Tentara Suriah melancarkan operasi di Jisr al-Shughour

Terbaru 10 Juni 2011 - 14:06 WIB

Para pengunjuk rasa di Jisr al-Shughour saat penguburan demonstran yang tewas.
Tentara Suriah mulai melancarkan 'operasi pemulihan' ke kota Jisr al-Shughour dan kawasan sekitarnya.
Stasiun TV negara juga melaporkan bahwa kota itu dikuasai kelompok bersenjata yang sudah menyiapkan pertahanan.

Pengumuman tersebut dan penempatan pasukan di kawasan itu telah meningkatkan arus pengungsi ke kawasan Turki.
Pemerintah Turki menyebutkan lebih dari 2.000 warga Suriah sudah melintasi perbatasan sebagai antisipasi atas yang disebut sebagai operasi pemulihan di Jisr al-Shughour.
Sebelumnya pemerintah Suriah mengatakan 120 tentara di kota sebelah barat laut itu tewas.
Damaskus menuding kelompok bersenjata yang menewaskan 120 tentara tersebut namun ada laporan yang menyebutkan terjadi pemberontakan di kalangan aparat keamanan.
Ancaman berat
Suriah melarang wartawan asing memasuki negara itu sehingga sulit untuk mengukuhkan laporan-laporan yang muncul.
Wartawan BBC Jim Muir di Beirut, Libanon, mengatakan perlawanan di Jisr al-Shughour merupakan ancaman yang berat bagi Presiden Bashar al-Assad
Pemerintah lokal mengatakan warga setempat yang meminta campur tangan pemerintah untuk memulihkan perdamaian dan ketenangan di kota itu.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan 1.100 orang lebih tewas dalam aksi unjuk rasa di Suriah sejak Maret yang menentang kepemimpinan Presiden Assad.
Pergolakan di Suriah ini menyebabkan perbedaan pendapat di kalangan Dewan Keamanan PBB. Prancis dan Inggris mengusulkan sebuah resolusi untuk mengecam aksi pemerintah, namun tidak mendapat dukungan sepenuhnya
Brasil, Cina, dan Rusia berpendapat bahwa resolusi seperti itu -yang tidak diikuti tindakan nyata- justru bisa memperburuk ketegangan di kawasan Timur Tengah yang sedang bergejolak.

Terbaru 9 Juni 2011 - 23:05 WIB

Israel membom tempat yang diduga pembangkit nuklir September 2007
Badan pengawas nuklir PBB memutuskan akan melaporkan Suriah ke Dewan Keamanan PBB karena diduga memiliki program nuklir rahasia, kata sejumlah diplomat.
Pemungutan suara Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memutuskan untuk menindak negara tersebut karena diduga telah membangun pembangkit nuklir yang tidak diumumkan.

Pada pertemuan dewan gubernur IAEA yang beranggotakan 35 negara, tujuh belas mendukung, enam lainnya menolak, termasuk Rusia dan Cina, 11 negara lainnya abstain.
Terakhir kali IAEA melakukan hal sejenis adalah terhadap Iran pada bulan Februari 2006.
Washington menuduh Suriah membangun pembangkit rahasia di padang pasir Dair Alzour dengan bantuan Korea Utara. Bangunan tersebut dihancurkan Israel pada tahun 2007.
IAEA mulai menyelidiki tuduhan tersebut bulan Juni 2008, tetapi Suriah menolak bekerja sama. Pemeriksa PBB hanya satu kali diperbolehkan mengunjungi Dair Alzour atau tempat-tempat lain.
Pimpinan IAEA Yikuya Amano baru-baru ini menyatakan keyakinan bahwa tempat tersebut "kemungkinan besar" berisi pembangkit nuklir rahasia.

Terbaru 9 Juni 2011 - 22:27 WIB

Penduduk Jisr al-Shughour berbondong-bondong pergi ke Turki untuk menyelamatkan nyawa
Sekarang ini semakin banyak warga Suriah yang mengungsi ke Turki karena takut pasukan pemerintah akan menyerang kota Jisr al-Shughour.
Sekitar 1.000 orang Suriah menyeberangi perbatasan Rabu malam, kata seorang pejabat Turki, sehingga jumlah keseluruhan pengungsi yang berada di Turki menjadi 1.600 orang.

Paus Benediktus XVI dan PBB mendesak Suriah agar tidak menyerang rakyatnya sendiri.
Imbauan ini muncul setelah Inggris dan Prancis mengusulkan rancangan resolusi PBB yang berisi kutukan terhadap penindasan akti protes oleh rezim Suriah.
Rancangan resolusi tidak sampai memberikan wewenang untuk mengambil tindakan konkret, namun tidak jelas apakah rancangan itu akan dipungutsuarakan, kata para wartawan.
Sikap Rusia dalam hal ini masih tetap menjadi faktor yang menentu.
Berbagai kelompok hak asasi manusia mengatakan lebih 1.000 orang terbunuh sejak aksi protes bermula pada bulan Februari menentang kekuasaan Bashar al-Assad, dan sekarang tampaknya beberapa ratus pasukan keamanan juga terbubuh.

'Geng bersenjata'

Jisr al-Shughour menjadi salah satu tempat unjuk rasa di Suriah
Panumpasan terhadap Jisr al-Shughour merupakan tanggapan klaim oleh Damaskus bahwa geng-geng bersenjata menewaskan 120 anggota pasukan keamanan di sana.
Pemerintah mengatakan penduduk lokal meminta campur tangan tentara untuk memulikan perdamaian dan ketenteraman.
Tetapi laporan-laporan yang berlawanan menyebutkan bahwa tindak kekerasan disulut oleh serdadu-serdadu yang melakukan desersi, dan bahwa tentara yang loyal membunuh warga sipil.
Wartawan asing tidak diberi akses ke Suriah.