Saya Seorang Wanita - Memiliki Pelayan Non Muslim - Bolehkah Menjelaskan Kesalahan Agama Mereka? - Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya: Di rumah kami, ada beberapa pelayan wanita non muslimah, apakah saya wajib berhijab di hadapan mereka? Bolehkah saya membiarkan mereka mencuci pakaian saya, sementara saya shalat mengenakan pakaian-pakaian itu? Bolehkah saya menjelaskan kesalahan-kesalahan agama mereka / kekurangan-kekurangannya, serta menerangkan kepada mereka keistimewaan agama kita yg lurus ini?

Jawaban
Saudari tdk wajib berhijab di hadapan mereka, karena mereka sama saja dg kaum wanita lainnya, menurut pendapat yg paling benar di antara dua pendapat para ulama.

Tidak ada salahnya juga membiarkan mereka mencuci pakaian / mencuci piring. Namun transaksi kerja mereka harus segera dihentikan, bila mereka tdk juga mau masuk Islam. Karena tanah Arab ini hanya boleh ditempati oleh Islam. Yang boleh didatangkan ke negeri ini hanyalah kaum muslimin, baik sebagai pekerja / pelayan, baik kaum wanita ataupun laki-laki. Karena Nabi Shallallahu &‘alaihi wa sallam berpesan utk mengeluarkan kaum musyrikin dari tanah Arab ini, agar tdk lagi tersisa &‘dua agama&’ yg berbeda. Karena negeri ini dipersiapkan utk Islam & merupakan tempat terbitnya cahaya kerasulan. Yang boleh tetap ada di negeri ini hanyalah agama yg benar, yaitu Islam. Semoga Allah memberikan taufiqNya kepda seluruh kaum muslimin agar mereka dapat mengikuti kebenaran & tetap teguh di atas kebenaran tersebut, serta memberi petunjuk kepada non muslim utk masuk agama Islam ini & meninggalkan agama lainnya.

Saudari memang disyariatkan utk mengajak mereka masuk Islam & menjelaskan berbagai kebaikan dalam Islam, menjelaskan kekurangan agama mereka & kontradiksinya dg kebenaran. Juga menjelaskan bahwa ajaran Islam itu sudah menghapuskan seluruh syariat yg ada. Islam adalah agama yg benar yg disampaikan oleh Allah kepada para rasul seluruhnya, lalu Allah menurunkan kitab-kitab suci tentang ajaran Islam ini, sebagaimana dalam firman Allah.

&“Artinya: Sesungguhnya agama yg benar di sisi Allah hanyalah Islam&” (Ali-Imran: 19)

Allah juga berfirman.

&“Artinya: Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, & dia diakhirat termasuk orang-orang yg rugi&…&” (Ali-Imran: 85)

Namun saudari harus berbicara dalam hal itu berdasarkan ilmu & keyakinan yg benar. Karena berbicara tentang Allah / tentang agamaNya tanpa ilmu adalah kemungkaran besar, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta&’ala.

&“Artinya: Katakanlah: &‘Rabb-ku hanya mengharamkan perbuatan yg keji, baik yg nampak maupun yg tersembunyi, & perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yg benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dg sesuatu yg Allah tdk menurunkan hujjah utk itu & (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa saja yg tdk kamu ketahui&” (Al-A&’raaf: 33)

Allah Subhanahu wa Ta&’ala menetapkan kedudukan &‘berkata atas nama Allan tanpa ilmu&’ pd urutan teratas, dibandingkan seluruh urutan dosa-dosa tersebut dalam ayat. Itu menunjukkan betapa besarnya keharaman & bahaya dari perbuatan tersebut.

Allah Subhanahu wa Ta&’ala juga berfirman.

&“Artinya: Katakanlah: &‘Inilah jalan (agama)ku, aku & orang-orang yg mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dg hujjah yg nyata, Maha Suci Allah, & aku tiada termasuk orang-orang yg musyrik&” (Yusuf: 108)

Dalam surat Al-Baqarah Allah juga menceritakan bahwa berkata atas nama Allah tanpa ilmu adalah perbuatan yg diperintahkan syaithan. Allah Subhanahu wa Ta&’ala berfirman.

&“Artinya: Hai manusia, makanlah yg halal lagi baik dari apa yg terdapat di bumi & janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan ; karena sesungguhnya syaithan adalah musuh yg nyata bagimu. Sesungguhnya syaithan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat & keji, & mengatakan kepada Allah apa yg tdk kamu ketahui&” (Al-Baqarah: 168-169)

Kami memohon taufiq, hidayah & ketulusan niat dalam beramak, kepda Allah, utk kita sekalian.

(Disalin dari kitab Al-Fatawa Juz Awwal, edisi Indonesia Fatawa bin Baaz, Penulis Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz, Penerjemah Abu Abdillah Abdul Aziz, Terbitan At-Tibyan Solo)
Penulis: Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz & diterbitkan oleh almanhaj.or.id