, bahwa obat-obat kedoktean di dalam Talmud mungkin tidak akurat, karena para rabi Talmud bekerja dengan pengetahuan ilmiah yang mereka miliki pada saat itu, dan bukan merupakan bagian dari tradisi yang diterima dari orang-orang bijak lainnya.link
Moses Maimonides (30 Maret 1135 atau 1138–13 Desember 1204), yang juga dikenal sebagai Moshe ben Maimon, atau Abu Imran Musa bin Maimun bin Abdullah al-Qurtubi al-Israili yang artinya dalam bahasa Yunani, Ibrani maupun Arab adalah: "Musa, anak Maimun". Beberapa kitab Yahudi menyebutnya dengan nama Maimoni, akan tetapi sebagian besarnya menyebutnya dengan akronim Yahudi dari gelar dan namanya, yaitu — Rabi Moshe ben Maimon — atau disingkat menjadi RaMBaM atau Rambam .
Moses Maimonides dikenal sebagai seorang teolog Yahudi (rabbi), dokter, dan filsuf di Al-Andalus, Spanyol masa kini dan Mesir yang lahir, hidup dan berkembang dalam rahim abad keemasan kebudayaan Islam pada Abad Pertengahan. Ia adalah salah satu dari beberapa filsuf Yahudi yang juga berpengaruh pada lingkungan non Yahudi. Meskipun mula-mula karya-karyanya di bidang hukum dan etika Yahudi memperoleh penolakan pada masa hidupnya, setelah kematiannya ia dikenal sebagai salah satu rujukan teologi tepercaya (rabbinical arbitrer) dan filsuf utama dalam sejarah bangsa Yahudi. Saat ini, karya-karya dan pandangan-pandangannya dianggap sebagai pedoman pemikiran dan pelajaran bagi Yahudi Ortodoks. Maimonides lahir di kota Córdoba, Al-Andalus, Spanyol masa kini dan meninggal di kota Fusthat, kawasan kuno yang kini berada di pinggiran kota Kairo, Mesir.
Maimonides dilahirkan pada 1138 di Córdoba, Spanyol, pada suatu masa yang dianggap oleh para pakar sebagai akhir dari zaman keemasan budaya Yahudi di Spanyol, setelah abad-abad pertama pemerintahan bangsa Moor. Maimonides mempelajari Torah di bawah bimbingan ayahnya, Maimon, yang pada gilirannya belajar di bawah bimbingan Rabi Yosef ben Migash. Dinasti Almohades menaklukkan Córdoba pada 1148, dan mengancam komunitas Yahudi dengan pilihan memeluk Islam, dibunuh, atau hidup di pengasingan. Keluarga Maimonides, bersama dengan kebanyakan orang Yahudi lainnya, memilih hidup di pengasingan. Selama sepuluh tahun kemudian mereka berpindah-pindah di Spanyol selatan, menghindari kaum Almohades, namun akhirnya menetap di Fes di Maroko. Di Fes ini Maimonides mendapatkan sebagian besar pendidikan sekularnya. Ia belajar di Universitas Fes. Pada masa itu, ia menyusun tafsirannya yang terkenal tentang Mishnah.
Setelah pengembaraannya di Maroko, ia tinggal sebentar di Tanah Suci (Yerusalem), dan kemudian menetap di Fusthat, Mesir. Di sana ia menjadi dokter dari Wazir Agung Alfadhil dan barangkali juga Sultan Saladin dari Mesir. Ia menyusun sebagian besar dari karyanya di tempat tinggalnya yang terarkhir ini, termasuk Mishneh Torah. Ia meninggal di Fusthat, dan dimakamkan di Tiberias (kini berada di Israel). Anaknya, Avraham, yang diakui sebagai seorang sarjana besar, menggantikan Maimonides sebagai Nagid (kepala komunitas Yahudi Mesir). Ia juga mengambil peranan ayahnya sebagai dokter istana, dalam usia yang masih muda, yaitu 18 tahun. Ia sangat mengagungkan kenangan tentang ayahnya, dan sepanjang kariernya ia membela tulisan-tulisan ayahnya terhadap para kritikusnya. Jabatan Nagid dipegang oleh keluarga Maimonides selama empat generasi berturut-turut hingga akhir abad ke-14.
Maimonides sangat dihormati di Spanyol dan sebuah patungnya dibangun di Córdoba berdampingan dengan sinagoganya, yang tidak lagi berfungsi sebagai tempat ibadah Yahudi, melainkan terbuka untuk umum. Sekarang di Córdoba tidak ada lagi komunitas Yahudi, namun kota ini bangga akan kaitan historisnya dengan Maimonides.
Lihat: Sejarah orang Yahudi di Mesir.
Karya dan bibliografi
Lembaran naskah oleh Maimonides, dalam bahasa Yudeo-Arab dengan huruf Ibrani.
Pada masanya, banyak orang Yahudi yang percaya bahwa kebangkitan tubuh itu identik dengan dunia yang akan datang. Karena itu penyangkalan terhadap kebangkitan yang permanen dan universal dianggaqp sama dengan penyangkalan terhadap kata-kata para bijak Talmud. Namun, bukannya menyangkal kebangkitan, atau mempertahankan dogma yang berlaku saat itu, Maimonides mengajukan jalan yang ketiga: Bahwa kebangkitan tidak ada kaitannya dengan era mesianik (di dalam dunia ini) ataupun dengan Olam Haba (kehidupan yang sepenuhnya rohani setelah kematian). Sebaliknya, ia menganggap kebangkitan sebagai mujizat yang diramalkan oleh Kitab Daniel. Jadi pada suatu saat di dalam waktu kita dapat mengharapkan terjadinya contoh-contoh kebangkitan yang sementara waktu, yang tidak mempunyai tempat dalam kehidupan kekal yang akhir dari orang-orang yang benar.
Maimonides dan kaum modernis
Maimonides tetap menjadi pemikir Yahudi yang paling luas diperdebatkan dan kontroversial di antara para sarjana modern. Ia telah dijadikan lambang dan pahlawan intelektual oleh hampir semua gerakan utama dalam Yudaisme modern, dan terbukti sangat penting bagi para filsuf seperti Leo Strauss. Kedudukan penting Maimonides bagi berbagai sistem pemikiran terletak dalam penerimaan sang filsuf terhadap gagasan-gagasan yang paradoks dan seringkali kontradiktif. Kemampuan Maimonides dalam mempertemukan pemikiran yang filosofis dengan yang tradisional telah menjadikan warisannya sangat beraneka ragam dan dinamis.
Ada pemikir-pemikir modern yang percaya bahwa Maimonides pada kenyataannya diam-diam adalah seorang Aristotelian rahasia yang memahami tradisi Yahudi sebagai suatu sistem alegoris yang dimaksudkan untuk mempertahankan komunitas Yahudi, namun yang secara filosofis tidak akurat. Keyakinan ini berbenturan dengan tulisan-tulisannya di bidang keagamaan dan halakha yang sangat banyak jumlahnya, komunikasi pribadinya dengan berbagai pribadi dan komunitas. Kepribadian Maimonides dianggap mencerminkan persepsi liberalisme keagamaan karena kontroversi-kontroversi yang bermunculan di sekitar sebagian dari karya-karyanya 800 tahun yang lalu, dan pendekatannya yang rasionalistik untuk memahami literatur "hagaddah" tertentu. Selain itu, dalam karya hukumnya, Mishne Torah, Maimonides mengemukakan pandangan yang dianut oleh beberapa orang, termasuk sejumlah Geonim, bahwa obat-obat kedoktean di dalam Talmud mungkin tidak akurat, karena para rabi Talmud bekerja dengan pengetahuan ilmiah yang mereka miliki pada saat itu, dan bukan merupakan bagian dari tradisi yang diterima dari orang-orang bijak lainnya.link
Similar topics
» Mengenal Yahudi
» Lampiran 2 Muhammad, Nabi “Penutup Kenabian”
» Tuduhan Alquran dan Islam Terhadap Yahudi
» Tiga Alasan Yahudi Perlu Dimusuhi
» Cendikiawan Yahudi: Albert Eisntein
» Lampiran 2 Muhammad, Nabi “Penutup Kenabian”
» Tuduhan Alquran dan Islam Terhadap Yahudi
» Tiga Alasan Yahudi Perlu Dimusuhi
» Cendikiawan Yahudi: Albert Eisntein
:: Debat non-Islam :: Yahudi
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik