Login
Latest topics
» Ada apa di balik serangan terhadap Muslim Burma?by Dejjakh Sun Mar 29, 2015 9:56 am
» Diduga sekelompok muslim bersenjata menyerang umat kristen
by jaya Wed Nov 27, 2013 12:30 am
» Sekitar 6.000 orang perempuan di Suriah diperkosa
by jaya Wed Nov 27, 2013 12:19 am
» Muhammad mengaku kalau dirinya nabi palsu
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:53 pm
» Hina Islam dan Presiden, Satiris Mesir Ditangkap
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:50 pm
» Ratusan warga Eropa jihad di Suriah
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:48 pm
» Krisis Suriah, 6.000 tewas di bulan Maret
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:46 pm
» Kumpulan Hadis Aneh!!
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:43 pm
» Jihad seksual ala islam!
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:40 pm
Most active topics
Social bookmarking
Bookmark and share the address of Akal Budi Islam on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of on your social bookmarking website
Pencarian
Most Viewed Topics
Statistics
Total 40 user terdaftarUser terdaftar terakhir adalah tutunkasep
Total 1142 kiriman artikel dari user in 639 subjects
Top posting users this month
No user |
User Yang Sedang Online
Total 5 uses online :: 0 Terdaftar, 0 Tersembunyi dan 5 Tamu Tidak ada
User online terbanyak adalah 101 pada Fri Nov 15, 2024 3:57 am
Apakah Yesus hanya sekedar utusan?
Apakah Yesus hanya sekedar utusan?
Pertanyaan:
Maaf hanya mau koment sedikit aja
ini dikutip dari kitab suci kalian juga….
Yohanes 5:30 “aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku”.
Lukas 10:16 “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barang siapa menolak kamu, ia menolak Aku,; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.”
Markus 9:37 “ Siapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku.”
Matius 10:40 “Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barang siapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku “.
Bukti lain bahwa Yesus benar-benar hanya seorang utusan Tuhan, baiklah saya kutip kembali dan saya komentari masih pada ayat tersebut tadi, untuk membuktikan pengakuan Yesus sendiri bahwa dia bukanlah Tuhan dan juga bukan Allah, tetapi hanya benar-benar hanya seorang utusan Tuhan saja.
Yoh 50:30 “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku”.
Catatan: Jika Yesus itu Tuhan, sangat tidak masuk di akal sehat Tuhan tidak bisa berbuat apa-apa dari diri-Nya sendiri.
Dan tidak mungkin Tuhan tidak bisa menuruti kehendak-Nya sendiri. Yang namanya Tuhan, pasti Dia Maha Kuasa, jadi Dia bisa berbuat menurut kehendak-Nya sendiri.
Yesus mengaku dengan jujur dan polos bahwa dia tidak bisa berbuat apa-apa atas dirinya sendiridan tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, karena dia hanya seorang utusan Tuhan, bukan Tuhan!!
1. Setiap yang diutus Tuhan, pasti bukan Tuhan
2. Yesus diutus oleh Tuhan , berarti………..
3. Yesus bukan Tuhan, tetapi hanya utusan Tuhan
4. Setiap yang tidak bisa berbuat apa-apa atas dirinya sendiri, pasti bukan Tuhan
5. Yesus tidak bisa berbuat apa-apa atas dirinya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan
6. Setiap yang tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, pasti bukan Tuhan.
7. Yesus tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan
ini menyatakan bahwa yesus yang kalian sembah adalah utusan Allah…..bukan Allah……dan bukan Tuhan…..
Terimakasih – Fadly
Jawaban:
Salam damai Fadly,
Terima kasih atas beberapa sanggahannya tentang ke- Allahan Yesus. Sebelum saya menjawab pertanyaan-pertanyaan dari beberapa ayat yang diberikan oleh Fadly, saya ingin memberikan prinsip dalam diskusi dengan mengutip ayat-ayat dari Alkitab untuk membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan. Ada dua kemungkinan dalam pendekatan ini: 1) jika Fadly beranggapan bahwa Alkitab bukanlah wahyu Allah, maka anda tidak perlu mengutip ayat-ayat Alkitab. 2) jika Fadly beranggapan bahwa semua ayat-ayat di Alkitab diwahyukan oleh Allah dan karena itu semua ayatdi Alkitab adalah benar, maka anda dapat mengutip ayat-ayat Alkitab untuk mendukung argumen anda. Sebaliknya, saya juga dapat mengutip ayat-ayat yang lain untuk mendukung argumentasi saya. Jadi, kalau saya mengutip ayat-ayat pendukung, anda tidak dapat mengatakan bahwa ayat-ayat yang saya kutip bukanlah Wahyu Allah. Dengan demikian, kita dapat berdiskusi dengan asumsi yang jelas, dan argumentasi yang mengalir menjadi konsisten. Kalau Fadly memilih alternatif 1, maka anda dapat memberikan argumentasi di luar Alkitab. Sebaliknya, kalau anda memilih alternatif 2, maka kita harus menganggap bahwa semua ayat-ayat di Alkitab adalah benar. Dengan dasar ini, maka berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan:
1) Yohanes 5:30 “aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku”.
Kalau kita dapat menerima bahwa “Aku [Yesus] dan Bapa adalah satu.” (Yoh 10:30), maka kita akan dapat menerima perkataan di Yoh 5:30. Karena persatuan yang tak terpisahkan antara ketiga Pribadi (Allah Bapa, Allah Putera, Allah Roh Kudus), maka Yesus dapat mengatakan “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri” (Yoh 5:30), karena mereka (tiga Pribadi dalam Trinitas) melakukan perbuatan bersama-sama. Dengan demikian kita juga dapat menerapkan bahwa Allah Bapa dapat mengatakan hal yang serupa, karena apa yang dilakukan-Nya juga dilakukan oleh Allah Putera dan Allah Roh Kudus. Dan di ayat yang sama, dijelaskan tentang kehendak yang sama di dalam Trinitas, karena ketiga Pribadi tersebut adalah satu Tuhan.
2) Lukas 10:16 “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barang siapa menolak kamu, ia menolak Aku,; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.”
a) Di sini anda ingin mencoba membuktikan bahwa Yesus adalah hanya utusan. Namun, kalau kita melihat dari ayat-ayat lain di Alkitab, maka Yesus yang diutus ke dunia oleh Allah Bapa, adalah utusan yang mempunyai kodrat Allah dan kodrat manusia. Mari kita melihat satu persatu dari ayat yang anda kutip.
b) Dalam Lk 10:16 disejajarkan antara Yesus yang mengutus para murid dengan Alllah yang mengutus Yesus. Namun, kalau kita melihat ayat Lk 10:17, maka dikatakan “Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: “Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu.”” Kalau Yesus hanyalah seorang utusan yang terpisah dari Allah, mengapa para murid mengatakan “setan-setan takluk demi nama-Mu [Yesus]“? Dan mengapa Yesus mengatakan bahwa berbahagialah orang yang melihat Yesus karena banyak nabi dan raja ingin melihat Yesus tetapi mereka tidak melihatnya? (lih. Lk 10:23-24). Kalau Yesus tidak lebih besar dari raja dan nabi, mengapa para nabi dan para raja ingin melihatnya? Siapakah yang lebih besar dari para nabi? Kalau Yesus hanya nabi, mengapa para nabi ingin melihatnya?
Justru karena persatuan Yesus – yang adalah Allah Putera – dengan Allah Bapa tak terpisahkan, maka hal itu membuktikan bahwa keduanya tak terpisahkan. Perbandingan antara “para murid yang diutus Yesus” dan “Yesus yang diutus Allah Bapa” adalah jelas tidak setara, sebab para murid tidak dapat mengusir setan dalam nama para murid sendiri, sedangkan Yesus dapat mengusir setan dan melakukan mukjizat dalam nama-Nya sendiri. Selanjutnya, para nabi dan raja tidak pernah dikatakan ingin melihat para murid, namun mereka ingin melihat Yesus.
3) Markus 9:37 “ Siapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku.”
Kalau kita perhatikan kalimat di atas, maka kita akan melihat bahwa kalimat pertama menegaskan bahwa orang yang menyambut anak adalah sama seperti menyambut Yesus, kalau orang tersebut menyambut seorang anak dalam nama Yesus. Di sini terlihat bahwa dengan menyambut seorang anak dalam nama Yesus, maka orang itu menyambut Tuhan yang adalah Dia yang mengutus Yesus.
4) Matius 10:40 “Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barang siapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku “.
Kalau anda mau membaca tiga ayat sebelumnya, maka kita dapat melihat bahwa Yesus adalah Tuhan. Dikatakan “37 Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. 38 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. 39 Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” (Mt 10:37-39)
Di sini Yesus mengatakan bahwa kalau kita mengasihi orang tua, anak-anak melebihi kasih kita kepada-Nya, maka kita tidak layak mengikuti-Nya. Kalau seseorang tidak memikul salib dan mengikuti Yesus, maka dia tidak layak bagi Yesus. Dan lebih lagi, barangsiapa kehilangan nyawanya karena Yesus, maka dia akan memperolehnya. Kalau Yesus bukan Tuhan, mengapa Dia dapat mengatakan hal-hal seperti di atas?
5) Yoh 50:30 “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku”. Mungkin maksudnya Yoh 5:30 dan bukan Yoh 50:30. Mari kita membahas tentang komentar yang diberikan oleh Fadly.
a) Anda mengatakan “Jika Yesus itu Tuhan, sangat tidak masuk di akal sehat Tuhan tidak bisa berbuat apa-apa dari diri-Nya sendiri.” Silakan melihat keterangan di point 1).
b) Kemudian anda melanjutkan dengan “Dan tidak mungkin Tuhan tidak bisa menuruti kehendak-Nya sendiri. Yang namanya Tuhan, pasti Dia Maha Kuasa, jadi Dia bisa berbuat menurut kehendak-Nya sendiri.“
Untuk mengerti ayat ini secara mendalam, saya mengundang anda untuk membaca artikel “Yesus, sungguh Allah dan sungguh manusia” di sini (silakan klik). Dengan memahami hakekat Yesus, yang sungguh Allah dan sungguh manusia, maka kita akan dapat mengerti ayat-ayat tersebut dengan lebih baik. Karena Yesus mempunyai dua kodrat, sungguh Allah (dimana ke-Allahan-Nya tidak dapat dipisahkan dengan pribadi Allah Bapa dan Allah Roh Kudus) dan sungguh manusia, maka seluruh ucapan Yesus harus dilihat dalam kodrat ini.
Dengan demikian ayat tersebut ingin menunjukkan bahwa Tuhan Yesus tidak dapat berbuat apa dari Diri-Nya sendiri, tanpa melakukannya bersama-sama dengan Pribadi yang lain (Allah Bapa dan Allah Roh Kudus). Ini justru menunjukkan bahwa ketiga Pribadi terikat menjadi satu, sehingga tidak memungkinkan masing-masing Pribadi melakukan apapun secara terpisah.
6) Fadly mengatakan “Yesus mengaku dengan jujur dan polos bahwa dia tidak bisa berbuat apa-apa atas dirinya sendiri dan tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, karena dia hanya seorang utusan Tuhan, bukan Tuhan!!”
Anda memberikan kesimpulan ini karena mengambil ayat-ayat, yang dimengerti secara salah, dimana saya telah mencoba untuk menerangkan ayat-ayat tersebut dalam konteks kodrat Yesus yang sungguh Tuhan dan sungguh manusia. Kalau anda mengganggap ayat-ayat tersebut di atas adalah benar, bagaimana dengan ayat-ayat di bawah ini yang mendukung tentang ke-Allahan Yesus (lihat artikel selengkapnya di sini – silakan klik):
1) Pertama-tama, ketika berusia 12 tahun dan Ia diketemukan di Bait Allah, Yesus mengatakan bahwa bait Allah adalah Rumah Bapa-Nya (lih. Luk 2:49). Dengan demikian, Yesus mengatakan bahwa Ia adalah Putera Allah.
2) Pernyataan ini ditegaskan kembali oleh Allah Bapa pada saat Pembaptisan Yesus, saat terdengar suara dari langit, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan.”(Luk 3:22).
3) Yesus adalah Tuhan yang mengatasi para malaikat. Setelah Dia mengatasi cobaan Iblis di padang gurun, para malaikat- pun datang melayani Dia (lih. Mat 3:11).
4) Pada saat Yesus memulai pengajaranNya, terutama dalam Khotbah di Bukit (Delapan Sabda Bahagia), Ia berbicara di dalam nama-Nya sendiri, untuk menyatakan otoritas yang dimiliki-Nya (Mat 5:1-dst). Ini membuktikan bahwa Ia lebih tinggi dari Musa dan para nabi[6], sebab Musa berbicara dalam nama Tuhan (lih. Kel 19:7) ketika Ia memberikan hukum Sepuluh Perintah Allah; tetapi Yesus memberikan hukum dalam nama-Nya sendiri, “Aku berkata kepadamu….” Hal ini tertera sedikitnya 12 kali di dalam pengajaran Yesus di Mat 5 dan 6, dan dengan demikian Ia menegaskan DiriNya sebagai Pemberi Hukum Ilahi (the Divine Legislator) itu sendiri, yaitu Allah. Demikian pula dengan perkataan “Amen, amen…”, pada awal ajaranNya, Yesus menegaskan segala yang akan diucapkan-Nya sebagai perintah; bukan seperti orang biasa yang mengatakan ‘amen’ diakhir doanya sebagai tanda ‘setuju’.
5) Jadi dengan demikian Yesus menyatakan bahwa Ia adalah Taurat Allah yang hidup, suatu peran yang sangat tinggi dan ilahi, sehingga menjadi batu sandungan bagi orang-orang Yahudi untuk mempercayai Yesus sebagai Sang Mesias. Hal ini dipegang oleh banyak orang Yahudi yang diceriterakan dengan begitu indah dalam buku Jesus of Nazareth, yaitu dalam percakapan imajiner seorang Rabi Yahudi dengan Rabi Neusner,[7] mengenai bagaimana mencapai kesempurnaan hidup. Kesempurnaan inilah yang dimaksudkan oleh Yesus ketika Ia berbicara dengan orang muda yang kaya, “Jika engkau mau sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan bagikanlah kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku” (Mat 19:21). “Aku” di sini hanya mungkin berarti Tuhan sendiri.
6) Yesus menyatakan DiriNya sebagai Seorang yang dinantikan oleh para Nabi sepanjang abad (lih. Mat 13:17). Ia juga berkata,“…supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, … sampai Zakharia… semuanya ini akan ditanggungkan pada angkatan ini!” (Mat 23:34-36). Secara tidak langsung Ia mengatakan bahwa darah-Nya yang akan tertumpah dalam beberapa hari berikutnya merupakan rangkuman dari penumpahan darah orang yang tidak bersalah sepanjang segala abad.
7) Yesus sebagai Tuhan juga terlihat dengan jelas dari segala mukjizat yang dilakukan dalam nama-Nya sendiri, yang menunjukkan bahwa kebesaran-Nya mengatasi segala sesuatu. Yesus menghentikan badai (Mat 8: 26; Mrk 4:39-41) menyembuhkan penyakit (Mat 8:1-16, 9:18-38, 14:36, 15: 29-31), memperbanyak roti untuk ribuan orang (Mat 14: 13-20; Mrk 6:30-44; Luk 9: 10-17; Yoh 6:1-13), mengusir setan (Mat 8:28-34), mengampuni dosa (Luk5:24; 7:48), dan membangkitkan orang mati (Luk 7:14; Yoh 11:39-44). Di atas semuanya itu, mukjizat-Nya yang terbesar adalah: Kebangkitan-Nya sendiri dari mati (Mat 28:9-10; Luk 24:5-7,34,36; Mrk 16:9; Yoh 20:11-29; 21:1-19).
Pada saat Ia menyembuhkan orang yang lumpuh, Yesus menyatakan bahwa Ia memiliki kuasa untuk mengampuni dosa (Mat 9:2-8; Luk5:24), sehingga dengan demikian Ia menyatakan DiriNya sebagai Tuhan sebab hanya Tuhan yang dapat mengampuni dosa.
9) Pada beberapa kesempatan, Yesus menyembuhkan para orang sakit pada hari Sabat, yang menimbulkan kedengkian orang-orang Yahudi. Namun dengan demikian, Yesus bermaksud untuk menyatakan bahwa Ia adalah lebih tinggi daripada hari Sabat (lih. Mat 12:8; Mrk 3:1-6).
10) Yesus juga menyatakan Diri-Nya lebih tinggi dari nabi Yunus, Raja Salomo dan Bait Allah (lih. Mt 12:41-42; 12:6). Ini hanya dapat berarti bahwa Yesus adalah Allah, kepada siapa hari Sabat diadakan, dan untuk siapa Bait Allah dibangun.
11) Yesus menyatakan Diri-Nya sebagai Tuhan, dengan berkata “Aku adalah… (I am)” yang mengacu pada perkataan Allah kepada nabi Musa pada semak yang berapi, “Aku adalah Aku, I am who I am” (lih. Kel 3:14):
a) Pada Injil Yohanes, Yesus mengatakan “Aku adalah….” sebanyak tujuh kali: Yesus menyatakan Dirinya sebagai Roti Hidup yang turun dari Surga (Yoh 6:35), Terang Dunia (Yoh 8:12), Pintu yang melaluinya orang diselamatkan (Yoh 10:9), Gembala yang Baik yang menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya (Yoh 10:10), Kebangkitan dan Hidup (Yoh 11:25), Jalan, Kebenaran, dan Hidup (Yoh 14:6), Pokok Anggur yang benar (Yoh 15:1).
b) Yesus menyatakan diri-Nya sebagai sumber air hidup yang akan menjadi mata air di dalam diri manusia, yang terus memancar sampai ke hidup yang kekal (Yoh 4:14). Dengan demikian Yesus menyatakan diri-Nya sebagai sumber rahmat; hal ini tidak mungkin jika Yesus bukan Tuhan, sebab manusia biasa tidak mungkin dapat menyatakan diri sebagai sumber rahmat bagi semua orang.
c) Yesus menyatakan, “Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14:6); dan dengan demikian Ia menempatkan diri sebagai Pengantara yang mutlak bagi seseorang untuk sampai kepada Allah Bapa.
d) Ia menyatakan bahwa “… kamu akan mati dalam dosamu… jika kamu tidak percaya bahwa Akulah Dia” (Yoh 8:24) yang datang dari Bapa di surga (lih. Yoh 21-29).
e) Yesus mengatakan, “Aku ini (It is I)…”, pada saat Ia berjalan di atas air (Yoh 6:20) dan meredakan badai.
f) Yesus mengatakan, “Akulah Dia,” pada saat Ia ditangkap di Getsemani.
g) Ketika Yesus diadili di hadapan orang Farisi, dan mereka mempertanyakan apakah Ia adalah Mesias Putera Allah, Yesus mengatakan, “Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah.”[8]h) Mungkin yang paling jelas adalah pada saat Yesus menyatakan keberadaan DiriNya sebelum Abraham, “…sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” (Yoh 8:58)
12) Dengan demikian, Yesus menyatakan DiriNya sudah ada sebelum segala sesuatunya dijadikan. Dan ini hanya mungkin jika Yesus sungguh-sungguh Tuhan. Mengenai keberadaan Yesus sejak awal mula dunia dinyatakan oleh Yesus sendiri di dalam doa-Nya sebelum sengsara-Nya, “Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.” (Yoh 17:5)
13) Dengan keberadaan Yesus yang mengatasi segala sesuatu, dan atas semua manusia, maka Ia mensyaratkan kesetiaan agar diberikan kepadaNya dari semua orang. “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari Aku, ia tidak layak bagi-Ku” (Mat 10:37). Ia kemudian berkata bahwa apa yang kita lakukan terhadap saudara kita yang paling hina, itu kita lakukan terhadap Dia (lih. 25:40). Ini hanya dapat terjadi kalau Yesus adalah Tuhan yang mengatasi semua orang, sehingga Dia dapat hadir di dalam diri setiap orang, dan Ia layak dihormati di atas semua orang, bahkan di atas orang tua kita sendiri.
14) Yesus menghendaki kita percaya kepada-Nya seperti kita percaya kepada Allah (lih. Yoh 14:1), dan Ia menjanjikan tempat di surga bagi kita yang percaya. Dengan demikian Ia menyatakan diriNya sebagai yang setara dengan Allah Bapa, “Siapa yang melihat Aku, melihat Bapa, (Yoh 14:9), Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa (Yoh 10:38). Tidak ada seorangpun yang mengenal Anak selain Bapa, dan mengenal Bapa selain Anak (lih. Mat 11:27). Yesus juga menyatakan DiriNya di dalam kesatuan dengan Allah Bapa saat mendoakan para muridNya dan semua orang percaya, ”… agar mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau…” (Yoh 17:21). Ini hanya mungkin jika Ia sungguh-sungguh Tuhan. Pernyataan Yesus ini berbeda dengan para pemimpin agama lain, seperti Muhammad dan Buddha, sebab mereka tidak pernah menyatakan diri mereka sendiri sebagai Tuhan.
15) Ketika Yesus menampakkan diri kepada para murid setelah kebangkitan-Nya, Thomas, Rasul yang awalnya tidak percaya menyaksikan sendiri bahwa Yesus sungguh hidup dan ia berkata, “Ya Tuhanku dan Allahku”. Mendengar hal ini, Yesus tidak menyanggahnya (ini menunjukkan bahwa Ia sungguh Allah), melainkan Ia menegaskan pernyataan ini dengan seruanNya agar kita percaya kepadaNya meskipun kita tidak melihat Dia (Yoh 20: 28-29).
16) Yesus menyatakan Diri sebagai Tuhan, dengan menyatakan diriNya sebagai Anak Manusia, yang akan menghakimi semua manusia pada akhir jaman (lih. Mat 24:30-31), sebab segala kuasa di Surga dan di dunia telah diberikan kepada-Nya, seperti yang dikatakanNya sebelum Ia naik ke surga, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus…” (Mat 28:18). Dengan demikian, Yesus menyatakan diriNya sebagai Pribadi Kedua di dalam Allah Tritunggal Maha Kudus, dan dengan kuasaNya sebagai Allah ini maka ia akan menghakimi semua manusia di akhir dunia nanti, seperti yang dinubuatkan oleh nabi Daniel (Dan 7:13-14). Yesus tidak mungkin membuat pernyataan sedemikian, jika Ia bukan sungguh-sungguh Tuhan.
Dari ayat-ayat di atas, maka saya juga dapat mengatakan, kalau Yesus bukan Tuhan, maka sangat tidak mungkin kalau Yesus mengatakan banyak hal yang membuktikan bahwa Diri-Nya adalah Tuhan.
7) Akhirnya Fadly memberikan kesimpulan “1. Setiap yang diutus Tuhan, pasti bukan Tuhan. 2. Yesus diutus oleh Tuhan , berarti……….. 3. Yesus bukan Tuhan, tetapi hanya utusan Tuhan 4. Setiap yang tidak bisa berbuat apa-apa atas dirinya sendiri, pasti bukan Tuhan. 5. Yesus tidak bisa berbuat apa-apa atas dirinya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan. 6. Setiap yang tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, pasti bukan Tuhan. 7. Yesus tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan. ini menyatakan bahwa yesus yang kalian sembah adalah utusan Allah…..bukan Allah……dan bukan Tuhan…..”
a) Kesimpulan yang anda berikan cukup logis kalau anda hanya melihat ayat-ayat yang anda kutip (Yoh 5:30; Lk 10:16; Mk 9:37; Mt 10:40; Yoh 50:30). Namun, untuk dapat mengerti Pribadi Yesus, yang sungguh Allah dan sungguh manusia, anda juga harus melihat seluruh Alkitab, sehingga anda dapat memahami Pribadi Yesus yang sebenarnya. Oleh karena itu, dalam point 6), saya telah mencoba untuk memberikan ayat-ayat lain yang membuktikan bahwa Yesus bukan hanya sekedar utusan, namun Dia adalah Tuhan.
b) Saya mengundang anda untuk menganalisa lagi, apakah ada seorang yang hanya sekedar utusan mengatakan seperti yang Yesus katakan di point 6? Cobalah melihat dari seluruh sejarah manusia, adakah utusan Allah (yang sekedar utusan) yang melakukan mukjijat dalam nama-Nya sendiri, mengajar dalam namanya sendiri, yang dapat mengampuni dosa atas namanya sendiri, yang membiarkan murid-Nya mengatakan “ya Tuhanku dan Allahku”, yang para malaikat juga melayaninya, yang akan menghakimi seluruh manusia pada akhir zaman?
Dengan demikian, kalau kita menerima bahwa Yesus mengatakan semuanya itu, maka kita mempunyai alternatif, (1) bahwa Yesus hanyalah seorang utusan, hanya manusia, namun berbohong dan bahkan menghujat Allah atau (2) bahwa Yesus adalah Tuhan dan juga manusia, sehingga Dia dapat mengatakan segala sesuatu di ayat-ayat yang anda kutip dan segala sesuatu di ayat-ayat pada point 6).
c) Umat Kristen mempercayai bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan yang menjadi manusia, yang sungguh Allah dan sungguh manusia. Kalau anda percaya akan alternatif pertama, maka anda juga mempunyai kontradiksi, karena: Yesus (Isa) di dalam ajaran agama Islam (kalau anda beragama Islam) dihormati sebagai nabi yang utama, yang tidak akan mungkin membiarkan Diri-Nya disebut Tuhan, dan dapat mengampuni dosa atas nama-Nya sendiri. Untuk menghindari ini, maka anda dapat mengatakan bahwa ayat-ayat yang saya kutip di point 6) adalah palsu, dan ayat-ayat yang anda kutip – untuk membuktikan kemanusiaan Yesus – adalah asli. Kalau ini kesimpulannya, maka pertanyaan saya adalah: apakah parameter yang digunakan untuk menentukan asli atau palsu? Apakah kalau ayat tersebut menyatakan bahwa Yesus adalah manusia maka kesimpulannya asli, sedangkan kalau ayat tersebut menyatakan bahwa Yesus Tuhan, maka ayat tersebut palsu? Dan siapakah yang mempunyai otoritas untuk menentukan hal ini?
d) Dengan demikian, kalau anda mau konsisten, maka anda mempunyai dua alternatif seperti yang saya sebutkan di bagian awal: (1) Fadly beranggapan bahwa Alkitab bukanlah wahyu Allah, yang berarti anda tidak perlu mengutip ayat-ayat Kitab Suci (2) Fadly beranggapan bahwa semua ayat-ayat di Alkitab diwahyukan oleh Allah dan karenanya adalah benar, yang berarti anda dapat mengutip ayat-ayat di Alkitab untuk mendukung argumen anda dan sebaliknya, saya juga dapat mengutip ayat-ayat yang lain untuk mendukung argumentasi saya.
Jadi, sebagai kesimpulan, saya telah menunjukkan arti dari ayat-ayat yang anda kutip, yang membuktikan bahwa Yesus mempunyai kodrat manusia, namun juga yang membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan. Kalau Yesus hanya sekedar manusia atau hanya sekedar utusan, maka Yesus tidak akan mungkin mengeluarkan perkataan dan bertindak seperti yang saya sebutkan di point 6). Dengan demikian, Yesus yang kami sembah adalah sungguh Allah dan sungguh manusia. Semoga kita semua dapat melihat kenyataan dan kebenaran ini.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – www.katolisitas.org
Maaf hanya mau koment sedikit aja
ini dikutip dari kitab suci kalian juga….
Yohanes 5:30 “aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku”.
Lukas 10:16 “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barang siapa menolak kamu, ia menolak Aku,; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.”
Markus 9:37 “ Siapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku.”
Matius 10:40 “Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barang siapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku “.
Bukti lain bahwa Yesus benar-benar hanya seorang utusan Tuhan, baiklah saya kutip kembali dan saya komentari masih pada ayat tersebut tadi, untuk membuktikan pengakuan Yesus sendiri bahwa dia bukanlah Tuhan dan juga bukan Allah, tetapi hanya benar-benar hanya seorang utusan Tuhan saja.
Yoh 50:30 “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku”.
Catatan: Jika Yesus itu Tuhan, sangat tidak masuk di akal sehat Tuhan tidak bisa berbuat apa-apa dari diri-Nya sendiri.
Dan tidak mungkin Tuhan tidak bisa menuruti kehendak-Nya sendiri. Yang namanya Tuhan, pasti Dia Maha Kuasa, jadi Dia bisa berbuat menurut kehendak-Nya sendiri.
Yesus mengaku dengan jujur dan polos bahwa dia tidak bisa berbuat apa-apa atas dirinya sendiridan tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, karena dia hanya seorang utusan Tuhan, bukan Tuhan!!
1. Setiap yang diutus Tuhan, pasti bukan Tuhan
2. Yesus diutus oleh Tuhan , berarti………..
3. Yesus bukan Tuhan, tetapi hanya utusan Tuhan
4. Setiap yang tidak bisa berbuat apa-apa atas dirinya sendiri, pasti bukan Tuhan
5. Yesus tidak bisa berbuat apa-apa atas dirinya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan
6. Setiap yang tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, pasti bukan Tuhan.
7. Yesus tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan
ini menyatakan bahwa yesus yang kalian sembah adalah utusan Allah…..bukan Allah……dan bukan Tuhan…..
Terimakasih – Fadly
Jawaban:
Salam damai Fadly,
Terima kasih atas beberapa sanggahannya tentang ke- Allahan Yesus. Sebelum saya menjawab pertanyaan-pertanyaan dari beberapa ayat yang diberikan oleh Fadly, saya ingin memberikan prinsip dalam diskusi dengan mengutip ayat-ayat dari Alkitab untuk membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan. Ada dua kemungkinan dalam pendekatan ini: 1) jika Fadly beranggapan bahwa Alkitab bukanlah wahyu Allah, maka anda tidak perlu mengutip ayat-ayat Alkitab. 2) jika Fadly beranggapan bahwa semua ayat-ayat di Alkitab diwahyukan oleh Allah dan karena itu semua ayatdi Alkitab adalah benar, maka anda dapat mengutip ayat-ayat Alkitab untuk mendukung argumen anda. Sebaliknya, saya juga dapat mengutip ayat-ayat yang lain untuk mendukung argumentasi saya. Jadi, kalau saya mengutip ayat-ayat pendukung, anda tidak dapat mengatakan bahwa ayat-ayat yang saya kutip bukanlah Wahyu Allah. Dengan demikian, kita dapat berdiskusi dengan asumsi yang jelas, dan argumentasi yang mengalir menjadi konsisten. Kalau Fadly memilih alternatif 1, maka anda dapat memberikan argumentasi di luar Alkitab. Sebaliknya, kalau anda memilih alternatif 2, maka kita harus menganggap bahwa semua ayat-ayat di Alkitab adalah benar. Dengan dasar ini, maka berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan:
1) Yohanes 5:30 “aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku”.
Kalau kita dapat menerima bahwa “Aku [Yesus] dan Bapa adalah satu.” (Yoh 10:30), maka kita akan dapat menerima perkataan di Yoh 5:30. Karena persatuan yang tak terpisahkan antara ketiga Pribadi (Allah Bapa, Allah Putera, Allah Roh Kudus), maka Yesus dapat mengatakan “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri” (Yoh 5:30), karena mereka (tiga Pribadi dalam Trinitas) melakukan perbuatan bersama-sama. Dengan demikian kita juga dapat menerapkan bahwa Allah Bapa dapat mengatakan hal yang serupa, karena apa yang dilakukan-Nya juga dilakukan oleh Allah Putera dan Allah Roh Kudus. Dan di ayat yang sama, dijelaskan tentang kehendak yang sama di dalam Trinitas, karena ketiga Pribadi tersebut adalah satu Tuhan.
2) Lukas 10:16 “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barang siapa menolak kamu, ia menolak Aku,; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.”
a) Di sini anda ingin mencoba membuktikan bahwa Yesus adalah hanya utusan. Namun, kalau kita melihat dari ayat-ayat lain di Alkitab, maka Yesus yang diutus ke dunia oleh Allah Bapa, adalah utusan yang mempunyai kodrat Allah dan kodrat manusia. Mari kita melihat satu persatu dari ayat yang anda kutip.
b) Dalam Lk 10:16 disejajarkan antara Yesus yang mengutus para murid dengan Alllah yang mengutus Yesus. Namun, kalau kita melihat ayat Lk 10:17, maka dikatakan “Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: “Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu.”” Kalau Yesus hanyalah seorang utusan yang terpisah dari Allah, mengapa para murid mengatakan “setan-setan takluk demi nama-Mu [Yesus]“? Dan mengapa Yesus mengatakan bahwa berbahagialah orang yang melihat Yesus karena banyak nabi dan raja ingin melihat Yesus tetapi mereka tidak melihatnya? (lih. Lk 10:23-24). Kalau Yesus tidak lebih besar dari raja dan nabi, mengapa para nabi dan para raja ingin melihatnya? Siapakah yang lebih besar dari para nabi? Kalau Yesus hanya nabi, mengapa para nabi ingin melihatnya?
Justru karena persatuan Yesus – yang adalah Allah Putera – dengan Allah Bapa tak terpisahkan, maka hal itu membuktikan bahwa keduanya tak terpisahkan. Perbandingan antara “para murid yang diutus Yesus” dan “Yesus yang diutus Allah Bapa” adalah jelas tidak setara, sebab para murid tidak dapat mengusir setan dalam nama para murid sendiri, sedangkan Yesus dapat mengusir setan dan melakukan mukjizat dalam nama-Nya sendiri. Selanjutnya, para nabi dan raja tidak pernah dikatakan ingin melihat para murid, namun mereka ingin melihat Yesus.
3) Markus 9:37 “ Siapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku.”
Kalau kita perhatikan kalimat di atas, maka kita akan melihat bahwa kalimat pertama menegaskan bahwa orang yang menyambut anak adalah sama seperti menyambut Yesus, kalau orang tersebut menyambut seorang anak dalam nama Yesus. Di sini terlihat bahwa dengan menyambut seorang anak dalam nama Yesus, maka orang itu menyambut Tuhan yang adalah Dia yang mengutus Yesus.
4) Matius 10:40 “Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barang siapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku “.
Kalau anda mau membaca tiga ayat sebelumnya, maka kita dapat melihat bahwa Yesus adalah Tuhan. Dikatakan “37 Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. 38 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. 39 Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” (Mt 10:37-39)
Di sini Yesus mengatakan bahwa kalau kita mengasihi orang tua, anak-anak melebihi kasih kita kepada-Nya, maka kita tidak layak mengikuti-Nya. Kalau seseorang tidak memikul salib dan mengikuti Yesus, maka dia tidak layak bagi Yesus. Dan lebih lagi, barangsiapa kehilangan nyawanya karena Yesus, maka dia akan memperolehnya. Kalau Yesus bukan Tuhan, mengapa Dia dapat mengatakan hal-hal seperti di atas?
5) Yoh 50:30 “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku”. Mungkin maksudnya Yoh 5:30 dan bukan Yoh 50:30. Mari kita membahas tentang komentar yang diberikan oleh Fadly.
a) Anda mengatakan “Jika Yesus itu Tuhan, sangat tidak masuk di akal sehat Tuhan tidak bisa berbuat apa-apa dari diri-Nya sendiri.” Silakan melihat keterangan di point 1).
b) Kemudian anda melanjutkan dengan “Dan tidak mungkin Tuhan tidak bisa menuruti kehendak-Nya sendiri. Yang namanya Tuhan, pasti Dia Maha Kuasa, jadi Dia bisa berbuat menurut kehendak-Nya sendiri.“
Untuk mengerti ayat ini secara mendalam, saya mengundang anda untuk membaca artikel “Yesus, sungguh Allah dan sungguh manusia” di sini (silakan klik). Dengan memahami hakekat Yesus, yang sungguh Allah dan sungguh manusia, maka kita akan dapat mengerti ayat-ayat tersebut dengan lebih baik. Karena Yesus mempunyai dua kodrat, sungguh Allah (dimana ke-Allahan-Nya tidak dapat dipisahkan dengan pribadi Allah Bapa dan Allah Roh Kudus) dan sungguh manusia, maka seluruh ucapan Yesus harus dilihat dalam kodrat ini.
Dengan demikian ayat tersebut ingin menunjukkan bahwa Tuhan Yesus tidak dapat berbuat apa dari Diri-Nya sendiri, tanpa melakukannya bersama-sama dengan Pribadi yang lain (Allah Bapa dan Allah Roh Kudus). Ini justru menunjukkan bahwa ketiga Pribadi terikat menjadi satu, sehingga tidak memungkinkan masing-masing Pribadi melakukan apapun secara terpisah.
6) Fadly mengatakan “Yesus mengaku dengan jujur dan polos bahwa dia tidak bisa berbuat apa-apa atas dirinya sendiri dan tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, karena dia hanya seorang utusan Tuhan, bukan Tuhan!!”
Anda memberikan kesimpulan ini karena mengambil ayat-ayat, yang dimengerti secara salah, dimana saya telah mencoba untuk menerangkan ayat-ayat tersebut dalam konteks kodrat Yesus yang sungguh Tuhan dan sungguh manusia. Kalau anda mengganggap ayat-ayat tersebut di atas adalah benar, bagaimana dengan ayat-ayat di bawah ini yang mendukung tentang ke-Allahan Yesus (lihat artikel selengkapnya di sini – silakan klik):
1) Pertama-tama, ketika berusia 12 tahun dan Ia diketemukan di Bait Allah, Yesus mengatakan bahwa bait Allah adalah Rumah Bapa-Nya (lih. Luk 2:49). Dengan demikian, Yesus mengatakan bahwa Ia adalah Putera Allah.
2) Pernyataan ini ditegaskan kembali oleh Allah Bapa pada saat Pembaptisan Yesus, saat terdengar suara dari langit, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan.”(Luk 3:22).
3) Yesus adalah Tuhan yang mengatasi para malaikat. Setelah Dia mengatasi cobaan Iblis di padang gurun, para malaikat- pun datang melayani Dia (lih. Mat 3:11).
4) Pada saat Yesus memulai pengajaranNya, terutama dalam Khotbah di Bukit (Delapan Sabda Bahagia), Ia berbicara di dalam nama-Nya sendiri, untuk menyatakan otoritas yang dimiliki-Nya (Mat 5:1-dst). Ini membuktikan bahwa Ia lebih tinggi dari Musa dan para nabi[6], sebab Musa berbicara dalam nama Tuhan (lih. Kel 19:7) ketika Ia memberikan hukum Sepuluh Perintah Allah; tetapi Yesus memberikan hukum dalam nama-Nya sendiri, “Aku berkata kepadamu….” Hal ini tertera sedikitnya 12 kali di dalam pengajaran Yesus di Mat 5 dan 6, dan dengan demikian Ia menegaskan DiriNya sebagai Pemberi Hukum Ilahi (the Divine Legislator) itu sendiri, yaitu Allah. Demikian pula dengan perkataan “Amen, amen…”, pada awal ajaranNya, Yesus menegaskan segala yang akan diucapkan-Nya sebagai perintah; bukan seperti orang biasa yang mengatakan ‘amen’ diakhir doanya sebagai tanda ‘setuju’.
5) Jadi dengan demikian Yesus menyatakan bahwa Ia adalah Taurat Allah yang hidup, suatu peran yang sangat tinggi dan ilahi, sehingga menjadi batu sandungan bagi orang-orang Yahudi untuk mempercayai Yesus sebagai Sang Mesias. Hal ini dipegang oleh banyak orang Yahudi yang diceriterakan dengan begitu indah dalam buku Jesus of Nazareth, yaitu dalam percakapan imajiner seorang Rabi Yahudi dengan Rabi Neusner,[7] mengenai bagaimana mencapai kesempurnaan hidup. Kesempurnaan inilah yang dimaksudkan oleh Yesus ketika Ia berbicara dengan orang muda yang kaya, “Jika engkau mau sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan bagikanlah kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku” (Mat 19:21). “Aku” di sini hanya mungkin berarti Tuhan sendiri.
6) Yesus menyatakan DiriNya sebagai Seorang yang dinantikan oleh para Nabi sepanjang abad (lih. Mat 13:17). Ia juga berkata,“…supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, … sampai Zakharia… semuanya ini akan ditanggungkan pada angkatan ini!” (Mat 23:34-36). Secara tidak langsung Ia mengatakan bahwa darah-Nya yang akan tertumpah dalam beberapa hari berikutnya merupakan rangkuman dari penumpahan darah orang yang tidak bersalah sepanjang segala abad.
7) Yesus sebagai Tuhan juga terlihat dengan jelas dari segala mukjizat yang dilakukan dalam nama-Nya sendiri, yang menunjukkan bahwa kebesaran-Nya mengatasi segala sesuatu. Yesus menghentikan badai (Mat 8: 26; Mrk 4:39-41) menyembuhkan penyakit (Mat 8:1-16, 9:18-38, 14:36, 15: 29-31), memperbanyak roti untuk ribuan orang (Mat 14: 13-20; Mrk 6:30-44; Luk 9: 10-17; Yoh 6:1-13), mengusir setan (Mat 8:28-34), mengampuni dosa (Luk5:24; 7:48), dan membangkitkan orang mati (Luk 7:14; Yoh 11:39-44). Di atas semuanya itu, mukjizat-Nya yang terbesar adalah: Kebangkitan-Nya sendiri dari mati (Mat 28:9-10; Luk 24:5-7,34,36; Mrk 16:9; Yoh 20:11-29; 21:1-19).
Pada saat Ia menyembuhkan orang yang lumpuh, Yesus menyatakan bahwa Ia memiliki kuasa untuk mengampuni dosa (Mat 9:2-8; Luk5:24), sehingga dengan demikian Ia menyatakan DiriNya sebagai Tuhan sebab hanya Tuhan yang dapat mengampuni dosa.
9) Pada beberapa kesempatan, Yesus menyembuhkan para orang sakit pada hari Sabat, yang menimbulkan kedengkian orang-orang Yahudi. Namun dengan demikian, Yesus bermaksud untuk menyatakan bahwa Ia adalah lebih tinggi daripada hari Sabat (lih. Mat 12:8; Mrk 3:1-6).
10) Yesus juga menyatakan Diri-Nya lebih tinggi dari nabi Yunus, Raja Salomo dan Bait Allah (lih. Mt 12:41-42; 12:6). Ini hanya dapat berarti bahwa Yesus adalah Allah, kepada siapa hari Sabat diadakan, dan untuk siapa Bait Allah dibangun.
11) Yesus menyatakan Diri-Nya sebagai Tuhan, dengan berkata “Aku adalah… (I am)” yang mengacu pada perkataan Allah kepada nabi Musa pada semak yang berapi, “Aku adalah Aku, I am who I am” (lih. Kel 3:14):
a) Pada Injil Yohanes, Yesus mengatakan “Aku adalah….” sebanyak tujuh kali: Yesus menyatakan Dirinya sebagai Roti Hidup yang turun dari Surga (Yoh 6:35), Terang Dunia (Yoh 8:12), Pintu yang melaluinya orang diselamatkan (Yoh 10:9), Gembala yang Baik yang menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya (Yoh 10:10), Kebangkitan dan Hidup (Yoh 11:25), Jalan, Kebenaran, dan Hidup (Yoh 14:6), Pokok Anggur yang benar (Yoh 15:1).
b) Yesus menyatakan diri-Nya sebagai sumber air hidup yang akan menjadi mata air di dalam diri manusia, yang terus memancar sampai ke hidup yang kekal (Yoh 4:14). Dengan demikian Yesus menyatakan diri-Nya sebagai sumber rahmat; hal ini tidak mungkin jika Yesus bukan Tuhan, sebab manusia biasa tidak mungkin dapat menyatakan diri sebagai sumber rahmat bagi semua orang.
c) Yesus menyatakan, “Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14:6); dan dengan demikian Ia menempatkan diri sebagai Pengantara yang mutlak bagi seseorang untuk sampai kepada Allah Bapa.
d) Ia menyatakan bahwa “… kamu akan mati dalam dosamu… jika kamu tidak percaya bahwa Akulah Dia” (Yoh 8:24) yang datang dari Bapa di surga (lih. Yoh 21-29).
e) Yesus mengatakan, “Aku ini (It is I)…”, pada saat Ia berjalan di atas air (Yoh 6:20) dan meredakan badai.
f) Yesus mengatakan, “Akulah Dia,” pada saat Ia ditangkap di Getsemani.
g) Ketika Yesus diadili di hadapan orang Farisi, dan mereka mempertanyakan apakah Ia adalah Mesias Putera Allah, Yesus mengatakan, “Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah.”[8]h) Mungkin yang paling jelas adalah pada saat Yesus menyatakan keberadaan DiriNya sebelum Abraham, “…sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” (Yoh 8:58)
12) Dengan demikian, Yesus menyatakan DiriNya sudah ada sebelum segala sesuatunya dijadikan. Dan ini hanya mungkin jika Yesus sungguh-sungguh Tuhan. Mengenai keberadaan Yesus sejak awal mula dunia dinyatakan oleh Yesus sendiri di dalam doa-Nya sebelum sengsara-Nya, “Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.” (Yoh 17:5)
13) Dengan keberadaan Yesus yang mengatasi segala sesuatu, dan atas semua manusia, maka Ia mensyaratkan kesetiaan agar diberikan kepadaNya dari semua orang. “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari Aku, ia tidak layak bagi-Ku” (Mat 10:37). Ia kemudian berkata bahwa apa yang kita lakukan terhadap saudara kita yang paling hina, itu kita lakukan terhadap Dia (lih. 25:40). Ini hanya dapat terjadi kalau Yesus adalah Tuhan yang mengatasi semua orang, sehingga Dia dapat hadir di dalam diri setiap orang, dan Ia layak dihormati di atas semua orang, bahkan di atas orang tua kita sendiri.
14) Yesus menghendaki kita percaya kepada-Nya seperti kita percaya kepada Allah (lih. Yoh 14:1), dan Ia menjanjikan tempat di surga bagi kita yang percaya. Dengan demikian Ia menyatakan diriNya sebagai yang setara dengan Allah Bapa, “Siapa yang melihat Aku, melihat Bapa, (Yoh 14:9), Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa (Yoh 10:38). Tidak ada seorangpun yang mengenal Anak selain Bapa, dan mengenal Bapa selain Anak (lih. Mat 11:27). Yesus juga menyatakan DiriNya di dalam kesatuan dengan Allah Bapa saat mendoakan para muridNya dan semua orang percaya, ”… agar mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau…” (Yoh 17:21). Ini hanya mungkin jika Ia sungguh-sungguh Tuhan. Pernyataan Yesus ini berbeda dengan para pemimpin agama lain, seperti Muhammad dan Buddha, sebab mereka tidak pernah menyatakan diri mereka sendiri sebagai Tuhan.
15) Ketika Yesus menampakkan diri kepada para murid setelah kebangkitan-Nya, Thomas, Rasul yang awalnya tidak percaya menyaksikan sendiri bahwa Yesus sungguh hidup dan ia berkata, “Ya Tuhanku dan Allahku”. Mendengar hal ini, Yesus tidak menyanggahnya (ini menunjukkan bahwa Ia sungguh Allah), melainkan Ia menegaskan pernyataan ini dengan seruanNya agar kita percaya kepadaNya meskipun kita tidak melihat Dia (Yoh 20: 28-29).
16) Yesus menyatakan Diri sebagai Tuhan, dengan menyatakan diriNya sebagai Anak Manusia, yang akan menghakimi semua manusia pada akhir jaman (lih. Mat 24:30-31), sebab segala kuasa di Surga dan di dunia telah diberikan kepada-Nya, seperti yang dikatakanNya sebelum Ia naik ke surga, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus…” (Mat 28:18). Dengan demikian, Yesus menyatakan diriNya sebagai Pribadi Kedua di dalam Allah Tritunggal Maha Kudus, dan dengan kuasaNya sebagai Allah ini maka ia akan menghakimi semua manusia di akhir dunia nanti, seperti yang dinubuatkan oleh nabi Daniel (Dan 7:13-14). Yesus tidak mungkin membuat pernyataan sedemikian, jika Ia bukan sungguh-sungguh Tuhan.
Dari ayat-ayat di atas, maka saya juga dapat mengatakan, kalau Yesus bukan Tuhan, maka sangat tidak mungkin kalau Yesus mengatakan banyak hal yang membuktikan bahwa Diri-Nya adalah Tuhan.
7) Akhirnya Fadly memberikan kesimpulan “1. Setiap yang diutus Tuhan, pasti bukan Tuhan. 2. Yesus diutus oleh Tuhan , berarti……….. 3. Yesus bukan Tuhan, tetapi hanya utusan Tuhan 4. Setiap yang tidak bisa berbuat apa-apa atas dirinya sendiri, pasti bukan Tuhan. 5. Yesus tidak bisa berbuat apa-apa atas dirinya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan. 6. Setiap yang tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, pasti bukan Tuhan. 7. Yesus tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan. ini menyatakan bahwa yesus yang kalian sembah adalah utusan Allah…..bukan Allah……dan bukan Tuhan…..”
a) Kesimpulan yang anda berikan cukup logis kalau anda hanya melihat ayat-ayat yang anda kutip (Yoh 5:30; Lk 10:16; Mk 9:37; Mt 10:40; Yoh 50:30). Namun, untuk dapat mengerti Pribadi Yesus, yang sungguh Allah dan sungguh manusia, anda juga harus melihat seluruh Alkitab, sehingga anda dapat memahami Pribadi Yesus yang sebenarnya. Oleh karena itu, dalam point 6), saya telah mencoba untuk memberikan ayat-ayat lain yang membuktikan bahwa Yesus bukan hanya sekedar utusan, namun Dia adalah Tuhan.
b) Saya mengundang anda untuk menganalisa lagi, apakah ada seorang yang hanya sekedar utusan mengatakan seperti yang Yesus katakan di point 6? Cobalah melihat dari seluruh sejarah manusia, adakah utusan Allah (yang sekedar utusan) yang melakukan mukjijat dalam nama-Nya sendiri, mengajar dalam namanya sendiri, yang dapat mengampuni dosa atas namanya sendiri, yang membiarkan murid-Nya mengatakan “ya Tuhanku dan Allahku”, yang para malaikat juga melayaninya, yang akan menghakimi seluruh manusia pada akhir zaman?
Dengan demikian, kalau kita menerima bahwa Yesus mengatakan semuanya itu, maka kita mempunyai alternatif, (1) bahwa Yesus hanyalah seorang utusan, hanya manusia, namun berbohong dan bahkan menghujat Allah atau (2) bahwa Yesus adalah Tuhan dan juga manusia, sehingga Dia dapat mengatakan segala sesuatu di ayat-ayat yang anda kutip dan segala sesuatu di ayat-ayat pada point 6).
c) Umat Kristen mempercayai bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan yang menjadi manusia, yang sungguh Allah dan sungguh manusia. Kalau anda percaya akan alternatif pertama, maka anda juga mempunyai kontradiksi, karena: Yesus (Isa) di dalam ajaran agama Islam (kalau anda beragama Islam) dihormati sebagai nabi yang utama, yang tidak akan mungkin membiarkan Diri-Nya disebut Tuhan, dan dapat mengampuni dosa atas nama-Nya sendiri. Untuk menghindari ini, maka anda dapat mengatakan bahwa ayat-ayat yang saya kutip di point 6) adalah palsu, dan ayat-ayat yang anda kutip – untuk membuktikan kemanusiaan Yesus – adalah asli. Kalau ini kesimpulannya, maka pertanyaan saya adalah: apakah parameter yang digunakan untuk menentukan asli atau palsu? Apakah kalau ayat tersebut menyatakan bahwa Yesus adalah manusia maka kesimpulannya asli, sedangkan kalau ayat tersebut menyatakan bahwa Yesus Tuhan, maka ayat tersebut palsu? Dan siapakah yang mempunyai otoritas untuk menentukan hal ini?
d) Dengan demikian, kalau anda mau konsisten, maka anda mempunyai dua alternatif seperti yang saya sebutkan di bagian awal: (1) Fadly beranggapan bahwa Alkitab bukanlah wahyu Allah, yang berarti anda tidak perlu mengutip ayat-ayat Kitab Suci (2) Fadly beranggapan bahwa semua ayat-ayat di Alkitab diwahyukan oleh Allah dan karenanya adalah benar, yang berarti anda dapat mengutip ayat-ayat di Alkitab untuk mendukung argumen anda dan sebaliknya, saya juga dapat mengutip ayat-ayat yang lain untuk mendukung argumentasi saya.
Jadi, sebagai kesimpulan, saya telah menunjukkan arti dari ayat-ayat yang anda kutip, yang membuktikan bahwa Yesus mempunyai kodrat manusia, namun juga yang membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan. Kalau Yesus hanya sekedar manusia atau hanya sekedar utusan, maka Yesus tidak akan mungkin mengeluarkan perkataan dan bertindak seperti yang saya sebutkan di point 6). Dengan demikian, Yesus yang kami sembah adalah sungguh Allah dan sungguh manusia. Semoga kita semua dapat melihat kenyataan dan kebenaran ini.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – www.katolisitas.org
kabayan- Jumlah posting : 128
Join date : 14.06.11
Similar topics
» Apakah Yesus itu Allah?
» Apakah Yesus masih relevan sekarang?
» Apakah selama hidupNya di dunia Yesus bukan Allah?
» Yesus Sehakikat Dengan Allah
» Mengapa Hanya Menyerang Islam
» Apakah Yesus masih relevan sekarang?
» Apakah selama hidupNya di dunia Yesus bukan Allah?
» Yesus Sehakikat Dengan Allah
» Mengapa Hanya Menyerang Islam
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik