Login
Latest topics
» Ada apa di balik serangan terhadap Muslim Burma?by Dejjakh Sun Mar 29, 2015 9:56 am
» Diduga sekelompok muslim bersenjata menyerang umat kristen
by jaya Wed Nov 27, 2013 12:30 am
» Sekitar 6.000 orang perempuan di Suriah diperkosa
by jaya Wed Nov 27, 2013 12:19 am
» Muhammad mengaku kalau dirinya nabi palsu
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:53 pm
» Hina Islam dan Presiden, Satiris Mesir Ditangkap
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:50 pm
» Ratusan warga Eropa jihad di Suriah
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:48 pm
» Krisis Suriah, 6.000 tewas di bulan Maret
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:46 pm
» Kumpulan Hadis Aneh!!
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:43 pm
» Jihad seksual ala islam!
by jaya Tue Nov 26, 2013 11:40 pm
Most active topics
Social bookmarking
Bookmark and share the address of Akal Budi Islam on your social bookmarking website
Bookmark and share the address of on your social bookmarking website
Pencarian
Most Viewed Topics
Statistics
Total 40 user terdaftarUser terdaftar terakhir adalah tutunkasep
Total 1142 kiriman artikel dari user in 639 subjects
Top posting users this month
No user |
User Yang Sedang Online
Total 15 uses online :: 0 Terdaftar, 0 Tersembunyi dan 15 Tamu Tidak ada
User online terbanyak adalah 101 pada Fri Nov 15, 2024 3:57 am
Muhammad: Berani “Omong Besar” Demi Mendukung Kenabiannya
:: Debat Islam :: Muhammad
Halaman 1 dari 1
Muhammad: Berani “Omong Besar” Demi Mendukung Kenabiannya
Muhammad: Berani “Omong Besar” Demi Mendukung Kenabiannya
Oleh Aljabar
Sepanjang kenabiannya, Muhammad terkenal dengan keberaniannya yang luar biasa untuk berbicara dan bersoal jawab tentang segala macam isyu, mulai dari ilmu kosmologi, kisah orang, raja dan nabi-nabi terdahulu, soal pengobatan, sex dan genetika, perang dan terror dan tipu-daya, ilmu jin, setan dan malaikat, ilmu surga dan neraka, bahkan ilmu gaib dan angka-angka dst. Begitu luar biasa cakupannya sehingga kebablasan dalam kontradiksi dan terkesan spekulatif, omong besar, atau membual. Itulah taruhan Muhammad demi meneguhkan posisi kenabiannya yang memang tidak diteguhkan oleh Allah secara absah, melainkan tampak hanya mengatas-namakan Allah saja. Bagaimana mungkin?
Pertama-tama, kita menyaksikan omong besarnya tentang dirinya sebagai RASUL ALLAH.
Kita bertanya, kapan dan siapa yang mengangkat beliau sebagai Rasulullah? Muslim akan menjawab bahwa dia diangkat sebagai Nabi sejak menerima wahyu pertama di gua Hira. Kita tanya lebih kritis, diangkat oleh siapa untuk misi apa? Tanpa ada oknum dan misi yang bersifat ILAHIAH, Muhammad yang “kesurupan” ruh digua Hira itu tentu tidak bisa mengklaim atau memproklamirkan dirinya sebagai Nabi.Kalau saja Muhammad memproklamasikan dirinya sebagai “al Amin” (seperti yang ditunjukkannya dalam kasus pemindahan batu Hajar Aswad), maka mungkin saja itu bisa diterima langsung oleh sebagian orang Arab dan Yahudi dan Nasrani. Tetapi ini tidak tanggung-tanggung, ia langsung mengklaim dirinya Utusan Tuhan, Allah Yang Maha Tinggi! Apa sumber dan bukti yang ada pada dirinya untuk mengklaim kenabiannya? Dia pada waktu itu tidak punya apa-apa kecuali hanya punya dua bentuk sumber daya saja, yang tidak mungkin merupakan alat bukti pentahbisan sebagai Utusan Allah.
Sumber daya pertama adalah RUH tanpa nama, tanpa jati-diri yang tiba-tiba datang dan menteror-nya dengan berseru: Iqra! lalu mencekik lehernya. Dan ini diulang sampai 3 kali.
Sumber daya kedua adalah 5 KALIMAT yang dipaksakan ruh tersebut untuk dibaca oleh Muhammad, yaitu Sura Al-Alaq 96, ayat 1-5. Tetapi karena Muhammad tak mampu, maka ruh membacakan baginya,
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Nah, dengan modal seperti ini, maka dimanakah unsur pemeteraian seorang Nabi Tuhan? Dimanakah TANDA-ilahi yang selalu disertakan Tuhan bagi nabi yang diurapiNya? Bandingkan dengan Musa yang jelas diutus oleh Tuhan sendiri secara amat khusus walau Musa tadinya menolak penetapan kenabian tersebut (Keluaran 3:10 ff hingga pasal4). Bandingkan pula dengan Yesus yang malah dimaklumatkan oleh Tuhan Yahweh sendiri dengan suara yang menggelegar dari langit. Disaksikan oleh masa yang mengerubungi Nabi Yahya ketika Yesus selesai dibaptis (Matius 3:16-17). Semuanya terang benderang, sah ilahiah, dan tidak ada yang tidak tegas ketika Tuhan mau menetapkan seseorang sebagai rasulNya.
Tidak demikian dengan Muhammad yang justru pada awalnya dia merasa telah dikunjungi (baca: kerasukan) oleh ruh setan! Dan Hadis dan Sirat mencatat bahwa atas “kegigihan” Khadija-lah naka Muhammad akhirnya mulai tenang dan percaya bahwa ruh yang mengujunginya bukanlah setan melainkan malaikat. Itulah yang dipercaya Muslim sebagai tonggak sejarah “pengangkatan” kenabian Muhammad yang bermula dari pasangan suami-istri ini!! Para ulama sependapat bahwa tanpa Khadija, tak ada Nabi Islam dan Islam itu sendiri!
Tetapi pertanyaan pokok kita adalah, apakah Anda ada melihat “tangan dan mulut” Allah Yang Maha Tinggi sendiri ikut terlibat dalam pengangkatan Muhammad sebagai nabi (seperti kasus Musa dan Yesus misalnya?). Tidak ada! Dan siapa itu ruh misterius (tanpa nama tanpa wajah) itu yang berani berbicara atas nama Tuhan yang kelak disebut sebagai Allah SWT? Bukankah setiap ruh jahat memang bisa dan selalu ingin berbuat persis seperti itu, demi mengaburkan sosok Tuhan Sejati untuk dialihkan kepada dirinya? Ruh ini sungguh tidak punya “dokumen ilahi” samasekali. Ia tidak bermujizat atau bernubuat adikodrati sebagaimana yang seharusnya diperlihatkan kepada orang yang Tuhan pilih, agar tidak disesatkan oleh ruh jadi-jadian (ingat kasus Zakharia dan Maryam, keduanya dinubuatkan Gabriel untuk mendapatkan anak secara mustahil; yang satu karena isterinya yang sudah mati rahim, yang lain karena masih perawan). Ruh misterious ini tidak membawa kuasa adikodrati, melainkan terror yang menakutkan.
Celakanya lagi, kelima kalimat-surga yang dibawakan ruh tersebut ternyata tidak dibenarkan oleh ilmu kedokteran. Manusia samasekali bukan diciptakan dari segumpal darah. Dan dengan demikian ayat-5 menjadi terbalik, karena seharusnya berbunyi: “Dia (telah) mengajar kepada manusia (sesuatu) apa yang tidak ketahuiNya sendiri”.
Kini kita bisa mengerti kenapa banyak orang yang tidak percaya akan kenabiannya dan bahwa kalimat-kalimat yang dibawakan Muhammad itu bukanlah wahyu dari surga. Samasekali tak tampak otoritas dari “dokumen kenabian” Muhammad ketika diperhadapkan dengan apa yang Tuhan TANDAI pada Musa dan Yesus. Mereka melecehinya dengan pelbagai cemoohan:
*”Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu tanda dari Tuhannya?” (13:7).
*“Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu” (11:13).
*“…tatkala mereka mendengar Al Quran dan mereka berkata:
“Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila” (68:51)
*”Datangkanlah Al Quran yang lain dari ini atau gantilah dia.” (10:15)
Kita percaya bahwa kritik dan pelecehan “orang-orang kafir” terhadap Muhammad dimasa itu jauh lebih banyak dan berbobot (beralasan) dibandingkan dengan apa yang telah Muhammad dan sahabat-sahabatnya cantumkan secara sepihak didalam Quran. Pantas bahwa kuping Muhammad menjadi merah, dan sensitivitasnya sangat tersinggung ketika keabsahan kenabiannya dipertanyakan orang. Beliau berusaha tiada hentinya untuk mencari dan menunjukkan bahwa diapun tidak kekurangan “dokumen kenabian” yang diperlukan. Untuk itu beliau tidak segan-segan berbual omong besar tentang hal-hal yang sesungguhnya diluar batas kemampuan pengetahuannya, hanya demi kompensasi untuk “membuktikan” bahwa dia adalah Nabi Besar yang tahu apa-apa yang manusia lainnya tidak tahu. Konsep ini berhasil mengesankan orang-orang Arab Quraisy/ Beduin yang memang kurang berilmu dan buta huruf, namun tidak demikian dengan kaum Yahudi dan Nasrani yang memegang Taurat dan Injil, yang diakui oleh Muhammad sendiri:
“didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi)” (5:46).
Muhammad juga mengakui bahwa Isa mengetahui hal-hal yang ghaib (3:49), sementara harus menelan kenyataan pahitnya bahwa ia tidak diberi kuasa demikian:
”Dan aku tidak mengatakan kepada kamu (bahwa): Aku mempunyai gudang-gudang rezki dan kekayaan dari Allah, dan aku tiada mengetahui yang ghaib (Sura 11:31).
Sekalipun demikian, Muhammad tetap nekad berlaku kontradiktif dengan omong besarnya seolah ia “serba tahu” tentang hampir semua issu dan keghaiban yang dipertanyakan orang (untuk mengujinya) ataupun yang tidak dipertanyakan. Muhammad justru terlalu berani mengklaim mengetahui tetek-bengeknya hal-hal ghaib yang tak masuk akal yang justru tidak diwahyukan Allah kepadanya. Sampai sampai juga berani menentang ayat yang membatasi pengetahuannya tentang RUH (17:85), namun tetap saja ia melabraknya dengan mendongengkan begitu banyak perkara-perkara yang berkenaan dengan malaikat, jin, setan dll ruh. Lihat antara lain secuil contoh omong-besar Muhammad yang tanpa bukti dan rincian, seperti berikut ini:
air kencing unta campur dengan susunya bisa jadi obat sehat (Shahih Bukhari 154)
salah satu sayap lalat mengandung obat (yang menjadi penetral bagi sayap lainnya yang mengandung penyakit) (S.Bukhari 1463)
panasnya api neraka-lah yang menyebabkan demam (S.Bukhari 4/483-486)
secara fisik sudah melihat surga dan neraka (Shahih Muslim 378)
melihat neraka, banyak berisi kaum wanita (S.Bukhari 1755)
melihat Isa, warna kulitnya kemerah-merahan, bertawaf di Ka’bah (S.Bukhari 1499)
mengklaim dirinya paling dekat dengan Isa anak Maryam, baik didunia maupun di akhirat (S.Bukhari 1501)
tahu dan bisa tunjukan makam Musa, di dekat tumpukan katsibil ahmar (S.Bukhari 694)
pernah membelah bulan menjadi dua keping terpisah dengan pedangnya (S.Bukhari 4/830-832 dll)
kalau keledai meringkik, itu tandanya ia melihat setan (S.Bukhari 1462)
tahu kenapa seorang anak menjadi mirip ayahnya atau ibunya (S.Bukhari 1465)
dapat wahyu melihat Jibril punya 600 sayap (S.Bukhari1437)
ruh itu bagai tentara berbaris: berdampingan dalam kelompoknya yang sesuai, dan saling berjauhan bila tidak bersesuaian (S.Bukhari 1468)
tahu jin-jin dan ruh makan kotoran hewan dan tulang belulang (S.Bukhari 5/200)
setan bermalam dilubang hidung (maka ketika berwudu, semburkanlah air dari lubang hidung 3 kali) (S.Bukhari 1458)
menyatakan para malaikat tidak akan menemani kelompok orang yang bepergian dengan membawa lonceng (Dawud, Buku 14, no.2548. Itu sebabnya a.l. Somalia kini mengharamkan lonceng di sekolah-sekolah maupun gereja. Padahal bunyi lonceng tadinya adalah salah satu tanda dimana Muhammad menerima wahyu yang mulia). Dst.
Semua petikan diatas adalah shahih terpercaya menurut Islam. Dan list absurditas Muhammad ini bisa diteruskan beratus-ratus halaman. Apakah Muslim bisa sungguh-sungguh mempercayai Nabinya sebagai insan kamil yang tak akan bersalah? Omongan dan tindakannya yang harus ditiru dan diamalkan? Lihatlah daftar omong-besar diatas, tidak satupun yang science-approved dan masuk akal, dan tidak satupun yang bernilai teologis atau yang berguna bagi kemanusiaan.! Semuanya hanya dibualkan oleh Muhammad secara berani kepada moyang Arab demi menutupi ketekorannya akan “dokumen kenabiannya”.
Maka disinilah tergenapi secara tepat dua milenium (!) sebelumnya apa yang telah dinubuatkan oleh Nabi Musa tentang sosok Muhammad yang dipertentangkan terhadap sosok Yesus Mesias sbb:
Seorang nabi (Mesias) akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.
Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.
Tetapi seorang nabi (sesudah Mesias), yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.
Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? — (yaitu) apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya.” (Keluaran 18:18-22).
KESIMPULAN:
Bukankah kalimat-kalimat yang diucapkan Muhammad itu terlalu berani dan spekulatif? Muhammad tidak dikaruniai ilmu ghaib dan ilmu ruh. Bagaimana ia berani sesumbar itu?
Bukankah kalimat-kalimat yang berkontradiksi dengan wahyu Tuhan, tidak bernilai teologis, tidak bermanfaat bagi kemanusiaan, dan mubazir seperti itu, pasti bukan perkataan yang difirmankan Tuhan?
3. Bukankah pernyataan-pernyataan tanpa bukti yang menina bobokan moyang Arab itu “tidak satupun yang terjadi dan sampai”, karena memang semuanya omong kosong belaka yang mengatas namakan Allah?
4. Kenapa Tuhan berpesan dalam nubuat khusus Musa agar kita “jangan gentar kepada nabi tersebut”? Tentulah dengan alasan Tuhan yang Mahatahu bahwa nabi sesudah Mesias itu pasti terbiasa menteror sehingga menggentarkan orang pada umumnya. Dan genap pula nubuat ini digenapi oleh Muhammad yang mengakuinya secara berani tapi tanpa sadar: “Saya telah dibuat menang lewat teror” (S.Bukhari 4/52/220)
5. Muhammad merasa menang, seolah lawannya kalah. Akan tetapi apa alasan Tuhan maka kita disuruhNya untuk jangan gentar kepada nabi ini? Dan Tuhan menjawabnya sendiri: “Nabi itu harus mati”.
Jadi kembali tergenapi nubuat Musa bahwa dua nabi yang dipertentangkan diakhir zaman ini, yang satu tetap hidup disisi Tuhan, sedang yang lain MATI.
Teman Muslim mungkin tahu apa yang dimaksudkan dengan “mati” disini, namun biasanya kurang awas bahwa Musa (dan Yesus) membicarakan dua jenis kematian: Mati jasmani, dan kematian kekal dineraka kelak di Hari Penghakiman! Muhammad datang menjanjikan kematian kekal yang sudah dimestikan (Sura 19:71), tetapi Yesus datang untuk memastikan kehidupan kekal:
Kata Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini”? (Yohanes 11:25-26).
Dan Dia buktikan dengan membangkitkan Lazarus yang telah mati dikubur 4 hari! Ini bukan perkara main-main, bukan spekulasi, bual dan gertakan, melainkan soal hidup mati Anda dan saya sebelum terlambat. Percayakah engkau kepadaNya, sosok paling terkemuka didunia dan di alam akhirat?
Oleh Aljabar
Sepanjang kenabiannya, Muhammad terkenal dengan keberaniannya yang luar biasa untuk berbicara dan bersoal jawab tentang segala macam isyu, mulai dari ilmu kosmologi, kisah orang, raja dan nabi-nabi terdahulu, soal pengobatan, sex dan genetika, perang dan terror dan tipu-daya, ilmu jin, setan dan malaikat, ilmu surga dan neraka, bahkan ilmu gaib dan angka-angka dst. Begitu luar biasa cakupannya sehingga kebablasan dalam kontradiksi dan terkesan spekulatif, omong besar, atau membual. Itulah taruhan Muhammad demi meneguhkan posisi kenabiannya yang memang tidak diteguhkan oleh Allah secara absah, melainkan tampak hanya mengatas-namakan Allah saja. Bagaimana mungkin?
Pertama-tama, kita menyaksikan omong besarnya tentang dirinya sebagai RASUL ALLAH.
Kita bertanya, kapan dan siapa yang mengangkat beliau sebagai Rasulullah? Muslim akan menjawab bahwa dia diangkat sebagai Nabi sejak menerima wahyu pertama di gua Hira. Kita tanya lebih kritis, diangkat oleh siapa untuk misi apa? Tanpa ada oknum dan misi yang bersifat ILAHIAH, Muhammad yang “kesurupan” ruh digua Hira itu tentu tidak bisa mengklaim atau memproklamirkan dirinya sebagai Nabi.Kalau saja Muhammad memproklamasikan dirinya sebagai “al Amin” (seperti yang ditunjukkannya dalam kasus pemindahan batu Hajar Aswad), maka mungkin saja itu bisa diterima langsung oleh sebagian orang Arab dan Yahudi dan Nasrani. Tetapi ini tidak tanggung-tanggung, ia langsung mengklaim dirinya Utusan Tuhan, Allah Yang Maha Tinggi! Apa sumber dan bukti yang ada pada dirinya untuk mengklaim kenabiannya? Dia pada waktu itu tidak punya apa-apa kecuali hanya punya dua bentuk sumber daya saja, yang tidak mungkin merupakan alat bukti pentahbisan sebagai Utusan Allah.
Sumber daya pertama adalah RUH tanpa nama, tanpa jati-diri yang tiba-tiba datang dan menteror-nya dengan berseru: Iqra! lalu mencekik lehernya. Dan ini diulang sampai 3 kali.
Sumber daya kedua adalah 5 KALIMAT yang dipaksakan ruh tersebut untuk dibaca oleh Muhammad, yaitu Sura Al-Alaq 96, ayat 1-5. Tetapi karena Muhammad tak mampu, maka ruh membacakan baginya,
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Nah, dengan modal seperti ini, maka dimanakah unsur pemeteraian seorang Nabi Tuhan? Dimanakah TANDA-ilahi yang selalu disertakan Tuhan bagi nabi yang diurapiNya? Bandingkan dengan Musa yang jelas diutus oleh Tuhan sendiri secara amat khusus walau Musa tadinya menolak penetapan kenabian tersebut (Keluaran 3:10 ff hingga pasal4). Bandingkan pula dengan Yesus yang malah dimaklumatkan oleh Tuhan Yahweh sendiri dengan suara yang menggelegar dari langit. Disaksikan oleh masa yang mengerubungi Nabi Yahya ketika Yesus selesai dibaptis (Matius 3:16-17). Semuanya terang benderang, sah ilahiah, dan tidak ada yang tidak tegas ketika Tuhan mau menetapkan seseorang sebagai rasulNya.
Tidak demikian dengan Muhammad yang justru pada awalnya dia merasa telah dikunjungi (baca: kerasukan) oleh ruh setan! Dan Hadis dan Sirat mencatat bahwa atas “kegigihan” Khadija-lah naka Muhammad akhirnya mulai tenang dan percaya bahwa ruh yang mengujunginya bukanlah setan melainkan malaikat. Itulah yang dipercaya Muslim sebagai tonggak sejarah “pengangkatan” kenabian Muhammad yang bermula dari pasangan suami-istri ini!! Para ulama sependapat bahwa tanpa Khadija, tak ada Nabi Islam dan Islam itu sendiri!
Tetapi pertanyaan pokok kita adalah, apakah Anda ada melihat “tangan dan mulut” Allah Yang Maha Tinggi sendiri ikut terlibat dalam pengangkatan Muhammad sebagai nabi (seperti kasus Musa dan Yesus misalnya?). Tidak ada! Dan siapa itu ruh misterius (tanpa nama tanpa wajah) itu yang berani berbicara atas nama Tuhan yang kelak disebut sebagai Allah SWT? Bukankah setiap ruh jahat memang bisa dan selalu ingin berbuat persis seperti itu, demi mengaburkan sosok Tuhan Sejati untuk dialihkan kepada dirinya? Ruh ini sungguh tidak punya “dokumen ilahi” samasekali. Ia tidak bermujizat atau bernubuat adikodrati sebagaimana yang seharusnya diperlihatkan kepada orang yang Tuhan pilih, agar tidak disesatkan oleh ruh jadi-jadian (ingat kasus Zakharia dan Maryam, keduanya dinubuatkan Gabriel untuk mendapatkan anak secara mustahil; yang satu karena isterinya yang sudah mati rahim, yang lain karena masih perawan). Ruh misterious ini tidak membawa kuasa adikodrati, melainkan terror yang menakutkan.
Celakanya lagi, kelima kalimat-surga yang dibawakan ruh tersebut ternyata tidak dibenarkan oleh ilmu kedokteran. Manusia samasekali bukan diciptakan dari segumpal darah. Dan dengan demikian ayat-5 menjadi terbalik, karena seharusnya berbunyi: “Dia (telah) mengajar kepada manusia (sesuatu) apa yang tidak ketahuiNya sendiri”.
Kini kita bisa mengerti kenapa banyak orang yang tidak percaya akan kenabiannya dan bahwa kalimat-kalimat yang dibawakan Muhammad itu bukanlah wahyu dari surga. Samasekali tak tampak otoritas dari “dokumen kenabian” Muhammad ketika diperhadapkan dengan apa yang Tuhan TANDAI pada Musa dan Yesus. Mereka melecehinya dengan pelbagai cemoohan:
*”Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu tanda dari Tuhannya?” (13:7).
*“Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu” (11:13).
*“…tatkala mereka mendengar Al Quran dan mereka berkata:
“Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila” (68:51)
*”Datangkanlah Al Quran yang lain dari ini atau gantilah dia.” (10:15)
Kita percaya bahwa kritik dan pelecehan “orang-orang kafir” terhadap Muhammad dimasa itu jauh lebih banyak dan berbobot (beralasan) dibandingkan dengan apa yang telah Muhammad dan sahabat-sahabatnya cantumkan secara sepihak didalam Quran. Pantas bahwa kuping Muhammad menjadi merah, dan sensitivitasnya sangat tersinggung ketika keabsahan kenabiannya dipertanyakan orang. Beliau berusaha tiada hentinya untuk mencari dan menunjukkan bahwa diapun tidak kekurangan “dokumen kenabian” yang diperlukan. Untuk itu beliau tidak segan-segan berbual omong besar tentang hal-hal yang sesungguhnya diluar batas kemampuan pengetahuannya, hanya demi kompensasi untuk “membuktikan” bahwa dia adalah Nabi Besar yang tahu apa-apa yang manusia lainnya tidak tahu. Konsep ini berhasil mengesankan orang-orang Arab Quraisy/ Beduin yang memang kurang berilmu dan buta huruf, namun tidak demikian dengan kaum Yahudi dan Nasrani yang memegang Taurat dan Injil, yang diakui oleh Muhammad sendiri:
“didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi)” (5:46).
Muhammad juga mengakui bahwa Isa mengetahui hal-hal yang ghaib (3:49), sementara harus menelan kenyataan pahitnya bahwa ia tidak diberi kuasa demikian:
”Dan aku tidak mengatakan kepada kamu (bahwa): Aku mempunyai gudang-gudang rezki dan kekayaan dari Allah, dan aku tiada mengetahui yang ghaib (Sura 11:31).
Sekalipun demikian, Muhammad tetap nekad berlaku kontradiktif dengan omong besarnya seolah ia “serba tahu” tentang hampir semua issu dan keghaiban yang dipertanyakan orang (untuk mengujinya) ataupun yang tidak dipertanyakan. Muhammad justru terlalu berani mengklaim mengetahui tetek-bengeknya hal-hal ghaib yang tak masuk akal yang justru tidak diwahyukan Allah kepadanya. Sampai sampai juga berani menentang ayat yang membatasi pengetahuannya tentang RUH (17:85), namun tetap saja ia melabraknya dengan mendongengkan begitu banyak perkara-perkara yang berkenaan dengan malaikat, jin, setan dll ruh. Lihat antara lain secuil contoh omong-besar Muhammad yang tanpa bukti dan rincian, seperti berikut ini:
air kencing unta campur dengan susunya bisa jadi obat sehat (Shahih Bukhari 154)
salah satu sayap lalat mengandung obat (yang menjadi penetral bagi sayap lainnya yang mengandung penyakit) (S.Bukhari 1463)
panasnya api neraka-lah yang menyebabkan demam (S.Bukhari 4/483-486)
secara fisik sudah melihat surga dan neraka (Shahih Muslim 378)
melihat neraka, banyak berisi kaum wanita (S.Bukhari 1755)
melihat Isa, warna kulitnya kemerah-merahan, bertawaf di Ka’bah (S.Bukhari 1499)
mengklaim dirinya paling dekat dengan Isa anak Maryam, baik didunia maupun di akhirat (S.Bukhari 1501)
tahu dan bisa tunjukan makam Musa, di dekat tumpukan katsibil ahmar (S.Bukhari 694)
pernah membelah bulan menjadi dua keping terpisah dengan pedangnya (S.Bukhari 4/830-832 dll)
kalau keledai meringkik, itu tandanya ia melihat setan (S.Bukhari 1462)
tahu kenapa seorang anak menjadi mirip ayahnya atau ibunya (S.Bukhari 1465)
dapat wahyu melihat Jibril punya 600 sayap (S.Bukhari1437)
ruh itu bagai tentara berbaris: berdampingan dalam kelompoknya yang sesuai, dan saling berjauhan bila tidak bersesuaian (S.Bukhari 1468)
tahu jin-jin dan ruh makan kotoran hewan dan tulang belulang (S.Bukhari 5/200)
setan bermalam dilubang hidung (maka ketika berwudu, semburkanlah air dari lubang hidung 3 kali) (S.Bukhari 1458)
menyatakan para malaikat tidak akan menemani kelompok orang yang bepergian dengan membawa lonceng (Dawud, Buku 14, no.2548. Itu sebabnya a.l. Somalia kini mengharamkan lonceng di sekolah-sekolah maupun gereja. Padahal bunyi lonceng tadinya adalah salah satu tanda dimana Muhammad menerima wahyu yang mulia). Dst.
Semua petikan diatas adalah shahih terpercaya menurut Islam. Dan list absurditas Muhammad ini bisa diteruskan beratus-ratus halaman. Apakah Muslim bisa sungguh-sungguh mempercayai Nabinya sebagai insan kamil yang tak akan bersalah? Omongan dan tindakannya yang harus ditiru dan diamalkan? Lihatlah daftar omong-besar diatas, tidak satupun yang science-approved dan masuk akal, dan tidak satupun yang bernilai teologis atau yang berguna bagi kemanusiaan.! Semuanya hanya dibualkan oleh Muhammad secara berani kepada moyang Arab demi menutupi ketekorannya akan “dokumen kenabiannya”.
Maka disinilah tergenapi secara tepat dua milenium (!) sebelumnya apa yang telah dinubuatkan oleh Nabi Musa tentang sosok Muhammad yang dipertentangkan terhadap sosok Yesus Mesias sbb:
Seorang nabi (Mesias) akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.
Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.
Tetapi seorang nabi (sesudah Mesias), yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.
Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? — (yaitu) apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya.” (Keluaran 18:18-22).
KESIMPULAN:
Bukankah kalimat-kalimat yang diucapkan Muhammad itu terlalu berani dan spekulatif? Muhammad tidak dikaruniai ilmu ghaib dan ilmu ruh. Bagaimana ia berani sesumbar itu?
Bukankah kalimat-kalimat yang berkontradiksi dengan wahyu Tuhan, tidak bernilai teologis, tidak bermanfaat bagi kemanusiaan, dan mubazir seperti itu, pasti bukan perkataan yang difirmankan Tuhan?
3. Bukankah pernyataan-pernyataan tanpa bukti yang menina bobokan moyang Arab itu “tidak satupun yang terjadi dan sampai”, karena memang semuanya omong kosong belaka yang mengatas namakan Allah?
4. Kenapa Tuhan berpesan dalam nubuat khusus Musa agar kita “jangan gentar kepada nabi tersebut”? Tentulah dengan alasan Tuhan yang Mahatahu bahwa nabi sesudah Mesias itu pasti terbiasa menteror sehingga menggentarkan orang pada umumnya. Dan genap pula nubuat ini digenapi oleh Muhammad yang mengakuinya secara berani tapi tanpa sadar: “Saya telah dibuat menang lewat teror” (S.Bukhari 4/52/220)
5. Muhammad merasa menang, seolah lawannya kalah. Akan tetapi apa alasan Tuhan maka kita disuruhNya untuk jangan gentar kepada nabi ini? Dan Tuhan menjawabnya sendiri: “Nabi itu harus mati”.
Jadi kembali tergenapi nubuat Musa bahwa dua nabi yang dipertentangkan diakhir zaman ini, yang satu tetap hidup disisi Tuhan, sedang yang lain MATI.
Teman Muslim mungkin tahu apa yang dimaksudkan dengan “mati” disini, namun biasanya kurang awas bahwa Musa (dan Yesus) membicarakan dua jenis kematian: Mati jasmani, dan kematian kekal dineraka kelak di Hari Penghakiman! Muhammad datang menjanjikan kematian kekal yang sudah dimestikan (Sura 19:71), tetapi Yesus datang untuk memastikan kehidupan kekal:
Kata Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini”? (Yohanes 11:25-26).
Dan Dia buktikan dengan membangkitkan Lazarus yang telah mati dikubur 4 hari! Ini bukan perkara main-main, bukan spekulasi, bual dan gertakan, melainkan soal hidup mati Anda dan saya sebelum terlambat. Percayakah engkau kepadaNya, sosok paling terkemuka didunia dan di alam akhirat?
Similar topics
» Alhamdulillah, penduduk Dagestan mendukung Mujahidin
» George Carlin: Agama adalah Omong Kosong
» Kemurahan Hati Kafirun: Pemberontak Muslim Libya Buka Kantor di AS
» Potensi Besar Kemajuan Sains Islam
» Tentara Suriah melancarkan operasi di Jisr al-Shughour
» George Carlin: Agama adalah Omong Kosong
» Kemurahan Hati Kafirun: Pemberontak Muslim Libya Buka Kantor di AS
» Potensi Besar Kemajuan Sains Islam
» Tentara Suriah melancarkan operasi di Jisr al-Shughour
:: Debat Islam :: Muhammad
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik